OLEH
NIM : 2016440657
KELAS : VA
UNIVERSITAS FLORES
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
hidup usaha serta pencapaian tujuan perusahaan,modal kerja merupakan sumber dana berupa
kas yang pada hakekatnya diarahkan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-hari,baik
dalam jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjang.Setiap modal kerja atau dana
yang dikeluarkan diharapkan dapat kembali masuk dalam waktu yang pendek melalui hasil
penjualan produk dan akan digunakan untuk membiayai kegiatan operasi selanjutnya.Dengan
demikian dana tersebut akan terus berputar selama perusahaan masih berjalan.Dalam
perkembangan usaha yang semakin kompetitif perusahaan dituntut untuk semakin efisien
memiliki strategi yang tepat dan cermat agar mampu bertahan dalam perkembangan ekonomi.
hasil produksinya,yang dalam hal ini dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan
Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar atau dana yang harus
waktu yang tidak lama.Dengan demikian,sumber dana tersebut akan terus menerus berputar
Tersedianya modal kerja yang cukup penting bagi perusahaan untuk membiayai
secara efektif dan efisien.Kurangnya modal kerja hal ini akan menimbulkan kerugian bagi
berakibat pada tingkat profitabilitas perusahaan.Untuk itulah setiap perusahaan harus dapat
mengelola modal kerjanya secara efektif dan efisien,agar dapat menghasilkan laba yang
hasil produksinya,yang dalam hal ini dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan
persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba
pada tingkat yang dapat diterima,sangat penting bagi perusahaan karena dapat menceminkan
Alasan utama mengapa modal kerja penting untuk dibahas dalam usaha meningkatkan
profitabilitas perusahaan karena modal kerja merupakan bagian dari pembelanjaan jangka
Bengkel Kayu Putra Jepara kurang lebih merintis usaha selama 10 tahun dengan jatuh
bangun,hingga saat ini masih beroperasi secara baik dan lancar guna memenuhi tuntutan
konstruksi.
Bengkel kayu putra jepara bergerak dalam bidang usaha produksi dan penjualan
sebagainya,usaha ini tentunya memiliki modal kerja serta kebijakan khusus dalam
Masalah yang terjadi pada Bengkel Kayu Putra Jepara adalah modal yang belum
dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam pengadaan penyediaan bahan baku produksi
yang memadai serta tempat yang cukup luas untuk kegiatan produksi ini.Dengan penyediaan
bahan baku serta memproduksi dengan sangat terbatas berdasarkan pesanan dari
menentu.
Bengkel Kayu Putra Jepara dalam proses produksinya membutuhkan persediaan
bahan baku yang jumlahnya cukup banyak,tapi karena modal yang kurang jadi Bengkel
Kayu Putra Jepara hanya mengorder kayu dari orang-orang yang jual kayu di sekitaran kota
Ende,Bengkel kayu ini tidak mengorder kayu dari luar Flores seperti bengkel kayu lain pada
umumnya karena modal yang diperlukan cukup banyak.Hal ini juga berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan.
Masalah lain yang dihadapi Bengkel Kayu Putra Jepara ini adalah tempat yang kurang
luas untuk melakukan proses produksi,hal ini juga dikarenakan kurangnya modal sehingga
proses produksinya masih dengan tempat yang tidak terlalu luas.Kurangnya modal kerja
perusahaan perlu mengambil tindakan yang efektif agar tingkat profitabilitas perusahaan
dapat meningkat.
Kurangnya modal kerja menyebabkan kegiatan proses produksi pada Bengkel Kayu
Putra Jepara ini menjadi terhambat,sehingga Bengkel Kayu Putra Jepara hanya memproduksi
penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Bengkel
B.RUMUSAN MASALAH
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas
Sejalan dengan rumusan masalah yang diatas,maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini yaitu “Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Bengkel
Kayu Putra Jepara dalam mengambil keputusan terutama mengenai modal kerja
Sebagai perbandingan praktis antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
Sebagai bahan referensi dan studi pustaka bagi pihak-pihak luar yang ingin
2.1TINJAUAN PUSTAKA
Modal kerja merupakan sejumlah dana yang selalu tersedia dalam perusahaan yang
telah tersedia dana yang telah dikeluarkan dan dapat diterima kembali dalam jangka waktu
satu tahun.
Menurut Harahap (2007:288) “Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang
lancar atau sebagian dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau
Modal kerja adalah investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta
lancar (Current Assets),modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja kotor
(Gross Working Capital) dan modal kerja bersih (Net Working Capital”.
Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi
perusahaan.Modal kerja diartikan sebagai investasiyang ditanamkan dalam aktiva lancar atau
lancar lainnya.
Dari beberapa pengertian diatas menunjukkan bahwa modal kerja merupakan
investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar.Secara sederhana dalam
praktiknya sehari-hari modal kerja didefenisikan sebagai harta lancar dikurangi kewajiban
Menurut Martono dan Harjito (2007:72-73) tiga konsep modal kerja adalah sebagai
berikut :
a) Konsep Kuantitatif
Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhn aktiva lancar yang
persediaan.
b) Konsep Kualitatif
Pada konsep ini modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang
yang segera harus dilunasi.Sebagai aktiva lancar dipergunakan untuk melunasi hutang
modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas
hutang lancar yang juga disebut modal kerja netto (Net Working Capital).
c) Konsep Fungsional
Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh
berbagai penulis,akan tetapi pendekatan yang praktis adalah menggunakan istilah yang
ditemui dalam laporan keuangan perusahaan,dimana modal kerja didefenisikan sebagai aktiva
kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama.Hal ini
disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu,seperti adanya
Menurut Jumingan (2007:71) modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi
Modal kerja permanen adalah jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada
dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja
Modal kerja primer (Primary Working Capital) adalah modal kerja minimum
Modal kerja normal (Normaly Working Capital) yaitu jumlah modal kerja
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perusahaan.
Modal kerja Siklis (Cyclic Working Capital) adalah modal kerja yang jumlah
Modal kerja Darurat (Emergency Working Capital) adalah modal kerja yang
kemampuan perusahaan.
keuangan tidak sulit mencari sumber pembelanjaan yang tepat untuk membiayai modal
kerjanya.Misalnya modal kerja permanen sumber dananya berasal dari kredit jangka panjang
atau modal sendiri,sedangkan modal kerja variabel berasal dari kredit bank,hutang jangka
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
keuangan,misalnya dapat menutupi kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa
perusahaan tidak memiliki modal kerjaa yang cukup akan menghambat kegiatan
memperoleh tambahan pendapatan dapat tertunda.Dilain pihak kekurangan modal kerja akan
mengurangi tingkat likuiditas badan usaha apabila kewajiban membayar utang jangka
pendeknya terhambat.
Manfaat dari modal kerja menurut Manullang dan Sinaga (2005:15) sebagai berikut:
waktu
terjadi.
melayani konsumen.
tidak ada kesulitan dalam memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan.
sebagai berikut:
harganya merosot.
kepada pelanggan.
g) Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efsien karena tidak ada
dari :
1) Pendapatan Bersih
Surat-surat berharga yang merupakan salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan
menjadi pos kas.Keuntungan yang diperoleh dari penjualan ini merupakan sumber
Hasil penjualan aktiva tetap,investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar
lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan merupakan sumber lain yang
menambah modal kerja.Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan
menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar
tersebut.
mengadakan emisi saham baru atau meminta pada para pemilik perusahaan untuk
menambah modalnya.
Dana pinjamana jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber penting dari
Menurut Sawir (2005:141) bahwa sumber-sumber modal kerja yang akan menambah
modal saham.
2) Ada penggunaan atau penurunan aktiva tetap karena adanya penjualan aktiva
3) Ada penambahan utang jangka panjang,baik dalam bentuk obligasi atau utang
jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan,tetapi penggunaan aktiva lancar tidak
selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh
perusahaan.
kepentingan pribadinya.
Untuk mencapai tujuan perusahaan kebijakan dalam pengelolaan modal kerja juga berbeda.
Menurut Martono dan Hartijo (2007:76) ada 3 tipe kebijakan modal kerja yang
a. Kebijakan Konservatif
Kebijakan modal kerja konservatif merupakan modal kerja yang dilakukan secara
hati-hati.Pada kebijakan konsevatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal
modal kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
b. Kebijakan Agresif
Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana
c. Kebijakan Moderat
Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja
Kebijakan ini memisahkan secara tegas bahwa kebutuhan modal kerja yang
sifatnya tetap dibelanjai dengan sumber modal yang permanen atau sumber dana
sumber modal berjangka panjang yang lain adalah obligasi (hutang jangka
panjang).
a. Sifat umum atau tipe perusahaan.Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa
relatif lebih rendah karena investasi dalam persediaan dan piutang dalam
b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos
produksi per unit atau harga beli per unit barang itu. Makin panjang waktu yang
diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh barang maka akan
lebih panjang) yang diberikan kepada langganan akan semakin besar kebutuhan
dijual kembali) maka kebutuhan modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk
persediaan (barang) akan semakin rendah untuk mencapai tingkat persediaan yang
e. Tingkat perputaran piutang. Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode
waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang kas. Apabila
piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja akan
piutangnya.
g. Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek.
melindungi diri dari hal yang tidak terduga dibutuhkan modal kerja yang relatif
maksimum modal kerja untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang
i. Credit rating dari perusahaan. Jumlah modal kerja, dalam bentuk termasuk surat-
tergantung kepada kebijaksanaan penyediaan uang kas. Penyediaan uang kas ini
7. Profitabilitas
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain menurut Halim (2007:157),
mengelolah asset dan equity yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba”.
untuk menghasilkan laba selama suatu periode tertentu’. Adapun pendapat menurut Sartono
Dari berbagai pengertian diatas, dapat diketahui bahwa profitabilitas adalah pengukur
kemampuan perusahaan atas laba yang dihasilkan dari berbagai aktivitas perusahaan melalui
8. Rasio Profitabilitas
Pada dasarnya perusahaan untuk memperoleh laba dan menjaga kontinuitas usaha
dituntut harus mampu mengarahkan sedemikian rupa agar tujuan yang akan dicapai
Menuru Martono & Hartijo (2007:76) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat
digunakan adalah:
Margin laba adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak dengan
penjualan bersih. Margin laba kotor menunjukkan laba yang relatif terhadap perusahaan.
GPM =
Penjualan
NPM =
Penjualan bersih
Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
Rumus untuk mencari pengembalian atas aset (ROA) dapat digunakan sebagai
berikut:
ROA =
Total Aktiva
berikut:
Tingkat pengemblian atau ekuitas (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan
perusahaan.
Formula untuk mencari return on equity yang digunakan oleh perusahaan adalah:
ROE =
Ekuitas
berikut:
Menurut Jumingan (2005:68), Modal kerja dalam suatu perusahaan harus dikelola
dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu
adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena disamping
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan
tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup lebih baik dari pada modal
kerja yang berlebihan,karena modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan
tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik,sehingga dana tersebut menjadi tidak
produktif.Hal tersebut akan berdampak terhadap profitabilitas. Begitu juga sebaliknya modal
kerja yang kurang dari cukup akan dapat menjadi penyebab kemunduran atau bahkan
Menurut Sutrisno (2009:45) masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal
kerja adalah menentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini
penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang
menganggur dan ini akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Demikian pula nilai modal
kerja yang terlalu kecil akan ada resiko proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan
terganggu. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan modal kerja suatu
perusahaan.Adapun teori menurut Martono dan Harjito (2003) yang mengatakan bahwa
“modal kerja tinggi maka profitabilitas juga tinggi”. Berdasarkan penjelasan diatas maka
2.2KERANGKA PIKIR
Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang bisa dijadikan uang kas yang
dimiliki perusahaan,atau dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan sehari-hari. Ketersediaan modal kerja yang cukup akan menunjang tercapainya
operasional perusahaan semakin baik namun kesalahan dalam mengelolah modal kerja
Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan
sberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan.Hal ini penting karena bila modal
kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang meganggur dan ini akan
menurunkan profitabilitas perusahaan.Demikian pula nilai modal kerja terlalu kecil akan ada
resiko proses produksi perusahaan kemungkinan besar akan terganggu.Oleh karena itu perlu
(X) (Y)
2.3HIPOTESIS
positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada Bengkel Kayu Putra Jepara”.
BAB III
METODE PENELITIAN
1) Variabel Penelitian
berikut:
mempengaruhi variabel terkait dan menjadi penyebab atas semua hal atau
2) Desain Penelitian
3.2DEFENISI OPERASIONAL
1. Definisi Operasional
akan diteliti dalam penelitian ini,maka secara operasional diberikan batasan sebagai
berikut:
Putra Jepara.
a. Jenis Data
kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk deskripsi dan cenderung
menggunakan analisis.
b. Sumber Data
Sumber data yang akan menjadi analisis dalam tulisan ini adalah data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam upaya
1. Wawancara
muka dan tanya jawab langsung dengan pimpinan perusahaan dan pihak-pihak yang
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
B. Kerangka Pikir
C. Hipotesis