PRICING:
Understanding and Capturing Customer Value - Pricing Strategy
PENETAPAN HARGA:
Menangkap dan Memahami Nilai Pelanggan - Strategi Penetapan Harga
Materi ini memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang bagaimana produsen menetapkan harga.
Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk (bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya
dinyatakan dalam satuan angka. Harga disebut dengan berbagai nama : gaji, uang jasa, honor, bunga pinjaman,
ongkos, iuran, suap, pajak penghasilan, dll. Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kali ketika
perusahaan tersebut mengembangkan produk baru, ketika perusahaan memperkenalkan produk regulernya ke
saluran distribusi atau daerah baru, dan ketika perusahaan akan mengikuti lelang atas kontrak kerja baru. Setelah
mempelajari materi ini, diharapkan Mahasiswa mampu mengidentifikasi proses penetapan harga, metode
penetapan harga dan strategi penetapan harga produk. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep, tujuan penetapan
harag, faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap harga, metode, pertimbangan penetapan harga, strategi dan
reakasi terhadap perubahan harga.
Pengertian Harga
Harga Menurut Philip Kotler: “Price is the amount of money charged for a
product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers
exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah
sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas,
harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan
keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.
Harga Menurut Stanton: “Price is the amount of money and or goods needed
to acquire some combination of enother goods and its companying services”.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau
barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang
disertai dengan pemberian jasa.
Penetapan Harga
Harga Jual
Selain itu Hansen & Mowen: “Harga jual adalah jumlah moneter yang
dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau
jasa yang dijual atau diserahkan”.Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa:
Boyd, Walker, dan Laurreche: Ada sejumlah cara dalam menetapkan harga,
tetapi cara apapun yang digunakan seharusnya memperhitungkan faktor-faktor
situasional. Faktor-faktor itu meliputi:
1. Penetapan Harga Lini Produk. Membuat Beberapa Harga Yang Berbeda Pada
Satu Produk Berdasarkan Kriteria Penilaian Tertentu Dari Penjual.
2. Penetapan Harga Ciri-Pilihan. Membuat Pilihan Harga Berdasarkan Produk
Yang Diminati Konsumen.
3. Penetapan Harga Produk Pelengkap. Menetapkan Harga Lebih Tinggi Untuk
Produk Tambahan Daripada Produk Inti.
4. Penetapan Harga Dua Bagian. Penetapan Tarif Tetap Ditambah Biaya
Pemakaian Tidak Tetap Dari Suatu Produk.
5. Penetapan Harga Produk Sampingan. Penetapan Harga Dengan Menambahkan
Nilai Yang Diperoleh Dari Produk Sampingan.
6. Penetapan Harga Penggabungan Produk. Penetapan Harga Untuk Bundling,
Dimana Harga Bundling Lebih Rendah Daripada Harga Satuan.
a. Penetapan harga lini produk - Varian produk dengan variasi harga berbeda
b. Penetapan harga feature pilihan - Harga yang berbeda untuk berbagai fasilitas
yang dapat dimanfaatkan dari produk yang dijual
c. Penetapan harga produk pelengkap - Penetapan harga berdasarkan kaitan antara
produk utama dengan produk pelengkapnya.
d. Penetapan harga dua bagian - Penetapan harga dengan menggunakan tarif
utama dan tarif variabel sesuai dengan pemakaian
e. Penetapan harga produk sampingan - Mendapatkan harga produk sampingan
yang dihasilkan oleh produk utama
f. Penetapan harga bundel produk - Harga yang ditetapkan secara keseluruhan dari
suatu produk , meskipun psetiap komponen dari produk tersebut dapat
dipisahkan
1. Reaksi Pelanggan.
a. Pelanggan memiliki beberapa penafsiran :
b. Harga turun. Berpotensi muncul produk baru, cacat tidak laku, perusahaan
kesulitan keuangan, kualitas turun, dll.
2. Reaksi Pesaing.
a. Menimbulkan dugaan :
b. Harga naik. Berhubungan dengan kondisi keuangan, tujuan pangsa pasar,
tujuan maksimasi laba, kesetiaan pelanggan, dll.
1. Mempertahankan harga.
2. Meningkatkan kualitas.
• Kualitas yang terbaik yang akan dipilih walaupun dengan harga yang lebih
tinggi.
3. Menurunkan harga.
• Strategi diagonal 1, 5, dan 9 semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama;
yaitu satu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi,
perusahaan lain menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah.
• Ketiga pesaing tersebut dapat hidup bersama selama pasar terdiri dari tiga
kelompok pembeli, yaitu yang mementingkan mutu, harga, dan yang
mementingkan keseimbangan antara keduanya.
• Strategi penempatan 2, 3, dan 6 Menunjukan cara untuk menyerang posisi
diagonal. Strategi 2 menyatakan, “Produk kami memiliki mutu yang sama
dengan produk 1 tetapi harga kami lebih rendah”.
• Strategi 3 menyatakan hal yang sama dan bahkan menawarkan penghematan
yang lebih besar. Jika pelanggan yang mementingkan mutu mempercayai
pasaing ini, mereka pasti akan membeli sari pesaing ini dan menghemat uang
(kecuali jika produk 1 memiliki daya tarik prestise).
• Strategi penempatan 4, 7, dan 8 mengenakan harga yang terlalu tinggi
dibandingkan dengan mutunya.
• Pelanggan akan merasa dirugikan dan mungkin akan mengeluh atau
menceritakan hal-hal buruk mengenai perusahaan. Strategi ini harus
dihindarkan oleh pemasar professional.
1. Skimming Pricing, strategi menetapkan harga tinggi pada produk baru, dengan
dilengkapi aktifitas promosi yang gencar.Tujuannya adalah:
a. Melayani pelangggan yang tidak terlalu sensitive terhadap harga, selagi
persaingannya belum ada.
b. Menutupi biaya-biaya promosi dan riset melalui margin yang besar.
c. Berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan harga, akan lebih
mudah menurunkan harga dari pada menaikan harga awal.
2. Penetration Pricing, strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal
produksi.Tujuannya:
a. Mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi.
b. Pesaing - pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan.
c. Mempromosikan produk.
d. Mencegah para pesaing memasuki pasar.
a. Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan
dengan kualitas dan distribusi.
b. Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap
menunjang.