Anda di halaman 1dari 18

ANGGARAN PIUTANG

(Receivable Budget)

Ialah : budget yang merencanakan secara lebih


terperinci tentang jumlah piutang perusahaan
serta perubahannya dari waktu ke waktu
selama periode yad.
 Penanaman dana modal kerja dalam piutang
mengandung risiko yang cukup besar kalau
tidak direncanakan dengan baik. Karena dana
yang tertanam dalam piutang dapat kembali
menjadi kas dalam waktu ttt, misal 1 minggu, 2
minggu, 2 bulan dsb, hal ini tergantung pada
termin penjualan yang telah diputuskan
perusahaan.
 Oleh karena itu perlu adanya pengamatan
tentang efisiensi pengelolaan piutang, salah satu
caranya adalah menyusun anggaran piutang
(baik kebijakan penjualannya maupun anggaran
pengumpulan piutang)

 Pada umumnya, piutang perusahaan timbul


karena terjadinya transaksi penjualan secara
kredit barang-barang yang dihasilkan oleh
perusahaan tsb.
Manfaat penjualan kredit/kebijakan piutang :

1. Untuk meningkatkan penjualan 


keuntungan meningkat
2. Untuk memelihara hubungan dengan
pelanggan
3. Untuk penjualan dengan sistem angsuran 
tambahan keuntungan atas bunga
Beban/risiko atas pemberian kredit atau penjualan kredit
:

1. Modal kerja yang tertanam dalam piutang 


menambah beban biaya bunga atas modal
kerja melekat pada piutang
2. Menambah biaya administrasi piutang, karena
:
◦ beban biaya pada unit pengelolaan piutang, yaitu
biaya rutin unit tsb
◦ beban penagihan piutang : transport, telepon dsb
3. Mungkin timbul biaya kerugian piutang,
karena sebagian pelanggan pada umumnya
ada saja yang ngemplang
Kebijakan Piutang

 Oleh karena penjualan kredit akan


menanggung resiko kerugian, maka perlu
beberapa kebijakan untuk menangani
masalah piutang ini, yaitu :
1. Membentuk unit kerja sebagai pengelola piutang
yg tugas pokoknya al :
 menyeleksi calon debitur
 melakukan penagihan piutang
 membuat analisis dan evaluasi piutang
 menyusun arus kas masuk dari piutang
 dsb
2. Menetapkan kebijakan kredit, yg menyangkut :
◦ plafon kredit
◦ jangka waktu kredit
◦ pedoman seleksi
◦ penentuan % cadangan piutang
◦ dll
3. Menetapkan kriteria efisiensi pengelolaan
piutang
◦ tingkat perputaran piutang
◦ % piutang tak tertagih
◦ Menyusun umur piutang
◦ Biaya pengelolaan piutang per Rp 1.000.000,-
piutang
 CONTOH :
 PT. Agung Jaya pada saat ini (tahun I) selalu
menjual barang-barangnya secara tunai, namun
karena pesaing menjual barang-barangnya
secara kredit, manajemen perusahaan sedang
mempertimbangkan keputusan tentang
kebijakan piutang. Data yg ada sbb :
PT. Agung Jaya
Neraca Ringkas
Per 31 – 12 – tahun I
Assets :
1. Aktiva Lancar Rp 160.000.000,-
2. Aktiva Tetap 40.000.000,-
----------------------
Jumlah Aset Rp 200.000.000,-

Pasiva :
1. Total Hutang (Bank) Rp 60.000.000,-
2. Modal Sendiri 140.000.000,-
----------------------
Jumlah Pasiva Rp 200.000.000,-

Bunga bank 20%/tahun


Laporan Rugi-Laba (ringkas)
Per 31-12-tahun I

Penjualan tunai Rp 500.000.000


HPP (80%) 400.000.000
--------------------
Laba kotor 100.000.000
Biaya Operasional :
1. Biaya pemasaran Rp 25.000.000
2. Biaya adm & umum Rp 25.000.000
-------------------

Jumlah biaya operasional 50.000.000


--------------------
Laba operasi (EBIT) 50.000.000
Biaya bunga 20% x Rp 60.000.000 12.000.000
--------------------
Laba sebelum pajak (EBT) 38.000.000
Pajak penghasilan 15% x 38.000.000
Rp 5.700.000
--------------------
Laba bersih sesudah pajak (EAT) 32.300.000
Catatan :
Biaya pemasaran tetap Rp 12.500.000,-
Biaya pemasaran variabel Rp 12.500.000,-
(2,5%) dari penjualan

Biaya adm & umum seluruhnya tetap,


tahun ke II diproyeksikan tetap.
Alternatif keputusan yg sedang dianalisis sbb :

I. Manajer keuangan akan menawarkan penjualan kredit dg


jangka waktu 15 hari kepada semua pelanggannya, dampak yg
diperkirakan :
Penjualan naik 20%, yg diikuti kenaikan HPP yg seimbang
Perlu tambahan modal kerja dengan bunga 20% yg bersumber
dari bank
Ada biaya administrasi piutang bersifat tetap sebesar Rp
5.000.000,- per tahun
Kerugian piutang diperkirakan 1% dari penjualan kredit
II. Manajer keuangan menawarkan penjualan kredit
dg jangka waktu kredit 30 hari, dampak yg
diproyeksikan :
Penjualan naik 30%, demikian juga HPP naik
proporsional
Yg lainnya sama dg alternatif I

III. Sesuai alternatif II, namun kerugian piutang


diperkirakan 2% dari penjualan kredit
Apakah keputusan penjualan kredit ini harus
diterima, dan alternatif mana yang harus diterima ?
Ada dua pendekatan yg dapat digunakan untuk
melakukan analisisnya, yaitu :
1. Pendekatan total (keseluruhan)
2. Pendekatan marginal (tambahan)
Perhitungan beban bunga pada 3 alternatif :

Alternatif I:
Kebutuhan tambahan modal kerja atas dasar penjualan =
(Rp 600.000.000 : 360 hari) x 15 hari = Rp 25.000.000
Total biaya bunga = 20% x (Rp 25.000.000 + Rp 60.000.000)
= Rp 17.000.000

Alternatif II:
Kebutuhan tambahan modal kerja atas dasar penjualan =
(Rp 600.000.000 : 360 hari) x 30 hari = Rp 50.000.000
Total biaya bunga = 20% x (Rp 50.000.000 + Rp 60.000.000)
= Rp 22.000.000
RE (Tahun I) = EBIT = 50.000.000 = 25%
Total Aset 200.000.000
RE (Tahun II Alt I) = 56.600 = 25,16%
200.000 + 25.000

RMS (Tahun I) = EAT = 32.300 = 23,07%


MS 140.000
RMS (Tahun II Alt I) = EAT = 33.660 =
24,04% MS 140.000

Catatan: perhitungan kebutuhan modal kerja tambahan


dapat pula dihitung atas dasar HPP
Kesimpulan:
Bahwa keputusan penjualan secara kredit
dapat diterima, karena dapat meningkatkan
keuntungan (Rentabilitas Modal Sendiri)
namun yang dipilih alternatif II atau alternatif I.
Untuk alternatif II lebih tinggi resikonya
daripada alternatif I. disamping itu Rentabilitas
Ekonomis juga meningkat dari 25% ke 25,16%,
26,16%

Anda mungkin juga menyukai