Anda di halaman 1dari 5

CONTOH KASUS PERUSAHAAN OLIGOPOLI (TELKOMSEL

DAN INDOSAT)

TUGAS INDIVIDU

diajukan untuk mememenuhi salah satu tugas individu mata kuliah


Ekonomi Mikro pada Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing
Ati Kusmiati, SP. MP.

Disusun oleh
Sakinah Rahmaniyah (161510601074)
Kelas K

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
Review
Pasar Oligopoli adalah salah satu jenis pasar dimana hanya terdapat
beberapa produsen (penjual) dengan banyak pembeli di pasar. Pasar oligopoli
termasuk salah satu jenis pasar dengan persaingan tak sempurna dimana barang
yang dijual bersifat homogen (sulit dibedakan) walaupun produsennya berbeda-
beda. Secara bahasa, kata oligopoli berasal dari dua kata, yaitu “oligos” yang
artinya “banyak” dan “polein” yang artinya menjual. Pada pasar monopoli hanya
terdapat beberapa perusahaan (produsen) yang menguasai pasar, umumnya jumlah
perusahaan tersebut lebih dari dua tetapi kurang dari sepuluh.
Setiap tindakan dari produsen yang berkuasa akan mempengaruhi
penjualan mereka, jadi keuntungan yang mereka dapatkan sangat tergantung
kepada persaingannya. Usaha promosi, pengenalan produk, perubahan harga dan
sebagainya dilakukan dengan tujuan menjauhkan konsumen dari perusahaan lain.
Persaingan yang ketat ini akan membuat harga yang tercipta untuk produk yang
dijual seragam, karena apabila terjadi penurunan harga oleh satu perusahaan,
maka perusahaan lainnya juga akan menurunkan harga agar konsumen tidak
berpaling kepada perusahaan yang menjual dengan harga lebih murah. Pada pasar
monopoli, perusahaan baru akan sulit untuk masuk dan berkembang karena
konsumen cenderung tetap memakai produk dari perusahaan lain karena sudah
percaya dan produknya dianggap sama saja, selain itu perusahaan lain akan
membuat kebijakan yang merugikan perusahaan baru tersebut. Contoh pasar
oligopoli adalah industri rokok, industri sabun, industri odol, industri baja, dll.

CIRI – CIRI PASAR OLIGOPOLI


1. Pasar dikuasai oleh beberapa produsen
2. Produk yang diperjualbelikan homogen (sulit dibedakan) kualitasnya, namun
coraknya dapat berbeda
3. Harga produk antar produsen cenderung sama
4. Kebijakan salah satu produsen penguasa akan mempengaruhi kebijakan
produsen lainnya
5. Harga produk pasar biasanya mengikuti harga produsen terbesar (yang
produknya paling laris)
6. Sulit bagi produsen baru untuk memasuki pasar oligopoli
7. Promosi dan inovasi merupakan strategi yang sangat penting dalam pasar
monopoli

KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS PASAR OLIGOPOLI


Secara umum terdapat dua jenis pasar Oligopoli, yaitu :
1. Pasar Oligopoli Murni (Pure Oligopoli)
Pasar oligopoli murni adalah jenis pasar oligopoli dimana barang yang dijual
bersifat identik, sehingga sangat sulit dibedakan antar satu produsen dengan
produsen lain baik itu dari segi kualitas atau coraknya. Biasanya kita mengenali
produknya dari merk yang tertera pada produk tersebut, contohnya adalah ari
mineral, semen, seng, dll.
2. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi (Differntiated Oligopoly)
Pasar oligopoli terdiferensiasi adalah jenis pasar oligopolli dimana barang yang
dijual bersifat homogen, sulit untuk dibedakan kualitasnya tetapi dapat dibedakan
dari coraknya, contohnya sepeda motor (dibedakan dari bentuknya), sabun
(dibedakan dari aromanya), rokok (dibedakan dari rasanya), dll.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PASAR OLIGOPOLI


1. Kelebihan Pasar Oligopoli
- Karena inovasi produk merupakan salah satu faktor penting pasar, maka
pengembangan produk terus dilakukan sehingga kualitas produk yang
adalah kualitas terbaik.
- Harga produk sesuai dengan keinginan konsumen karena jika produsen
mematok harga terlalu tinggi maka konsumen akan lari ke produsen lain.
- Ada banyak pilihan terhadap produk yang ingin dibeli.
2. Kekurangan Pasar Oligopoli
- Produsen baru sulit untuk masuk, sehingga pertumbuhan ekonomi
cenderung lambat karena persaingan hanya terjadi antar beberapa
produsen.
- Kebijakan dari produsen terbesar diantara beberapa produsen yang akan
sangat mempengaruhi pasar.
- Modal yang digunakan untuk promosi produk sangat banyak sehingga
sering dianggap sebagai pemborosan sumber daya ekonomi.

Komentar
Telkomsel dan Indosat dianggap sebagai pasar oligopoli karena menjadi
dua provider yang menguasai pasar telekomunikasi khususnya pada provider
GSM. Hanya ada beberapa provider handphone yang dapat berkembang besar di
Indonesia sehingga provider GSM termasuk dalam pasar oligopoli dan sesuai
dengan ciri-ciri pasar oligopoli. Produk yang ditawarkan pada pasar oligopoli
yang homogen membuat persaingan provider telekomonikasi yang sangat ketat.
Bahkan seperti contoh kasus telkomsel dan indosat yang diduga berkepemilikan
silang. Kepemilikan silang ini sering terjadi pada pasar oligopoli karena
kerjasama dua produsen yang sebenarnya bersaing namun bekerjasama guna
mengusai pasar. Akibatnya akan merugikan produsen-produsen yang lain. Hal ini
juga akan menyulitkan produsen-produsen baru bermunculan.
Artikel
KPPU Periksa Kasus Kepemilikan Silang Telkom-Indosat
TEMPO Interaktif, Jakarta:Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)
menunggu konfirmasi kelengkapan data dari Temasek Group hingga tanggal 15
Agustus, terkait dugaan adanya kepemilikan silang (cross ownership). Apabila
melewati batas tanggal itu, Temasek tak memberikan konfirmasi data, maka
KPPU menganggap Temasek menyetujui dugaan adanya kepemilikan silang.
"Setelah memberi batas waktu pada Temasek, KPPU kemungkinan akan
keluarkan amar putusan pada bulan September," ujar Ketua KPPU, Muhammad
Iqbal, Selasa (7/8). KPPU meminta keterangan kepada sembilan perusahaan dari
Temasek Group sejak Mei 2007. Diantaranya, Singtel, Qatar Telecom, Asia
Mobile, ICL dan lainnya. Perwakilan usaha ini telah membantah melakukan
praktek kepemilikan langsung. Namun, kata Iqbal tanpa disertai bukti pendukung.
Bukti pendukung yang diperlukan KPPU seperti data tarif dan data percakapan.
"Kami punya rumus dan perhitungan. Data pendukung itu penting untuk
mengambil keputusan," katanya. Penyidikan dugaan terjadinya kepemilikan
silang, berlandaskan pasal UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, pasal 27 A. Kepemilikan silang,
kata Iqbal tak hanya dilihat dari presentase kepemilikan perusahaan, tapi dari
kebijakan (conduct) perusahaan dalam menetapkan tarif. Iqbal menjelaskan,
Telkomsel dan PT Indosat Tbk, dua perusahaan yang dimiliki Temasek adalah
pemilik 80 persen dari pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia. "Dengan
menguasai pasar, mereka cenderung menguasai tarif telpon," ujar Iqbal.
Penguasaan tarif pada kelompok usaha tertentu, kata Iqbal akan merugikan
konsumen. Dia membeberkan, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia
menetapkan tarif interkoneksi CDMA sebesar Rp 38 per menit. Tiap perusahaan
menerapkan tarif basis yang berbeda, seperti Esia sebesar Rp 49 per menit.
Sehingga, Esia bisa menerapkan tarif Rp 87, namun kenyataannya tarif yang
berlaku Rp 125 per menit. Pembuktian pelanggaran persaingan usaha
telekomunikasi diharapkan mengikuti jejak penyelesaian kasus oligopoli dunia
penerbangan. Pasca pembuktian oligopoli Garuda Indonesia dan Merpati, tarif
penerbangan lokal menjadi turun 50 persen. YULIAWATI

Anda mungkin juga menyukai