Anda di halaman 1dari 42

ANGGARAN VARIABEL

(Variabel Budget)
Definisi :
Anggaran variabel adalah anggaran yang
disusun pada berbagai kapasitas/ kegiatan
dalam suatu relevan – range ttt
Relevan-range

• Adalah suatu interval yang menjadi batas


berlakunya anggaran variabel yang disusun.
• Interval itu perlu ditetapkan karena biaya
tetap dalam jangka panjang juga berubah.
Manfaat

Untuk membantu/memudahkan manajer


manyesuaikan anggaran yang digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan operasional apabila kondisi
lingkungan mengharuskan turun atau naiknya
tingkatan kegiatan.
Manfaat Penyusunan Anggaran Variabel
Secara umum manfaatnya adalah :
 Untuk memudahkan perencanaan dan pengawasan
biaya-biaya yang terjadi pada tiap departemen
dalam suatu perusahaan.
Secara khusus manfaatnya adalah :
1. untuk memudahkan penyusunan anggaran biaya-
biaya yang terjadi pada tiap bagian/departemen
2. Untuk memudahkan manajer mengetahui jumlah
biaya yang akan dikeluarkan perusahaan pada suatu
tingkat produksi/kegiatan ttt
3. Sebagai alat untuk menyusun laporan kinerja per
departemen yang merupakan tanggung jawab
masing-masing manajer dep
4. Sebagai alat untuk menilai kinerja para manajer dep
dalam pengendalian efisiensi biaya-biaya yang
terjadi.
Tujuan Penyusunan
Untuk menggambarkan hubungan antara
perilaku biaya dengan perilaku output/volume
kegiatan. Hubungan tsb akan nampak pada
anggaran variabel dalam suatu relevan-range
ttt.
Pemilihan Satuan Dasar Kegiatan
Untuk dapat memilih satuan dasar kegiatan
apakah menggunakan KWH, DLH, DMH, Unit
produk, KM, Satuan BB, dsb, maka perlu
diperhatikan hal2 sbb :
1. Satuan dasar yang dipilih harus benar-benar
mencerminkan ukuran kegiatan pada bagian ybs.
2. Harus mampu mengukur tingkat perubahan
output dan perubahan tingkat biaya.
3. Sedapat mungkin hanya dipengaruhi oleh tingkat
output.
4. Harus mudah dihitung, difahami dan dapat
diterapkan.
5. Tidak menimbulkan biaya tambahan dalam
menghitung dan penerapannya.
Jenis-jenis Biaya
Berdasarkan hubungan perilaku biaya dengan
perilaku volume kegiatan, maka biaya
digolongkan menjadi tiga jenis :
1. Biaya Variabel
2. Biaya Tetap
3. Biaya Semi Variabel
Metode Pemisahan/ Perencanaan Biaya
Semi Variabel

1. Metode Perkiraan Langsung


2. Metode Titik Tertinggi dan
Terendah
3. Metode Korelasi
(1) Metode Perkiraan Langsung

• Metode ini sering digunakan dalam praktek


karena kesderhanaannya, praktis, tidak
memerlukan perhitungan matematis. Ada 2
bentuk pelaksanaannya :
• Diperkirakan oleh pihak manajer yang terlibat
langsung dan bertanggung jawab pada proses
produksi/kegiatan tsb.
• Diperkirakan berdasarkan analisis data
historis dan kebijakan manajer.
Metode Titik Tertinggi dan Terendah (high and Low Point
Method)
Contoh :
Biaya rekening listrik dalam 6 bulan terakhir tahun 201Y sbb :
Bulan Biaya listrik KWH
Juli Rp 4.500.000 980
Agustus Rp 4.400.000 890
September Rp 5.500.000 1.530
Oktober Rp 5.000.000 1.200
Nopember Rp 5.400.000 1.480
Desember Rp 4.200.000 840
• 1.530 kwh 5.500.000
• 840 kwh 4.200.000
• ------------------------------------------
• 690 kwh 1.300.000

• 1.300.000
• VC /kwh = -------------- = 1.884,06
• 690
Perhitungan Biaya Variabel per KWH
Titik Tertinggi Titik Terendah
Jumlah biaya Rp 5.500.000 Rp 4.200.000
Unsur VC :
(1530 x Rp 1884,06) Rp 2.882.612 -
(840 x Rp 1884,06) - Rp 1.582.610
______________________
Unsur FC Rp 2.617.388 Rp 2.617.390
Anggaran Variabel Rek Listrik :
Total biaya = 2.617.390 + 1.884.06 x
X = KWH

Jadi rencana anggaran biaya listrik tahun 201Z


didasarkan pada rencana KWH
Dengan cara yang serupa bila satuan dasar
kegiatan menggunakan volume produksi
untuk→ anggaran biaya variabel listrik tahun
201Z
(3) Metode Korelasi

Rumus pemisahan/penganggaran biaya sbb :


Y = a + bx → ∑ Y = n a + b∑ x
∑ XY = a ∑ x + b ∑ x2
Y = biaya semi variabel
X = satuan dasar kegiatan
Bulan Bi Unit X Y
Listrik(Y) produk
(X)
Juli 45 980 960.400 44.100
Agustus 44 890 792.700 39.160
September 55 1.530 2.340.900 84.150
Oktober 50 1.200 1.440.000 60.000
Nopember 54 1.480 2.190.400 79.920
Desember 42 840 705.600 35.280
290 6.920 8.429.400 342.610
∑Y =an+b∑x
∑ xy = a ∑ x + b ∑ x2
290 = 6a + 6.920 b ............................... x 6920 (I)
342.610 = 6.920 a + 8.429.400 b ......... x 6 (II)
______________________________________
= 41.520 a + 47.886.400 b
2055.660 = 41.520 a + 50.576.400 b
- 48.860 = 0 – 2.690.000 b
b = 0,01816 → I → 290 = 6a + 125,667
6a = 164,33
a = 27,39
Y = 27,39 + 0,01816 b
___________________ x 100.000
Y = 2.739.000 + 1.816 b
Y(2011) = 2.739.000 + 1.816 x 1.600 (rencana produksi tahun 201Z)
Y = 5.644.600
Bentuk Anggaran Variabel
Secara garis besar ada 2 (dua) bentuk atau dua
cara penyajian, yaitu :
• 1. Bentuk yang dengan jelas memperlihatkan
masing-masing unsur biaya tetap dan unsur
biaya variabel secara terpisah.
– Variable Budget berbentuk tabel
– Variable Budget berbentuk formula
– Variable Budget berbentuk grafik
• 2. Bentuk yang tidak memperlihatkan masing-
masing unsur biaya tetap dan unsur biaya
variabel secara jelas dan terpisah.
• Variable budget yang memuat berbagai jumlah
biaya tidak langsung pada berbagai tingkatan
aktivitas perusahaan, tanpa memisahkan
masing-masing unsur biaya tetap dan unsur
biaya variabel yang terkandung di dalam biaya
tidak langsung tsb.
Contoh bentuk Anggaran Variabel

Contoh yang disajikan disini adalah dalam


bentuk tabel. Pada tabel di bawah ini tidak
diperlihatkan unsur anggaran biaya variabel
dan unsur anggaran biaya tetapnya, melainkan
secara total pada masing-masing rekening
biaya.
Anggaran Variabel Tahun 201Z
Relevant – range 9.000 – 12.000 unit (000)
Biaya 9000 U 10000 U 11000 U 12000 U
Biaya BB 90.000 100.000 110.000 120.000
Biaya TKL 72.000 80.000 88.000 96.000
Biaya Gaji 6.000 6.000 6.000 6.000
BOP :
B.Penolong 9.000 10.000 11.000 12.000
Bi. TKTL 22.000 24.000 26.000 28.000

Jumlah 199.000 220.000 241.000 262.000


Bentuk dasar anggaran variabel dalam bentuk
formula dapat dilihat pada ilustrasi berikut :
PT. Agung Jaya Surabaya
Dep Produksi
Anggaran Variabel Pd Relevant-range Per Bulan :
9.000 – 12.000 Unit Poroduk A Tahun 201Y
Biaya Sifat FC/Bulan VC/Unit
Biaya

Biaya BB V - 40.000
Biaya TK V - 8.000
BOP :
Bhn.Penolong V - 6.000
Gaji Supervisi SV 9.000.000 2.500
Gaji Kary Pabrik T 7.000.000 -

Total Biaya 16.000.000 56.000


Anggaran Variabel :
Total biaya = Rp 16.000.000 + Rp 56.000 x
Bila produksi dianggarkan 11.000 unit, maka:
Total anggaran biaya = 16.000.000 +
(56.000 x 11.000)
= Rp 637.500.000,-
Anggaran biaya gaji supervisi =
9.000.000 + 2.500 x
9.000.000 + (2.500 x 11.000)
36.500.000
CONTOH :

PT. Agung Jaya sedang menyusun anggaran variabel


untuk bagian produksinya. Bagian ini menggunakan
mesin-mesin sehingga satuan kegiatan yang dipilih adalah
DMH (Jam Mesin Langsung). Oleh karena beraneka
ragam biaya yang terjadi, maka digunakan beberapa cara
untuk memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya
tetap dan biaya variabel sebagaimana tampak pada data
berikut ini :
• 1. Gaji pengawas tahun ini Rp 119.990.000,- pada tahun
depan direncanakan naik 10%
• 2. Biaya penyusutan Rp 19.200.000,-
• 3. Biaya bahan penolong dan pembangkit tenaga atas
dasar DMH (x) :
• Biaya bahan penolong → Y = 0 + 280 x
• Biaya pembangkit tenaga → Y = 0 + 220x
Pada tahun depan bahan penolong direncanakan turun 5%,
sedangkan pembangkit tenaga naik 5%.
• 4. PBB tahun ini Rp 1.260.000,- tahun depan diperkirakan
naik 12,5%.
• 5. Gaji dan upah TKTL pada bagian ini untuk tahun depan
dianggarkan Rp 42.000.000,- pada kegiatan 100.000 DMH
dan Rp 36.000.000,- pada kegiatan 80.000 DMH.
• 6. Biaya pemeliharaan mesin-mesin produksi dianggarkan
Rp 20.000.000,- pada kegiatan maksimum, sebesar
Rp 17.000.000,- pada kegiatan minimum.
• 7. Biaya TKL yang dianggarkan 0,2 jam per 1 DMH
dengan tarip rata-rata Rp 2.400/jam
• 8. Biaya BB/bahan langsung dianggarkan SUR = 1,5 Kg
per unit produk dengan harga standart bahan baku Rp
2.700/kg. Pada anggaran 100.000 DMH produksi yang
dianggarkan = 250.000 unit produk → 1 DMH = 2,5
unit
• 9. Biaya produksi lainnya (setelah metode pemisahan)
pada tahun ini unsur tetapnya = Rp 4.700.000,-
sedangkan unsur variabelnya = Rp 85,-/DMH. Pada
tahun depan unsur tetap naik 8% sedangkan unsur
variabel turun 5%.
Perhitungan penyusunan anggaran tahun depan (201y)
pada relevant-range 80.000 – 100.000 DMH sbb :
1. Gaji Pengawas :
• Satu tahun = 110% x Rp 119.990.000,- = Rp 131.989.000
• Satu bulan = Rp 131.989.000 : 12 = Rp 10.999.083,-

2. Penyusutan sama dengan tahun lalu = Rp 19.210.000,-

3. Biaya bahan penolong pada tiga tingkat kegiatan sbb :


80.000 DMH = 95% x (Rp 280 x 80.000)
= Rp 21.280.000
90.000 DMH = 95% x (Rp 280 x 90.000)
= Rp 23.940.000
100.000 DMH = 95% x (Rp 280 x 100.000)
= Rp 26.600.000
Biaya pembangkit tenaga pada tiga tingkat kegiatan sbb :
80.000 DMH = 105% x (Rp 220 x 80.000)
= Rp 18.480.000
90.000 DMH = 105% x (Rp 220 x 90.000)
= Rp 20.790.000
100.000 DMH = 105% x (Rp 220 x 100.000)
= Rp 23.100.000

4. PBB sebesar Rp 1.260.000 tahun ini naik 12,5 %


112,5 % x Rp 1.260.000 = Rp 1.417.500
5. Gaji dan TKTL Rp 6.000.000
• Unsur biaya variabel = ------------- = Rp 300/DMH
20.000
• Pada 100.000 DMH :
Total biaya ..................................... = Rp 42.000.000
Unsur VC = 100.000 x Rp 300 = Rp 30.000.000
________________
Unsur FC = Rp 12.000.000
Jadi Y = 12.000.000 + 300 x

• 6. Biaya pemeliharaan mesin-mesin produksi :


Pada kegiatan max → 100.000 DMH = Rp 20.000.000
Pada kegiatan min → 80.000 DMH = Rp 17.000.000

__________________________________________
___
Selisih 20.000 DMH = Rp 3.000.000
Rp 3.000.000
Unsur VC = ---------------- = Rp 150/DMH
20.000

Pada 100.000 DMH :


Total biaya ........................................ = Rp 20.000.000
Unsur VC 100.000 x Rp 150 = Rp 15.000.000
-------------------
Unsur FC = Rp 5.000.000

• Jadi Y = 5.000.000 + 150 x


7. Biaya TKL pada 3 tingkat kegiatan :
Pada 80.000 DMH = (0,2 jam x 80.000) x Rp 2.400
= Rp 38.400.000
Pada 90.000 DMH = (0,2 jam x 90.000) x Rp 2.400
= Rp 43.200.000
Pada 100.000DMH= (0,2 jam x 100.000) x Rp2.400
= Rp 48.000.000

• Y = 480 x
8. Biaya Bahan Baku pada 3 tingkat kegiatan :
Pada 80.000 DMH = 80.000 x 2,5 x 1,5 Kg x Rp 2.700
= Rp 810.000.000
Pada 90.000 DMH = 90.000 x 2,5 x 1,5 Kg x Rp 2.700
= Rp 911.250.000
Pada 100.000 DMH= 100.000 x 2,5 x 1,5 Kg x Rp 2.700
= Rp 1.012.500.000

• Y = 10.125 x
9. Biaya produksi lainnya, pada 3 tingkat kegiatan :
Pada 80.000 DMH :
FC = 108% x Rp 4.700.000 = Rp 5.076.000
VC = 96% x Rp 85 x 80.000 = Rp 6.460.000
-----------------
Jumlah = Rp11.536.000
Pada 90.000 DMH :
FC = 108% x Rp 4.700.000 = Rp 5.076.000
VC = 95% x Rp 85 x 90.000 = Rp 7.267.500
-----------------
Jumlah = Rp12.343.500
Pada 100.000 DMH :
FC = 108% x Rp 4.700.000 = Rp 5.076.000
VC = 95% x Rp 85 x 100.000 = Rp 8.075.000
------------------
Jumlah = Rp13.151.000
Jadi BOP (Y) = 174.682.500 + 1.027,75 X

Anggaran Variabel Bentuk Rumus/Formula sbb :

PT. Agung Jaya


Bagian Produksi
Anggaran Variabel BOP Tahun 201y
Relevant – range 80.000 – 100.000 DMH (Rp)
Unsur Biaya FC per VC per DMH
tahun
Biaya B. Penolong - 266
Biaya Pembangkit Tenaga - 231
Biaya Gaji Pengawas 131.989.000 0
Biaya Penyusutan 19.200.000 0
Biaya PBB 1.417.500 0
Biaya Gaji dan upah TKTL 12.000.000 300
Biaya Pemeliharaan Mesin 5.000.000 150
Biaya Lain-lain 5.076.000 80,75
Jumlah 174.682.500 1.027,75
Anggaran variabel bentuk tabel
Biaya 80.000 90.000 100.000
DMH DMH DMH
Biaya BB 810.000.000 912.250.000 1.012.500.000
Biaya TKL 38.400.000 43.200 .000 48.000.000
BOP :
Bhan penolong 21.280.000 23.940.000 26.600.000
Biaya Gaji pengawas 131.989.000 131.989.000 131.989.000
PBB 1.417.500 1.417.500 1.417.500
Biaya pembangkit tenaga 18.480.000 20.790.000 23.100.000
Biaya penyusutan 19.200.000 19.200.000 19.200.000
Biaya pemeliharaan mesin 17.000.000 18.500.000 20.000.000
Upah & gaji TKTL 36.000.000 39.000.000 42.000.000
Biaya produksi lain2 11.536.000 12.343.500 13.151.000

Jumlah
PT. Agung Jaya
Anggaran Bulanan Biaya Produksi Dep I
Tahun 201y (000 Rp)
Keterangan Jan Peb Maret dst
Rencana produksi (unit) 12.000 12.500 13.000 -
Rencana Biaya Produksi
1.Biaya BB 300.000 312.500 325.000 -
2.Biaya TKL 36.000 37.500 39.000 -
3.BOP :
Biaya Penyusutan 6.000 6.000 6.000 -
Biaya Bhn Penolong 24.000 25.000 26.000 -
Biaya Listrik 6.500 6.750 7.000 -
Biaya Gaji TKTL 6.300 6.375 6.450 -
Biaya Pemeliharaan Msn 9.000 9.350 9.700 -
Jumlah 387.800 403.475 419.150 -
• Anggaran variabel yang digunakan untuk
menyusun rencana biaya produksi pada tabel di
atas adalah anggaran variabel dalam bentuk
formula sbb :
• Biaya BB → Y1 = 0 + 25.000 x
• Biaya TKL → Y2 = 0 + 3.000 x
• Biaya penyusutan → Y3 = 6.000.000 + 0x
• Biaya bhn penolong → Y4 = 0 + 2.000 x
• Biaya listrik → Y5 = 500.000 + 500 x
• Biaya gaji dan upah TKTL → Y6 = 4.500.000 + 150 x
• Biaya pemeliharaan mesin → Y7 = 600.000 + 700 x
• X = jumlah kegiatan (produksi)
Manfaat Penyusunan Anggaran Variabel
Secara umum manfaatnya adalah :
Untuk memudahkan perencanaan dan
pengawasan biaya-biaya yang terjadi pada tiap
departemen dalam suatu perusahaan.

Secara khusus manfaatnya adalah :


• untuk memudahkan penyusunan anggaran
biaya-biaya yang terjadi pada tiap bagian/dep
• Untuk memudahkan manajer mengetahui
jumlah biaya yang akan dikeluarkan
perusahaan pada suatu tingkat
produksi/kegiatan ttt
• Sebagai alat untuk menyusun laporan kinerja
per departemen yang merupakan tanggung
jawab masing-masing manajer dep
• Sebagai alat untuk menilai kinerja para
manajer dep dalam pengendalian efisiensi
biaya-biaya yang terjadi.
• Manfaat 1 dan 2 sudah cukup jelas dari uraian
sebelumnya. Namun manfaat 3 dan 4 perlu
dijelaskan lebih lanjut dengan uraian berikut :
• PT. Agung Jaya telah menyusun anggaran
biaya produksi secara bulanan dalam
operasional tahun 2011, sebagaimana tabel
berikut :
PT. Agung Jaya
Analisis Selisih Efisiensi Biaya Antara Realisasi Biaya
Produksi dg Anggaran Biaya Produksi yg Telah Disesuaikan
pada Bulan Januari 201y (Rp)
Keteranga (1) Realisasi (2) Anggaran yg Selisih (4)
Disesuaikan (2–3)
11.600 (3)
Produksi (unit) 11.600 11.600 0
Biaya Produksi :
1. Biaya BB 299.280.000 290.000.000 9.580.000
2. Biaya TK 37.120.000 34.800.000 2.320.000
3. BOP :
Bi Penyusutan 6.000.000 6.000.000 -
Bi B. Penolong 22.040.000 23.200.000 (1.160.000)
Bi Listrik 6.880.000 6.300.000 580.000
Bi Gaji & Upah 6.900.000 6.240.000 660.000
Bi Pemeliharaan 8.256.000 8.720.000 (2.464.000)
Jumlah 386.476.000 375.260.000 11.216.000
• Analisisnya, bahwa biaya BB terjadi selisih yg
merugi (tidak efisien) sebesar Rp 9.580.000,-
demikian juga biaya TK (tidak efisien), sedang
biaya bahan penolong dapat menghemat sebesar
Rp 1.160.000,- Demikian untuk rekening biaya
lainnya. Secara total terjadi penyimpangan biaya
yg merugi antara realisasi biaya produksi
dengan biaya menurut anggaran.

Anda mungkin juga menyukai