Anda di halaman 1dari 2

Perusahaan Startup QLAPA (Founder Benny Fajarai)

1 November 2015

Mengidentifikasi Permasalahan yang ada

 Kenapa Start-Up Gagal


Di industri start-up atau industri teknologi ada beberapa masalah atau isu yang
menggugurkan sebuah start-up ketika sedang pesat bertumbuh. Salah satu sebab utama
bangkrutnya sebuah start-up adalah penyebab paling umum jatuhnya sebuah bisnis,
kurangnya penghasilan. Start-up dinilai dengan potensial produk mereka, bukan penghasilan
aktuil produk. Potensial ini diukur melalui berapa banyak pengguna produk yang bisa menjadi
potensi penghasilan. Namun, jika potensi ini tidak terpenuhi ataupun tidak terealisasi,
perusahaan start-up akan gagal mendapatkan penghasilan yang mampu menopang bisnis
mereka.
Industri start-up adalah industri yang berbasis pengevaluasian nilai potensi perusahaan
tersebut di waktu mendatang ketika semakin matang. Ketika evaluasi dinilai sangat tinggi,
semakin banyak investor berbondong-bondong berinvestasi di perusahaan tersebut, semakin
meroket juga evaluasi perusahaan tersebut. Disini sebuah cycle atau bubble terbentuk, dimana
evaluasi semakin meningkat, investasi semakin banyak, namun potensi perusahaan tersebut
belum terealisasi, ini merupakan sebuah kasus overvaluation. Overvaluation terjadi ketika
perusahaan yang dievaluasi sangat tinggi namun pada kenyataannya tidak berkeuntungan
setinggi evaluasi mereka. Ketika para investor menyadari bahwa evaluasi potensi start-up
tersebut tidak sesuai dengan realitas start-up tersebut, investor akan mencabut pendanaan
mereka dan kestabilan finansial start-up tersebut akan langsung menunjam ke arah
kebangkrutan. 
Pergerakan dan inovasi di dunia teknologi bergerak sangat cepat. Produk yang inovatif
saat ini, bisa menjadi kuno atau ketinggalan jaman dalam waktu sangat cepat ketika
kompetitor mampu membuat produk yang lebih inovatif dalam jangka waktu yang lebih
cepat. Jika start-up tidak mampu melakukan diversifikasi produk maupun memperbarui
produk secara konstan, produk akan menjadi usang dan berdampak ke penghasilan. 

 Kegagalan Qlapa dari Sudut Pandang Sosial


Pertama, yaitu konsumen tidak peduli produk itu dihasilkan oleh pengrajin tradisional
maupun dari pabrik modern, yang konsumen pedulikan yaitu apakah produk tersebut bisa
menyelesaikan masalah mereka atau tidak. Ada pun yang membeli produk tersebut karena
unsur iba ataupun kagum dengan semangat dari pengrajin tersebut, namun itu hanya sedikit
dan kurang signifikan, karena biasanya tidak ada unsur retention atau pembelian ulang.
Padahal untuk menilai produk itu memuaskan atau tidak berasal dari indikator pembelian
ulang.
Yang kedua biasanya perusahaan yang mengandalkan unsur sosial entrepreneurship
lebih mengutamakan menolong pengrajin dan tertarik dengan visi pemberdayaan, namun
awam dalam bisnis dan startup digital, akibatnya bisnis itu mayoritas dijalankan dengan unsur
pemberdayaan sosial, bukan bisnis. Qlapa terlalu berfokus dengan pemberdayaan sosial
pengrajin sehingga kurang memperhatikan pasar dan keuntungan dari perusahaan itu sendiri,
sehingga pemberdayaan bisnis itu tidak jalan dan perusahaan terseok-seok dan mereka pun
tersingkir dari panggung.

 Analisis SWOT

Anda mungkin juga menyukai