Anda di halaman 1dari 80

KURIKULUM

BERBASIS
KOMPETENSI
Kerangka Dasar
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
PENDAHULUAN
LANDASAN :

UUD 1945, GBHN,


UU No. 20 th 2003 (Sisdiknas),
UU No. 22 th 1999 (Otonomi Daerah),
UU No. 25 tahun 2000 (Propenas),
PP No. 25 th 2000 (Kewenangan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah),
KERANGKA DASAR KURIKULUM BERBASISI KOMPETENSI

Standar Kompetensi (SK) Penilaian Berbasis Kelas


(PBK)
Komp. Lulusan Internal, Mengacu
Komp. Lintas Kurikulum pada Kompetensi,
Komp. Mata Pelajaran Mengacu pada
kriteria/Patokan

Kerangka Dasar dan


Struktur Kurikulum

Kegiatan Belajar Mengajar


Pengelolaan Kurikulum (KBM)
Berbasis Sekolah Berpusat pd Peserta
(PKBS) Didik, Kontekstual,
MBS, Kolaborasi Horizontal Menantang dan
dan Vertikal Menyenangkan
PENGERTIAN KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum Berbasisi Kompetensi berisi seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang
dibakukan untuk mencapai tujuan nasional, cara
pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan
kemampuan daerah, sekolah atau madrasah.
KONSEP DASAR
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Menyiapkan lulusan menguasai seperangkat kompetensi yang
bermanfaat bagi kehidupannya

KOMPETENSI
Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak

STANDAR KOMPETENSI
Pernyataan tentang kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam
mempelajari suatu mata pelajaran

KOMPETENSI DASAR
Kompetensi minimal yang mencakup pengetahuan (kognitif),
keterampilan (psikomotorik), sikap dan nilai (afektif) yang harus
dicapai siswa pada bagian tertentu dari suatu mata pelajaran.
PRINSIP PENGEMBANGAN
Orientasi hasil (output oriented) dalam bentuk
kompetensi
Berbasis pada kompetensi dasar sebagai national platform
Penguasaan kompetensi dasar setelah siswa
menyelesaikan pendidikannya
Pendidikan utuh dan menyeluruh (karakter, akademik,
keterampilan, kesehatan, dan apresiasi seni)
Ketuntasan belajar (mastery learning)
Komprehensif, berkesinambungan, belajar sepanjang
hayat
Diversifikasi kurikulum
SUBSTANSI
PENGEMBANGAN
Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan
Penghayatan Nilai-Nilai Budaya
Keseimbangan etika, logika, estetika, dan
kinestetika
Perkembangan pengetahuan dan teknologi
informasi
Pengembangan kecakapan hidup
Penguatan integritas nasional
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN MADRASAH TSANAWIYAH

Kelas Alokasi Waktu


VII VIII IX
A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama 2 2 2
Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
Bahasa dan Sastra Indonesia 5 5 5
Bahasa Inggris 4 4 4
Matematika 5 5 5
Pengetahuan Sosial 4 4 4
Pengetahuan Alam 5 5 5
Kesenian 2 2 2
Pendidikan Jasmani 3 3 3
Keterampilan/Teknologi Informasi 2 2 2
dan Komunikasi
B. Pembiasaan Kegiatan Pembiasaan *) *) *)
C. Muatan Lokal Kegiatan atau Mata Pelajaran *) *) *)

Jumlah 34-38 36-40 36-40

*)Diberikan dalam bentuk kegiatan di dalam dan/atau di luar kelas maksimal 2 jam pelajaran perminggu.
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah

Mengacu pada Visi dan Misi Sekolah


Pengembangan perangkat kurikulum (a.l. silabus)
Pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber
daya lainnya untuk meningkatkan mutu hasil
belajar
Pemantauan dan Penilaian untuk meningkatkan
efisiensi, kinerja dan kualitas pelayanan
terhadap peserta didik
Berkolaborasi secara horizontal (sekolah lain,
Komite Sekolah, Organisasi Profesi), dan
vertikal (Dewan dan Dinas Pendidikan)
KOMPONEN DOKUMEN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
BUKU KERANGKA DASAR

BUKU STANDAR KOMPETENSI


BAHAN KAJIAN

BUKU STANDAR KOMPETENSI


MATA PELAJARAN

BUKU PEDOMAN-PEDOMAN
Hierarki Standar Kompetensi
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum

Standar Kompetensi Lulusan

Standar Kompetensi Bahan Kajian


Standar Isi
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Kegiatan Belajar Mengajar

Berpusat pada peserta didik


Mengembangkan kreativitas
Menciptakan kondisi yang menyenangkan
dan menantang
Kontekstual
Menyediakan pengalaman belajar yang
beragam
Belajar melalui berbuat
CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL)
Pengertian CTL
Suatu konsepsi yang membantu guru untuk mengkaitkan
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara,
dan tenaga kerja.

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang


memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan
keterampilan akademik mereka dalam memecahkan
masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang
disimulasikan.
Tujuh Unsur Kunci CTL
1. Inquiri (Inquiry)
Diawali dengan kegiatan pengamatan dalam rangka
untuk memahami suatu konsep.
Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati,
bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori,
baik secara individu maupun bersama-sama dengan
teman lainnya.

Mengembangkan dan sekaligus menggunakan


keterampilan berpikir kritis.
2. Bertanya (Questioning)
Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing dan
menilai kemampuan berpikir siswa.
Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan
berbasis inquiri.

3. Konstruktivisme (Costructivism)
Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari
pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada penga-
laman sebelumnya.

Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui


pengalaman-pengalaman bermakna.
4. Masyarakat Belajar (Learning Community)
Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain.

Bekerjasama dengan orang lain untuk menciptakan


pembelajaran adalah lebih baik dibandingkan dengan
belajar sendiri.

5. Pemodelan (Modelling)

Berpikir tentang proses pembelajaran Anda sendiri.

Mendemonstrasikan bagaimana Anda


menginginkan para siswa untuk belajar.
Melakukan apa yang Anda inginkan agar
siswa melakukan.
6. Penilaian Autentik (Authentic Assessment)

Mengukur kemampuan dan keterampilan siswa.

Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau


keterampilan.
Penilaian produk atau kinerja.
Tugas-tugas yang kontekstual dan relevan.
Proses dan produk dua-duanya dapat diukur.
7. Refleksi (Reflection)

Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah kita


pelajari.

Merevisi dan merespon kepada kejadian,


aktivitas, dan pengalaman.

Mencatat apa yang telah kita pelajari, bagaimana kita


merasakan ide-ide baru

Dapat berupa berbagai bentuk: jurnal, diskusi,


maupun hasil karya / seni.
Pendekatan Pengajaran Kontekstual
Pendekatan pengajaran kontekstual haruslah
menekankan hal-hal sebagai berikut.

1. Belajar Berbasis Masalah (Problem-Base


Learning)
Menggunakan konteks masalah dunia nyata
untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi dari
materi pelajaran.
2. Pengajaran Autentik (Authentic Instruction)

Memungkinkan siswa belajar konteks bermakna


dalam kehidupan nyata.

3. Belajar Berbasis Inquiri (Inquiry-Base


Learning)

Membutuhkan strategi pengajaran yang mengikuti


metodologi sains.

Menyediakan kesempatan untuk pembelajaran


bermakna.
4. Belajar Berbasis Proyek / Tugas (Project- Based
Learning)
Membutuhkan suatu pendekatan pengajaran
komprehensif di mana lingkungan belajar siswa (kelas)
didesain sedemikian agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah autentik.

5. Belajar Berbasis Kerja (Work-Base Learning)


Memerlukan suatu pendekatan pengajaran yang
memungkinkan siswa menggunakan konteks tempat
kerja untuk mempelajari materi pelajaran
berbasis sekolah dan bagaimana materi tersebut
dipergunakan kembali di tempat kerja.
6. Belajar Jasa-layanan (Service Learning)
Memerlukan penggunaan metodologi pengajaran
yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat
dengan suatu struktur berbasis sekolah untuk
merefleksikan jasa layanan tersebut.

7. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)


Memerlukan pendekatan pengajaran melalui
penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar
dalam mencapai tujuan belajar.
Strategi Penilaian Pembelajaran
Kontekstual
Penilaian yang cocok adalah kombinasi dari
beberapa teknik penilaian sebagai berikut.

1. Penilaian Kinerja (Performance Assessment)


Untuk mengetes kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan-
nya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.
2. Observasi Sistematik (Systematic
Observation)
Untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas
pembelajaran terhadap sikap siswa.
Semua siswa diobservasi secara berkala dan sering
Hasil observasi dicatat untuk merefleksikan dan
menginterpretasikan apakah petunjuk siswa sesuai
dengan tujuan dan outcome pembelajaran.

3. Portofolio (Portfolio)
Adalah koleksi / kumpulan dari berbagai keterampilan,
ide minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama
jangka waktu tertentu yang memberikan gambaran
perkembangan siswa setiap saat.
Sangat berguna bagi siswa dalam mengembangkan
keahliannya untuk menilai diri sendiri.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk


memikirkan perkembangan dirinya.

4. Jurnal Sains (Science Journal)


Merupakan suatu proses refleksi di mana siswa berpikir
tentang proses belajar dan hasilnya, kemudian
menuliskan ide-ide, minat, dan pengalamannya.
BUKU 1

KONSEP PENDIDIKAN BERORIENTASI KECAKAPAN


HIDUP (LIFE SKILL) MELALUI PENDEKATAN
BROAD BASED EDUCATION

Tim Broad Based Education


Departemen Pendidikan Nasional
Update April, 2003
http://www.lifeskill.net
E-mail : info@lifeskill.net
SKEMA LIFE SKILL KESADARAN
DIRI

KEC. HIDUP
PERSONAL KECAKAPAN
BERPIKIR
KECAKAPAN
HIDUP
GENERIK KECAKAPAN
KOMUNIKASI
KEC. HIDUP
LIFE SOSIAL
SKILL KECAKAPAN
KERJASAMA
KECAKAPAN
KECAKAPAN AKADEMIK
HIDUP
SPESIFIK
KECAKAPAN
VOKASIONAL
SADAR SBG MAKHLUK TUHAN: IBADAH,
JUJUR, DISIPLIN, KERJA KERAS DSB.

SADAR AKAN POTENSI DIRI: MEMILIH BID YG


COCOK, BELAJAR TERUS, MENJAGA FISIK
KESADARAN
DIRI SADAR SBG MAKHLUK SOSIAL: TOLERAN,
SALING MENGHORMATI, GOTONG ROYONG

SADAR SBG MAKHLUL LINGKUNGAN:


MEMELIHARA DAN MEMANFAATKAN DG ARIF.

KEC. MENGGALI INFORMASI

KEC. MENGOLAH INFORMASI


KECAKAPAN
BERPIKIR
KEC. MEMECAHKAN MASALAH
DG KREATIF DAN ARIF.

KEC. MENGAMBIL KEPUTUSAN


BAGAIMANA HUBUNGANNYA DG MAPEL?

KEHIDUPAN
NYATA KECAKAPAN MATA
(SEHARI-HARI) HIDUP PELAJARAN

MAPEL MEMBENTUK KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN


HIDUP TSB YG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI
KEHIDUPAN. (GRS PUTUS-PUTUS)

DLM MERANCANG KURIKULUM, MAPEL DIDASARKAN


KECAKAPAN HIDUP, KECAKAPAN HIDUP DIIDENTIFIKASI
BERDASARKAN POLA KEHIDUPAN NYATA SEHARI-HARI.
(GARIS SOLID)
PERANGKAT PEMBELAJARAN
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
1. Penghitungan Minggu dan Jam Efektif
No. Bulan Jumlah minggu Jumlah jam efektif
1. Juli 4 2
2. Agustus
3. September
4. Oktober
5. November
6. Desember

Jumlah jam efektif = minggu efektif x () jam per


minggu
Catatan : Penghitungan minggu efektif disesuaikan
dengan kalender pendidikan.
2 a. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
Aspek Standar Kopetensi Kompetensi Dasar Indikator

Prinsip pemetaan per Semester


1. Urgensi

2. Tingkat Kesulitan

3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan

4. Kemampuan Prasyarat

5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan

6. Dll.
2 b. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
INDIKATOR

KOMPETENSI
DASAR KOMP. SIKAP
KOMP PEMBENTUK KOMP. KOMP.
SOSIO YANG
TNDK BHS WACANA KEBAHASAAN STRATEGI
KULTURAL POSITIF
2 c. Pemetaan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar per Semester
N Standar Kompetensi Indikator Aspek
o Kompetensi Dasar

Prinsip pemetaan per Semester


1. Urgensi
2. Tingkat Kesulitan
3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan
4. Kemampuan Prasyarat
5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan
2 d. Pemetaan Kompetensi Dasar
per Semester
Aspek Standar Kopetensi Kompetensi Dasar Semtr 1 Kompetensi Dasar Semtr 2

Prinsip pemetaan per Semester


1. Urgensi

2. Tingkat Kesulitan

3. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus Kegiatan

4. Kemampuan Prasyarat

5. Kedekatan Budaya/Kebiasaan

6. Dll.
5. Pengembangan Silabus dan Penilaian
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Standar Kompetensi:

Kompetensi Indikator Materi Pengalaman Waktu Sumber Penilaian


Dasar Pokok Belajar Belajar Jenis Tek - Bentuk Contoh
Tagihan nik Instrumen Instrumen
Format Penilaian
Penilaian
Jenis Tagihan Teknik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen

Kuis pertanyaan lisan/tertulis, Soal dan atau perintah


Tes isian singkat,
menjodohkan, pilihan
ganda, unjuk kerja dalam
waktu singkat (dilengkapi
rubrik).
Tes harian Pertanyan lisan/tertulis, Soal dan atau perintah
Ulangan tengah semester isian singkat,
Ulangan akhir semester menjodohkan, pilihan
Ulangan kenaikan kelas ganda, esai/uraian
(dilengkapi rubrik),
produk (dilengkapi
rubrik), unjuk kerja
(dilengkapi rubrik).
Observasi Panduan observasi Perintah
Nontes
Angket kuisener Perintah
Wawancara Panduan wawancara Perintah
Tugas.-tugas Rubrik Perintah
Produk/Hasil Kerja Rubrik Perintah
Proyek Rubrik Perintah
Portofolio Rubrik Perintah
Catatan: Jenis tagihan, teknik, dan bentuk instrumen yang dipilih oleh guru disesuaikan dengan
karakteristik KD dan indikator.
Pemetaan Kompetensi Dasar per Unit
(Khusus Bahasa Indonesia)

Unit Wak Kemampuan Berbahasa Kemampuan Bersastra


tu Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis
1.

Prinsip Pemetaan per Unit


1. Berdayakan momen

2. Kompetensi Dasar dalam Satu Siklus

3. Dll.
5. Distribusi KD/Indikator /Unit/Siklus per Semester

KD/Unit/ WAKTU
Siklus/ JULI AGUSTUS SEPT OKT NOV DES
Indikator
3 4 1 2 3 4
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat
sekurang-kurangnya:
- tujuan pembelajaran
- materi ajar
- metode pengajaran
- sumber belajar
Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran harus interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, memberikan ruang yang cukup untuk
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
Pelaksanaan proses pembelajaran juga harus
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik dan psikologis peserta didik
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran :
Jenjang :
Kelas/Semester :
Alokasi Waktu : x pertemuan ( jam pelajaran)

A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pokok
F. Metode
G. Strategi Pembelajaran

Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi (dideskripsikan)
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup

Pertemuan kedua dst.


Catatan: pendekatan kontekstual dan pengembangan kecakapan hidup tercermin dalam strategi
pembelajaran

H. Sumber Belajar
I. Penilaian
Jenis tagihan : tes
Teknik : tes harian
Bentuk Instrumen : unjuk kerja dengan rubrik

Soal/instrumen : Ceritakan tokoh seni rupa idolamu yang


meliputi identitas tokoh, keunggulannya, dan alasan kamu
mengidolakan. Sertakan contoh karya dan beri ulasan tentang
karya tersebut.
Rubrik penilaian
No Aspek yang dinilai Ya Tidak
1. Identitas tokoh lengkap
2. Ada diskripsi keunggulan tokoh
3. Ada deskripsi alasan mengidolakan tokoh
4. Ada contoh karya
5. Ada ulasan contoh karya
KEGIATAN BELAJAR
PEMBIASAAN
KEGIATAN RUTIN

KEGIATAN SPONTAN

KEGIATAN TELADAN

KEGIATAN TERPROGRAM
KEGIATAN RUTIN

Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler.


Baik di kelas maupun di sekolah. Bertujuan untuk
membiasakan anak mengerjakan sesuatu dengan
baik.

Upacara (assembly, gathering dll)


Senam
Sembahyang dhuhur
Pemeriksaan kesehatan
Pergi ke perpustakaan
Dll.
KEGIATAN SPONTAN

Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,


Di mana saja, tanpa dibatasi oleh ruang. Bertujuan
untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga,
terutama dalam disiplin dan sopan santun dan
kebiasaan baik yang lain.

Membiasakan memberi salam


Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan antre
Membiasakan mengatasi silang pendapat (pertengkaran)
dengan benar
Dll.
KEGIATAN TERPROGRAM
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan
direncanakan baik pada tingkat kelas maupun
sekolah yang bertujuan memberikan wawasan
tambahan pada anak tentang unsur-unsur baru
dalam kehidupan bermasyarakat yang penting
untuk perkembangan anak.
Seminar dan workshop: Aids, Hemat Energi,
HAM/Hak Anak. Dll..
Kunjungan: panti asuhan, tempat/orang yang terkena
musibah, tempat-tempat penting dll.
Proyek: lomba, pentas, bazar dll.
KEGIATAN TELADAN

Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja


dan di mana saja yang lebih mengutamakan
pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada muridnya. Bertujuan
memberikan contoh tentang kebiasaan yang baik.

Memberi contoh berpakaian rapi


Memberi contoh memuji hasil kerja yang baik
Memberi contoh datang tepat waktu
Memberi contoh hidup sederhana
Dll.
Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu proses
yang dilakukan melalui langkah-langkah
perencanaan, pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian hasil belajar siswa, pelaporan,
dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar siswa.
Penilaian Kelas
Dilakukan oleh Guru untuk mengetahui tingkat
penguasaan kompetensi yang ditetapkan,
bersifat internal, bagian dari pembelajaran,
dan sebagai bahan untuk peningkatan mutu
hasil belajar

Berorientasi pada kompetensi, mengacu pada


patokan, ketuntasan belajar, dilakukan melalui
berbagai cara.
CARA-CARA
Penilaian melalui Portofolio (Portfolio)

Penilaian melalui Unjuk Kerja (Performance)

Penilaian melalui Penugasan (Proyek/Project)

Penilaian melalui Hasil kerja (Produk/Product)

Penilaian melalui Tes Tertulis (Paper & Pen)


Portofolio
Penilaian berkelanjutan berdasarkan
kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan siswa dalam
satu periode
Pedoman : saling percaya, rahasia bersama
guru siswa, milik bersama guru siswa,
kepuasan, kesesuaian, penilaian proses dan
hasil, penilaian dalam pembelajaran
Unjuk Kerja
Penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan siswa dalam
melakukan sesuatu.

Teknik: Checklist
Skala
Rentang skor
Penugasan/Proyek
Penilaian terhadap suatu tugas yang
diselesaikan dalam waktu tertentu
berupa investigasi dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data
Yang dipertimbangkan : kemampuan
pengelolaan, relevansi, keaslian
Hasil Kerja/Produk
Penilaianterhadap keterampilan
membuat produk dan kualitas produk
Periode penilaian: tahap persiapan,
pembuatan, appraisal (penilaian)
Teknik : Holistik dan Analitik
Pelaksanaan Konsep Ketuntasan
Belajar
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator berkisar
antara 0 % - 100 %, idealnya kriteria masing-masing
indikator di atas 60 %. Tetapi sekolah dapat
menetapkan sendiri kriteria tersebut sesuai dengan
kondisi masing-masing. Harapannya sekolah makin
lama akan meningkatkan kriteria ketuntasan
mendekati sempurna (100%).
Jika semua indikator dalam suatu kompetensi dasar
telah memenuhi kriteria, siswa dianggap telah
menguasai KD, dan pada akhirnya menguasai Standar
Kompetensi dan Mata Pelajaran.
Persyaratan Kenaikan Kelas untuk
SMP
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun.
2. Siswa dinyatakan naik kelas apabila yang bersangkutan telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator,
Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada
semua mata pelajaran.

3. Siswa dinyatakan harus mengulang apabila belum mencapai


kriteria ketuntasan minimal pada banyak indikator, KD, dan
SK pada lebih dari empat mata pelajaran sampai batas akhir
tahun ajaran.

4. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua


indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya
sudah dicapai minimal sama dengan yang dicapai pada tahun
sebelumnya.
Kedudukan Nilai Harian dan Nilai
Sumatif
Nilai sumatif ( nilai akhir semester atau tahun)
merupakan kumpulan nilai harian ( SK, KD dan
indikator), sehingga penilaian sumatif setiap
akhir semester atau akhir tahun tidak harus
dilakukan jika sekolah telah memperoleh
gambaran tentang ketuntasan belajar siswa dari
nilai hariannya). Oleh karena itu penilaian
sumatif tidak memiliki bobot yang lebih besar
dari nilai harian.
Pelaksanaan Remedial
Remedial dilakukan kepada siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan belajar pada
indikator tertentu.
Remedial dapat dilaksanakan setiap saat baik
pada jam efektif maupun di luar jam efektif.
Penilaian kegiatan remedial dapat berupa tes
maupun penugasan yang lain.
Nilai kegiatan remedial tidak melebihi nilai
standar ketuntasan belajar
Pelaksanaan Pengayaan
Pengayaan dilakukan terhadap siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar ketika sebagian besar siswa yang lain belum.

Pengayaan dapat berbentuk tugas-tugas individual yang


bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar
siswa.

Pengayaan dapat dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif


maupun di luar jam efektif.

Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat menambah nilai


siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan.
DAFTAR KD/INDIKATOR (Untuk
siswa)
Semester Kelas
NO MATA PELAJARAN KD/INDIKATOR SKBM
Bhs. Indonesia ASPEK
Mendengarkan Mendengarkan dan memahami
1. isi berita yang dibacakan
70%
DAFTAR NILAI
Aspek :
Nilai
No. Nama NILAI KD/INDIKATOR Rapor
1 R1 R2 P 2 R1 R2 P 3 R1 R2 P dst Rerata
CONTOH RUBRIK
PENILAIAN
CHECKLIST

SKALA

RENTANG SKOR
Penggunaan Mikroskop
Komponen Kerja Ya Ti-
dak
a. Membawa mikroskop pada tangkainya v

b. Meletakkan mikroskop dengan cermin v


tidak mengarah langsung ke matahari
c. Menaruh preparat pada meja benda dan v
menguncinya
D. Mengamati dengan perbesaran lemah v
dulu
e. Menjaga kebersihan mikroskop dan v
tempatnya
f. Menaruh kembali mikroskop dalam v
posisi tegak
Skor total 5
Contoh checklists
Format Penilaian Pidato
NO ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
1. BERDIRI TEGAK V
2. MEMANDANG SEMUA HADIRIN V
3. SISTEMATIKA BAIK V
4. PENYAMPAIAN GAGASAN JELAS V
5. MIMIK BEREKSPRESI V
6. INTONASI BAIK V
7. LAFAL JELAS V
JUMLAH SKOR 5

Nilai: Jumlah Ya/Skor Total


5/7 X 100 = 71
Contoh Skala
Format Penilaian Pidato
N ASPEK YANG DINILAI SKALA SKOR
O 1 2 3

1. SIKAP BERDIRI 3
2. MEMANDANG HADIRIN 2
3. SISTEMATIKA 2
4. PENYAMPAIAN GAGASAN 2
5. MIMIK 3
6. INTONASI 1
7. LAFAL 2
JUMLAH SKOR 1 8 6

Nilai: Jumlah skor/Total Skor


15/21 X 100 = 71
Contoh Rentang Skor
Format Penilaian Pidato
NO ASPEK YANG DINILAI RENTANG SKOR
SKOR
1. SIKAP BERDIRI 0-1
Berdiri tegak sepanjang waktu 1
Berdiri tegak lebih dari setengah waktu 0,5
Berdiri tidak tegak 0

2. MEMANDANG HADIRIN 0-1

3. SISTEMATIKA 0-2

4. PENYAMPAIAN GAGASAN 0-3

5. MIMIK 0-1

6. INTONASI 0-1

7. LAFAL 0-1

NILAI= JUMLAH SKOR


NILAI KD/INDIKATOR
Tes uraian bebas, unjuk kerja, produk,
proyek

No. Nama Aspek yang dinilai Nilai

1 2 3 4 5 6 7 dst. Skor
CONTOH PENGHITUNGAN
NILAI KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Indikator Kriteria Nilai Ketun-
Dasar Ketuntasa Pesert tasan
n Belajar a
Didik

Bertelepon 1.Mampu bertelepon 75% 80 Tuntas


dengan kalimat yang
efektif
75% 70 Belum
2. Mampu menggunakan tuntas
bahasa yang santun

Nilai KD Bertelepon (80+70) : 2 = 75


DAFTAR NILAI
Aspek :
NILAI KD/INDIKATOR Nilai
No. Nama Rapor
1 R1 R2 P 2 R1 R2 P 3 R1 R2 P dst Rerata
DAFTAR NILAI (Tanpa mid dan akhir
semester)
Aspek :
NILAI KD/INDIKATOR Nilai
No. Nama Rapor
1 2 3 4 dst. Rerata
DAFTAR NILAI (Dengan mid dan akhir
semester)
Aspek:
Nilai KD/Indikator Bbt Tengah Sm Bbt Akhir Sm Bbt Nilai
No. Nama Rapor
1 2 3 dst Rerata
Catatan
Bila sekolah mengadakan ulangan midsemester
dan semester, pembobotan nilai kedua ulangan
tersebut diserahkan kepada pihak sekolah, tapi
tidak lebih besar dari nilai harian.

Bila ulangan midsemester dan semester


menggunakan cara pilihan ganda, hanya KD
tertentu dan aspek tertentu yang dapat diujikan.
REFLEKSI
MARI MENYUNTING
Perasaan saya sehubungan dengan adanya
perubahan kurikulum adalah sangat senang
sekali, karena saya sebagai guru diberikan
mendapat kebebasan untuk mengembangkan
kreatifvitas di kelas sehingga siswa dapat
mengembangkan potensinya.-potensi yang ada
di dalam dirinya masing-masing. Dengan adanya
kurikulum 2004. Dan di dalam Kurikulum 2004
betul-betul melibatkan siswa anak-anak sehingga
guru hanya sebagai fasilitator. di kelas
BANDINGKANN YA!

Tentu saja saya merasa senang sekali.


Saya mulai merasa ada pencerahan.
Selama ini pemahaman tentang
kurikulum masih remang-remang,
membingungkan, dan tidak menentu.
Setelah pelatihan ini saya lebih
memahami dan mengerti tentang
kurikulum.
Renungkan
Perubahan kurikulum bagi saya tidak terlalu
mengalami kesulitan atau mengagetkan, karena
dalam proses belajar mengajar di kalas, saya
sudah mencoba minilai kompetensi siswa.
Walaupun menggunakan kurikulum 1994, saya
selalu berusaha agar siswa di kelas aktif dan saya
selalu mengajak siswa untuk kreatif. Hanya saja,
saya sering terbentur dengan masalah klasik
yaitu, guru senior tidak suka kalau kelas ribut
atau berjalan-jalan ke luar, atau belajar di luar.
Sekian

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai