Anda di halaman 1dari 173

PENGARUH FLASH SALE DAN TAGLINE “GRATIS

ONGKIR” SHOPEE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


IMPULSIF SECARA ONLINE
(Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di Universitas
Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

WULAN NABILA ARDIN


160907070

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

PENGARUH FLASH SALE DAN TAGLINE “GRATIS ONGKIR” SHOPEE


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF SECARA ONLINE
(Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di Universitas Sumatera
Utara)

Nama : Wulan Nabila Ardin


NIM : 160907070
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Tingginya minat berbelanja online pada masyarakat membuat banyak e-


commerce baru bermunculan di Indonesia, salah satunya yaitu Shopee. Program
flash sale dan tagline “Gratis Ongkir” membuat Shopee menjadi salah satu
platform belanja online yang populer di Indonesia. Waktu yang terbatas pada
program promosi flash sale dan pesan iklan berupa tagline “Gratis Ongkir”
menimbulkan kesan dibenak konsumen bahwa penawaran tersebut hanya
berlangsung sekali sehingga memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian
impulsif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh flash sale
dan tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap keputusan pembelian impulsif pada
mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara. Pengaruh
antara flash sale dan tagline tersebut akan dianalisis secara parsial dan secara
simultan terhadap keputusan pembelian impulsif.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Pengambilan sampel dilakukan melalui
teknik purposive sampling dan menggunakan 100 responden sebagai sampel.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner melalui google form sedangkan data skunder diperoleh melalui studi
kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji
reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel flash sale
(X1) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif.
Sementara itu diketahui bahwa variabel tagline (X2) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif namun, variabel flash sale dan
tagline secara serempak (simultan) memengaruhi keputusan pembelian impulsif
(Y). Uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
cukup erat antara flash sale dan tagline terhadap keputusan pembelian impulsif
dengan nilai R sebesar 0,565. Melalui nilai adjusted R square juga diketahui
bahwa variabel flash sale dan tagline berkontribusi sebesar 30,6% terhadap
variabel keputusan pembelian impulsif sedangkan sisanya sebesar 69,4%
dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Flash Sale, Promosi Penjualan, Tagline, Pembelian Impulsif

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

THE IMPACT OF SHOPEE’S FLASH SALE AND “GRATIS ONGKIR”


TAGLINE ON DECISION MAKING REGARDING IMPULSIVE ONLINE
SHOPPING
(A Study On Shopee User Students at University of Sumatera Utara)

Name : Wulan Nabila Ardin


Student Registration Number : 160907070
Department : Business Administration
Faculty : Social and Political Science
Advisor : Onan Marakali Siregar, S. Sos, M.Si

The high interest in online shopping among today‟s society has caused an
increase of new e-commerces in Indonesia, one of them being Shopee. With their
flash sale program and their tagline, “Gratis Ongkir” or “Free Shipping”,
Shopee has become one of the most popular online shopping platforms in
Indonesia. The time limit in their flash sale promotions as well as their “Gratis
Ongkir” tagline‟s advertisements cause their consumers to think that the offer will
only occur once, therefore motivating their consumers to resort to impulsive
buying.
This research is intended to analyze how Shopee‟s flash sale program and
“Gratis Ongkir” tagline affect the decision to shop impulsively on Shopee users
students at University of Sumatera Utara. The influence of the flash sale and the
tagline on the decisions to shop impulsively will be partially and simultaneously
analyzed.
The form of research that was used in this research is a quantitative form
with an associative approach. The samples in this research were taken with a
purposive sampling technique and used 100 respondents as the samples. The
primary data used in this research were acquired by distributing a questionnaire
through Google Form whereas the secondary data were obtained through
literature studies. The methods of data analysis that were used are validity test,
reliability test, classic assumptions test, multiple linear regression analysis, as
well as hypothesis test.
The result of this research shows that the flash sale variable (X 1)
significantly influences the decisions of impulsive buying. Meanwhile, it is also
found that the tagline variable (X2) does not significantly influence the decisions
of impulsive buying. However, both flash sale and tagline variables
simultaneously affect the decisions of impulsive buying (Y). The test of coefficient
of determination shows that there is a quite close relationship between the flash
sale and tagline with the impulsive buying decisions with the value of R equals
0.565. Through the adjusted R square value, it is also known that the flash sale
variable and tagline variable contributes 30.6% on the decision of impulsive
buying variable while the remaining 69.4% are influenced by other variables not
mentioned in this research.

Keywords: Flash Sale, Sales Promotion, Tagline, Impulsive Buying

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah

SAW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Flash Sale Dan Tagline “Gratis

Ongkir” Shopee Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Secara Online (Studi

Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee Di Universitas Sumatera Utara)”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik di Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus rasa hormat dan terima kasih yang dalam penulis ucapkan

kepada keluarga penulis, yaitu Ibunda Marlina Sary, Ayahanda Jaminuddin

beserta adik penulis Cikal Fahreza Ardin, terima kasih atas segala kasih sayang,

doa, restu, didikan, arahan, semangat saat penulis mengalami kondisi terburuk dan

memberikan dukungan moral dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, dan

motivasi dari berbagai pihak selama penulisan laporan ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis akan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak

yang terlibat, yaitu:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara.

iii

Universitas Sumatera Utara


2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas

Sumatera Utara.

4. Bapak Onan Marakali Siregar, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan waktu, tenaga, kritik , dan sarannya kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Nana Dyki Dirbawanto, S.E, M.BA selaku dosen penguji yang telah

banyak membantu penulis dengan memberikan kritik dan saran sehingga

dapat menyempurnakan penulisan skripsi ini.

6. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, MSP dan Bapak Ahmad Farid, SH selaku tenaga

kependidikan Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah banyak

membantu penulis dalam mengurus segala urusan administrasi selama masa

perkuliahan.

7. Seluruh staf pengajar Ilmu Administrasi Bisnis yang selama ini telah

memberikan ilmu yang berharga sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

8. Keluarga besar penulis terutama Alm. Kakek Dikin, Kakek Sudarman, Om

Miswanto, Bang Panji, dan Kak Isma yang telah membantu penulis sejak awal

perkuliahan hingga saat ini.

9. Sahabat-sahabat baik penulis Adelia Rahmadani Yacub, Eka Sari Surbakti,

dan Melza Affiati yang menjadi sahabat baik penulis sejak awal perkuliahan.

Terima kasih selalu menyemangati, memberikan kritik dan saran, bersedia

iv

Universitas Sumatera Utara


menjadi tempat penulis menuangkan segala keluh-kesah selama perkuliahan,

dan bersedia menjadi tempat penulis untuk bertukar pikiran selama

mengerjakan skripsi ini. Tanpa kalian kehidupan perkuliahan penulis tidak

akan berwarna seperti ini.

10. Kepada Arin, Azrha, Dara, Zahra, Denara, Dina, Novita, Ristara, Handini dan

Talenta, yang telah menjadi sahabat baik penulis sejak SMA hingga sekarang.

Terima kasih telah selalu menemani penulis disaat suka maupun duka,

membuat penulis tertawa dengan lawakan receh, dan selalu menjadi tempat

untuk penulis dalam berkeluh kesah.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan satu jurusan S1 Ilmu Administrasi Bisnis

yang selalu memberikan dukungan kepada penulis selama perkuliahan.

12. Seluruh mahasiswa seperbimbingan terutama Zedina Angela dan Novianta

yang telah melewati suka dan duka bersama.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat dan

memberikan wawasan tambahan bagi semua pihak yang membaca atau

menjadikan skripsi ini sebagai bahan referensi di penelitian selanjutnya.

Medan, 27 Juli 2020


Penulis,

Wulan Nabila Ardin


NIM : 160907070

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 11

BAB II KERANGKA TEORI


2.1 Definisi Pemasaran .............................................................. 13
2.2 Bauran Pemasaran ................................................................ 13
2.3 Bauran Promosi .................................................................... 16
2.4 Promosi Penjualan ............................................................... 18
2.4.1 Definisi Promosi Penjualan ....................................... 18
2.4.2 Karakteristik Promosi Penjualan ............................... 20
2.4.3 Indikator Flash Sale (Promosi Penjualan)................. 22
2.5 Periklanan ............................................................................ 23
2.5.1 Definisi Periklanan .................................................... 23
2.5.2 Fungsi-Fungsi Periklanan .......................................... 24
2.6 Tagline ................................................................................. 24
2.6.1 Definisi Tagline ......................................................... 24
2.6.2 Indikator Tagline ....................................................... 26
2.6.3 Tagline yang Efektif .................................................. 27
2.7 Pembelian Impulsif .............................................................. 28
2.7.1 Definisi Perilaku Konsumen...................................... 28
2.7.2 Definisi Keputusan Pembelian Konsumen ................ 28
2.7.3 Model Keputusan Pembelian Konsumen .................. 29
2.7.4 Definisi Pembelian Impulsif(Impulsive Buying) ....... 30
2.7.5 Tipe-Tipe Pembelian Impulsif ................................... 32
2.7.6 Indikator Pembelian Impulsif .................................... 32
2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................ 33
2.9 Kerangka Pemikiran............................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Bentuk Penelitian................................................................ 38
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 38
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.......................................... 38
3.3.1 Populasi Penelitian .................................................... 38
3.3.2 Sampel Penelitian ...................................................... 39

vi

Universitas Sumatera Utara


3.4 Hipotesis Penelitian ............................................................ 40
3.5 Definisi Konsep .................................................................. 41
3.6 Definisi Operasional ........................................................... 42
3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 43
3.8 Skala Pengukuran Variabel ................................................ 43
3.9 Teknik Analisis Data .......................................................... 44
3.9.1 Uji Instrumen ............................................................. 44
3.9.1.1 Uji Validitas................................................... 44
3.9.1.2 Uji Reliabilitas ............................................... 45
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................... 46
3.10 Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 48
3.11 Uji Hipotesis ..................................................................... 48
3.11.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)................................ 48
3.11.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................ 49
3.11.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian ..................................... 50
4.1.1 Profil Singkat Shopee ................................................ 50
4.1.2 Visi dan Misi ............................................................. 52
4.2 Penyajian Data .................................................................... 52
4.2.1 Deskripsi Identitas Responden .................................. 52
4.2.2 Variabel Flash Sale (X1) ........................................... 55
4.2.3 Variabel Tagline (X2) ................................................ 61
4.2.4 Variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y) ............ 66
4.3 Metode Analisis Data ......................................................... 74
4.3.1 Uji Instrumen ............................................................. 74
4.3.1.1 Uji Validitas................................................... 74
4.3.1.2 Uji Reliabilitas ............................................... 80
4.4 Uji Asumsi Klasik .............................................................. 82
4.4.1 Uji Normalitas ........................................................... 82
4.4.2 Uji Multikolinearitas ................................................. 84
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas .............................................. 86
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda ...................................... 87
4.6 Pengujian Hipotesis ............................................................ 88
4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T).................................. 88
4.6.2 Uji Simultan (Uji F)................................................... 90
4.6.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................. 91
4.7 Pembahasan ........................................................................ 92
4.7.1 Pengaruh Flash Sale Terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif................................................. 92
4.7.2 Pengaruh Tagline Terhadap Keputusan Pembelian
Impulsif................................................................... 96
4.7.3 Pengaruh Flash Sale dan Tagline Terhadap
Keputusan Pembelian Impulsif .............................. 99

vii

Universitas Sumatera Utara


BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................... 101
5.2 Saran ................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Negara Dengan Pertumbuhan E-Commerce Tercepat 2018...... 2
Tabel 1.2 E-Commerce dengan Pengunjung Terbesar Kuartal III 2019 ... 4
Tabel 1.3 E-Commerce yang Paling Disukai Juli 2020 ............................. 5
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................. 42
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert .............................................................. 44
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 53
Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ..................................... 53
Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan / Uang
Saku Per Bulan .......................................................................... 54
Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Berapa Kali Melakukan
Pembelian di Shopee .................................................................. 55
Tabel 4.5 Jawaban Responden Tentang Flash sale yang sering
dilakukan oleh Shopee membuat saya mengingat promosi
tersebut ...................................................................................... 56
Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Shopee sering mengadakan
flash sale secara besar-besaran pada beberapa tanggal
tertentu setiap tahunnya (seperti 6.6, 9.9, dan 12.12) ................ 56
Tabel 4.7 Jawaban Responden Tentang Flash sale yang dilakukan
oleh Shopee membuat saya tertarik untuk melakukan
transaksi di Shopee .................................................................... 57
Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Flash sale menarik banyak
pelanggan baru untuk berbelanja di Shopee .............................. 58
Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Flash sale menarik banyak
pelanggan baru untuk berbelanja di Shopee .............................. 59
Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Waktu untuk tiap sesi flash
sale Shopee dilakukan pada waktu tertentu saja ....................... 59
Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Saya merasa program flash
sale membuat saya lebih sering berbelanja di Shopee
daripada di marketplace lainnya ................................................ 60
Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Program flash sale Shopee
sesuai dengan keinginan saya sebagai konsumen ..................... 61
Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Saya sering melihat tagline
„Gratis Ongkir‟ Shopee diberbagai media (cetak,
elektronik, internet) ................................................................... 62
Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Tagline „Gratis Ongkir‟
mengingatkan saya pada Shopee ............................................... 62
Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Shopee identik dengan
memberikan gratis ongkos kirim sesuai dengan yang
dijanjikan dalam tagline ............................................................ 63
Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Voucher gratis ongkos
kirim yang diberikan oleh Shopee lebih banyak
dibandingkan marketplace yang lain ......................................... 64

ix

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Bintang iklan (Christiano
Ronaldo dan Blackpink) yang digunakan Shopee
membuat saya yakin berbelanja di Shopee ................................ 65
Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Promosi gratis ongkos
kirim dan harga murah membuat saya ingin belanja di
Shopee ....................................................................................... 65
Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Saya akan langsung
membeli produk yang menarik bagi saya pada program
flash sale .................................................................................... 66
Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Saya langsung melakukan
pembelian karena potongan harga yang ditawarkan dan
dijanjikan ongkos kirim seperti yang tertera pada tagline......... 67
Tabel 4.21 Jawaban Responden Tentang Shopee memiliki
kemampuan untuk memengaruhi saya agar melakukan
pembelian .................................................................................. 68
Tabel 4.22 Jawaban Responden Tentang Saya merasakan kebutuhan
untuk membeli barang yang belum saya miliki
sebelumnya pada sesi flash sale karena harga yang
ditawarkan lebih murah ............................................................. 69
Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Saya merasakan dorongan
untuk mencoba mendapatkan barang yang saya inginkan
dengan harga murah pada sesi flash sale................................... 70
Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Saya merasa antusias untuk
berbelanja di Shopee pada sesi flash sale karena potongan
harga yang diberikan dan penawaran gratis ongkos kirim ........ 71
Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Saya selalu memiliki
dorongan keinginan kuat untuk berbelanja pada sesi flash
sale Shopee karena memiliki pengalaman berbelanja
yang baik pada aplikasi tersebut ................................................ 71
Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Saya membeli produk yang
ditawarkan pada sesi flash sale meskipun saya tidak
terlalu membutuhkannya (misalnya: membeli hanya
untuk memuaskan rasa penasaran, harga sedang murah,
atau dijadikan stock saja) ........................................................... 72
Tabel 4.27 Jawaban Responden Tentang Saya akan langsung
membeli produk yang ditawarkan pada sesi flash sale
meskipun barang tersebut kemungkinan besar terlihat
berbeda dari display yang ditampilkan ...................................... 73
Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Saya lebih memilih
membeli saat sesi flash sale Shopee dan mengabaikan
kemungkinan bahwa marketplace lain menjual produk
tersebut dengan harga yang lebih murah ................................... 73
Tabel 4.29 Uji Validitas Flash sale (X1) .................................................... 75
Tabel 4.30 Uji Validitas Tagline (X2) ......................................................... 76
Tabel 4.31 Uji Validitas Keputusan Pembelian Impulsif (Y) ..................... 78
Tabel 4.32 Uji Reliabilitas Variabel Flash sale (X1) .................................. 80
Tabel 4.33 Uji Reliabilitas Variabel Tagline (X2) ...................................... 81

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.34 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Impulsif
(Y).............................................................................................. 81
Tabel 4.35 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov ........................... 82
Tabel 4.36 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................................ 85
Tabel 4.37 Hasil Uji Regresi Linear Berganda............................................ 87
Tabel 4.38 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ........................................ 89
Tabel 4.39 Hasil Uji Simultan (Uji F) ......................................................... 91
Tabel 4.40 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 91

xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Top e-Commerce Berdasarkan Rangking Playstore
Kuartal I 2017- Kuartal II 2019 ................................................. 3
Gambar 1.2 E-Commerce yang Paling Banyak Dikunjungi Oleh
Milenial...................................................................................... 5
Gambar 2.1 Elemen Bauran Promosi ............................................................ 16
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..................................................................... 37
Gambar 4.1 Logo Shopee .............................................................................. 51
Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas .............................................. 83
Gambar 4.3 Grafik P – P Plot ........................................................................ 84
Gambar 4.4 Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 86
Gambar 4.5 Produk Dengan Kenaikan Permintaan Tertinggi Saat
Pandemi ..................................................................................... 93
Gambar 4.6 Harga Flash Sale 7.7 Pesta Diskon Supermarket ...................... 94
Gambar 4.7 Tagline Shopee .......................................................................... 97

xii

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia modern saat ini, hampir mustahil meraih penjualan kepada

sebanyak mungkin orang dengan cara menawarkan barang dari pintu ke pintu.

Biaya operasional yang terlalu besar dan pemasar yang tidak lagi bisa berkeliling

menawarkan barang dagangannya menjadi sebab sulitnya menjual barang secara

konvensional. Perkembangan teknologi dan komunikasi khususnya

perkembangan teknologi internet saat ini mempermudah para pedagang

memasarkan barang dan jasa yang diproduksinya. Salah satu dampak yang paling

terlihat dari perkembangan internet ini adalah munculnya berbagai macam situs e-

commerce yang menyediakan bermacam-macam produk secara online sehingga

pembeli tidak perlu lagi datang secara langsung ke toko.

E-commerce (Electronic Commerce) menurut OECD 2019 (BPS, 2019:5)

adalah penjualan atau pembelian barang atau jasa, yang dilakukan melalui

jaringan komputer dengan metode yang secara spesifik dirancang untuk tujuan

menerima atau melakukan pesanan. Barang atau jasa dapat dipesan dengan

metode tersebut, tetapi pembayaran dan pengiriman utama barang atau jasa tidak

harus dilakukan secara online. Transaksi E-Commerce dapat terjadi antar usaha,

rumah tangga, individu, pemerintah, dan organisasi swasta atau publik lainnya.

Dengan adanya perubahan ini pembeli semakin mudah untuk mengakses barang

yang ingin dibelinya langsung dari rumah tanpa harus langsung ke toko sehingga

lebih menghemat waktu. Fenomena e-commerce ini juga mempermudah penjual

karena penjual dapat mempromosikan barang dagangannya ke pasar yang lebih

Universitas Sumatera Utara


2

luas serta dapat menghemat biaya operasional seperti biaya sewa toko dan biaya

promosi yang tidak terlalu diperlukan.

Seiring dengan berkembangnya internet dan pengguna internet yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun maka, semakin berkembang pula e-

commerce di Indonesia. Lembaga riset asal Inggris, Merchant Machine, merilis

daftar sepuluh negara dengan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia.

Indonesia memimpin jajaran negara-negara tersebut dengan pertumbuhan 78%

pada 2018 dan disusul oleh Maroko diperingkat kedua. Jumlah pengguna internet

di Indonesia yang lebih dari 100 juta pengguna menjadi salah satu kekuatan yang

mendorong pertumbuhan e-commerce.

Tabel 1.1
Negara Dengan Pertumbuhan E-Commerce Tercepat 2018

No. Negara Persentase (%)


1. Indonesia 78%
2. Meksiko 59%
3. Filipina 51%
4. Kolombia 45%
5. Uni Emirat Arab 33%
6. Vietnam 32%
7. Arab Saudi 32%
8. Israel 31%
9. India 27%
10. Tiongkok 27%
Sumber: www.databoks.katadata.co.id (2019)

Pertumbuhan bisnis e-commerce yang semakin besar dan cepat di

Indonesia menyebabkan banyaknya e-commerce lain bermunculan serta

menawarkan keuntungan dan kemudahan yang beragam serta memunculkan

persaingan yang semakin sengit antar e-commerce besar di Indonesia dalam

memperebutkan peringkat pertama diberbagai aspek. Salah satu e-commerce

penyedia toko online terbesar di Indonesia adalah Shopee. Shopee adalah

Universitas Sumatera Utara


3

perusahaan start up asal Singapura yang mulai masuk ke Indonesia sejak

Desember 2015 lalu.

Gambar 1.1
Top e-Commerce Berdasarkan Rangking Playstore Kuartal I 2017-Kuartal II
2019

Sumber: www.databoks.katadata.co.id (2019)

Berdasarkan Map e-Commerce yang dirilis oleh iprice.co.id, Shopee

berhasil mempertahankan posisi pertamanya sebagai top e-commerce selama

sepuluh kuartal berturut-turut berdasarkan ranking di PlayStore. Pada kuartal II

2019, Shopee juga memimpin pada kategori ranking AppStore. Hal ini berarti

Shopee menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh dan digunakan oleh para

pengguna smartphone.

Jika berdasarkan rata-rata jumlah pengunjung situs secara bulanan, Shopee

dikalahkan oleh Tokopedia. Pengunjung situs Tokopedia pada kuartal III 2019

Universitas Sumatera Utara


4

mencapai 66 juta pengunjung yang kemudian disusul oleh shopee di peringkat

kedua dengan pengunjung sebanyak 56 juta pada kuartal III tahun 2019.

Walaupun terbilang baru, dari peringkat ini dapat dilihat bahwa Shopee menjadi

e-commerce kedua yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.

Tabel 1.2
E-Commerce dengan Pengunjung Terbesar Kuartal III 2019

No. E-Commerce Jumlah


Pengunjung
1. Tokopedia 65.953.400
2. Shopee 55.964700
3. Bukalapak 42.874.100
4. Lazada 27.995.900
5. Bibli 21.395.600
6. JD ID 5.524.000
7. Bhinneka 5.037.700
8. Sociolla 3.988.300
9. Orami 3.906.400
10. Ralali 3.583.400
Sumber: www.databoks.katadata.co.id (2019)

Dilansir dari marketeers.com yang menampilkan hasil penelitian dari

lembaga riset IPSOS yang bertajuk e-Commerce Outlook 2018, Shopee berhasil

meraih peringkat pertama sebagai platform yang paling banyak dikunjungi dalam

satu bulan terakhir. Hasil riset mereka juga menunjukkan bahwa popularitas e-

commerce yang ada memiliki posisi berbeda di mata konsumen beda generasi.

Ipsos pun membagi konsumen milenial dan non-milenial. Bagi pembelanja

daring milenial, Shopee menjadi platform yang paling banyak dikunjungi dalam

satu bulan terakhir ini (November 2018). Berdasarkan total sampel yang diambil,

sebanyak 51% memilih Shopee, 44% Tokopedia, 38% memilih Bukalapak

(marketeers.com).

Universitas Sumatera Utara


5

Gambar 1.2
E-Commerce yang Paling Banyak Dikunjungi Oleh Milenial

Sumber: Riset IPSOS e-Commerce Outlook (2018)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Snapcart selama periode Ramadan

dan Lebaran 2020 memperoleh hasil bahwa Shopee menjadi e-commerce yang

paling disukai selama pandemi Covid-19. Shopee memimpin kelompok umur

mulai dari dibawah 19 tahun hingga diatas 35 tahun atau bisa dibilang lebih di

dominasi oleh konsumen milenial. Shopee menjadi pilihan utama bagi kelompok

usia muda karena fitur-fitur yang dihadirkan oleh Shopee lebih interaktif dan tema

yang selalu berbeda tiap momen (www.indotelko.com).

Tabel 1.3
E-Commerce yang Paling Disukai Juli 2020

Kelompok Umur
E-Commerce
Dibawah 19 19-24 25-30 31-35 Diatas 35
Shopee 69% 72% 69% 63% 53%
Tokopedia 10% 10% 14% 15% 24%
Lazada 14% 13% 12% 11% 9%
Bukalapak 2% 4% 2% 7% 10%
Lain-Lain 5% 1% 3% 4% 4%
Sumber: www.indotelko.com (2020)

Universitas Sumatera Utara


6

Kondisi Indonesia yang saat ini sedang menuju normal baru dari pandemi

Covid-19 tidak hanya mengubah cara masyarakat bekerja dan menjalankan hidup

sehari-hari, namun juga mengubah cara masyarakat berbelanja online. Dari hasil

penelitian yang dilakukan oleh Snapcart selama periode Ramadan ditengah

pandemi Covid-19, mengungkapkan 66% konsumen dari 1000 responden survei

seluruh Indonesia selama Ramadan dan Hari Raya Lebaran 2020 memilih Shopee

sebagai situs belanja online yang paling sering digunakan dalam berbelanja

(indotelko.com). Seiring dengan meningkatnya upaya masyarakat untuk memutus

rantai penyebaran Covid-19 dengan beraktivitas dari rumah, Shopee melihat

adanya lonjakan permintaan khususnya pada mitra brand dan penjual kategori

Perlengkapan Rumah, Makanan dan Minuman, serta Kebutuhan Ibu dan Bayi.

Untuk mendukung upaya pemerintah dalam penerapan normal baru dan

meningkatkan transaksi berbelanja, salah satu strategi yang dimunculkan oleh

Shopee adalah strategi pemasaran dan penjualan berupa program Flash sale.

Melihat dari meningkatnya permintaan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti

sembako, makanan dan minuman, alat kebersihan diri, dan lain-lain maka Shopee

menggelar pesta diskon 7.7 Supermarket yang menawarkan diskon flash sale

sembako dan kebutuhan sehari-hari hingga 70%. Promosi ini sangat diminati

konsumen karena harga yang diberikan lebih murah dan konsumen yang tidak

perlu berbelanja langsung ke pasar seperti biasanya untuk berbelanja kebutuhan

sehari-hari sehingga dapat memutus rantai penyebaran Covid-19.

Flash sale merupakan penawaran produk dengan potongan harga dan

kuantitas yang terbatas dalam waktu singkat. Flash Sale sering juga disebut

dengan “daily deal”, bagian dari promosi penjualan yang memberikan

Universitas Sumatera Utara


7

pelanggannya penawaran khusus atau diskon untuk produk tertentu dalam waktu

yang terbatas. Penawaran singkat ini sangat diminati oleh konsumen dikarenakan

harga barang yang mereka inginkan jauh lebih rendah pada saat program flashsale

berlangsung dibandingkan harga normal. Shopee juga memberikan fitur notifikasi

yang akan muncul 10 menit sebelum flash sale berlangsung sehingga konsumen

tidak tertinggal penawaran tersebut.

Strategi lain juga dilakukan Shopee untuk meningkatkan awareness pada

masyarakat, strategi tersebut adalah dengan melakukan berbagai aktivitas

pemasaran (marketing activity) seperti memunculkan iklan di televisi, billboard,

media sosial, dan lainnya. Iklan merupakan salah satu strategi yang dapat

dilakukan oleh perusahaan untuk menarik hati konsumen. Strategi periklanan ini

berkaitan erat dengan komunikasi. Periklanan (adversiting) adalah semua bentuk

penyajian dan promosi nonpersonal atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh

perusahaan tertentu yang berperan memengaruhi pembelian suatu barang atau

jasa. Faktor kunci utama periklanan adalah bahwa iklan harus menggugah

perhatian calon konsumen terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan. Para konsumen potensial harus dibuat untuk memperhatikan dan

peduli terhadap produk yang menawarkan manfaat bagi mereka yang akan

menjadi alasan bagi mereka untuk membeli produk atau jasa tersebut.

Sebuah iklan haruslah memiliki pesan kunci yang akan meninggalkan

kesan dibenak konsumen. Menjadi unik dan mudah diingat adalah dua komponen

iklan yang baik dan berhasil. Dua komponen tersebut biasanya dapat ditemukan

disebuah tagline atau slogan yang mudah ditemui diberbagai media promosi baik

itu media cetak ataupun elektronik. Dalam kampanye iklan yang sering

Universitas Sumatera Utara


8

digunakan adalah tagline/slogan. Tagline mempunyai dua fungsi utama, yaitu

menjaga kelangsungan serangkaian iklan dalam kampanye dan menyederhanakan

sebuah strategi pesan periklanan pada pernyataan positioning agar menjadi

ringkas, dapat diulang, menarik perhatian, dan mudah diingat.

Tagline yang sejak dulu digunakan oleh Shopee hingga sekarang adalah

“Gratis Ongkir ke Seluruh Indonesia”. Tagline ini mengandung makna bahwa

Shopee akan memberikan gratis biaya pengiriman ke seluruh wilayah Indonesia

bagi para pengguna yang berbelanja melalui shopee dengan beberapa syarat dan

ketentuan yang berlaku. Shopee memberikan penawaran gratis ongkos kirim ini

hanya untuk waktu satu bulan saja, namun penawaran ini sering diperpanjang oleh

Shopee hingga sekarang. Tagline ini cukup berpengaruh pada proses

pengambilan keputusan konsumen, pasalnya kebanyakan konsumen sering ragu

berbelanja online karena adanya beban ongkos kirim yang harus mereka bayar

agar barang yang dibeli secara online tersebut bisa sampai ke rumah mereka.

Konsumen merasa berat harus membayar biaya pengiriman yang terkadang

jumlahnya bisa lebih besar dibandingkan harga dari barang yang mereka beli.

Oleh karena itu, tagline “Gratis Ongkir ke Seluruh Indonesia” milik Shopee

sangat membekas di ingatan konsumen.

Pada Harbolnas (hari belanja online nasional) Shopee bisa melakukan

program flash sale lebih sering dari biasanya hingga bisa mencapai 5 kali dalam

satu hari dan menawarkan banyak cashback, voucher gratis ongkos kirim, dan

diskon menarik. Event ini membuat banyak konsumen berkali-kali mengakses

Shopee dalam sehari agar tidak tertinggal banyak penawaran produk seperti alat

kecantikan, kosmetik, perawatan tubuh, kebutuhan sehari-hari, dan alat elektronik

Universitas Sumatera Utara


9

yang lebih murah dari harga normal. Konsumen cenderung akan berbelanja

produk yang membuat mereka berpikir bahwa penawaran tersebut tidak akan

terjadi lagi dan hanya berlangsung pada saat itu juga, serta ditambah dengan

tagline “Gratis Ongkir” Shopee yang semakin meyakinkan konsumen untuk

membeli produk dengan harga murah tersebut tanpa dibebani oleh biaya

pengiriman ke rumah mereka. Faktor-faktor tersebut membuat beberapa peluang

untuk pembelian tidak terencana (unplanned buying/ impulsive buying) pada

konsumen.

Pembelian tidak terencana atau pembelian impulsif merupakan perilaku

dimana seseorang tidak berencana melakukan suatu pembelian. Konsumen sering

kali membeli suatu produk tanpa direncanakan sebelumnya karena banyak faktor

seperti pemotongan harga, display yang menarik, dan lainnya. Faktor-faktor

tersebut akan mencolok dan menarik perhatian konsumen hingga konsumen

merasakan kebutuhan untuk membeli produk tersebut. Program flash sale dan

tagline “Gratis Ongkir” Shopee membuat banyak konsumen melakukan

pembelian impulsif. Konsumen yang awalnya tidak berminat membeli suatu

produk menjadi membeli produk tersebut pada sesi flash sale setelah mengetahui

informasi produk dan mencocokkannya pada kebutuhan mereka. Tagline “Gratis

Ongkir” Shopee juga menjadi salah satu yang memengaruhi keputusan pembelian

tersebut karena konsumen merasa mengeluarkan lebih sedikit uang dengan tidak

membayar biaya ongkos kirim.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa 51% konsumen milenial

memilih Shopee sebagai platform belanja online yang paling sering mereka

kunjungi. Selain itu berdasarkan riset berdasarkan kelompok umur yang

Universitas Sumatera Utara


10

dilakukan oleh Snapcart saat pandemi Covid-19 ini, Shopee menjadi e-commerce

yang paling disukai oleh kelompok umur dibawah 19 tahun hingga 35 tahun. Hal

ini berarti Shopee menguasai sebagian besar konsumen milenial di Indonesia.

Melihat hal ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan konsumen milenial (terkhusus pada mahasiswa) sebagai objek

dalam penelitian ini. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Flash

Sale dan Tagline “Gratis Ongkir” Shopee Terhadap Keputusan Pembelian

Impulsif Secara Online (Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di

Universitas Sumatera Utara)”.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut Tuckman (Sugiyono, 2006:28) menyatakan bahwa rumusan

masalah yang baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau

lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, atau alternatif yang tetapi secara

implisit mengandung pertanyaan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan

dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang telah disusun dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh flash sale terhadap keputusan pembelian impulsif secara

online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera

Utara?

2. Bagaimana pengaruh tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap keputusan

pembelian impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee

di Sumatera Utara?

Universitas Sumatera Utara


11

3. Bagaimana pengaruh flash sale dan tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap

keputusan pembelian impulsif secara online pada mahasiswa pengguna

aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh flash sale terhadap keputusan

pembelian impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee

di Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh tagline “Gratis Ongkir” Shopee

terhadap keputusan pembelian impulsif secara online pada mahasiswa

pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh flash sale dan tagline “Gratis

Ongkir” Shopee terhadap keputusan pembelian impulsif secara online pada

mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan

pertimbangan pihak manajemen pemasaran dalam menarik konsumen dan

sebagai bahan evaluasi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


12

2. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan teori yang

dipelajari selama ini dan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang

akan digunakan di dunia kerja.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi penulis lain

untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya

yang terkait dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
KERANGKA TEORI

2.1. Definisi Pemasaran

Pasar atau market, menurut Kotler (Laksana, 2017:4) yaitu pasar adalah

sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau

kelompok produk tertentu (pasar perumahan atau bahan makanan). Pemasaran

atau Marketing, menurut Kotler (Laksana, 2017:4) adalah suatu proses sosial yang

didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton (Herlambang, 2014:3), “Pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

Laksana (2017:4) mendefinisikan pemasaran sebagai segala kegiatan yang

menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.2 Bauran Pemasaran

Menurut Swastha (Herlambang, 2014:33), bauran pemasaran (marketing

mix) merupakan strategi pemasaran yang menggunakan kombinasi empat variabel

atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu:

produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Menurut Kotler

(Herlambang, 2014:33), bauran pemasaran dapat diartikan sebagai sekumpulan

13

Universitas Sumatera Utara


14

dari variabel-variabel yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan

untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran atau

dengan kata lain 4P, yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan

promosi (promotion), merupakan kombinasi dari variabel-variabel pemasaran

yang merupakan faktor internal yang berada dalam jangkauan yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan. Namun menurut Lovelock et al (Muliyana &

Suyanto: 2019) menambahkan untuk bauran pemasaran jasa membutuhkan

tambahan 3P lain yang meliputi pengelolaan dengan pelanggan, yaitu proses

(process), lingkungan fisik (physical evidence), dan orang (people).

1. Produk (Product), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34) produk adalah

gabungan dari barang dan jasa yang diciptakan oleh perusahaan dan

ditawarkan kepada target pasar dengan memerhatikan berbagai faktor seperti:

mutu atau kualitas, ciri khas, gaya, bentuk, merek, pembungkus, pelayanan

dan jaminan.

2. Harga (Price), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34) harga adalah

sejumlah uang atau nilai yang diberikan oleh konsumen kepada produsen

untuk mendapatkan suatu produk dengan memerhatikan beberapa faktor

dalam bauran harga seperti: daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan

periode pembayaran.

3. Distribusi (Place), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34) distribusi

adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk

agar produk tersebut dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Variabel

dalam bauran distribusi yaitu: lokasi, transportasi, persediaan barang

distributor dan pengecer.

Universitas Sumatera Utara


15

4. Promosi (Promotion), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34) promosi

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan

konsumen sasaran untuk membeli produknya. Adapun variabel dalam bauran

promosi adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan dan publisitas.

5. Orang (people), menurut Sunyoto dan Fathonah (Muliyana & Suyanto: 2019),

SDM merupakan unsur penting, baik dalam produksi maupun penyampaian

kebanyakan jasa. SDM secara bertahap menjadi bagian diferensiasi yang mana

perusahaan-perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai tambah dan

memperoleh keunggulan kompetitif.

6. Proses (process), menurut Sunyoto dan Fathonah (Muliyana & Suyanto:

2019), proses merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan dimana

sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan, termasuk

keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan pelanggan dan merupakan

persoalan-persoalan keleluasaan karyawan.

7. Bukti Fisik/ Lingkungan Fisik (physical evidence), physical evidence

merupakan bentuk atau karakteristik intangible pada jasa menyebabkan

pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya.

Ini menyebabkan risiko yang menjadi persepsi konsumen. Oleh karena itu,

menurut Tjiptono (Muliyana & Suyanto: 2019) untuk mengurangi tingkat

risiko tersebut adalah dengan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa.

Universitas Sumatera Utara


16

2.3 Bauran Promosi

Ray (Morissan, 2015:16), mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari

seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran

informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu

gagasan. Walaupun komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit

berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari marketing mix, namun sebagian

besar komunikasi perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program

promosi yang diawasi dan direncanakan dengan hati-hati. Instrumen dasar yang

digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran

promosi atau promotional mix.

Gambar 2.1
Elemen Bauran Promosi

PROMOTIONAL
MIX

IKLAN DIRECT INTERACTIV PROMOSI PUBLIKASI PERSONA


MARKETING E/ INTERNET PENJUALA / HUMAS
MARKETING
L SELLING
N

Sumber: Morissan (2015)

Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu: iklan

(adversiting), promosi penjualan (sales promotion), publikasi/humas, dan

personal selling. Namun George dan Belch (Morissan, 2015:17) menambahkan

dua elemen dalam promotional mix, yaitu direct marketing dan interactive media.

Dua elemen yang terakhir ini telah digunakan secara luas oleh pengelola

pemasaran pada jaman sekarang ini untuk berkomunikasi dengan khalayak

sasarannya sebagaimana empat elemen sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


17

Menurut Kotler dan Keller (2013:174) bauran promosi terdiri dari delapan

model komunikasi utama, yaitu:

1. Iklan: Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide,

barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.

2. Acara dan pengalaman: Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan

yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang

berhubungan dengan merek tertentu.

3. Promosi penjualan: Insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau

pembelian produk atau jasa.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas: Beragam program yang dirancang untuk

mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk

individualnya.

5. Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau

internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon

atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.

6. Pemasaran interaktif: Kegiatan dan program online yang dirancang untuk

melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung

meningkatkan kesadaran memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan

produk atau jasa.

7. Pemasaran dari mulut ke mulut: Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik

antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman

membeli atau menggunakan produk atau jasa.

Universitas Sumatera Utara


18

8. Penjualan personal: Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli

prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan

pengadaan pesanan.

2.4 Promosi Penjualan

2.4.1 Definisi Promosi Penjualan

Menurut Agrawal dan Sareen (Zakiyyah: 2018), penjualan singkat atau

flash sales, merupakan bagian dari promosi penjualan yang memberi

pelanggannya penawaran khusus atau diskon untuk produk tertentu dalam waktu

yang terbatas. Promosi penjualan menurut Hermawan (2012:127) adalah aktivitas

pemasaran yang mengusulkan nilai tambah dari suatu produk (untuk mendapatkan

lebih dari sekedar yang ada dari nilai produk) dalam jangka waktu tertentu dalam

rangka mendorong pembelian konsumen, efektivitas penjualan, atau mendorong

upaya yang dilakukan oleh tenaga penjualan (sales force).

Menurut Morissan (2015:25) promosi merupakan elemen atau bagian dari

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan

konsumennya. Promosi mencakup seluruh unsur dari promotional mix. Promosi

penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu promosi

penjualan yang berorientasi kepada konsumen (consumer-oriented sales

promotion) dan promosi penjualan yang berorientasi pada perdagangan (trade-

oriented sales promotion). Promosi penjualan yang berorientasi kepada

konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa

yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga,

undian berhadiah, kontes, dan sebagainya. Instrumen promosi semacam ini dapat

Universitas Sumatera Utara


19

menarik minat konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan nilai penjualan

perusahaan dalam jangka pendek.

Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan ditujukan

kepada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran (marketing

intermediaries), yaitu: para pedagang pengecer (retailer), pedagang besar dan

distributor. Bentuk-bentuk promosi jenis ini antara lain berupa pemberian

bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian harga jual produk (price

deal), kontes/kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya yang

semuanya bertujuan untuk mendorong pedagang untuk mempersiapkan stok dan

mempromosikan produk bersangkutan.

Perusahaan memilih menggunakan promosi penjualan dibandingkan jenis

promosi lainnya karena dua alasan utama, yaitu: pertama, jika konsumen tidak

memiliki loyalitas pada suatu produk tertentu dan konsumen lebih peka kepada

insentif yang ditawarkan suatu merek. Kedua, terdapat kecenderungan pedangang

memiliki posisi yang lebih kuat dibandingkan produsen sehingga mereka dapat

lebih menuntut produsen untuk memberikan lebih banyak promosi penjualan dan

insentif lainnya kepada pedagang (Morissan, 2015: 25-26).

Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan seperti kupon, kontes,

premi, dan semacamnya untuk menarik respon pembeli yang lebih kuat dan lebih

cepat, termasuk efek jangka panjang seperti menjelaskan penawaran produk dan

mendorong penjualan yang menurun. Menurut Kotler dan Keller (2013: 190-

191), alat promosi penjualan menawarkan tiga manfaat berbeda:

1. Komunikasi. Promosi penjualan meraih perhatian dan dapat mengarahkan

konsumen ke produk.

Universitas Sumatera Utara


20

2. Insentif. Promosi penjualan mencakup beberapa konsesi, pendorong, atau

kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen.

3. Undangan. Promosi penjualan mencakup undangan berbeda untuk melibatkan

diri dalam transaksi sekarang.

Perusahaan menggunakan kiat promosi penjualan untuk menciptakan

respon yang lebih kuat dan cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk

mendramatisir penawaran produk dan mendorong penjualan yang merosot.

Namun, efek promosi penjualan biasanya jangka pendek, dan tidak efektif dalam

membangun preferensi merek jangka panjang. Melalui promosi penjualan,

perusahaan dapat menarik pelanggan baru, memengaruhi pelanggannya untuk

mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang

aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulsive buying (pembelian tanpa

rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan

pengecer (Hermawan, 2012:128).

2.4.2 Karakteristik Promosi Penjualan

Menurut Hermawan (2012:128-129), promosi penjualan adalah bagian

penting dari strategi komunikasi pemasaran perusahaan, sejalan dengan

periklanan, humas dan penjualan personal. Pada intinya, promosi penjualan

merupakan aktivitas pemasaran yang mengusulkan nilai tambah dari suatu produk

(untuk mendapatkan lebih dari sekadar yang ada dari nilai produk) dalam jangka

waktu tertentu guna mendorong pembelian konsumen, efektivitas penjualan, atau

mendorong upaya yang dilakukan oleh tenaga penjualan. Dari pengertian

tersebut, sasaran promosi penjualan dapat ditujkan kepada konsumen, pedagang

perantara seperti pengecer, atau kepada tenaga penjualan. Menurut Blattberg dan

Universitas Sumatera Utara


21

Neslin (Hermawan, 2012:129) promosi penjualan merupakan orientasi tindakan

pemasar yang tujuannya diharapkan berdampak langsung terhadap perulaku

tindakan konsumen untuk membeli.

Promosi penjualan berangkat dari premis bahwa setiap merek atau jasa

memiliki nilai dan harga tertentu, atau harga “regular”, atau beberapa nilai referen

tertentu. Promosi penjualan dipercaya mampu mengubah nilai harga yang telah

diterima dan/atau menurunkan harga. Contoh promosi penjualan yang dikenal

konsumen misalnya: kontes, bonus, diskon jangka pendek (flash sale), bonus pada

barang, rabat, kupon, uji coba gratis, demonstrasi dan sistem akumulasi nilai/poin.

Menurut Burnett (Hermawan, 2012:129) ada tiga hal mendasar dalam

promosi penjualan, yaitu:

1. Penting sekali bagi promosi penjualan untuk berjalan selaras dengan

periklanan. Oleh karena itu strategi pengembangan promosi penjualan

membutuhkan perhatian khusus.

2. Umumnya terdapat tiga sasaran yang dituju dalam promosi penjualan, yakni

konsumen, penjual perantara, dan tenaga penjualan.

3. Promosi penjualan merupakan senjata kompetitif yang memberikan dorongan

ekstra bagi pasar sasaran untuk membeli atau mendorong satu merek di atas

merek yang lain dalam penjualan.

Hal inilah yang membedakan promosi penjualan dengan sarana bauran

promosi yang lainnya. Pembelian seketika – yang tidak direncanakan – mungkin

muncul sebagai akibat langsung dari satu atau lebih penawaran yang diberikan

oleh promosi penjualan.

Universitas Sumatera Utara


22

Promosi penjualan pada umumnya berlangsung dalam jangka pendek,

menggunakan dorongan yang lebih rasional, kembali pada nilai sesungguhnya

atau nilai nyata, mendorong penjualan segera, dan memiliki kontribusi tinggi

untuk meraih keuntungan. Namun kontribusi promosi penjualan terhadap

keuntungan juga harus dipertimbangkan. Secara sederhana, penjualan yang

dihasilkan harus lebih besar dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan

agar promosi penjualan dapat memberikan keuntungan bagi pemasar.

Menurut Elliott et al (Hermawan, 2012:130) peran promosi penjualan bagi

perusahaan adalah:

1. Mendorong konsumen untuk melakukan pembelian pertama kali.

2. Mendorong konsumen membeli produk berikutnya, meski baru pertama kali

berkunjung.

3. Memberikan alasan bagi konsumen untuk tetap loyal terhadap merek dengan

pembelian ulang.

4. Mengingatkan konsumen tentang keuntungan produk yang ditawarkan

meskipun promosi sedang tidak dilakukan.

5. Memperbaiki reputasi merek.

6. Mendorong pengecer untuk tetap memiliki persediaan (stok).

7. Mendorong pengecer untuk membeli lebih dari pesanan regulernya.

8. Membujuk pengecer agar memberikan tempat khusus bagi barang yang

ditawarkan.

2.4.3 Indikator Flash Sale (Promosi Penjualan)

Menurut Kotler dan Keller (Amanah & Pelawi: 2015), indikator-indikator

flash sale yang terdapat dalam promosi penjualan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


23

1. Frekuensi promosi adalah jumlah promosi penjualan yang dilakukan dalam

suatu waktu melalui media promosi penjualan.

2. Kualitas promosi adalah tolak ukur seberapa baik promosi penjualan

dilakukan.

3. Waktu promosi adalah nilai atau jumlah promosi penjualan yang dilakukan

oleh perusahaan.

4. Ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang diperlukan

untuk mencapai target yang diinginkan perusahaan.

2.5 Periklanan

2.5.1 Definisi Periklanan

Menurut Alexander (Morissan, 2015:17), iklan atau adversiting dapat

didefinisikan sebagai “Any paid form of nonpersonal communication about an

organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk

komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang

dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). Iklan merupakan salah satu bentuk

promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini

kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen

promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi

barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas.

Walker (Sunyoto, 2015:159) mendefinisikan periklanan sebagai suatu

penyajian yang bukan dengan orang pribadi, dengan pembayaran oleh sponsor

tertentu. Menurut Hamdani (Sunyoto, 2015:159), periklanan merupakan salah

satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang

atau jasa. Sedangkan menurut Gitusudarmo (Sunyoto, 2015:160), iklan

Universitas Sumatera Utara


24

merupakan alat utama bagi pengusaha untuk memengaruhi konsumennya. Iklan

dapat dilakukan oleh pengusaha melalui surat kabar, radio, majalah, televisi,

poster. Dengan membaca atau melihat diharapkan para konsumen atau calon

konsumen akan tertarik untuk membeli. Oleh karena itu maka dalam memilih

media iklan harus diperhatikan pasar sasaran yang dituju (Sunyoto, 2015:161-

162).

2.5.2 Fungsi-Fungsi Periklanan

Menurut Lee dan Johnson (2007:10), definisi dan klasifikasi hanya

memberikan sebuah bahasa umum untuk mengembangkan pemahaman tentang

periklanan. Tiga fungsi periklanan menurut Lee dan Johnson (2007:10-11), yaitu:

1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”, iklan mengomunikasikan

informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya. Iklan juga memberitahu

konsumen tentang produk-produk baru.

2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”, iklan mencoba membujuk

para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap

mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”, iklan terus-menerus

mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan

tetap membeli produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek pesaingnya.

2.6 Tagline

2.6.1 Definisi Tagline

Slogan atau themeline atau tagline yang tertuang dalam pesan iklan

televisi merupakan awal dari kesuksesan periklanan. Slogan menjadi pernyataan

standar yang mudah diterima dibenak konsumen. Slogan mempunyai 2 fungsi

Universitas Sumatera Utara


25

utama, yaitu untuk menjaga keberlangsungan serangkaian iklan dalam kampanye

dan untuk menyederhanakan sebuah strategi pesan periklanan pada pernyataan

positioning agar menjadi ringkas, dapat diulang, menarik perhatian dan mudah

diingat (Suyanto, 2005:139).

Menurut Kohli et al dan Mitchell et al (Thi: 2018), sebuah tagline adalah

slogan, klarifikasi, mantra, pernyataan perusahaan, atau prinsip panduan yang

mendeskripsikan, menyelaraskan, atau membantu menciptakan minat. Secara

verbal, tagline adalah sebuah pernyataan pendek yang terkait dengan nama sebuah

merek. Sebuah tagline biasanya terdiri antara tiga hingga lima kata. Sedangkan

menurut Prisgunanto (2006:96-97) tagline adalah sesuatu yang menjadi „simbol‟

atau sesuatu yang mampu mewakili produk. Tagline ini dapat memberikan

gambaran menyeluruh terhadap produk yang memang sedang dipromosikan ke

pasar. Perlu diketahui, bahwa tagline biasanya memang sengaja diciptakan oleh

perusahaan dalam upaya mengefektifkan dan mengefesiensikan komunikasi

pemasaran yang ada.

Nuradi, dkk (Roykhanah: 2018) menyebutkan bahwa Tagline merupakan

kalimat untuk brand positioning yang menjadi ciri khas, pembeda, dan “bahasa

iklan” untuk menarik minat publik. Tagline merupakan bagian dari iklan yang

bertujuan agar iklan tersebut mudah diingat oleh konsumen. Tagline adalah

kalimat singkat sebagai penutup teks inti yang menyimpulkan secara singkat

tujuan komunikasi suatu iklan.

Tagline memberitahu konsumen bagaimana mereka diharapkan akan

merasakan tentang merek tersebut. Merek perlu mengkomunikasikan perasaan-

perasaan positif kepada konsumen potensial mereka. Identitas merek yang kuat

Universitas Sumatera Utara


26

diciptakan juga sewaktu tagline tersebut dikomunikasikan. Para konsumen peduli

dengan apa yang mereka rasakan saat menggunakan produk tersebut, tetapi

mereka ingin memahami juga manfaat-manfaat praktis dan fungsional. Tagline

juga dapat digunakan untuk komunikasi perbedaan antara sebuah merek dengan

merek pesaing. Tagline membantu agar menarik para konsumen potensial dan

dalam beberapa hal tagline digunakan untuk memposisikan kembali suatu merek

(Dhaneswara: 2019).

Menurut Prisgunanto (2006:97) kegunaan tagline adalah untuk

memberikan cita rasa dan kesan mendalam lewat pesan yang dilekatkan pada

produk supaya lekat di benak pelanggan. Tagline inilah yang biasanya sangat

menancap dipikiran khalayak daripada produknya sendiri lewat saluran media

promosi. Sedangkan Susanto dan Wijanarko (Dhaneswara: 2019) berpendapat

bahwa tagline dapat digunakan untuk membantu mengkomunikasikan titik

pembeda dari pesaing. Tagline ini bisa berubah sesuai dengan perubahan situasi

dan kondisi, maupun sebagai strategi agar konsumen tidak bosan. Pengenalan

tagline biasanya dilakukan melalui program above-the-line (ATL) berupa

penayangan iklan diberbagai media massa baik itu cetak maupun elektronik.

2.6.2 Indikator Tagline

Menurut Darno (Roykhanah: 2018), tagline yang baik mempunyai

beberapa indikator penting sebagai penunjang keberhasilan tagline dalam

menjalankan fungsinya sebagai indentitas perusahaan tersebut, yaitu:

1. Familiarity (Keakraban). Tagline yang mudah dingat oleh konsumen dan

mengetahui tagline iklan yang ditayangkan serta perubahan dalam tagline

iklan tersebut.

Universitas Sumatera Utara


27

2. Differentiation (Perbedaan). Suatu perbedaan yang menjadikan ciri khas dari

produk-produk pesaing lainnya. Tagline yang dimiliki oleh produk iklan bisa

sesuai dengan harapan dari konsumen.

3. Message of value (Pesan atau Nilai). Sejauh mana efek pesan dari iklan yang

disampaikan dapat menarik perhatian, dimengerti, dipahami, membangkitkan

emosi dan menggerakkan sasarannya untuk memberikan tanggapan

dikehendaki.

2.6.3 Tagline yang Efektif

Menurut Susanto dan Wijanarko (Dhaneswara: 2019) tagline yang efektif

adalah tagline yang mampu meningkatkan brand awareness, sesuai dengan tujuan

iklan untuk mengenalkan atau meningkatkan pengetahuan konsumen tentang

brand yang diiklankan tersebut. Iklan merupakan bagian dari strategi pemasaran

yang harus dinamis. Ia harus mampu memupuk loyalitas konsumen terhadap

brand tersebut, sehingga ia bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan

eksistensi brand tersebut.

Kampanye iklan yang insentif dan berkelanjutan ditujukan untuk

membangun awareness konsumen. Jadi tagline yang efektif menurut Susanto dan

Wijanarko (Dhaneswara: 2019), adalah tagline yang mampu meningkatkan brand

awareness, sesuai dengan tujuan iklan untuk mengenalkan atau meningkatkan

pengetahuan konsumen tentang brand yang diiklankan tersebut, serta mampu

memengaruhi afeksi dan kognisi serta perilaku konsumen.

Universitas Sumatera Utara


28

2.7 Pembelian Impulsif

2.7.1 Definisi Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (Rangkuti, 2009:91), tujuan pemasaran adalah memenuhi

dan memuaskan kebutuhan serta keinginan target market. Bidang ilmu perilaku

konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,

membeli, memakai, serta memanfaatkan jasa, barang, gagasan, atau pengalaman

dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2015: 4) mendefinisikan perilaku

konsumen sebagai “Perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang

mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”. Sedangkan Mowen dan

Minor (Sumarwan, 2015: 5), mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi

tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan

perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa, pengalaman serta ide-ide.

Menurut Engel et al (Rangkuti, 2009:92), perilaku konsumen adalah

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini. Perilaku konsumen dapat disariartikan dari semua definisi

diatas sebagai suatu studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen

dalam memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan,

atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka.

2.7.2 Definisi Keputusan Pembelian Konsumen

Stanton (Effendi, 2016:247) menyebutkan bahwa keputusan pembelian

untuk kebanyakan produk hanyalah suatu kegiatan rutin dalam arti kebutuhan

Universitas Sumatera Utara


29

akan cukup terpuaskan melalui pembelian ulang suatu produk yang sama. Namun

apabila terjadi perubahan harga, produk dan pelayanan yang diterima maka

konsumen tersebut mungkin tidak akan mengulang kembali keputusan

pembeliannya dengan mempertimbangkan berbagai alternatif produk lainnya.

Menurut Kotler dan Amstrong (Effendi, 2016:248) mengemukakan bahwa

keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan di mana konsumen secara

aktual melakukan pembelian produk. Sejalan dengan hal diatas, Schiffman dan

Kanuk (Sumarwan, 2015: 357) mengatakan bahwa pengambilan keputusan

adalah pemilihan dari suatu tindakan dari dua atau lebih alternatif.

Adapun Hawkins et al (Effendi, 2016: 248), menjelaskan bahwa

pemngambilan keputusan konsumen adalah kesan individu yang secara hati-hati

mengevaluasi atribut dari suatu produk, merek, atau jasa dan melakukan proses

seleksi untuk memilih dari salah satu alternative pemecahan masalah kebutuhan.

Selanjutnya Engel et al (Effendi, 2016: 248) mengemukakan bahwa pengambilan

keputusan pada konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh bermacam faktor seperti

perbedaan individual, pengaruh lingkungan dan faktor psikologis.

2.7.3 Model Keputusan Pembelian Konsumen

Engel et al (Sangadji dan Sopiah, 2013:334-335), mengemukakan lima

tahapan perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah,

yaitu suatu keadaan di mana terdapat perbedaan antara keadaan yang

diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

Universitas Sumatera Utara


30

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa

kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu

produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya

(pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan

memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen

membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat

kepadanya serta masalah yang dihadapinya.

4. Keputusan Pembelian

Setelah tahap-tahap di atas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam

pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk

membeli produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif

pengambilan keputusan seperti produk, merek, penjual, kuantitas, dan waktu

pembeliannya.

5. Hasil

Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat

kepuasan atau ketidakpuasan. Tahap ini dapat memberikan informasi yang

penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual dapat

memuaskan konsumen atau tidak.

2.7.4 Definisi Pembelian Impulsif (Impulsive Buying)

Konsumen sering kali membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih

dahulu. Keinginan untuk membeli sering kali muncul di toko atau mal. Banyak

Universitas Sumatera Utara


31

faktor yang menyebabkan hal tersebut. Misalnya, display pemotongan harga

50%, yang terlihat mencolok akan menarik perhatian konsumen. Konsumen akan

merasakan kebutuhan untuk membeli produk tersebut. Display tersebut membuat

konsumen merasakan kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang

dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini sering disebut sebagai

pembelian impulse (impulse purchasing). (Sumarwan, 2015:378)

Menurut Arnould (Amanah & Pelawi: 2015), pembelian impulsif

merupakan suatu pembelian yang terjadi ketika seseorang melihat suatu barang

dan tiba-tiba ingin membeli barang tersebut, dan kemudian memutuskan untuk

melakukan pembelian saat itu juga. Manning dan Recee (Amanah & Pelawi:

2015) mendefinisikan bahwa Impulsive Buying adalah salah satu yang mendorong

calon pelanggan untuk bertindak karena daya tarik atas sentimen atau gairah

tertentu. Selanjutnya menurut Mowen dan Minor (Amanah & Pelawi, 2015)

pembelian impulsif adalah tindakan yang dilakukan tanpa memiliki masalah

sebelumnya atau maksud/niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.

Pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen untuk

melakukan pembelian secara spontan, tanpa pertimbangan dan cepat. Kondisi

seperti ini menarik untuk dikaji secara mendalam karena ketika pelanggan berada

dalam situasi yang rasional, pelanggan sebenarnya menyadari bahwa proses

pembelian yang tidak terencana bukan merupakan priotitas utama, namun pada

kenyataannya konsumen kerap kali berada pada situasi ini dan melakukan proses

impulse buying secara berulang (Pradana & Suparna: 2016).

Universitas Sumatera Utara


32

2.7.5 Tipe-Tipe Pembelian Impulsif

Menurut Hawkins (Amanah & Pelawi: 2015) kegiatan pembelian

impulsif terbagi menjadi beberapa tipe, yaitu:

1. Reminder Impulsive Buying

Tipe ini terjadi pada saat konsumen di toko, melihat produk dan kemudian

membuatnya mengingat sesuatu akan produk tersebut. Bisa jadi dia ingat

iklannya atau rekomendasi orang. Individu tersebut secara spontan membeli

barang berdasarkan ingatannya tersebut.

2. Pure Impulsive Buying

Terjadi ketika si konsumen benar-benar tidak merencanakan apapun untuk

membeli. Tetapi karena melihat display toko ia membuat keputusan untuk

melakukan pembelian.

3. Suggested Impulsive Buying

Hal ini terjadi ketika pembeli melihat produk tersebut sehingga ia seketika

membayangkan kebutuhan akan barang tersebut dan langsung melakukan

pembelian tanpa rencana.

4. Planned Impulsive Buying

Terjadi bila konsumen sebenarnya mempunyai rencana namun keputusan

membelinya tergantung pada harga dan merek di toko tersebut.

2.7.6 Indikator Pembelian Impulsif

Menurut Rook (Br Ginting: 2019), pembelian impulsif terdiri dari

karakteristik yang dapat dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


33

1. Spontanity (Spontanitas), pembelian impulisf terjadi secara tidak terduga dan

memotivasi konsumen untuk membeli pada saat itu juga, seringkali karena

respon terhadap stimuli visual point-of-sale.

2. Power, compulsion, dan intensity, adanya motivasi untuk mengesampingkan

hal-hal lain dan bertindak secepatnya.

3. Excitement dan Simulation, yaitu keinginan membeli secara tiba-tiba yang

seringkali diikuti oleh emosi seperti exciting, thrilling, atau wild.

4. Disregard for consequences, keinginan untuk membeli menjadi tidak dapat

ditolak sampai konsekuensi negatif yang mungkin terjadi diabaikan.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai bahan

referensi dalam penelitian ini antara lain:

1. Vani Anindya Dhaneswara (2019) yang berasal dari jurusan Ilmu Komunikasi

Universitas Lampung melakukan penelitian dalam skripsinya yang berjudul,

“Pengaruh Tagline „Gratis Ongkir‟ Shopee Terhadap Keputusan Berbelanja

Online Pada Masyarakat (Studi Pada Masyarakat Kota Bandar Lampung)”.

Penelitian ini dilakukan pada 80 orang responden dan memiliki tujuan untuk

mengetahui pengaruh tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap keputusan

berbelanja online. Tipe penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan

metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya

mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa tagline “Gratis Ongkir” Shopee

Universitas Sumatera Utara


34

memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap keputusan berbelanja online

pada masyarakat kota Bandar Lampung.

2. Siti Roykhanah (2018) berasal dari kota Surabaya dan mengambil jurusan

Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Siti

Roykhanah melakukan penelitian dalam skripsinya yang berjudul, “Pengaruh

Tagline Shopee Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Ilmu

Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya”. Penelitian ini mengambil

responden sebanyak 139 orang dan bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat

pengaruh tagline Shopee terhadap keputusan pembelian mahasiswa.

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan survey dan jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan penelitian dan hasil

analisis yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh antara tagline Shopee terhadap keputusan pembelian mahasiswa.

Berdasarkan hasil dari uji koefisien determinasi, ditemukan bahwa tagline

Shopee memengaruhi keputusan membeli mahasiswa UIN Sunan Ampel

Surabaya sebesar 0.527 dimana termasuk dalam kategori “sedang”.

3. Shinta Srimenda Br. Ginting (2019) yang berasal dari jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis di Universitas Sumatera Utara melakukan penelitian

dalam skripsinya yang berjudul, “Pengaruh Diskon Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif Secara Online (Studi Pada Pengguna Aplikasi

Lazada di Kecamatan Pancur Batu)”. Penelitian ini mengambil responden

sebanyak 96 orang dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh diskon harga

terhadao keputusan pembelian impulsif pada pengguna aplikasi Lazada di

Kecamatan Pancur Batu. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara


35

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster sampling.

Pada penelitian ini, yang menjadi sampel adalah konsumen yang pernah

melakukan pembelian menggunakan aplikasi Lazada. Berdasarkan penelitian

dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini

adalah variabel diskon harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian impulsif pada pengguna aplikasi Lazada di Kecamatan

Pancur Batu.

4. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Amalina Maryam Zakiyyah (2018)

dalam jurnal yang berjudul, “Pengaruh Flash Sale Terhadap Pembelian

Impulsif Online Pada Toko Online „PULCHAGALLERY‟”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui penawaran flash sale yang dilakukan toko online

“Pulchagallery” mengarah pada terjadinya pembelian impulsif serta untuk

mengetahui motif konsumen dalam melakukan pembelian impulsif, motif

hedonis atau motif utilitarian konsumen atau keduanya. Penelitian ini

mengambil sampel sebanyak 32 responden dan teknik sampling yang

digunakan yaitu snowball sampling dengan instrument pengumpulan data

yang digunakan yaitu kuesioner dengan bantuan google form. Hasil penelitian

ini didapat kesimpulan bahwa pembelian impulsif terjadi saat penawaran flash

sales. Pembelian impulsif yang dilakukan saat flash sale dimotivasi baik oleh

motif hedonis dan motif utilitarian.

5. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Respi Saputri, Asep M. R., dan Nor

Norisanti (2020) yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Sukabumi,

dalam jurnalnya yang berjudul “Peran Flash Sale Dalam Memediasi

Universitas Sumatera Utara


36

Hubungan Sales Promotion Terhadap Keputusan Belanja Online”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sales promotion terhadap keputusan

belanja online pada pengguna Shopee di Kota Sukabumi melalui flash sale.

Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode kausalitas dan metode cluster sampling dengan

melakukan penyebaran kuesioner kepada sebanyak 223 responden mahasiswa

pengguna Shopee di Kota Sukabumi. Pada penelitian ini ditarik kesimpulan

bahwa sales promotion berpengaruh terhadap flash sale pada pengguna

Shopee di Kota Sukabumi secara positif dan signifikan. Serta flash sale dapat

memengaruhi keputusan belanja online pada pengguna Shopee di Kota

Sukabumi. Pengaruh sales promotion terhadap keputusan belanja online

dimediasi oleh flash sale yang memiliki pengaruh positif dan signifikan.

2.9 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel-variabel yang telah

dijadikan sebagai landasan dari teori penelitian. Variabel X1 dari penelitian ini

adalah Flash Sale (promosi penjualan), variabel X2 dari penelitian ini adalah

Tagline “Gratis Ongkir” Shopee, dan variabel Y dari penelitian ini yaitu

Pembelian Impulsif. Peneliti menggambarkan kerangka berpikir dari penelitian

ini sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


37

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

(X1)
Flash sale
(Promosi
Penjualan)
1. Frekuensi
promosi (Y)
2. Kualitas Promosi Pembelian Impulsif
3. Waktu Promosi (Impulsive buying)
4. Ketepatan atau 1. Spontanity (Spontanitas)
kesesuaian 2. Power, compulsion, dan
sasaran promosi intensity.
3. Excitement & Simulation
4. Disregard for
(X2)
Tagline “Gratis consequences
Ongkir”
1. Familiarity
(Keakraban)
2. Differentiation
(perbedaan)
3. Message of value
(Pesan atau
Nilai)

Sumber: Peneliti (2020)

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih dengan menggunakan data

berupa angka sebagai alat untuk menganalisis hubungan antar variabel yang ingin

diketahui. Hubungan antar variabel yang ingin diketahui dalam penelitian ini

adalah pengaruh flash sale dan tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap

keputusan pembelian impulsif secara online.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada kondisi ditengah pandemi COVID-19, peneliti memutuskan untuk

menyebarkan kuesioner penelitian ini melalui google form dan akan disebarkan

kepada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2020.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini bersifat homogen yang berarti terdapat

persamaan perilaku antara responden. Dalam penelitian ini yang menjadi

populasi adalah mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera

Utara. Jumlah populasi mahasiswa yang menggunakan aplikasi Shopee di

Universitas Sumatera Utara tidak pernah dilakukan pengukuran sehingga jumlah

populasi tidak diketahui secara pasti.

38

Universitas Sumatera Utara


39

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif

(mewakili) dari populasi karena kesimpulan yang ditarik akan diberlakukan untuk

populasi. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik nonprobability sampling dimana peneliti tidak memberikan

kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling, yang berarti untuk menjadi sampel suatu anggota populasi

haruslah memenuhi syarat atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Adapun kriteria sampel yang telah ditetapkan peneliti, antara lain:

1. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

2. Berusia minimal 17 tahun.

3. Menggunakan Aplikasi Shopee

4. Pernah melakukan pembelian di Shopee minimal 2 kali.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel dari 5 fakultas di

Universitas Sumatera Utara, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, dan Fakultas

Psikologi. Kelima Fakultas tersebut dianggap telah mewakili fakultas lain di

Universitas Sumatera Utara. Peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel tidak

diketahui karena tidak pernah dilakukan pengukuran mengenai jumlah mahasiswa

yang menggunakan aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara sebelumnya,

oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa jumlah populasi sangat banyak dan

sampel yang akan diambil ditentukan dengan menggunakan rumus Purba (Arianto

& Patilaya: 2018), yaitu:

Universitas Sumatera Utara


40

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = 1,96 score pada signifikan tertentu (derajat keyakinan ditentukan 95%)

Moe = Margin of Error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%

Maka ukuran sampel yang diperoleh, yaitu:

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 96 responden namun peneliti memutuskan untuk

membulatkan menjadi 100 responden sehingga lebih memudahkan perhitungan.

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah apabila:

1. Ha1: Terdapat pengaruh Flash sale terhadap keputusan pembelian impulsif

secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas

Sumatera Utara.

2. H01: Tidak terdapat pengaruh Flash sale terhadap keputusan pembelian

impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di

Universitas Sumatera Utara.

3. Ha2: Terdapat pengaruh Tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap keputusan

pembelian impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


41

4. H02: Tidak terdapat pengaruh Tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap

keputusan pembelian impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi

Shopee di Universitas Sumatera Utara.

5. Ha3: Terdapat pengaruh Flash sale dan tagline “Gratis Ongkir” Shopee

terhadap keputusan pembelian impulsif secara online pada mahasiswa

pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara.

6. H03: Tidak terdapat pengaruh Flash sale dan tagline “Gratis Ongkir” Shopee

terhadap keputusan pembelian impulsif secara online pada mahasiswa

pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara.

3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Flash Sale (Promosi Penjualan) (X1)

Menurut Agrawal dan Sareen (Zakiyyah: 2018), penjualan singkat atau flash

sales, merupakan bagian dari promosi penjualan yang memberi pelanggannya

penawaran khusus atau diskon untuk produk tertentu dalam waktu yang

terbatas.

2. Tagline (X2)

Secara verbal, tagline adalah sebuah pernyataan pendek yang terkait dengan

nama sebuah merek. Sebuah tagline biasanya terdiri antara tiga hingga lima

kata. Sedangkan menurut Prisgunanto (2006:96-97) tagline adalah sesuatu

yang menjadi „simbol‟ atau sesuatu yang mampu mewakili produk. Tagline ini

dapat memberikan gambaran menyeluruh terhadap produk yang memang

sedang dipromosikan ke pasar.

Universitas Sumatera Utara


42

3. Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

Pembelian impulsif merupakan kecenderungan konsumen untuk melakukan

pembelian secara spontan, tanpa pertimbangan dan cepat. Kondisi ini terjadi

saat pelanggan berada dalam situasi yang rasional, pelanggan sebenarnya

menyadari bahwa proses pembelian yang tidak terencana bukan merupakan

priotitas utama, namun pada kenyataannya konsumen kerap kali berada pada

situasi ini dan melakukan proses impulse buying secara berulang (Pradana &

Suparna: 2016).

3.6 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terhubung, yaitu variabel

bebas, Flash sale sebagai (X1), Tagline “Gratis ongkir” (X2), dan variabel terikat

yaitu Keputusan Pembelian Impulsif (Y).

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala


Ukur
Flash sale Promosi penjualan adalah aktivitas Frekuensi Promosi Likert
(Promosi pemasaran yang dilakukan dalam Kualitas Promosi Likert
Penjualan) jangka waktu tertentu dalam rangka Waktu Promosi Likert
(X1) mendorong pembelian konsumen, Ketepatan atau Likert
efektivitas penjualan, atau kesesuaian sasaran
mendorong upaya yang dilakukan promosi
oleh tenaga penjualan (sales force).
Tagline Tagline adalah sebuah frasa pendek, Familiarity Likert
(X2) singkat, dan mudah diingat yang (Keakraban)
menjadi „simbol‟ atau sesuatu yang Differentiation Likert
mampu mewakili produk. (perbedaan)
Message of value Likert

Universitas Sumatera Utara


43

(Pesan atau Nilai)


Keputusan Impulsive Buying adalah kondisi Spontanity Likert
Pembelian dimana calon pelanggan melakukan (Spontanitas)
Impulsif pembelian karena daya tarik, gairah Power, compulsion, Likert
(Y) atau motivasi tertentu. dan intensity.
Excitement & Likert
Simulation
Disregard for Likert
consequences
Sumber: Data diolah peneliti (2020)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Primer

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner melalui google form yang

akan dibagikan kepada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas

Sumatera Utara.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

melalui studi kepustakaan, penelitian terdahulu, dan data-data yang didapat

melalui internet.

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini skala pengukuran variabel yang digunakan untuk

mengetahui skor atau nilai dari tiap pernyataan adalah skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skala likert bisa 3, 4, 5, 6, 7, skala

tergantung kebutuhan (Situmorang dan Lufti, 2012:6).

Universitas Sumatera Utara


44

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. kemudian indikator tersebut dijasikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Dalam penentuan skor, penulis menggunakan alat pengukuran yang akan

ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor


1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RG) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono, (2006: 86-87)

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan untuk menguji pernyataan dalam kuesioner atau

angket yang telah dibuat sebelumnya oleh penulis dalam meneliti pengaruh flash

sale dan tagline “gratis ongkir” shopee terhadap keputusan pembelian impulsif

pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara. Uji

instrumen dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut sehingga

dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Uji instrumen dilakukan

melalui uji validitas dan uji reliabilitas.

3.9.1.1 Uji Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari instrumen untuk

mengukur secara aktual apa yang seharusnya dikur dan tidak ada kesalahan dalam

Universitas Sumatera Utara


45

penarikan kesimpulan dari data. Instrumen dikatakan valid (sahih) apabila

instrumen tersebut bisa mengukur apa yang hendak diukur. Nilai rtabel pada ɑ =

0,05 dengan derajat bebas df = n-2 = 98 pada uji dua arah adalah sebesar 0,1966

(didapat dari r tabel). Korelasi produk momen (Moment Product Correlation/

Pearson Correlation) merupakan metode yang sering digunakan untuk

memberikan penilaian validitas kuesioner dengan cara membandingkan skor tiap

butir pernyataan dengan skor total.

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi (rhitung)

x = Skor Variabel Independen

y = Skor Variabel Dependen

xy = Hasil Kali Skor Butir Dengan Skor Total

n = Jumlah Responden

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program Software

Statistic. Menurut Rusman (2015:37,40) pengujian validitas dilakukan dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Apabila rhitung > rtabel maka instrumen valid, begitupula sebaliknya.

2. Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka instrumen valid, jika sebaliknya tidak

valid.

3.9.1.2 Uji Reliabilitas

Secara umum, realiabilitas dari suatu pengukur menunjukkan bahwa

pengukuran yang dilakukan bebas dari kesalahan atau tanpa bias dan pengukuran

Universitas Sumatera Utara


46

tersebut konsisten dari waktu ke waktu dengan menggunakan item-item pada

instrumen yang sama. Dalam menghitung uji reliabilitas menggunakan rumus

sebagai berikut, Ghozali (Barus, 2019:34):

Keterangan:

ɑ = Koefisien reliabilitas

r = Korelasi antar item

k = Jumlah Item

Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh

pertanyaan/pernyataan. Jika nilai alpha > 0,60 disebut maka instrumen tersebut

memiliki reliabilitas yang baik dan terpercaya (reliable) dan sebaliknya jika nilai

alpha lebih kecil dari < 0,60 maka instrumen tersebut tidak terpercaya.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu model regresi,

suatu variabel independen dan variabel dependen ataupun keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak normal dengan tujuan apakah jumlah sampel yang

diambil tersebut sudah representative atau belum sehingga kesimpulan penelitian

yang diambil dari sejumlah sampel bisa dipertanggung jawabkan. Apabila suatu

variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji statistik akan mengalami

penurunan. Teknik yang digunakan yaitu dengan analisis Kolmogorov-Smirnov,

grafik histogram, dan grafik P P-Plot. Kriteria uji normalitas, yaitu:

a. Apabila nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal.

Universitas Sumatera Utara


47

b. Apabila nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05 berarti distribusi sampel adalah

normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan atau menguji ada

tidaknya interkolerasi (hubungan yang kuat) antar variabel bebas (independen).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang

berarti akan memengaruhi variabel terikatnya (dependen). Pendugaan tersebut

akan dapat dipertanggung-jawabkan apabila tidak terjadinya interkolerasi

(multikolinearitas) di antara variabel-variabel independen.

Adanya hubungan linear antarvariabel independen akan mengakibatkan

kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependennya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

interkolerasi diantara variabel independen (tidak adanya multikolinearitas).

Untuk menguji multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode Tolerance

dan VIF (Variance Inflation Factor) masing-masing variabel independen.

a. Jika nilai Tolerance lebih besar > 0,10 maka dapat disimpulkan data bebas

dari gejala multikolinearitas.

b. Jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala

multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi

residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila asumsi

tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka akan berakibat pada

sebuah keraguan atau ketidakakuratan pada suatu hasil analisis regresi yang

Universitas Sumatera Utara


48

dilakukan. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

3.10 Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda (multiple linear regression) merupakan perluasan

dari regresi linear sederhana, dimana terdapat satu respon variabel (dependen)

dengan lebih dari satu predictor variabel. dengan kata lain, analisis regresi linear

berganda digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen

dengan dua atau lebih variabel independen. Adapun untuk memperoleh hasil dari

model regresi linear berganda adalah sebagai berikut, Latan (2014:191):

Y = ɑ + ß1 X1 + ß2 X2 + ß3 X3 +……….. ß11X11 + ɛ

Dimana:

Y = Merupakan variabel dependen

X123 = Merupakan variabel independen

ɑ = Merupakan intercept/ konstanta

ß123 = Merupakan slope/ koefisien regresi untuk masing-masing varibel bebas

ɛ = Merupakan error term/ variabel error

3.11 Uji Hipotesis

3.11.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial atau pengaruh antar tiap variabel independen terhadap variabel dependen

apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5% atau sebesar 0,05 (two tailed test) dengan derajat bebas df

= n-k = 97, maka dapat diperoleh nilai ttabel sebesar 1,984 (didapat dari T tabel).

Pengambilan keputusan pada Uji T didasarkan oleh:

Universitas Sumatera Utara


49

1. Thitung < Ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat

atau H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Thitung > Ttabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat atau

H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Apabila probabilitas (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak

4. Apabila probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima.

3.11.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel secara

keseluruhan terhadap variabel dependen dan dilakukan untuk menggetahui

pengaruh tersebut secara signifikan. Pengambilan keputusan pada uji F

didasarkan oleh:

1. Apabila Fhitung > Ftabel maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap

variabel terikat (Y), maka H0 ditolak. Begitu pula sebaliknya sehingga H0

diterima.

2. Apabila signifikansi (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak atau signifikan,

sebaliknya H0 diterima.

3.11.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel independent atau predictor yang digunakan. Range

nilai dari R2 adalah 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin mendekati nol berarti model

tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya

semakin mendekati satu model semakin baik (Situmorang & Lufti, 2012:154).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Singkat Shopee

Shopee mulai memasuki pasar Indonesia sejak bulan Desember tahun

2015 lalu. Dibandingkan para pesaingnya seperti Tokopedia, BukaLapak, OLX,

dan lainnya, maka Shopee dapat dibilang sebagai pendatang baru dibidang

marketplace ini. Shopee didirikan oleh Chris Feng yang merupakan lulusan

terbaik dari Universitas Singapura. Shopee mempercayai bahwa belanja online

harus dapat diakses dengan mudah dan menyenangkan. Shopee berasal dari

Singapura dan merupakan bagian dari Sea Company merupakan wadah yang

secara khusus disesuaikan untuk kebutuhan pasar Asia Tenggara, yang

menyediakan pengalaman belanja online yang mudah, aman, dan fleksibel untuk

para pelanggan melalui sistem pembayaran dan dukungan sistem logistik yang

kuat. Sejak diperkenalkan pada tahun 2015, saat ini Shopee sudah memperluas

jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Kantor Shopee di Indonesia berkantor pusat di Wisma 77 Tower 2 Lantai

11, Jl. Letjen S. Parman Kav. 77 Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. Shopee

memperkenalkan sistem barunya yaitu mobile online marketplace, dimana Shopee

hanya berperan sebagai aplikasi yang menyediakan wadah untuk bertemunya

penjual dan pembeli secara langsung. Shopee menarik perhatian konsumen sejak

kemunculannya pertama kali di Indonesia karena berani menawarkan gratis biaya

50

Universitas Sumatera Utara


51

pengiriman ke seluruh Indonesia tanpa minimal pembelian dengan beberapa

syarat dan ketentuan yang berlaku. Penawaran ini mendapatkan respon positif dari

masyarakat karena Shopee merupakan marketplace pertama yang melakukan hal

tersebut. Hingga kini tagline „Gratis Ongkir Ke Seluruh Indonesia‟ masih

melekat dibenak konsumen. Namun seiring dengan berkembangnya marketplace

Shopee di Indonesia, Shopee mulai menerapkan minimal belanja agar mendapat

gratis ongkos kirim dan subsidi biaya pengiriman yang diberikan oleh Shopee

tidak sebanyak dulu. Namun, hal ini tidak menyurutkan antusiasme masyarakat

terhadap Shopee karena berdasarkan Map e-Commerce yang dirilis oleh

iprice.co.id, Shopee berhasil mempertahankan posisi pertamanya sebagai top e-

commerce selama sepuluh kuartal berturut-turut berdasarkan ranking di PlayStore.

Gambar 4.1
Logo Shopee

Sumber: Shopee.co.id (2020)

Shopee memiliki berbagai pilihan produk yang sangat lengkap, mulai dari

perlengkapan rumah tangga, perlengkapan ibu dan anak, peralatan elektronik,

pakaian pria dan wanita, perlengkapan bayi, aksesoris, produk perawatan

kesehatan dan kecantikan, dan lain sebagainya. Shopee juga memiliki fitur harga

termurah yang memungkinkan konsumen mendapatkan harga termurah dari

Universitas Sumatera Utara


52

produk yang dicarinya. Selain itu Shopee juga dilengkapi dengan sistem Garansi

Shopee, yaitu suatu perlindungan untuk pembeli dengan cara menahan dana

pembeli sampai ada konfirmasi dari pembeli bahwa barang sudah diterima dengan

baik atau pihak jasa kirim mengonfirmasikan bahwa pesanan sudah sampai ke

lokasi pengiriman. Setelah sistem menerima konfirmasi tersebut, dana akan

diteruskan ke rekening penjual. Hal ini membuat konsumen sangat percaya dan

merasa aman saat berbelanja di Shopee.

4.1.2 Visi Dan Misi

Shopee hadir di Indonesia dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan

e-commerce dengan berbagai jenis penawaran yang dihadirkan. Shopee hadir

sebagai mobile marketplace dengan visi dan misi sebagai berikut.

a. Visi

“Menjadi mobile marketplace nomor 1 di Indonesia”

b. Misi

“Mengembangkan jiwa kewirasusahaan bagi para penjual di Indonesia”

4.2 Penyajian Data

4.2.1 Deskripsi Identitas Responden

Identitas responden yang terdapat pada penelitian ini meliputi jenis

kelamin, usia, penghasilan/ uang saku per bulan, dan berapa kali melakukan

pembelian di Shopee. Identitas responden yang diperoleh oleh peneliti sebagai

berikut:

Universitas Sumatera Utara


53

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, responden dalam penelitian ini dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil analisis data untuk jenis

kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


1. Laki-Laki 23 23%
2. Perempuan 77 77%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas pengguna

Shopee di Universitas Sumatera Utara adalah mahasiswa berjenis kelamin

perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen perempuan memiliki minat

lebih tinggi dalam berbelanja di Shopee karena umumnya perempuan memiliki

kebutuhan yang lebih banyak dibandingkan laki-laki dan lebih mudah tergoda

oleh penawaran menarik seperti diskon sehingga lebih memungkinkan melakukan

pembelian impulsif.

2. Usia Responden

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan usia dalam penelitian

ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase (%)


1. 17 – 20 Tahun 35 35%
2. 21 – 24 Tahun 64 64%
3. 25 – 28 Tahun 1 1%
4. > 29 Tahun - -
Total 100 100%

Universitas Sumatera Utara


54

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa responden terbanyak

berasal dari usia 21 -24 tahun. Hal ini dapat disebabkan karena semakin

dewasanya seseorang, maka kebutuhannya akan semakin banyak dan untuk

melengkapi kebutuhan tersebut mahasiswa dari usia 21 -24 tahun biasanya lebih

memilih berbelanja online karena lebih efesien dari segi waktu dan biaya daripada

berbelanja offline.

3. Penghasilan / Uang Saku Per Bulan

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan penghasilan / uang

saku per bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan / Uang Saku Per Bulan

No. Penghasilan/ Uang Saku Jumlah Persentase (%)


1. < Rp 500.000 43 43%
2. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 34 34%
3. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 17 17%
4. > Rp 2.000.000 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa 43% atau sebanyak 43 orang

responden menjawab memiliki penghasilan/ uang saku kurang dari Rp 500.000

/bulan. Mayoritas responden menjawab demikian karena status mereka yang

masih mahasiswa dan masih mengandalkan uang saku dari orang tua mereka.

4. Frekuensi Pembelian

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan berapa kali melakukan

pembelian di Shopee dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


55

Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Berapa Kali Melakukan Pembelian di
Shopee

No. Pembelian Jumlah Persentase (%)


1. 2 kali 27 27%
2. 3 – 5 kali 27 27%
3. > 10 kali 46 46%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2020)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden

sebanyak 46% menjawab pernah melakukan pembelian lebih dari 10 kali di

Shopee. Peneliti menganggap responden yang melakukan pembelian lebih dari 2

kali memenuhi syarat untuk mengisi kuesioner karena telah sering berbelanja di

Shopee sehingga responden secara otomatis dianggap menginggat promosi yang

dilakukan oleh Shopee.

4.2.2 Variabel Flash sale (X1)

Dalam mengukur variabel Flash sale, peneliti menggunakan 4 indikator,

yaitu frekuensi promosi, kualitas promosi, waktu promosi, dan ketepatan atau

kesesuaian sasaran promosi. Berikut ini akan disajikan tabel-tabel pendistribusian

dari pernyataan yang peneliti ajukan kepada 100 responden.

1. Frekuensi Promosi

Frekuensi promosi menunjukkan seberapa sering suatu promosi dilakukan

sehingga dapat meninggalkan kesan dan mencapai kesadaran tertentu dibenak

konsumen. Berikut ini merupakan tabel distribusi data untuk pernyataan mengenai

frekuensi promosi.

Universitas Sumatera Utara


56

Tabel 4.5
Jawaban Responden Tentang Flash sale yang sering dilakukan oleh Shopee
membuat saya mengingat promosi tersebut

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 37 37%
2. Setuju 45 45%
3. Netral 17 17%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Hasil dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa 17 orang responden

menjawab netral dan 1 orang menjawab tidak setuju pada pernyataan yang

diajukan oleh peneliti. Hal ini dapat terjadi dikarenakan frekuensi Shopee dalam

memasarkan program promosi flash sale tidak dilakukan sesering mungkin

sehingga tidak dapat menjangkau responden tersebut yang berakibat pada

konsumen yang tidak mengingat program promosi flash sale. Sebuah program

promosi harus dilakukan lebih dari satu kali atau sesering mungkin untuk

membuat kesan dan meningkatkan kesadaran konsumen atas program promosi

yang sedang berlangsung.

Tabel 4.6
Jawaban Responden Tentang Shopee sering mengadakan flash sale secara
besar-besaran pada beberapa tanggal tertentu setiap tahunnya (seperti 6.6,
9.9, dan 12.12)

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 64 64%
2. Setuju 32 32%
3. Netral 4 4%
4. Tidak Setuju - -

Universitas Sumatera Utara


57

Lanjutan Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Shopee sering mengadakan


flash sale secara besar-besaran pada beberapa tanggal
tertentu setiap tahunnya (seperti 6.6, 9.9, dan 12.12)
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebanyak 64

responden dengan persentase 64% menyatakan sangat setuju, 32% responden

menyatakan setuju, dan 4 responden menyatakan netral. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden menyetujui bahwa Shopee sering

selakukan promosi (flash sale) pada tanggal-tanggal unik. Hal ini membuktikan

bahwa responden sudah terekspos oleh pesan iklan yang memasarkan program

promosi tersebut karena sudah sering mendengar dan melihat program promosi

tesebut.

2. Kualitas Promosi

Kualitas promosi menunjukkan seberapa baik suatu promosi dilakukan

oleh perusahaan. Berikut ini merupakan tabel distribusi data untuk pernyataan

mengenai kualitas promosi.

Tabel 4.7
Jawaban Responden Tentang Flash sale yang dilakukan oleh Shopee
membuat saya tertarik untuk melakukan transaksi di Shopee

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 40 40%
2. Setuju 44 44%
3. Netral 15 15%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%

Universitas Sumatera Utara


58

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa

sebanyak 44 orang responden dengan persentase 44% menyetujui bahwa program

flash sale yang dilakukan oleh Shopee membuat mereka tertarik untuk mulai

melakukan transaksi di Shopee. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

program flash sale yang dilakukan oleh Shopee terbukti dapat menarik konsumen

untuk berbelanja pada aplikasi mereka.

Tabel 4.8
Jawaban Responden Tentang Flash sale menarik banyak pelanggan baru
untuk berbelanja di Shopee

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 36 36%
2. Setuju 54 54%
3. Netral 10 10%
4. Tidak Setuju - -%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 54 orang responden dengan

persentase 54% menyatakan setuju atas pernyataan yang diberikan. Dari data

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa program flash sale yang dilakukan oleh

Shopee menarik lebih banyak orang untuk berbelanja melalui aplikasi mereka.

Murahnya harga barang yang ditawarkan pada sesi flash sale menjadi daya tarik

bagi konsumen baru yang berharap dapat membeli barang yang mereka inginkan

dengan harga yang sama.

Universitas Sumatera Utara


59

3. Waktu Promosi

Waktu promosi menunjukkan seberapa lamanya atau tenggang waktu

suatu promosi dilakukan untuk menarik minat konsumen. Berikut ini merupakan

tabel distribusi data mengenai pernyataan waktu promosi.

Tabel 4.9
Jawaban Responden Tentang Saya merasa Flash sale yang diadakan oleh
Shopee berlangsung diwaktu yang sangat tepat

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 19 19%
2. Setuju 37 37%
3. Netral 43 43%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tidak semua responden merasa bahwa

flash sale berlangsung diwaktu yang tepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya 43

responden yang menjawab netral dan 1 responden menjawab tidak setuju. Hal ini

bisa disebabkan karena jam pengadaan flash sale yang mungkin kurang sesuai

dengan keinginan konsumen. Diketahui pula bahwa flash sale dengan potongan

harga terbesar memang sering dilakukan saat tengah malam sehingga waktunya

dianggap kurang sesuai dengan keinginan konsumen.

Tabel 4.10
Jawaban Responden Tentang Waktu untuk tiap sesi flash sale Shopee
dilakukan pada waktu tertentu saja

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 27 27%
2. Setuju 53 53%

Universitas Sumatera Utara


60

Lanjutan Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang waktu untuk tiap sesi flash
sale Shopee dilakukan pada waktu tertentu saja
3 Netral 19 19%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sebanyak 53 orang responden setuju

bahwa flash sale yang diadakan oleh Shopee berlangsung hanya pada waktu

tertentu saja. Shopee sendiri mengadakan flash sale beberapa kali dalam sehari

(pukul 12.00, 18.00, 21.00, dan 00.00 WIB) dan berlangsung dalam jangka waktu

tertentu saja.

4. Ketepatan atau Kesesuaian Sasaran Promosi

Ketepatan atau kesesuaian sasaran konsumen dilakukan oleh perusahaan

untuk dapat menjangkau pasar sasaran/ target pasar yang mereka inginkan.

Berikut ini disajikan tabel distribusi data dari pernyataan ketepatan atau

kesesuaian sasaran promosi.

Tabel 4.11
Jawaban Responden Tentang Saya merasa program flash sale membuat saya
lebih sering berbelanja di Shopee daripada di marketplace lainnya

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 27 27%
2. Setuju 37 37%
3. Netral 27 27%
4. Tidak Setuju 8 8%
5. Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Universitas Sumatera Utara


61

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 27%

responden sangat setuju dan sebanyak 37% responden setuju atas pernyataan yang

diberikan. Dilihat dari hal ini maka dapat disimpulkan bahwa program flash sale

yang dilakukan oleh Shopee berhasil membawa konsumen untuk lebih sering

berbelanja di aplikasi mereka dibandingkan berbelanja di aplikasi pesaing.

Tabel 4.12
Jawaban Responden Tentang Program flash sale Shopee sesuai dengan
keinginan saya sebagai konsumen

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 23 23%
2. Setuju 38 38%
3. Netral 34 34%
4. Tidak Setuju 5 5%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

merasa setuju bahwa program flash sale sesuai dengan kebutuhan mereka sebagai

konsumen. Hasil ini menunjukkan bahwa Shopee sudah berhasil memilih program

yang tepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

4.2.3 Variabel Tagline (X2)

1. Familiarity (Keakraban)

Faktor familiarity (keakraban) dari sebuah tagline termasuk salah satu

faktor yang penting dalam pengambilan keputusan konsumen karena konsumen

cenderung untuk memilih produk yang sudah mereka kenal daripada produk yang

tidak mereka kenal sebelumnya. Berikut ini disajikan tabel distribusi dari

pernyataan mengenai indikator familiarity (keakraban).

Universitas Sumatera Utara


62

Tabel 4.13
Jawaban Responden Tentang Saya sering melihat tagline „Gratis Ongkir‟
Shopee diberbagai media (cetak, elektronik, internet)

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 56 56%
2. Setuju 37 37%
3. Netral 7 7%
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 56 orang responden atau

sebanyak 56% dari total 100 responden yang mengisi kuesioner menyatakan

sangat setuju atas pernyataan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden merasa akrab dengan tagline „Gratis Ongkir‟ dari Shopee.

Responden sering mendengar tagline tersebut melalui berbagai media seperti

media cetak dan media elektronik yang membuat mereka merasa akrab dengan

tagline tersebut.

Tabel 4.14
Jawaban Responden Tentang Tagline „Gratis Ongkir‟ mengingatkan saya
pada Shopee

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 49 49%
2. Setuju 31 31%
3. Netral 18 18%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Universitas Sumatera Utara


63

Berdasarkan tabel 4.14 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden

merasa sangat setuju bahwa tagline gratis ongkir mengingatkan mereka kepada

Shopee. Hal ini membuktikan bahwa tagline gratis ongkir sudah menjadi ciri

khas Shopee sehingga saat mendengar tagline tersebut, responden secara otomatis

akan teringat dengan Shopee

2. Differentiation (Perbedaan)

Suatu tagline haruslah memiliki perbedaan (differentiation) atau ciri unik

agar konsumen dapat mengingat tagline tersebut. Berikut ini disajikan tabel

distribusi dari pernyataan mengenai differentiation (perbedaan).

Tabel 4.15
Jawaban Responden Tentang Shopee identik dengan memberikan gratis
ongkos kirim sesuai dengan yang dijanjikan dalam tagline

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 35 35%
2. Setuju 46 46%
3. Netral 17 17%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa sebanyak 46 orang responden setuju

dengan pernyataan yang diberikan yang artinya mayoritas responden merasa

bahwa Shopee selalu memberikan voucher gratis biaya pengiriman seperti yang

tertera pada tagline mereka. Hal ini membuktikan bahwa Shopee menepati

janjinya untuk memberikan pelayanan gratis ongkos kirim terhadap

konsumennya.

Universitas Sumatera Utara


64

Tabel 4.16
Jawaban Responden Tentang Voucher gratis ongkos kirim yang diberikan
oleh Shopee lebih banyak dibandingkan marketplace yang lain

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 31 31%
2. Setuju 46 46%
3. Netral 20 20%
4. Tidak Setuju 3 3%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan data dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa jawaban terbanyak

berada di kategori setuju yang menunjukkan bahwa sebanyak 46 orang responden

menyetujui pernyataan yang diberikan oleh peneliti yang artinya mayoritas

responden merasa Shopee memberikan voucher gratis ongkir lebih banyak

dibandingkan marketplace lainnya.

Shopee memang diketahui memberikan beberapa voucher gratis biaya

pengiriman setiap bulannya yang dapat dipakai dengan menggunakan beberapa

metode pembayaran seperti Shopeepay, transfer bank, maupun pembayaran

melalui Indomaret dan Alfamart. Maka tidak heran, bila pada pernyataan

sebelumnya responden juga menyetujui bahwa tagline gratis ongkos kirim

mengingatkan responden terhadap Shopee.

3. Message of value (pesan atau nilai)


Suatu tagline haruslah dapat menyampaikan pesan promosi yang ingin

disampaikan perusahaan sehingga dapat membuat konsumen tertarik dengan

produk yang sedang ditawarkan. Berikut ini disajikan tabel distribusi mengenai

indikator message of value (pesan atau nilai).

Universitas Sumatera Utara


65

Tabel 4.17
Jawaban Responden Tentang Bintang iklan (Christiano Ronaldo dan
Blackpink) yang digunakan Shopee membuat saya yakin berbelanja di
Shopee

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 18 18%
2. Setuju 28 28%
3. Netral 33 33%
4. Tidak Setuju 12 12%
5. Sangat Tidak Setuju 9 9%
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.17 dapat dilihat bahwa sebanyak 18 responden merasa sangat

setuju dan 28 responden merasa setuju dengan pernytaan bahwa bintang iklan

yang digunakan oleh Shopee membuat konsumen merasa lebih yakin untuk

berbelanja di Shopee. Bintang iklan yang digunakan haruslah mempunyai

penampilan yang menarik, kredibilitas yang tinggi, dan memiliki tingkat

popularitas yang tinggi di masyarakat. Beberapa faktor tersebut dapat membuat

bintang iklan memiliki pengaruh (power) untuk memengaruhi konsumen agar

melakukan pembelian. Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa mayoritas responden merasa Christiano Ronaldo dan Blackpink memenuhi

kriteria tersebut sehingga dapat memengaruhi konsumen untuk berbelanja di

Shopee.

Tabel 4.18
Jawaban Responden Tentang Promosi gratis ongkos kirim dan harga murah
membuat saya ingin belanja di Shopee

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 53 53%
2. Setuju 34 34%

Universitas Sumatera Utara


66

Lanjutan Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Promosi gratis ongkos kirim
dan harga murah membuat saya ingin belanja di Shopee
No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
3. Netral 13 13%
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.18 dapat dilihat bahwa sebanyak 53 orang responden (53%)

menjawab sangat setuju terhadap penyataan yang diberikan oleh peneliti.

Sebagaimana yang diketahui selama ini, Shopee menjadi populer berkat tagline

„Gratis Ongkir‟ mereka yang membuat konsumen tertarik untuk melakukan

pembelian karena dijanjikan bebas biaya pengiriman. Selain itu program flash

sale yang dilakukan oleh Shopee memang sangat dikenal karena memberikan

potongan harga yang cukup besar untuk beberapa produk tertentu sehingga dapat

menarik konsumen untuk melakukan pembelian.

4.2.4 Variabel Keputusan pembelian impulsif (Y)

1. Spontanity (Spontanitas)

Spontanity (Spontanitas) memiliki arti bahwa pembelian impulisf terjadi

secara tidak terduga dan memotivasi konsumen untuk membeli pada saat itu juga

(tidak direncanakan). Berikut ini disajikan tabel distribusi dari pernyataan

mengenai spontanity (spontanitas).

Tabel 4.19
Jawaban Responden Tentang Saya akan langsung membeli produk yang
menarik bagi saya pada program flash sale

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 25 25%

Universitas Sumatera Utara


67

Lanjutan Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Saya akan langsung membeli
produk yang menarik bagi saya pada program flash sale.
2. Setuju 38 38%
3. Netral 34 34%
4. Tidak Setuju 3 3%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 orang responden

menjawab sangat setuju, 38 orang responden atau sebesar 38% dari total 100

responden menyetujui pernyataan yang diberikan oleh peneliti, 34 orang

responden menjawab netral, dan sisanya memilih tidak setuju. Berdasarkan hasil

perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak

berencana untuk membeli barang saat sesi flash sale namun memiliki dorongan

untuk membeli barang yang menurut mereka menarik dengan mempertimbangkan

beberapa faktor seperti potongan harga saat sesi flash sale dan promosi gratis

ongkos kirim. Pembelian ini terjadi secara tidak terduga dan memotivasi mereka

untuk melakukan pembelian saat itu juga.

Tabel 4.20
Jawaban Responden Tentang Saya langsung melakukan pembelian karena
potongan harga yang ditawarkan dan dijanjikan ongkos kirim seperti yang
tertera pada tagline

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 25 25%
2. Setuju 51 51%
3. Netral 22 22%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%

Universitas Sumatera Utara


68

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.20 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 orang responden

menjawab sangat setuju dan 51 orang responden menjawab setuju dengan

pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Mayoritas responden merasa bahwa

potongan harga saat sesi flash sale dan tagline „Gratis Ongkir‟ membuat mereka

secara spontan melakukan pembelian saat sesi flash sale. Sebanyak 22 orang

menjawab netral dan sisanya menjawab tidak setuju. Responden yang memilih

jawaban tersebut mungkin memiliki faktor lain yang dapat mendorong mereka

melakukan pembelian namun tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti desain

website/ aplikasi, tanggapan penjual, penilaian toko, dan lainnya.

2. Power, Compulsion, dan Intensity


Faktor Power, compulsion, dan intensity menyebabkan munculnya

motivasi untuk mengesampingkan hal-hal lain dan bertindak secepatnya. Dalam

hal ini berarti konsumen memiliki motivasi untuk secepatnya membeli produk

yang diinginkan dan mengesampingkan faktor-faktor lain yang mungkin lebih

penting. Berikut ini disajikan tabel distribusi dari pernyataan mengenai power,

compulsion, dan intensity.

Tabel 4.21
Jawaban Responden Tentang Shopee memiliki kemampuan untuk
memengaruhi saya agar melakukan pembelian

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 32 32%
2. Setuju 43 43%
3. Netral 22 22%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%

Universitas Sumatera Utara


69

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.21 dapat dilihat bahwa sebanyak 43 orang responden dengan

persentase sebanyak 43% merasa setuju dengan pernyataan yang diberikan oleh

peneliti. Mayoritas responden merasa setuju bahwa Shopee memiliki kemampuan

untuk mendorong mereka melakukan pembelian. Kemampuan Shopee untuk

mendorong pembelian konsumen tidak terlepas dari strategi pemasaran mereka

yang berhasil memberikan awareness kepada masyarakat mengenai website/

aplikasi mereka sehingga banyak orang yang tertarik untuk mengunduh aplikasi

atau membuka website mereka hingga melakukan pembelian.

Tabel 4.22
Jawaban Responden Tentang Saya merasakan kebutuhan untuk membeli
barang yang belum saya miliki sebelumnya pada sesi flash sale karena harga
yang ditawarkan lebih murah

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 29 29%
2. Setuju 49 49%
3. Netral 21 21%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.22 diatas dapat dilihat jawaban terbanyak berada dikategori

setuju sebanyak 49% dan kategori sangat setuju dengan persentase 29%. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden merasakan kebutuhan yang mendesak

untuk memiliki suatu barang sehingga secara spontan membeli produk tersebut

saat sesi flash sale. Harga barang yang ditawarkan saat sesi flash sale biasanya

dibawah harga normal sehingga kondisi tersebut semakin didorong oleh faktor ini.

Universitas Sumatera Utara


70

Hasil yang dapat ditarik dari penjelasan tersebut yaitu sebanyak 78 orang

responden menyetujui pernyataan bahwa mereka merasakan kebutuhan untuk

membeli barang yang belum mereka miliki saat sesi flash sale (berada di kategori

setuju dan sangat setuju).

Tabel 4.23
Jawaban Responden Tentang Saya merasakan dorongan untuk mencoba
mendapatkan barang yang saya inginkan dengan harga murah pada sesi
flash sale

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 29 29%
2. Setuju 55 55%
3. Netral 15 15%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.23 diatas dapat dilihat bahwa jawaban terbanyak terdapat

pada kategori setuju dengan persentase sebanyak 55% dan kategori sangat setuju

sebanyak 29%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden merasa setuju

bahwa mereka merasakan dorongan dalam diri mereka untuk mencoba memiliki

barang yang mereka inginkan saat sesi flash sale sehingga akan mendapatkan

harga yang lebih murah daripada harga normal.

3. Excitement dan Simulation

Excitement dan Simulation, dapat diartikan sebagai keinginan membeli

secara tiba-tiba yang seringkali diikuti oleh emosi seperti exciting

(menyenangkan), thrilling (mendebarkan), atau wild (sembrono). Berikut ini

disajikan tabel distribusi untuk pernyataan mengenai excitement dan simulation.

Universitas Sumatera Utara


71

Tabel 4.24
Jawaban Responden Tentang Saya merasa antusias untuk berbelanja di
Shopee pada sesi flash sale karena potongan harga yang diberikan dan
penawaran gratis ongkos kirim

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 30 30%
2. Setuju 52 52%
3. Netral 18 18%
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Pada tabel 4.24 diatas dapat dilihat bahwa jawaban terbanyak berada di

kategori setuju dengan persentase sebanyak 52% dan kategori sangat setuju

dengan persentase sebanyak 30%. Data diatas menunjukkan bahwa mayoritas

responden merasa bahwa potongan harga saat sesi flash sale serta tawaran gratis

ongkos kirim seperti yang tertera pada tagline membuat mereka antusias untuk

berbelanja di Shopee

Tabel 4.25
Jawaban Responden Tentang Saya selalu memiliki dorongan keinginan kuat
untuk berbelanja pada sesi flash sale Shopee karena memiliki pengalaman
berbelanja yang baik pada aplikasi tersebut

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 24 24%
2. Setuju 50 50%
3. Netral 23 23%
4. Tidak Setuju 3 3%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Universitas Sumatera Utara


72

Pada tabel 4.25 diatas dapat dilihat bahwa jawaban terbanyak berada di

kategori setuju dengan persentase sebanyak 50% dan kategori sangat setuju

dengan persentase 24%. Hal ini menunjukkan mayoritas responden merasa setuju

bahwa mereka memiliki keinginan kuat untuk berbelanja di Shopee saat sesi flash

sale karena memiliki pengalaman berbelanja yang baik pada aplikasi tersebut.

4. Disregard for consequence

Faktor disregard for consequence menyebabkan keinginan untuk membeli

tidak dapat ditolak konsumen sehingga mengabaikan konsekuensi yang mungkin

akan terjadi. Berikut ini disajikan tabel distribusi untuk pernyataan mengenai

disregard for consequence.

Tabel 4.26
Jawaban Responden Tentang Saya membeli produk yang ditawarkan pada
sesi flash sale meskipun saya tidak terlalu membutuhkannya (misalnya:
membeli hanya untuk memuaskan rasa penasaran, harga sedang murah,
atau dijadikan stock saja)

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 21 21%
2. Setuju 28 28%
3. Netral 29 29%
4. Tidak Setuju 17 17%
5. Sangat Tidak Setuju 5 5%
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.26 dapat dilihat bahwa sebanyak 21 responden

menjawab sangat setuju dan 28 responden menjawab setuju dengan pernyataan

yang diberikan. Mayoritas responden menyetujui bahwa mereka secara spontan

membeli barang saat sesi flash sale karena tergiur oleh harga yang sedang murah

Universitas Sumatera Utara


73

atau hanya untuk memuaskan rasa penasaran terhadap produk tersebut walaupun

tidak terlalu membutuhkannya.

Tabel 4.27
Jawaban Responden Tentang Saya akan langsung membeli produk yang
ditawarkan pada sesi flash sale meskipun barang tersebut kemungkinan
besar terlihat berbeda dari display yang ditampilkan

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 11 21%
2. Setuju 22 28%
3. Netral 30 29%
4. Tidak Setuju 22 17%
5. Sangat Tidak Setuju 14 5%
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa sebanyak 22 orang responden

menyatakan setuju dan sebanyak 11 orang menjawab sangat setuju dengan

pernyataan yang diberikan. Pada saat membeli barang flash sale biasanya

konsumen sudah mengetahui salah satu resiko yang mungkin diterimanya, yaitu

kemungkinan bahwa barang tersebut kemungkinan besar terlihat berbeda dari

display yang ditampilkan. Konsumen mengetahui resiko ini namun memilih

mengabaikannya karena tergiur oleh harga murah yang ditawarkan dan hanya

untuk memuaskan rasa penasarannya saja.

Tabel 4.28
Jawaban Responden Tentang Saya lebih memilih membeli saat sesi flash sale
Shopee dan mengabaikan kemungkinan bahwa marketplace lain menjual
produk tersebut dengan harga yang lebih murah

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 12 21%
2. Setuju 36 28%

Universitas Sumatera Utara


74

Lanjutan Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Saya lebih memilih membeli
saat sesi flash sale Shopee dan mengabaikan kemungkinan
bahwa marketplace lain menjual produk tersebut dengan
harga yang lebih murah
3. Netral 38 29%
4. Tidak Setuju 9 17%
5. Sangat Tidak Setuju 2 5%
Total 100 100%
Sumber: Hasil pengolahan data primer (2020)

Berdasarkan tabel 4.28 dapat dilihat bahwa sebanyak 12 responden

menjawab sangat setuju dan 36 orang responden menjawab setuju pernyataan

yang diberikan. Mayoritas responden menyetujui bahwa mereka lebih memilih

untuk membeli saat sesi flash sale di Shopee dan mengabaikan kemungkinan

bahwa marketplace lain mungkin menjual produk tersebut dengan harga yang

lebih murah. Shopee mengadakan flash sale pada pukul tertentu saja dan dalam

waktu yang terbatas, oleh karena itu kebanyakan konsumen terburu-buru dalam

membuat keputusan sehingga tidak sempat memeriksa harga di marketplace

lainnya.

4.3 Metode Analisis Data

4.3.1 Uji Instrumen

4.3.1.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah salah satu uji instrumen yang digunakan untuk

mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pada penelitian ini, peneliti

menyebar kuesioner kepada 100 orang responden. Untuk mengetahui validitas

setiap item pernyataan dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan kolom r hitung

dan rtabel. Apabila nilai rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Universitas Sumatera Utara


75

Nilai rtabel pada ɑ = 0,05 dengan derajat bebas df = n-2 = 98 pada uji dua arah

adalah sebesar 0,196.

1. Uji Validitas Flash sale (X1)

Uji validitas kuesioner untuk variabel flash sale (X1) dalam penelitian ini

dlakukan kepada 100 orang responden dengan df sebanyak 98 responden dan rtabel

sebesar 0,196. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.29
Uji Validitas Flash sale (X1)

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


1. Flash sale yang sering 0.592 Valid
dilakukan oleh Shoppe
membuat saya mengingat
promosi tersebut.
2. Shopee sering mengadakan 0.456 Valid
flash sale secara besar-besaran
pada beberapa tanggal tertentu
setiap tahunnya (seperti 6.6, 9.9,
dan 12.12).
3. Flash sale yang diadakan oleh 0.673 Valid
Shopee membuat saya tertarik 0.196
untuk melakukan transaksi di
Shopee.
4. Flash sale menarik banyak 0.681 Valid
pelanggan baru untuk berbelanja
di Shopee.
5. Saya merasa flash sale yang 0.490 Valid
dilakukan oleh Shopee
berlangsung diwaktu yang
sangat tepat.
6. Waktu untuk tiap sesi flash sale 0.470 Valid

Universitas Sumatera Utara


76

Shopee dilakukan pada waktu


tertentu saja.
7. Saya merasa program flash sale 0.679 Valid
membuat saya lebih sering
berbelanja di Shopee daripada di
marketplace lainnya.
8. Program flash sale Shopee 0.697 Valid
sesuai dengan keinginan saya
sebagai konsumen
Sumber: Hasil pengolahan data (2020)

Tabel 4.29 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel Flash

sale (X1) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, yaitu 0.196. Berdasarkan

hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 8 (delapan) butir pernyataan pada

variabel Flash sale (X1) tersebut dinyatakan valid dan sudah layak dijadikan

pengukuran variabel penelitian.

2. Uji Validitas Variabel Tagline (X2)

Uji validitas kuesioner untuk variabel Tagline (X2) dalam penelitian ini

dilakukan kepada 100 responden dengan degree of freedom (df) sebanyak 98

responden. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.30
Uji Validitas Tagline (X2)

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


1. Saya sering melihat tagline 0.461 Valid
Shopee di berbagai media
(cetak, elektronik, internet).
0.196
2. Tagline “Gratis Ongkir” 0.658 Valid
mengingatkan saya pada
Shopee.

Universitas Sumatera Utara


77

3. Shopee identik dengan 0.656 Valid


memberikan gratis ongkir sesuai
dengan yang dijanjikan dalam
tagline.
4. Voucher gratis ongkos kirim 0.628 Valid
yang ditawarkan oleh Shopee
lebih banyak dibandingkan
marketplace yang lain.
5. Bintang iklan (Cristiano 0.532 Valid
Ronaldo dan Blackpink) yang
digunakan Shopee membuat
saya yakin untuk berbelanja di
Shopee.
6. Promosi Gratis Ongkir dan 0.619 Valid
harga murah membuat saya
ingin belanja di Shopee
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Tabel 4.30 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel Tagline

(X2) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, yaitu 0,196. Berdasarkan hal

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 6 (enam) butir pernyataan pada variabel

Tagline (X2) tersebut dinyatakan valid dan sudah layak dijadikan pengukuran

variabel penelitian.

3. Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

Uji validitas kuesioner untuk variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

dalam penelitian ini dlakukan kepada 100 orang responden dengan df sebanyak 98

responden dan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel

berikut.

Universitas Sumatera Utara


78

Tabel 4.31
Uji Validitas Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

No. Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


1. Saya akan langsung membeli 0.589 Valid
produk yang menarik bagi saya
pada program flash sale.
2. Saya langsung melakukan 0.630 Valid
pembelian karena potongan
harga yang ditawarkan dan
dijanjikan gratis ongkos kirim
seperti yang tertera pada tagline
.
3. Shopee memiliki kemampuan 0.651 Valid
untuk memengaruhi saya agar
melakukan pembelian.
4. Saya merasakan kebutuhan 0.688 Valid
untuk membeli barang yang
belum saya miliki sebelumnya 0.196
pada sesi flash sale karena harga
yang ditawarkan lebih murah.
5. Saya merasakan dorongan untuk 0.661 Valid
mencoba mendapatkan barang
yang saya inginkan dengan
harga murah pada sesi flash sale.
6. Saya merasa antusias untuk 0.746 Valid
berbelanja di Shopee pada sesi
flash sale karena potongan harga
yang diberikan dan penawaran
gratis ongkos kirim.
7. Saya selalu memiliki dorongan 0.722 Valid
keinginan kuat untuk berbelanja
pada sesi flash sale Shopee

Universitas Sumatera Utara


79

karena memiliki pengalaman


berbelanja yang baik pada
aplikasi tersebut.
8. Saya membeli produk yang 0.756 Valid
ditawarkan pada sesi flash sale
meskipun saya tidak terlalu
membutuhkannya (misalnya:
membeli hanya untuk
memuaskan rasa penasaran,
harga sedang murah, atau
dijadikan stock saja).
9. Saya akan langsung membeli 0.605 Valid
produk yang ditawarkan pada
sesi flash sale meskipun barang
tersebut kemungkinan besar
terlihat berbeda dari display
yang ditampilkan (misalnya:
membeli hanya untuk
memuaskan rasa penasaran atau
hanya karena harga sedang
murah).
10. Saya lebih memilih membeli 0.588 Valid
saat sesi flash sale Shopee dan
mengabaikan kemungkinan
bahwa marketplace lain menjual
produk tersebut dengan harga
yang lebih murah.
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Tabel 4.31 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

Keputusan Pembelian Impulsif (Y) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel,

yaitu 0,196. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa 10

Universitas Sumatera Utara


80

(sepuluh) butir pernyataan pada variabel Pembelian Impulsif (Y) tersebut

dinyatakan valid dan sudah layak dijadikan pengukuran variabel penelitian.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas untuk variabel Flash sale (X1), Tagline (X2), dan

Keputusan pembelian impulsif (Y) dalam penelitian ini diuji menggunakan

program Software Statistic. Hasil uji reliabilitas tersebut akan disajikan pada tabel

dibawah ini:

1. Uji Reliabilitas Variabel Flash sale (X1)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang

diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan dengan

menggunakan analisis reliabilitas melalui metode Croanbach alpha, yang dimana

suatu instrument dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika memiliki alpha lebih

dari 0,6 atau lebih.

Tabel 4.32
Uji Reliabilitas Variabel Flash sale (X1)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.736 8
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan Tabel 4.32 diatas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas

variabel Flash sale (X1) sebesar 0,736 yang berarti instrumen penelitian tersebut

dinyatakan reliable dan layak dijadikan variabel dalam pengukuran penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas Variabel Tagline (X2)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang

diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan dengan

menggunakan analisis reliabilitas melalui metode Croanbach alpha, yang dimana

Universitas Sumatera Utara


81

suatu instrumen dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika memiliki alpha lebih

dari 0,6 atau lebih.

Tabel 4.33
Uji Reliabilitas Variabel Tagline (X2)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.604 6
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan Tabel 4.33 diatas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas

variabel Tagline (X2) sebesar 0,604 yang berarti instrumen penelitian tersebut

dinyatakan reliable dan layak dijadikan variabel dalam pengukuran penelitian ini.

3. Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang

diberikan oleh responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan dengan

menggunakan analisis reliabilitas melalui metode Croanbach alpha, yang dimana

suatu instrument dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika memiliki alpha lebih

dari 0,6 atau lebih.

Tabel 4.34
Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y)

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.847 10
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan Tabel 4.34 diatas dapat dilihat bahwa koefisien reliabilitas

variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y) sebesar 0.847 yang berarti instrumen

penelitian tersebut dinyatakan reliable dan layak dijadikan variabel dalam

pengukuran penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


82

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

1. Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov suatu data terdistribusi normal jika

nilai signifikan > 0,05 dan jika nilai signifikan < 0,05 maka data berditribusi tidak

normal. Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji

statistik akan mengalami penurunan. Berikut ini merupakan hasil uji normalitas

dengan pendekatan statistik Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan dengan

menggunakan program Software Statistic.

Tabel 4.35
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 4.68715095
Most Extreme Differences Absolute .051
Positive .040
Negative -.051
Test Statistic .051
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.35 dapat dilihat bahwa

nilai asymp sig pada uji Kolmogorov – Smirnov sebesar 0,200. Nilai tersebut

memenuhi ketentuan untuk menyatakan kenormalan data, yaitu nilai asymp. sig

Universitas Sumatera Utara


83

harus lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang

digunakan berdistribusi dengan normal.

2. Grafik Histogram

Berdasarkan data pada tabel 4.35 dapat diketahui bahwa data terdistribusi

dengan normal. Untuk membuktikan apakah data terdistribusi dengan normal

yaitu dengan melihat pada grafik histogram yang akan peneliti sajikan dibawah

ini:

Gambar 4.2
Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa grafik histogram membentuk

pola seperti lonceng dan tidak terlalu condong ke kanan atau ke kiri. Dari hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

Universitas Sumatera Utara


84

3. Grafik P – P Plot

Berdasarkan gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa titik-titik menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Grafik tersebut

menunjukkan pola distribusi normal dan berbentuk simetris, tidak melenceng ke

kanan atau ke kiri. Hasil uji grafik P – P Plot dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.3
Grafik P – P Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

interkolerasi (hubungan yang kuat) antar variabel independen. Model regresi yang

Universitas Sumatera Utara


85

baik ditandai dengan tidak terjadi interkolerasi antar variabel independen (tidak

terjadi gejala multikolinearitas). Salah satu cara yang paling sering digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan

menggunakan metode Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Suatu data

dikatakan bebas dari gejala multikolinearitas jika nilai Tolerance lebih besar dari

> 0,10 dan jika nilai VIF lebih kecil < 10,00. Dibawah ini merupakan hasil uji

multikolinearitas dalam penelitian ini:

Tabel 4.36
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standa T Sig. Collinearity
Coefficients rdized Statistics
Coeffi
cients
B Std. Beta Tolera VIF
Error nce
(Constant) 8.311 4.700 1.768 .080
FLASHS .857 .166 .543 5.159 .000 .632 1.582
ALE
TAGLINE .069 .206 .035 .334 .739 .632 1.582
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan tabel 4.36 diatas dapat dilihat bahwa nilai Tolerance untuk

variabel Flash sale dan Tagline sebesar 0,632 yang berarti lebih besar dari > 0,10

dan nilai VIF sebesar 1,582 yang berarti lebih kecil daripada < 10,00. Pada hasil

ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas serta

model regresi dikatakan layak dan dapat digunakan untuk persamaan regresi.

Universitas Sumatera Utara


86

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas. Terjadinya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model

regresi akan mengakibatkan sebuah keraguan pada suatu hasil analisis regresi

yang dilakukan. Terjadinya gejala heteroskedastisitas dapat diketahui melalui

grafik scatterplot. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola tertentu

dan hanya menyebar di daerah tertentu saja.

Gambar 4.4
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar

secara menyeluruh dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Titik-titik data juga

menyebar diatas dan dibawah angka nol sehingga dapat dilihat bahwa data

tersebar secara acak. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


87

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil uji asumsi klasik yang telat dilakukan menunjukkan bahwa model

regresi dalam penelitian ini sudah layak digunakan karena telah terbebas dari

masalah normalitas data, tidak menunjukkan gejala multikolinearitas, dan tidak

menunjukkan pula gejala heteroskedastisitas. Analisis regresi linear berganda ini

bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu Flash sale (X1) dan

Tagline (X2) terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian Impulsif (Y).

Hasil uji analisis regresi linear berganda pada penelitian ini akan disajikan sebagai

berikut:

Tabel 4.37
Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 8.311 4.700 1.768 .080
FLASHSALE .857 .166 .543 5.159 .000
TAGLINE .069 .206 .035 .334 .739
a. Dependent Variable: KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan hasil uji regresi diatas, model analisis regresi linear berganda

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai:

Y= 8,311 + 0,857X1 + 0,069X2

Pada persamaan regresi tersebut dapat disimpulkan:

1. Koefisien konstanta sebesar 8,311 yang berarti jika variabel independen Flash

sale (X1) dan Tagline (X2) nilai adalah nol, maka nilai Keputusan Pembelian

Impulsif akan tetap sebesar 8,311.

Universitas Sumatera Utara


88

2. Koefisien regresi Flash sale (X1) sebesar 0,857 yang berarti setiap kenaikan

variabel X1 sebesar satu satuan, maka Pembelian Impulsif (Y) mengalami

peningkatan sebesar 0,857. Nilai variabel Flash sale (X1) terhadap variabel

Keputusan Pembelian Impulsif (Y) bernilai positif, artinya semakin tinggi

nilai variabel X1, maka semakin tinggi pula nilai variabel Y.

3. Koefisien regresi untuk variabel Tagline (X2) sebesar 0,069 yang berarti setiap

kenaikan variabel X2 setiap satu satuan, maka variabel Keputusan Pembelian

Impulsif (Y) mengalami peningkatan sebesar 0,069. Nilai variabel X2 terhadap

variabel Y bernilai positif, artinya semakin tinggi nilai variabel X2 maka

semakin tinggi pula nilai variabel Y.

4.6 Pengujian Hipotesis

Hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban sementara karena masih

didasarkan pada anggapan dan teori saja. Untuk mengetahui kebenaran suatu

hipotesis maka perlu dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu. Penelitian ini

akan menggunakan pengujian pasial (uji T) dan pengujian simultan (uji F) untuk

membuktikan kebenaran hipotesis dalam penelitian ini.

4.6.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel Flash sale (X1) dan

Tagline (X2) secara parsial terhadap variabel Pembelian Impulsif (Y) apakah

berpengaruh secara signifikan atau tidak. Tingkat signifikansi yang digunakan

sebesar 5% atau sebesar 0,05 (two tailed test) dengan derajat bebas df = n-k = 97,

maka dapat diperoleh nilai ttabel sebesar 1,984. Hasil uji signifikansi parsial (uji T)

adalah sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara


89

Tabel 4.38
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 8.311 4.700 1.768 .080
FLASHSA .857 .166 .543 5.159 .000
LE
TAGLINE .069 .206 .035 .334 .739
a. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.38 dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil pengujian program Software Statistic untuk variabel flash sale (X1)

terhadap Keputusan Pembelian Impulsif (Y) diperoleh nilai t hitung sebesar

5,159 dimana nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel yaitu sebesar 1,984

(5,159 > 1,984) dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (0,000

< 0,05) dan koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,857. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel flash sale (X1) berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan pembelian impulsif (Y). Pada hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa Ha1 diterima.

2. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan program Software Statistic

untuk variabel Tagline (X2) diperoleh nilai thitung sebesar 0,334 yang

berarti lebih kecil daripada nilai t tabel sebesar 1,984 (0,334 < 1,984)

dengan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (0,739 > 0,05) dan

koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,069. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel tagline (X2) berpengaruh secara tidak signifikan pada

Universitas Sumatera Utara


90

keputusan pembelian impulsif (Y). Pada hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa H02 diterima.

4.6.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (Uji F) dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas, yaitu

flash sale (X1) dan Tagline (X2) berpengaruh secara keseluruhan atau bersama-

sama terhadap variabel terikat, yaitu Keputusan Pembelian Impulsif (Y).

Pengambilan keputusan pada uji F didasarkan beberapa kriteria, yaitu:

1. Apabila Fhitung > Ftabel maka variabel bebas (X) berpengaruh terhadap variabel

terikat (Y), maka H0 ditolak. Begitu pula sebaliknya sehingga H0 diterima.

2. Apabila signifikansi (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak atau signifikan. Sebaliknya

H0 diterima.

3. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05.

Dalam menentukan nilai Ftabel didasarkan pada beberapa ketentuan, yaitu:

1. Derajat Pembilang = k – 1 = 3 – 1 = 2

2. Derajat Penyebut = n – k = 100 – 3 = 97

Berdasarkan beberapa ketentuan diatas maka didapat nilai Ftabel sebesar 3,09.

Keterangan:

k = jumlah variabel

n = jumlah responden (sample)

Hasil uji simultan (Uji F) yang dilakukan melalui Software Statistic akan

disajikan pada tabel dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara


91

Tabel 4.39
Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regression 1022.021 2 511.010 22.790 .000b
Residual 2174.969 97 22.422
Total 3196.990 99
a. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF
b. Predictors: (Constant), TAGLINE, FLASHSALE
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.39 dapat dilihat bahwa

nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 22,790, yang berarti nilai Fhitung lebih besar

dibandingkan nilai Ftabel, yaitu 22,790 > 3,09 atau berdasarkan nilai sig. yaitu

0,000 < 0,05. Hasil tersebut berarti bahwa variabel bebas yakni Flash sale (X1)

dan Tagline (X2) berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel

terikat yaitu Keputusan Pembelian Impulsif (Y).

4.6.3 Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji koefisien determinasi dalam penelitian ini akan disajikan pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.40
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 .565 .320 .306 4.73523
a. Predictors: (Constant), TAGLINE, FLASHSALE
b. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2020)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.40 diatas dapat dilihat

bahwa nilai R yaitu sebesar 0,565, dimana nilai koefisien ini menunjukkan

Universitas Sumatera Utara


92

hubungan antara Flash sale dan Tagline terhadap Keputusan Pembelian Impulsif

yang cukup erat karena jika nilai R semakin mendekati satu maka semakin baik

pula model tersebut digunakan. Nilai Adjusted R Square atau nilai koefisien

determinasi diatas menunjukkan bahwa variabel Flash Sale dan Tagline dapat

menjelaskan variabel Keputusan Pembelian Impulsif sebesar 30,6%, sedangkan

sisanya sebesar 69,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti kualitas website,

motivasi konsumen, brand ambassador, dan variabel lain yang tidak dibahas

dalam penelitian ini.

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Flash sale Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif

Berdasarkan data-data yang telah diuji sebelumnya dapat diketahui bahwa

seluruh pernyataan yang terdapat dalam variabel independen yaitu Flash sale (X1)

dan Tagline (X2) serta dalam variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian

Impulsif (Y) adalah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian

ini. Menurut Agrawal dan Sareen (Zakiyyah: 2018), penjualan singkat atau flash

sales, didefinisikan sebagai bagian dari promosi penjualan yang memberi

pelanggannya penawaran khusus atau diskon untuk produk tertentu dalam waktu

yang terbatas. Strategi penjualan semacam ini dapat menarik minat konsumen dan

menaikkan jumlah penjualan perusahaan dalam jangka pendek. Pada penelitian

ini peneliti menggunakan 4 indikator promosi penjualan yang dikemukakan oleh

Kotler dan Keller, yaitu frekuensi promosi, kualitas promosi, waktu promosi, dan

ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi.

Diketahui dari artikel yang dirilis oleh Inspirasi Shopee pada tahun 2018,

adapun produk yang paling laris saat sesi flash sale, yaitu pelindung lutut dan siku

Universitas Sumatera Utara


93

bayi, dompet, flat shoes, kabel data, jaket, syal, tas, lipstick, lampu tumblr, dan

kemeja (https://shopee.co.id/inspirasi-shopee/top-10-barang-terlaris-saat-flash-

sale-kamu-pembelinya/). Pada artikel tersebut dapat diketahui bahwa produk

terlaris berasal dari kategori ibu dan bayi, fashion, dan produk kecantikan.

Namun, dengan adanya pandemi COVID-19 ini, trend masyarakat dalam

berbelanja online ikut berubah.

Gambar 4.5
Produk Dengan Kenaikan Permintaan Tertinggi Saat Pandemi

Sumber: detikInet (2020)

Pada gambar 4.5 diatas dapat diketahui bahwa selama pandemi COVID-

19, produk yang paling banyak mengalami peningkatan permintaan berada di

kategori perlengkapan rumah, makanan dan minuman, serta kebutuhan ibu dan

bayi. Terjadinya perubahan trend belanja online ini sehubungan dengan adanya

pemindahan seluruh aktivitas ke rumah, kebutuhan pokok menjadi pencarian

utama masyarakat Indonesia dari awal imbauan physical distancing diberlakukan.

Masyarakat berusaha seminimal mungkin melakukan kontak dengan orang lain

Universitas Sumatera Utara


94

sehingga lebih memilih berbelanja online dibandingkan dengan berbelanja secara

langsung ke pasar seperti sebelumnya.

Dengan adanya perubahan perilaku belanja masyarakat dari konvesional

menjadi online dan untuk mendukung kebijakan pemerintah di era normal baru,

maka Shopee mengadakan Pesta Diskon 7.7 Supermarket yang menyediakan

berbagai kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari. Event tersebut menawarkan

harga sembako dan kebutuhan pokok lainnya dengan harga miring. Saat flash sale

sedang berlangsung, harga barang-barang tersebut dapat turun hingga 50% namun

hanya disediakan dalam jumlah dan waktu yang terbatas sehingga konsumen

merasa harus melakukan pembelian saat itu juga. Hal ini tentunya memicu

motivasi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif terhadap produk yang

ditawarkan saat sesi flash sale.

Gambar 4.6
Harga Flash Sale 7.7 Pesta Diskon Supermarket

Sumber: katalogpromosi.com (2020)

Universitas Sumatera Utara


95

Pada gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa harga barang pada saat sesi

flash sale dapat jauh lebih murah daripada harga normal. Perbedaan harga yang

cukup signifikan tersebut membuat konsumen cenderung melakukan pembelian

secara spontan karena produk dengan harga tersebut hanya disediakan dalam

jumlah dan waktu yang terbatas. Selain itu, sesuai dengan responden yang

merupakan mahasiswa dan tabel 4.3 dimana sebanyak 43% responden

menyatakan bahwa mereka hanya memperoleh uang saku kurang dari Rp

500.000/bulan, maka harga produk saat flash sale tersebut akan sangat membantu

mereka untuk memperoleh barang yang mereka inginkan namun dengan hanya

mengeluarkan sedikit uang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa flash sale

dapat menimbulkan pembelian impulsif pada konsumen terutama mahasiswa yang

menjadi responden dalam penelitian ini.

Hal ini juga dapat dilihat dari hasil uji yang dilakukan dalam penelitian ini

yang menjelaskan bahwa variabel flash sale berpengaruh secara signifikan

terhadap pembelian impulsif secara online. Hasil uji t yang dilakukan

menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dibandingkan nilai t tabel yaitu sebesar

5,159 > 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang menjelaskan

bahwa variabel flash sale berpengaruh secara parsial terhadap keputusan

pembelian impulsif. Hasil ini menunjukkan bahwa Ha1 dapat diterima, yaitu

“Terdapat pengaruh variabel flash sale terhadap variabel keputusan pembelian

impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas

Sumatera Utara”.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Amalina Maryam Zakiyyah (2018) dalam jurnal yang berjudul, “Pengaruh Flash

Universitas Sumatera Utara


96

sale Terhadap Pembelian Impulsif Online Pada Toko Online

„PULCHAGALLERY‟”. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa 69% responden

melakukan pembelian impulsif saat flash sale berlangsung.

4.7.2 Pengaruh Tagline Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif

Berdasarkan data-data yang telah diuji sebelumnya dapat diketahui bahwa

seluruh pernyataan yang terdapat dalam variabel independen yaitu Flash sale (X1)

dan Tagline (X2) serta dalam variabel dependen yaitu Keputusan pembelian

impulsif (Y) adalah valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian

ini. Nuradi, dkk (Roykhanah: 2018) menyebutkan bahwa Tagline merupakan

kalimat untuk brand positioning yang menjadi ciri khas, pembeda, dan “bahasa

iklan” untuk menarik minat publik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan 3

indikator yang dikemukakan oleh Darno (Roykhanah: 2018), yaitu familiarity

(keakraban), differentiation (perbedaan), dan message of value (pesan dan nilai).

Shopee merupakan mobile marketplace pertama yang menawarkan gratis

biaya pengiriman ke seluruh Indonesia. Shopee memperkenalkan penawaran ini

melalui pesan iklan berupa tagline, yaitu “Gratis Ongkir Ke Seluruh Indonesia”

yang dipromosikan melalui berbagai media ATL (above the line) seperti baliho,

spanduk, hingga iklan pada media elektronik. Kegiatan pemasaran tersebut

dilakukan untuk meningkatkan awareness pada masyarakat mengenai aplikasi

Shopee.

Universitas Sumatera Utara


97

Gambar 4.7
Tagline Shopee

Sumber: Shopee.co.id (2020)

Tagline ini berpengaruh besar terhadap perkembangan Shopee hingga saat

ini karena berhasil menarik banyak pelanggan baru untuk berbelanja di Shopee.

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel tagline berpengaruh secara

tidak signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Hal ini dapat dilihat dari

hasil uji parsial (uji T) yang menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil daripada

nilai ttabel yaitu sebesar 0,334 < 1,984 dan nilai signifikansi sebesar 0,739 > 0,05.

Hal ini berarti hipotesis H02 diterima, yaitu “Tidak terdapat pengaruh variabel

tagline terhadap variabel keputusan pembelian impulsif secara online pada

mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara”.

Hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain

indikator tagline yang digunakan seperti familiarity (keakraban), differentiation

(perbedaan), dan message of value dalam penelitian ini tidak sepenuhnya dapat

mempengaruhi keputusan pembelian impulsif dan keputusan pembelian impulsif

dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain tagline, misalnya kualitas website, brand

Universitas Sumatera Utara


98

ambassador, dan faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Selain itu

hasil tersebut juga dapat dipengaruhi karena tagline ini hanyalah pesan iklan yang

ingin disampaikan oleh Shopee, sehingga untuk mendapatkan gratis biaya

pengiriman konsumen harus memenuhi beberapa kondisi yang telah ditentukan

oleh Shopee sebelumnya. Setelah konsumen memenuhi syarat dan ketentuan

tersebut, barulah Shopee akan memberikan diskon biaya pengiriman berupa

voucher yang dapat digunakan dalam berbagai metode pembayaran.

Seperti yang tertera pada tabel 4.13 dan 4.14, dapat dilihat bahwa

mayoritas responden menyetujui bahwa mereka sering melihat iklan tagline

“Gratis Ongkir” dan langsung mengingat Shopee jika melihat tagline “Gratis

Ongkir”, ini berarti Shopee sudah efektif dalam promosinya untuk meningkatkan

awareness pada masyarakat hingga mereka dapat mengingat Shopee setiap

melihat tagline “Gratis Ongkir”. Dengan demikian, tagline ini hanyalah logo,

slogan, atau pesan iklan yang menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan

awareness pada masyarakat. Untuk dapat membuat tagline ini berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif, maka tagline haruslah disertai

oleh promosi penjualan seperti diskon yang berikan pada saat flash sale ataupun

dalam bentuk voucher gratis ongkir. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh

dari distribusi jawaban pada tabel 4.18 bahwa mayoritas responden tertarik untuk

berbelanja di Shopee hanya jika variabel tagline tersebut digabungkan dengan

variabel lainnya seperti potongan harga (harga yang murah saat sesi flash sale).

Hasil ini tidak sejalan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti

Roykhanah (2018) dalam skripsinya yang berjudul, “Pengaruh Tagline Shopee

Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan

Universitas Sumatera Utara


99

Ampel Surabaya”. Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan,

maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara tagline Shopee terhadap keputusan pembelian mahasiswa. Namun, berbeda

pada penelitian ini dimana tagline “Gratis Ongkir” Shopee tidak berpengaruh

terhadap keputusan pembelian pada konsumen.

4.7.3 Pengaruh Flash sale dan Tagline Terhadap Keputusan Pembelian

Impulsif

Berdasarkan hasil penjabaran sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa flash

sale berpengaruh secara signifikan terhadap variabel keputusan pembelian

impulsif sedangkan variabel tagline tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini

terjadi karena tagline hanya berperan sebagai pesan iklan, dimana untuk

mendapatkan voucher gratis ongkos kirim tersebut konsumen harus memenuhi

beberapa syarat dan ketentuan lainnya yang telah ditetapkan oleh Shopee.

Sehingga jika tagline tidak disertai dengan promosi penjualan lainnya seperti

bonus, potongan harga, atau voucher gratis ongkos kirim, maka konsumen tidak

tertarik untuk melakukan pembelian impulsif. Walaupun terdapat hasil yang

kurang memuaskan pada variabel tagline, namun jika variabel flash sale dan

tagline disatukan maka akan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian impulsif. Hal ini berarti variabel tagline tidak dapat berdiri sendiri dan

harus didampingi oleh variabel pendukung.

Hasil yang menunjukkan bahwa variabel flash sale dan tagline secara

bersama-sama memengaruhi variabel keputusan pembelian impulsif dapat dilihat

pada hasil uji simultan (uji F) dan uji koefisien determinasi (R 2). Pada hasil uji

simultan (uji F) didapat hasil bahwa flash sale dan tagline terhadap keputusan

Universitas Sumatera Utara


100

pembelian impulsif menunjukkan hasil Fhitung > Ftabel (22,790 > 3,09) dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 (Sig. < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

variabel flash sale dan tagline berpengaruh secara simultan (bersama-sama)

terhadap variabel keputusan pembelian impulsif secara online pada mahasiswa

pengguna aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara. Sementara itu hasil uji

koefisien determinasi menunjukkan nilai R yaitu sebesar 0,565, dimana nilai

koefisien ini menunjukkan hubungan antara Flash sale dan Tagline terhadap

Keputusan Pembelian Impulsif yang cukup erat dan nilai Adjusted R Square

menunjukkan bahwa flash sale dan tagline berkontribusi secara bersama-sama

sebesar 30,6% dalam memengaruhi variabel keputusan pembelian impulsif. Hal

ini menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima, dimana Ha3 yaitu “Terdapat

pengaruh Flash sale dan tagline “Gratis Ongkir” Shopee terhadap keputusan

pembelian impulsif secara online pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di

Universitas Sumatera Utara.” yang berarti jika variabel flash sale dan tagline

meningkat, maka akan berdampak positif terhadap keputusan pembelian impulsif.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang

dapat ditarik dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel flash sale berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian impulsif yang dilakukan oleh mahasiswa pengguna aplikasi Shopee

di Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini yang menjadi responden

adalah mahasiswa yang dimana berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa

sebanyak 43% memiliki uang saku kurang dari Rp 500.000/bulan, sehingga

menyebabkan mereka lebih mudah untuk melakukan pembelian impulsif saat

flash sale untuk memperoleh barang yang mereka inginkan dengan harga yang

lebih murah. Hasil dari uji parsial (uji t) menunjukkan nilai bahwa nilai thitung

lebih besar dari ttabel (5,159 >1,984) dan dengan nilai signifikansi sebesar

(0,000 < 0,05) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha1 diterima dan H01

ditolak.

2. Variabel tagline tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

pembelian impulsif yang dilakukan oleh mahasiswa pengguna aplikasi Shopee

di Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat terjadi karena indikator tagline

yang digunakan dalam penelitian ini seperti familiarity, differentiation, dan

message of value tidak sepenuhnya dapat menjelaskan pembelian impulsif

yang dilakukan konsumen. Berdasarkan tabel distribusi jawaban, variabel

tagline hanya akan berpengaruh jika digabungkan dengan promosi lainnya

101

Universitas Sumatera Utara


102

seperti potongan harga ataupun pemberian voucher gratis ongkos kirim. Hasil

dari uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih kecil dari ttabel

(0,334 < 1,984) dan nilai signifikansi sebesar 0,739 > 0,05 (lebih besar

daripada 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H02 diterima dan Ha2

ditolak.

3. Variabel flash sale dan tagline berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan pembelian impulsif yang dilakukan oleh mahasiswa pengguna

aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara. Tagline yang hanya

merupakan pesan iklan tidak memberikan pengaruh terhadap pembelian

impulsif, namun jika tagline digabungkan dengan promosi lainnya seperti

potongan harga saat flash sale maka variabel tagline akan berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan pembelian impulsif. Hal ini dibuktikan melalui

uji simultan (uji F) yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel (22,790 >

3,09) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (Sig. < 0,05). Uji koefisien

determinasi yang dilakukan juga menunjukkan nilai Adjusted R Square

menunjukkan bahwa variabel Flash Sale dan Tagline dapat menjelaskan

variabel Keputusan Pembelian Impulsif sebesar 30,6%. Berdasarkan hal ini

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis Ha3 diterima dan H03 ditolak.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut.

1. Pihak Shopee Indonesia sebaiknya lebih gencar lagi dalam memperkenalkan

tagline Shopee dan terus berinovasi agar dapat bermunculan program-program

penawaran baru yang lebih menarik sehingga dapat mendorong keputusan

Universitas Sumatera Utara


103

pembelian impulsif konsumen. Hal ini dikarenakan walaupun mayoritas

responden menjawab bahwa mereka familiar (akrab) terhadap tagline „Gratis

Ongkir‟ Shopee, namun hal ini tidak dapat mendorong konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian impulsif. Selain itu, dalam penelitian ini

diketahui bahwa konsumen hanya akan melakukan keputusan pembelian

impulsif apabila variabel tagline digabungkan dengan variabel lain seperti

potongan harga saat flash sale. Oleh karena itu, pihak Shopee Indonesia

diharapkan dapat memaksimalkan potensi dari program flash sale ini ataupun

dapat memunculkan program promosi lain yang dapat menarik konsumen

untuk melakukan pembelian impulsif.

2. Pihak Shopee Indonesia sebaiknya dapat mengatasi ataupun memperbaiki jam

pengadaan flash sale yang dinilai kurang sesuai dengan keinginan konsumen.

Diketahui bahwa Shopee mengadakan flash sale beberapa kali dalam sehari

dan waktunya pun dari pagi hingga tengah malam. Jam pengadaan flash sale

yang berlangsung saat tengah malam tersebut yang menyebabkan konsumen

tidak begitu setuju. Hal ini dikarenakan potongan harga yang terbesar saat

flash sale biasanya memang diadakan saat tengah malam saat kebanyakan

konsumen sedang tertidur sehingga jam tersebut dianggap kurang sesuai

dengan keinginan konsumen. Diharapkan Shopee dapat memperbaiki hal ini

sehingga dapat menaikkan keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan

maupun penjual kedepannya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

BPS. (2019). Statistik E-Commerce 2019. Jakarta: BPS Indonesia.

Effendi, U. (2016). Psikologi Konsumen. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Herlambang, S. (2014). Basic Marketing (Dasar-Dasar Pemasaran). Yogyakarta:


Gosyen Publishing.

Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Edisi 13, Jilid 2. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Erlangga.

Laksana, F. (2017). Manajemen Pemasaran (Pendekatan Praktis). Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Latan, H. (2014). Aplikasi Analisis Data Statistik untuk Ilmu Sosial Sains dengan
IBM SPSS. Bandung: Alfabeta

Lee, M., & Johnson, C. (2007). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam


Perpektif Global. Jakarta: Kencana.

Morissan. (2015). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:


Prenadamedia Group.

Prisgunanto, I. (2006). Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik. Bogor:


Penerbit Ghalia Indonesia.

Radjab, E., & Jam‟an, A. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Makassar:


Penerbit Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated
Marketing Communication. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rusman, Tedi. (2015). Statiska Penelitian; Aplikasinya dengan SPSS.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sangadji, E. M., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen (Pendekatan Praktis).


Yogyakarta: ANDI.

Siregar, O. M., Sos, S., & Si, M. (2020). Penerapan Bisnis Model Canvas Sentral
UMKM. Puspantara.

Universitas Sumatera Utara


Situmorang, S. H., & Lufti, M. (2012). Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan
Bisnis. Medan: USU Press.

Sugiono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sumarwan, Ujang. (2015). Perilaku Konsumen (Teori dan Penerapannya dalam


Pemasaran). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Sunyoto, D. (2015). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: CAPS (Center for


Academic Publishing Service).

Suyanto, M. (2005). Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia.


Yogyakarta: Andi.

Sumber Skripsi:

Aprilia, Debby. 2018. “Pengaruh Tagline dan Brand Ambassador Terhadap


Brand Awareness Produk Warfah Kosmetik (Studi Pada Mahasiswi (S1)
FISIP Universitas Medan Area)”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Barus, Indriyani. 2019. "Pengaruh Shopping Orientation dan Online Trust


Terhadap Online Purchase Intention (Studi Pada Online Shop Vanilla
Hijab)". Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sumatera Utara: Medan.

Br. Ginting, Shinta Srimenda. 2019. “Pengaruh Diskon Harga Terhadap


Keputusan Pembelian Impulsif Secara Online (Studi Pada Pengguna
Aplikasi Lazada di Kecamatan Pancur Batu”. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Sumatera Utara: Medan.

Dhaneswara, Vani Anindya. 2019. “Pengaruh Tagline „Gratis Ongkir‟ Shopee


Terhadap Keputusan Berbelanja Online Pada Masyarakat (Studi Pada
Masyarakat Kota Bandar Lampung)”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Huda, Yumna. 2017. "Pengaruh Trust dan Perceived of Risk Terhadap Keputusan
Pembelian Online (Studi Pada Pengguna E-Commerce Shopee di Kota
Medan)". Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Universitas Sumatera Utara: Medan.

Roykhanah, Siti. 2018. “Pengaruh Tagline Shopee Terhadap Keputusan


Pembelian Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel
Surabaya”. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Dakwah dan
Komunikasi. UIN Sunan Ampel Surabaya: Surabaya.

Universitas Sumatera Utara


Sumber Tesis:

Do, Thi. 2018. "The Impact of Tagline on Brand Image: A Consumer Experiment
With A Handmade Locally Brand". Tesis. Tidak Diterbitkan. Hanken School
of Economics: Helsinki.

Sumber Jurnal:

Amanah, D., & Pelawi, S. P. (2015). Pengaruh Promosi Penjualan (Sales


Promotion) dan Belanja Hedonis (Hedonic Shopping) Terhadap Impulse
Buying Produk Matahari Plaza Medan Fair. Jurnal Quanomic , Vol. III No.
02.

Arianto, N., Patilaya, E. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Kelengkapan


Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Salt n Pepper Pada PT
Mitra Busana Sentosa Bintaro. Jurnal Kreatif, Vol. 6 No. 2

Muliyana, T., & Suyanto, A. (2019). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap


Proses Keputusan Pembelian Pada Marketplace Shopee. e-Proceeding of
Management , Vol. 6, No. 2.

Pradana, I. G., & Suparna, G. (2016). Pengaruh Store Environtment dan Impulse
Buying Tendency Terhadap Urge To Buy Impulsively dan Impulse Buying
Behaviour. E-Journal Manajemen Unud , Vol. 5 No. 7.

Saputri, R., Ramdan, A, M., & Norisanti N. (2020). Peran Flash Sale Dalam
Memediasi Hubungan Sales Promotion Terhadap Keputusan Belanja online.
Syntax Idea, Vol. 2 No. 6.

Zakiyyah, A. M. (2018). Pengaruh Flash Sale Terhadap Pembelian Impulsif


Online Pada Toko Online 'Pulchgallery'. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Indonesia , Vol. 4 No.1, 63-70.

Sumber Internet:

Burhan, F. A. (2020, Juni 18). Transaksi Bahan Pokok Melonjak, Shopee Beri
Diskon New Normal 70%. Diakses Pada August 4, 2020, from
https://katadata.co.id/berita/2020/06/18/transaksi-bahan-pokok-melonjak-
shope-beri-diskon-new-normal-70

Hafiz, M. P. (2018, November 30). Marketeers. Diakses pada February 6, 2020,


from https://marketeers.com/shopee-paling-populer-bagi-milenial/

Universitas Sumatera Utara


IndoTelko. (2020, Juli 3). Shopee Menjadi E-Commerce Favorit di Tengah
Pandemi. Diakses Pada August 4, 2020, from
https://www.indotelko.com/read/1593747786/shopee-ecommerce-pandemi

Jayani, D. H. (2019, November 22). 10 E-Commerce dengan Pengunjung


Terbesar Kuartal III-2019. Diakses pada February 5, 2020, from
databoks.katadata.co.id:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/
22/inilah-10-e-commerce-dengan-pengunjung-terbesar

Jayani, D. H. (2019, September 3). Shopee Jadi E-Commerce Paling Top dari
Masa ke Masa. Diakses pada February 5, 2020, from
databoks.katadata.co.id:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/
03/shopee-jadi-e-commerce-paling-top-dari-masa-ke-masa

Katalog Promosi. (2020, Juni 17). SHOPEE Promo Super Flash Sale Spesial
Fashion DISKON S/D 90%. Diakses pada September 10, 2020, from
https://katalogpromosi.com/shopee-promo-super-flash-sale-spesial-fashion-
diskon-s-d-90/

Laraspati, A. (2020, Mei 7). Belanja Online Saat Pandemi, Ini kategori Barang
Paling Laku di Shopee. Diakses pada September 10, 2020, from
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5006021/belanja-online-saat-pandemi-ini-
kategori-barang-paling-laku-di-shopee

Meodia, A. (2020, Mei 7). Tren Belanja Shopee Selama Pandemi COVID-19 dan
Ramadhan. Diakses pada Agustus 4, 2020, from
https://www.antaranews.com/berita/1474785/tren-belanja-shopee-selama-
pandemi-covid-19-dan-ramadhan

Shopee Indonesia. (2020). Tentang Shopee - Karir. Diakses pada July 12, 2020,
from careers.shopee.co.id: https://careers.shopee.co.id/about/

W. (2018, Oktober 3). Top 10 Barang Terlaris Saat Flash Sale. Diakses pada
September 10, 2020, from https://shopee.co.id/inspirasi-shopee/top-10-
barang-terlaris-saat-flash-sale-kamu-pembelinya/

Widowati, H. (2019, April 25). Indonesia Jadi Negara dengan Pertumbuhan E-


Commerce Tercepat di Dunia. Diakses pada February 5, 2020, from
databoks.katadata.co.id:https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/
25/ indonesia-jadi-negara-dengan-pertumbuhan-e-commerce-tercepat-di-
dunia

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


NOMOR RESPONDEN
(Diisi Oleh Peneliti)

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH FLASH SALE DAN TAGLINE “GRATIS ONGKIR” SHOPEE


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN IMPULSIF SECARA ONLINE
(Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di Universitas Sumatera
Utara)

Perkenalkan nama saya Wulan Nabila Ardin, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu politik dengan program studi Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas
Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon
kesediaan saudara/i yang terhormat untuk membantu mengisi kuesioner yang
diberikan. Semua data yang diberikan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan
digunakan dalam penelitian ini. Atas bantuan saudara/i saya ucapkan terima kasih.
Kriteria Responden:
1. Mahasiswa Universitas Sumatera Utara
2. Berusia minimal 17 tahun.
3. Menggunakan Aplikasi Shopee
4. Pernah melakukan pembelian di Shopee minimal 2 kali.

Bagian I

1. Responden hanya dapat memilih satu pilihan saja dan berikan tanda checklist ()

pada jawaban yang anda pilih.

2. Isilah seluruh pertanyaan yang diajukan kepada responden.

Identitas Responden

1. Nama :
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan

Universitas Sumatera Utara


3. Usia : a. 17 – 20 Tahun c. 25 – 28 Tahun
b. 21 – 24 Tahun d. > 29 Tahun
4. Penghasilan/ Uang Saku Per Bulan:
a. < Rp 500.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000
b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 d. > Rp 2.000.000
5. Berapa kali melakukan pembelian di Shopee?
a. 2 kali
b. 3 – 5 kali
c. > 10 kali

Bagian II
Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda
centang () pada kotak yang tersedia dibawah ini. Setiap responden diharapkan
hanya memilih 1 jawaban yang Anda anggap paling sesuai.
Petunjuk pengisian kuesioner ada 5 alternatif jawaban:

Pilihan Jawaban Skor


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-Ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER
No. Pernyataan S SS N TS STS
Variabel Flash sale (X1)
Frekuensi Promosi
1. Flash sale yang sering dilakukan oleh
Shoppe membuat saya mengingat
promosi tersebut.
2. Shopee sering mengadakan flash sale
secara besar-besaran pada beberapa
tanggal tertentu setiap tahunnya
(seperti 6.6, 9.9, dan 12.12).
Kualitas Promosi
3. Flash sale yang diadakan oleh Shopee
membuat saya tertarik untuk
melakukan transaksi di Shopee.
4. Flash sale menarik banyak pelanggan
baru untuk berbelanja di Shopee.
Waktu Promosi
5. Saya merasa flash sale yang
dilakukan oleh Shopee berlangsung
diwaktu yang sangat tepat.
6. Waktu untuk tiap sesi flash sale
Shopee dilakukan pada waktu tertentu
saja.
Ketepatan atau Kesesuaian Sasaran Promosi
7. Saya merasa program flash sale
membuat saya lebih sering berbelanja
di Shopee daripada di marketplace
lainnya.

Universitas Sumatera Utara


8. Program flash sale Shopee sesuai
dengan keinginan saya sebagai
konsumen

Variabel Tagline (X2)


Familiarity (Keakraban)
9. Saya sering melihat tagline Shopee di
berbagai media (cetak, elektronik,
internet).
10. Tagline “Gratis Ongkir”
mengingatkan saya pada Shopee.
Differentiation (Perbedaan)
11. Shopee identik dengan memberikan
gratis ongkir sesuai dengan yang
dijanjikan dalam tagline.
12. Voucher gratis ongkos kirim yang
ditawarkan oleh Shopee lebih banyak
dibandingkan marketplace yang lain.
Message of Value (Pesan atau Nilai)
13. Bintang iklan (Cristiano Ronaldo dan
Blackpink) yang digunakan Shopee
membuat saya yakin untuk berbelanja
di Shopee.
14 Promosi Gratis Ongkir dan harga
murah membuat saya ingin belanja di
Shopee
Variabel Keputusan Pembelian Impulsif (Y)
Spontanity (Spontanitas)
15. Saya akan langsung membeli produk

Universitas Sumatera Utara


yang menarik bagi saya pada program
flash sale.
16. Saya langsung melakukan pembelian
karena potongan harga yang
ditawarkan dan dijanjikan gratis
ongkos kirim seperti yang tertera pada
tagline.
Power, Compulsion, and Intensity
17 Shopee memiliki kemampuan untuk
memengaruhi saya agar melakukan
pembelian.
18. Saya merasakan kebutuhan untuk
membeli barang yang belum saya
miliki sebelumnya pada sesi flash sale
karena harga yang ditawarkan lebih
murah.
19 Saya merasakan dorongan untuk
mencoba mendapatkan barang yang
saya inginkan dengan harga murah
pada sesi flash sale.
Excitement and Simulation
20. Saya merasa antusias untuk
berbelanja di Shopee pada sesi flash
sale karena potongan harga yang
diberikan dan penawaran gratis
ongkos kirim.
21. Saya selalu memiliki dorongan
keinginan kuat untuk berbelanja pada
sesi flash sale Shopee karena

Universitas Sumatera Utara


memiliki pengalaman berbelanja yang
baik pada aplikasi tersebut.
Disregard for Consequences
22. Saya membeli produk yang
ditawarkan pada sesi flash sale
meskipun saya tidak terlalu
membutuhkannya (misalnya:
membeli hanya untuk memuaskan
rasa penasaran, harga sedang murah,
atau dijadikan stock saja).
23. Saya akan langsung membeli produk
yang ditawarkan pada sesi flash sale
meskipun barang tersebut
kemungkinan besar terlihat berbeda
dari display yang ditampilkan
(misalnya: membeli hanya untuk
memuaskan rasa penasaran atau
hanya karena harga sedang murah).
24. Saya lebih memilih membeli saat sesi
flash sale Shopee dan mengabaikan
kemungkinan bahwa marketplace lain
menjual produk tersebut dengan harga
yang lebih murah.

Universitas Sumatera Utara


KUESIONER GOOGLE FORM

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Variabel Flash Sale
Responden X1 1 X1 2 X1 3 X1 4 X1 5 X1 6 X1 7 X1 8 TOTAL
1 4 5 5 4 3 4 5 4 34
2 5 5 4 4 3 4 3 4 32
3 3 5 4 5 4 3 5 5 34
4 3 4 4 4 3 4 4 3 29
5 3 3 5 5 4 3 5 5 33
6 5 5 5 4 5 5 4 4 37
7 4 4 4 4 3 4 3 3 29
8 4 4 4 4 4 4 4 4 32
9 5 5 4 4 4 4 3 4 33
10 5 5 5 4 4 5 3 5 36
11 4 5 3 4 3 4 3 3 29
12 4 4 4 4 4 4 4 4 32
13 4 4 3 3 4 3 3 3 27
14 4 5 3 3 3 4 3 3 28
15 3 4 4 4 3 4 2 3 27
16 4 5 3 4 3 3 4 3 29
17 3 4 3 5 5 3 3 4 30
18 5 5 5 5 5 5 5 5 40
19 3 4 3 3 4 4 3 3 27
20 5 5 5 5 5 1 2 4 32
21 5 4 4 5 5 4 4 3 34
22 5 3 4 4 4 5 4 3 32
23 3 4 5 4 4 5 3 2 30
24 4 4 5 4 5 5 4 4 35
25 4 4 3 4 5 4 5 4 33
26 5 5 5 5 3 5 2 3 33
27 5 5 4 4 4 4 4 4 34

Universitas Sumatera Utara


28 4 5 5 5 3 3 5 5 35
29 5 5 5 5 4 5 5 5 39
30 5 5 5 5 4 5 5 3 37
31 4 4 3 4 3 4 4 4 30
32 4 4 4 4 4 4 4 4 32
33 5 5 5 5 4 5 5 5 39
34 4 5 3 4 3 4 3 4 30
35 3 5 3 4 4 4 3 3 29
36 5 5 5 5 5 5 4 5 39
37 4 5 4 4 4 4 4 4 33
38 4 4 4 4 4 4 4 4 32
39 3 5 4 4 3 3 4 3 29
40 5 4 4 5 5 4 4 3 34
41 4 4 4 4 4 4 3 4 31
42 4 5 4 4 3 4 3 3 30
43 4 5 4 5 4 4 4 4 34
44 4 4 5 5 5 5 5 5 38
45 5 5 4 4 4 4 4 4 34
46 5 5 4 5 4 4 4 4 35
47 4 4 4 3 3 4 4 4 30
48 4 4 4 4 3 3 4 4 30
49 3 3 4 3 4 3 3 4 27
50 3 4 3 4 3 4 3 3 27
51 4 4 4 4 3 4 3 3 29
52 4 4 3 4 3 4 4 4 30
53 5 5 5 5 4 4 5 5 38
54 4 5 5 4 3 3 4 4 32
55 5 5 5 4 5 4 4 5 37
56 5 5 5 4 5 4 4 5 37
57 3 5 4 4 3 3 4 4 30

Universitas Sumatera Utara


58 4 5 5 4 3 4 4 3 32
59 5 5 5 5 3 5 5 3 36
60 4 5 4 4 3 3 3 4 30
61 4 5 4 4 3 4 3 4 31
62 4 5 5 5 5 5 4 5 38
63 4 5 5 5 4 3 3 3 32
64 3 5 5 5 3 5 5 4 35
65 5 5 5 5 4 4 3 4 35
66 4 5 5 5 3 3 5 5 35
67 5 4 5 5 5 4 3 4 35
68 4 5 4 4 3 4 4 3 31
69 5 5 5 5 4 5 5 5 39
70 3 5 4 4 4 3 3 3 29
71 4 4 4 4 3 4 3 3 29
72 5 5 3 3 3 5 5 5 34
73 5 5 5 4 3 3 4 5 34
74 5 5 4 4 3 4 4 5 34
75 5 4 4 4 5 4 5 4 35
76 5 5 4 4 3 4 2 3 30
77 4 4 4 3 4 3 3 3 28
78 3 4 4 3 4 4 2 2 26
79 4 4 4 4 3 4 3 3 29
80 4 5 4 4 4 4 4 4 33
81 5 5 5 5 3 5 5 3 36
82 4 5 4 5 5 5 5 5 38
83 4 5 4 4 3 3 4 3 30
84 5 5 5 4 4 5 5 5 38
85 4 5 4 4 4 5 5 4 35
86 5 5 5 5 3 4 5 3 35
87 4 5 5 5 5 5 5 5 39

Universitas Sumatera Utara


88 2 5 5 5 3 5 5 5 35
89 5 5 5 5 3 4 4 3 34
90 4 5 3 4 3 4 3 3 29
91 4 4 4 3 3 4 4 3 29
92 5 5 5 5 3 5 5 4 37
93 5 5 4 5 5 4 4 5 37
94 3 5 3 4 4 5 2 4 30
95 5 5 5 5 4 5 2 4 35
96 4 3 2 4 4 5 1 2 25
97 4 4 5 5 4 4 5 2 33
98 5 5 5 5 5 4 5 4 38
99 3 5 4 4 3 3 2 3 27
100 4 4 5 3 2 4 4 2 28

Universitas Sumatera Utara


Variabel Tagline
Responden X2 1 X2 2 X2 3 X2 4 X2 5 X2 6 TOTAL
1 5 5 4 5 5 4 28
2 5 5 5 3 2 4 24
3 5 5 5 5 5 5 30
4 5 4 4 3 2 4 22
5 5 5 5 5 5 5 30
6 4 4 4 4 4 5 25
7 4 3 3 4 3 4 21
8 4 4 4 4 4 4 24
9 4 4 4 4 2 4 22
10 5 5 3 4 4 5 26
11 4 4 4 4 4 4 24
12 5 5 2 2 3 4 21
13 3 4 4 4 4 3 22
14 4 5 4 4 3 5 25
15 4 3 3 4 3 3 20
16 5 3 3 3 3 3 20
17 5 5 5 5 3 3 26
18 5 5 5 5 5 5 30
19 3 4 3 4 3 4 21
20 5 5 5 5 1 5 26
21 3 3 4 4 4 4 22
22 4 3 3 3 3 5 21
23 4 5 5 4 4 5 27
24 5 4 5 4 4 4 26
25 3 4 3 4 5 5 24
26 5 4 4 5 3 3 24
27 4 4 4 4 4 5 25

Universitas Sumatera Utara


28 5 3 5 5 1 5 24
29 5 5 4 5 5 5 29
30 5 4 4 4 3 5 25
31 5 5 5 3 3 3 24
32 4 4 4 4 4 4 24
33 5 3 5 5 5 5 28
34 5 5 4 5 3 5 27
35 5 5 5 2 2 3 22
36 5 5 5 5 5 5 30
37 3 4 4 4 4 4 23
38 4 4 4 5 5 5 27
39 5 4 4 4 4 4 25
40 3 3 4 4 4 4 22
41 4 4 4 4 4 5 25
42 5 5 4 3 4 5 26
43 4 4 4 4 3 5 24
44 5 5 5 5 4 4 28
45 5 5 4 5 3 5 27
46 5 5 5 5 1 5 26
47 4 3 4 3 3 4 21
48 4 4 4 4 4 4 24
49 4 4 4 3 3 4 22
50 3 4 4 4 3 4 22
51 4 3 3 4 3 4 21
52 5 4 3 4 4 3 23
53 4 5 4 4 5 5 27
54 5 5 5 4 4 5 28
55 5 5 5 5 5 5 30
56 5 5 5 5 5 5 30
57 4 5 4 5 3 5 26

Universitas Sumatera Utara


58 5 5 3 4 3 4 24
59 5 5 5 5 2 5 27
60 4 4 4 4 5 5 26
61 4 3 3 4 3 4 21
62 4 5 4 4 4 4 25
63 5 4 4 5 4 5 27
64 5 5 4 3 2 5 24
65 5 5 4 4 5 5 28
66 5 3 5 5 1 5 24
67 4 5 4 3 4 3 23
68 4 3 3 2 3 4 19
69 4 5 5 5 5 5 29
70 4 4 3 3 3 4 21
71 4 3 3 4 3 3 20
72 5 5 5 5 5 5 30
73 5 5 5 5 5 5 30
74 4 4 4 4 4 5 25
75 5 5 5 4 4 4 27
76 4 3 5 5 2 5 24
77 4 4 3 4 2 4 21
78 4 3 4 4 3 3 21
79 4 3 3 4 3 3 20
80 5 5 5 3 4 5 27
81 5 5 5 5 1 5 26
82 5 4 5 3 3 4 24
83 5 5 4 3 2 4 23
84 5 5 4 5 2 5 26
85 5 5 3 4 3 5 25
86 5 2 5 5 1 5 23
87 5 5 5 3 3 5 26

Universitas Sumatera Utara


88 5 5 5 3 1 5 24
89 5 5 4 4 4 5 27
90 5 3 4 3 3 3 21
91 5 5 5 4 3 5 27
92 5 5 5 5 4 5 29
93 5 5 5 5 2 4 26
94 4 5 4 4 1 4 22
95 4 2 4 3 3 4 20
96 5 4 2 3 1 5 20
97 4 4 4 4 3 5 24
98 4 5 5 4 5 5 28
99 5 4 4 4 4 5 26
100 5 5 4 3 2 4 23

Universitas Sumatera Utara


Variabel Keputusan Pembelian Impulsif
Responden Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 TOTAL
1 3 5 4 4 5 4 4 3 3 4 39
2 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 39
3 3 5 3 4 3 3 3 1 1 1 27
4 3 4 3 3 5 4 4 3 1 2 32
5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3 41
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
7 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 36
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 35
10 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 42
11 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 26
12 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 36
13 2 5 3 2 3 4 3 3 3 3 31
14 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 30
15 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 31
16 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 33
17 3 4 1 5 3 3 3 2 3 4 31
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
19 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37
20 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 45

Universitas Sumatera Utara


21 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
22 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 36
23 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 41
24 4 3 4 4 4 3 4 3 1 3 33
25 4 5 3 5 5 4 4 4 5 3 42
26 3 3 3 4 3 4 5 3 2 3 33
27 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 46
28 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 44
29 5 5 5 4 5 5 5 3 3 4 44
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
31 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 33
32 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 38
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
34 5 4 5 4 4 4 4 1 1 3 35
35 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 34
36 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 43
37 5 4 4 4 4 4 4 2 1 4 36
38 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47
39 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 35
40 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
41 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 40
42 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 35

Universitas Sumatera Utara


43 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 34
44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
45 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 42
46 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 34
47 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 34
48 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 38
49 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 42
50 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 30
51 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 36
52 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 36
53 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 44
54 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 38
55 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 33
56 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 33
57 3 4 5 5 5 5 5 4 3 4 43
58 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 35
59 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 44
60 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 34
61 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 35
62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
63 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48
64 5 4 5 5 4 5 5 3 3 4 43

Universitas Sumatera Utara


65 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
66 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 44
67 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 40
68 4 4 2 3 3 3 3 3 1 4 30
69 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 44
70 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 37
71 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32
72 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 46
73 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 40
74 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 36
75 5 5 4 3 3 4 4 5 4 5 42
76 5 3 4 3 4 3 2 2 2 3 31
77 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 37
78 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 34
79 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 32
80 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 37
81 5 5 5 5 5 5 5 4 2 2 43
82 3 4 4 4 4 5 5 3 1 3 36
83 5 4 5 3 4 4 3 4 2 4 38
84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
85 4 4 5 4 5 4 4 2 2 3 37
86 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 45

Universitas Sumatera Utara


87 3 3 5 4 4 4 3 2 2 5 35
88 4 2 3 5 4 5 4 5 4 5 41
89 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 32
90 3 4 4 4 4 4 3 1 1 3 31
91 3 4 4 3 3 4 4 3 1 1 30
92 3 3 5 5 5 5 3 1 2 3 35
93 4 3 5 3 4 4 4 3 2 2 34
94 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 33
95 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38
96 2 4 4 5 5 4 2 1 1 4 32
97 4 4 4 4 5 4 4 2 2 5 38
98 5 4 4 4 4 5 4 3 3 3 39
99 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 33
100 3 4 5 5 5 5 4 4 3 4 42

Universitas Sumatera Utara


Frequency Table

Flash Sale

X1. 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Netral 17 17.0 17.0 18.0
Setuju 45 45.0 45.0 63.0
Sangat Setuju 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Netral 4 4.0 4.0 4.0
Setuju 32 32.0 32.0 36.0
Sangat Setuju 64 64.0 64.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Netral 15 15.0 15.0 16.0
Setuju 44 44.0 44.0 60.0
Sangat Setuju 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Netral 10 10.0 10.0 10.0
Setuju 54 54.0 54.0 64.0

Universitas Sumatera Utara


Sangat Setuju 36 36.0 36.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Netral 43 43.0 43.0 44.0
Setuju 37 37.0 37.0 81.0
Sangat Setuju 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Netral 19 19.0 19.0 20.0
Setuju 53 53.0 53.0 73.0
Sangat Setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Tidak Setuju 8 8.0 8.0 9.0
Netral 27 27.0 27.0 36.0
Setuju 37 37.0 37.0 73.0
Sangat Setuju 27 27.0 27.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X1. 8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Universitas Sumatera Utara


Valid Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0
Netral 34 34.0 34.0 39.0
Setuju 38 38.0 38.0 77.0
Sangat Setuju 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tagline
X2. 1

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Netral 7 7.0 7.0 7.0
Setuju 37 37.0 37.0 44.0
Sangat Setuju 56 56.0 56.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2. 2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0
Netral 18 18.0 18.0 20.0
Setuju 31 31.0 31.0 51.0
Sangat Setuju 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2. 3

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0
Netral 17 17.0 17.0 19.0
Setuju 46 46.0 46.0 65.0
Sangat Setuju 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


X2. 4

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0
Netral 20 20.0 20.0 23.0
Setuju 46 46.0 46.0 69.0
Sangat Setuju 31 31.0 31.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2. 5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 9 9.0 9.0 9.0
Tidak Setuju 12 12.0 12.0 21.0
Netral 33 33.0 33.0 54.0
Setuju 28 28.0 28.0 82.0
Sangat Setuju 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X2. 6

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Netral 13 13.0 13.0 13.0
Setuju 34 34.0 34.0 47.0
Sangat Setuju 53 53.0 53.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Keputusan Pembelian Impulsif

Y1

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0
Netral 34 34.0 34.0 37.0
Setuju 38 38.0 38.0 75.0

Universitas Sumatera Utara


Sangat Setuju 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y2

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0
Netral 22 22.0 22.0 24.0
Setuju 51 51.0 51.0 75.0
Sangat Setuju 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y3

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Tidak Setuju 2 2.0 2.0 3.0
Netral 22 22.0 22.0 25.0
Setuju 43 43.0 43.0 68.0
Sangat Setuju 32 32.0 32.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y4

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0
Netral 21 21.0 21.0 22.0
Setuju 49 49.0 49.0 71.0
Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y5

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 1 1.0 1.0 1.0

Universitas Sumatera Utara


Netral 15 15.0 15.0 16.0
Setuju 55 55.0 55.0 71.0
Sangat Setuju 29 29.0 29.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y6

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Netral 18 18.0 18.0 18.0
Setuju 52 52.0 52.0 70.0
Sangat Setuju 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y7

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Tidak Setuju 3 3.0 3.0 3.0
Netral 23 23.0 23.0 26.0
Setuju 50 50.0 50.0 76.0
Sangat Setuju 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 5 5.0 5.0 5.0
Tidak Setuju 17 17.0 17.0 22.0
Netral 29 29.0 29.0 51.0
Setuju 28 28.0 28.0 79.0
Sangat Setuju 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent

Universitas Sumatera Utara


Valid Sangat Tidak Setuju 14 14.0 14.0 14.0
Tidak Setuju 23 23.0 23.0 37.0
Netral 30 30.0 30.0 67.0
Setuju 22 22.0 22.0 89.0
Sangat Setuju 11 11.0 11.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y10

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 2.0 2.0 2.0
Tidak Setuju 9 9.0 9.0 11.0
Netral 38 38.0 38.0 49.0
Setuju 36 36.0 36.0 85.0
Sangat Setuju 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Uji Validitas

X1 Flash Sale

Correlations
Pernyata Pernyata Pernyata Pernyata Pernyata Pernyata Pernyata Pernyata Total
an 1 an 2 an 3 an 4 an 5 an 6 an 7 an 8
** ** ** * ** * * **
Pernyata Pearson 1 .291 .348 .287 .240 .258 .204 .250 .592
an 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .000 .004 .016 .010 .042 .012 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** **
Pernyata Pearson .291 1 .294 .322 -.101 .072 .192 .324 .456
an 2 Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .003 .001 .317 .479 .055 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
Pernyata Pearson .348 .294 1 .523 .159 .182 .419 .318 .673
an 3 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .114 .071 .000 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** **
Pernyata Pearson .287 .322 .523 1 .327 .188 .366 .346 .681
an 4 Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .001 .000 .001 .061 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


* ** ** **
Pernyata Pearson .240 -.101 .159 .327 1 .163 .123 .359 .490
an 5 Correlation
Sig. (2-tailed) .016 .317 .114 .001 .105 .222 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Universitas Sumatera Utara


** * **
Pernyata Pearson .258 .072 .182 .188 .163 1 .240 .128 .470
an 6 Correlation
Sig. (2-tailed) .010 .479 .071 .061 .105 .016 .205 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


* ** ** * ** **
Pernyata Pearson .204 .192 .419 .366 .123 .240 1 .479 .679
an 7 Correlation
Sig. (2-tailed) .042 .055 .000 .000 .222 .016 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


* ** ** ** ** ** **
Pernyata Pearson .250 .324 .318 .346 .359 .128 .479 1 .697
an 8 Correlation
Sig. (2-tailed) .012 .001 .001 .000 .000 .205 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** ** **
Total Pearson .592 .456 .673 .681 .490 .470 .679 .697 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


X2 Tagline
Correlations
Pernyataa Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan TOTAL
n9 10 11 12 13 14
** ** * **
Pernyataan Pearson 1 .424 .360 .132 -.146 .213 .461
9 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .189 .147 .033 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** **
Pernyataan Pearson .424 1 .354 .148 .175 .313 .658
10 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .142 .082 .002 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** **
Pernyataan Pearson .360 .354 1 .403 .070 .304 .656
11 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .488 .002 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** * ** **
Pernyataan Pearson .132 .148 .403 1 .209 .375 .628
12 Correlation
Sig. (2-tailed) .189 .142 .000 .037 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


* **
Pernyataan Pearson -.146 .175 .070 .209 1 .138 .532
13 Correlation
Sig. (2-tailed) .147 .082 .488 .037 .171 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


* ** ** ** **
Pernyataan Pearson .213 .313 .304 .375 .138 1 .619
14 Correlation

Universitas Sumatera Utara


Sig. (2-tailed) .033 .002 .002 .000 .171 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson .461 .658 .656 .628 .532 .619 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Keputusan Pembelian Impulsif

Correlations
Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat Pernyat TO
aan 15 aan 16 aan 17 aan 18 aan 19 aan 20 aan 21 aan 22 aan 23 aan 24 TAL
** ** ** ** ** ** ** * *
Pernyat Pearson 1 .388 .422 .328 .279 .279 .366 .406 .240 .222 .589
**
aan 15 Correlation
Sig. (2- .000 .000 .001 .005 .005 .000 .000 .016 .027 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** *
Pernyat Pearson .388 1 .401 .425 .496 .457 .457 .371 .235 .154 .630
**
aan 16 Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .019 .126 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** *
Pernyat Pearson .422 .401 1 .419 .603 .638 .498 .298 .111 .199 .651
**
aan 17 Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .273 .048 .000

Universitas Sumatera Utara


tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** * **
Pernyat Pearson .328 .425 .419 1 .606 .586 .504 .376 .243 .323 .688
**
aan 18 Correlation
Sig. (2- .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .015 .001 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** * *
Pernyat Pearson .279 .496 .603 .606 1 .635 .528 .255 .132 .233 .661
**
aan 19 Correlation
Sig. (2- .005 .000 .000 .000 .000 .000 .011 .190 .020 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** * **
Pernyat Pearson .279 .457 .638 .586 .635 1 .642 .447 .242 .296 .746
**
aan 20 Correlation
Sig. (2- .005 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .015 .003 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** * *
Pernyat Pearson .366 .457 .498 .504 .528 .642 1 .527 .235 .222 .722
**
aan 21 Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .019 .027 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** * ** ** ** **
Pernyat Pearson .406 .371 .298 .376 .255 .447 .527 1 .568 .467 .756
**
aan 22 Correlation
Sig. (2- .000 .000 .003 .000 .011 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* * * * * ** **
Pernyat Pearson .240 .235 .111 .243 .132 .242 .235 .568 1 .530 .605
**
aan 23 Correlation

Universitas Sumatera Utara


Sig. (2- .016 .019 .273 .015 .190 .015 .019 .000 .000 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
* * ** * ** * ** **
Pernyat Pearson .222 .154 .199 .323 .233 .296 .222 .467 .530 1 .588
**
aan 24 Correlation
Sig. (2- .027 .126 .048 .001 .020 .003 .027 .000 .000 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson .589 .630 .651 .688 .661 .746 .722 .756 .605 .588 1
Correlation
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


UJI RELIABILITAS

Flash Sale

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.736 8

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Deleted
Correlation
Pernyataan 1 28.4800 10.353 .432 .708
Pernyataan 2 28.0600 11.431 .317 .728
Pernyataan 3 28.4300 9.945 .535 .688
Pernyataan 4 28.4000 10.283 .568 .687
Pernyataan 5 28.9200 10.842 .301 .734
Pernyataan 6 28.6100 11.008 .286 .735
Pernyataan 7 28.8500 9.199 .489 .697
Pernyataan 8 28.8700 9.407 .539 .684

Tagline

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.604 6

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Deleted
Correlation
Pernyataan 9 20.2000 7.131 .266 .586
Pernyataan 10 20.4200 5.943 .444 .514
Pernyataan 11 20.5500 6.088 .461 .512

Universitas Sumatera Utara


Pernyataan 12 20.6400 6.152 .413 .529
Pernyataan 13 21.3500 6.169 .149 .682
Pernyataan 14 20.2900 6.370 .430 .529

Keputusan Pembelian Impulsif

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.847 10

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Deleted
Correlation
Pernyataan 15 34.1600 27.408 .480 .838
Pernyataan 16 34.0200 27.515 .540 .834
Pernyataan 17 33.9800 26.747 .552 .832
Pernyataan 18 33.9500 27.078 .610 .829
Pernyataan 19 33.8900 27.614 .584 .831
Pernyataan 20 33.8900 26.947 .685 .824
Pernyataan 21 34.0600 26.562 .647 .825
Pernyataan 22 34.5800 23.741 .646 .824
Pernyataan 23 35.0800 25.448 .442 .850
Pernyataan 24 34.4800 26.959 .465 .840

Universitas Sumatera Utara


Uji Regresi Linear Berganda
Regresion
Variables Entered/Removeda
Mode Variables Variables Method
l Entered Removed
1 TAGLINE, . Enter
b
FLASHSALE
a. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .565 .320 .306 4.73523
a. Predictors: (Constant), TAGLINE, FLASHSALE
b. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
b
1 Regression 1022.021 2 511.010 22.790 .000
Residual 2174.969 97 22.422

Total 3196.990 99

a. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF


b. Predictors: (Constant), TAGLINE, FLASHSALE

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.311 4.700 1.768 .080

FLASHSALE .857 .166 .543 5.159 .000


TAGLINE .069 .206 .035 .334 .739
a. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF

Universitas Sumatera Utara


Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity
Coefficients d Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Toleranc VIF
e
1 (Constant) 8.311 4.700 1.768 .080

FLASHSALE .857 .166 .543 5.159 .000 .632 1.582


TAGLINE .069 .206 .035 .334 .739 .632 1.582
a. Dependent Variable: PEMBELIAN IMPULSIF

NPar Tests

UJI KOLMOGOROV – SMIRNOV TEST


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual

N 100
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 4.68715095
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .051
Positive .040
Negative -.051
Test Statistic .051
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Sumatera Utara


Grafik Histogram

Grafik P P-Plot

Universitas Sumatera Utara


Uji Heteroskedasitas

Universitas Sumatera Utara


R TABEL

Universitas Sumatera Utara


T Tabel

Universitas Sumatera Utara


F Tabel

Universitas Sumatera Utara


DOKUMENTASI GOOGLE FORM

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai