Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR BISNINS

MENGEMBANGKAN DAN MENETAPKAN


HARGA POKOK

DOSEN PEMBIMBING: SRI MONA OCTAFIA, SE, MM

Disusun oleh Kelompok:5


1. Suci indriani
2. Junita Amelia putri
3. Rayhan braja masti
4. M.iqbal yusuf zein
5. Azrul azri amrullah
6. Teguh budi prasetyo

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL


PRODI S1 BISNIS DIGITAL
TAHUN AJARAN 2023/2024
A.KONSEP PENENTUAN HARGA
Konsep penentuan harga

1. Konsep Harga

Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam dunia perdagangan
produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis jasa akuntansi,
konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi, telepon disebut tarif sedangkan dalam dunia
asuransi disebut premi. Terlepas dari macam-macam nama, pendapat beberapa ahli mengenai
harga, menurut Dolan and Simon,: harga merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang
ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual sedangkan menurut
Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan
pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu factor penting
bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Dari
penjelasan dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang ditentukan perusahaan
berdasarkan kalkulasi biaya yang dikeluarkan seperti biaya produksi atau biaya mendapatkan
produk, biaya marketing, biayaoperasional, keuntungan yang diinginkan perusahaan dan sesuatu
yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen. Dengan kata lain
harga ditetapkan karena terdapat keinginan, kebutuhan dan daya beli konsumen.

Peranan

Pada kondisi dan situasi penuh persaingan peranan harga cenderung meningkat,
menurutProf.MichaelLaricdalambuku Marketing Startegy and Management, Michael J Baker,
Emeritus Proffesor of Marketing, Strathclyde University, England, peranan harga dalam bauran
pemasaran bahwa peranan harga cenderung meningkat apabila kondisi-kondisi berikut terjadi;

a. Produk tersebut pertama kali diterjunkan kepasar;

b. Dikaitkan dengan tujuan perusahaan;

c. Perusahaan competitor melakukan penurunan harga;

d. Adanya produk baru yang dihasilkan dari pengembangan teknologi baru yang

mempunyai sifat subtitusi dan lebih efisien serta efektif.


Disamping itu menurut dari Prof Michael J Baker, harga memiliki peranan penting dalam bauran
pemasaran

a. Elasitas harga lebih besar pengaruh terhadap permintaan dibandingkan dengan

elasitas elemen marketing mix lainnya.

b. Perubahan harga sangat mempengaruhi perubahan jumlah penjualan;

c. Pelaksanaan perubahan harga jauh lebih mudah dibandingkan dengan rencana

perubahan strategi produk atau promosi.

d. Reaksi perusahaan saingan terhadap perubahan harga biasanya lebih cepat dan

sensitif.

e. Dalam melaksanakan implementasi harga tidak memerlukan investasi modal;

f. Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal (resesi

ekonomi dan inflasi, peningkatan suhu persaingan, kejenuhan pasar atau kelebihan jumlah
pasokan, muncul perusahaan competitor baru, dan berkembangnya konsumerisme).

B.TUJUAN PENENTUAN HARGA

Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan
penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan
diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya
berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan non ekonomis lainnya.

Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;

1. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh.
Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang
ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya
beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.

2. Meraih Pangsa Pasar

Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target pasar
maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga
turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing
atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan
dengan tingkat laba yang diinginkan

3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat
dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.

4. Mempertahankan Pangsa Pasar

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga

yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada

5. Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi
seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu
(misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin
industri (industry leader)

6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar
tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.

Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk
memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.
C.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENETAPAN HARGA

Faktor yang mempengaruhi penetapan atau penentuan harga ada 2, antara lain:

1. Pertimbangan Subyektif

Faktor penentu harga subyektif tidak memiliki standar pasti dalam penentuannya. Penentuan
tersebut terjadi akibat pandangan pribadi penjual atas barang yang dia jual. Faktor pertimbangan
ini banyak dipakai untuk barang yang memiliki nilai sejarah dan seni.

2. Pertimbangan obyektif

Suatu faktor penetapan harga yang didasari oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya serta
berlaku untuk sebagian besar produk dan dimana produk yang bersangkutan tersebut dijual.
Pertimbangan ini banyak dipakai untuk produk yang diproduksi secara masal atau pabrikasi yang
dibuat secara terus menerus. Dan pertimbangan ini pun ditentukan oleh 2 faktor lainnya:

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor dari dalam kegiatan usaha yang mempengaruhi pembentukan harga
dan produk, pada faktor intern penjualan bisa menentukan harga dengan berbagai akibat. Apabila
harga mahal, keuntungan akan besar namun kemungkinan produk tidak akan laku. Sementara
apabila harga murah, keutungan akan kecil namun ada kemungkinan produk akan laku. Faktor
intern mempengaruhi penetapan harga lain:

1.1 Harga pokok penjualan

Harga pokok penjualan ialah akumulasi dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
suatu produk. Harga pokok penjualan didapat dengan menambahkan biaya produksi, biaya
tenaga kerja, biaya penjualan dan sebagainya untuk kegiatan usaha industri. Sementara untuk
kegiatan usaha dagang harga pokok penjualan didapat dari harga beli, biaya pengangkutan, dan
biaya tenaga kerja.

1.2 Jangka waktu pemutaran modal

Jangka waktu pemutaran modal berkaitan erat dengan kemampuan kegiatan usaha beroperasi dan
asal sumber dana. Penetapan harga yang rendah akan menyebabkan jangka waktu perputaran
modal menjadi lebih cepat, hal ini karena daya beli masyarakat akan naik. Akan tetapi
perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan harga. Karena harga yang terlalu murah juga
terkadang akan menimbulkan keraguan konsumen itu sendiri.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstren adalah kondisi diluar kegiatan usaha yang mempengaruhi penetapan harga. Faktor
ekstern tidak bisa dikendalikan oleh pengusaha. Pengelola usaha harus bisa mempertimbangkan
faktor ekstern dengan baik agar bisa memenangkan persaingan. Faktor ekstern terdiri atas 2
kelompok:

1.1 Faktor ekstern bersifat umum

Harga pokok sejenis

Harga pokok sejenis sangat mempengaruhi harga produk terutama untuk produk baru, kecuali
untuk produk yang sama sekali baru dan belum ada dipasar sebelumnya. Apalabila harga produk
lebih mahal sedangkan kualitas belum diketahui, maka dapat dipastikan produk tersebut tidak
akan laku. Harga produk baru semestinya lebih rendah, atau paling tidak sama dengan ukuran
serta mutu yg lebih baik.

 Harga produk subtitusi (pengganti)

Yang dimaksud produk pengganti adalah produk yang memiliki kegunaan yang sama, namun
kualitas lebih rendah. Apabila produk penganti memiliki harga yang lebih rendah sedangkan
harga barang utama tidak jauh berbeda, maka konsumen akan pindah membeli barang subtitusi
tersebut dengan alasan penghematan biaya.

 Dayabelimasyarakat

Daya beli masyarakat adalah faktor penting penentu harga. Permintaan akan hanya ada apabila
didukung oleh keinginan serta daya beli masyarakat.

 Peraturan pemerintah

Peraturan pemerintah juga mempengaruhi penetapan harga dalam hal:

- Penetapan harga maksimum yaitu peraturan yang mengatur harga maksimum dari suatu produk
tertentu yang boleh dijual oleh penjual. Contoh: penetapan harga maksimum obat.
- Penetapan harga minimum yaitu peraturan yang mengatur harga minumum suatu produk yang
boleh dibeli oleh pembeli untuk membeli produk tertentu. Contoh: penetapan harga minimum
gabah padi.

c. Faktor ekstern bersifat khususyaitu letak geografis

Semakin jauh letak konsumen akan mengakibatkan semakin mahal harga penjualan suatu
produk, dikarenakan harga biaya distribusi yang semakin tinggi. Meskipun dengan berbagai letak
geografis bisa dibuat tidak mempengaruhi harga, namun secara umum akan mengakibatkan
kenaikan. Peran harga akan terasa pada masa inflasi. Begitu juga naik turunnya harga produk,
bisa mempengaruhi kepercayaan konsumen, daya beli konsumen, serta perilakunya.

1. Starting point, situasi pasar yang meliputi permintaan dan persaingan.

2. Faktor pembatas yang terjadi pada biaya penempatan harga, bauran pemasaran,

harapan, perantara, dan faktor lingkungan makro.

3. Aspek manajerial organisasi sebagai faktor yang berwenang dalam menetapkan

harga dalam perusahaan.

Menurut Simamorang (2001) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

penetapan harga produk antara lain adalah sebagai berikut:

meliputi:

Menurut Swastha (1999), menyatakan faktor-faktor yang mempengaruh

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, seperti periode resesi
misalnya inflasi harga naik, defaluasi harga akan turun. Dengan terjadinya nilai rupiah terhadap
nila dollar menyebabkan barang-barang mengalami kenaikan.

1. Penawaran dan permintaan dimana dengan adanya permintaan yang besar terhadap suatu
barang tertentu akan mengakibatkan harga barang tersebut meningkat, sedangkan apabila
penawaran terhadap suatu produk meningkat maka harga akan naik.
2. Elastisitas permintaan dapat juga dikatakan sifat permintaan pasar, sifatnya tidak hanya
berpengaruh pada penetuan harga tetapi mempengaruhi volume yang dijual apabila terjadi
kenaikan harga maka penjualan akan turun dan sebaliknya.

3. Persaingan dimana harga jual suatu barang juga dipengaruhi oleh keadaan yang persaingan
yang ada antara lain persaingan murni, pada persaingan murni banyak penjual dan pembeli
dalam pasar persaingan tidak sempurna yaitu ada barangsejenis dalam pasar dengan merk yang
berbeda-beda. Oligopoli, adanya beberapa penjual menguasai pasar sedangkan monopoli jumlah
penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti permintaan barang yang bersangkutan, harga barang substitusi atau
pengganti, peraturan harga dari pemerintah.

4. Biaya merupakan dasar penentuan harga dalam penentuan harga. Sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian, apabila suatu tingkat harga
melebihi semua biaya akan menghasilkan keuntungan.

5. Tujuan perusahaan, setiap penentuan harga selalu dikaitkan dengan tujuan perusahaan yang
hendak dicapai antara lain: laba maksimum, volume penjualan, penguasaan pasar, kembalinya
modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

6. Pengawasan pemerintah, pengawasan ini dapat berupa penentuan harga maksimum dan
minimum, deskriminasi harga, serta praktekpraktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-
usaha ke arah monopoli.

D. METODE PENENTUAN / PENETAPAN HARGA

Setelah mengetahui beberapa faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan
harga, maka selanjutnya kita akan membahas metode penetapan harga.Secara garis besar metode
penetapan harga ini tebagi dalam 4 kategori utama, yaitu penetapan berbasis permintaan,
biaya,persaingan dan berbasis laba.

Metode 1 : Penetapan Harga Berbasis Pemintaan

Metode ini lebih mengedepankan aspek permintaan konsumen, atau situasi pasar, dari aspek
yang umum dipakai yaitu biaya. Beberapa hal yang menjadi alasan penggunaan metode adalah,
daya beli, jenis segmen yang dilayani, posisi produk di pasar, manfaat atau benefit produk, serta
tingkat potensial pasar. Beberapa penetapan harga berbasis permintaan adalah :

1. Skimming Pricing Yaitu menetapkan harga yang cukup tinggi di masa perkenalan atau
pertumbuhan awal dari produk, kemudian menurunkan harga tersebut ketika tingkat
persaingan mulai naik, atau pasar sudah mulai turun daya tarik-nya, atau kadang
diterapkan dengan dasar melayani segmen yang lebih menarik dan potensial terlebih
dahulu (daya beli tinggi), jika sudah mulai jenuh, maka akan merambah ke pasar yang
daya belinya dibawahnya atau yang price sensitif.
2. Penetration Pricing menerapkan harga rendah diawal produk dipasarkan, dengan harapan
tercapai volume penjualan yang tinggi sehingga perusahaan bisa mencapai skala
ekonomis dalam waktu yang singkat, dan penetrasi ini membentuk barrier bagi pesaing
untuk masuk dalam pasar ini.
3. Prestige Pricing menerapkan tingkat harga yang tinggi, relatif tinggi dengan harapan
konsumen yang sangat peduli dengan status akan tertarik dengan produk tersebut. Konsep
dasar dari penetapan harga pretige ini adalah, harga dapat digunakan untuk ukuran
kualitas dari barang dan jasa, dimana jika harga diturunkan atau dinaikan sampai dengan
tingkat tertentu, maka ketertarikan konsumen akan menurun juga.
4. Price Lining menerapkan beberapa macam harga (biasanya maksimal 3 macam) untuk
jenis barang yang sama, yang didasarkan pada atribut tertentu, misal warna tertentu,
dimana warna tersebut memang lagi trending, atau model dengan fitur tertentu dimana
fitur tersebut ternyata banyak diminati konsumen.

Metode 2 : Penetapan Harga Berbasis Biaya

Metode ini menetapkan harga dengan memperhitungkan semua biaya poduksi,

operasional dan biaya pemasaran serta tingkat laba yang diharapkan. Metode yang berbasis biaya
lebih mengutamakan aspek penawaran daripada aspek permintaan. Berikut ini adalah model
penetapan harga berbasis biaya:

1. Standart Mark-up Pricing : dalam standart mark-up harga, maka harga ditentukan dengan jalan
menambahkan persentase tertentu dari biaya yang terjadi. Dalam metode ini, persentase yang
ditambahkan cukup variatif, dan biasaya dalam satu mata rantai distribusi akan ada penambahan
yang semakin kebawah semakin besar. Misal persentase mark-up distributor 10%, kemudian di
saluran bawahnya, agent atau grosir 15%, baru kemudian ditambahkan lagi 25% untuk retailer.
Kemudian tingkat perputaran juga menjadi dasar dalam menentukan besaran prosentasenya,
semakin tinggi tingkat perputarannya, maka semakin kecil prosentasenya.

2. Cost Plus Mark-Up pada strategi ini maka harga ditentukan dengan cara menambahkan
prosentase tertentu terhadap biaya produksi, atau biaya yang muncul sehubungan dengan
keberadaan produk tersebut. Metode ini banyak diterapkan pada produk-produk yang sifatnya
project, misal pembangunan gedung, jembatan atau project pengadaan kendaraan, pesawat dan
lain-lain. Dalam metode cost plus ada 2 macam, yaitu:

a. Percentage of cost pricing, atau sejumlah prosentase tertentu dari nilai barang. Misal nilai
sebuah gedung adalah 2 miliar, fee untuk tenaga pengawas konstruksi sebesar 5%, maka harga
gedung berubah menjadi 2,1 miliar (plus 100 jt untuk komisi pengawas).

b. Fixed fee pricing, pada metode ini pembuat, atau produsen akan mendapatkan ganti rugi
sejumlah yang dikeluarkan, dan mendapat sejumlah fee tertentu seperti yang sudah disepakati,
jadi besar fee tidak dipengaruhi nilai harga barang.

Metode 3 : Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Pada metode penetapan harga berbasis persaingan akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Customary Pricing, pada metode ini penetapan harga ditentukan oleh faktor tradisi, saluran
distribusi yangg terstandarisasi, atau faktor-faktor lain yang dijadikan pegangan oleh pedagang.
Kadang untuk mempertahankan harganya, pedagang atau produsen akan mengubah ukuran
kemasan, atau menyesuaikan isinya. Contoh barang yang banyak menggunakan metode ini
adalah, beras, gula, tepung.

2. Market Pricing, penetapan metode ini karena anggapan bahwa cukup sulit untuk melakukan
identifikasi struktur pembentuk harga yang berlaku dipasar atau yang ditetapkan pesaing untuk
jenis produk atau kategori produk tertentu, sehingga produsen / perusahaan akan melakukan
penetapan harga yang subyektif. Dengan metode ini akan muncul 3 macam penetapan harga,
yaitu :
a. Above market pricing, dimana harga ditetapkan diatas harga rata-rata yang terjadi dipasar.
Metode ini akan cocok diterapkan pada produk-produk yang memiliki pretige atau produk yang
dihasilkan oleh perusahaan yang sudah punya nama besar.

b. At market pricing, berarti harga ditetapkan sama atau mendekati harga yang berlaku dipasar.
Pada metode ini perusahaan tidak terlalu menghitung biaya pada struktur harga, tetapi
perusahaan menganggap harga yang terjadi dipasar adalah harga yang sudah ditetapkan sekian
perusahaan yang lebih dulu masuk di industri tersebut.

c. Bellow market pricing, dimana harga ditetapkan dibawah harga pasar. Pada metode ini
perusahaan biasanya memang memiliki resources disana, seperti memiliki saluran distribusi
sendiri. Atau perusahaan distribusi yang membuat privat label, sehingga memiliki kemampuan
untuk menciptakan produk dengan harga sangat kompetitif.

3. Loss Leader Pricing pada metode ini harga ditetapkan dengan harga dibawah total cost-nya,
atau jual rugi. Sebenarnya perusahaan memiliki maksud khusus dengan metode penetapan harga
ini. Biasanya ini adalah bagian dari strategi perusahaan untuk mendapatkan share produk yang
besar, untuk memdapatkan konsumen dengan lebih besar dan lebih cepat, jadi sifatnya
sementara, sampai dengan dimana target program / strategi perusahaan telah tercapai.

Metode 4 : Penetapan Harga Berbasis Laba

Adanya peningkatan dalam permintaan atau penurunan dalam biaya total akan memperluas
tingkat operasi yang menguntungkan dan meningkatkan laba. Pada metode ini, perusahaan
berusaha menetapkan harga berdasar keseimbangan antara pendapatan dan biaya. Berikut ini
adalah penetapan harga berbasis laba:

1. Target Profit Pricing pada metode ini perusahaan menetapkan besaran laba tahunan yang
diharapkan, kemudian dihitung berapa harga yang harus ditetapkan untuk jumlah unit penjualan
tertentu agar laba tersebut dapat tercapai.

2. Target Return On Sales Pricing dalam metode ini, perusahaan akan menetapkan tingkat harga
tertentu yang dapat menghasilkan laba dalam prosentase tertentu terhadap volume penjualan.
Metode ini banyak di gunakan oleh perusahaan perdagangan, terutama jaringan-jaringan
supermarket. Demikian bahasan bagaimana sebuah harga produk ditetapkan, sebenarnya dalam
menetapkan harga memang banyak hal yang harus diperhatikan, hal ini sangat tergantung dengan
tujuan dari perusahaan itu sendiri.

Selain 5 faktor diatas itu, juga ada faktor yang ikut menentukan hasil akhir dari penetapan harga
itu, yaitu pemberian diskon, allowance dan penyesuaian.

1. Diskon berkaitan dengan potongan harga yang diberikan sebagai reward atas aktivitas tertentu,
seperti kuantitas pembelian, musiman atau event khusus dan metode / syarat pembayaran tertentu
seperti cash.

2. Allowance ini mirip diskon, tetapi penerapannya pada kondisi yang khusus, seperti trade in,
promosi khusus, atau cuci gudang.

3. Penyesuaian ini berkaitan dengan kondisi geografis titik penjualan barang dengan tempat
produksi barang, dimana nilai penyesuaian biasanya didasarkan pada biaya yang muncul karena
transportasi, seperti freight cost.

E.STRATEGI PENETAPAN HARGA

Banyak startegi-startegi khusus yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan harga barang
dan jasa yang berasal dari strategi pemasaran yang mereka rumuskan untuk mencapai
keseluruhan sasaran organisasi. Menurut Sukirno (2011:226) ada enam startegi Penetapan Harga

1. Penetapan Harga Kompetitif

Hal ini berlaku pada pasar dimana terdapat produsen atau penjual. Dalam pasar seperti ini untuk
menjual barangnya, perusahaan harus menetapkan harga pada tingkat yang bersamaan dengan
barang yang sejenis yang dipasarkan.

2. Menentukan Harga Terobosan

Cara ini sering dipakai ketika meluncurkan barang baru, yang menetapkan harga pada tingkat
yang rendah atau murah dengan harapan dapat memaksimalkan volume penjualan.

3. Menetapkan Harga berdasarkan Permintaan


Penentuan harga barang ini terutama dipraktekkan oleh perusahaan jasa seperti

pengangkutan Kereta Api, Jasa Penerbangan Restoran dan Bisokop.

4. Kepemimpinan Harga

Penentuan harga seperti ini berlaku dalam pasar barang yang bersifat oligopoly yang merupakan
struktur pasar, dimana terdapat perusahaan yang dominan yang mempunyai persaingan yang
lebih kukuh dari pada perusahaan lainnya.

5. Menjual Barang Berkualitas Dengan Harga Rendah

Kebijakan ini dapat dilakukan oleh perusahaan industri manufaktur atau

Hypermarket seperti makro dan carefour.

6. Kebijakan Harga Tinggi Jangka Pendek

Kebijakan Harga (Price Skimming) adalah cara untuk menetapkan harga tinggi yang bersifat
sementara, yaitu pada waktu barang yang dihasilkan mulai dipasarkan. Pada periode itu,
perusahaan belum menghadapi persaingan dan akan menetapkan harga yang tinggi supaya
pengembalian modal dapat dipercepat.

F.STRATEGI PENETAPAN HARGA PRODUK BARU

Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi
petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. Ada dua hal
yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga produk baru, Tjiptono (2001 : 172);

1. Skimming Pricing, merupakan strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru,
dengan dilengkapi aktifitas promosi yang gencar, tujuannya adalah :

a. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi persaingannya belum
ada.

b. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.

c. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, karena akan

lebih mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.


2. Penetration Pricing, merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi,
dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para
pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi
dan menurunnya biaya per-unit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba
jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada
empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain;

a. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan

dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.

b. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat
menyebabkan pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar

dari persaingan.

c. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama,

dengan tujuan untuk mempromosikan produk tertentu.

d. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah

para pesaing memasuki pasar.

Dalam membuat produk dan menetukan harga produk kita harus mempunyai strategi. Strategi
produk menentukan jenis produk bahwa perusahaan menciptakan untuk memuaskan pelanggan,
sementara strategi penentuan harga menentukan harga yang akan dikenakan untuk produk-
produk tersebut. Kedua strategi mempengaruhi permintaan untuk produk perusahaan
memproduksi dan jumlah pendapatan perusahaan akan yang dihasilkan selama periode tertentu.

Kesimpulan

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta,
dicari dan dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan, produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang, fisik, jasa, orang
atau pribadi, tempat, organisasi dan ide sebagai pengaruh dari Consumer Adoption Process,
produk memiliki siklus hidup yang pada umumnya terdiri dari tahap perkenalan, pertumbuhan,
pendewasaan, dan penurunan.
Kaitannya dengan produk pasti tidak terlapas dari masalah harga, agar dapat sukses dalam
memasarkan suatu barang atau jasa, setipa perusahaan harus menetapkan harga secara tepat, ada
beberapa metode penetapan harga yaitu : pendekatan permintaan untuk menetapkan harga,
pendekatan biaya untuk menetapkan harga dan diskon selain itu pula terdapat beberapa metode
penetapan harga khusus untuk produk baru yaitu : Penetracing Pricing dan Skimming Pricing

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk
atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan umumnya
dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll).Sedangkan penetapan harga adalah
suatu proses untuk menentukan seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima
oleh perusahan dari produk atau jasa yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai