Anda di halaman 1dari 22

14

BAB II

PENENTUAN HARGA JUAL

Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain

mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi

kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu dalam menentukan harga jual

produk, tidak dapat dilakukan sekali saja tetapi harus selalu dievaluasi dan

disesuaikan dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan.

Penentuan harga jual yang salah bisa berakibat fatal pada masalah keuangan

perusahaan dan akan mempengaruhi kontinuitas usaha perusahaan tersebut

seperti kerugian terus menerus. Perubahan harga jual mempunyai tujuan untuk

menyesuaikan agar harga baru yang ditetapkan dapat mencerminkan biaya saat

ini (current cost) atau biaya masa depan (future cost), return yang diinginkan

oleh perusahaan, reaksi pesaing dan sebagainya (Supriyono, 2001:314).

II.1. Pengertian Harga Jual

Sebelum membahas mengenai evaluasi penentuan harga jual maka

sebaiknya perlu kita ketahui lebih dulu tentang pengertian dari harga jual itu

sendiri. Supriyono mendefinisikan harga jual sebagai berikut:

Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada

pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.

(Supriyono, 2001:314)

Penentuan harga jual berhubungan dengan (Supriyono, 2001:314) :

1. Kebijakan penentuan harga jual (pricing policies)


15

Kebijakan penentuan harga jual adalah pernyataan sikap manajemen terhadap

penentuan harga jual produk atau jasa. Kebijakan tersebut tidak menentukan

harga jual, namun menetapkan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dan

aturan dasar yang perlu diikuti dalam penentuan harga jual.

2. Keputusan penentuan harga jual (pricing decision)

Keputusan penentuan harga jual adalah penentuan harga jual produk atau jasa

suatu organisasi yang umumnya dibuat untuk jangka pendek. Keputusan ini

dipengaruhi oleh kebijakan penentuan harga jual, pemanfaatan kapasitas, dan

tujuan organisasi.

Dalam arti sempit Philip Kotler mendefinisikan harga jual sebagai:

The amount of money charged for a product or service. (Kotler, 1996:340)

Atau jumlah nilai yang dipertukarkan oleh konsumen untuk manfaat atas memiliki

atau menggunakan produk atau jasa.

Dilihat dari teori ekonomi mikro, Slamet Sugiri mendeinisikan harga jual sebagai

berikut:

Harga sebuah produk adalah hasil akhir dari dua kekuatan yaitu permintaan dan

penawaran. (Sugiri, 1994:171)

Dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa harga jual

menunjukkan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah barang

atau jasa yang diinginkan.


16

II.2. Tujuan Penentuan Harga Jual

Tujuan penentuan harga jual ada bermacam-macam. Tujuan penentuan

harga jual yang dilakukan perusahaan terhadap produk yang dihasilkan adalah

sebagai berikut (Kotler, 1996:356):

1. Kelangsungan hidup perusahaan.

Perusahaan menetapkan tujuan ini apabila menghadapi kelebihan kapasitas

produksi, persaingan yang ketat atau perubahan selera konsumen. Dalam hal

ini, bertahan hidup lebih utama daripada menghasilkan keuntungan. Demi

kelangsungan hidup perusahaan, disusun strategi dengan menetapkan harga

jual yang rendah dengan asumsi pasar akan peka terhadap harga.

2. Peningkatan arus keuntungan.

Perusahaan dapat memaksimalkan laba jangka pendek apabila perusahaan

lebih mementingkan prestasi keuangan jangka pendeknya dibandingkan

jangka panjang. Perusahaan mempunyai keuntungan untuk menetapkan

harga yang dapat memaksimalkan laba jangka pendek dengan anggapan

bahwa terdapat hubungan antara permintaan dan biaya dengan tingkatan

harga yang akan menghasilkan laba maksimum yang ingin dicapai.

3. Kepemimpinan kualitas produk.

Dalam hal ini, perusahaan menetapkan harga yang tinggi supaya kualitas

produksi tetap terjamin. Ada kemungkinan perusahaan mempunyai keinginan

untuk memasarkan produk dengan kualitas tinggi atau ingin menjadi pemimpin

dalam kualitas produk di pasarnya. Pada umumnya perusahaan


17

semacam ini menetapkan harga yang tinggi dengan tujuan agar dapat

menutup tingginya biaya dalam menghasilkan mutu produk yang tinggi.

4. Meningkatkan penjualan.

Peningkatan penjualan akan mempengaruhi penerimaan perusahaan, jumlah

produksi dan laba perusahaan. Perusahaan selalu menginginkan jumlah

penjualan yang tinggi untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Peningkatan

penjualan dapat dilakukan melalui bauran pemasaran yang agresif.

Pengembangan produk dengan memperbarui atau menawarkan produk-produk

baru dapat meningkatkan penjualan. Pada satu sisi, perusahaan dapat

meningkatkan volume penjualan dengan tetap mempertahankan tingkat labanya.

Sedangkan di sisi lain, manajemen dapat memutuskan untuk meningkatkan

volume penjualan melalui strategi pemotongan harga atau penetapan harga yang

agresif dengan menanggung resiko.

5. Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar.

Salah satu strategi yang dapat ditempuh perusahaan adalah mempertahankan

dan meningkatkan pangsa pasar. Banyak perusahaan menetapkan harga yang

rendah untuk mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar.

6. Menstabilkan harga.

Perusahaan berupaya menstabilkan harga dengan tujuan untuk menghindari

adanya perang harga pada waku permintaan meningkat atau menurun (tidak

stabil).

Oleh karena itu perusahaan perlu menentukan tujuan utama agar fokus

perusahaan menjadi lebih jelas. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas ada
18

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan tersebut akan diuraikan lebih lanjut pada sub bab di bawah ini.

II.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual

Banyak faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan penentuan harga

jual baik dari lingkungan internal maupun dari lingkungan eksternal perusahaan.

Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

II.3.1. Faktor Bukan Biaya

Faktor bukan biaya ini meskipun sulit diukur dan diramalkan namun

harus juga dipertimbangkan dalam penentuan harga jual. Faktor bukan biaya

biasanya merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan yang dapat

mempengaruhi keputusan manajemen dalam menentukan harga jual. Faktor-

faktor tersebut antara lain adalah :

1. Keadaan Perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

Perubahan kondisi perekonomian dalam keadaan inflasi, yaitu turunnya daya

beli uang maka akan menyebabkan harga jual barang atau jasa akan naik.

Sebaliknya apabila perekonomian dalam keadaan deflasi, yaitu naiknya daya

beli uang maka harga jual barang atau jasa akan menjadi lebih rendah.

2. Elastisitas Permintaan

Berubah tidaknya harga produk tergantung pada elastisitas permintaan

produk. Karakteristik elastisitas permintaan adalah (Supriyono, 2001:327) :


19

a. Jika permintaan elastis, peningkatan harga berakibat penurunan

permintaan sehingga total pendapatan menurun.

b. Jika permintaan produk tidak elastik, peningkatan harga berakibat

penurunan permintaan, namun total pendapatan meningkat.

c. Elastisitas permintaan diukur berdasar persentase perubahan kuantitas

dibagi persentase perubahan harga.

d. Jika elastisitas kurang dari 1, permintaan disebut tidak elastik. Jika

elastisitas permintaan lebih besar dari 1, permintaan disebut elastik.

e. Elastisitas saling mengukur pengaruh harga barang substitusi terhadap

permintaan produk tertentu.

Elastisitas permintaan dan penawaran mempengaruhi keputusan manajemen

untuk menaikkan atau menurunkan harga jual produk. Jika permintaan suatu

produk bersifat elastik maka keputusan unttuk menurunkan harga jual

berakibat dapat meningkatkan volume penjualan dalam jumlah yang relatif

besar. Sebaliknya, jika permintaan suatu produk tidak elastik, maka

keputusan untuk menurunkan harga jual berakibat hanya dapat meningkatkan

volume penjualan yang relatif kecil.

3. Tipe Pasar

Pada model ekonomi, harga jual disusun berdasarkan tipe pasar yang

dihadapi oleh perusahaan. Beberapa tipe pasar yang penting adalah sebagai

berikut (Supriyono, 2001:315):

a. Persaingan sempurna

b. Persaingan monopolistik
20

c. Oligopoli

d. Monopoli

4. Penawaran dan Permintaan

Penawaran adalah berbagai jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual

pada suatu tingkat harga tertentu yang menganggap hal-hal lain sama.

Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pembeli pada tingkat harga

tertentu dengan asumsi hal-hal lainnya sama. Pertemuan antara kurva

penawaran dan permintaan menghasilkan suatu keseimbangan yang

menunjukkan besarnya harga (harga jual). Bentuk pasar yang dihadapi

produsen dan konsumen juga sangat mempengaruhi keseimbangan harga

pada kurva penawaran dan permintaan.

5. Tindakan atau Reaksi Pesaing.

Tindakan atau reaksi pesaing juga dapat mempengaruhi tingkat harga yang

ditetapkan oleh perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa

yang sejenis akan berusaha menarik minat konsumen dengan cara menjual

produk atau jasanya dengan tingkat harga yang lebih rendah apabila

dibandingkan dengan harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.

6. Pengaruh Pemerintah

Pengaruh pemerintah yang dimaksudkan dalam penentuan harga jual

khususnya adalah undang-undang, keputusan, peraturan, dan kebijakan

pemerintah yang ada (Supriyono,2001:315). Penentuan harga jual barang

atau jasa yang menyagkut hajat hidup orang banyak sangat dipengaruhi oleh

kebijaksanaan atau aturan pemerintah. Pengawasan pemerintah berpengaruh


21

dalam penentuan harga maksimum dan minimum bagi produk atau jasa yang

merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

7. Citra atau Kesan Masyarakat.

Citra atau kesan masyarakat terhadap suatu barang atau jasa dapat

mempengaruhi harga. Barang atau jasa yang telah dikenal masyarakat

mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan barang atau jasa

yang masih baru di pasar.

8. Tujuan Nonlaba (Nirlaba)

Perusahaan non laba mempunyai tujuan melayani masyarakat, misalnya

membantu pemerintah dalam rangka memcerdaskan kehidupan bangsa

dengan mendirikan sekolah. Pada umumnya, perusahaan non laba bergerak

di bidang jasa. Harga jual produknya ditentukan sama dengan total biaya

yang dikeluarkan. Biaya total dapat mencakup keseluruhan dana operasi

perusahaan, beban bunga yang ditanggung, dana untuk meningkatkan jasa

pelayanan serta perluasan operasi.

9. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sebuah perusahaan didirikan bukan sekedar untuk mencari laba, tetapi juga

untuk melayani masyarakat. Rasa tanggung jawab sosial perusahaan terhadap

masyarakat dapat mempengaruhi penentuan harga jual. Harga jual ditentukan

berdasarkan tingkat ekonomi masyarakat yang dilayani.

Faktor-faktor tersebut di atas berinteraksi dan mempengaruhi harga jual

tergantung pada pembuat keputusan harga jual. Dua hal yang perlu diperhatikan

dalam mempelajari pengaruh faktor-faktor tersebut adalah (Supriyono, 2001:315)


22

1. Dalam penentuan harga jual, setiap pembuat keputusan mungkin lebih

menekankan pertimbangannya pada faktor-faktor tertentu. Faktor yang

dipertimbangkan tersebut dapat berbeda di antara pembuat keputusan yang

satu dengan pembuat keputusan yang lainnya.

2. Cara-cara penentuan harga jual juga dipengaruhi oleh pasar yang dihadapi

oleh perusahaan.

II.3.2. Faktor Biaya

Faktor yang menjadi perhatian khusus bagi manajemen dalam penentuan

harga jual adalah biaya. Dalam penentuan harga jual, faktor biaya digunakan

sebagai batas bawah karena dalam kondisi wajar harga jual harus dapat menutup

semua biaya yang bersangkutan dengan produk/jasa dan dapat menghasilkan

laba yang diharapkan. Maka dapat diasumsikan bahwa harga jual yang

ditetapkan harus lebih tinggi dari total biaya yang telah dikeluarkan supaya

menguntungkan bagi perusahaan. Manajemen harus mampu menekan dan

mengendalikan biaya agar struktur biaya tetap rendah sehingga harga jual

produk yang ditawarkan dapat ditekan.

II.3.2.1. Pengertian Biaya

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu (Mulyadi, 2007). Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Untuk membedakan

pengertian biaya dalam arti luas, pengorbanan sumber ekonomi untuk

memperoleh aktiva ini disebut dengan istilah kos.


23

II.3.2.2. Penggolongan Biaya

Biaya dapat digolongkan menurut (Mulyadi, 2007) :

1. Objek Pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar

penggolongan biaya.

2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok dan oleh karena itu

maka biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:

a. Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

b. Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

c. Biaya admisnistrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.

Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering pula

disebut dengan istilah biaya komersial (commercial expenses).

3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

a. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi

langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang terjadinya tidak

hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
24

hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak

langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

4. Perilaku Biaya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan

a. Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsure

biaya tetap dan unsur biaya variabel.

c. Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

d. Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu.

5. Jangka Waktu Manfaatnya

a. Pengeluaran modal (capital expenditures), adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi

adalah satu tahun kalender).

b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures), adalah biaya yang hanya

mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran

tersebut.
25

II.4. Pendekatan dalam Penentuan Harga Jual

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan harga

jual, pendekatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut ini:

II.4.1. Penentuan Harga Jual Berdasarkan Teori Ekonomi

Sebagian besar teori ekonomi mikro membahas mengenai persoalan

harga. Teori ekonomi mikro menyatakan bahwa harga jual yang paling baik atas

barang atau jasa adalah harga jual yang menghasilkan perbedaan paling besar

antara total pendapatan dengan total biaya. Pada model ekonomi, harga jual

disusun berdasarkan tipe pasar yang dihadapi oleh perusahaan. Beberapa tipe

pasar yang penting adalah sebagai berikut (Supriyono, 2001:315):

1. Persaingan Sempurna

Pada pasar persaingan sempurna banyak barang atau jasa bersifat homogen

yang diperdagangkan di pasar. Selain itu penjual maupun pembeli tidak

mampu mempengaruhi harga pasar barang atau jasa. Perusahaan yang

bergerak di pasar yang sangat bersaing, di mana barang tidak dapat

dibedakan, harus menerima harga seperti yang ditentukan oleh kekuatan

pasar (Horngren, 1988). Pengaruh persaingan sempurna terhadap terhadap

penentuan harga jual barang atau jasa adalah sebagai berikut:

a. Harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan.

b. Semakin tinggi harga jual maka semakin banyak barang atau jasa yang

ditawarkan oleh penjual.

c. Semakin rendah harga jual maka semakin banyak barang atau jasa yang

diminta oleh pembeli.


26

d. Kurva penawaran biasanya bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.

e. Kuva permintaan biasanya bergerak dari kiri atas ke kanan bawah.

f. Harga pasar terjadi pada titik ekulibrium pasar, yaitu titik perpotongan

antara kurva penawaran dengan kurva permintaan.

2. Persaingan Monopolistik

Dalam persaingan monopolistik setiap penjual mencoba untuk membuat

produknya berbeda dibandingkan dengan produk yang dijual oleh penjual

lainnya. Karakteristik persaingan monopolistik asalah sebagai berikut:

a. Terdapat banyak penjual yang serupa, namun produk yang dijual tidak

sama.

b. Kemungkinan terdapat differensiasi harga namun tidak ada penjual secara

individual yang mempengaruhi secara nyata terhadap produk yang serupa.

c. Setiap penjual menghadapi kurva permintaan dengan kemiringan yang

menurun.

d. Kemungkinan terjadi suatu rentang harga dalam persaingan monopolistik.

e. Jika harga yang ditentukan lebih tinggi dibandingkan dengan produk

pesaing, kemungkinan perusahaan tersebut kehilangan pelanggan atau

penurunan kuantitas yang dijual.

f. Penurunan harga mungkin dapat menambah pelanggan atau jumlah yang

dijual.

3. Oligopoli

Dalam suatu pasar oligopolistik terdapat satu penjual tunggal yang cukup

besar untuk mempengaruhi harga pasar. Pada pasar ini terdapat pemimpin
27

harga (price leader) dan pengikut harga (price follower). Masalah yang

dihadapi oleh pemimpin harga adalah bagaimana menentukan harga jual agar

labanya maksimal dan agar harga yang ditentukan tersebut juga diikuti oleh

pengikut harga. Karakteristik pasar oligopolistik adalah hanya terdapat

beberapa produsen besar yang saling bersaing pada pasar tersebut, dan satu

produsen besar yang sangat mempengaruhi pasar.

4. Monopoli

Jika dalam pasar hanya terdapat satu produsen yang melayani permintaan

barang atau jasa, maka produsen tersebut memegang kendali harga barang

atau jasa yang bersangkutan. Pasar tersebut menunjukkan pasar monopoli.

Dalam pasar monopoli terdapat pemasok tunggal dan tidak ada persaingan.

Karakteristik pasar monopoli adalah:

a. Pemegang monopoli dalam suatu negara biasanya menghadapi

pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah.

b. Perusahaan monopoli biasanya berusaha dalam bidang usaha yang

menguasai hajad hidup masyarakat. Sebagai contoh: Pertamina dan PLN.

Model ekonomi hanya menyediakan kerangka dasar konseptual dalam

penentuan harga jual, namun penerapannya di dalam praktik mempunyai

keterbatasan atau kelemahan. Adapun kelemahan model ekonomi tersebut

adalah sebagai berikut (Supriyono, 2001:330):

1. Seringkali data pendapatan dan biaya yang tersedia sifatnya hanya kira-kira.

2. Model-model ekonomi hanya dapat diterapkan pada kondisi-kondisi

ekonomi tertentu.
28

3. Harga jual hanya merupakan salah satu elemen dalam pemasaran suatu

produk.

4. Suatu bisnis tidak selalu bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal.

II.4.2. Penentuan Harga Jual Berdasarkan Biaya atau Konsep Akuntansi

(Penentuan Harga Jual Produk Standar)

Seringkali manajemen menentukan harga jual atas dasar biaya.

Penentuan harga jual berdasarkan biaya ini sering disebut metode penentuan

harga jual cost-plus (cos- plus pricing). Prinsip dasar dalam penentuan harga jual

produk standar adalah bahwa harga jual harus cukup untuk menutup semua

biaya dan menghasilkan laba dalam jangka panjang sehingga dapat memberikan

return yang wajar bagi para pemegang saham serta mempertahankan dan

mengembangkan perusahaan. Semua biaya yang harus ditutup tersebut meliputi

biaya produksi, pemasaran, administrasi dan umum, dan biaya keuangan baik

yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel (Supriyono, 2001:332).

II.4.2.1. Pengaruh Metode Penentuan Harga Pokok Produk

Penentuan Harga Pokok Produksi dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Actual costing, dalam penentuan Harga Pokok Produksi dengan cara actual

costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead

pabrik semua dihitung berdasarkan biaya aktual yang terjadi.

2. Normal costing, dalam penentuan Harga Pokok Produksi dengan cara

normal costing biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dihitung

berdasarkan biaya aktual yang terjadi. Sedangkan biaya overhead pabrik

dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Dalam penelitian ini

akan
29

digunakan penentuan Harga Pokok Produksi dengan cara normal costing

karena perhitungan biaya overhead pabrik lebih baik jika ditentukan dengan

tarif di muka, alasannya adalah (Mulyadi, 1991: 210):

a. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya

terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per

satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain.

b. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan

menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan

informasi harga pokok produksi per satuanpada saat pesanan selesai

dikerjakan. Padahal elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat

diketahui jumlahnya pada akhir setiap bulan atau akhir tahun.

Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2007: 212)

a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.

b. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

Pengertian biaya dalam penentuan harga jual bersasarkan cost-plus

didefinisikan sesuai dengan metode penentuan harga pokok produk yang digunakan

(Supriyono, 2001:334). Pada dasarnya manajemen dapat memilih satu dari dua

metode penentuan harga pokok berikut ini: (1) metode harga pokok penuh (full

costing), (2) metode harga pokok variabel (variable costing). Oleh karena itu, dalam

penentuan harga jual juga dikenal dua macam pendekatan yaitu:


30

II.4.2.1.1. Metode Harga Pokok Produksi Penuh/Full Costing

Dalam pendekatan harga pokok penuh dalam penentuan harga jual

berdasarkan cost-plus, pengertian biaya dalam hal ini adalah biaya untuk

memproduksi satu unit produk. Dalam pengertian biaya tersebut tidak termasuk

biaya non produksi. Oleh karena itu, target harga jual dengan menggunakan

pendekatan ini ditentukan sebesar biaya produksi ditambah dengan markup yang

diinginkan sehingga pendekatan ini disebut pula dengan metode biaya penuh

ditambah markup. Markup yang ditambahkan tersebut digunakan untuk menutup

biaya nonproduksi dan untuk menghasilkan laba yang diinginkan. Rumus

perhitungan yang digunakan dalam penentuan harga jual dengan metode harga

pokok penuh ditambah markup adalah:

Biaya bahan baku Rp xx


Biaya tenaga kerja langsung Rp xx

Biaya overhead variabel Rp xx

Biaya overhead tetap Rp xx

Jumlah Rp xx

Markup = …% x Rp xx = Rp xx

Harga jual per unit produk Rp xx

II.4.2.1.2. Metode Harga Pokok Produksi Variabel/Variable Costing

Pendekatan harga pokok produksi penuh sebagai dasar penentuan harga

jual menekankan penggolongan biaya berdasar fungsi, sedangkan pendekatan

biaya variabel sebagai dasar penentuan harga jual menekankan penggolongan

biaya berdasarkan perilakunya. Pendekatan biaya variabel disebut juga


31

pendekatan laba kontribusi. Pada pendekatan biaya variabel, penentuan harga

jual produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah markup yang

harus tersedia untuk menutup semua biaya tetap dan untuk menghasilkan laba

yang diinginkan. Metode ini disebut pula metode biaya variabel ditambah

markup. Rumus perhitungan yang digunakan dalam penentuan harga jual dengan

metode harga pokok variabel ditambah markup adalah:

Biaya bahan baku Rp xx


Biaya tenaga kerja langsung Rp xx

Biaya overhead variabel Rp xx

Rp xx
Biaya nonproduksi variabel per unit Rp xx

Jumlah biaya variabel Rp xx

Markup = …% x Rp xx = Rp xx

Harga jual per unit produk Rp xx

II.4.2.2. Penentuan Markup

Masalah penting dalam penerapan penentuan harga jual cost-plus adalah

penentuan besarnya persentase markup yang ditambah pada biaya. Baik pada

pendekatan harga pokok produksi penuh maupun pada harga pokok produksi

variabel, elemen biaya tertentu tidak dimasukkan ke dalam pengertian biaya,

harga pokok produksi penuh tidak memasukkan biaya nonproduksi sebagai

elemen biaya dan harga pokok produksi variabel tidak memasukkan biaya tetap

sebagai elemen biaya. Oleh karena itu, markup harus mampu menutup elemen

biaya yang tidak dimasukkan ke dalam biaya dan harus dapat menghasilkan laba
32

yang diinginkan.

Pendekatan return on investment (ROI) dapat digunakan untuk

menentukan besarnya persen markup yang ditambahkan pada biaya. Markup

yang dihitung dengan pendekatan ROI menggambarkan biaya yang harus

ditutup dan return atas investasi yang diinginkan. Pendekatan ini dapat

digunakan untuk harga pokok penuh dan biaya variabel. Rumus persentase

markup adalah sebagai berikut (Supriyono, 2001:337) :

Rumus perhitungan markup dalam pendekatan harga pokok produksi

penuh ditambah markup:

Persentase markup

= Re turn yang diingingka n atas aktiva yang di tan amkan + Biaya nonproduks i
Volume penjualan dalam unit × Biaya produksi per unit

Rumus perhitungan markup dalam pendekatan harga pokok produksi

variabel ditambah markup:

Persentase markup
= Re turn yang diingingka n atas aktiva yang di tan amkan + Biaya tetap
Volume penjualan dalam unit × Biaya var iabel per unit

II.4.2.3. Laba yang Ditargetkan

Dalam penentuan harga jual, manajemen dapat menggunakan laba yang

ditargetkan sebagai pedoman untuk penentuan harga jual. Laba yang ditargetkan

dapat dalam bentuk jumlah rupiah laba, atau persentase tertentu dari penjualan,

atau persentase tertentu atas aktiva yang ditanamkan. Pada pendekatan ini, harga

jual ditentukan sebesar biaya total ditambah laba yang ditargetkan dan jumlah
33

tersebut selanjutnya dibagi dengan unit produk atau jasa yang dianggarkan

(Supriyono, 2001:341).

II.4.2.4. Harga Jual Berdasar Waktu dan Bahan

Penentuan harga jual berdasarkan waktu dan bahan merupakan

pendekatan alternatif yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan selain dengan

menggunakan beberapa pendekatan yang telah dibahas di muka. Metode ini

biasanya digunakan oleh bengkel mobil, reparasi barang elektronik, percetakan,

kantor akuntan, praktik dokter, dan perusahaan jasa lainnya. Metode penentuan

harga jual berdasarkan waktu dan bahan menentukan tarif harga jual yang di

dasarkan dua cara yaitu (Supriyono, 2001: 342):

1. Tarif harga jual berdasarkan waktu

Pada metode ini, yang dimaksud komponen waktu adalah tarif biaya tenaga

kerja langsung per jam.

2. Tarif harga jual berdasarkan bahan yang digunakan

Pada metode ini, tarif atau harga jual jasa ditentukan sebesar bahan yang

digunakan ditambah dengan beban yang dihitung dari bahan yang digunakan.

II.4.2.5. Alasan Penggunaan Data Biaya untuk Penentuan Harga Jual

Beberapa alasan penggunaan data biaya sebagai dasar penentuan

harga jual adalah sebagai berikut (Supriyono, 2001: 344) :

1. Di dalam pembuatan keputusan penentuan harga jual, manajemen

dihadapkan kepada banyak sekali ketidakpastian sehingga harga jual

berdasarkan cost-plus dapat merupakan titik awal kearah harga jual yang

dapat diterima sesuai dengan kendala-kendala tertentu yang ada.


34

2. Biaya dapat dipandang sebagai suatu batas bawah perlindungan atau

penjagaan agar harga jual tidak ditentukan terlalu rendah sehingga

menimbulkan kerugian.

3. Formula target harga jual berdasarkan cost-plus (cost plus pricing) dapat

digunakan untuk mempelajari secara mendalam biaya para pesaingnya atau

dapat membantu pemilik memprediksi keputusan harga yang akan dibuat

oleh para pesaing.

4. Harga jual yang ditentukan dengan formula cost-plus (cost plus pricing) ini

memungkinkan sifatnya sementara dan akan dapat diubah jika waktu, situasi

dan kondisi sudah memungkinkan.

II.4.2.6. Penyesuaian Harga Jual tehadap Kondisi Pasar

Meskipun pendekatan cost-plus sebagai dasar penentuan harga jual

banyak membantu manajemen di dalam penentuan target harga jual namun

penerapan pendekatan ini hendaknya tidak terlalu kaku. Agar formula cost-plus

dapat digunakan dengan baik, manajemen hendaknya bekerja berdasar tiga

pemikiran pokok sebagai berikut (Supriyono, 2001:345) :

1. Jarang sekali harga jual suatu produk secara tepat dapat ditentukan

berdasarkan target harga berdasar formula cost-plus. Biaya pasa dasarnya

digunakan untuk menentukan batas bawah dalam penentuan harga jual.

2. Pembuat keputusan harga jual hendaknya menyadari bahwa laba tertentu

yang diinginkan tidak selalu dapat dicapai. Penurunan markup kadang-

kadang diperlukan agar dapat meningkatkan volume penjualan.


35

3. Manajemen biasanya tidak menentukan tingkat markup yang sama untuk

semua kelompok produk. Markup setiap kelompok produk dapat bervariasi.

Dalam penelitian ini, metode penentuan harga pokok yang akan digunakan

oleh penulis adalah metode penentuan harga pokok produksi variabel. Penulis

memilih menggunakan metode ini dengan pertimbangan sebagai berikut

(Supriyono, 1993:470) :

1. Metode ini lebih bermanfaat untuk pembuatan keputusan.

Pada penentuan harga pokok variabel semua biaya digolongkan sesuai

variabilitasnya, yaitu ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, informasi

tersebut sangat bermanfaat untuk pembuatan keputusan jangka pendek oleh

manajemen.

2. Laba bergerak dalam arah yang sama dengan penjualan.

Laba bersih untuk suatu periode tidak dipengaruhi oleh penyerapan biaya tetap

yang diakibatkan karena perubahan persediaan. Jika digunakan harga pokok

variabel, laba bersih bergerak dalam arah yang sama dengan penjualan.

Anda mungkin juga menyukai