Anda di halaman 1dari 11

Akuntansi Manajemen

MAKALAH
KONSEP ABM, JIT, DAN ABB

Disusun Oleh:

Olivia Cleverly A031191159


Alvini Livya Wijaya A031191184
Ivana Gunawan A031191168
Widya Arifai A031191199

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Activity based budgeting, activity based management, dan activity
based cost system merupakan system terpadu yang menjadikan activity
based management sebagai intinya.
Ketiga sistem tersebut digunakan untuk menghasilkan value terbaik
bagi customer melalui aktivitas yang effective cost. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut diperlukan proses perencanaan yang memotivasi
personel dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara
effective cost. Activity based budgeting digunakan sebagai alat
perencanaan dan pemotivasian personel perusahaan dalam
menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost.
Dalam activity based budgeting, personel, perusahaan
merencanakan improvement terhadap aktivitas yang digunakan untuk
menghasilkan value bagi customer. Melalui activity based management
personel perusahaan merencanakan activity sharing dan activity
selection terhadap aktivitas penambah nilai, serta activity reduction dan
activity elimination terhadap men-value added activities. Hasil
penerapan activity based management dalam proses penyusunan
anggaran ini adalah cot reduction target yang akan diwujudkan dalam
tahun anggaran.

2. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui konsep activity based budgeting
2. Untuk mengetahui konsep activity based management system  
3. Untuk mengetahui konsep activity based cost system
4. Untuk mengetahui hubungan konsep Activity based budgeting,
activity based management, dan activity costing.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Konsep Activity Based Budgeting (ABB)


1. Definisi Activity Based Budgeting
ABB adalah proses perencanaan pengerahan dan pengarahan seluruh
aktivitas perusahaan ke penciptaan nilai. Ada dua hal penting yang
terkandung dalam definisi tersebut:
 activity based budgeting berfokus ke penciptaan nilai
 activity based budgeting merupakan proses perencanaan
pengerahan dan pengarahan seluruh aktivitas perusahaan.
2. Mindset yang Melandasi Activity Based Budgeting
Activity based budgeting dilandasi oleh tiga mindset: customer value
mindset, continuous improvement mindset, dan organizational system
mindset. Customer value mindset mengarahkan proses penyusunan
anggaran untuk menjadikan organisasi mampu menghasilkan produk dan
jasa yang menghasilkan value bagi customer melalui berbagai value added
activity bagi customer.
Continuous improvement mindset mendorong seluruh personel untuk
merencanakan improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang
digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan value bagi customer.
Organizational system mindset menghasilkan aktivitas pemberdayaan
karyawan dan pengembangan organisasi nirbatas (boundaryless
organization) yang menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi
personel untuk secara optimal memanfaatkan kompetensi dan komitmen
mereka.
3. Perbedaan Activity Based Budgeting dengan Functional Based
Budgeting
Activity based budgeting berbeda secara signifikan dengan functional
based budgeting.
 Fokus functional budgeting adalah perwujudan tujuan fungsi (seperti
fungsi pemasaran, fungsi produksi, dan fungsi keuangan), sehingga
sering kali tujuan perusahaan secara keseluruhan terabaikan. Activity
based budgeting, di pihak lain, berfokus ke pencapaian tujuan system
serangkaian proses yang didesain untuk menghasilkan produk dan
jasa bagi kepentingan customer, baik internal maupun eksternal

 Manajer yang bertanggung jawab sebagai penyusun anggaran


(budgeter) dalam functional based budgeting adalah manajer
fungsional __manajer yang memimpin personel yang memiliki
keahlian spesifik dan sempit. Spesialisasi keahlian personel di bawah
manajer fungsional mengurangi kemampuan mereka untuk
memecahkan masalah atau menggarap peluang bisnis yang
kompleks. Di lain pihak, penyusutan anggaran dalam activity based
budgeting terutama adalah case manager dan team leader. Kedua
tipe pemimpin ini memimpin berbagai personel yang memiliki berbagai
keahlian, sehingga memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
atau menggarap peluang bisnis yang kompleks dalam waktu cepat.

 Tujuan yang hendak dicapai melalui functional based budgeting


adalah (1) menjalankan bagian dari sistem yang telah ada, (2)
memenuhi kebutuhan fungsi, (3) menyediakan tolok ukur untuk
pengendalian pelaksanaan pekerjaan fungsi, dan (4) alokasi sumber
daya. Di lain pihak activity based budgeting bertujuan untuk (1)
melaksanakan improvement terhadap sistem (bukan hanya bagian
dari sistem), (2) memuaskan kebutuhan customer, baik internal
maupun eksternal, (3) mencari peluang bisnis, bukan sekedar
penyelesaian masalah-masalah bisnis yang dihadapi, dan (4)
mewujudkan penciptaan nilai (value creation) melalui manajemen
berbasis aktivitas.
Dalam penyusunan anggaran tradisional, pada umumnya proses penyusunan
anggaran dimulai dari pembuatan prakiraan penjualan (sale forecast) yang dibuat
oleh fungsi pemasaran. Berdasarkan prakiraan penjualan ini, kemudian dilakukan
alokasi sumber daya ke fungsi-fungsi lain seperti teknik, produksi, pengadaan,
keuangan, akuntansi, keamanan, SDM untuk menunjang perwujudan prakiraan
penjualan yang dibuat oleh fungsi pemasaran.

B. Konsep Activity Based Management (ABM)


Activity based management (ABM) adalah pendekatan manajemen  yang
memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan
improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba
yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut. Dalam defenisi ABM ini terdapat
dua frasa penting:
- Pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk improvement berkelanjutan
terhadap customer value. Fokus pengelolaan dengan menggunakan
ABM diletakkan pada aktivitas komponen terkecil  dalam proses untuk
menghasilkan produk dan jasa bagi customer.
- Pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari
penyediaan value bagi customer. Laba merupakan selisih lebih
pendapatan dikurangi biaya. Pendapatan diperoleh dari penjualan fitur
produk/jasa kepada customer. Dalam menghasilkan pendapatan dalam
mengonsumsi biaya, aktivitas menjadi titik pusat pengelolaan.

Tujuan ABM menitikberatkan pengelolaannya ke noon value added activity


yang ditujukan untuk meningkatkan cost effectiveness proses yang digunakan
untuk melayani customer.

Posisi ABM Dalam resource Management System


Resource management  system terdiri atas empat sistem: sistem
penyusunan program, sistem penyusunan anggaran, sistem
pengimplementasian, dan sistem pemamtauan. Dalam sistem penyusunan
program mulai dialokasikan sumber daya (berupa investasi dan biaya) ke setiap
program, dan mulai diperhitungkan pendapatan yang direncanakan akan
diperoleh perusahaan dari setiap program bermotif laba.
Dalam sistem penyusunan anggaran diperhitungkan lebih rinci investasi
dan biaya yang direncanakan akan dikeluarkan dalam tahun anggaran untuk
melaksanakan bagian dari berbagai program perusahaan, dan diperhitungkan
pendapatan yang direncanakan akan diperoleh perusahaan selama tahun
anggaran. Dalam sistem pengimplementasian, rencana yang tercantum dalam
anggaran dilaksanakan. Dalam sistem pemantauan, informasi (baik keuangan
maupun non keuangan) pelaksanaan rencana ditangkap, diklasifikasikan,
digolongkan, diringkas, dan disediakan dalam  shared database untuk dapat di
akses oleh perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya.

C. Konsep Activity Based Cost System


ABC System adalah Sistem Analisis Biaya
Oleh karena itu pada tahap perkembangan awalnya ABC system digunakan
untuk memperbaiki metode penentuan biaya produk, maka sampai sekarang masih
ada sebagian orang yang memandang ABC system tidak lebih sebagai sistem
akuntansi biaya yang berfungsi mengukur, mengklasifikasikan, dan mencatat data
biaya serta menyajikan laporan biaya kepada manajemen puncak. Pandangan
seperti ini  berakar dari teknologi manual yang digunakan dalam proses akuntansi
biaya tradisional.
Dengan teknologi manual, akuntansi biaya hanya dapat menyediakan
informasi biaya dalam dua dimensi biaya dan dimensi produk yang mengkonsumsi
biaya tersebut atau dimensi biaya dengan unit organisasi yang bertanggungjawab
atas biaya yang bersangkutan. Dengan teknologi informasi, data biaya disediakan di
dalam shared database berupa data biaya multidimensi , seperti dimensi aktivitas,
dimensi jenis biaya (natural classification), dimensi pusat pertanggungjawaban,
dimensi aktivitas, dimensi produk/jasa, dan dimensi customer.
ABC system adalah Sistem Informasi Biaya untuk Segala Macam
Organisasi         
Akuntansi biaya tradisional di desain dengan perusahaan manufaktur
sebagai modelnya. Oleh karena itu, biaya digolongkan  menurut fungsi pokok dalam
perusahaan manufaktur: produksi, administrasi dan umum, serta pemasaran. ABC
system menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi tentang
aktivitas  diukur, dicatat dan disediakan  dalam shared database melalui ABC
system.
ABC system tidak hanya berfokus ke perhitungan biaya fitur produk/jasa,
namun mencakup perspektif yang lebih luas, yaitu pengurangan biaya melalui
pengelolaan aktivitas. Perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi
sektor publik dan organisasi nirlaba berkepentingan untuk mengurangi biaya melalui
sistem informasi biaya yang mampu menyediakan informasi berlimpah tentang
aktivitas. ABC system merupakan system informasi yang sangat kuat memampukan
personel di perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik
dan organisasi nirlaba dalam mengelola aktivitas.
 
ABC System Mencakup Seluruh Biaya   
Akuntansi biaya tradisional didesain untuk perusahaan manufaktur dan
hanya berfokus ke biaya produksi yaitu biaya  yang terjadi dalam tahap produksi
salah satu dari berbagai tahap dalam proses pembuatan produk. ABC system
berfokus ke pengurangan biaya, dan tidak hanya  terhadap biaya yang terjadi di
tahap produksi, namun mencakup biaya di seluruh tahap pembuatan produk, sejak
tahap desain dan pengembangan sampai dengan tahap purnajurnal.

ABC system berfokus ke Pengurangan Biaya


Akuntansi biaya tradisional berfokus ke perhitungan biaya produk dan
pengendalian biaya. Pengendalian biaya dalam akuntansi biaya tradisional
dilaksanakan melalui perhitungan biaya produk per unit dan akuntansi
pertanggungjawaban. Pengendalian biaya difokuskan hanya terhadap biaya
produksi- biaya yang terjadi dalam tahap produksi. ABC system berfokus ke
pengurangan biaya. Biaya hanya dapat berkurang jika personel melakukan tindakan
terhadap sesuatu yang menjadi penyebab timbulnya biaya-biaya aktivitas.

ABC system Menyediakan Informasi Bagi Seluruh Personel Organisasi


Akuntansi biaya tradisional didesain pada zaman teknologi manual untuk
memproses data akuntansi. Teknologi manual inilah yang membatasi pemakai
informasi yang dihasilkan akuntansi. Data akuntansi dicatat dalam kartu atau buku,
dan untuk dapat dimanfaatkan, data dalam kartu atau buku tersebut perlu disajikan
dalam bentuk laporan keuangan.
ABC system didesain  dalam era teknologi informasi. Dengan teknologi ini,
data biaya  dan data operasi dicatat dan diklasifikasikan dalam shared database.
Dari database ini, informasi biaya dapat di akses oleh personel organisasi yang
diberi wewenang untuk itu. Informasi yang dihasilkan ABC system bersifat
multidimensi dan berupa informasi keuangan dan nonkeuangan.

D.   Hubungan Antara Activity Based Budgeting, Activity Based Management, Dan


Activity Based Cost System
Hubungan antara activity based budgeting, activity based management, dan
activity based cost system dilukiskan pada gambar berikut ini. Dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa activity based budgeting, activity based management, dan
activity based cost system merupakan system terpadu yang menjadikan activity
based management sebagai intinya. 
Ketiga sistem tersebut digunakan untuk menghasilkan value terbaik
bagi customer melalui aktivitas yang effective cost. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut diperlukan proses perencanaan yang memotivasi personel dalam
menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost. Activity based
budgeting digunakan sebagai alat perencanaan dan pemotivasian personel perusahaan
dalam menghasilkan value terbaik bagi customer secara effective cost. Dalam activity
based budgeting, personel, perusahaan merencanakan improvement terhadap aktivitas
yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer. Melalui activity based
management personel perusahaan merencanakan activity sharing dan activity selection
terhadap aktivitas penambah nilai, serta activity reduction dan activity elimination
terhadap men-value added activities. Hasil penerapan activity based management
dalam proses penyusunan anggaran ini adalah cot reduction target yang akan
diwujudkan dalam tahun anggaran.
Rencana yang dituangkan dalam activity based budget kemudian
diimplementasikan. Dalam implementasi anggaran ini, activity sharing dan activity
selection terhadap aktivitas penambah nilai serta activity reduction dan activity
climination terhadap men-value added activities yang direncanakan dalam activity
based budget, kemudian direalisasikan oleh personel perusahaan. Activity based
management, kemudian direalisasikan oleh personel perusahaan. Activity based
management digunakan untuk merealisasikan rencana pengelolaan aktivitas yang
dicantumkan dalam activity-based budget.
Implementasi activity-based budget memerlukan pemantauan untuk
memberikan umpan balik kepada personel perusahaan mengenai efektivitas
pelaksanaan rencana. Diperlukan sistem informasi yang dapat mengukur
implementasi rencana dan memberikan umpan balik tentang hasil pengukuran
tersebut. Activity-based cost system, merupakan sistem informasi yang digunakan
untuk mengukur implementasi activity-based budget dan mengkomunikasikan hasil
pengukuran tersebut kepada personel yang bertanggung jawab. Activity-based
management dipakai sebagai dasar untuk mendesain activity-based system yang
merupakan sistem informasi yang diperlukan untuk memantau implementasi activity-
based budget.
Activity based cost system didesain untuk mengukur hasil pencapaian cost
reduction target yang direalisasikan melalui activity sharing dan activity selection
terhadap aktivitas penambah nilai, serta activity reduction dan activity climination
terhadap non-value added activities.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H., dan Norren, Eric W., 2000. Akuntansi Manajerial, Buku Satu,
Terjemahan Oleh: A. Totok Budisantoso, S.E., Akt., Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai