Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 5
SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Dyah Fitri Utami
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstrak
Dyah Fitri Utami K8411074. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DALAM
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Skipsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi
melalui pelaksanaan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Snowball Throwing pada siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI
IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis
data menggunakan analisis diskriptif kualitataif dan kuantitatif
Hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
stratifikasi sosial, ditinjau dari aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Rata-
rata hasil belajar pada saat pratindakan mendapatkan perolehan aspek kognitif
sebesar 2,42, sedangkan pada aspek sikap sebesar 1,43 dan pada aspek
keterampilan menunjukkan hasil 1,85. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada
siklus I mengalami peningkatan daripada pratindakan. Rata-rata hasil belajar
aspek kognitif siklus I sebesar 2,9, sedangkan pada aspek sikap sebesar 2,39, dan
pada aspek keterampilan menunjukkan hasil 2,34. Rata-rata hasil belajar pada
siklus II menunjukkan hasil meningkat yaitu perolehan pada aspek kognitif
mendapat rata-rata 3,13, sedangkan aspek sikap sebesar 2,93, dan pada aspek
ketrampilan sebesar 3.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci : Model, Pembelajaran Kooperatif, Snowball Throwing, Hasil Belajar
Pendidikan merupakan mampu menciptakan kegiatan
suatu proses dalam rangka pembelajaran yang efektif.
mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin Pembelajaran yang efektif
terhadap lingkungannya, dengan menuntut perubahan - perubahan
demikian akan menimbulkan dalam pengorganisasian kelas,
perubahan dalam dirinya yang penggunaan metode mengajar,
memungkinkan untuk berfungsi strategi belajar mengajar, maupun
secara kuat dalam kehidupan sikap guru dalam mengelola proses
masyarakat. Selain itu pendidikan belajar mengajar. Metode
juga memegang peranan yang pembelajaran yang digunakan
penting bagi kemajuan bangsa, sebaiknnya ialah metode yang
karena pendidikan merupakan sarana mampu meningkatkan aktifitas
bagi masyarakat dalam upaya belajar siswa dan menempatkan guru
peningkatan kualitas sumber daya sebagai fasilitator. sebagai fasilitator,
manusia. Makin baik pendidikan guru harus mampu membangun
suatu bangsa semakin baik pula lingkungan pembelajaran yang
kualitas bangsa tersebut. kondusif bagi terselenggaranya
pembelajaran aktif. Berkaitan dengan
Sekolah sebagai lembaga hal tersebut, maka siswa harus
formal dirancang untuk menjalankan terlibat langsung secara aktif dan
proses pendidikan yang berkualitas. banyak berperan dalam proses
Tingkat kompetisi guru menjadi pembelajaran, sedangkan guru lebih
salah satu penunjang berhasil atau banyak memberikan arahan, dan
tidaknya suatu proses pendidikan bimbingan dalam mempelajari materi
yang berkualitas tersebut. Pendidikan pelajaran serta mengatur jalannya
yang berkulitas salah satunya dapat proses pembelajaran. Guru harus
dilihat dari proses pembelajarannnya. memberikan kesempatan bagi siswa
Pembelajaran dikelas tidak hanya untuk meningkatkan aktivitas
terpusat pada guru tetapi guru harus belajarnya dalam memahami materi
memberikan kesempatan kepada pelajaran terutama pada
siswa untuk aktif dalam pembelajaran sosiologi, yang banyak
pembelajaran. Terkait dengan hal memuat materi hafalan .
tersebut, maka guru harus
mengembangkan metode Sosiologi merupakan salah
pembelajaran yang bervariasi untuk satu mata pelajaran yang bertujuan
meningkatkan aktivitas belajar siswa untuk mengembangkan kemampuan
tersebut. pemahaman siswa tentang fenomena
dalam kehidupan sehari hari di
Aktivitas belajar siswa masyarakat, selain itu sosiologi dapat
dikelas antara lain seperti mencatat membantu siswa agar tidak gagap
materi pelajaran, tanya jawab dan dan gugup dalam menghadapi
memperhatikan penjelasan guru dinamika masyarakat karena adanya
selama proses pembelajaran pegaruh globalisasi dan modernisasi.
berlangsung. Aktivitas aktivitas
belajar siswa tersebut dapat terwujud Karena pentingnya
jika guru dalam proses pembelajaran pembelajaran sosiologi maka mata
pelajaran ini harusnya dipelajari dan kurang menimbulkan interaksi
secara mendalam. Idealnya antara siswa dengan guru maupun
pembelajaran sosiologi perlu antara siswa dengan siswa mengenai
menekankan pada partisipasi aktif materi pembelajaran. Selama proses
siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran, peneliti menemui
agar tujuan pembelajaran dapat rendahnya aktivitas belajar yang
tercapai. Pembelajaran sosiologi dilakukan siswa. Siswa lebih banyak
harus difokuskan sesuai dengan duduk mendengarkan penjelasan
kondisi dan perkembangan potensi guru dan kurang merespon meteri
siswa agar pembelajaran dapat lebih yang disampaikan guru. Keberanian
bermanfaat. siswa untuk bertanya ataupun
menjawab pertanyaan dari guru juga
Pelaksanaan pembelajaran kurang. Metode pemebelajaran
sosiologi disekolah pada konvesional ini menjadikan guru
kenyataannya belum sesuai dengan sebagai pusat pembelajaran sehingga
harapan, saat ini masih banyak kurang melibatkan partisipasi aktif
ditemui proses pembelajaran siswa, sehingga menyebabkan
disekolah yang belum berpusat pada aktivitas belajar siswa menjadi
siswa. Guru lebih mendominasi rendah. Hal tersebut berpengaruh
pembelajaran sehingga siswa terhadap hasil belajar siswa.
cenderung kurang aktif dalam
mengikuti pelajaran, siswa hanya Berdasarkan permasalahan
sebagai pendengar pasif sehingga tersebut perlu adanya suatu solusi
kegiatan yang merangsang aktivitas untuk menciptakan proses
belajar siswa juga kurang. pembelajaran yang menyenangkan
agar dapat meningkatkan hasil
Aktivitas belajar siswa yang belajar siswa . Salah satu cara untuk
rendah juga dapat berpengaruh mengatasi adanya pemusatan proses
terhadapa hasil belajar yang pembelajaran pada guru dan
diperoleh siswa. Siswa yang pasif rendahnya aktivitas belajar siswa
saat proses pembelajaran cenderung yaitu dengan menerapkan
kurang dapat menangkap meteri yang pembelajaran kooperatif atau
disampaikan oleh guru . Akibatnya (cooperative learning). Penerapan
hasil belajar yang diperoleh siswa model pembelajaran kooperatif
juga kurang maksimal, oleh karena merupakan salah satu langkah tepat
itu adanya aktivitas belajar siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar
selama proses pembelajaran perlu siswa sehingga hasil belajar
ditingkatkan agar hasil belajar yang meningkat, karena hal tersebut
diperoleh siswa juga meningkat. mendorong adanya interaksi baik
antara siswa dengan guru maupun
Berdasarkan realita
antar siswa. Pembelajaran kooperatif
pembelajaran sosiologi di kelas XI
ini lebih menekankan pada aktivitas
IPS 5 SMA N 2 Surakarta masih
siswa karena kegiatan pembelajaran
didominasi dengan menggunakan
tidak didominasi oleh guru.
metode ceramah dan metode diskusi
jarang diterapkan. Metode ceramah Banyak model pembelajaran
ini, membuat siswa cenderung pasif kooperatif yang bisa diterapkan
dalam pembelajaran sosiologi, salah selama kegiatan belajar mengajar
satunya adalah snowball thrawing. Sosiologi berlangsung.
Snowbal trhowing merupakan
metode yang mampu memfasilitasi Data diperoleh dengan
siswa untuk mendapatkan teknik pengumpulan data berupa
pengalaman belajar yang observasi, tes, dokumentasi dan
menyenangkan. Prinsipnya model wawancara. Observasi dilakukan
pembalajaran kooperatif ini membagi untuk mengumpulkan data hasil
siswa menjadi beberapa kelompok belajar aspek sikap dan ketrampilan
kecil. Setiap kelompok mempunyai pada siswa. Tes dimaksudkan untuk
satu orang ketua yang akan bertugas mengukur seberapa jauh hasil yang
untuk menjelaskan materi yang diperoleh peserta didik kelas XI IPS
diberikan guru kepada anggota 5 SMA N 2 Surakarta. Wawancara
kelompoknya. Lalu setiap siswa digunakan untuk mengetahui respon
menulis satu pertanyaan dan dan sikap siswa yang berkaitan
dilempar seperti bola salju kepada dengan pelaksanaan penerapan
siswa yang lain.dengan metode ini model koopertif tipe Snowball
siswa dirangsang untuk belajar Throwing, faktor penyebab siswa
secara aktif sehingga pembelajaran kurang dapat berpartisipasi ketika
tidak lagi berjalan satu arah dengan mengikuti proses pembelajaran
guru sebagai pusat pembelajaran. konvensional, dan faktor yang
mendorong motivasi siswa untuk
Berdasarkan latar belakang bersemangat ketika mengikuti proses
tersebut, peneliti menarik untuk pembelajaran dengan penerapan
melakukan penelitian yang berjudul model pembelajaran kooperatif tipe
“Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing. serta
Kooperatif Tipe Snowball Throwing dokumentasi digunakan untuk
dalam Pembelajaran Sosiologi untuk mengkaji dokumen terhadap
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dokumen atau arsip yang ada.
Kelas XII IPS 5 SMA N 2 Surakarta
Tahun Pelajaran 2015/2016” Sedangkan teknik analisis
data yang digunakan adalah
kuantitatif dan kualitatif. Pada teknik
METODE PENELITIAN kuantitatif analiis data dilakukan
dengan cara membandingkan rata-
Subjek Penelitian Tindakan rata hasil belajar baik asek kognitif,
Kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 5 sikap, dan keterampilan siswa pada
SMA N 2 Surakarta, dengan jumlah setiap siklus yang disajikan dalam
peserta didik sebanyak 31 siswa. bentuk tabel, data, dan prosentase.
Pemilihan subjek didasarkan pada Pada teknik kualitatif analisis data
pertimbangan bahwa subjek tersebut yang dilakukan dengan cara
memiliki permasalah yang menganalisis data berkaitan dengan
diidentifikasi pada observasi awal. pembelajaran dari siklus I sampai
Data yang didapatkan dari berbagai siklus II penerapan model
sumber, antra lain dari sekolah, dari pembelajaran Snowball Throwing di
siswa XI IPS 5, guru pengampu mata kelas XI IPS 5 SMA Negeri 2
pelajaran sosiologi serta peristiwa Surakarta.
Untuk menentukan ketercapaian Pelaksanaan penelitian
tujuan perlu dirumuskan indikator dilakukan dua siklus, dimana setiap
keberhasilan tindakan . Indikator siklusnya terdapat empat tahapan,
keberhasilan penelitian ini adalah
yaitu (1) perencanaan, (2)
apabila terjadi peningkatan hasil
belajar peserta didik dalam proses pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
pembelajaran sosiologi dalam setiap refleksi. Berikut langkah – langkah
siklus. Dalam penelitian ini indikator yang dilakukan setiap siklusnya:
keberhasilannya merupakan
peningkatan hasil belajar siswa 1) Tahap perencanaan
dalam dimensi pengetahuan, sikap Pada tahap ini peneliti merancang
dan ketrampilan. Pada aspek tindakan yang akan dilaksanakan
pengetahuan Kriteria Ketuntasan dalam penelitian, diantaranya :
Minimal yang diberikan siswa adalah a. Membeut isntrumen penelitian
2.7. Diharapkan Tingkat seperti RPP yang didalamnya
keberhasilan nilai setelah terdapat rencana – rencana
dilakukannya tindakan yaitu yang dijadikan pedoman dalam
penerapan model pembelajaran pelaksanaan proses
kooperatif tipe Snowball Throwing pembelajaran selama
adalah 75% siswa memperoleh nilai penelitian.
diatas KKM. Adapun pengukuran b. Merancang pembelajaran
aspek kognitif adalah dengan melihat sosiologi dengan model
hasil dari masing-masing siklus yang kooperatif Snowball Throwing
kemudian dibandingkan antar c. Menyusun lembar penilaian
masing-masing siklus dan pada kognitif, sikap maupun
akhirnya dapat diberikan kesimpulan ketrampilan
perolehan hasil belajar siswa. Pada d. Merancang tes evaluasi untuk
aspek sikap indikator ketercapaian dilakukan pertemuan akhir
yang ditentukan oleh peneliti adalah setiap siklusnya
75% siswa tuntas. Kategori penilaian 2) Tahap pelaksanaan
pada aspek sikap adalah sangat baik Tindakan yang dilakukan pada
bernilai 4, baik bernilai 3, cukup baik tahap ini yaitu melakukan proses
bernilai 2, dan kurang baik bernilai 1. pembelajaran menggunakan
Ketuntasan pada aspek ketrampilan model kooperatif tipe Snowball
adalah 3, artinya siswa masuk dalam Throwing. Berikut adalah langkah
kategori baik. Pada Aspek – langkah dalam model
ketrampilan indikator ketercapaian pembelajaran kooperatif tipe
yang ditentukan oleh peneliti adalah Snowball Throwing:
75% siswa tuntas. Kategori penilaian a. Guru membagi peserta didik
pada aspek ketrampilan adalah menjadi beberapa kelompok
sangat baik bernilai 4, baik bernilai b. Guru memanggil ketua
3, cukup baik bernilai 2, dan kurang kelompok dan menjelaskan
baik bernilai 1. Ketuntasan pada sedikit materi untuk menjadi
aspek ketrampilan adalah 3, artinya bahan dalam membuat
siswa masuk dalam kategori. pertanyaan
c. Ketua kelompok kembali ke Pelaksanaan
kelompoknya masing – masing
dan meneruskan penjelasan Siklus pertama penelitian ini
dari guru ke teman – teman dilaksanakan pada 28 Oktober 2015,
yang lain. 4 November 2015, dan 7 November
d. Setiap anggota kelompok 2015.pertemuan pertama dan kedua
membeut pertanyaan pada dilaksanakan 2 x 45 menit
selmbar kertas dan sedangkan pertemuan ketiga
membentuknya menjadi bola dilaksanakan 1 x 45 menit.
kemuadian dilembar ke Pertemuan pertama dan kedua
temannya yang lain. dilaksanakan pendalaman materi dan
3) Tahap pengamatan penerapan model pembelajaran
Tahap pengamatan ini kooperatif tipe snowball throwing
dilaksanakan seiring dengan tahap sedangkan petemuan ketiga
pelaksanaan. Pengamatan dilaksanakan tes evaluasi.
dilakukan dengan menggunakan
Observasi
lembar observasi yang telah
disiapkan sebelumnya. Selain itu Berdasarkan tes evaluasi
di akhir pertemuan dilakukan tes serta observasi yang dilakukan pada
evalusi dalam bentuk pilihan siklus pertama pada aspek kognitif
ganda dan essay. terdapat 20 atau 64,5% siswa tuntas
4) Tahap refleksi sedangkan 11 siswa atau 35,5% ,
Tahap ini merupakan tahap pada aspek sikap 20 atau 64,5 tuntas
penilaian terhadap proses yang sedangkan 11 atau 35, 5 % siswa
terjadi, masalah yang muncul, tidak tuntas dan pada aspek
serta sebagai hal yang berkaitan ketrampilan terdapat 19 atau 61, 3
dengan tindakan yang dilakukan. tuntas sedangkan 12 atau 38, 7 %
Pelaksanaan refleksi ini dilakukan siswa tidak tuntas.
melalui diskusi dengan pihak
yeng terkait dengan penelitian. Refleksi
Selama pelaksanaan siklus I
tersebut proses pembelajaran dengan
SIKLUS I penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing
Perencanaan masih menemui adanya
Peneiliti dan guru oermasalahan dan kekurangan baik
menyepakati untuk pelaksanaan pada guru maupun siswa. Adapun
tindakan siklus I yang dilaksanakan permaslahan atau kekurangan selama
selama 3 kali pertemuan. Peneliti dan pelaksanaan siklus I adalah sebagau
guru mempersiapkan silabus, berikut:
menyusun RPP, serta mendiskusikan
a. Guru kurang memahami
skenario pembelajaran.
teknik pelaksanan model
pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing. sehingga
pada saat proses
pembelajaran penelliti masih Pelaksanaan
mengarahkan kegiatan. Hal
ini disebabkan guru belum Siklus kedua penelitian ini
pernah melaksanakan model dilaksanakan pada 11 November
pembelajaran kooperatif tipe 2015, 18 November 2015 dan 21
Snowball Throwing November 2015. Pertemuan pertama
b. Waktu yang diberikan untuk dan pertemuan kedua dilaksanakan
saling bertanya atau dalam 2 x 45 menit sedangkan
melemparkan pertanyaan pertemuan ke tiga dilaksankana 1 x
dirasa masih kurang sehingga 45 menit. Kigiatan pada pertemuan
hanya beberpa siswa pertama dan kedua dilaksanakan
mendapat giliran menjawab dengan pendalaman materi dan
pertanyaan. penerapan model kooperatif tipe
c. Guru kurang tegas dalam Snowball Throwing sedangkan
menegur peserta didik yang pertemuan ke tiga dilaksanakan tes
kedapatan tidak serius saat evaluasi.
proses pembelajaran
Observasi
Sosiologi sedang
berlangsung. Berdasarkan hasil tes
d. Siswa masih kurang paham evaluasi serta obervasi pada siklus II
dengan teknik penerapan pada aspek kognitif 26 atau 83,9%
model pembelajaran sehingga siswa tuntas sedangkan 5 tau 16, 1%
pada saat pembelajaran siswa siswa tidak tuntas. pada aspek sikap
terlihat kebingungan. 27 atau 87,1 % siswa tuntas
e. Pada saat mengerjakan tes sedangkan 4 atau 12, 9 tidak tuntas.
kemampuan masih banyak Dan pada aspek ketrampilan 29 atai
siswa yang menyontek dan 93,5 siswa tuntas sedangkan 2 atau
melihat jawaban teman. 6,5 tidak tuntas.
SIKLUS II Refleksi
Perencanaan Pada siklus II hasil belajar
siswa baik pada aspek kognitif, sikap
Pada perencanaan siklus II
dan ketrampilan sudah memenuhi
guru dan peneliti sepakat
target peneliti, kekurangan –
melaksanakan siklus II selama 3
kekurangan pada siklus I sudah
pertemuan gurur mendiskusikan
diperbaiki pada siklus ke II.
sekenario pembelajaran yaitu dengan
Sehingga peneliti dan guru tidak
melanjutkan materi peljaran pada bab
perlu melaksanakan siklus
stratifikaso sosial dengan
selanjutnya.
menerapkan model pemebeljaran
kooperatif tipe Snowball REVIEW LITERATUR
Throwing.serta menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran merupakan
yang telah disusun oleh guru dengan salah satu bagian penting dalam
peneliti. pelaksanaan penelitian. Istilah
pembelajaran memiliki arti sebuah
proses dalam suatu kegiatan belajar kepada temannya sendiri untuk
antar dua aau lebih yang saling dijawab. Snowball Throwing
berhubungan dengan berinteraksi merupakan salah satu model
pembelajaran aktif (active learning)
Menurut Oemar Malik yang dalam pelaksanaannya banyak
dalam Majid (2014:4) “Pembelajaran melibatkan siswa. Peran guru di sini
adalah suatu kombinasi yang hanya sebagai pemberi arahan awal
tersusun meliputi unsur-unsur mengenai topik pembelajaran dan
manusiawi, material, fasilitas, selanjutnya penertiban terhadap
perlengkapan, prosedur yang saling jalannya pembelajaran.Adapun
mempengaruhi dalam mencapai langkah – langkah dari ppe enerapan
tujuan pembelajaran”. disini model kooperatif tipe Snowball
dijelaskan bahwa pembelajaran Throwing menurut Suprijono (2010:
adalah kegiatan yang tersusun dari 51) yaitu sebagai berikut ini :
beberapa unsur antara lain unsur
manusiawi, material, fasilitas, 1) Guru menyampaikan materi
perlengkapan dan prosedur yang
semuanya saling berkaitan dan 2) Guru membentuk kelompok
digunakan untuk mencapai tujuan dan memanggil ketua
dari pembelajaran. Jika salah satu kelompok untuk menjelaskan
aspek tidak terpenuhi maka proses materi kepada temannya.
pembelajaran tidak dapat
3) Masing-masing siswa
berlangsung maksimal dan tujuan
diberikan satu lembar kertas
pembelajaran pun tidak dapat
kerja untuk menuliskan satu
tercapai.
pertanyaan apa saja yang
Model pembelajaran menyangkut materi yang
merupakan merupakan suatu bentuk sudah dijelaskan oleh ketua
rancangan pembelajaran yang dibuat kelompok.
secra sistematis, digunakan sebgai
4) Kertas yang berisi pertanyaan
pedoman dalam melaksanakan
tersebut dibuat seperti bola
kegiatan pembelajaran demi mencapi
dan dilempar dari satu siswa
tujuan pembelajaran tertentu.
ke siswa yang lain selama ±
Salah satu model 15 menit.
pembelajaran adalah model
5) Setelah siswa dapat satu
pembelajaran kooperatif tipe
bola/satu pertanyaan
Snowball Throwing. Snowball
diberikan kesempatan kepada
Throwing secara etimologi berarti
siswa untuk menjawab
bola salju sedangkan throwing
pertanyaan yang tertulis
artinya melempar. Snowball
dalam kertas yang berbentuk
Throwing secara keseluruhan dapat
bola tersebut secara
diartikan melempar bola salju.
bergantian.
Dalam pembelajaran Snowball
Throwing, bola salju merupakan 6) Evaluasi.
kertas yang berisi pertanyaan yang
dibuat oleh siswa kemudian dilempar 7) Penutup
HASIL PENELITIAN DAN 3. Aspek ketrampilan
PEMBAHASAN
Persentase

Keberhasilan
Indikator
Penelitian telah berhasil karena telah

Kriteria
Pra Siklus
mencapai indikator keberhasilan Siklus II
Siklus I
yang telah ditetapkan. Berikut
merupakan capaian penelitian mulai

Tuntas
29% 61,3% 93,5%
dari tahap pra tindakan, siklus I dan
siklus II :

Tuntas
Tidak
71% 38,7% 6,5% 75%
1. Aspek kognitif
Persentase

Jumlah
Keberhasilan
Indikator 100% 100% 100%
Kriteria

Pra Siklus
Siklus I
Siklus II

Setelah diterapkan model


Tuntas

9,7% 64,5% 83,9% pembelajaran kooperatif tipe


Snowball Throwing pada kelas XI
IPS 5 SMA N 2 Surakarta, hasil
Tuntas

75
Tidak

90,3% 35,5% 16,1%


% belajar siswa mengalami peningkatan
jika dibanding dengan sebelum di
Jumlah

100% 100% 100% terapkan model pemebelajaran


kooperatif tipe Snowball Throwing.

KESIMPULAN DAN SARAN


2. Aspek sikap
Kesimpulan
Persentase
Keberhasilan

Berdasarkan hasil penelitian


Indikator
Kriteria

Pra dan pemebahasan pada bab IV dapat


Siklus I Siklus II disimpulkan bahwa penerapan model
Siklus
kooperatif tipe Snowball Throwing
dapat meningkatkan hasil belajar
Tuntas

16,1% 35,5% 87,1% siswa kelas XI IPS 5 SMA N 2


Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
Hal ini dibuktikan dengan terjadinya
Tuntas

75%
Tidak

83,9% 64,5% 12,9%


peningkatan rata-rata hasil belajar
pada saat pratindakan mendapatkan
perolehan aspek kognitif sebesar
Jumlah

100% 100% 100%


2,42, sedangkan pada aspek sikap
sebesar 1,43 dan pada aspek
keterampilan menunjukkan hasil 2,
85. Sedangkan rata-rata hasil belajar
pada siklus I mengalami peningkatan
daripada pratindakan. Rata-rata hasil
belajar aspek kognitif siklus I sebesar
2,9, sedangkan pada aspek sikap
sebesar 2,39, dan pada aspek mengikuti pembelajaran
keterampilan menunjukkan hasil sehingga mampu
2,34. Rata-rata hasil belajar pada memahami materi dan
siklus II menunjukkan hasil mendapat hasil belajar
meningkat yaitu perolehan pada yang lebih baik.
aspek kognitif mendapat rata-rata b. Peserta didik diharapkan
3,13, sedangkan aspek sikap sebesar bisa lebih ulet dan lebih
3,93 dan pada aspek psikomotor tekun dalam mengerjakan
sebesar 3. setiap tugas yang
diberikan oleh guru
Saran dengan kemandirian
siswa itu sendiri.
Berdasarkan penelitian
c. Penyampaian pendapat
tindakan kelas yang telah
siswa diharapkan dapat
dilaksanakan di kelas XI IPS 5
lebih berkembang dengan
SMAN 2 Surakarta, maka dapat
dukungan dan kerjasama
peneliti sampaikan beberapa saran
antar anggota
antara lain sebagai berikut:
kelompoknya.
1. Bagi guru
a. Guru dapat menerapkan 3. Kepada sekolah
metode Snowball Throwing Diharapkan sekolah dapat
sebagai salah satu variasi memberikan pelatihan kepada
dalam kegiatan belajar guru-guru untuk dapat
mengajar sehingga dapat memilih model pembelajaran
menumbuhkan motivasi dan yang inovatif dan tepat,
aktivitas belajar siswa yang sehingga kualitas sekolah
akan berakibat pada menjadi lebih baik, tenaga
peningkatan hasil belajar pendidiknya menjadi lebih
b. Guru dapat memodifikasi dan professional, dan peserta
memadukan metode didik mendapat hasil belajar
pembelajaran koopeatif tipe yang lebih baik.
Snowball Throwing untuk
memimalkan adanya
kejenuhan dan kebosanan
siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
2. Bagi siswa
a. Peserta didik seharusnya
lebih serius dalam
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1992. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Bell Gredler, Margaret E. 1991. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Damanik, Fritz. 2007. Seribu Pena Sosiologi untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
Daryanto dan Rahardjo, Mulyo.2012. Model Pembelajaran inovatif. Jakarta:
Gava Media
http://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/37303/Penerapan-Model-Pembelajaran-
Kooperatif-Tipe-Snowball-Throwing-Untuk-Meningkatkan-Hasil-
Belajar-Sosiologi-Siswa-Kelas-Xi-Ips-1-Sma-Negeri-6-Surakarta-
Tahun-Ajaran-20132014
http://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/47077/Penerapan-Model-Pembelajaran-
Snowball-Throwing-untuk-Meningkatkan-Hasil-Belajar-Siswa-Mata-
Pelajaran-Sosiologi-Kelas-XI-IIS-5-SMA-Negeri-1-Blora-Tahun-
Pelajaran-20142015
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam pembelajaran
Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia

Isjoni. 2012. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Berkelompok.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Komsiyah, Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Teras

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung:Remaja Rosdakarya

Mulyasa, H.E. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Remaja


Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Jakarta: Nusa Media

Sumandoyo, Samsu.2013.Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta: Graha Ilmu

Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta
Uno, Hamzah B., Lamatenggo, Nina dan Koni, Satria M.A. 2012. Menjadi
Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai