Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan
tugas makalah Bahasa Indonesia yang berjudul”Paragraf” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti
halnya pepatah “tak ada gading yang tak retak”,Oleh karna itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari semua kalangan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah yang selanjutnya. Apabila ada kekurangan maupun kesalahan dalam
penulisan ataupun ejaan penulis mohon maaf.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Makassar,16 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul......................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................................2
Bab II Pembahasan..................................................................................................3
A. Pengertian dan Fungsi Paragraf...................................................................3
B. Unsur-Unsur Paragraf..................................................................................5
C. Syarat-Syarat Paragraf.................................................................................6
D. Jenis-Jenis Paragraf......................................................................................7
Bab III Penutup........................................................................................................12
A. Kesimpulan..................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah


mengungkapka pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya


merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan
dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan
satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang


hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun,
dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai
pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh
saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun
paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dan fungsi-fungsi paragraf bahasa indonesia?

2. Apa unsur-unsur pembentuk paragraf dalam bahasa indonesia?

3. Apa syarat-syarat pembentuk dalam paragraf bahasa indonesia?

4. Apa jenis-jenis paragraf dalam bahasa indonesia?

C. Tujuan masalah

1. Untuk menjelaskan pengertian dan fungsi-fungsi paragraf bahasa


indonesia.
2. Untuk mendeskripsikan unsur-unsur pembentuk paragraf dalam
bahasa indonesia.
3. Untuk mendeskripsikan syarat-syarat pembentuk dalam paragraf
bahasa indonesia.

4. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis paragraf dalam bahasa indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Paragraf

1. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat
yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan
ide pokok. Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil
dari sebuah kalangan. Bisaanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat
yang berkaitan baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun
paragraf itu membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang
disampaikan penulis dalam karangannya. Jadi, dengan kata lain bahwa
paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang bisaanya terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide
pokok.

2. Fungsi Paragraf
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih sukar dipahami dibandingkan
dengan sesuatu yang lebih kecil dan kongkret. Pemahaman pada dasarnya
ialah memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antar bagian-bagian itu
dalam rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikatagorikan sebagai
sesuatu yang abstrak. Maka untuk memahaminya karangan itu perlu
dipecah-pecah jadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan istilah paragraf.
Memahami isi paragraf jauh lebih mudah daripada memahami isi buku
sekaligus.
Melalui penjelasan di atas tersirat dua fungsi paragraf yakni (1)
sebagai penampung dari sebagain kecil jalan pikiran atau ide pokok
keseluruhan karangan, (2) memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide
pokok pengarang.

3
Penulisan paragraf yang terencana baik selalu bersifat logis
sistematis. Paragraf tersusun baik merupakan alat bantu baik bagi pengarang
maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan memungkinkan
pengarang mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis pula. Fungsi
paragraf (3) ialah memungkinkan pengarang melahirkan jalan pikirannya
secara sistematis. Bagi para pembaca kalimat-kalimat yang tersusun secara
sistematis itu sangat memudahkan menelusuri serta memahami jalan pikiran
pengarang. Fungsi paragraf yang (4) ialah mengarahkan pembaca dalam
mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.
Paragraf yang baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok itu merupakan bagian
yang integral dari ide pokok yang terkandung dalam keseluruhan karangan.
Ide pokok paragraf tidak hanya merupakan bagian dari ide pokok
keseluruhan tetapi juga mempunyai relevansi dan menunjang ide pokok
tersebut. Melalui fragmen-fragmen ide pokok yang tersirat dalam tiap
paragraf , maka akhirnya pembaca sampai kepada pemahaman total isi
karangan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa paragraf berfungsi sebagai
(5) alat penyampai fragmen pikiran dan (6) penanda pikiran baru mulai
berlangsung.
Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf sering juga digunakan
sebagai pengantar, transisi atau pengalihan dari suatu bab ke bab lain.
Bahkan tidak jarang paragraf digunakan sebagai penutup. Di sini paragraf
berfungsi (7) sebagai pengantar, transisi dan konklusi.

Dengan demikian maka sampailah kita kepada suatu kesimpulan


bahwa paragraf berfungsi sebagai :

a. Penampung fragmen pikiran atau ide pokok

b. Alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang.

4
c. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara
sistematis.

d. Pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran


pengarang.

e. Alat untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang


kepada para pembaca.

f. Sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai.

g. Sebagai pengantar, transisi, dan penutup (konklusi).

B. Unsur-Unsur Paragraf

Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat


kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan
menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca. Supaya pikiran
tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf harus
tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan logis-
sistematis itu ialah unsur-unsur paragraf seperti :

a. Ide pokok yaitu ide pembicaraan atau masalah yang bersifat abstrak.
Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau klausa.
b. Kalimat topik yaitu perwujudan pernyataan ide pokok dalam bentuk
yang masih abstrak.
c. Ide pengembang yaitu rincian atau penjelasan ide pokok dalam
bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa kata, frase, atau klausa.
d. Kalimat pengembang yaitu perwujudan pernyataan ide pengembang
dalam bentuk kongkret.
e. Kalimat penegas yaitu kalimat yang berfungsi menegaskan dengan
cara mengulang bentuk kalimat topik pada bagian akhir paragraf.

5
f. Transisi yaitu mata rantai penghubung paragraf. Transisi berfungsi
sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antarkalimat,
antarparagraf dalam suatu karangan.

C. Syarat-Syarat Paragraf

Paragraf yang efektif memenuhi tiga syarat, yaitu:

a. Kesatuan Makna (Koherensi)


Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika
seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok,
satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti
dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
b. Kesatuan Bentuk (Kohesi)
Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran
kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk
dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung
atau frasa penghubung antar kalimat.
c. Hanya Memiliki Satu Pikiran Utama
Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau
gagasan pokok. Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran
utama, paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah
agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu
didukung oleh pikiran-pikran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini
lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas yang tentu
harus selalu mengacu pada pikiran utama.
D. Jenis – Jenis Paragaraf

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

 Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau
menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian

6
karangan itu. Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik
minat dan perhatin pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca
kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik,
karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan
kebosanan pembaca.
Contoh:”Besok internet mendatangi desa kita. Internet membuat
kita menyaksikan dunia. Internet juga dapat menyampaikan surat ke
sahabat kita di pulau seberang, bahkan hringga ke negara tetangga”. Itulah
bunyi iklan layanan masyarakat yang dapat disaksikan lewat televisi.
Bayangkan, melalui internet kita dapat mengakses kabar terkini dari
seluruh penjuru dunia. Kita pun bisa mengetahui keadaan roket yang
tengah diuji di angkasa luar.

 Paragraf Penghubung
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua
paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Inti persoalan yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-
paragraf ini. Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf prnghubung
harus diperhatikan agar hubungan antara satu paragraf dengan paragraf
yang lainnya itu teratur dan disusun secara logis.
Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis
karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif,
eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berasarkan suatu
perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung perntagan
pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan
untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang menekankan
pendapat pengarang.
Contoh: Meskipun begitu jangan lupa bahwa bersahabat
dengan internet terdapat aturan yang sebaiknya kita patuhi. Jika tidak
mengetahui aturan bermainnya, berteman dengan internet dapat
merugikan. Tentunya kita pernah mendengar dari TV atau koran terdapat

7
penculikan anak, kemudian orang tuanya diminta memberikan sejumlah
tebusan berupa uang jika ingin anaknya dikembalikan. Ternyata setelah
diselidiki, kasus penculikan tersebut bermula dari kegemaran anak
terhadat internet seperti chatting. Anak tersebut tanpa sadar memberikan
identitas atau data-data pribadi miliknya kepada orang yang ia ajak
chatting padahal orang tersebut merupakan penjahat yang sedang
menyamar menjadi anak-anak. Hal tersebut sangat mungkin mengingat
chatting tidak bisa melihat teman yang diajak berbincang secara nyata atau
maya.

 Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini
mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam
paragraf-paragraf penghubung. Apapun yang menjadi topik atau tema dari
sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar paragraf penutup tidak
terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu pendek. Hal yang paling
esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan suatu kesimpulan
yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat menimbulkan
banyak kesan kepada pembacanya.
Contoh: Hal-hal di atas tidak susah untuk dilakukan hanya
perlu kesadaran, kedisiplinan serta tanggung jawab diri kita sendiri. Ketika
itu dilakukan, internet akan sangat berguna bagi kehidupan, khususnya diri
kita.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama

Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf, dari dasar
tersebut penulis menetapkan letak kalimat utama dalam paragraf sebagai salah
satu criteria penjenisan paragraf.
 Paragraf Deduktif

8
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang
berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya
dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang
khusus.
Dengan cara menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf,
ini akan memungkinkan gagasan pokok tersebut mendapatkan penekanan
yang wajar. Paragraf semacam ini biasa disebut dengan paragraf deduktif,
yaitu kalimat utama terletak di awal paragraf.
 Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-
penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat
utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari
hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
 Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal
dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan
penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih
mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada
dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan
dua.

3. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Pengembangannya

Menulis paragraf berarti mengembangkan paragraf, sebuah paragraf


merupakan hasil pengembangan sebuah pernyataan menjadi sekelompok
pernyataan yang berkaitan. Pernyataan yang dikembangkan itu merupakan ide
atau gagasan sedangkan pernyataan-pernyataan lain merupakan ide atau
gagasan sedangkan pernyataan-pernyataan lain merupakan pernyataan
pengembang atau pernyataan penjelas.

 Tanya jawab

9
Paragraf jenis ini dikembangkan dengan pertanyaan terlebih dahulu.
Lazimnya, kalimat pertama merupakan kalimat pertanyaan yang
mengandung ide paragraf. Kalimat pengembangannya berupa jawaban
atas pertanyaan tadi. Kalimat-kalimat jawaban merupakan kalimat
penjelas atau pengembang paragraf.

 Sebab-akibat
Paragraf sebab akibat yaitu paragraf yang pengembangannya
memanfaatkan makna hubungan sebab akibat antar kalimat. Ciri khas
paragraf jenis ini ialah terbinanya hubungan sebab akibat antara kalimat
yang satu dengan kalimat yang lain. Jadi hubungan sebab akibat ini
merupakan satu rangkaian yang berkesinambungan.

 Contoh atau ilustrasi


Sesuai dengan sebutannya, paragraf contoh atau paragraf ilustrasi,
paragraf jenis ini dikembangkan dengan menggunakan contoh atau
ilustrasi. Contoh atau ilustrasi inilah yang memberikan penjelasan akan
kebenaran ide atau gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif,
atau paduan keduanya.

 Alasan atau keterangan


Perkataan “alasan” bisa diganti dengan “keterangan” sebab pada
hakikatnya, alasan itu merupakan keterangan. Paragraf alasan ialah
paragraf yang pengembangan ide utamanya memanfaatkan penjelasan
yang bermakna alasan. Alasan-alasan inilah yang memperkokoh ide
paragraf sehingga kebenaran ide itu dapat diterima pembacanya.

 Perbandingan atau analogi


Paragraf perbandingan ialah paragraf yang isinya merupakan
perbandingan tentang dua hal yang baik yang menyangkut kesamaan
maupun perbedaannya. Sebagai teknik pengembangan, perbandingan ini

10
bisa bertujuan menjelaskan satu hal dengan menggunakan hal lain sebagai
pembanding, atau menjelaskan kedua hal yang dibandingkan itu sekaligus.

 Definisi
Sesuai dengan sebutannya, paragraf definisi merupakan paragraf yang
mengembangkan definisi atau pembatasan sebuah istilah. Dalam sebuah
paragraf definisi, sebuah istilah mungkin didefinisikan , mungkin pula
dibacakan pengertiannya.
 Deskripsi
Paragraf pemerian adalah paragraf yang menyajikan sejumlah rincian
tentang sesuatu yang lebih cenderung pada fakta daripada khayalan.
Pemerian ini bisa berupa rincian tentang bentuk, ruang, waktu, peristiwa,
atau keadaan. Kadang-kadang urutan pernyataannya tidak ketat. Artinya,
urutan pernyataan dalam sebuah paragraf pemerian bisa dirubah,
walaupun tidak selamanya.

 Proses
Seperti halnya paragraf pemerian, paragraf proses pun tergolong jenis
paragraf deskriptif. Sesuai dengan namanya, paragraf proses ialah paragraf
yang menjelaskan proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu.urutan
langkah dalam melakukan sesuatu pun tergolong paragraf jenis ini.

 Penguraian (klasifikasi)
Paragraf jenis ini dikembangkan dengan cara menguraikan atau memilah-
milah (mengklasifikasi) sesuatu. Dengan pernyataan lain, paragraf
penguraian atau pemilahan ialah paragraf yang berisi penjelasan secara
terurai atau pemilahan sesuatu secara rinci.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang bisaanya terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide
pokok. Paragraf berfungsi sebagai penampung fragmen pikiran atau ide
pokok, alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang,
alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis,
pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang, alat
untuk penyampai fragmen pikiran atau ide pokok pengarang kepada para
pembaca, sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai, sebagai pengantar,
transisi, dan penutup (konklusi).

Unsur-unsur paragraf yaitu ide pokok, kalimat topik, ide pengembang,


kalimat pengembang, kalimat penegas, transisi. Syarat-syarat paragraf yaitu
kesatuan makna (Koherensi), kesatuan bentuk (Kohesi), hanya Memiliki satu
pikiran utama.

Jenis – Jenis Paragaraf yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya

12
 Paragraf Pembuka
 Paragraf Penghubung
 Paragraf Penutup
2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
 Paragraf Deduktif
 Paragraf Induktif
 Paragraf Gabungan atau Campuran
3. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan Pengembangannya:
 Tanya jawab
 Sebab-akibat
 Contoh atau ilustrasi
 Alasan atau keterangan
 Perbandingan atau analogi
 Definisi
 Deskripsi
 Proses
 Penguraian (klasifikasi)

B. Saran
Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD
diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun
sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok
secara jelas sehingga mudah dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

13
Soedjito. 1991. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Akhadiah,Sabarati.dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.


Jakarta:Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai