Anda di halaman 1dari 17

1.

1TEORI EKONOMIKA
Secara garis besar,teori ekonomika dibagi menjadi teori makro ekonomika
(macroeconomics theory) dan teori mikroekonomika (microeconomics theory).Teori
mikroekonomika disebut juga teori harga (price theory) karena menjelaskan terciptanya
harga.
Harga sebuah produk adalah hasil akhir dari interaksi dan kekuatan,yakni permintaan
dan penawaran produk tersebut.Teori Permintaan mengatakan bahwa jumlah produk
yang diminta oleh pembeli (pelanggan) pada suatu periode waktu tertentu bergantung
pada harga produk itu.Semakin tinggi harga,semakin sedikitlah jumlah unit produk yang
diminta.Sebaliknya,semakin rendah harga,semakin banyaklah jumlah unit produk yang
diminta.Teori Penawaran mengatakan bahwa jumlah produk yang ditawarkan oleh
penjual pada suatu periode waktu tertentu bergantung pada harga produk itu.Semakin
tinggi harga,semakin banyak jumlah unit produk yang ditawarkan penjual,sebaliknya
semakin rendah harga,semakin sedikit pula jumlah unit produk yang ditawarkan.
 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan merupakan derajat kepekaan relatif jumlah barang


yang diminta akibat adanya perubahan harga.Jika permintaan suatu produk peka
terhadap perubahan harga,maka permintaan tersebut elastis terhadap perubahan
harga.Ukuran yang digunakan untuk melihat intensitas kepekaan terhadap harga
ini adalah elastisitas permintaan terhadap harga atau sering disebut dengan
elastisitas harga.Jika permintaan suatu produk terhadap perubahan pendapatan
konsumen,maka permintaan produk tersebut elastis terhadap perubahan
pendapatan.Ukuran yang digunakan untuk melihat intesitas kepekaan ini desebut
elastisitas pendapatan.

Selain elastisitas harga dan elastisitas pendapatan,terdapat elastisitas


silang,yakni derajat kepekaan relatif jumlah barang yang diminta akibat
perubahan harga barang lain.
1.2 PENGERTIAN HARGA JUAL

Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang)yang di butuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.Perusahaan selalu menetapkan harga
produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang
maksimal.

Hansen dan Mowen(2001:633) mendefinisikan ‘harga jual adalah jumlah moneter yang di
bebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang di
jual atau diserahkan”.

Menurut mulyadi(2001:78)”pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh di
tambah dengan laba yang wajar .Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up.”

Jadi dapat di simpulkan bahw harga jual adalah sejumlah biaya yang di keluarkan perusahaan
untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan
perusahaan,oleh karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu
cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga
yang tepat untuk produk yang terjual.Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan
kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasaan kepada
konsumen.

 TUJUAN PENENTUAN HARGA JUAL


Tujuan penentuan harga jual ada bermacam-macam.Tujuan penentuan harga jual yang
dilakukan perusahaan terhadap produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut
(Kotler,1996:356) :
1. Kelangsungan hidup perusahaan

Perusahaan menetapkan tujuan ini apabila menghadapi kelebihan kapasitas


produksi,persaingan yang ketat atau perubahan selera konsumen.Dalam hal
ini,bertahan hidup lebih utama dari pada menghasilkan keuntungan.Demi
kelangsungan hidup perusahaan,disusun strategi dengan menetapkan harga jual
yang rendah.
2. Peningkatan arus keuntungan

Perusahaan dapat memaksimalkan laba jangka pendek apabila perusahaan


lebih mementingkan prestasi keuangan jangka pendeknya dibandingkan jangka
panjang.Perusahaan mempunyai keuntungan untuk menetapkan harga yang dapat
memaksimalkan laba jangka pendek dengan anggapan bahwa terdapat hubungan
antara permintaan dan biaya dengan tingkatan harga yang akan menghasilkan laba
maksimum yang ingin dicapai.

3. Kepemimpinan kualitas produk

Dalam hal ini,perusahaan menetapakan harga yang tinggi supaya kualitas


produksi tetap terjamin.Ada kemungkinan perusahaan mempunyai keinginan untuk
memasarkan produk dengan kualitas tinggi atau ingin menjadi pemimpin dalam
kualitas produk dipasarnya.Pada umumnya perusahaan semacam ini menetapkan
harga yang tinggi dengan tujuan agar dapat menutup tingginya dalam menghasilkan
mutu produk yang tinggi.

4. Meningkatkan Penjualan

Peningkatan penjualan akan mempengaruhi penerimaan perusahaan,jumlah


produksi dengan laba perusahaan.Perusahaan selalu menginginkan jumlah penjualan
yang tinggi untuk menunjang kelangsungan hidupnya.Peningkatan penjualan dapat
dilakukan melalui bauran pemasaran yang agresif.Pengembangan produk dengan
memperbarui atau menawarkan produk-produk baru dapat meningkatkan
penjualan.Pada satu sisi,perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan dengan
tetap mempertahankan tingkat labanya.Sedangkan di sisi lain,manajemen dapat
memutuskan untuk meningkatkan volume penjualan melalui strategi pemotongan
harga atau penetapan harga yang agresif dengan menanggung resiko.

5. Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar

Salah satu strategi yang dapat ditempuh perusahaan adalah mempertahankan


dan meningkatkan pangsa pasar.Banyak perusahaan menetapkan harga yang rendah
untuk mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar.
6. Menstabilkan harga

Perusahaan berupaya menstabilkan harga dengan tujuan untuk


menghindari adanya peran harga pada waktu permintaan meningkat atau menurun
(tidak stabil).

Oleh karena itu perusahaan perlu menentukan tujuan utama agar fokus
perusahaan menjadi lebih jelas.Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut diatas ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan tersebut akan diuraikan lebih lanjut pada
sub bab di bawah ini.

 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL


Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi harga jual produk,yaitu:
 Customer atau pelanggan,pelanggan dapat mempengaruhi harga
berdasarkan fitur yang terdapat pada produk tersebut serta kualitasnya.
 Competitors atau pesaing, perusahaan harus memperhatikan apa yang
dilakukan oleh pesaingnya,termasuk harga jual produk mereka,yang
bisa menjadi substitusi produk tersebut.
 Costs atau biaya,semakin tinggi biaya produksi produk tersebut,maka
semakin mahal produk tersebut dijual.

1.3 PENENTUAN HARGA BERDASARKAN KOS

Teori ekonomika memang berhasil mengembangkan model-model penentuan harga


untuk pelbagi tipe pasar.Teori ekonomika tersebut memang logis,akan tetapi sulit untuk
diterapkan secara langsung oleh manager untuk menetapkan harga jual dalam prkatik.

Sulitnya penerapan teori ekonomika tersebut dikarenakan oleh hal-hal


berikut.Pertama adanya asumsi bahwa kurva permintaan dapat
diketahui.Umumnya,managemen tidak memiliki data yang akurat,cukup dan dapat dipercaya
untuk membuat kurva permintaan yang tepat.Kedua,teori ekonomika menganggap bahwa
perusahaan bertujuan mencari laba maksimum,padahal banyak tujuan sosial,hukum dan
batasan yang mempengaruhi keinginan managemen untuk memperoleh laba
tersebut.Ketiga,banyak faktor lain,di samping harga mempengaruhi fungsi
permintaan.Misalnya,interaksi antara kebijakan pe,asaran dan distribusi,kebijakan promosi
dan pengiklanan,penyebaran staf penjualan,penawaran jasa-jasa kepada pelanggan,dan
pelbagi tipe produk yang dijual.Seluruh faktor ini mempunyai pengaruh terbesar terhadap
jumlah produk yang dijual pada harga tertentu.

Pelbagi kesulitan di atas memaksa managemen untuk menggunakan pendekatan coba-


coba dalam menentukan harga jual.Informasi kos menjadi dasar pengambilan keputusan
menetukan harga jual produk/jasa.

1. COST-PLUS PRICING

Dalam jangka panjang,harga jual produk harus dapat menutup seluruh kos.Jika
tidak,maka perusahaan tidak mampu mempertahankan hidupnya.Dalam jangka
panjang,seluruh laba yang diinginkan dapat tercapai.

kos adalah relevan untuk menentukan harga jual dan harus dipertimbangkan secara
eksplisit agar tujuan laba jangka panjang dapat tercapai.

Pendekatan yang lazim untuk menentukan harga jual produk standar adalah
menerapkan formula cost-plus.Menurut pendekatan ini,harga jual adalah cost ditambah
dengan markup sebesar presentase tertentu dari cost tersebut.Markup harus ditentukan
sedemikian rupa,sehingga laba yang diinginkan dapat tercapai.

 KOS PRODUKSI PENUH

Salah satu dasar yang digunakan untuk menentukan harga jual produk
adalah kos produk yang dihitung dengan pendekatan absorption costing (full
costing).Menurut pendekatan ini,kos produk terdiri atas kos bahan baku,kos
tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik tetap dan variabel.Harga jual yang
ditargetkan adalah kos produk ditambah dengan markup.

Untuk memberikan gambaran,anggaplah bahwa sebuah perusahaan sedang


dalam proses menentukan harga jual produknya.Data kos ysng berhubungan
dengan produk tersebut tersaji sebagai berikut.
Kos Per unit Total

Bahan Baku Rp1.000

Tenaga Kerja Langsung 800

Overhead Variabel 800

Overhead Tetap (berdasar pada produksi

10.000 unit) 1.400 Rp14.000.000

Pemasaran & Administrasi Variabel 400

Pemasaran & Administrasi Tetap berdasarkan

Pada produksi 10.000 unit) 200 2.000.000

Menurut data diatas,kos adalah sebesar Rp4.000 per unit,sebagaimana perhitungan


berikut ini,

Bahan Baku Rp1.000

Tenaga Kerja Langsung 800

Overhead (tetap Rp1.400 dan variabel Rp800) 2.200

Kos Produksi Penuh Per Unit Rp4.000

Misalnya markup yang diinginkan adalah 50% dari kos produk,Dengan


demikian,harga jualnnya adalah Rp6.000,sebagaimana perhitungan berikut,

Kos Produksi Penuh per unit Rp4.000

(+) Markup untuk menutup kos pemasaran

Kos administrasi,dan laba:50% dari kos produksi Rp2.000


Target Hara Jual per unit Rp6.000

Meskipun pendekatan ini bernama cost-plus,namun masih ada bagian kos


yang tersembunyi (buried) dalam markup.Kos yang tersembunyi tersebut adalah kos
administrasi dan kos pemasaran.Kos tersebut dapat pula ditampakkan secara terpisah
dan ditambahkan dengan kos produksi.Jadi,markup dapat dihitung dari seluruh
kos,baik produksi maupun kos nonproduksi.

Kalau kita menggunakan seluruh kos (produksi dan nonproduksi) sebagai


dasar penentuan harga,berarti kita mendasarkan pada full cost,cara seperti itu jarang
dilakukan dalam praktik.Alasannya adalah kesulitan yang dihadapi dalam
mengalokasikan kos nonproduksi jika produk perusahaan banyak jenisnya.

 KOS PENUH

Dasar lain yang dapat digunakan untuk menetukan harga jual adalah full
cost.Full cost adalah seluruh kos baik kos produksi maupun kos nonproduksi
.Pendekatan ini sulit diterapkan apabila produk yang dibuat oleh perusahaan
terdiri atas pelbagi jenis.

Dengan menggunakan data sebelumnya,full cost per unit adalah sebagai


berikut

Kos produksi penuh per unit .................................. Rp4.000

Kos pemasaran dan administrasi variabel .......... 400

Kos pemasaran dan administrasi tetap .......... 200

Full Cost per unit ............................................... Rp4.600


Apabila ditetapkan markup 30,43% dari full cost,maka besarnya harga jual
adalah Rp6.000 sebagaimana perhitungan berikut

Kos penuh per unit ............................................. Rp4.600

(+) Markup: (30,43% x Rp46) ..................... 1.600

Target Harga Jual per unit .................................. Rp6.000

 KOS PRODUKSI VARIABEL

Dasar ketiga yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual adalah
kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing.Menurut
pendekatan ini,kos produk hanya terdiri atas kos variabel yang diperlukan untuk
memproduksi barang atau jasa.Elemen kos produk hanya meliputi kos bahan
baku,kos tenaga kerja langsung,dan kos overhead pabrik variabel.Kos overhead
pabrik tetap dianggap bukan kos produksi,melainkan kos perioda (period cost).

 KOS VARIABEL

Dasar keeempat untuk menentukan harga jual adalah variabel cost,yaitu


seluruh kos variabel baik kos produksi variabel maupun kos non produksi
variabel.Kos variabel per unit adalah:

Kos produksi variabel per unit ............................... Rp2.600

Kos pemasaran & administrasi variabel per unit ....... 400

Kos variabel per unit ....................................................... Rp3.000

Apabila markup ditetapkan 100% maka terget harga jual per unit
adalah Rp3.000 + Rp3.000 = Rp6.000 seperti perhitungan berikut,

Kos produksi variabel per unit .......................... Rp3.000

(+) Markup untuk menutup laba:100% x Rp3.000 ..... 3.000

Target harga jual per unit produk .......................... Rp6.000


Dari penjelasan di atas,penentuan harga jual produk dengan mendasarkan pada
kos tidak dapat dipandang sebagai formula yang kaku dan deterministik (pasti).Pelbagi
formula yang ada hanyalah cara menentukan target harga jual sebagai pendekatan coba-
coba.Pada akhirnya,konsumenlah yang dapat menentukan harga,sehingga perusahaan
harus selalu menyesuaikan harga jualnya atau mengubah ini produknya.Selalu
menyesuaikan harga jual dilakukan apabila pasar yang dihadapi perusahaan adalah
persaingan sempurna karena posisi perusahaan hanyalah price taker.

2. MENENTUKAN PERSENTASE MARKUP

Markup dibentuk untuk menutup: (1) kos selain kos yang menjadi dasar
perhitungan,dan (2) laba yang diinginkan.Jika salah menentukan persentase markup,maka
kos tersebut dan laba yang diinginkan tidak dapat ditutup oleh harga jual.Return on
investment (ROI) adalah salah satu cara untuk menentukan besarnya markup.Berikut ini
empat buah untuk menentukan besarnya persentase markup.Semua formula akan
menggunakan data di bawah ini.

Rerata aset operasi setiap tahun Rp50.000.000,produksi dan penjualan setahun


10.000 unit.Return On Investment (ROI) atau Return On Assets Employed yang
diinginkan adalah 28%.Data kos taksiran setahun mendatang adalah sebagai berikut,

Total Per unit

Kos Bahan baku ................................................. Rp10.000.000 Rp1.000

Kos Tenaga kerja langsung ......................... 8.000.000 800

Kos Overhead variabel ..................................... 8.000.000 800

Kos overhead tetap .................................... 14.000.000 1.400

Kos pemasaran dan Administrasi variabel ........... 4.000.000 400

Kos pemasaran dan Administrasi tetap ............. 2.000.000 200

Jumlah ...............................................................R46.000.000 Rp4.600


 FORMULA FULL COSTING
Formula ini dipergunakan jika dasar perhitungan untuk menentukan markup
adalah kos produksi penuh.
(Target ROI) + (Kos Pemasaran dan Administrasi Total)
% markup =
(Volume dalam unit) x (Kos Produk penuh per unit)

(28% x Rp50.000.000) + (Rp6.000.000)


=
(10.000 x Rp 4.000)

Rp20.000.000
=
Rp40.000.000
= 50%

Dengan menggunakan data taksiran di atas,maka harga jual per unit produk yang
ditargetkan adalah

Kos produksi penuh per unit ...................................... Rp 4.000

(+) Markup 50% x Rp 4.000 ...................................... 2.000

Target harga jual per unit ...................................... Rp 6.000

Jika perusahaan dapat menjual seluruh produksinya (10.000 unit) dengan harga jual
per unit Rp6.000,maka taksiran labanya tahun depan tampak seperti berikut ini.

Penjualan (10.000 x Rp6.000) ........................ Rp 60.000.000

(-) HPP (10.000 x Rp4.000) ........................ 40.000.000

Laba bruto ............................................................ 20.000.000

(-) Biaya pemasaran dan administrasi ................... 6.000.000


Laba ........................................................................ Rp 14.000.000

Berdasarkan perhitungan di atas,ROI dapat dibuktikan sebesar 28% dan markup


sebesar 50%.sebagai berikut.

Laba Penjualan

ROI = x

Penjualan Rerata Aset Operasi

Rp 14.000.000 Rp 60.000.000

= x

Rp 60.000.000 Rp 50.000.000

= 0,233 x 1,2

= 28%

Target ROI + Kos Pemasaran dan Administrasi

% markup =

Volume dalam unit x Kos Produk per unit

(28% x Rp50.000.000) + (Rp6.000.000)

10.000 x Rp4.000

Rp 20.000.000

Rp 40.000.000

= 50%
Dari angka ini terbukti bahwa markup sebesar 50% atau Rp 20.000.000 yang akan
digunakan untuk menutup kos pemasaran dan administrasi Rp 6.000.000 dan laba
bersih yang dikehendaki sebesar Rp 14.000.000,yakni ROI sebesar 28% dari rerata
investasi Rp 50 juta.

 FORMULA FULL COST

Formula ini dipergunakan jika dasar perhitungan untuk menentukan markup


adalah kos penuh,yaitu penjumlahan antara kos produksi dan kos nonproduksi.

Target ROI

% markup =

Volume dalam unit x Total kos penuh per unit

28% x Rp 50.000.000

10.000 x Rp4.600

Rp 14.000.000

Rp 46.000.000

= 30,43%

Adapun harga jual unitnya adalah Rp4.600 + (30,43% x Rp4.600) = Rp6.000.

 FORMULA VARIABLE COSTING


Formula ini dipergunakan jika dasar perhitungan untuk menentukan markup
adalah kos produksi variabel.
Target ROI + Kos Tetap + Kos nonproduksi variabel
% markup =
Volume dalam unit x Kos produksi variabel per unit
(28% x Rp50.000.000) + Rp16.000.000 + Rp4.000.000
=
10.000 x Rp 2.600
Rp 34.000.000
=
Rp 26.000.000
= 130,77%

Harga jual per unit dengan data di atas adalah Rp 2.600 + (130,77% x
Rp2.600) = Rp 6.000.

 FORMULA VARIABLE COST


Formula ini dipergunakan jika dasar perhitungan untuk menentukan markup
adalah kos produksi dan nonproduksi variabel.
Target ROI + Kos Tetap
% markup =
Volume dalam unit x Kos penuh variabel per unit

(28%n x Rp50.000.000) + Rp16.000.000

=
10.000 x Rp3.000
Rp30.000.000
=
Rp30.000.000
= 100%

Dari data di atas,maka harga jual produk per unit adalah Rp3.000 + (100% x
Rp 3.000) = Rp6.000
Dengan menggunakan data yang sama,harga jual per unit adalah Rp6.000
walaupun formula yang digunakan dan besarnya markup berbeda-
beda.Markup berbeda-beda karena dasar yang digunakan untuk menentukan
markup berbeda-beda.Harga jualnya sama karena ROI yang diinginkan adalah
sama,yaitu 28%.Perhatikan tabel berikut,

Formula Formula Formula Formula


Full Costing Full Cost Variable Variable
Costing Cost

Dasar yang digunakan :

1.Seluruh kos produksi 4.000

Markup 50% 2.000

2.Seluruh kos 4.600

Markup 30.43% 1.400

3.Kos produksi variabel 2.600

Markup 130,77% 3.400

4.Kos variabel 3.000

Markup 100% 3.000

Harga Jual 6.000 6.000 6.000 6.000


3. PENENTUAN HARGA WAKTU DAN BAHAN

Pendekatan penentuan harga waktu dan bahan (time and material pricing)
menggunakan dua buah tarif penentuan harga jual.Tarif pertama mendasarkan pada
waktu tenaga kerja langsung,dan yang kedua mendasarkan pada bahan.Tarif tersebut
dibentuk untuk menutup kos administrasi dan pemasaran,kos tak langsung lainnya,dan
laba yang diinginkan.Penentuan harga jual dengan metode ini lazim digunakan oleh
bengkel reparasi mobi dan motor,perusahaan percetakan,dan perusahaan-perusahaan lain
yang bergerak di bidang jasa.Metoda ini juga digunakan oleh pelbagi persekutuan para
ahli,seperti akuntan,pengacara,dokter,dan konsultan.

Komponen waktu dinyatakan secara khusus sebagai tarif per jam tenaga kerja
langsung.Tarif ini dihitung dari penjumlahan tiga elemen berikut : (1) kos tenaga kerja
langsung,termasuk gaji dan tunjangan tambahan; (2) kos penjualan dan administrasi; dan
(3) laba yang diinginkan.

Adapun komponen bahan meliputi harga beli bahan yang digunakan selama
pengerjaan ditambah material loading charge (MLC).MLC dimaksudkan untuk menutup
kos pemasaran,handling dan penyimpanan bahan,plus margin laba untuk bahan itu
sendiri.

Contoh berikut merupakan penjelasan metoda ini.Sebuah bengkel sepeda motor


membayar gaji tenaga kerja langsung sebesarnRp10.000 per jam plus tunjangan tambahan
Rp4.000 per jam.Kos lainnya sebulan sebagai berikut.

Gaji mandor,termasuk tunjangan tambahan Rp 4.250.000

Bahan habis pakai 1.600.000

Penyusutan 7.300.000

Kos administrasi & pemasaran 9.350.000

Jumlah Rp22.500.000
Tenaga kerja langsung dalam sebuah bekerja selama 2.500 jam.Jika dikehendaki laba
per jam sebesar Rp7.000,maka harga kepada pemesan (pelanggan) per jam adalah
sebagai berikut,

Gaji tenaga kerja langsung (termasuk tunjangan per jam) Rp 14.000

Kos lain per jam: Rp 22.500.000 : 2.500 9.000

Laba yang diinginkan per jam 7.000

Total beban per jam kepada pelanggan Rp 30.000

Kos pemesanan dan penyimpanan diperkirakan 25% dari harga faktur pembelian
bahan.Laba yang diinginkan atas bahan ini adalah 15%.Seandainya dari data di
atas,ada seorang pelanggan yang mendapat jasa reparasi selama 2,5 jam dan
membutuhkan komponen motor (bahan) yang harga belinya sebesar Rp 100.000,maka
ia akan dikenakan harga sebagai berikut,

Jam kerja 2,5 jam @ Rp 30.000 Rp 75.000

Bahan yang digunakan (harga beli) Rp100.000

(+) Kos pemesanan,handling dan

Penyimpanan:25% x Rp100.000 25.000

(+) Laba 15% x RP100.000 15.000 Rp140.000

Harga jual yang dibebankan kepada pelanggan Rp215.000


KERANGKA KONSEPTUAL HARGA JUAL

OLEH KELOMPOK 6
1. MARIA CLEMENTINA WEA
2. SRI MURNIYATI
3. ANNA YANINA ANUL
4. CHANDRA ALIM

UNIVERSITAS FLORES
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai