Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian Harga

Harga merupakan komponen penting bagi suatu produk, karena akan

berpengaruh terhadap keuntungan produsen, selain itu harga juga akan menjadi bahan

pertimbangan konsumen untuk membeli, oleh sebab itu perlu adanya pertimbangan

khusus untuk menentukan harga tersebut. Berikut ini beberapa pengertian mengenai

harga menurut para ahli :

 Menurut (Kotler, 2011), harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas

suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para

pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan

suatu produk dan jasa.

 Menurut (Oentoro, 2012), harga (price) adalah suatu nilai tukar yang bisa

disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh

dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu

tertentu dan tempat tertentu.

11
12

 Menurut (Kurniawan, 2014), harga merupakan suatu nilai tukar yang

dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan barang atau jasa yang

mempunyai nilai guna beserta pelayanannya.

Harga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang bisa dibilang

membutuhkan pertimbangan cermat, dikarenakan adanya sejumlah dimensi strategik

harga yang dikemukanan oleh (Tjiptono, 2012) yaitu:

1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of

value).

2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas bagi para pembeli.

3. Harga adalah determinan utama permintaan.

4. Harga berkaitan langsung dengan pendapatan dan laba.

5. Harga bersifat fleksibel.

6. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning.

7. Harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi para manajer.

Dengan kata lain harga akan berinteraksi dengan seluruh elemen lainnya

dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas setiap elemen dan

keseluruhan elemen. Untuk menetapkan harga suatu produk maupun jasa harus

mempertimbangkan tiga elemen penting yaitu biaya, margin atau kenaikan harga, dan

kompetisi.
13

2.1.2 Cara Penetapan Harga

Penetapan harga sebagai elemen bauran pemasaran dan perencanaan

pemasaran akan mempengaruhi posisi produk di suatu pasar serta laba yang dapat

dihasilkan oleh produk tersebut. Untuk produk baru dapat diterapkan harga penetrasi

yang merupakan harga awal rendah untuk menarik minat pembeli, atau bisa juga

diterapkan harga mengapung (price skimming) yang merupakan harga awal tinggi

karena produknya dianggap berbeda dengan produk yang telah ada di pasar. Untuk

produk yang telah beredar dapat diterapkan harga di bawah harga pasar bila kualitas

produk memadai, di atas harga pasar bila kualitas produk lebih baik, dan pada harga

pasar bila kualitas produk sama tetapi lokasi usahanya lebih strategis serta

kemampuan promosinya lebih baik (Sudaryono, 2016).

(Abdullah, 2013) mengemukakan bahwa ada enam langkah prosedur untuk

menetapkan harga yaitu :

1. Memilih sasaran harga

2. Menentukan permintaan

3. Memperkirakan biaya

4. Menganalisis penawaran dan harga para pesaing

5. Memilih suatu metode harga

6. Memilih harga terakhir


14

Ada berbagai macam metode penentuan harga menurut (Sumarwan, 2013)

yang terdiri atas :

1. Cost-plus pricing ialah prosedur penentuan harga yang paling sering

dilakukan karena terdapat unsur kehati-hatian yang terkait dengan

penentuan peforma perusahaan.

2. Customer-driven pricing ialah metode penentuan harga dimana produsen

membuat keputusan harga berdasarkan apa yang menjadi jusifikasi

konsumen dalam membeli suatu barang.

3. Share-driven pricing ialah memenangkan pangsa pasar, dengan

memenangkan pangsa pasar maka perusahaan dapat memperoleh laba

yang maksimal.

Ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam rangka merancang

pogram penetapan harga, dikemukakan oleh (Tjiptono, 2012) yaitu :

1. Lingkungan politik dan hokum, misalnya regulasi, perpajakan,

perlindungan konsumen, dan seterusnya

2. Lingkungan internasional, diantaranya lingkungan politik, ekonomi,

social-budaya, sumber daya alam, dan teknologi dalam konteks global.

3. Unsur harga dalam program pemasaran lainnya, misalnya program

promosi penjualan dan program penjualan distribusi.


15

Strategi penetuan harga yang dapat mempengaruhi psikologi konsumen

diantaranya yaitu (Oentoro, 2012) :

1. Prestige Pricing (harga prestis): menetapkan harga yang tinggi demi

membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai

untuk produk shopping dan specially. Contohnya Roll Royce, Rolex,

Guess, Prada, dan lain sebagainya.

2. Odd Pricing (harga ganjil): menetapkan harga ganjil atau sedikit di bawah

harga yang telah ditentukan dengan tujuan agar pembeli secara psikologis

mengira produk yang akan dibeli lebih murah.

3. Multiple-Unit Pricing (harga rabat): memberikan potongan harga tertentu

apabila konsumen membeli produk dalam jumlah banyak.

4. Price Lining (harga lini): memberikan cakupan harga yang berbeda pada

lini produk yang berbeda. Contonya Bioskop 21 yang memberikan harga

standar untuk konsumen standard dan mengenakan harga lebih mahal

untuk jenis premier.

Selain itu ada juga strategi harga diskon pada penjual, yaitu strategi dengan

memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan

penjualan suatu produk barang ataupun jasa. Pada umumnya diskon bisa diberikan

dalam bentuk diskon kuantitas dan diskon pembayaran tunai.


16

Ada berbagai tujuan penetapan harga terhadap suatu produk atau jasa menurut

(Tjiptono, 2015), yaitu :

1. Tujuan berorientasi pada laba

Ini didasarkan pada asumsi teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa

setiap perusahaan selalu memilih harga yang bisa menghasilkan laba

maksimum. Dalam kondisi persaingan yang ketat dan serba kompleks

penerapannya sangat sulit untuk dilakukan, karena sukar sekali untuk

dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai

pada tingkat harga tertentu.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Dimana harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target

volume penjualan, nilai penjualan, ataupun untuk menguasai pangsa

pasar. Contohnya, biaya operasional pemasangan jalur telepon untuk satu

rumah tidak berbeda jauh dengan biaya pemasangan untuk lima rumah.

Tujuan ini juga banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan, lembaga

pendidikan, perusahaan tour and travel, perusahaan bioskop, dan pemilik

perusahaan bisnis pertunjukan lainnya.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Perusahaan bisa menetapkan harga tinggi untuk membentuk maupun

mempertahankan citra perusahaan yaitu membentuk citra yang mewah

dan berkelas terhadap produk dan perusahaan di kalangan masyarakat.


17

Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan fashion ternama dan

perusahaan otomotif yang terkenal akan kendaraan-kendaraan mewahnya.

Sebaliknya, harga rendah dapat dipergunakan untuk membentuk citra

nilai tertentu.

4. Tujuan stabilisasi harga

Dengan menetapkan harga untuk bisa mempertahankan hubungan yang

stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri.

5. Tujuan-tujuan lainnya

Penetapan harga bisa juga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing,

mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang, atau

menghindari campur tangan pemerintah.

2.1.3 Indikator Harga

Beberapa indikator harga menurut (Mursid, 2014), yaitu sebagai berikut :

1. Harga yang kompetitif yaitu harga yang ditawarkan lebih kompetitif dari

pesaing

2. Kesesuaian harga dengan harga pasar

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu harga yang ditawarkan

sesuai dengan kualitas produk

4. Angsuran yaitu pembayaran yang bisa diangsur sampai jangka waktu

tertentu
18

Jadi dalam menentukan harga suatu produk, sudah semestinya setiap

perusahaan harus mempertimbangkan aspek keterjangkauan harga bagi konsumen,

kesesuaian harga dengan kualitas produk dan manfaat yang akan di rasakan oleh

konsumen tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih besar saat akan membeli

produk tersebut.

2.1.4 Pengertian Produk

Setiap perusahaan tentunya harus memiliki suatu produk untuk dipasarkan,

baik itu berupa barang maupun jasa yang akan dibeli dan dikonsumsi guna memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Berikut ini beberapa pengertian mengenai

produk menurut para ahli :

1. Menurut (Wijayanti, 2012), Produk adalah sesuatu yang diperjual belikan

dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari suatu hasil kreativitas

seseorang, tim marketing, atau perusahaan.

2. Menurut (Alma, 2014), Produk merupakan seperangkat atribut baik

berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya masalah warna,

harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan

pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli

guna memuaskan keinginannya.

3. Menurut (Tjiptono, 2015) secara konseptual, produk adalah pemahaman

subyektif produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk
19

mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya

beli pasar.

Jadi dengan kata lain, produk tidak hanya berupa sesuatu yang berwujud

seperti barang, melainkan juga bisa berupa sesuatu yang tidak berwujud berupa jasa

dan semuanya diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.1.5 Klasifikasi Produk

Setiap perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran, baik untuk

produk maupun jasa perlu mengembangkan beberapa klasifikasi produk. Hal ini

dikarena klasifikasi produk merupakan bagian dari produk, yaitu dimana barang dan

jasa mempunyai karakteristik yang berbeda setiap kegunaan dan manfaat produknya.

Menurut (Tjiptono, 2014), produk berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi

beberapa jenis, yaitu :

1. Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,

diraba/disentuh, dirasa, dipegang, dipindahkan, disimpan dan bisa

menerima perlakuan fisik lainnya. Jika ditinjau dari aspek daya tahannya,

barang terbagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) yang merupakan barang

berwujud dan biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa


20

kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi

pemakaian normal kurang dari satu tahun.

b. Barang tahan lama (durable goods) yang merupakan barang

berwujud dan biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian

(umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau

lebih).

2. Jasa

Jasa bisa dikategorikan sebagai aktivitas, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual. Contohnya seperti bengkel reparasi, salon

kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

2.1.6 Keragaman Produk

Keragaman produk atau bauran produk bisa dikategorikan sebagai suatu

proses perencanaan dan pengendalian produk dalam satu kelompok atau banyaknya

kelompok produk yang ada dalam persediaaan di toko atau tempat jual. Berdasarkan

pada jenis dan tingkatan keanekaragaman, kelompok produk biasanya

diklasifikasikan lagi untuk memudahkan penjual dalam merencanakan ragam produk

yang harus dimilikinya. Berikut ini beberapa pengertian mengenai keragaman produk

menurut para ahli :

1. Menurut (Alma, 2014), keragaman produk adalah kumpulan seluruh

produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu pada para konsumen.
21

2. Menurut (Kotler, 2016), “A product mix (also called product assortment)

is the set of all product and items a particular seller offers for sale” yang

artinya adalah campuran produk (juga disebut produk assortment) adalah

kumpulan semua produk dan item yang ditawarkan penjual tertentu untuk

dijual.

3. Menurut (Abdullah, 2018), bauran produk adalah kumpulan semua lini

dan jenis produk yang ditawarkan oleh penjual.

Jika sebuah perusahaan dapat menyediakan produk yang beranekaragam,

maka hal tersebut akan membuat perusahaan maupun toko penjualan ritel lebih

mudah untuk menarik konsumen agar berkunjung di tempatnya. Oleh karena itu,

perusahaan harus membuat keputusan yang tepat mengenai keragaman produk yang

akan dijual. Dengan semakin banyaknya pilihan yang disediakan oleh sebuah toko

atau tempat penjualan, maka akan semakin memudahkan pelanggan untuk memilih

dan membeli berbagai macam produk sesuai keinginannya.

2.1.7 Dimensi Keragaman Produk

Keragaman produk merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

oleh sebuah perusahaan yang ingin memasarkan produknya, karena dengan

banyaknya pilihan produk yang tersedia dan ditawarkan maka akan memberikan

peluang yang besar serta dapat menarik para konsumen untuk melakukan transaksi

pembelian. Bauran produk menurut (Kotler, 2016) yaitu terdiri dari :


22

1. Lebar yaitu merupakan suatu bauran produk yang mengacu pada berapa

banyak lini produk yang berbeda dimiliki oleh perusahaan tersebut.

2. Panjang yaitu merupakan suatu bauran produk yang mengacu pada

jumlah seluruh barang dalam bauran tersebut.

3. Kedalaman yaitu merupakan suatu bauran produk yang mengacu pada

berapa banyak jenis yang ditawarkan dari masing-masing produk dalam

lini tersebut.

4. Konsistensi yaitu merupakan suatu bauran produk yang mengacu pada

seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam penggunaan akhir,

ketentuan produksi, saluran distribusi, atau hal-hal lain.

Dari beberapa bagian dalam pengelompokkan bauran produk diatas dapat

disimpulkan bahwa dalam keragaman produk mencakup empat dimensi yang

diantaranya adalah lebar produk, kedalaman produk, keluasan produk dan konsistensi

produk yang mencakup semua produk yang ditawarkan oleh satu perusahaan.

Keempat dimensi tersebutlah yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar produk

yang ditawarkan dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian.

2.1.8 Indikator Keragaman Produk

Indikator Keragaman Produk menurut (Kotler, 2016) adalah kelengkapan

produk yang menyagkut kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan juga

ketersediaan produk tersebut setiap saat di toko. Dari pengertian tersebut dapat
23

disimpulkan bahwa indikator keragaman produk adalah macam-macam produk dalam

artian kelengkapan produk mulai dari merek, ukuran, dan kualitas serta ketersediaan

produk tersebut setiap saat di toko, yaitu :

a. Kelengkapan produk

b. Merek produk

c. Variasi ukuran produk

d. Variasi kualitas produk

2.1.9 Kualitas Pelayanan

Bagi para pelanggan, salah satu hal yang tidak kalah penting dalam

menentukan tempat berbelanja selain harga yang murah atau bersahabat yaitu kualitas

pelayanan yang akan didapatkan mereka dari tempat belanja tersebut. Menurut

(Gunartik, 2019), Kualitas pelayanan merupakan suatu perbandingan yang menjadi

ukuran penting dari suatu pelayanan yang diberikan ataupun yang diinginan

pelanggan.

2.1.10 Indikator Kualitas Pelayanan

Ada beberapa indikator kualitas pelayanan yang perlu diperhatikan oleh setiap

perusahaan, menurut (Aswad, 2019) yaitu sebagai berikut :

1. Realibilitas (Realibility)

Seberapa besar pelayanan yang diberikan dapat diandalkan oleh orang

yang membutuhkan.
24

2. Daya tanggap (responsiveness)

Secepat apa daya tanggap dari orang yang memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan.

3. Jaminan (assurance)

Jaminan apa yang dapat diberikan kepada penerima pelayanan.

4. Emapati (empathy)

Bagaimana kita bisa ikut serta dalam merasakan apa yang dirasakan oleh

orang-orang

5. Bukti fisik (tangibles)

Pelayanan yang menunjukkan perlunya tampak wujud agar dapat

diketahui keasliannya.

2.1.11 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan kebahagian seorang individu setelah kinerja

berusaha untuk mencerminkan harapan (Sholeha, 2018). Dari keseluruhan kegiatan

dan upaya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, nantinya akan kembali pada hasil

dan nilai yang akan diberikan oleh pelanggan mengenai kepuasan yang dirasakan,

kepuasan merupakan tingkat perasaan di mana seseorang menyatakan hasil

perbandingan atau kinerja produk yang diterima dan yang diharapkan, menurut Kotler

yang dikutip (Sunyoto, 2014).

Dalam era globalisasi seperti saat ini, perusahaan akan selalu menyadari

pentingnya faktor pelanggan. Oleh sebab itu, mengukur tingkat kepuasan para
25

pelanggan sangatlah perlu dilakukan, meskipun terkadang hal tersebut tidaklah

semudah mengukur berat badan atau tinggi badan pelanggan yang bersangkutan.

Akan banyak manfaat yang dapat diterima oleh suatu perusahaan dengan tercapainya

tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi, menurut Fornell yang dikutip (Sunyoto,

2014) diantaranya yaitu :

1. Dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran

pelanggan

2. Mengurangi sensivitas pelanggan terhadap harga

3. Mengurangi biaya kegagalan pemasaran

4. Mengurangi biaya operasi yang diakibatkan oleh meningkatnya jumlah

pelanggan

5. Meningkatkan efektivitas iklan

6. Meningkatkan reputasi bisnis

2.1.12 Indikator Kepuasan Pelanggan

Ada enam indikator kepuasan pelanggan menurut (Widyastuti, 2017),

diantaranya yaitu :

1. Kepuasan pelanggan keseluruhan

Untuk kepuasan tidak boleh hanya sebagian dari pelanggan dari

perusahaan, diharuskan untuk keseluruhan, bila hanya sebagian maka

dapat dipastikan terdapat masalah.


26

2. Penilaian pelanggan

Setiap pelanggan tentu mengalami hal dan masalah yang berbeda dengan

yang lainnya sehingga juga memberikan penilaian yang berbeda oleh

karena itu wajib memberikan setiap pelanggan kebebasan untuk menilai

sesuai dengan kondisi dan fakta yang ada.

3. Konfirmasi harapan

Sebagai seorang penjual tentu harus Anda lakukan bebagai komunikasi

termasuk memberikan konfirmasi kembali atas pembelian yang dilakukan

oleh pembeli dengan demikian pembeli akan lebih merasa nyaman.

4. Minat pembelian ulang

Bila seseorang mengalami puas atas pembelian sebelumnya maka akan

dipastikan pembelian ulang dari orang tersebut akan terjadi.

5. Kesediaan untuk merekomendasi

Setelah seseorang tersebut merasakan puas tentu akan merekomendasikan

kepada sanak saudaranya untuk melakukan pembelian kepada kita.

6. Ketidakpuasan pelanggan

Untuk menyampaikan ketidakpuasan pelanggan, ada beberapa macam

cara untuk melakukan penyampaian seperti memberi kritik dan saran,

melampiaskan emosi ditempat bahkan tidak akan melakukan pembelian

ulang kemudian menyebar luaskan berita mengenai ketidakpuasannya

yang berakhir cukup tidak baik bagi kita selaku penyedia barang dan jasa.
27

2.2 Penelitian Lain yang Relevan

Beberapa penelitian lain yang relevan dapat dijadikan landasan berkaitan

dengan Harga, Keragaman Produk, Kualitas Pelayanan, dan Kepuasan Pelanggan

sebagai berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Lain yang Relevan

Nama Kesimpulan
No Judul Variabel
(Tahun)
1. Wahyunita Pengaruh 1. Lokasi Hasil penelitian
Nur Lokasi, 2. Keragaman menunjukkan bahwa : 1)
(2016) Keragaman Produk Hasil pengujian secara
Produk, dan 3. Harga simultan yang dilakukan
Harga Terhadap 4. Minat Beli pada hipotesis pertama,
Minat Beli Konsumen dapat disimpulkan bahwa
Konsumen Pada variable lokasi, keragaman
Giant Ekspres produk, dan harga, secara
Cabang bersama-sama
Alauddin berpengaruh signifikan
Makassar terhadap minat beli
konsumen pada Giant
Ekspres Alauddin
Makassar, 2) Hasil
pengujian secara parsial
dapat diketahui bahwa
variable lokasi tidak
berpengaruh signifikan
dengan tingkat
signifikansi. Sedangkan
keragaman produk dan
harga berpengaruh positif
dan signnifikan, 3) Dari
ketiga variable yang paling
28

dominan berpengaruh
terhadap minat beli
konsumen pada Giant
Ekspres Alauddin
Makassar yaitu variable
harga.

2. Umar Pengaruh 1. Kualitas Hasil penelitian


Bakti, Kualitas Pelayanan menunjukkan bahwa :
Hariudin, Pelayanan, 2. Produk Kualitas pelayanan (X1),
Maria Produk dan 3. Harga Produk (X2) dan Harga
Septijantini Harga Terhadap 4. Minat Beli (X3), secaraa simultan
Alie Minat Beli pada berpengaruh positif
(2020) Toko Online terhadap minat beli pada
Lazada di toko Online Lazada.
Bandar
Lampung
3. Desti Pengaruh Harga 1. Harga Hasil penelitian
Natasya dan Kualitas 2. Kualitas menunjukkan bahwa :
Wilani Produk terhadap Produk terdapat pengaruh positif
(2016) Kepuasan 3. Kepuasan dan signifikan variable
Pelanggan Pada Pelanggan harga dan kualitas produk
PT. Laris Manis secara bersama-sama
Utama terhadap variable kepuasan
Palembang pelanggan.
29

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka yang telah ada di atas, maka peneliti

membuat kerangka berpikir tentang Pengaruh Harga, Keragaman Produk dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada MDP IT & Electronic

Superstore di Palembang sebagai berikut (bisa dilihat pada Gambar 2.1 Kerangka

Berfikir) :

Gambar 2.1
Kerangka Berfikir

e
Harga
(X1) H2

H3
Keragaman Produk Kepuasan Pelanggan
(X2) (Y)
H4

Kualitas Pelayanan
(X3)
H1

Keterangan : Proses Harga, Keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Kepuasan Pelanggan
30

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan dalam rumusan

masalah penelitian. Dinyatakan sebagai jawaban sementara karena kebenaran

pernyataan hipotesis tersebut masih dalam tahapan pengujian melalui data atau fakta

di lapangan. Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka serta penelitian lain yang

relevan maka dapat diajukan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. H1 : Diduga Harga, Keragaman Produk dan Kualitas Pelayanan secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pada

MDP IT & Electronic Superstore di Palembang.

2. H2 : Diduga Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Kepuasan Pelanggan pada MDP IT & Electronic Supertore di Palembang.

3. H3 : Diduga Keragaman Produk secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kepuasan Pelanggan pada MDP IT & Electronic Supertore di

Palembang.

4. H4 : Diduga Kualitas Pelayanan secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Kepuasan Pelanggan pada MDP IT & Electronic Supertore di

Palembang.

Anda mungkin juga menyukai