Anda di halaman 1dari 8

AGORA Vol. 5, No.

1, (2017)

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. OMEGA


INTERNUSA SIDOARJO

Cinthya Elika Putri Gunawan


Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: Cinthya.elika@yahoo.com

Abstrak² Strategi bisnis bertujuan untuk mencapai tujuan Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT
jangka panjang yang ingin dicapai dan menemukan posisi Kearney, pertumbuhan industri ritel di Indonesia berada di
perusahaan dalam industri sehingga perusahaan dapat peringkat 12 dunia. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel
melindungi dirinya terhadap tekanan persaingan. Penelitian ini tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam indeks sejak
bertujuan untuk mengembangkan strategi usaha yang sudah
dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan dapat bertahan
2001.
dari tekanan persaingan yang semakin ketat di pasar. Penelitian Sejalan dengan munculnya industri retail baru, saat ini
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik konsumen dapat membeli barang yang sama dari sejumlah retail
pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara semi yang berbeda. Contohnya Hypermarket yang menekan
terstruktur dengan menggunakan purposive sampling dalam keberadaan supermarket dalam industri retail barang dagangan.
memilih narasumber. Dalam menguji validitas data penulis Meningkatnya konsentrasi industri, saat jumlah industri retail
menggunakan triangulasi sumber. Penelitian ini dilakukan meningkat, jumlah pesaing dalam tiap industri akan cenderung
dengan menganalisa lingkungan eksternal menggunakan analisa meningkat. Hal ini terjadi akibat banyaknya retail yang harus
PEST dan lima kekuatan Porter serta menggunakan lingkungan
internal melalui fungsi bisnis. Kemudian melakukan analisis
keluar dari industri tersebut sebagai dampak dari adanya
SWOT dan di matrikskan sehingga dapat menghasilkan beberpa persaingan.
alternatif dalam mengembangkan strategi bisnis untuk PT. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan diseluruh dunia
Omega Internusa. Strategi yang tepat bagi perusahaan dalam ditantang untuk menjadi lebih bersaing secara strategis dalam
hasil penelitian ini yaitu strategi intensif. Dengan strategi pasar domestik mereka. Ada dua model penting yang ditujukan
alternatif tersebut perusahaan dapat mencapai tujuan yang untuk menggambarkan input penting bagi langkah strategis
diinginkan serta dapat bertahan dalam menghadapi tekanan suatu perusahaan, salah satunya adalah model berbasis sumber
persaingan yang ada. daya. Model berbasis sumber daya mengansumsikan
Kata Kunci² Strategi bersaing, Analisis Lingkungan Internal, perusahaan dalam suatu industri mengendalikan sumber daya
Analisis Lingkungan Eksternal. yang berbeda dan sumber-sumber daya ini secara tidak
sempurna berpindah antar perusahaan. Melalui pilihan dan
I. PENDAHULUAN langkah tepat, sumber daya dan kemampuan dapat secara
sistematis di kembangkan dalam kompetensi inti. Dalam model
Perkembangan dunia bisnis belakangan ini sangat
ini, kompetisi inti merupakan dasar dalam memilih strategi,
mendukung perkembangan industri bagi para retailer yang mencapai daya saing strategis, dan memperoleh laba di atas
berada di pasar, terutama para retailer besar. Meningkatnya rata-rata. Pengembangan dan aplikasi kompetensi inti
tingkat konsumsi dan hasrat berbelanja masyarakat membuat berhubungan erat dengan daya saing strategis bagi perusahaan
industri ini semakin dilirik oleh para pelaku bisnis. Retail adalah global (Hitt, 1997).
suatu penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada Di dalam industri retail terdapat perantara yang di butuhkan
konsumen. Retail berasal dari Bahasa Perancis diambil dari kata untuk mendapatkan barang yang di inginkan dalam bisnis
retailer \DQJ EHUDUWL ³PHPRWRQJ PHQMDGL NHFLO-NHFLO´ mereka. Perantara tersebut yaitu distributor dan agen. Dalam
(Risch,1991:2). industri retail, distributor memegang peranan penting bagi
Dalam dunia globalisasi, bisnis dikatakan berhasil apabila proses saluran distribusi, karena hal ini berkaitan dengan
bisnis tersebut berhasil secara lokal dan internasional atau tanggung jawabnya dalam penyaluran produk barang atau jasa
menyeluruh. Pada awalnya retail adalah bisnis lokal, dimana dari pihak produsen menuju ke konsumen. Tanpa ada
toko dimiliki dan di jalankan oleh orang-orang yang tinggal distributor, produsen akan kesulitan untuk memasarkan
dalam suatu komunitas dan memiliki pelanggan yang berasal produknya dan konsumen pun akan bersusah payah mengejar
dari lingkungan terbatas tersebut. Tetapi saat ini, konsep retail
produsen untuk dapat menikmati produknya. Artinya, dengan
yang berhasil disebuah negara atau lingkungan tertentu telah
adanya saluran distribusi yang baik, maka hal ini dapat
berkembang secara global. Pasar industri ritel di Indonesia pada
menjamin ketersediaan produk barang dan jasa yang
tahun 2015 diperkirakan mencapai US$ 326 miliar atau senilai
dibutuhkan oleh masyarakat. Sedangkan agen sendiri berperan
Rp 4.306 triliun, menurut data lembaga riset AT Kearney.
Tingginya nilai pasar industri ritel di Indonesia ditopang sebagai perantara yang mewakili penjual atau pembeli dalam
pertumbuhan konsumen kelas menengah, meski perekonomian transaksi dan dalam hal ini hubungan kerja dengan kliennya.
nasional sedang mengalami perlambatan. Dalam Indeks Keagenan itu sendiri erat kaitannya dengan distribusi. Dalam
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

sebuah perusahaan agen sangat berperan penting dalam Strategi Bisnis


kegiatan bisnis karena dengan adanya agen barang-barang Strategi bisnis hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
hasil produksi bisa disalurkan kewilayah-wilayah tertentu terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
dengan kata lain agen sangat menguntungkan untuk sebuah kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola
perusahaan distribusi. konsumen memerlukan kompetensi inti (core competence).
PT Omega berdiri pada tahun 2006 dan berada di daerah Perubahan perlu mencari kompetensi mencari kompetensi inti
Waru-Sidoarjo yang bergerak dalam industri retail yaitu di dalam bisnis yang dilakukan. (Umar, 2003).
trading barang-barang consumer goods. Meskipun PT Omega Menururt David (2011), strategi bisnis adalah alat
Internusa termasuk pemain lama dalam industri ini yaitu untuk mencapai tujuan jangka panjang. Sebuah perusahaan
dengan masuknya PT Omega Internusa pada tahun 2006, harus berjuang mencapai keuntungan kompetitif secara
namun pemilik PT Omega Internusa selalu melakukan berkelanjutan, berupa (1) terus beradaptasi untuk berubah
strategi-strategi yang membuat perusahaannya tetap berjalan dalam eksternal trend dan kapasitas internal, kemampuan dan
sesuai dengan tujuannya. Selain itu PT Omega Internusa juga sumberdaya; dan (2) perencaan efektif, implementasi dan
memiliki masalah dalam mengatasi persaingan bisnisnya evaluasi strategi yang berperan besar (David, 2011).
untuk menghadapi para kompetitor baik pendatang baru atau
pemain lama. Masalah yang dihadapi oleh PT Omega Analisis Lingkungan
Internusa yaitu persaingan harga yang sangat kompetitif, Analisis lingkungan dapat dibagi atas dua lingkungan, yaitu
sehingga PT Omega Internusa harus mempunyai strategi lain lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Analisis
untuk mampu bersaing dengan para kompetitornya dan lingkungan eksternal. Menurut David (2010), faktor-faktor
membuat customer tidak mudah berpindah ke penjual lain. yang ada dalam lingkungan eksternal, yaitu: persaingan antara
Strategi bisnis yang digunakan PT Omega Internusa sekarang perusahaan sejenis, potensi masuknya pesaing baru, potensi
yaitu dengan tetap menjaga kualitas pelayanannya dan pengembangan produk pengganti, kekuatan tawar menawar dari
mengutamakan tingkat spesifikasi barang yang sesuai dengan pemasok, dan kekuatan tawar menawar dari konsumen.
permintaan pembelinya, tetapi juga didukung dengan harga Analisis lingkungan internal menurut David (2010, p.178-
yang kompetitif. Menurut hasil wawancara dengan pemilik PT 225), audit internal membutuhkan pengumpulan dan pemaduan
Omega Internusa, pesaing yang cukup mencolok adalah PT informasi mengenai menajemen pemasaran,
Kreasi Cahaya Sukses yang berada di Rungkut Industri keuangan/akuntansi, produksi/operasi, sumber daya manusia,
Surabaya karena perusahaan PT Kreasi Cahaya Sukses serta operasi sistem informasi manajemen perusahaan.
bergerak di bidang yang sama dengan PT Omega Internusa
yaitu agen distribusi serta menjual barang-barang yang sama.
Analisis SWOT
Melihat apa yang dicetuskan oleh David (2010) jenis strategi
Analisa SWOT merupakan teknik historis yang terkenal di
yang digunakan oleh PT Omega Internusa yaitu strategi intesif
mana para manajer menciptakan gambaran umum secara cepat
pengembangan produk. Selama ini PT Omega Internusa telah
mengenai situasi strategis perusahaan. Analisis ini didasarkan
menerapkan strategi bisnis dengan tetap menjaga kualitas
pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari
pelayanannya dengan mengutamakan tingkat spesifikasi
³NHVHVXDLDQ´ \DQJ EDLN DQWDUD VXPEHU GD\D LQWHUQDO SHUXVDKDDQ
barang sesuai dengan permintaan pembelinya.
(kekuatan dan kelemahan) dengan situasi eksternalnya (peluang
dan ancaman). (Pearce dan Robinson, 2013, p. 156).
Definisi Strategi
Matriks SWOT
Menurut David (2010), Strategi adalah sarana Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strength-
bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai, aksi Weaknesses-Opportunities-Threats-SWOT) adalah sebuah alat
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen puncak pencocokan yang penting yang membantu para manajer
dan sumber daya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO (kekuatan-
itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST
perusahaan, biasanya untuk lima tahun kedepan, dan karenanya (kekuatan-ancaman) dan Strategi WT (kelemahan-ancaman).
berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama
konsekuensi multifungsional atau multidivisional serta perlu merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan matriks
mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik (David, 2010,
yang dihadapi perusahaan. p.327).
Strategi adalah sebuah tindakan yang memiliki
kekuatan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan di II. METODE PENELITIAN
manajemen puncak. Strategi memiliki konsekuensi yang
multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan Jenis Penelitian
faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.
(David, 2013). Penelitian kualitatif ditujukan untuk mengetahui sebab seperti
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

bagaimana dan mengapa suatu masalah terjadi dalam yang terkait dengan membandingkan hasil wawancara yang
penelitian. Penelitian kualitatif sendiri mencakup teknik berasal dari narasumber PT Omega Internusa.
interpretasi yang mendalami suatu permasalahan, sehingga
peneliti dapat mendeskripsikan, mengartikan data, sehingga
mencapai suatu kesimpulan. (Cooper, 2008, p. 162). Jenis III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu mencatat secara teliti
Analisis Lingkungan Eksternal
segala gejala (fenomena) yang dilihat dan didengar serta
dibacanya (via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto )LYH¶V )RUFHV $QDO\VLV 0RGHO
video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dokumen a. Persaingan Antar Perusahaan Sejenis
resmi atau bukan, dan lain-lain), dan peneliti harus Di dalam industri retail ini banyak sekali perusahaan yang
membanding-bandingkan, mengkombinasikan, bergerak di bidang yang sama dengan PT. Omega Internusa.
mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan (Bungin, 2001). Sehingga perusahaan ini memiliki pesaing retail yang relatif
banyak baik di sesama Surabaya maupun di luar kota.
Teknik Pengumpulan Data Perusahaan lain yang cukup menjadi pesaing berat dengan PT.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan wawancara Omega Internusa ini adalah Perusahaan PT Kreasi Cahaya
semiterstruktur yaitu dimana pelaksanaannya lebih bebas bila Sukses karena menjual barang-barang yang sama baik produk
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari ataupun brand. Pertumbuhan industri retail sekarang ini cukup
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan lambat karena melihat situasi pertumbuhan ekonomi sekarang
secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara ini. Sedangkan tingkat persaingan sendiri cukup ketat dan
diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan banyak. Sehingga PT Omega Internusa memiliki kesulitan
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan dalam menghadapi persaingan yaitu terutama masalah harga
mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Alat-alat yang yang lebih murah dari pesaing dan supply barang, bila barang
digunakan dalam wawancara yaitu pedoman wawancara dan sedang habis dari supplier maka akan kesulitan mendapatkan
recorder yang berguna untuk merekam semua percakapan atau barang untuk dijual, sehingga bisa saja konsumen beralih
pembicaraan (Cooper, 2008). kepada agen yang lainnya. Sistem penjualan yang dilakukan
oleh PT. Omega Internusa adalah secara bebas dalam arti
Pemilihan Informan menggunakan sistem jual-beli, sehingga tidak diberlakukan
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive sistem retur barang dikarenakan PT Omega Internusa adalah
sampling. Teknik tersebut adalah teknik penentuan sampel agen. Cukup banyaknya pesaing di industri retail ini akan
dengan pertimbangan tertentu, yakni partisipan memiliki menjadikan ancaman bagi perusahaan sehingga untuk itu PT.
keunikan maupun karakteristik pada pengalaman, perilaku, Omega Internusa harus memberikan harga yang lebih murah
persepsi, baik secara konseptual maupun teoritis yang dapat dari pesaing lainnya agar tetap berpeluang mendapatkan
dikembangkan selama proses wawancara (Cooper, 2008, p. banyak pembeli.
169). Teknik purposive sampling cocok untuk digunakan karena b. Potensi Masuknya Pesaing Baru
penulis ingin mendapatkan informasi yang akurat dari Yang menjadi hambatan PT. Omega Internusa karena
narasumber yang memahami pembahasan penelitian, sehingga adanya pesaing baru yaitu harga, karena apabila menjual
penulis dapat menyajikan data yang kredibel. barang yang sama dan dengan brand serta merek yang sama
pastinya terutama akan bersaing dalam hal harga. Namun PT
Teknik Analisis Data Omega Internusa memiliki cara dalam menghadapi kompetitor
Menurut Sugiyono (2013, p. 430), proses analisis data yaitu dengan berusaha semaksimal mungkin untuk
berdasarkan model Miles dan Huberman adalah: mendapatkan harga yang terbaik dari supplier agar dapat
1. Pemilahan Data bersaing dengan pesaing baru. Potensi dalam mengembangkan
2. Penyajian data industri ini agar tidak kalah dengan pesaing baru salah satunya
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi bisa dengan mencari lahan baru, customer baru, mengcover
area yang belum tercover bahkan sampai diluar pulau. Bagi
perusahaan baru yang ingin masuk ke industri retail ini bisa di
Uji Keabsahan Data
bilang cukup mudah karena dengan adanya modal dan biaya
Menurut Bungin (2007), salah satu cara paling penting dan
yang memadai maka tidak menutup kemungkinan untuk bisa
mudah dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan
mendirikan perusahaan retail. Dengan cukup mudahnya
melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data
perusahaan baru masuk ke industri retail ini akan menjadikan
(Bungin, 2007, p. 256).
ancaman bagi perusahaan. Namun disisi lain meskipun cukup
Dalam penelitian ini jenis triangulasi yang digunakan oleh
mudah masuk ke industri retail ini perusahaan baru akan
peneliti adalah triangulasi sumber. Melalui triangulasi sumber
mengalami kesulitan dalam mencari customer dan mencari
diharapkan dapat memperlancar penelitian dengan data yang
pemasok yang menjual harga murah sehingga PT. Omega
diperoleh dari sumber yang berbeda, tetapi memiliki informasi
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

Internusa atau pemain lama memiliki peluang untuk barang di terima dan juga tentunya mengutamakan pengiriman
mendapatkan banyak customer. yang cepat. Peluang yang dimiliki perusahaan dengan
memberikan harga yang murah serta pelayanan yang
c. Potensi Pengembangan Produk Pengganti memuaskan bagi konsumen akan membuat konsumen menjadi
PT Omega Internusa bukan pabrik produsen sehingga loyal terhadap perusahaan. Sedangkan ancamannya apabila
tidak ada produk pengganti namun mungkin ada produk sejenis perusahaan tidak memiliki barang yang diinginkan konsumen
dari pabrik lain contohnya apabila Indomie penggantinya Mie makan konsumen akan lari ke pesaing lain.
Sedap. Produk pengganti tersebut bisa saja mempengaruhi
penjualan perusahaan, karena apabila permintaan banyak maka Analisis Lingkungan Internal
tentu saja omset yang di peroleh perusahaan juga besar. 1. Pemasaran
Meskipun tidak ada produk pengganti, disaat ini telah ada Perusahaan memiliki cara dalam memasarkan produknya
pengganti toko yaitu toko online atau e-commerce yang sedang yaitu dengan selalu menghubungi customer-customer melalui
ramai dan banyak diminati orang-orang karena memberikan telepon serta memberikan harga-harga yang lebih murah kepada
kemudahan dalam melakukan pembelian. Dengan adanya toko customer. Target pasar yang di lakukan oleh PT Omega
online tentunya akan memberikan ancaman bagi toko non- Internusa tertuju pada pasar-pasar tradisional daripada pasar-
online karena konsumen bisa lebih mudah membeli barang pasar modern, yaitu pasar tradisioal yang berada di desa karena
dimana saja dengan hanya menunggu di rumah tanpa harus di daerah kota kecil atau desa masih banyak yang membutuhkan
menuju ke toko non-online. agen untuk mensuplly barang. Namun tentunya target pasar
tidak selalu sesuai dengan harapan karena juga terkadang naik
d. Daya Tawar Pemasok turun, apabila keadaan pasar sepi maka akan turun, namun bila
Jumlah tingkat pemasok dalam PT Omega Internusa keadaan pasar ramai maka akan naik. Lokasi perusahaan pun
termasuk tinggi. Namun PT Omega Internusa tidak memiliki kurang strategis karena berada dijalan yang kecil sehingga
anak cabang perusahaan yang khusus memasok bahan baku. PT terkadang membuat customer sedikit kesusahan mencari lokasi
Omega Internusa memilik hubungan yang baik dengan para perusahaan. Tidak banyak hal yang dilakukan oleh perusahaan
pemasok dan tidak mengalami kesulitan dalam mencari dalam memasarkan produknya hanya menggunakan by phone
pemasok. Namun tidak semua barang yang diminta perusahaan saja untuk menawarkan barang kepada para pembeli. Namun
selalu tersedia di pemasok. Harga yang ditawarkan oleh dalam memasarkan produknya PT Omega Internusa juga
pemasok kepada PT Omega Internusa tentunya memiliki price melihat kondisi yang sedang ramai pada saat-saat tertentu.
list tersendiri dan ada diskon-diskon khusus yang ditawarkan. Contohnya pada saat musim lebaran maka akan lebih banyak
Dengan membeli banyak barang maka tentunya akan semakin menjual seperti kue-kue dan sirup maka akan dicarikan barang-
besar diskon yang diberikan oleh pemasok kepada perusahaan. barang sesuai permintaan customer. Layanan pelanggan yang
Dengan adanya hubungan yang baik dengan pemasok maka dilakukan oleh PT Omega Internusa hanya menggunakan by
memberikan peluang kepada perusahaan sehingga pemasok phone saja. Apa yang konsumen minta, langsung diberikan dan
sudah percaya dengan perusahaan dan selalu memberikan dikirim tepat waktu. Lalu apabila customer sudah menerima
harga yang murah. Ancaman yang ada yaitu apabila barang barang maka akan memberikan informasi kepada PT Omega
yang diminta oleh perusahaan tidak dimiliki oleh pemasok atau Internusa atau perusahaan yang akan menghubungi customer
barang tersebut habis. dan menanyakan apakah barang sudah sampai atau tidak
sehingga semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
e. Daya Tawar Konsumen PT Omega Internusa memiliki cara dalam menetapkan harga
kepada customer yaitu dengan menggunakan harga yang lebih
Permintaan dari konsumen pada produk-produk yang murah dari para pesaingnya terlebih lagi apabila customer
dijual oleh PT Omega Internusa pastinya selalu ada. Terlebih membeli dengan jumlah yang banyak akan diberikan
lagi PT Omega Internusa menjual barang-barang yang fast memberikan potongan harga. Selain itu juga apabila produk ada
moving dan yang cepat laku. Barang tersebut yaitu barang yang promo maka akan menjualnya dengan lebih murah juga.
tidak cepat kadaluarsa dan barang yang sering digunakan oleh Strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Omega Internusa
konsumen. Daya tawar konsumen di PT Omega Internusa sejauh ini dengan cara menelpon satu-satu customer dan
cukup besar sehingga perusahaan sendiri memiliki prioritas menawarkan produk-produk yang dimiliki. Dalam proses
bagi para pembeli yang membeli dalam jumlah yang besar pendistribusian barang kepada konsumen PT Omega Internusa
dengan memberikan harga yang lebih murah di bandingan memiliki armada sendiri untuk mengirim atau mengambil
dengan pembeli yang membeli secara retail. Selain itu PT barang. Armada yang dimiliki cukup banyak sekitar 10 hingga
Omega Internusa juga memiliki strategi lain agar konsumen 20 armada, mobil yang digunakan yaitu mobil pickup.
lebih memilih untuk membeli pada perusahaannya yaitu Jangkauan distribusi hingga di luar kota seperti Sidoarjo,
dengan menjual harga yang lebih murah dari perusahaan yang Surabaya, Malang, Mojokerto. Dari keseluruhan kegiatan
lain, lalu memberikan batas waktu pembayaran setelah barang pemasaran yang dilakukan oleh PT Omega Internusa hingga
diterima sehingga tidak harus langsung membayar pada saat sekarang masih bisa berjalan dengan baik dan selalu profit.
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

2. Keuangan aturan-aturan yang ada sesuai dengan BPJS, Jamsostek. Dalam


Dalam PT Omega Internusa tidak ada perusahaan lain yang kinerja di PT Omega Internusa selalu ada evaluasi kinerja
menanamkan modal. Modal yang dibutuhkan dalam mendirikan periodik dalam periode tertentu. Tidak adanya pelatihan khusus
perusahaan retail ini cukup besar dan biaya modal berasal dari terhadap karyawan menjadikan kelemahan bagi perusahaan
pemilik pertama tanpa meminjam uang dari bank atau orang karena dengan adanya pelatihan khusus akan meningkatkan
lain. Fungsi keuangan dijalankan oleh bagian divisi keuangan kinerja karyawan. Namun dengan mencari karyawan yang
sendiri. Perusahaan memiliki cara dalam mengevaluasi kinerja sudah memiliki pengalaman menjadikan kelebihan bagi
bagian keuangan dengan cara audit yaitu melihat apakah ada perusahaan dalam kinerja perusahaan.
selisih dalam saldo. Selain itu juga ada laporan keuangan setiap
bulan dan harus memenuhi deadline yang ditentukan. Setiap Analisis SWOT
tahun perusahaan selalu profit tidak pernah ada kendala yang
membuat perusahaan rugi, hanya saja penjualan perusahaan Kekuatan Kelemahan
sempat turun dari tahun 2014 ke tahun 2015. Internal (Strength) (Weakness)
1. Memberikan 1. Lokasi kurang
3. Fungsi Operasional harga yang strategis.
Tidak ada proses produksi dalam PT Omega Internusa karena lebih murah. 2. Pemasok
perusahaan ini adalah agen, namun proses operasionalnya 2. Selalu tidak banyak.
biasanya apabila ada kegiatan jual barang, marketing menjual Eketernal menjaga 3. Tidak ada
kualitas. pelatihan
barang lalu diserahkan bagian gudang dari gudang kemudian 3. Pelayanan khusus yang
membuat tagihan dan di handle oleh bagian keuangan, lalu yang diberikan
barang dikirimkan kepada customer atau customer mengambil memuaskan. kepada
barang dan terakhir customer membayar tagihan. Teknologi 4. Memiliki karyawan.
armada sendiri 4. Produk yang
yang digunakan oleh perusahaan hanya menggunakan telepon untuk dijual tidak
dan komputer saja. Telepon digunakan untuk menghubungi mengirim pernah
customer, dan komputer digunakan untuk melihat stok barang, barang. diiklankan.
piutang dengan menggunakan program. Untuk kapasitas 5. Memiliki
hubungan
gudang tergantung dari barang yang masuk banyak atau tidak, yang baik
sehingga masuknya barang disesuaikan dengan kapasitas dengan
gudang. Barang-barang yang dijual yaitu barang consumer pemasok dan
goods seperti nestle, milo, Indofood, Unilever. Rencana konsumen.
Peluang Strategi SO Strategi WO
pengembangan bagian operasional PT Omega Internusa ingin (Opportunity) 1. Melakukan 1. Mencari
lebih efisien dalam menjualkan produk-produk yang dimiliki. 1. Masih banyak toko pengembangan tempat baru
Target dalam operasional PT Omega Internusa yaitu bisa tradisional yang pasar ke atau pindah
menunjang kenaikkan omset dalam penjualannya. Cara yang membutuhkan agen/ wilayah- tempat yang
distributor/pemasok. wilayah mudah dicari
digunakan PT Omega Internusa dalam menjaga kualitas produk 2. Banyak tempat- geografis yang orang. (W1,
yaitu dengan sistem first in first out, barang yang sudah hampir tempat yang belum baru. (S2, S3, O1, O2)
expired harus keluar terlebih dahulu. tercover. S4, S5, O1, 2. Meningkatkan
O2) promosi
penjualan
4. Fungsi Sumber Daya Manusia dengan
Proses rekruitmen yang dilakukan oleh PT Omega Internusa mengiklankan
adalah dengan melakukan wawancara terhadap para karyawan di berbagai
media. (W4,
baru. Dalam mencari karyawan baru biasanya owner PT Omega O1, O3)
Internusa membuat iklan di koran dan melihat referensi. Kriteria 3. Memberikan
yang dicari oleh PT Omega Internusa yaitu dengan melihat skill pelatihan
dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh setiap individu khusus
kepada
masing-masing. Apabila orang tersebut memiliki skill dalam karyawan
pemasaran maka akan di tempatkan pada divisi pemasaran, untuk
begitupun divisi yang lainnya. Setiap divisi yang memiliki meningkatkan
supervisornya sendiri untuk bertanggung jawab atas kinerja kinerja. (W3,
O2)
karyawan. Standar kerja dalam PT Omega Internusa mengikuti
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

Ancaman Strategi ST Strategi WT a. Perusahaan harus mencari tempat yang baru atau
(Threats) 1. Melakukan 1. Memperluas pindah di tempat yang strategis dan mudah dicari
1. Banyaknya pesaing peningkatan jangkauan
di industri retail pangsa pasar pasar di orang sehingga akan memudahkan pembeli yang
(modern market atau untuk produk dalam kota. datang untuk mengambil barang yang dibeli dari
sesama agen). atau jasa yang (W1, T1, T2) PT. Omega Internusa. Dan akan lebih baik apabila
2. Mudahnya bagi ada di pasar saat 2. Mencari berada di tempat yang dekat dengan pemasok atau
pendatang baru ini melalui pemasok baru
untuk masuk di upaya-upaya dengan harga konsumen, selain akan menghemat biaya
industri ini. pemasaran yang yang juga pengiriman juga bisa mudah dicari oleh orang.
lebih besar. (S1, murah. (W2, b. Kurangnya media teknologi menjadi kelemahan
S2, S3, S4, S5, T1, T2) perusahaan dalam memasarkan produknya.
T1, T2)
Sehingga untuk mengatasinya PT. Omega
Internusa harus meningkatkan promosi penjualan
dengan mengiklankan di berbagai media. Karena
dilihat dari hasil analisis perusahaan yang hanya
menggunakan telepon untuk mempromosikan dan
menjual produknya. Dengan adanya promosi iklan
Formulasi Strategi maka akan semakin banyak pembeli yang
Strategi yang digunakan oleh PT. Omega selama ini yaitu mengetahui dan memudahkan para membeli
dengan tetap menjaga kualitas pelayanannya dan produk.
mengutamakan tingkat spesifikasi barang yang sesuai dengan c. Memberikan pelatihan khusus kepada karyawan
permintaan pembelinya, tetapi juga di dukung dengan harga agar dapat menguasai bidangnya masing-masing
yang kompetitif. Namun dengan hanya menggunakan strategi dan juga untuk meningkatkan kinerja karyawan
tersebut tidak akan dapat membuat penjualan PT. Omega itu sendiri dan tentunya menguntungkan bagi
Internusa menjadi meningkat terus menerus karena pastti akan perusahaan karena dapat berjalan dengan lebih
membuat penjualan menurun sehingga perlu di dukung oleh baik lagi dan kinerja perusahaan lebih maksimal.
strategi-strategi lain yang dapat meningkatkan penjualan. 3. Strategi ST (Strength-Threats)
Berdasarkan matriks SWOT, maka strategi alternatif yang Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan
bisa dihasilkan adalah sebagai berikut: untuk mengatasi ancaman. Ancaman yang dimiliki
oleh perusahaan yaitu banyaknya pesaing (modern
1. Strategi SO (Strength-Opportunity) market atau sesama agen) serta adanya cukup banyak
Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan pendatang baru di industri yang sama. Strategi yang
untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang bisa bisa digunakan untuk mengatasi ancaman perusahaan
diterapkan pada PT. Omega Internusa unuk yaitu melakukan peningkatan pangsa pasar untuk
meningkatkan kekuatan bersaing perusahaan dalam produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui
menanggapi peluang-peluang yang ada yaitu upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.
melakukan pengembangan pasar dengan memperluas memberikan harga yang kompetitif dan harus selalu
pasar dengan membuka cabang baru baik di dalam menjaga kualitas produk yang dijual serta selalu
maupun diluar kota, dikarenakan perusahaan dianggap memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
mampu untuk membuka tempat baru, baik itu untuk customer, agar customer tidak mudah beralih ke
gudang ataupun kantor. Perusahaan dapat pesaing lainnya. Dan juga menjaga hubungan baik
menggunakan kekuatan perusahaan seperti dengan pemasok serta konsumen. Dengan kekuatan
memberikan harga yang lebih murah dibandingkan yang dimiliki perusahaan tersebut maka perusahaan
dengan pesaing lainnya, memberikan kualitas yang dapat mengatasi ancaman yang ada dan menjaga
baik, pelayanan yang memuaskan serta adanya armada loyalitas pelanggan terhadap perusahaan.
sendiri untuk mengirim barang kepada konsumen dan 4. Strategi WT (Weakness-Threats)
memiliki hubungan yang baik dengan pemasok dan Merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan
konsumen sehingga akan memudahkan perusahaan untuk menghindari ancaman. Strategi yang bisa
mengambil peluang dengan memperluas jangkauan diterapkan oleh perusahaan, sebagai berikut:
pasar. a. Memperluas jangkauan pasar di dalam kota.
Dalam meminimalkan kelemahan maka
2. Strategi WO (Weakness-Opportunity) perusahaan harus membuka cabang di dalam kota
Merupakan strategi yang mengatasi kelemahan dengan atau juga bisa dengan memperluas wilayah
memanfaatkan peluang. Dengan strategi ini maka jangkauan pasar untuk menghindari persaingan
perusahaan dapat memperbaiki kelemahan yang ada yang cukup ketat dengan perusahaan lainnya dan
dengan memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang semakin banyak dikenal di berbagai wilayah.
bisa diterapkan oleh perusahaan, sebagai berikut:
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

Perusahaan akan memiliki nama yang cukup - Dengan melakukan perluasan wilayah distribusi
terkenal dan pelanggan tidak akan ragu karena penjualan dan membuka cabang-cabang baru di
memiliki kepercayaan untuk membeli di PT. tempat yang belum tercover.
Omega Internusa.
b. Mencari pemasok baru dengan harga yang juga IV. KESIMPULAN DAN SARAN
murah. Dalam meminimalkan kelemahan Kesimpulan
perusahaan seperti susah mencari barang yang Kondisi lingkungan eksternal yang mempengaruhi PT.
diinginkan apabila barang di pemasok habis maka Omega Internusa adalah persaingan antar perusahaan sejenis
perusahaan dapat mengatasinya dengan cara dan potensi masuknya pesaing baru karena cukup banyak
mencari banyak pemasok baru dan dengan harga berdiri perusahaan sejenis dan bisa di bilang cukup tingggi
yang juga lebih murah. Serta perusahaan dapat pesaing di industri ini terutama pesaing dari pemain lama.
mencari pemasok yang mensuplai produk yang Namun tidak menutup kemungkinan juga apabila para
sama dengan merek yang berbeda. pendatang baru bisa menjadi ancaman untuk perusahaan.
Dalam potensi pengembangan produk pengganti tidak menjadi
sebuah ancaman besar bagi PT. Omega Internusa karena
Implikasi Manajerial perusahaan ini tidak memproduksi barangnya sendiri, sehingga
hanya produk yang sama dengan merek yang berbeda saja yang
Melihat persaingan bisnis di industri ini cukup ketat akan menjadi pengganti suatu barang, dan tentunya tergantung
membuat setiap perusahaan harus memiliki strategi-strategi dari pembeli sendiri menginginkan merek yang mana sehingga
khusus dalam menghadapi persaingan yang ada. PT. Omega dari sana akan terlihat minat konsumen banyak di merek apa.
Internusa tentunya memiliki visi dan misi dalam meningkatkan Daya tawar pemasok tidak terlalu berpengaruh karena
mutu dan kinerja perusahaan. Selain itu juga memiliki tujuan perusahaan diberikan harga yang cukup murah oleh pemasok
jangka panjang untuk perusahaan. Tujuan jangka panjang yang dan pemasok memberikan price list khusus kepada PT. Omega
ingin dicapai oleh perusahaan yaitu dalam menjalankan Internusa. Untuk daya tawar konsumen cukup tinggi karena
perusahaan PT. Omega Internusa ingin lebih efisien dan efektif banyak konsumen menginginkan barang dengan harga yang
didalam hal operasional, penjualan produk yang dimiliki serta lebih murah, sedangkan cukup banyak pesaing yang juga
bisa menunjang kenaikan omset dalam penjualan setiap menjual barang serupa dengan harga yang lebih murah juga.
tahunnya agar dapat segera bisa membuka tempat yang baru. Kondisi lingkungan internal dalam melakukan pemasaran,
Selain visi dan misi dan tujuan jangka panjang, PT. Omega strategi yang digunakan oleh perusahaan dinilai masih kurang,
Internusa juga memiliki strategi yang sudah digunakan selama karena PT. Omega Internusa hanya menggunakan by phone saja
ini yaitu dengan memberikan harga yang lebih murah dari dalam menawarkan dan memasarkan produknya. Wilayah
perusahaan lainnya. pendistribusian juga masih kurang luas karena perusahaan
Berdasarkan hasil analisis, perusahaan termasuk dalam hanya membuka satu tempat saja tidak memiliki anak cabang
perusahaan yang sedang berada di tahap pertumbuhan. ain untuk memperluas wilayah penjualan. Pengelolaan
Perusahaan dikatakan berada dalam tahap ini karena sampai saat keuangan di perusahaan ini sangat baik karena setiap bulan
ini industri retail memiliki tingkat persaingan yang cukup harus ada evaluasi laporan keuangan dan harus memenuhi
tinggi. Karena perusahaan termasuk berada di tahap deadline yang telah ditentukan dan di control langsung oleh
pertumbuhan maka strategi yang sesuai adalah strategi intensif. divisi keuangan sendiri. Dalam sistem opersaional perusahaan
Strategi yang digunakan oleh perusahaan dinilai masih kurang sangat baik karena menggunakan sistem first in first out,
karena terjadinya penurunan penghasilan perusahaan, untuk itu sehingga barang yang masuk terlebih dahulu akan dijual
diperlukan strategi yang baru dan cocok untuk menghindari pertama. Dalam perekrutan karyawan PT. Omega Internusa
terjadinya penurunan. Jenis strategi yang bisa dilakukan biasanya mengiklakan di koran atau mencari referensi.
perusahaan strategi intensif, yaitu: Karyawan yang dicari tentunya harus memiliki skill dan
pengalaman kerja yang sesuai dengan setiap masing-masing
1. Strategi Penetrasi Pasar orang. Penempatan divisi akan disesuaikan dengan skill yang
- Harus selalu menjaga kualitas produk dan mereka miliki. Standar kerja dalam PT Omega Internusa
meningkatkan pelayanan terhadap pembeli agar mengikuti aturan-aturan yang ada sesuai dengan BPJS,
tidak mudah beralih ke pesaing lainnya. Jamsostek.
- Melakukan promosi penjualan melalui koran, Saran
internet atau media lainnya dengan menarik agar Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan, maka saran yang
konsumen tertarik untuk membeli. akan diberikan oleh peneliti kepada perusahaan adalah:
- Membuat program khusus atau promo-promo 1. PT. Omega Internusa dapat mencari tempat-tempat
yang menarik dengan memberikan harga khusus yang belum tercover untuk membuka cabang.
kepada konsumen ketika membeli produk dalam 2. PT. Omega Internusa dapat mempertimbangkan untuk
jumlah besar menambah pemasok baru yang memiliki harga lebih
2. Strategi Pengembangan Pasar murah.
AGORA Vol. 5, No. 1, (2017)

3. PT. Omega Internusa harus meningkatkan promosi ed. Boston: Education Limited.
penjualan dengan mengiklankan produknya di GaR =L\L <RVKLGD 6KLJHUX ³$QDO\VLV RQ ,QGXVWULDO
internet, koran, atau media lainnya. Structure and Competitive strategies in Liner Shipping
4. PT. Omega Internusa harus memberikan pelatihan ,QGXVWU\´ Journal of Management and Strategy Vol. 4,
khusus kepada karyawan untuk meningkatkan kinerja No. 44.
karyawan dan perusahaan. Hitt, Michaael A. (1997). Manajemen strategis : menyongsong
era persaingan dan globalisasi cet. 1
-DUDGDWK 6 6 $OPRPDQL GDQ 0 %DWDQLQHK ³7KH
,PSDFW RI 3RUWHU 0RGHO¶V )LYH &RPSHWHQFH 3RZHUV RQ
DAFTAR PUSTAKA 6HOHFWLQJ %XVLQHVV 6WUDWHJ\´ Interdisciplinary Journal
Of Contemporary Research In Business, Vol. 5, No. 3,
A.T.Kearney - Global Retail Development Index 2015 July 2013
Awwad, Abdulkareem. et al. (2013). Competitive Priorities and Leung, B.Y.P, Hui, E.C.M, tan, J., Chen, L., Xu, W. (2011).
Competitive Advantage in Jordanian Manufacturing, SWOT dimensional analysis for strategic planning-The
Journal of Service Science and Management. Volume 6. case of overseas real estate developers in Guangzhou,
p. 67-79. China. International Journal of Strategic Property
Budzynska, Agata. (2013). Developing Competitive Management Vol. 15(2) ; 105-122.
Advantage on the Example of Internationalized SMEs in Pearce II, John A. & Robinson, Richard B. Jr , 2003. Strategic
the Food Sector of Greater Poland Region. OeconomiA Management, Formulation, Implementation, and
copernicana. No.4, p. 45-47. Control. Eight edition, International Edition
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pearce II, John A. & Robinson, Richard B. Jr, 2013,
Erlangga, Bandung. Manajemen Strategis, Formulasi, Implementasi, dan
Bungin, Burhan, (Ed) 2001, Metode Penelitian Kualitatif Pengendalian, Edisi 12 buku 1
(Aktualisasi metodologis kearah ragam varian Pulaj, Enida, Kume, Vasilika. (2013). How the Albanian
kontemporer) external environment affect the Construction industry.
Bungin, Burhan. 2007, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Annales Universitas Apulensis Series Oeconomica,
Cooper (2008), Business Research Methods, Singapore: 15(1), 2013, 295-309.
McGraw Hill. Risch, Ernest H. 1991, Retail Merchanding 2nd edition. New
Craig, A. James, M. & Grant, Robert, 1996. Manajemen York: Macmillan Publishing Company
Strategi Sumber-Sumber Daya Perencanaan. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekata
(Terjemahan : Sularno Tjiptowardjoyo) Jakarta: PT. Kuantitatif, Kualitatif, dan R and D, Bandung : Alfabeta
Elex Media Kaputindo Wheelen, Thomas L. & Hungeer, David J. 2011 Manajemen
David, Fred R. , 2010. Strategic Manajemen, Manajemen Strategis. Yogyakarta
Strategis Konsep Buku 1, Edisi 12 ± Jakarta: Salemba Yuksel, Ihsan (2012). An Integrated Approach with Group
Empat Decision-Making for Strategy Selection on SWOT
David, Fred R , 2011 Strategic Manajemen Strategis Konsep, Analysis. International Journal of Academic Research in
Edisi 12, Salemba Empat, Jakarta. Business and Social Sciences. Volume 2. No. 11.
David, Fred R. 2013, Strategic Management Concepts and https://www.atkearney.com/consumer-products-
cases : a competitive advantage approach 14th ed. global retail/global-retail-development-index/2015

Anda mungkin juga menyukai