Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aditia Ramadani

NIM : 20081020190

Kelas ; A. Perusahaan C

1. Activity-based budgeting merupakan pendekatan baru dalam proses penyusunan


anggaran. Pendekatan penyusunan anggaran yang baru ini berfokus pada improvement
terhadap sistem yang digunakkan oleh organisasi agar dapat menghasilkan value bagi
pelanggan. Activity-based budgeting berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan
traditional budgeting. Secara ringkas perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Perbedaan Traditional Budgeting Activity-Based Budgeting


Fokus Fungsi Sistem
Menjalankan bagian dari sistem yang ada,
Melakukan improvement terhadap
memenuhi kebutuhan fungsi,
Tujuan sistem, memuaskan kebutuhan
melaksanakan pengendalian, dan cost
customers, dan cost reduction.
control.

2. Pada dasarnya dengan dilakukan pengganggaran dengan model ini, perusahaan dapat
meningkatkan nilai organisasi dengan 2 hal, yaitu: dengan menghilangkan pemborosan,
dan mengurangi beban kerja. Oleh karena biaya timbul sebagai akibat adanya aktivitas,
maka cara efektif untuk mengatasi pemborosan adalah dengan mengelola penyebab
timbulnya biaya tersebut, yakni aktivitas. Anggaran menjadi langkah strategik untuk
melaksanakan pengurangan biaya (cost reduction). Para penyusun anggaran akan
mendapat informasi mengenai activity driver dan resource driver yang berkaitan dengan
setiap aktivitas sehingga memperjelas sebab akibat antara cost object, aktivitas dan biaya.
Berdasarkan hal ini banyak perusahaan kemudian lebih memilih untuk menyajikan
tingkat tambahan nilai (value) yang diperoleh dibanding sekedar membandingkan
aktivitas yang menambah nilai (value-added activities) versus aktivitas bukan penambah
nilai (non value-added activities). Cara meningkatkan nilai organisasi lainnya adalah
dengan menentukan pengurangan biaya tanpa harus mengurangi kualitas output. Kunci
kesuksesan untuk mengurangi beban kerja adalah dengan memperoleh pemahaman
mendalam mengenai output yang diinginkan customer. Tujuannya selain untuk
mengetahui keinginan customer (eksternal dan internal), juga untuk memahami
kebutuhan atas output dan bagaiman hal tersebut dapat dimanfaatkan perusahaan
[ CITATION Iry15 \l 1057 ].

3. Mindset adalah sikap mental yang dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan
prasangka. Mindset memberikan peta mental yang dipakai sebagai dasar untuk bersikap
dan bertindak. Manajemen berbasis aktivitas dilandasi oleh empat mindset berikut ini :
1. Cotomer value.
2. Continuous improvement.
3. Cross-functional mindset.
4. Employe empowerment mindset (Kasim dkk, 2013).

4. Ada tiga prinsip dasar Activity Based Budgeting (ABB) sebagai berikut:
1) Activity based budgeting berfokus pada pemahaman tentang aktivitas dan
hubungannya untuk mencapai tujuan strategik. Activity-based budgeting
ini diawali dengan manajemen mendefinisikan visi, misi, strategi dan
usulan nilai dari produk/jasa. Strategi dirumuskan berbasis pada analisis
customer requirement , pengetahuan pasar dan persaingan untuk
menentukan nilai ( value ) yang dapat diberikan kepada customer. Melalui
serangkaian langkah, strategi ini didefinisikan untuk mendukung atribut
performance yang mengusulkan nilai suatu produk/jasa. Proses cascading
dapat digunakan untuk mengartikulasi bagaimana strategi seharusnya
direfleksikan dalam proses dan aktivitas.
2) Activity based budgeting berfokus ke penciptaan nilai. Nilai dapat
diciptakan ketika costumer bersedia menggunakan produk/jasa.
3) Activity based budgeting merupakan proses yang mengarahkan seluruh
aktivitas perusahaan untuk menciptakan nilai. Aktivitas perusahaan untuk
penciptaan nilai dikelompokkan pada 4 golongan yaitu aktivitas yang
secara langsung berkaitan dengan penyediaan produk dan jasa bagi
costumer luar, aktivitas yang memberikan dukungan secara langsung
kepada result producting activities dalam penyediaan produk dan jasa bagi
costumer, pusat jasa yang menyediakan layanan bagi result producing
activities dan result contributing activities , dan pusat jasa yang
menyediakan layanan kebersihan dan kerumahtanggaan bagi ketiga
aktivitas lainnya.

5. Tahap dalam proses activity-based budgeting meliputi:

1) Menganalisa Strategi

Fokus utama dalam penyusunan strategi adalah merencanakan aktivitas


untuk mendapatkan value. Sehingga dibuatlah strategi yang diterjemahkan dalam
proses bisnis, aktivitas, dan kondisi yang sesuai. Proses ini diawali dengan
analisis customer requirements dan pengetahuan pasar. Semisal setelah
perusahaan mengetahui berapa harga yang diterima oleh customer kemudian
perusahaan dapat menghitung berapa biaya yang sesuai untuk mencapai profit
margin yang diinginkan.

2) Menetapkan Panduan Perencanaan

Untuk menerjemahkan sasaran dan tujuan strategic dalam proses anggaran


diperlukan panduan ini yang dibuat oleh manajemen puncak yang kemudian
disampaikan ke masing-masing manajer.
3) Menerjemahkan Strategi ke Aktivitas

Langkah berikutnya adalah penentuan target dari setiap aktivitas dan


proses bisnisnya. Manajemen me-review proses bisnis untuk dapat meringkas dan
mengeliminasi kemungkinan adanya aktiitas ganda. Analisis aktivitas dilakukan
dengan melihat aktivitas yang dilakukan, banyaknya orang yang terlibat, waktu
dan sumber daya yang dibutuhkan, dan penaksiran value dari aktivitas tersebut.
Setelah dilakukan analisis, manajemen menyusun rencana aktivitas yang bersifat
perbaikan dengan pendekata target costing.

4) Menetapkan Beban Kerja dan Proyek Departemen

Di tahap ini, target penjualan produk/jasa ditetapkan untuk


memproyeksikan beban kerja. Beban kerja dalam hal ini adalah jumlah volume
output dimana aktivitas / proses diperlukan untuk menghasilkannya. Ada 3 tahap
utama : peramalan produk, peramalan non produk (departemen pendukung), dan
peramalan proyek special (ISO, sistem computer, dll).

5) Menyusun Anggaran Final

Setelah menyusun anggaran, mengestimasi pendapatan dan penghematan


biaya, maka data yang dihasilkan tersebut kemudian diserahkan kepada
departemen anggaran untuk dikompilasi menjadi rancangan anggaran final.

Anda mungkin juga menyukai