MANAJEMEN
Oleh :
NIM : A021181040
Jurusan : Manajemen
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Dari Pengamatan Langsung buah sentul merupakan buah yang sering berbuah
di daerah saya, yaitu Desa Jojjolo, Kec. Bulukumpa, Kab. Bulukumba namun karena
rendahnya pendidikan masyarakat di daerah saya, buah tersebut hanya dilihat saja
hingga membusuk, masyarakat disana tidak tahu mengolah buah tersebut menjadi
sesuatu yang bernilai. Oleh karena itu saya berantusias untuk membuat suatu manisan
dari buah sentul dan mengurangi pengangguran di daerah saya. Saya dan ibu saya
pernah mencoba membuat manisan tersebut kemudian menjaulnya, saya tidak
menyangka bahwa untungnya sangat banyak, belum lagi belum ada orang yang tahu
mengenai manisan ini.
Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb :
Bahan Baku :
1. Buah Sentul : Rp. –
(Apabila tidak mempunyai pohon sentul, anda bisa membelinya 1 kg = Rp.
5.000)
2. Gula pasir 1 Kg : Rp. 10.000
3. Air : Rp. –
4. Garam : Rp. 2.000
Jumlah = Rp. 12.000
Perhitungan Keuntungan :
Harga jual : Rp.3.000 x 40 porsi = Rp. 120.000
Harga Pokok Produk perunit : Harga beli bahan baku = Rp. 400
Ditambah Ongkos angkut = Rp. 500 + Rp. 400
= Rp. 900
Jumlah Hpp: Rp.900 x 40 porsi = Rp. 36.000
Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity
diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek martabak manis ini layak untuk
dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini
adalah ketersediaan bahan baku yang cukup melimpah di desa Tanete, Kec.
Bulukumpa, Kab. Bulukumba dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply
stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya
membuat camba-camba (manisan dari buat sentul) serta tidak perlu memakai resep
yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini.
BAB II
PENGEMBANGAN PRODUK
Konsep Produk yang kita tawarkan adalah konsep produk baru. Sebenarnya
tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan
manisan lebih dulu, namun buah yang kami gunakan itu berbeda dengan buah yang
biasanya digunakan untuk manisan. Buah yang kami gunakan adalah buah sentul,
Dengan perpaduan asin manis buah sentul terciplah produk baru yang bernama
Camba-camba. Dengan rasa yang Khas dan terkesan baru, masyarakat akan
menyukainya.
Setelah kita mampu membuat produk manisan camba-camba, maka produk ini
perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba
ini meliputi Taste rasa, serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Berhubung
karena manisan camba-camba adalah produk baru yang diproduksi, saya dan ibu saya
hanya mengujicobakan manisan ini kepada keluarga dekat saya, yaitu terdiri dari 10
respoden, dengan tingkat umur yang berbeda. 8 dari 10 responden mengatakan
bahwa manisan camba-camba ini enak, dan rasanya berbeda dengan manisan pada
umumnya. Dan 2 dari 10 responden mengajwab bahwa manisan camba-camba
tersebut kurang garam. Dengan demikian kita dapat mengukur bahwa manisan
camba-camba seperti apa yang mereka inginkan.
UJI COBA
dari segi rasa
enak
kurang enak
UJI COBA
dari segi kebersihan produk
(higenies)
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
Bersih Kurang bersih
Vitamin C sampai 14 gr
Total Karbohidrat 13,7 gr
Kandungan kalsium hingga 11 gr
Serat sampai 1,1 gr
Lemak sebanyak 1 gr
Protein sejumlah 0,7 gr
Kalsium sebanyak 328 mg
Fosfor sejumlah 20 mg
Zat besi sampai 1,2 mg
Kalori sebesar 247 kj
Air
BAB III
POSITIONING PRODUK
4.3. PROMOSI
Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara, namun
secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line
(ATL) dan Below the line (BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang
menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,
Radio, dan koran/Majalah. Rencananya produk manisan camba-camba ini akan
dipromosikan secara ATL atau Above The Line dengan media koran/majalah, nanti
apabila berkembang maka akan dipromosikan di media elektronik seperti televisi.
Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah
Distribusi, Penyajian, dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk
Pemasaran produk dengan skala kecil, bersifat home industri, berupa makanan
biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara, hal ini sangat
berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah
berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa
Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan
mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu
Konsumen namun justru kita yang mendatanginya.
Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk
memasukan manisan camba-camba ini dalam menu cemilan atau desert serta bisa saja
Keunggulan dari produk ini dijadikan Oleh-oleh buat peserta Tour. Cara lain yang
juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi
instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung, cara ini
akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian.
Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus
memasang target penjualan. Target penjualan ini bisa ditentukan tiap hari, tiap
minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau
tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja
apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada
tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk
yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu.
BAB VI
PENUTUP
Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita tidak
bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah, dan dikerjakan secara tidak
serius meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha
sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,
dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan.
Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai
usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah
efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal
lama kelamaam tersedot habis. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha
belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan
mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar.