PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS IBNU SINA
Materi :
Penjabaran Materi :
1. Konsep Biaya
A. Biaya
a. Pengertian Biaya
Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified)
atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren, dkk, 2008). Menurut
Bustami dan Nurlela (2006), biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tertentu. Sementara menurut Kuswadi (2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk
mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok
perusahaan maupun tidak. Biaya diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk
menghitung harga pokok produk yang diproduksi perusahaan.
b. Jenis-jenis Biaya
Berdasarkan metode pembebanan biayanya, Kuswadi (2005) mengklasifikasikan jenis-
jenis biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung, yaitu:
Biaya Langsung (direct cost)
Adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku
langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, biaya iklan,
ongkos angkut, dan sebagainya
Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit
produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu macam
produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead
B. Harga
a. Pengertian Harga
Harga adalah ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap produk
yang dibelinya. Seseorang akan berani membayar suatu produk dengan harga yang mahal
apabila dia menilai kepuasan yang diharapkannya terhadap produk yang akan dibelinya itu
tinggi. Sebaliknya apabila seseorang itu menilai kepuasannya terhadap suatu produk itu
rendah maka dia tidak akan bersedia untuk membayar atau membeli produk itu dengan
harga yang mahal.
Nilai ekonomis diciptakan oleh kegiatan yang terjadi dalam mekanisme pasar antar
pembeli dan penjual. Dalam transaksi pembelian, maka kedua belah pihak akan
memperoleh suatu imbalan. Besarnya imbalan itu ditentukan oleh perbedaan antara nilai
dari sesuatu yang diberikan dengan nilai dari sesuatu yang diterima dengan yang diberikan
oleh suatu perusahaan disebut laba. Sedangkan kelebihan nilai yang didapatkan oleh
pembeli adalah berupa kepuasan yang diperoleh dari pemilikan produk yang dibelinya di
atas nilai uang yang dibayarkannya untuk itu. Jadi laba dalam hal ini merupakan motivasi
bagi perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Dengan keuntungan
tersebut maka pengusaha dapat melakukan perluasan usaha serta melakukan penelitian dan
pengembangan bagi usahanya untuk pengembangan lebih lanjut dalam menciptakan
kepuasan konsumen yang lebih baik dan lebih luas lagi.
Secara historis harga itu ditentukan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar
menawar, sehingga terjadilah kesepakatan harga tertentu. Pada mulanya harga menjadi
faktor penentu, tetapi dewasa ini faktor penentu pembelian semakin bervariasi, sehingga
faktor selain harga juga banyak berperanan dalam keputusan pembelian. Semua variabel
yang terdapat pada bauran pemasaran merupakan unsur biaya kecuali variabel harga yang
satu-satunya merupakan unsur pendapatan (revenue).
b. Penetapan harga
Penetapan harga merupakan suatu masalah ketika perusahaan harus menentukan harga
untuk pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh
suatu produk baru, ketika ia memperkenalkan produk lamanya ke saluran distribusi baru
atau ke daerah geografis baru, dan ketika ia melakukan tender memasuki suatu tawaran
kontrak kerja yang baru. Langkah prosedur untuk menetapkan harga, yaitu:
Memilih sasaran harga Perusahaan pertama-tama harus memutuskan apa yang ingin ia
capai dengan suatu produk tertentu. Jika perusahaan tersebut telah memilih pasar
sasaran dan penentuan posisi pasarnya dengan cermat, maka strategi bauran
pemasarannya, termasuk harga, akan cukup mudah. Misalnya, jika perusahaan
kendaraan rekreasi ingin memproduksi sebuah truk mewah bagi konsumen yang kaya,
hal ini mengimplikasikan penetapan harga yang mahal. Jadi strategi penetapan harga
sangat ditentukan oleh keputusan yang menyangkut penempatan posisi pasar.
Menentukan permintaan Setiap harga yang ditentukan perusahaan akan membawa
kepada tingkat permintaan yang berbeda dan oleh karenanya akan mempunyai
pengaruh yang berbeda terhadap sasaran pemasarannya. Skedul permintaan
menggambarkan jumlah unit yang akan dibeli oleh pasar pada periode waktu tertentu
atas alternatif harga yang mungkin ditetapkan selama periode itu. Hubungan
permintaan dengan harga adalah berlawanan, yaitu semakin tinggi harga semakin
rendah minat dan sebaliknya.
Memperkirakan harga Permintaan umumnya membatasi harga tertinggi yang dapat di
tentukan perusahaan bagi produknya. Dan perusahaan menetapkan biaya yang
terendah. Perusahaan ingin menetapkan harga yang dapat menutupi biayanya dalam
menghasilkan, mendistribusikan, dan menjual produk, termasuk pendapatan yang
wajar atas usaha dan risiko yang dihadapinya.
Menganalisis harga dan penawaran pesaing Sementara permintaan pasar membentuk
harga tertinggi dan biaya merupakan harga terendah yang dapat ditetapkan, harga
produk pesaing dan kemungkinan reaksi harga membantu perusahaan dalam
menentukan berapa harga yang mungkin. Perusahaan harus mempelajari harga dan
mutu setiap penawaran pesaing. Hal itu dapat dilakukan dalam beberapa cara.
Perusahaan dapat mengirimkan pembelanja pembanding untuk mengetahui harga dan
membandingkan penawaran pesaing. Perusahaan dapat memperoleh daftar harga
pesaing dan membeli peralatan pesaing dan memisah-misahkannya. Perusahaan dapat
menanyakan pembeli bagaimana pendapat mereka terhadap harga dan mutu setiap
penawaran pesaing. Ketika perusahaan mengetahui harga dan penawaran (produk)
pesaing, ia dapat menggunakannya sebagai titik orientasi untuk penentuan harganya
sendiri. Jika tawaran (produk) perusahaan sama dengan tawaran (produk) utama
pesaing, maka perusahaan harus menetapkan harga yang dekat dengan pesaing atau
jika tidak akan kehilangan penjualan. Jika tawaran perusahaan lebih jelek, perusahaan
tidak dapat menetapkan harga lebih daripada pesaingnya.
Memilih metode penetapan harga Dengan tiga C, skedul permintaan konsumen
(customer demand schedule), fungsi biaya (cost function), dan harga pesaing
(competitior‟s price), perusahaan kini siap untuk memilih suatu harga. Harga akan
berada pada suatu tempat antara satu yang teralu rendah untuk menghasilkan
keuntungan dan satu yang terlalu tinggi untuk menghasilkan permintaan.
Memilih harga akhir Metode-metode penetapan harga sebelumnya mempersempit
cakupan harga untuk memilih harga akhir. Dalam memilih harga akhir, perusahaan
harus mempertimbangkan beberapa faktor tambahan.
2. Perilaku Biaya
A. Pengertian Perilaku Biaya
Perilaku biaya atau cost behavior adalah ukuran bagaimana perubahan dalam proses
bisnis tertentu dapat mempengaruhi biaya. Misalnya, Anda bekerja dengan manajer proyek
untuk melihat berapa biaya setiap tahap alur kerja sebelum tugas selesai. Secara
keseluruhan, ini adalah mekanisme pengendalian biaya yang digunakan oleh pengusaha
untuk menemukan cara terbaik agar bisa bekerja dalam batas anggaran departemen untuk
memenuhi tujuan bisnis dan keuangan. Jika ada tanda-tanda perubahan yang mudah
berubah, maka hal itu harus dilaporkan dalam laporan keuangan organisasi Anda setiap
triwulan dan tahunan.
B. Faktor-faktor Perilaku Biaya
a. Pengaruh manajemen terhadap biaya
Faktor ini mengacu pada bagaimana keputusan dan tindakan yang diambil oleh
organisasi manajemen dapat memengaruhi biaya. Manajemen memiliki peran sentral dalam
mengelola dan mengontrol biaya dalam organisasi. Keputusan yang dibuat oleh
manajemen, seperti perencanaan produksi, keputusan investasi, kebijakan pengadaan, dan
pengaturan upah, dapat memiliki dampak langsung terhadap biaya. Kemampuan
manajemen untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi pengendalian biaya
yang efektif akan mempengaruhi perilaku biaya dalam organisasi.
Faktor ini menyoroti hubungan antara biaya dan output yang dihasilkan oleh suatu
organisasi atau kegiatan. Karakteristik biaya, seperti biaya tetap dan biaya variabel, biaya
langsung dan biaya tidak langsung, serta biaya produksi langsung dan biaya overhead, akan
mempengaruhi perilaku biaya. Misalnya, biaya tetap cenderung tidak berubah terlepas dari
volume produksi, sementara variabel biaya berfluktuasi seiring perubahan volume
produksi. Pemahaman karakteristik biaya ini memungkinkan manajemen untuk mengambil
keputusan yang lebih baik dalam merencanakan dan mengendalikan biaya terkait dengan
keluaran organisasi.
Faktor ini mengacu pada bagaimana perubahan volume atau tingkat kegiatan dapat
mempengaruhi biaya organisasi. Konsep dasar di balik faktor ini adalah biaya yang
cenderung berubah seiring dengan perubahan volume produksi atau aktivitas lainnya.
Dalam banyak kasus, biaya akan meningkat seiring dengan peningkatan volume kegiatan.
Namun, tingkat kenaikan biaya dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti skala
ekonomi dan efisiensi operasional. Pemahaman tentang hubungan ini memungkinkan
manajemen untuk melakukan perencanaan dan pengendalian biaya dengan
mempertimbangkan perubahan volume kegiatan. Dalam mengelola perilaku biaya,
organisasi harus mempertimbangkan berbagai faktor ini secara holistik. Faktor-faktor ini
dapat berinteraksi dan saling mempengaruhi, dan keputusan yang diambil harus didasarkan
pada pemahaman yang komprehensif tentang faktor-faktor tersebut serta tujuan organisasi
secara keseluruhan.
a. Committed Fixed Costs : sebagian besar biaya tetap yang terjadi dari kepemilikan
perusahaan, organisasi pokok, dan juga peralatan di dalamnya. Contohnya adalah biaya
depresiasi, pajak bumi bangunan atau PBB, sewa, gaji, serta asuransi.
b. Discretionary Fixed Costs : biaya yang terjadi dari keputusan penyediaan anggaran
secara berkala atau biasanya dilakukan secara tahunan. Contohnya adalah biaya
pengembangan dan riset, biaya iklan, biaya pelatihan karyawan, biaya konsultan, dan
biaya promosi penjualan.
a. Engineered cost variable adalah suatu biaya yang berkaitan dengan adanya hubungan
fisik tertentu atas suatu penilaian kegiatan. Contohnya pemakaian bahan baku.
b. discretionary variable cost ini tergantung dari keputusan pihak manajemen
perusahaan, sehingga kebijakan antara pemasukan dan pengeluarannya mempunyai
hubungan yang sangat erat. Contoh sederhananya adalah biaya iklan.
3. Biaya Semi Variabel
Biaya semi variabel merupakan suatu biaya yang memiliki unsur tetap dan juga variabel,
yang mana dalam biaya semi variabel ini terdapat biaya tetap yang tergolong sebagai jumlah
biaya minimal untuk penyediaan jasa. Selain itu, biaya variabel juga akan memengaruhi
perubahan volume kegiatan.
Contoh :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00
Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan selama tahun
anggaran tersebut : 4.000 unit
Tarif biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp. 2.000.000,00 : 4.000) = Rp. 500, 00 per unit produk
Misalnya suatu pesanan sebanyak 200 unit akan dibebani biaya overhead pabrik
sebesar Rp. 500,00 x 200 = Rp. 100.000,00
b. Biaya bahan baku yang dipakai sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika
biaya overhead pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku (misalnya
biaya asuransi bahan baku). Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah
sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
x 100% = prosentase BOP dari biaya
Taksiran biaya bahan baku yang dipakai bahan baku yang dipakai
Contoh :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00
Taksiran biaya bahan baku selama 1 tahun anggaran : Rp. 4.000.000,00
Tarif biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp. 2.000.000,00 : Rp. 4.000.000,00)x 100% = 50% dari biaya bahan baku yang
Dipakai
Misalnya suatu pesanan menggunakan bahan baku seharga Rp. 30.000,00 maka
pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = 50% x Rp. 30.000,00 =
Rp. 15.000,00
c. Biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika
sebagian besar elemen biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan jumlah upah tenaga kerja langsung (misalnya PPh atas upah karyawan yang
menjadi tanggungan perusahaan). Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
——————————————— x 100% = prosentase BOP dari biaya
Taksiran biaya tenaga kerja langsung tenaga kerja langsung
Contoh :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00
Taksiran biaya tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran :Rp. 5.000.000,00
Tarif biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp. 2.000.000,00 : Rp. 5.000.000,00) x 100% = 40% dari biaya tenaga kerja
langsung
Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.
20.000,00 maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = 40% x
Rp. 20.000,00 = Rp. 8.000,00
d. Jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika biaya
overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk.
Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
—————————————— = Tarif BOP dari per jam tenaga kerja
Taksiran jam tenaga kerja langsung langsung
Contoh :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00
Taksiran jam tenaga kerja langsung selama 1 tahun anggaran : 2.000 jam
Tarif biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp. 2.000.000,00 : 2.000) = Rp. 1.000,00 per jam tenaga kerja langsung
Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebanyak 200
jam, maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar =Rp. 1.000,00
x 200 = Rp. 200.000,00
e. Jam mesin sebagai dasar pembebanan kepada produk, jika biaya overhead pabrik
bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (misalnya bahan bakar atau listrik yang
dipakai untuk menjalankan mesin). Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut :
Taksiran biaya overhead pabrik
= Tarif BOP dari per jam kerja mesin
Taksiran jam mesin
Contoh :
Taksiran biaya overhead pabrik selama 1 tahun anggaran : Rp. 2.000.000,00
Taksiran jam mesin selama 1 tahun anggaran : 10.000 jam mesin
Tarif biaya overhead pabrik sebesar :
(Rp. 2.000.000,00 : 10.000) = Rp. 200,00 per jam mesin
Misalnya suatu pesanan menggunakan biaya tenaga kerja langsung sebanyak 300
jam, maka pesanan ini akan dibebani biaya overhead pabrik sebesar = Rp. 200,00 x
300 = Rp. 60.000,00
3. Menghitung biaya overhead pabrik. Rumus ;
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan
= Tarif Biaya Overhead Pabrik
Taksiran dasar pembebanan
Untuk keperluan analisis selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan
yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif, tarif biaya overhead pabrik harus
dipecah menjadi dua macam: tarif biaya overhead pabrik tetap dan tariff biaya overhead
pabrik variabel. Oleh karena itu tiap-tiap elemen biaya yang dianggarkan harus sudah
digolongkan sesuai dengan perilaku daam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan.
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik ini, terdapat masalah mengenai diikut
sertakan tidaknya elemen biaya overhead pabrik yang bersifat tetap dalam
penghitungan harga pokok produksi. Dalam akuntansi biaya terdapat dua pendapat
mengenai elemen-elemen biaya yang dimasukkan dalam harga pokok produksi :
1. Semua biaya produksi merupakan harga pokok produksi yang terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku tetap maupun yang variabel. Metode penentuan harga pokok produksi
yang memperhitungkan semua biaya produksi sebagai harga pokok produksi
dikenal dengan Full Costing Method (absorption costing atau conventional costing
method).
2. Harga pokok produksi hanya terdiri dari biaya-biaya produksi yang berperilaku
variabel saja. Biaya-biaya produksi yang berperilaku tetap diperlakukan sebagai
biaya periode (period expense). Jadi harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Metode
penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
variabel saja ke dalam harga pokok produksi dikenal dengan nama direct costing
atau variable costing.
Contoh :
PT Eliona Sari memproduksi produknya berdasarkan pesanan. Dalam penentuan tarif
biaya overhead pabriknya, telah disusun anggaran biaya overhead pabrik sebagai
berikut :
PT Eliona Sari
Anggaran Biaya Overheads Pabrik untuk tahun 19X1
Atas Dasar Kapasitas Normal 80.000 Jam mesin
No. rekening Jenis Biaya Tetap/Variabel Jumlah
5101 Biaya bahan penolong V Rp. 1.050.000,00
5102 Biaya Listrik V Rp. 1.500.000,00
5103 Biaya BahanBakar V Rp. 1.000.000,00
5104 Biaya Tenaga kerja Tidak V Rp. 1.500.000,00
Langsung T Rp. 2.000.000,00
5105 T Rp. 1.500.000,00
5106 Biaya kesejahteraan karyawan V Rp. 750.000,00
Biaya reparasi dan T Rp. 500.000,00
pemeliharaan
5107 T Rp. 600.000,00
5108 Biaya Asuransi Gedung T Rp. 800.000,00
Biaya depresiasi
Jumlah V Rp. 5.800.000,00
T Rp. 5.400.000,00
Jumlah Total Rp. 11.200.000,00
Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan jam mesin. Anggaran biaya overhead
pabrik tersebut disusun pada kapasitas normal sebanyak 80.000 jam mesin.
Perhitungan Tarif Biaya Overhead pabrik :
Tarif Biaya overhead pabrik Variabel = Rp. 5.800.000 : 80.000 jam mesin = Rp.
72,50 per jam mesin Tarif Biaya overhead pabrik Tetap = Rp. 5.400.000 :
80.000 jam mesin = Rp. 67,50 per jam mesin
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam rekening kontrol
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya
untuk jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Karena dalam metode variable
costing, biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya dibebankan sebagai biaya dalam periode
terjadinya, tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi, maka biaya overhead pabrik
sesungguhnya yang telah dicatat dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
kemudian dipecah menjadi dua kelompok biaya : biaya overhead pabrik variabel
sesungguhnya dan biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi-
berdasarkan data diatas adalah sebagai berikut:
Metode II
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp. l0.700.000,00
Biaya overhead pabrik tetap menurut anggaran Rp. 5.400.000,00
Biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya Rp. 5.300.000,00
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp. 5.437.500,00
Selisih anggaran Rp 137.500,00 L
Selisih Kapasitas (Idle Capacity Variance). Selisih kapasitas disebabkan karena tidak
dipakainya kapasitas yang dianggarkan. Jumlah selisihkapasitas merupakan perbedaan
antara biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan dengan biaya overhead pabrik tetap
yang dibebankan kepada produk. Selisih kapasitas sebagai berikut:
Metode I
Biaya overhead pabrik tetap yang dianggarkan Rp.5.400.000
Biaya overhead pabrik tetap yang dibebankan ke produk 75.000x Rp67,50=Rp.5.062.500
Selisih kapasitas Rp .337.500R
Metode II
Kapasitas yang dianggarkan 80.000 jam mesin
Kapasitas sesungguhnya yang dicapai 75.000 jam mesin
Kapasitas yang tidak terpakai 5.000 jam mesin
Tant biaya overhead pabrik tetap Rp. 67,50 per jam
Selisih kapasitas Rp.337.500 R
Metode III
Biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya yang dicapai :
Biaya tetap Rp. 5.400.000,00
Biaya variabel Rp. 5.437.000,00
Rp.10.837.000,00
Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk 75.000 x Rp140 =
Rp. 10.500.000,00
Selisih Kapasitas Rp. 337.500,00
Terjadinya selisih tersebut disebabkan karena satu atau beberapa faktor di bawah
ini. Salah satu faktor penyebab terjadinya selisih tersebut adalah kurang tepatnya taksiran
biaya overhead pabrik yang digunakan untuk menghitung tarif. Sedangkan faktor-faktor
lainnya adalah:
a. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi lebih besar atau lebih kecil bila
dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan (yang digunakan untuk
menghitung tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas normal), yang telah
disesuaikan pada tingkat kapasitas sesungguhnya. Hal ini merupakan petunjuk bahwa
perusahaan telah mengeluarkan biaya overhead pabrik terlalu banyak atau sangat
hemat. Penyebab selisih ini terutama adalah biaya overhead pabrik variabel.
b. Kegiatan produksi lebih besar atau kurang untuk menyerap bagian biaya overhead
pabrik tetap untuk bulan tertentu. Hal ini merupakan petunjuk ketidakefisienan atau
efisiensi, adanya idle time atau overtime. Selisih ini berhubungan dengan biaya
overhead pabrik tetap.
c. Selisih biaya overhead pabrik mungkin terjadi sebagai akibat faktor-faktor musiman
seperti, perbedaan jumlah hari dalam bulan dan sifat-sifat musiman elemen biaya
overhead pabrik tertentu. Selisih ini disebabkan oleh biaya overhead pabrik baik yang
variabel maupun yang tetap.
Perhitungan dan Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik dengan Metode Variable
Costing
Jika perusahaan menggunakan metode variable costing dalam penentuan harga Pokok
produksinya, pada akhir periode akuntansi dilakukan penghitungan biaya overhead pabrik
yang lebih atau kurang dibebankan kepada produk sebagai berikut:
Selisih BOP
Jurnal untuk membagikan selisih biaya overhead pabrik atas dasar data tersebut di
atas adalah sebagai berikut:
Persediaan Produk dalam Proses Rp.
10.000,00 Persediaan Produk Jadi Rp.
15.000,00
Harga Pokok Penjualan Rp.175.000,00
Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp. 200.000,00
\
HARGA POKOK PRODUKSI BERBASIS AKTIVITAS
(Activity Based Costing)
Sistem ABC berbeda dari sistem biaya tradisional, khususnya: (Rudianto, 2006)
Pusat biaya atau cost pool didefinisikan sebagai aktivitas atau pusat aktivitas
dan bukan sebagai pabrik atau pusat biaya departemen.
Pemicu biaya atau cost driver yang digunakan untuk membebankan biaya
aktivitas ke obyek adalah pemicu (driver) aktivitas yang mendasarkan pada
hubungan sebab akibat. Pendekatan tradisional menggunakan pemicu tunggal
yang mendasarkan pada volume yang seringkali tidak melihat hubungan antara
biaya sumber daya dengan obyek biaya.
1. Menurut Supriyono (1994:16), biaya adalah harga yang dikorbankan atau digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan.
2. Menurut Mastz dan Millton (1982:43), biaya adalah suatu peristiwa yang diukur
berdasarkan nilai uang yang timbul atau mungkin timbul untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Biaya dalam arti luas, adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu.
Biaya dalam arti sempit, merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan
dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan, sedangkan harga pokok dapat
juga disebut sebagai bagian dari harga beli aktiva yang ditunda pembebanannya atau
B. Penggolongan Biaya
penggolongan biaya misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
biaya yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar.
Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siap dijual. Menurut obyek pengeluarannya, biaya produksi dibagi menjadi
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk, contoh: biaya iklan, biaya promosi, gaji karyawan bagian pemasaran.
kegiatan produksi dan pemasaran produk, contoh: biaya gaji karyawan Bagian
3. Biaya berdasarkan sesuatu yang dibiayai. Biaya ini digolongkan atas 2 macam:
Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya
adalah karena sesuatu harus dibiayai. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tak langsung dalam hubungannya
Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan, contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung.
Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
tertentu.
5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Penggolongan biaya atas dasar
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun
kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga
pokok aktiva, dan 9 dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaat dengan
sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran
tersebut.
Biaya sendiri memiliki kemajemukan karena konsepnya berasal dari istilah umum,
sehingga tidak mudah untuk memberikan suatu batasan yang pasti tanpa meninggalkan
Para ahli ekonomi, akuntan dan pihak-pihak yang dihadapkan pada masalah biaya ini
memiliki pengembangan mengenai konsep dan istilah biaya menurut kebutuhan meraka. Objek
dari akuntansi biaya adalah biaya itu sendiri, ini dapat dilihat dari definisi biaya yang
dikemukakan oleh para ahli.Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk
suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku,
baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat
secara fisik, misalnya berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah
biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang
modal.
Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai
apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan yang
bersangkutan telah diperhitungkan secara tepat. Dalam menentukan apakah suatu pengorbanan
merupakan biaya atau tidak, maka terlebih dahulu harus dipahami pengertian tentang biaya
antara lain.
Menurut Supriyono, Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau yang
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) dan akan di pakai sebagai
pengurang penghasilan
Menurut Mulyadi, dalam arti luas Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang di
ukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai
tujuan tertentu, sedangkan Biaya dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva yang di sebut dengan istilah harga pokok, atau dalam
pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu
Menurut Ancella A. Hermawan, mendefinisikan biaya sebagai “Kas atau nilai ekuivalen
kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini
dan masa datang untuk organisasi.Di sisi lain, Carter dan Usry, Biaya didefinisikan sebagai
Biaya adalah “Pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.Dari pengertian di atas,
walaupun nampak ada perbedaan namun pada dasarnya memiliki persamaan yaitu biaya adalah
pengorbanan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal dimasa
Penggolongan Biaya
Atas dasar fungsi pokok dari kegiatan atau aktivitas perusahaan, biaya dapat dikelompokkan
menjadi :
Fungsi produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk di jual
Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kejadian penjualan produk
selesai yang siap untuk di jual dengan cara memuaskan pembeli dan dapat memperoleh
laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dan hasil
penjualan.
Administrasi dan umum adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan
dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).Fungsi keuangan, yaitu fungsi
yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan
perusahaan.
Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan dibebankan untuk
tersebut akan menjadi biaya, penggolongan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut :
Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan dapat memberikan
manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan datang. Pada
saat terjadinya pengeluaran ini dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktual, dan
Penghasilan (Revenue Expenditures) yaitu pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya
pada periode akuntansi di mana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya
pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai aktivitas
Pengolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas terutama untuk
Perhitungan harga pokok produksi sangat mempengaruhi penetapan harga jual suatu
produk sekaligus penetapan laba yang diinginkan. Dengan demikian ketepatan dalam
melakukan perhitungan harga pokok produksi benar-benar diperhatikan karena apabila terjadi
kesalahan dalam perhitungan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Pada umumnya,
sebagian besar dari perusahaan yang menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa masih
Penentuan harga pokok produksi memegang peran yang sangat penting dalam perusahaa
industri. Salah satu kegunaan dan penentuan harga pokok produksi adalah untuk menentukan
permasalahanpenentuan harga pokok. Harga pokok ini memegang peranan penting karena
kesalahan dalam penentuan harga pokok akan mempengaruhi harga jual produk yang
dihasilkan Harga jual produk akan mempengaruhi laba yang diharapkan perusahaan, juga
Pengertian harga pokok produksi adalah, Harga pokok produksi mewakili jumlah biaya
barang yang diselesaikan pada periode tersebut. Satu-satunya biaya yang diberikan pada barang
yang diselesaikan adalah biaya produksi dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
biaya lain-lain Dipihak lain Harga pokok produksi adalah, Kumpulan biaya produksi yang
terdiri dari bahan baku langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam
proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir.Berdasarkan pengertian di atas
dapat dikatakan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya, baik langsung maupun tidak
lansung yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang selama periode tertentu.
Bahan Baku
Biaya bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk
Upah
Biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan.
Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah kerja yang digunakan untuk
Biaya overhead pabrik yang tidak langsung yakni, biaya pekerja dan biaya pabrik yang
1. Biaya bahan baku Menurut Supriyono (1994:20) bahan baku adalah bahan yang akan
diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan pada
2. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang
diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikuti
3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik meliputi biaya tenaga kerja tidak langsung,
biaya bahan penolong, biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya listrik dan biaya lain 10
yang secara tidak langsung ikut dalam proses produksi yang menghasilkan barang jadi.
Apabila perusahaan menggunakan metode harga pokok proses, maka elemen biaya
1. Biaya bahan Bahan adalah barang akan diproses atau diolah menjadi produk jadi. Bahan
2. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh
3. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah semua elemen biaya produksi selain
biaya bahan dan biaya tenaga kerja. Biaya ini meliputi biaya penyusutan dan amortisasi
aktiva tetap pabrik, biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, biaya listrik dan air,
Ada 2 macam metode pengumpulan harga pokok yang digunakan dalam pengumpulan harga
1. Metode harga pokok pesanan Karakteristik yang dimiliki oleh metode ini adalah:
berdasarkan pesanan.
Harga pokok per satuan dihitung bila pesanan sudah selesai dengan membagi total
biaya produksi untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan
yang bersangkutan.
2. Metode harga pokok proses Karakteristik yang dimiliki oleh metode ini adalah:
massa.
Harga pokok persatuan produk yang dihasilkan dihitung dengan cara membagi total
biaya produksi untuk periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
Metode penetuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan
semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Harga pokok
2. Variabel Costing
Variabel costing merupakan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang bersifat variable kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produk menurut
Secara ekstrim system akuntansi biaya pada penentuan harga pokok produk dapat
1. Sistem harga pokok sesungguhnya Sistem harga pokok sesungguhnya adalah sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan atau jasa yang dihasilkan sesuai
dimuka adalah system pembebanan harga pokok atau pesanan jasa yang dihasilkan
sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau pesanan atau
1. Untuk menentukan harga jual produk Dengan diketahuinya harga pokok produk maupun
per unit, maka dapat ditentukan pula laba yang diinginkan untuk di tambah ke dalam
harga pokok produk tersebut sebagai harga jual. Dari biaya produksi yang sebenarnya
maka dapat di adakan perbandingan dengan biaya produksi atau harga jual dari
perusahaan sejenis lainnya yang merupakan pesaing, kemudian dapat di ambil suatu
2. Untuk memantau realisasi biaya produksi Dari harga pokok produk sesungguhnya, maka
dapat di perbandingkan dengan biaya standar yang telah ditentukan sebelum proses
produksi dimulai. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui penyimpangan serta
3. Untuk menghitung laba atau rugi periodik Manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu.
Informasi biaya tersebut untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran
perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau rugi bruto,
selanjutnya untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan
4. Untuk menentukan persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan
dalam neraca. Pada penyajian laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi
laba, harus ada unsure harga pokok persediaan produk jadidan harga pokok produk yang
pada pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya produksi tiap
periode, manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi
yang belum laku dijual pada tanggal neraca. Berdasarkan catatan tersebut, manajemen
dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal
Adapun prosedur penentuan harga pokok produk berdasarkan metode harga pokok
1. Mengumpulkan data produksi langsung yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung serta biaya produksi tidak langsung yang berupa biaya overhead
2. Menghitung biaya produksi langsung sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu
yang didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik
muka, yaitu dengan membagi antara anggaran biaya overhead pabrik periode tertentu
i. Aliran Harga Pokok Produk dan Aliran Kegiatan dalam Perusahaan Manufaktur
manufaktur membuat sendiri barang yang akan dijualnya. Dalam perusahaan manufaktur,
penentuan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit. Perusahaan
manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai, dengan biaya tenaga kerja dan
biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok yang siap untuk dijual. Jadi disini
perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang didalamnya terdapat proses pengolahan bahan
(Supriyono, 1994:56):
1. Pengadaan (Procurement) yaitu kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa yang akan
dikonsumsi dalam produksi yaitu pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku,
bahan penolong serta suplier pabrik dan elemen biaya lainnya. Jadi termasuk didalamnya
2. Produksi (Production) yaitu mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Pada kegiatan
ini dikonsumsi biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya lainnya.
4. Penjualan (Selling) yaitu menyerahkan produk jadi dari gudang ke pemesan atau
pembeli.