Kelompok 2:
Riki: Saya baru saja menerima telepon dari seorang pelanggan utama
kita. Ia mengatakan bahwa seorang tenaga penjual dari perusahaan
lain telah menawarkan produk yang sama dengan produk yang kita
miliki dengan harga Rp10.000 per kg, kira-kira Rp6.000 lebih rendah
dari harga jual produk yang kita tawarkan. Saya pikir, akan sangat
sulit bagi kita untuk bersaing dengan harga ini. Barangkali karena
pabrik kita adalah pabrik lama, dengan penguasaan teknologi dan
fasilitas pendukung yang sudah usang, Don.
Dono: Saya tidak sependapat. Pabrik kita masih memiliki teknologi
yang cukup bagus. Saya pikir kita sudah cukup efisien. Harga pokok
produk kita untuk tipe X-12 diatas Rp10.000. Saya tidak habis pikir
bagaimana mungkin pesaing kita dapat menjual produk tipe X-12
semurah itu. Kita tidak mungkin menurunkan harga jual kita. Mungkin
lebih baik bila kita berfokus saja pada produksi dan penjualan produk
tipe S-15. Keuntungan kita untuk tipe S-15 ini cukup tinggi, dan sejauh
ini kita tidak memiliki pesaing untuk produk ini. Kita baru saja
menaikkan harga per kilogramnya dan pelanggan kita tetap membeli.
Mereka seolah hanya tutup mata saja terhadap kenaikan harga ini.
Riki: Kamu mungkin benar, Dono. Saya pikir apabila kita dapat
menaikkan harga sedikit lebih tinggi lagi, kita tetap tidak akan
kehilangan pelanggan. Saya telah menelepon beberapa pelanggan untuk
mengetahui reaksi mereka atas kenaikan harga sebesar 25% dan
mereka semuanya mengatakan akan tetap membeli dalam jumlah yang
sama dengan yang sebelumnya.
Dono: Wah, sepertinya produk ini terlihat menjanjikan. Akan tetapi,
sebelum kita mengambil keputusan akan hal ini, saya pikir lebih baik
kita coba mencari kemungkinan lain. Potensi pasar untuk tipe S-15 jauh
lebih kecil daripada tipe X-12. Saya perlu mengetahui terlebih dahulu
perbandingan biaya produksi kita dengan para pesaing untuk tipe X-12
ini. Mungkin biaya produksi kita dapat sedikit lebih rendah, sehingga
kita dapat mencapai tingkat keuntungan yang normal untuk tipe X-12.
Kita tahu bahwa sebenarnya orang-orang produksi kita tidak terlalu suka
memproduksi tipe S-15 karena pengerjaannya yang cukup sulit.
*dihitung menggunakan tarif pabrik (plant-wide rate) berbasis driver jam kerja
langsung yang digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke setiap
produk yang diproduksi
Konsultan merekomendasikan agar perusahaan menggunakan pendekatan
ABC untuk membebankan biaya overhead pabrik ke setiap produk yang
dihasilkan. Dikatakan bahwa pembebanan dengan ABC akan lebih akurat
dan akan menghasilkan informasi yang lebih baik untuk pengambilan
keputusan. Berikut disajikan biaya overhead pabrik perusahaan:
Pertanyaan:
1. Hitunglah harga pokok produk per unit untuk setiap jenis produk yang
dihasilkan dengan menggunakan ABC. Hitung juga laba kotor per unit untuk
setiap produk yang dihasilkan.
Karena proses pengerjaan tipe S-15 sangat sulit dan membutuhkan biaya
produksi yang tinggi, berbeda dengan tipe X-12 yg proses pembuatannya
mudah dan membutuhkan biaya yang sedikit. Oleh karena itulah persaingan
produk tipe S-15 tidak tinggi.
Apabila harga dinaikan sebesar 25 % yaitu sebanyak Rp. 15.000/kg pelanggan
tetap bersedia menerima kenaikan harga tersebut karena pelanggan yang
telah mengaplikasikan sistem ABC bisa menghitung bahwa biaya produksi
yang dikeluarkan oleh perusahaan kita masih jauh lebih besar dari harga jual
yang kita tawarkan. Itu makanya pelanggan merasa tidak keberatan.
4. Jelaskan apa yang anda lakukan sebagai manajer produksi
berdasarkan informasi yang dihasilkan oleh sistem ABC tersebut?