Anda di halaman 1dari 6

Nama : Winda Susilawati

Nim : 213020303190
Kelas : Akuntansi C
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu : Agus Kubertein, SE., M.Si

Tugas Resume
Bab 5
Manajemen Berdasarkan Aktivitas
Manajemen berdasarkan aktivitas (activity-based management–ABM) adalah pendekatan
untuk keseluruhan sistem yang terintegrasi an berfokus pada perhatian manajemen atas berbagai
aktivitas dengan tujuan meningkatkan nilai bagi pelanggan dan laba yang dicapai dengan
mewujudkan nilai ini.
Model manajemen berdasarkan aktivitas dibagi atas 2 dimensi:
1. Dimensi biaya: memberikan informasi mengenai sumberdaya, aktivitas dan objek biaya
yang menjadi perhatian setiap produk, pelanggan, pemasok dan distributor. Tujuannya
adalah memperbaiki akurasi pembebanan biaya.
2. Dimensi proses: meberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang harus dilakukan,
mengapa hatus dilakukan dan seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan. Tujuannya
dimensi ini adalah menurangi biaya. Dimensi inilah yang memberi kemampuan untuk
melakukan dan mengukur perbaikan berkelanjutan.
Mengimplementasikan ABM
Manajemen berdasarkan aktifitas (ABM) adalah sistem yang lebih komprehensif
daripada sistem ABC. ABM melibatkan ABC dan menggunakannya sebagai sumber informasi
utama.
Perencanaan Sistem memberikan justifikasi untuk implementasi ABM dan menjawab berbagai
masalah berikut:
1. Sasaran dan tujuan sistem ABM.
2. Posisi persaingan perusahaan saat ini dan yang diinginkan.
3. Proses bisnis dan baura produk perusahaan.
4. Jadwal, tanggung jawab yang dibebankan, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
implementasi.
5. Kemampuan perusahaan untuk mengimplementasikan, mempelajari dan menggunakan
informasi baru
Identifikasi, Definisi, dan Klasifikasi aktivitas.Klasifikasi berbagai aktivitas juga
memungkinkan ABM untuk terhubung dengan berbagai usaha perbaikan perbaikan
berkelanjutan, berkelanjutan, seperti seperti proses manufaktur manufaktur just-in-time (JIT),
manajemen kualitas total, dan manajemen biaya kualitas lingkungan keseluruhan.
Penyebab kegagalan implementasi ABM adalah kurang dukungan kurang dukungan dari
manajer manajer tingkat atas.
Pertanggungjawaban Berdasarkan Keuangan Dibandingkan dengan Pertanggungjawaban
Berdasarkan Aktivitas
Pemberian Tanggung Jawab. Akuntansi pertanggungjawaban adalah alat fundamental
untuk pengendalian manajemen dan ditentukan melalui 4 elemen penting yaitu pemberian
tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja/ benchmarking, pengevaluasian kinerja dan
pemberian penghargaan. Akuntansi pertanggung jawaban bertujuan memengaruhi perilaku
dalam cara tertentu sehingga seseorang/kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai
tujuan bersama. 3 jenis sistem akuntansi pertanggungjawaban yang telah berubah sepanjang
waktu adalah berdasarkan keuangan (fungsional), aktivitas, dan strategi. Sistem akuntansi
pertanggung jawaban berdasarkan keuangan (fungsional) memberikan tanggung jawabpada
berbagai unit perusahaan dan menyatakan berbagai ukuran kinerja dalam bentuk keuangan.
Akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas adalah akuntansi pertanggungjawaban
yang dikembangkan untuk perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang mengalami
perbaikan berkelanjutan. Pengadaan, pengembangan produk baru, produksi dan
layananpelanggan adalah contoh dari berbagai proses. Berbagai proses tersebut adalah cara
berbagai hal dilakukan mengubah cara berbagai hal dilakukan berarti mengubah prosesnya.
Tiga metode yang memungkinkan perubahan cara berbagai hal dilakukan, yaitu
perbaikan proses, invoasi proses, dan penciptan proses. Perbaikan proses merujuk pada
peningkatan bertahap dan konstan dalam efisiensi suatu proses yang telah ada. Inovasi proses
(rekayasa ulang bisnis) merujuk pada kinerja proses dalam cara baru yang radikal dengan tujuan
mencapai perbaikan yang dramatis dalam hal waktu respons, kualitas, dan efisiensi. Penciptaan
proses merujuk pada instalasi sebuah proses yang seluruhnya baru dengan maksud memenuhi
tujuan pelanggan dan keuangan. Penetapan Ukuran Kinerja setelah tanggung jawab ditetapkan,
ukuran kinerja harus diidentifikasi dan standar harus ditetapkan untuk berfungsi benchmarking
untuk ukuran kinerja.
Evaluasi Kinerja dalam kerangka kerja berdasarkan keuangan, kinerja diukur dengan
membandingkan berbagai hasil sesungguhnya dengan hasil yang dianggarkan.
Pemberian Penghargaan dalam kedua sistem tersebut, tiap orang akan diberi penghargaan atau
hukuman sesuai dengan berbagai kebijakan dan kehendak pihak manajemen yang lebih atas.
Analisis Nilai Proses
adalah hal yang fundamental bagi akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas,
analisis ini berfokus pada akuntabilitas berbagai aktivitas sebagai ganti pada biaya; dan analisis
ini menekankan pada maksimalisasi kinerja keselruhan sistem sebagai ganti kinerja individual.
Analisis Penggerak: Pencerian Akar Pemicu
Setiap aktivitas terdiri atas input dan output. Input aktivitas adalah berbagai sumber
daya yang dikonsumsi suatu aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya. Output aktivitas
adalah hasil atau produk dari suatu aktivitas. Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu
aktivitas dilakukan. Ukuran output adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan. Ukuran ini adalah
ukuran yang dihitung atas suatu output. Ukuran output praktis adalah ukuran permintaan yang
dibutuhkan atas suatu aktivitas dan hal yang disebut penggerak aktivitas. Akar pemicu (root
cause) adalah penyebab yang paling dasar dari suatu aktivitas yang dilakukan. Analisis
penggerak adalah usaha yang dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang merupakan
akar pemicu dari biaya aktivitas. Analisis penggerak bertujuan mengungkapkan akar pemicu.
Analisis Aktivitas: Mengidentifikasi dan Menilai Isi Nilai
Analisis Aktivitas adalah proses untuk mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengevaluasi
berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan. Analisis aktivitas harus menunjukkan empat hasil:
1. Aktivitas apa saja yang dilakukan.
2. Berapa banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut.
3. Waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas.
4. Penilaian atas nilai aktivitas bagi perusahaan termasuk saran untuk memilih dan
mempertahankan berbagai aktivitas yang menambah nilai.
Aktivitas Bernilai-Tambah
Berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis disebut sebagai
aktivitas yang bernilai-tambah. Biaya bernilai tambah adalah berbagai biaya yang timbul dari
melakukan berbagai aktivitas bernilai-tambah dengan efisiensi yang sempurna.
Aktivitas Tak Bernilai-Tambah
Semua aktivitas selain berbagai aktivitas yang paling penting untuk tetap bertahan dalam
bisnis sehingga dipandang tidak perlu, disebut sebagai aktivitas tak-bernilai-tambah. Aktivitas
tak-bernilai-tambah dapat diidentifikasi melalui ketidakmampuannya memenuhi salah satu dari
tiga syarat. Biaya tak-bernilai-tambah adalah berbagai biaya yang disebabkan oleh aktivitas tak-
bernilai-tambah atau kinerja tidak efisien dari aktivitas bernilai tambah.
Pengurangan Biaya
Analisis aktivitas dapat mengurangi biaya melalui empat cara:
1. Eliminasi aktivitas; berfokus pada berbagai aktivitas yang tak-bernilai tambah.
2. Pemilihan aktivitas; melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang timbul oleh
beberapa strategi yang saling bertentangan.
3. Pengurangan aktivitas; mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan suatu
aktivitas.
4. Penyatuan aktivitas; meningkatkan efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan
dengan menggunakan economy of scale.
Pengurangan Kinerja Aktivitas
Ukuran kinerja aktivitas berpusat pada tiga dimensi utama:
1. Efisiensi; berfokus pada hubungan berbagai input aktivitas dengan output aktivitas
2. Kualitas; berkaitan dengan melakukan aktivitas yang benar sejak aktivitas tersebut
dilakukan pertama kali. Output aktivitas yang cacat perlu diulang hingga menyebabkan
biaya yang tidak dibutuhkan dan pengurangan efisiensi.
3. Waktu; dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas merupakan hal penting.
Ukuran Kinerja Aktivitas
Ukuran keuangan untuk efisiensi aktivitas meliputi:
1. laporan biaya bernilai-tambah dan tak-bernilai-tambah.
2. Tren dalam laporan biaya aktivitas.
3. Penetapan standar kaizen.
4. Benchmarking.
5. Perhitungan biaya siklus hidup
Pelaporan Biaya bernilai dan Tak Bernilai Tambah
Mengurangi biaya tak-bernilai-tambah adalah salah satu cara meningkatkan efisiensi
aktivitas. Penekanan pada biaya tak-bernilai-tambah menunjukkan tingkat pemborosan yang
dialami perusahaan, hingga memberikan informasi mengenai potensi perbaikan. Suatu sistem
pelaporan biaya adalah bahan penting dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
aktivitas. Biaya bernilai-tambah adalah berbagai biaya yang harus ditanggung perusahaan.
Standar bernilai-tambah membutuhkan eliminasi atas seluruh aktivitas takbernilai-tambah.
Standar bernilai-tambah (value-added standard) mengidentifikasi output aktivitas optimal.
Pengidentifikasian output aktivitas optimal membutuhkan pengukuran output aktivitas.
Peran Standar Kaizen
Perhitungan biaya Kaizen berkaitan dengan penurunan biaya berbagai produk dan proses
yang telah ada. Pengendalian berbagai proses penurunan biaya ini dapat dicapai melalui
penggunaan berulang dua subsiklus utama:
1. Kaizen atau perbaikan berkelanjutan,
2. Siklus pemeliharaan.
Standar Kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan untuk periode masa
mendatang. Perbaikan yang direncanakan tersebut diamsusikan dapat dicapai sehingga standar
Kaizen adalah sejenis standar yang dapat dicapai.
Benchmarking
Pendekatan lain untuk penetapan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi
berbagai peluang perbaikan aktivitas disebut sebagai benchmarking. Benchmarking
menggunakan praktik terbaik sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja aktivitas. Tujuan
benchmarking adalah menjadi yang terbaik dalam melakukan berbagai aktivitas dan proses.
Benchmarking juga harus melibatkan perbandingan dengan para pesaing atau industri lainnya.
Pengaruh Penggerak dan Perilaku
Ukuran ouput aktivitas dibutuhkan untuk menghitung dan menelusuri berbagai biaya tak-
bernilai-tambah. Mengurangi aktivitas tak-bernilai-tambah seharusnya menghasilkan
pengurangan kebutuhan aktivitas tersebut sehingga menimbulkan pengurangan dalam ukuran
output aktivitasnyanya.
Manajemen Kapasitas Aktivitas
Kapasitas aktivitas adalah jumlah frekuensi suatu aktivitas dapat dilakukan penggerak
aktivitas mengukur kapasitas aktivitas. Variansi Volume Kapasitas adalah selisih antara tingkat
aktivitas sesungguhnya yang diadakan (kapasitas, AQ) dengan kuantitas standar bernilaitambah
aktivitas yang seharusnya digunakan (SQ). Variasi kapasitas yang tidak digunakan, selisih antara
ketersediaan aktivitas (AQ) dengan penggunaan aktivitas (activity usage– AU) adalah informasi
penting yang harus disediakan pihak manajemen. Tujuannya adalah mengurangi kebutuhan akan
aktivitas tersebut sampai periode tertentu dimana variansi aktivitas yang tidak digunakan sama
dengan variansi volume aktivitas.
Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, keakuratan perhitungan harga
pokok produk diperbaiki dengan penelusuran biaya aktivitas pada produk yang memakai
aktivitas.
Perhitungan Biaya Pelanggan
Berdasarkan Aktivitas Para pelanggan dapat mengkonsumsi aktivitas penggerak
pelanggan dalam proporsi yang berbeda. Mengetahui besarnya biaya untuk melayani para
pelanggan yang berbeda adalah informasi yang sangat penting untuk beberapa tujuan.
Perhitungan Biaya Pelanggan versus Perhitungan Harga Pokok Produk.
Aktivitas yang digerakkan pelanggan – seperti memasukkan pesanan, mengambil
pesanan, mengirim, melakukan tindakan penjualan, dan mengevaluasi kredit klien –
diidentifikasi dan dimasukkan dalam daftar kamus aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai