Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KAS DAN SEKURITAS

DISUSUN OLEH:

MULIANA

A021171031

MANAJEMEN KEUANGAN I

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kas dan sekuritas merupakan dua komponen aktiva lancar yang


sangat penting bagi perusahaan. seorang manajer keuangan harus
mengelola kas dan sekuritas dengan baik agar dapat mempermudah
jalannya aktivitas perusahaan. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas
harus dilakukan dengan baik.

Mengelola kas dan portofolio sekuritas yang bisa diperdagangkan


merupakan tugas penting eksekutif keuangan. Bagaimana manajer
keuangan mengatur sistem manajemen kas yang canggih dan tentang
tempat-tempat yang berhati-hati menaruh saldo kas yang berlebih supaya
menghasilkan pengembalian yang positif sekaligus tetap likuid.

2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Kas Dan Sekuritas?
2. Mengapa Perusahaan Harus Memegang Kas?
3. Jelaskan Berbagai Sasaran Dan Keputusan Manajemen Kas?
4. Jelaskan Prosedur Penagihan Dan Pembayaran Kas?
5. Jelaskan Komposisi Portofolio Sekuritas Yang Dapat
Diperdagangkan?
6. Jelaskan model-model manajemen kas?
3. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Kas Dan Sekuritas.
2. Mendeskripsikan Alasan Perusahaan Harus Memegang Kas.
3. Menjelaskan Sasaran Dan Keputusan Manajemen Kas.
4. Mendeskripsikan Prosedur Penagihan Dan Pembayaran Kas.
5. Menjelaskan Komposisi Portofolio Sekuritas Yang Dapat
Diperdagangkan.
6. Menjelaskan model-model dalam manajemen kas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kas dan Sekuritas yang Bisa Diperdagangkan

Kas merupakan mata uang dan koin yang ada di tangan perusahaan
dalam laci petty cash, cah register, atau dalam rekening cek dan pasar
uang. Sedangkan sekuritas yang bisa diperdagangkan (marketable
securities) juga disebut near cash atau near cash asset, merupakan
investasi sekuritas yang dapat diubah dengan cepat menjadi kas.

Secara umum, perusahaan memegang sekuritas yang bisa


diperdagangkan dalam periode jatuh tempo yang sangat singkat (kurang
dari satu tahun). Secara bersama-sama semuanya disebut liquid assets
atau aktiva likuid atau aktiva lancar. Aktiva likuid adalah jumlah kas dan
sekuritas yang bisa diperdagangkan.

B. Mengapa Perusahaan Memegang Kas


1. Proses Arus-Kas
Perusahaan mengalami kenaikan tak teratur dalam kas yang
dipegangnya dari beberapa sumber eksternal. Dana dapat diperoleh di
pasar keuangan dari penjualan sekuritas, seperti obligasi, saham
preferen, dan saham biasa, atau perusahaan bisa melakukan kontrak
hutang yang tidak diperdagangkan dengan peminjam seperti bank
komersial. Kontrak pendanaan eksternal biasanya melibatkan jumlah
uang yang banyak yang berasal dari kebutuhan kebutuhan yang besar
yang diketahui oleh manajemen perusahaan, dan kebutuhan ini tidak
terjadi setiap hari.
Dalam organisasi, pejabat keuangan yang bertanggungjawab atas
manajemen kas juga megontrol transaksi yang mempengaruhi
investasi perusahaan ke dalam sekuritas yang bisa diperdagangkan.
Sedangkan arus kas masuk tak teratur adalah dari sumber
eksternal, sumber kas lain perusahaan yang terjadi dari operasi dan
terjadi lebih teratur. Dalam periode yang panjang, penerimaan terbesar
berasal dari penagihan piutang dagang dan lebih sedikit dari penjualan
kas langsung dari produk jadi.
Selain investasi kas berlebih ke dalam near cash assets, saldo
kas mengalami penurunan karena tiga alasan. Pertama, secara tidak
teratur, penarikan dilakukan untuk (1) membayar deviden kas pada
saham preferen dan biasa; (2) memenuhi tuntutan bunga pada kontrak
hutang; (3) membayar kembali hutang pokok yang dipinjam dari
kreditor; (4) membeli saham sendiri di pasar keuangan untuk
digunakan dalam program kompensasi eksekutif atau alternatif
pembayaran dividen kas; (5) membayar tagihan pajak. Kedua,
program belanja mod menunjuk bahwa aktiva tetap didapatkan pada
berbagai interval. Ketiga, persediaan dibeli secara teratur untuk
menjamin aliran produk jadi dalam lini produksi.
Berbagai pengaruh yang terus mempengaruhi saldo kas yang
dipegang perusahaan dapat disintesiskan menurut motif-motif klasik
untuk memegang kas.
2. Motif Memegang Kas
Dalam ulasan ekonomi klasik, John Maynard Keynes membagi
kebutuhan perusahaan, atau unit ekonomi apapun ke salam tugas
kategori yaitu sebagai berikut:
1) Motif Transaksi
Saldo yang dipegang untuk transaksi memungkinkan
perusahaan memenuhi kebutuhan kas yang terjadi dalam
kegiatan bisnis biasa. Saldo transaksi akan digunakan untuk
memenuhi arus kas keluar tak teratur maupun pembelian aktiva
tetap dan persediaan yang susah direncanakan. Jumlah relatif
kas yang dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan transaksi
dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti industri di mana
perusahaan beroperasi. Sudah dikenal luas bahwa industri
utilitas bisa memprakirakan penerimaan kas sangat akurat
karena permintaan terhadap jasa mereka stabil.
2) Motif Berjaga-jaga
Saldo untuk berjaga-jaga merupaka buffer stock aktiva
likuid. Motif memegang kas ini berkaitan dengan usaha
menjaga saldo yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan yang mungkin masih belum tentu. Prediktabilitas
arus kas juga berpengaruh besar terhadap kebutuhan kas
melalui motif berjaga-jaga. Dalam praktek bisnis aktual, motif
berjaga-jaga dipenuhi dengab memegang portofolio aktiva
likuid, bukan hanya kas. Dalam organisasi korporat besar, dana
bisa mengalir keluar masuk portofolio sekuritas yang bisa
diperdagangkan setiap hari.
3) Motif Spekulatif
Kas dipegang untuk keperluan spekatif supaya bisa
mendapatkan keuntungan dari situasi profit taking yang
potensial. Secara umum, motif spekulatif merupakan komponen
yang paling tidak penting dari preferensi likuiditas. Motif
transaksi dan berjaga-jaga merupakan alasan terbesar
mengapa perusahaan memegang kas.
C. Sasaran dan Keputusan Manajemen Kas

Tingkat seberapa perusahaan menginvestasikan kas berlebih ke


dalam sekuritas yang bisa diperdagangkan ditentukan oleh besarnya
resiko insolvensi yang mau ditanggung perusahaan supaya bisa
menerima tambahan pengembalian atas saldo kas mereka.

 Trade-Off antara Risiko dan Pengembalian


Program manajemen kas seluruh perusahaan harus berusaha
meminimumkan resiko insolvensi perusahaan. Dalam konteks
manajemen kas, istilah insolvensi menggambarkan situasi ketika
perusahaan tidak mampu membayar tagihan pada waktunya. Dalam
kasus sedemikian, perusahaan secara teknis tidak solven dalam arti
bahwa perusahaan ini tidak cukup punya likuiditas untuk membayar
segera kewajiban hutangnya saat ini. Perusahaan dapat menghindari
masalah ini dengan memegang saldo kas yang besar untuk membayar
tagihan yang jatuh tempo.
Manajer keuangan harus menemukan neraca yang dapat diterima
antara memegang kas terlalu banyak dan terlalu sedikit. Inilah titik
trade off antara pengembalian dan resiko. Investasi kas yang besar
meminimumkan peluang insolvensi, namun mengancam profitabilitas
perusahaan. Investasi kas yang kecil membebaskan kelebihan saldo
untuk investasi ke dalam sekuritas yang bisa diperdagangkan dan
aktiva umurnya lebih panjang ini memperkuat profitabilitas dan nilai
saham biasa perusahaan, namun meningkatkan peluang kekurangan
kas.
 Sasaran
Trade off resiko dan pengembalian dapat direduksi menjadi dua
sasaran utama sistem manajemen kas:
1. Kas yang cukup harus ada di tangan untuk memenuhi pembayaran
yang terjadi dalam pelaksanaan bisnis.
2. Investasi dalam kas yang menganggur harus dikurangi sampai
minimum.
Evaluasi atas sasaran-sasaran operasional ini, serta usaha pada
pihak manajemen untuk memenuhinya, menimbulkan kebutuhan
akan suatu keputusan manajemen kas.
 Berbagai Keputusan
Ada dua kondisi atau cita-cita yang memungkinkan perusahaan
beroperasi lebih lama dengan saldo kas yang hampir nol: (1) perkiraan
arus kas bersih yang sangat akurat dalam rentang perencanaan, dan
(2) sinkronisasi sempurna penerimaan dan pembayaran kas.
Perkiraan kas merupakan langkah awal dalam program
manajemen kas manapum. Bila perusahaan harus menginvestasikan
dalam neraca kas, beberapa tipe keputusan tertentu yang terkait
dengan ukuran neraca itu mendominasi proses manajemen kas. Ini
mencakup keputusan-keputusan yang menjawab pertanyaan berikut:
a. Apa yang bisa dilakukan untuk mempercepat penagihan dan
memperlambat atau mengontrol arus kas keluar dengan lebih
baik.
b. Bagaimana seharusnya komposisi portofolio sekuritas yang bisa
diperdagangkannya?
Kas yang disimpan tersedia untuk investasi di tempat lain dalam
operasi perusahaan dan pada tingkat pengembalian positif yang
akan meningkatkan profitabilitas total. Untuk memahami unsur-
unsur manajemen kas perlu dipahami konsep cash "float".
D. Prosedur Penagihan dan Pembayaran

Efisiensi program manajemen kas perusahaan dapat diperkuat dengan


pengetahuan dan penggunaan berbagi prosedur yang ditujukan untuk
mempercepat penerimaan kas dan memperbaiki metode untuk membayar
kas.

 Menegelola Arus Kas Masuk


Untuk mempercepat penerimaan kas, penting sekali untuk memahami
bagaimana mengurangi float. Float adalah panjangnya waktu dari saat
cek tulis sampai kas benarbenar diterima. Ada empat elemen float,
yaitu:
1. Mail Float yang disebabkan oleh waktu antara saat pelanggan
mengirimkan cek sampai perusahaan mula memprosesnya.
2. Processing Float yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk memproses cek pelanggan sebelum
dapat didepositokan di bank.
3. Transit Float yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan
untuk mengkliringkan melalui sistem perbankan komersial atas
cek yang didepositokan pelanggan sampai bisa digunakan oleh
perusahaan. Kredit ditunda sampai maksimum dua hari kerja
pada cek yang dikliringkan melalui Federal Reserve System.
4. Disbursing Float yang berasal dari kenyataan bahwa dana
pelanggan tersedia di rekening perusahaan sampai cek
pembayaran dikliringkan melalui sistem perbankan. Biasanya
dana yang ada di bank perusahaan melebihi saldo yang tertera
pada bukunya.

Pengurangan float bisa menghasilkan keuntungan besar dari segi


penggunaan dana serta pengembalian yang diperoleh dari saldo
yang bisa dibebaskan itu. Adapun sistem pengiriman cek
pembayran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

- Aturan Lock Box


Sistem lock box merupakan layanan perbankan komersial yang
paling banyak digunakan untuk pengiriman uang. Sistem ini
mempercepat konversi bukti penerimaan menjadi dana dengan
memperkecil mail dan processing float.
Langkah-langkah sistem pengumpulan kas biasa, yaitu:
1. Pelanggan menulis cek dan mengirimkan lewat pos
2. Dikirimkan ke kantor perusahaan
3. Cek diproses dan didepositokan ke bank setempat
4. Cek diteruskan ke sistem kliring
5. Cek diteruskan ke bank pelanggan
6. Dana pelanggan dikliringkan
7. Perusahaan menerima pemberitahuan bahwa cek telah
dikliringkan

Aturan lock box didasarkan pada prosedur sederhana.


Pelanggan perusahaan diperintahkan mengirimkan cek
pembayaran bukan ke kantor pusat atau kantor cabang
perusahaan melainkan ke Kantor Pos yang sudah ditentukan.

- Preauthorized Check (PAC)


Preauthorized Check (PAC) merupakan sistem pengiriman cek
pembayaran yang jauh lebih efektif dari aturan lock box yang
mengkonversikan penerimaan menjadi kas. PAC mirip dengan
cek biasa, namun tidak membutuhkan tanda tangan dari orang
yang berhak menerima uang itu. PAC hanya dibuat dengan
otorisasi legal individual.
- Concentration Banking
Concetration banking (bank konsentrasi) adalah pemilihan
beberapa bank utama di mana perusahaan memiliki rekening-
rekening pembayaran yang signifikan.
- Wire Transfer
Wire transfer adalah metode untuk memindahkan dana secara
elektronik di antara rekening-rekening bank supaya bisa
menghilangkan transit flotat. Dana ynag dikirimkan melalui wire
transfer langsung bisa digunakan di bank penerima.
 Mengelola Arus Kas Keluar
Teknik dan sistem yang signifikan untuk menyempurnakan
pengelolaan pembayaran kas adalah sebagai berikut:
- Zero Balance Account
Zero balance account adalah alat manajemen kas yang
memungkinkan kontrol terpusat atas arus kas keluar namun
juga mempertahankan otoritas pembayaran divisional. Tujuan
dari zero balance account ini adalah untuk (1) bagi perusahaan
penerima, kontrol yang lebih baik atas pembayraran kasnya, (2)
untuk mengurangi saldo kas berlebih yang ada di bank regional
untuk keperluan pembayaran; dan (3) meningkatkan disbursing
float.
- Payable Through Draft
Payable through draft adalah mekanisme pembayaran yang
menggantikan cek biasa dalam arti bahwa draft tidak ditarik
pada sebuah bank namun ditarik dan diotorisasi oleh
perusahaan atas demand deposit accountnya. Tujuannya
adalah untuk mempertahankan kontrol atas pembayaran yang
diotorisasi di lapangan. Kontrol kantor pusat atas pembayaran
yang dimulai oleh unit-unit regional tersedia kerika draft
diperiksa sebelumnya sebelum pembayaran akhir.
- Transfer Dana Elektronik
Penggunaan peralatan komunikasi elektronik berfungsi untuk
mengurangi float. Konsep sentral dari electronic fund transfer
(EFT) sederhana saja. Bila perusahaan A harus membayar
uang kepada perusahaan B, situasi ini harus segera tercermin
dalam pembukuan maupun rekening keduanya. Transfer dana
secara instan akan menghilangkan float. Jantung dari EFT
adalah menghilangkan cek sebagi metode untuk mentransfer
dana.
- Evaluasi Atas Biaya Layanan Manajemen Kas
Proses evaluasi ini meliatkan hubungan sangat dasar dalam
mikroekonomi di mana:
Tambahan biaya = tambahan manfaat

E. Komposisi Portofolio Sekuritas yang Dapat Diperdagangkan

Setelah rancangan sistem penerimaan dan pembayaran kas


ditentukan, manajer keuangan menghadapi tugas memilih aktiva
keuangan yang sesuai untuk diikutsertakan dalam portofolio sekuritas
yang bisa diperdagangkan.

- Kriteria Pemilihan Secara Umum


Sejumlah kriteria tertentu dapat memberi kerangka kerja yang
bermanfaat bagi manajer keuangan untuk memilih campuran
marketable securities yang sesuai. Pertimbangan ini mencakup
evaluasi atas resiko finansial, resiko suku bunga, likuiditas,
perpajakan, dan hasil di antara berbagai aktiva keuangan.
1. Resiko keuangan, merujuk pada ketidakpastian
pengembalian yang diharapkan dari suatu sekuritas
akibat kemungkinan perubahan dalam kapasitas
keuangan penerbit sekuritas untuk membayar di masa
mendatang. Dalam praktek maupun riset keuangan,
ketika estimasi pengembalian bebas, resiko diinginkan,
hasil yang tersedia pada sekuritas Treasury dilihat dan
digunakan sebagai pembanding terhadap keamana
inatrumen keuangan lainnya.
2. Resiko suku bunga, merujuk pada ketidakpastian
pengembalian yang diharapkan dari instrumen keuangan
akibat perubahan dalam suku bunga. Yang mendapat
perhatian khusus bendaharawan korporat adalah
volatiltas harga yang terkait dengan instrumen yang jatuh
temponya panjang dan bukan yang pendek.
3. Likuiditas, merujuk pada kemampuan mengubah
sekuritas menjadi kas. Kalau terjadi peristiwa yang tidak
diramalkan sehingga sejumlah kas yang cukup besar
harus tersedia segera, maka bagian besar portofolio
mungkin harus dijual. Dalam formulasi preferensi untuk
mengikutkan instrumen tertentu dalam portofolio,
manajer harus mempertimbangkan periode untuk
menjual sekuritas dan kemungkinan sekuritas dijual pada
atau dekat harga pasar yang berlaku.
4. Perpajakan, perlakuan pajak atas pendapatan dari
investasi sekuiritas tidak mempengaruhi campuran akhir
dari portofolio sekuritas yang dapat diperdagangkan
seperti kriteria di atas. Ini karena pendapatan bunga dari
kebanyakan instrumen yang cocok dimasukkan dalam
portofolio kena potongan pajak pada tingkat federal.
Pendapatan bunga hanya dari satu kelas yang bebas
dari pajak pendapatan federal yakni municipal obligation
aatau disebut municipals. Karena sifat bebas pajak
pendapatan bunga sekuritas pemerintah daerah antar
negara bagian ini, municipals dijual pada hasil yang
lebih rendah di pasar ketimbang sekuritas yang
membayar bunga kena pajak yang lebih tinggi.
5. Hasil, merujuk pada hasil yang tersedia dari berbagai
aktiva finansial yang sesuai untuk dimasukkan ke dalam
portofolio near cash. Kriteria hasil melibatkan evaluasi
atas berbagai resiko dan manfaat yang inheren pada
semua faktor.
- Alternatif Marketable Securities
1. US Treasury Bill, merupakan investasi jangka pendek
paling terkenal dan paling populer di kalangan
perusahaan. Treasury Bill adalah obligasi langsung dari
pemerintah AS yang dijual oleh US Treasury. Treasury
bill dijual dengan diskon, karena alasan inilah investor
tidak menerima pembayaran bunga aktual.
Pengembalian merupakan perbedaan antara harga
pembelian dan nilai per (nominal) dari bill itu.
2. Federal Agency Securities, merupakan obligasi hutang
dari perusahaan dan agensi yang telah diciptakan untuk
mempengaruhi berbagai program pinjaman pemerintah
AS. Hutang agensi biasanya dijual dengan kupon dan
membayar bunga pada pemiliknya setiap setengah
tahun, meskipun ada beberapa pengecualian. Sebagian
penerbitan dijual dengan diskon, dan sebagian
membayar bunga setahun sekali.
3. Bankers Acceptance, merupakan salah satu instrumen
yang paling kurang dipahami yang cocok untuk
portofolio sekuritas yang dapat diperdagangkan.
Umumya, sebuah akseptasi adalah draft (perintah
membayar) yang ditarik pada bank tertentuk oleh
seorang eksportir untuk mendaparkan pembayaran atas
barang yang dikirmkann ke pelanggan yang punya
rekening pada bank itu.
4. Negotiable Certificate of Deposit, merupakan tanda
terima yang dapat diperdagangkan atas dana yang
didepositokan di sebuah bank untuk periode waktu
tertentu.
5. Commercial Paper, merupakan surat janji tanpa jaminan
jangka pendek yang dijual oleh bisnis besar untuk
menggalang dana. Dalam keuangan populer sering
disebut dengan IOU korporat jangka pendek.
6. Repurchase Agreement, merupakan kontrak legal yang
melibatkan penjual aktual sekuritas oleh peminjam
kepada pemberi pinjaman dengan komitmen pada pihak
oeminjam untuk membeli kembali pada harga kontral
ditambah beban bunga yang sudah ditanyakan di situ.
7. Money Market Mutual Fund, biasanya berinvestasi ke
dalam berbagai instrumen hutang jangka pendek
berderajat tinggi. Money market fund menjual saham
mereka untuk mendapatkan uang, dan mengumpulkan
dana dari sebanyak penabung kecil, mereka bisa
membentuk portofolio aktiva likuid.
F. Model Saldo Kas/Model Manajemen Kas

1. Model Baumol-Allais-Tobin (BAT) dalam Manajemen Kas


Model BAT, merupakan cara klasik dalam menganalisis permasalahan
manajemen kas. Model ini dipakai untuk menentukan saldo kas yang
ditargetkan perusahaan, yaitu saldo kas yang ditentukan berdasarkan
keseimbangan antara biaya penyimpanan kas dan biaya transaksi untuk
memperoleh kas. Model ini hanya cocok untuk diterapkan dalam kondisi yang
bersifat pasti. Model ini mirip dengan model manajemen persediaan yang
dikenal dengan nama economic order quantity (EOQ). Dalam menentukan
saldo kas optimal, model BAT berorientasi pada biaya, yaitu jumlah biaya
penyimpanan kas dan biaya transaksi yang minimal.
Secara matematis besarnya saldo kas optimal dapat dihitung dengan rumus:

2xTxF
C* = √
𝑘

Keterangan:
C* = Saldo kas optimal yang diperoleh dengan menjual surat berharga
F = Biaya transaksi yang jumlahnya tetap setiap kali transaksi dilakukan
T = Jumlah kas yang diperlukan selama satu periode tertentu ( biasanya satu
tahun )
k = Biaya opportunity yang timbul karena menyimpan kas.
Berdasarkan model BAT, semakin banyak jumlah kas yang dimiliki
perusahaan, semakin tinggi biaya penyimpanan kas, sedangkan biaya
transaksi semakin rendah. Hal ini terjadi karena biaya transaksi akan
berkurang jika frekuensi transaksi semakin kecil. Dengan demikian, jika
jumlah saldo kas yang dimiliki perusahaan semakin banyak, frekuensi
perusahaan dalam menjual surat berharga untuk memperoleh kas akan
semakin berkurang, sehingga biaya transaksi juga semakin kecil.
2. Model Miller-Orr dalam manajemen kas
Model ini dirancang untuk sistem manajemen kas perusahaan yang
arus kasnya berfluktuasi secara acak dari hari ke hari. Model ini juga
memfokuskan pada saldo kas, tetapi diasumsikan saldo kas berfluktuasi secara
acak dan rata-rata perubahannya sama dengan nol.
Model Miller-Orr bekerja atas dasar saldo kas perusahaan maksimum
sampai dengan batas atas (h) dan saldo kas minimum atau batas bawah (r) dan
target saldo kas (z). Perusahaan mengizinkan saldo kas berfluktuasi diantara
batas atas atau batas bawah. Ketika saldo kas mencapai batas atas pada T1,
perusahaan harus mengubah kas sebesar h-z untuk diinvestasikan ke dalam
surat berharga. Tindakan ini akan menurunkan saldo kas menjadi z.
sebaliknya, jika saldo kas turun sampai dengan batas bawah (r) pada T2,
perusahaan harus menjual surat berharga sebesar z-r untuk dikonversikan
menjadi kas.
Dalam penggunaan model ini, pertama-tama perusahaan harus
menentukan saldo kas minimum sebagai batas bawah (r), hal ini tergantung
pada seberapa besar risiko kekurangan kas yang dapat ditolerir oleh
manajemen perusahaan. Biasanya didasarkan pada saldo kas kompensasi,
yaitu saldo kas minimum yang disyaratkan oleh bank tempat perusahaan
menyimpan kasnya.
Fungsi biaya manajemen kas pada model Miller-Orr dapat dinyatakan sebagai
berikut:
E(c) = bE(N)/T + iE(m)
Keterangan:
E(N) = perkiraan jumlah transfer antara kas dan surat-surat berharga selama
satu periode.
b = biaya setiap kali transaksi
T = jumlah hari dalam satu periode
E(m) = perkiraan saldo kas harian
i = suku bunga harian
Tujuan dari model ini adalah meminimumkan biaya manajemen kas
E(c), dengan variable h sebagai batas atas saldo kas dan z sebagai saldo kas
yang ditargetkan.
Solusi yang dihasilkan oleh Miller -Orr menjadi
Z* = (3bo2) 1/3
4i
Keterangan:
o2 = variance saldo kas harian
Jika diasumsikan probabilitas saldo kas naik adalah 50% dan probailitas saldo
kas turun 50%, dan r = 0, maka batas atas h akan selalu tiga kali lebih besar
dari z :
h* = 3z*
Keberhasilan penerapan model Miller-Orr tidak hanya ditentukan oleh
seberapa akurat prediksi tentang kondisi yang direncanakan, seperti perkiraan
frekuensi transfer dan perkiraan saldo kas dengan keadaan yang
sesungguhnya, tetapi juga ditentukan oleh seberapa akurat estimasi parameter
biaya suku bunga.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Kas merupakan mata uang dan koin yang ada di tangan perusahaan
dalam laci petty cash, cah register, atau dalam rekening cek dan pasar uang.
Sedangkan sekuritas yang bisa diperdagangkan (marketable securities) juga
disebut near cash atau near cash asset, merupakan investasi sekuritas yang
dapat diubah dengan cepat menjadi kas.

Perusahaan mengalami arus kas teratur dan tak teratur. Setelah kas
diterima, perusahaan punya tiga motif untuk memgang kas, untuk memenuhi
transaksi, untuk berjaga-jaga kalau ada kebutuhan likuiditas, dan kebutuhan
spekulatif dalam likuiditas. Secara tertentu, kebutuhan sedemikian dapat
dipenuhi dengan memegang sekuritas yang sduah siap diperdagangkan
ketimbang kas. Setelah rancangan sistem penerimaan dan pembayaran kas
ditentukan, manajer keuangan menghadapi tugas memilih aktiva keuangan
yang sesuai untuk diikutsertakan dalam portofolio sekuritas yang bisa
diperdagangkan.
Daftar Pustaka

Keown, Arthur j dan Martin, John D dkk.2011.Manajemen Keuangan. Jakarta


Barat : indeks

Anda mungkin juga menyukai