Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANGGOTA:
2|
HARGA
Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama, sebagai contoh dalam
dunia perdagangan produk disebut harga, dalam dunia perbankan disebut bunga,
atau dalam bisnis jasa akuntansi, konsultan disebut fee, biaya transportasi taxi,
telepon disebut tarif sedangkan dalam dunia asuransi disebut premi.
Menurut Kotler (2001:439) Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar konsumen atas manfaat-
manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis
yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga
adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan
untuk melakukan transaksi atau tidak.
Berdasarkan definisi harga diatas maka dapat disimpulkan harga adalah
sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan produk
atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan maupun keinginannya dan
umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (Rupiah, Dollar, Yen dll).
Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan seberapa
besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan dari produk
atau jasa yang di hasilkan.
Penetapan harga telah memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program
pemasaran. Menetapkan harga berarti bagaimana mempertautkan produk kita
dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti pula harus mempelajari kebutuhan,
keinginan, dan harapan konsumen.
Dalam penetapan harga, produsen harus memahami secara mendalam besaran
sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut Roberto pada buku Applied
Marketing Research, bahwa dari hasil penelitian menyebutkan isu utama yang
berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas harga dan ekspektasi harga.
1|
Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah:
1. Konsumen cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap
rencana kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga tersebut
naik.
2. Konsumen akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan
dengan kenaikan harga.
3. Elastisitas konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan
teman atau dipengaruhi oleh sales person.
Dengan kata lain harga dan penetapan harga adalah suatu proses yang harus
dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan nilai suatu produk atau jasa dengan
mengkalkulasikan terlebih dahulu segala macam biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh keuntungan serta mempertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan selain harga.
2|
harga sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang
dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.
2. Meraih Pangsa Pasar
Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market
atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang
serendah mungkin. Dengan harga turun, maka akan memicu peningkatan
permintaan yang juga datang dari market share pesaing atau kompetitor, sehingga
ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan
tingkat laba yang diinginkan.
3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula
harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi
harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi
dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry
leader).
6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
3|
Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya
perusahaan untuk memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai
produk atau jasa dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau
jasa tersebut.
C. METODE PENETAPAN HARGA
Didalam metode ini, harga jual per unit ditentukan dengan menghitung
jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutupi laba yang
dikehendaki pada unit tersebut ( margin ).
Rumus: Biaya Total + Margin = Harga Jual
b. Penetapan Harga Mark-Up
Untuk metode Mark-up ini, harga jual per unit ditentukan dengan
menghitung harga pokok pembelian per unit ditambah ( mark-up ) jumlah
tertentu.
Rumus: Harga Beli + Mark-Up = Harga Jual
c. Penetapan Harga BEP ( Break Even Point )
4|
strategi harga jual juga bisa digunakan untuk mensiasati para pesaingnya,
misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar dengan maksud
untuk meraih pangsa pasar.
Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru
atau tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga,
yaitu:
a. Skimming Price
5|
Price skimming alias harga skim adalah strategi penetapan harga di mana
bisnis cenderung menaikkan harga awal produk ke tingkat yang jauh lebih tinggi
dan perlahan-lahan menurunkannya seiring berjalannya waktu.
Price skimming digunakan oleh bisnis jika mereka memenuhi salah satu
atau semua situasi berikut:
Penetapan harga skimming cocok untuk industri tertentu lebih dari yang
lain. Misalnya, perusahaan teknologi biasanya menggunakan strategi penetapan
harga ini. Hal ii karena produk yang baru diluncurkan biasanya tidak memiliki
persaingan atau mereknya sudah mapan di benak penggunanya untuk menjamin
banyak pembeli potensial untuk itu.
Contoh:
Apple
6|
- Pasti ada pembeli potensial untuk teknologi terbaru
- Melakukan hal itu tidak akan merusak citra mereknya
- Ini membantu memantapkan diri mereka sebagai merek mewah
Sony
Mendapatkan BEP Lebih Cepat
7|
Ini adalah keuntungan besar yang diperoleh dari penerapan price
skimming yang tepat. Dengan awalnya menetapkan harga tinggi, bisnis cenderung
memfilter atau menyegmentasikan pasar ke dalam kategori pelanggan yang
berbeda – pengguna awal, loyalis merek, dan konsumen reguler.
Ini selanjutnya membantu untuk menjaga inventaris dan juga menguji air ketika
bertualang ke pasar yang lebih baru atau memperkenalkan produk / layanan yang
lebih baru.
Pengguna awal dan penggemar yang sangat antusias adalah dua target
pelanggan utama selama peluncuran awal produk – karena merekalah yang
membeli produk bahkan pada harga awal yang lebih tinggi dan biasanya memiliki
informasi yang baik atau bersedia memberikan umpan balik kepada perusahaan.
Pengadopsi awal dan penggemar ini membantu bisnis untuk mendapatkan lebih
banyak wawasan tentang fungsi dan kinerja produk mereka.
Harga yang lebih tinggi cenderung menarik berita dan liputan pers,
membantu mendapatkan lebih banyak eksposur dan iklan untuk produk / layanan
dengan cukup mudah. Harga yang lebih tinggi juga membantu membangun citra
8|
merek yang lebih baik – jika sesuai dengan merek dan diterapkan dengan benar –
di antara konsumen.
Selain itu, ini menyebabkan hilangnya penjualan dan basis pengguna jika bisnis
tidak dapat membenarkan harga yang sesuai dalam jangka panjang.
Strategi penetapan hargai ini hanya dapat diterapkan setelah penelitian dan
analisis menyeluruh tentang kondisi pasar, sentimen pelanggan, dan persepsi
merek. Ada banyak hal yang bisa salah jika dilakukan dengan tidak benar –
sebagian besar berdampak negatif pada merek.
9|
Strategi penetapan harga skim paling efektif jika produk mengikuti kurva
permintaan inelastis – kurva permintaan di mana kuantitas produk tidak banyak
dipengaruhi oleh perubahan harga.
Jika suatu produk tidak mengikuti kurva permintaan inelastis, hal itu
menyebabkan fluktuasi penjualan yang dapat menyebabkan peningkatan
permintaan ketika harga diturunkan dan sebaliknya. Hal ini mempersulit bisnis
untuk mempertahankan produksi dan inventaris mereka.
b. Harga Penetrasi
10 |
harga jualnya. Dengan begitu, mereka dapat menutup margin keuntungan yang
rendah selama menerapkan penetapan harga penetrasi.
Contoh:
11 |
kualitas dan fitur mirip dengan industri. Itu mengurangi risiko penolakan yang
melekat pada diferensiasi produk.
Diferensiasi membutuhkan riset yang lebih dalam, baik itu terkait dengan
selera konsumen maupun fitur yang membuat produk unik. Diferensiasi biasanya
juga membutuhkan biaya iklan yang lebih besar untuk menonjolkan keunikan
tersebut. Dan ketika dijual, risiko penolakan mungkin muncul karena tidak sesuai
dengan preferensi konsumen.
Harga rendah bertindak sebagai materi promosi untuk produk itu sendiri.
Perusahaan mungkin tidak terlalu menonjolkan kualitas atau fitur, karena mereka
memang relatif standar.
Tentu tentu saja, menawarkan harga rendah akan mendorong konsumen menyadari
kehadiran produk baru dan mencoba. Ketika mereka puas dengan pembelian,
mereka akan berpikir untuk membelinya kembali di kemudian hari.
Dan bagi, distributor dan ritel, perputaran yang tinggi menciptakan antusiasme dan
dukungan yang sangat penting di saluran distribusi. Mereka akan dengan senang hati
menyediakan rak-rak bagi produk baru tersebut.
12 |
Kesempatan lebih besar untuk memantapkan posisi pasar
13 |
Margin keuntungan rendah
Tapi, jika kenaikan harga membuat pelanggan beralih, perusahaan terpaksa harus
menjaga harga tetap rendah. Dan dengan demikian, perusahaan tidak akan dapat
memperbaiki margin keuntungan melalui harga jual.
Konsumen bisa saja tidak tertarik pada produk baru berharga rendah. Mereka
mengasosiasikannya dengan kualitas atau fitur yang rendah. Karena itu, mereka
enggan membelinya.
14 |
Persepsi seperti itu kemungkinan dapat mengarah pada kegagalan. Katakanlah,
setelah membeli, beberapa konsumen menemukan produk tidak memenuhi
spesifikasi yang diiklankan perusahaan. Kepuasan segera menyebar ke konsumen
lainnya.
Perang harga mungkin akan muncul di pasar. Itu dapat mengarah pada harga dan
keuntungan yang rendah untuk jangka waktu yang lama. Perusahaan mungkin
dipaksa keluar dari industri karena tidak mampu mencapai keuntungan yang
ditargetkan.
Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak
terlepas dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam
hal ini tahapan siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah
perkenalan yakni:
a. Tahap Pertumbuhan
15 |
b. Tahap Kematangan
Ada 2 faktor yang mempengaruhi penetapan harga pada sebuah produk, yaitu:
1. Faktor Internal
a. Tujuan Pemasaran Perusahaan
16 |
Merupakan faktor ygpaling menetukan harga minimalyang harus
ditetapkan agar perusahaan tdk mengalami kerugian, dalam hal ini biaya tetap dan
variabel.
d. Organisasi
1) Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang harus
menetapkan harga.
2) Setiap perusahaan menangani masalahpenetapan harga menurut caranya
masing-masing.
3) Pada perusahaan kecil, umumnya harga ditetapkan oleh manajemen
puncak.
4) Pada perusahaan besar, seringkali masalah penetapan harga ditangani
oleh devisi atau manajer suatu lini produk.
5) Dalam pasar Industri, para wiraniaga diperkenankan untuk bernegoisasi
dengan pelanggannya guna menetapkan rentang (range) harga tertentu.
6) Dalam indutri penetapan harga merupakan faktor kunci (misalnya
perusahaan minyak, penerbangan luar angkasa) biasanya setiap
perusahaan memiliki departemen penetapan harga tersendiri yang
bertanggung jawab kepada dept. Pemasaran atau manajemen puncak.
7) Pihak-pihak lain yang mempunyai pengaruh terhadap penetapan harga
adalah manajer penjualan, manajer produksi, manajer keuangan dan
akuntan.
2. Faktor Ekternal
a. Sifat Pasar dan Permintaan
17 |
1) Persaingan dalam industri yang bersangkutan
2) Produk Substitusi
3) Pemasok
4) Pelanggan
5) Ancaman-ancaman baru
KESIMPULAN
Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan
maupun keinginannya dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter
(Rupiah, Dollar, Yen dll).
Sedangkan penetapan harga adalah suatu proses untuk menentukan
seberapa besar pendapatan yang akan diperoleh atau diterima oleh perusahan
dari produk atau jasa yang di hasilkan.
Tujuan Penetapan harga meliputi:
1. Memaksimalkan Laba
2. Meraih Pangsa Pasar
3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha
18 |
4. Mempertahankan Pangsa Pasar
5. Tujuan Stabilisasi Harga
6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
19 |
Adapun data penjualan (dalam juta unit) dan pendapatan (dalam juta USD)
Apple Inc dari tahun 2013 sampai tahun 2018 dapat dijumpai dalam tabel-tabel
berikut.
Dari kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa Apple setidaknya berhasil
menjual lebih dari lebih dari 200 juta unit peranti teknologi yang terdiri dari
iPhone, iPad, dan Mac. Data tersebut belum mencantumkan secara rinci peranti
teknologi lainnya yang dimiliki Apple Inc. seperti Apple TV, Apple Watch, Beats
Products, iPod, AirPods, dan lain sebagainya. Pangsa pasar iPhone sebagai produk
utama Apple Inc. berhasil menempati tiga besar dunia pada tahun 2018. Data yang
dilansir oleh Gartner (2019), sebuah lembaga riset, menunjukkan bahwa iPhone
berhasil menguasai 15,8% pangsa pasar smartphone di dunia. Hal ini
20 |
menunjukkan bagaimana konsumsi terhadap iPhone sebagai produk utama Apple
Inc. cukup tinggi di masyarakat.
21 |
dilakukannya berusaha untuk mengonstruksikan eksklusivitas dan kemewahan
tersebut. Eksklusivitas salah satunya dapat dijumpai dalam pembentukan
ekosistem Apple Inc. di paragraf sebelumnya. Tidak hanya itu, eksklusivitas
produk-produk Apple Inc. juga dapat dijumpai dalam hal harga. iPhone generasi
pertama dijual dengan harga USD 499 dan USD 599 saat pertama kali
diluncurkan pada tahun 2007. Harga tersebut lebih tinggi dari kompetitor-
kompetitornya pada saat itu seperti BlackBberry 8800 yang dijual dengan harga
USD 299 ataupun Samsung BlackJack yang dijual dengan harga USD 199
(Gilbert 2019). Penetapan harga yang cukup tinggi ini secara konsisten dilakukan
oleh Apple Inc. sampai saat ini. iPhone 11, sebagai iPhone keluaran terbaru, dijual
dengan harga paling rendah USD 699 (Apple Inc. 2019a) atau sekitar 10 juta
Rupiah. Sementara itu, iPhone 11 Pro Max, sebagai varian tertinggi dari iPhone
11 dijual dengan harga mencapai 20,5 juta (Apple Inc. 2019b). Harga yang
ditetapkan Apple Inc. tersebut cukup tinggi apabila dibandingkan dengan
kompetitor-kompetitornya, seperti Samsung yang mempunyai banyak lini ponsel
dengan harga mulai dari 2,5 juta Rupiah sampai 19 juta Rupiah (Samsung
Electronics 2019). Dengan perbedaan tersebut, iPhone diposisikan sebagai barang
yang hanya dapat dimiliki oleh kaum menengah ke atas sehingga dapat
membentuk konstruksi bahwa iPhone merupakan barang yang mewah dan
eksklusif. Dengan kondisi demikian, terdapat anggapan bahwa ketika seseorang
membeli sebuah iPhone, orang tersebut telah masuk ke dalam kelas menengah ke
atas. Kesan eksklusif dalam iPhone maupun produk Apple Inc. lainnya dipertegas
dengan adanya logo unik yakni buah apel yang tergigit. Keberadaan logo ini telah
memberikan identitas tersendiri bagi pengguna produk Apple Inc. dan
membedakan mereka dengan pengguna ponsel lainnya (Dissanayake dan
Amarasuriya 2015). Eksklusivitas inilah yang kemudian menjadi daya tarik dalam
masyarakat sehingga mendorong adanya tindakan pembelian sebagai bentuk
kebanggaan dan bukan lagi sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan.
22 |
rata-rata masa hidup gawai di dunia adalah dua setengah tahun. Hal ini berarti
bahwa rata-rata pengguna iPhone cenderung mengganti iPhone yang dimilikinya
dengan produk yang baru setelah 2,5 tahun masa pemakaian. Adapun
kecenderungan tersebut dibarengi dengan kebijakan perusahaan yang secara rutin
memberikan pembaruan terhadap produk-produknya. Weyler (2019) menjelaskan
bahwa dalam kurun waktu antara 29 Juni 2007 dan 3 November 2017, Apple telah
memperkenalkan 14 model iPhone baru. Hal ini berarti bahwa setiap 37 minggu
Apple akan melakukan pembaruan terhadap iPhone. Sebagaimana dijelaskan pada
bagian sebelumnya, kemunculan produk-produk baru dapat mendorong
masyarakat untuk melakukan konsumsi, yakni dengan mengonstruksikan sebuah
kebutuhan baru. Tidak hanya itu, perilisan produk baru juga membuat barang
yang telah dimiliki sebelumnya sebagai hal yang sudah usang dan tidak relevan.
Dengan demikian, dalam setiap pembaruan iPhone yang dilakukan Apple Inc.
akan muncul kecenderungan dari penggunanya untuk membeli iPhone yang baru.
Proses pembaruan inilah yang kemudian berpotensi memunculkan limbah
elektronik yang cukup banyak, mengingat angka penjualan iPhone yang mencapai
lebih dari 200 juta unit per tahun.
23 |
tersebut, perbaikan hanya dapat dilakukan melalui toko resmi Apple yang
umumnya membutuhkan biaya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
perbaikan secara mandiri. Dengan demikian, pembaruan gawai menjadi opsi yang
lebih diminati untuk dilakukan bagi pengguna Apple Inc. sehingga dapat
menyebabkan konsumerisme hingga munculnya limbah elektronik yang cukup
banyak.
Apple Inc. sendiri menyadari bahwa penjualan iPhone yang cukup masif
dapat menghasilkan banyak limbah elektronik. Maka dari itu, Apple Inc.
melaksanakan program recycling yang diwujudkan salah satunya melalui
mekanisme trade-in. Trade-in memungkinkan pengguna lama untuk mengganti
produk Apple yang dimilikinya dengan potongan harga guna mendapatkan produk
yang baru (Apple Inc. 2019). Produk yang didapat dari trade-in ini selanjutnya
akan melalui proses recycle oleh robot Daisy. Robot ini merupakan bentuk
pengembangan dari Liam, robot yang diciptakan Apple untuk mendaur ulang
iPhone. Robot Daisy akan melakukan pemisahan terhadap setiap bagian yang
dimiliki iPhone untuk selanjutnya di daur ulang (Moorhead 2018). Pada dasarnya,
hal ini merupakan upaya yang baik dalam pengurangan limbah elektronik.
Namun, upaya tersebut masih belum cukup untuk mengatasi limbah elektronik
yang dihasilkan dari penjualan iPhone. Sampai tahun 2019, hanya ada satu robot
Daisy yang dimiliki oleh Apple Inc. di Austin, Texas. Robot ini mempunyai
kapasitas untuk mendaur ulang 200 unit iPhone setiap jamnya (Moorhead 2018).
Dengan kata lain, dibutuhkan setidaknya 125 robot Daisy yang bekerja dalam
waktu 23 jam sehari, 350 hari dalam setahun, untuk mendaur ulang 200 juta unit
iPhone. Hal ini berarti bahwa permasalahan limbah elektronik yang dihasilkan
Apple Inc. masih menjadi ancaman bagi kondisi lingkungan.
24 |
memangkas harga lini iphone XR hingga US$ 599. Penurunan sebesar US$ 150
untuk ponsel yang berumur 1 tahun cukup mengejutkan karena merupakan salah
satu pengurangan terbesar dalam sejarah iphone.
Kenapa mereka berani menggunakan skimming price?
Karena setiap kali Apple Inc. Merilis iphone terbaru dapat dipastikan bahwa akan
selalu ada orang yang mengantri untuk menjadi orang yang pertama kali
membelinya. Hal ini terbukti seperti pada perilisan iPhone 11 tahun 2019. Berita
yang dilansir oleh CNBC Indonesia menunjukkan bahwa fans Apple di Singapura
telah membuat barisan antrian pada tanggal 19 September 2019, tepatnya sehari
sebelum iPhone 11 secara resmi dijual. Fenomena serupa juga terjadi di negara-
negara lainnya seperti di Jepang, Tiongkok, ataupun Amerika Serikat (CNBC
Indonesia 2019). Fenomena terbentuknya antrean juga dapat dijumpai dalam
perilisan iPhone-iPhone sebelumnya. Dalam perilisan iPhone XS dan XS Max,
antrean Apple Fans di Singapura tidak hanya melibatkan masyarakat setempat
tetapi juga turis dari negara-negara tetangga seperti Indonesia, India, dan Vietnam
(Lim 2018). Pembelian terhadap iPhone itu sendiri bukan lagi hanya untuk
kebutuhan, melainkan karena ada fanatisme terhadap produk tersebut. Studi yang
dilakukan oleh Arruda-Filho et al. (2010) menunjukkan bahwa pembelian iPhone
oleh konsumen justru melibatkan faktor-faktor yang tidak terkait dengan aspek
fungsional, seperti kesenangan, penerimaan sosial dan status sosial. Dengan kata
lain, konsumsi dalam kasus ini dilakukan untuk kepuasan emosional.
25 |
Sebagian besar dari kita ingin menghabiskan lebih sedikit uang dan karenanya
memilih opsi yang lebih murah, untuk mengatasi ini alih-alih memberikan diskon
Apple Inc. memberikan opsi ketiga yaitu iphone 11 pro yang seharga US$ 999.
Saat ini, iPhone memiliki lebih banyak persaingan. Bukan dari Samsung, tapi dari
iPhone itu sendiri. Ketika Apple merilis iPhone 11 Pro, itu sangat mirip dengan
model sebelumnya dan untuk pelanggan rata-rata, tidak ada perbedaan besar untuk
meningkatkan.
Ini melibatkan penghapusan produk dalam kisaran harga yang sama dengan
produk berkualitas unggul atau dengan nilai mereknya. Untuk mencapai ini,
perusahaan besar seperti Apple dapat mengambil keuntungan nol atau bahkan
kehilangan uang untuk waktu yang cukup lama. Mereka telah mengambil
pendekatan ini beberapa kali dalam lima tahun terakhir, tetapi tidak pernah
memberi harga iPhone baru kurang dari $ 500. Ini karena harga produk yang
terlalu rendah dapat membuat pelanggan tidak berpikir bahwa itu adalah produk
yang buruk.
IPhone SE berbeda di sini dan ada beberapa alasan mengapa iPhone ini sukses
besar.
26 |
Ponsel ini memungkinkan orang untuk mendapatkan internal telepon $ 1000
dengan harga $ 500 lebih murah.
27 |