Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN HARGA

Disusun Oleh :
NAMA : NANIK SISMIYO WATI
NIM : B100170372
JURUSAN : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1. Pengertian Harga
Definisi harga menurut para ilmuwan yaitu sejumlah uang yang di bebankan
atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Ada 4 hal yang menjadi tujuan penetapan harga, yaitu:
a. Tujuan berorientasi pada laba. Ini didasarkan pada asumsi teori
ekonomi klasik yang menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang maksimum. Dalam
kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks penerapannya
sangat sulit untuk dilakukan.
b. Tujuan berorientasi pada volume. Tujuan ini berorientasi pada
volume, dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat
mencapai target volume penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa
pasar. Misalnyabiaya operasional pemasangan jalur telepon untuk
satu rumah jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah.
c. Tujuan berorientasi pada citra. Perusahaan dapat menetapkan harga
tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra perusahaan.
Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk
citra nilai tertentu
d. Tujuan stabilisasi harga. Tujuan stabilisasi harga dilakukan dengan
jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.
Harga dari suatu barang adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain.
Sebagaimana telah kita ketahui salah satu tugas pokok ekonomi itu adalah
menjelaskan mengapa barang-barang mempunyai harga dan mengapa ada barang-
barang yang mahal dan ada yang murah harganya.
Harga adalah jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk
terebut. Sedangkan menurut Marius harga adalah jumlah uang (kemungkinan
ditambah beberapa barang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi
sebuah produk dan playanan yang menyertainya.4
Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu
produk. Harga dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menilai suatu
barang yang di tawarkan.
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk apabila memungkinkan) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya
Harga adalahsesuatu yang harus diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan.
Harga keseimbangan adalah harga di mana baik konsumen maupun produsen sama-
sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi dan dijual.

Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di bawah harga keseimbangan, terjadi
kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi
berkurang. Sebaliknya.

2. Konsep dan Peranan Harga


Penetapan harga merupakan salah satu keputusan terpenting dalam pemasaran.
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya
(produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Di
samping itu, harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya
dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau
komitmen terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat diubah atau
disesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya menyangkut keputusan jangka
panjang. Harga dapat dinyatakan dalam berbagai istilah, misalnya iuran, tarif, sewa,
bunga premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP, dan sebagainya. Dari sudut
pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk
barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau
penggunaan suatu barang atau jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran
(exchange) dalam pemasaran. merumuskan definisi harga sebagai pengorbanan
keseluruhan yang bersedia dilakukan konsumen dalam rangka mendapatkan produk
atau jasa spesifik.
Pengorbanan tersebut biasanya mencakup uang yang harus dibayarkan kepada
pemasar agar bisa mendapatkan produk, serta pengorbanan lainnya, baik dalam
bentuk non moneter (seperti nilai waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk
atau jasa) maupun moneter (seperti biaya transportasi, pajak, biaya pengiriman, dam
seterusnya).
Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain
itu, secara tidak langsung, harga juga mempengaruhi biaya karena kuantitas yang
terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi
produksi. Oleh karena penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap
perusahaan. Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan
sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang
dirasakan atas suatu barang atau jasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila
manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula.
Demikian pula sebaliknya, pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa
akan meningkat seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. Seringkali
dalam penentuan nilai sebuah barang atau jasa, konsumen membandingkan
kemampuan barang atau jasa bersangkutan dalam memenuhi kebutuhannya dengan
kemampuan barang atau jasa substitusi.
Secara garis besar, peranan harga dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Harga yang dipilih berpengaruh langsung terhadap tingkat permintaan dan
menentukan tingkat aktifitas. Harga yang terlampau mahal atau sebaliknya
terlalu murah berpotensi menghambat pengembangan produk. Oleh karena itu,
pengukuran sensitivitas harga amat penting dilakukan.
b. Harga jual secara langsung menentukan profitabilitas operasi.
c. Strategi penetapan harga harus selaras dengan komponen bauran pemasaran
lainnya. Harga harus dapat menutup biaya pengembangan , promosi, dan
distribusi produk.
d. Berkurangnya daya beli di sejumlah kawasan dunia berdampak pada
semakin tingginya sensivitas harga, yang pada gilirannya memperkuat peranan
harga sebagai instrumen pendorong penjualan dan pangsa pasar.
Tujuan Penetapan Harga
a. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu
memilih harga yang dapat menghasilkan laba terbesar. Tujuan ini dikenal
dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era persaingan global yang kondisinya
sangat kompleks dan banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing
setiap peusahaan, maksimisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali
untuk dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat
dicapai pada tingkat harga tertentu. Dengan demikian, tidak mungkin sebuah
perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat
menghasilkan laba maksimum.
b. Tujuan berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan
harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang
biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives. Harga ditetapkan
sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan (dalam ton, kg,
unit, dan lain-lain), nilai penjualan (Rp) atau pangsa pasar (absolut maupun
relatif). Tujuan ini banyak diterapkan oleh maskapai penerbangan, institusi
pendidikan perusahaan topur and travel, pengusaha bioskop dan pemilik bisnis
pertunjukan lainnya.
c. Tujuan berorientasi pada Citra
Citra (image) sebuah perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga. Perusahaan dapat menetapkan harga mahal untuk membentuk atau
mempertahankan citra prestisius. Sementara itu, harga murah dapat digunakan
untuk membentuk citra nilai tertentu (image of Value), misalnya dengan
memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di
suatu wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik penetapan harga mahal maupun
murah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap
keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.
d. Tujuan Stabilitasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap hargap, bila sebuah
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan
pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan
stabilitasi harga dalam industri-industri tertentu yang produknya sangat
terstandarisasi. Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga
untuk mempertahankan hubungan yang stabil.

Tahap Penentuan Harga


Penentuan harga perlu melalui prosedur beberapa langkah sebagai berikut:
Memilih Tujuan dan orientasi harga
Memperkirakan permintaan produk dan perilakunya
Memperkirakan biaya dan perilakunya
Melakukan analisis pesaing
Menentukan strategi harga
Menyesuaikan harga
Strategi – Strategi Harga
Strategi Harga Berorientasi Kepada Biaya
Strategi harga yang berorientasi kepada biaya akan mendasarkan perhitungan biaya (
tetap atau variabel ) dan menentukan target keuntungan yang di inginkan ( atau target
pengembalian investasi ) untuk dapat menetapkan harga.
Harga Berdasrkan Tingkat Keuntungan tertentu
Harga ditentukan menurut perhitungan biaya dan target keuntungan yang di
harapkan.Besarnya keuntungan merupakan prosentase dari biaya ( cost-plus) , harga
perolehan ( mark-up ), atau harga jualnya.
Melalui perilaku biaya ( tetap maupun variabel ) dapat di perhitungkan tingkat atau
volume penjualan impas ( break-even-point ) . Berdasarkan tingkat tersebut dapat
ditargetkan keuntungan.
Harga Berdasarkan Tingkat Pengembailan Investasi
Selain target keuntungan, tingkat pengembalian investasi ( ROI ) juga di
pergitungkan untuk menghitung harga.

Harga Berdasrakan Keuntungan Maksimum


Keuntungan maksimum merupakan target perusahaan yang akan di capaim melalui
penetapan harga jual produk .Teori ekonomi menyatakan bahwa tingkat keuntungan
maksimum akan di capai pada keadaan marjinal pendapatn sama dengan marjinal
biaya.
Metode yang dapat diguanakan untuk mencapai target tersebut adalah
Cost plus pricing
Cost plus pricing adalah penetapan harga dengan menambah kan sejumlah prosentase
tertentu dari harga jual atau biaya sebagai keuntungannya.
1. Mark-up pricing
Mark up pricing adalah penetapan harga jual dengan menambahkan
sejumlah prosentase tertentu dari harga jual atau harga perolehan barang
dagangannya.
2. Break Even Analysis
Break even analysis adalah penetapan harga dengan mempertimbangkan
tingkat kuantitas penjualan perusahaan dimana penerimaan sama dengan
pengeluaran biayanya ( biaya tetap dan variabel ). Denagn memahami
batas impas tersebut ,harga dapat ditetapkan di atasnya agar memperoleh
keuntungan.
3. Maximum Profit
Penetapan harga bertujuan untuk mencari keuntungan yang maksimal.
Keuntungan maksimal akan di capai pada tingkat dimana marjinal
pendapatan ( MR ) sama dengan marjinal biaya ( MC ).
a. Strategi Harga Berorientasi Kepada Permintaan
Pentepan harga yang berorientasikan kepada permintaan akan mempertimbangkan
kondisi permintaan pasar. Harga akan diserap apabila ada permintaan,atau dengan
kata lain ,harga dapat di tetapkan sesuai atau menurut tingkat permintaanya.
Sehingga perusahaan perlu memahami samapi dimana permintaan terhadap
barang tersebut terbentuk. Dengan mempertimbangkan permintaan pasar,maka
strategi harga ini dapat diarahkan untuk mencapi tingkat atau peryumbuhan
penjualan atau market-share.
Diskriminasi Harga
Pada pasar yang heterogen,tingkat permintaan masing masing kelompok (
segment ) pasar tidaklah sama. Oleh karena itu penetapan harga dapat mengikuti
perbedaan – perbedaanyang ada di pasar atau produsen sengaja menciptakan
perbedaan perbedaan tersebut agar harga dapat di bedakan.Harga untuk produk
yang sama dapat di bedakan menurut pelanggan,bentuk produk,tempat, dan
waktu.Di beberapa negara, diskriminasi harga tersebut tidak di perbolehkan.
Perceived Value Pricing
Dalam kenyataan,konsumen lebih memperhatikan manfaat yang akan di terima
dari barangnya ( bersifat psikologis ) daripada besaran harga itu
sendiri.Seringkali,harapan harapan akan manfaat tersebut sengaja di ciptakan ( din
perjelas ) oleh produsen agar pembeli lebih memperhatikan nya ( dengan
mnegabaikan besaran harga ). Berdasarkan kenyataan ini,harga dapat di tetapkan
menurut manfaat yang akan di terima ( expected perceived value ) bagi konsumen.
Penetapan harga dengan memperhitungkan nilai atas manfaat yang akan di terima
oleh pembeli.
b. Strategi Harga berorientasi kepada persaingan
Harga akan dapat bertahan pada pasar persaingan apabila memperhatikan harga
harga pesaingnya ( price competition ) terutama price leadernya.Oleh karena
itu,harga dapat di tentukan sama, di atas atau di bawah harga pesaingnya ( going
rate pricing ).Pada penawaran pekerjaan secara lelang,harga di tetapkan dengan
memperkirakan harga pesaingnya ( bid pricing ).
Selain mengandalkan pada harga,strategi penetapan harga dapat berdasarkan pada
persaingan non harga ( non price conpetition ), yaitu misalnya melalui
peningkatan penawaran pelayanan ( misalnya memberikan pelayanan purna jual )
atau menggeser orientasi dari produk fisik ke produk jasa ( misalnya dengan
mengutamakan manfaat produk bukan pada produk fisiknya yang di jual ).
Kebijakan Harga Akhir
Harga yang sudah di tetapkan,seringkali perlu disesuaikan karena perubahan yang
terjadi pada lingkunagn pemasaran.Kebijakan harga perlu di ambil untuk
melakukan antisipasi perubahan perubahan tersebut.Penyesuian harga (
administered pricing ) perlu mempertimbangkan fleksibilitas,siklus
prduk,potongan harga,jarak geografis antara penjual dan pembeli,product
mix,serta harga psikologis pelanggan.
 One price policy
Kebijakan memasang satu harga yang sama bagi setiap pelanggan untuk setiap
pembelian dengan kuantitas dan kondisi yang sama.Dengan harga yang sama (
harga mati ) tersebut harga tidak lagi flexible mengikuti perubahan yang ada.
 Flexible Price
Kebijakan menetapkan harga yang berbeda ( harga diskirminasi )bagi setiap
pelanggan untuk pembelian sejumlah produk tertentu.Dengan harga yang
beragam,perusahaan lebih luwes mengkuti perbedaan ( atau sengaja
dinciptakan oleh produsen ) atau perubahan perubahan yang ada.
 Skimming Pricing
Penentuan harga yang tinggi bagi puncak permintaan ( skimmed pricing )
untuk menutup investasin awal sebelum diajukan kepada pasar yang peka
terhadap harga. Umumnya di terapkan pada tahap introduksi barang baru,yang
kemudian secara bertahap harga akan mengikuti pasar.Penetapan harga ini
hanya dapat di lakukan dengan beberapa asumsi yang kondisional.
 Penetration Pricing
Kebijakan penetapan harga yang rendah untuk tujuan penggunaan pasar yang
luas.Pada kondisi ini harga rendah lebih bersifat promosional ( harga menarik
) .Diharapkan dalam jangka panjang dapat menutup investasi pada tahap riset
dan pengembangan.Juga seringkali digunakan pada tahap perkenalan baru
bagi pasar yang peka ( elastis ) terhadap harga
 Potongan Tunai
Potongan tunai ( cash discount ) adalah pengurangan atas harga resmi untuk
pembeli yang membyar dalam jangka waktu tertentu dengan tunai.
 Potongan Kuantitas
Potongan kuantitas ( quantity discount ) adalah pengurangan harga bagi
pembelian produk dalam jumlah tertentu baik secara nin kumulatif ( pada
setiap kali pembelian untuk setiap pembeli ) maupun kumulatif ( apabila telah
mencapai sejumlah pembelian produk tertentu untuk pembeli yang sama.
 Potongan Musiman
Pengurangan harga yang di berikan untuk waktu waktu atau musim
tertentu.Tujuaan potongan musiman adalah mengendalikan permintaan yang
tidak teratur atau untuk aspek promosional yang berkaitan dengan event event.
 Potongan Dagang
Potongan dagang ( trade discount ) adalah bentuk pengurangan darin harga
resmi yanh hanya di berikan kepada pedagang ( besar atau eceran ) yang
melakukan fungsi dalam kegiatan pemasaran terutama pada kegiatan
distribusi.Tujuannya untuk mendorong penyalur meningkatkan pembeliannya.
 Loss Leader
Adalah harga produk yang sengaja di pasang atau di promosikan dengan harga
lebih murah.Tujuan untuk megarahkan ke produk produk yang berharga lebih
mahal dengan “merendahkan” produk yang di promosikan untuk tujuan
meningkatkan pengunjung toko ( store trafic ). Akan tetapi seringkali banyak
produsen produk sebenarnya keberatang dengan kebijakan ini karena dapat
merusak citra produk ataudapat menimbulkan protes dari supermarket lain
yang tersaingi dalam penetuan harga yang akhirnya dapat menciptakan perang.
 Special Events
Merupakan harga promosional khusus diberikan saat saatb atau kejadian
khusus untuk menarim pembeli,Dengan memberikan potongan harga .Harga
khusus ( harga murah,obral,cuci gudang ).
 Low Interest
Low interest financing adalah sebenarnya kebijakan harga dengan
memberikan kredit dengan bunga yang rendah bahkan dengan nol persen.
 Jaminan
Harga promsi diberikan dalam bentuk jaminan atau garansi cuma-Cuma untuk
setiap kontrak pemebelian yang terjadi.
 Rebate
Rebate atau rabat adalah pengambilan uang pembelian dalam junlah tertentu
setelah mengirimkan nota pemebliaanya kepada produsen.Tujuan dari rebate
adalah untuk mengukur tingkat respons ( loyalitas ) konsumen terhadap
tindakan penjual.
 Tukar Tambah
Kesempatan yang diberikan bagi pembeli lama untuk menukarkan barangnya (
atau produk sejenis dari merk lain ) dengan produk seri terbaru dengan
memberikan harga yang lebih rendah.Tujuan tukar tambah adalah untuk
menarik atau mengurangi peredaran produk lama ( kanibalis produk ) atau
menarik produk yang sejenis milik pesaing.
 Fob Pricing
Fob pricing adalah penetuan harga yang mempertimbangkan jarak geografis
untuk biaya transprotasi.
 Fas Pricing
 Uniform Delivered Pricing
Penentuan harga sama bagi produk yang di antarkan ke tujuan pembeli tanpa
memperhatikan jarak yamg di tempuh.Cara ini mirip dengan penetapan biaya
pengiriman surat lewat pos dengan perangko ,sehingga sering disebut
Stammped pricing.
 Basing Point Pricing
Penentuan harga ssma hanya berlaku dari titik titik atau tempat tempat tertentu
( kota gudang atau pabrik ).Pada cara ini muncul kasus Phantom Freight atau
Absorp Freight yang menguntgungkan atau merugikan pembeli.
 Zone Pricing
Untuk mengatasi persoalan yang ada pada Basing Point,harga sama tidak lagi
pada berdasarkan titik tertentu tetapi menurut wlayah tertentu.
 Optional Pricing
Adalah harga standar untuk untuk produk produk fungsional ( generic product
) saja. Untuk memenuhi keinginan ( expected product ) konsumen
menambahkan beberapa tambahan produk lain.
 Captive Pricing
Harga suatu produk seringkali dikaitkan dengan produk lain sebagai produk
kompelmenternya.
 Unit Pricing
Harga suatu produk mempertimbangkan pesrsatuan berat,isi,atau ukuran –
ukuran lain suatu produk.Untuk jumlah tertentu ( lebih besar ) harga per
unitnya serimgkali lebih murah.
 Paket
Merupakan harga untuk paket sejumlah barang barang tertentu.Tujuannya
tidak saja merupakan promosi tetapi lebih bertujuan untuk menjual beberapa
produk sekaligus.
 Price Lining
Penetuan harga dikaitkan dengan jajarab product ( product line )nya, untuk
menkankan produk produk tertentu.Misalnya harga harga produk yang
berurutan kualitasnya adalah Rp9000,Rp8000,Rp5000.Pembeli akan di paksa
untuk memilh produk yang kualitas pertama sebagai pembanding kualitas
keuda.
 Prestis
Adalah kebijakan memasang harga ( umunya harga yang mahal ) untuk
memberikan ksan”produk khusus” yang bergengsi ( prestis ) bagi kalangan
pembeli tertentu.Secara psikologis harga mahal hanya di jangkau oleh kelas
masyarakat tertentu.
 Relasi Kualitas
Seringkali pembeli mengaitkan antara harga dengan kualitas ( harga lebih
mahal mengesankan kualitas yang lebih baik ) terutama bagi produk – produk
yang relatif homogen.Pembeli yang kesulitan dalam mebandingkan produk
yang relatif homogen menggunakan pedoman perbedaan harga untuk
menentukan kualitas produk.
 Angka Ganjil
Penetapan harga sengaja di rancang tidak dalam angka yang bulat.Untuk
memberikan kesan yang lebih rendah dari jumlah yang sebenarnya.Misalnya
harga 8950 lebih mengesankan hargta “hanya” 8000 pdahal hampir mencapai
Rp9000.

Anda mungkin juga menyukai