Anda di halaman 1dari 13

Strategi Operasi dan Pengambilan Keputusan pada CV.

Muthia13

Alfiyah Nurfadilah , Rifki Abdul Malik, Siti Alisa


Purwakarta, Jawa Barat
Alfiyahnurfa851@gmail.com, rabdulmalik71@gmail.com ,alisaals1311@gmail.com

Informasi Artikel ABSTRAK


Kata Kunci : Seiring berkembangnya zaman setiap usaha harus bisa
menghadapi perkembangan yang kian lama semakin maju.
Hal ini menjadikan setiap pelaku usaha melakukan
strateginya masing-masing agar dapat mempertahankan
supaya usaha yang dilakukannya tetap berjalan
sebagaimana mestinya. Salah satu strategi dalam
meningkatkan keunggulan produk dengan cara terus
meningkatkan kualitas dan kapasitas. Penelitian ini
betujuan untuk mengetahui strategi operasi dan
pengambilan keputusan pada CV. Muthia13 Purwakarta.
Adapaun teknik pengumpulan data dalam melaksanakan
penelitian ini dengan melakukan observasi secara langsung
melalui wawancara kepada pemilik serta pegawai yang
kami temui. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Kualitatif Deskriptif. Hasil dari penelitian ini yaitu
bagaimana strategi yang dilakukan dalam menjalankan
usaha serta bagaimana cara pengambilan keputusan yang
dilakukan sehingga usaha yang dijalankan tetap berjalan.
CV.Muthia13 menyediakan perlengkapan rumah tangga
dengan berbagai kualitas tergantung harga dari barang itu
sendiri dan sistem pelayanan yang ramah terhadap
konsumen sehingga dapat mengefisiensikan waktu dalam
berbelanja.
ABSTRACT
Keywords : Operational Strategy and Decision Making at Sumber
Jaya Plastik .Along with the times, every business must be
able to face developments that are increasingly advanced.
This makes each business actor carry out his own strategy
in order to keep his business running as it should. One of
the strategies to increase product excellence is to
continuously improve quality and capacity. This study aims
to determine the operating strategy and decision making at
the CV.Sumber Jaya Plastik Purwakarta. The data
collection technique in carrying out this research was by
direct observation through interviews with the owners and
employees we met. The type of research used is descriptive
qualitative. The results of this study are how the strategies
are carried out in running the business and how the
decisions are made so that the business that is run
continues. CV.Sumber Jaya Plastik provides household
equipment with various qualities depending on the price of

│1
the item itself and a customer-friendly service system so
that it can save time in shopping.

A. Pendahuluan
Perkembangan zaman kian hari kian meningkat cepat secara signifikan. Hal tersebut
sangat berpengaruh terhadap semua bidang terutama dalam dunia teknologi informasi dan
telekomunikasi. Teknologi yang berkembang pesat menjadikan dunia perdagangan berubah
sistem yang semula konvensional menjadi digital/online. Hal demikian menjadikan para
pelaku bisnis menerapkan berbagai strategi agar tetap bisa bertahan dalam persaingan digital.
Ditambah lagi dengan dalam berdagang pasti akan memiliki pesaing di setiap daerahnya yang
mengakibatkan persaingan semakin ketat. Berbagai macam hal dilakukan dalam melakukan
persaingan pasar,dengan cara falisitas penunjang yang memadai,keramahan
karyawan,ataupun potongan harga yang mampu memikat calon konsumen.

Terkait strategi operasi dan pengambilan keputusan pada sebuah badan usaha dapat
ditetapkan dengan banyak cara. Salah satunya mengenai strategi biaya yang dipasarkan dan
pengelolaan yang baik dari sistem yang dijalankan sehingga terjadilah manajemen
operasional yang efektif dan efisien. Dalam hal strategi biaya sebagai pelaku usaha bisa dapat
menerapkan harga yang tidak terlalu tinggi sehingga dapat memperoleh banyak konsumen
dan dapat menjadikan konsumen loyality terhadapat produk barang atau jasa yang di
tawarkan oleh produsen.

Pada penelitian yang kami laksanakan terkait penerapan strategi operasi dan
pengambilan keputusan pada CV. Muthia13 dalam persaingan pasar kami melakukan
penelitian deskriptif kualitatif dengan cara observasi dan wawancara. Mengenai hal yang
ditanyakan berupa profil perusahaan,sejarah berdirinya,kendala yang sudah
dihadapi,tantangan apa yang dihadapi oleh pemilik usaha dan lainnya. Hasil penelitian ini
akan sangat berguna bagi penulis dalam berbagai hal, terutama pengembangan pada bidang
akademik,terutama setelah melihat secara langsung kegiatan tersebut sehingga kami dapat
memperdalam kemampuan dalam praktek dilapangan dan juga sebagai pengajaran serta
kegiatan pengabdian kepada masyarakat .

B. Teori/Konsep

│2
1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang berarti Jenderal. Oleh karena itu
kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan Jenderal”. Kata ini mengacu pada apa yang
merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus, strategi adalah
penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan
eksternal dan internal, perumusan kebijakkan dan strategi tertentu mencapai sasaran dan
memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi
akan tercapai1.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan gagasan,
perencanaan, daneksekusi, sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi
yang baik terdapat kordinasi tim kerja, memiliki tema mengidentifikasi faktor pendukungnya
sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efesiensi dalam
pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif2.
Strategi menunjukkan arahan umum yang hendak ditempuh oleh organisasi untuk
mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan rencana penting. Setiap
organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi ini merupakan rencana besar dan rencana
penting. Setiap organisasi yang dikelola secara baik memiliki strategi, walaupun tidak
dinyatakan secara eksplisit. Mengenai defenisi strategi berikut ini akan disebutkan beberapa
defenisi:
Menurut Alfred Chandler strategi adalah penetapan sasaran dan arahan tindakan
serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Kenneth Andrew strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan
kebijakan serta rencana. Rencan penting untuk mencapai tujuan itu yang dinyatakan dengan
cara seperti menetapkan bisnis yang dianut dan jenis atau akan menjadi apa jenis organisasi
tersebut.

2. Jenis Jenis Strategi


Terdapat lima jenis strategi, yaitu :
a. Strategi penetrasi pasar
Penetrasi pasar atau penerobosan pasar merupakan usaha perusahaan
meningkatkan jumlah nasabah baik secara kualitas maupun kuantitas pada pasar saat

1
Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Cet. 1 (Jakarta: GemaInsani, 2001),
hal: 153-157
2
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, Cet. Ke-II (Yogyakarta: Andi,2000) hal: 17

│3
ini melalui promosi dan distribusi secara aktif. Strategi ini cocok untuk pasar yang
sedang tumbuh dengan lamban.
b. Strategi pengembangan produk
Strategi pengembangan produk merupakan usaha meningkatkan jumlah
konsumen dengan cara mengembangkan atau memperkenalkan produk-produk baru
perusahaan. Inovasi dan kreativitas dalam penciptaan produk menjadi salah satu kunci
utama dalam strategi ini. Perusahaan selalu berusaha melakukan pembaharuan atau
pengenalan produk baru kepada konsumen. Perusahaan tiada henti terus melakukan
eksplorasi terhadap kebutuhan pasar dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan pasar
tersebut.
c. Strategi pengembangan
pasar Strategi pengembangan pasar merupakan salah satu untuk membawa
produk kearah pasar baru dengan membuka atau mendirikan atau anak-anak cabang
baru yang dianggap cukup strategis atau menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam
rangka untuk menyerap konsumen baru. Manajemen menggunakan strategi ini bila
mana pasar sudah padat dan peningkatan bagian pasar sudah sangat besar atau pesaing
kuat.
d. Strategi intergrasi
Strategi integrasi merupakan strategi pilihan akhir yang biasanya ditempuh
oleh para perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas sangat parah. Biasanya
yang akan dilakukan adalah strategi diversifikasi horizontal, yaitu penggabungan
perusahaan-perusahaan.
e. Strategi diversifikasi
Strategi diversifikasi baik konsentrasi maupun diversivikasi konglomerat.
Diversivikasi yang dimaksud disini adalah perusahaan memfokuskan pada suatu
segmen pasar tertentu dengan menawarkan berbagai varian produk perusahaan
dimiliki. Sementara diversifikasi konglomerat adalah perbankan memfokuskan
dirinya dalam memberikan berbagai varian produk perusahaan kepada kelompok
konglomerat (korpoorat)3.
Langkah-langkah dalam strategi pemasaran mencakup emapt tahapan yaitu:
1. Analisis situasi strategi, meliputi memenangkan pasar melalui strategis
berorientasi

3
Hari Suminto, Pemasaran Blak-blakan, (Batam: Inter Aksara, 2002), hal: 20

│4
pasar, mengumpulkan informasi dan mengukur permintaan pasar, mencari peluang
dilingkungan pemasaran, menganalisis pasar konsumen dan perilaku pembeli,
menganalisis pasar komunitas internet, menganalis bisnis dan perilaku pembelian
bisnis, menghadapi pesaing dan mengidentifikasi segmen serta memilih pasar
sasaran.
2. Perancangan strategi pemasaran, mencakup menentukan posisi dan mengidentifkasi
pasar, strategi hubungan pemasaran, dan perencanaan produk baru.
3. Pengembangan program pemasaran, mencakup menetapkan strategi produk,
strategi
harga, strategi distribusi, dan strategi promosi.
4. Impementasi dan pengelolaan strategi, mencakup merancang organisasi pemasaran
yang efektif, implementasi dan pengendalian strategi.

3. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan memiliki beberapa definisi dari para ahli: Menurut
Eisenfuhr (dalam Lunenburg, 2010) pengambilan keputusan adalah proses membuat pilihan
dari sejumlah alternatif untuk mencapai hasil yang diinginkan. Definisi ini memiliki tiga
kunci elemen. Pertama, pengambilan keputusan melibatkan membuat pilihan dari sejumlah
pilihan. Kedua, pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan lebih dari sekedar
pilihan akhir dari antara alternatif. Ketiga, "hasil yang diinginkan" yang disebutkan dalam
definisi melibatkan tujuan atau target yang dihasilkan dari aktivitas mental bahwa pembuat
keputusan terlibat dalam mencapai keputusan akhir (dalam Lunenburg, 2010).
Selain itu, menurut Terry (1994) pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif
perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Sementara Wang dan Ruhe (2007)
berpendapat bahwa pengambilan keputusan adalah proses yang memilih pilihan yang lebih
disukai atau suatu tindakan dari antara alternatif atas dasar kriteria atau strategi yang
diberikan.
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, pengambilan keputusan bisa
disimpulkan bahwa suatu proses pemilihan dari antara alternatif untuk mencapai suatu hasil.

4. Pengertian Gaya Pengambilan Keputusan


Di antara para peneliti, ada kekurangan persetujuan umum bagaimana gaya
pengambilan keputusan dapat dikonseptualisasikan. Poin utama dalam perbedaan tersebut
menunjukkan apabila gaya pengambilan keputusan merupakan perbedaan individu yang
│5
stabil dalam waktu dan situasi atau dalam keadaan sifat. Menurut Kahneman (2011) gaya
pengambilan keputusan telah digambarkan sebagai sifatsifat yang berubah-ubah, dimana
individu sering beralternatif dengan mudah. Beliau berlabel dua gaya intuisi dan penalaran
yang disebut sebagai Sistem 1 dan Sistem 2 masing-masing.
 Sistem 1 beroperasi secara cepat, otomatis, dengan sedikit usaha atau tidak, tidak ada rasa
kontrol sukarela dan berbasis emosi (emotionally driven).
 Sistem 2 ialah lambat, terkontrol, penuh usaha dan sering dikaitkan dengan pengalaman
subjektif dari pilihan atau konsentrasi.
Epstein et al. (dalam Wood, 2012) menganggap Sistem 1 dan Sistem 2 sebagai
perbedaan individu, yang membedakan antara individu-individu berdasarkan bagaimana
mereka memproses informasi dan membuat keputusan dari waktu ke waktu. Epstein et al.
(dalam Wood, 2012) membahas dua sistem sebagai:
a. Gaya pemikiran intuitif-pengalaman (intuitive-experiential thinking) Ciri gaya berpikir
intuitif adalah pengolahan informasi yang otomatis, cepat, dan berbasis emosi. Gaya
berpikir intuitif dikaitkan dengan penggunaan heuristik.
b. Gaya pemikiran analitis-rasional (analytical-rational thinking). Ciri gaya berpikir
rasional ialah pengolahan informasi analitik yang membanding dan tanpa emosi.

Epstein et al. (dalam Wood, 2012) menemukan bahwa gaya berpikir intuitifeksperiensial
dan gaya berpikir analitis-rasional secara independen memprediksi penyesuaian,
kemampuan coping, dan pengolahan heuristik. Menurut Rowe dan Mason (dalam Jacoby,
2006), gaya keputusan adalah proses kognitif yang merupakan cara individu pendekatan
masalah. Salah satu gaya keputusan mencerminkan cara indvidu visualisasi, berpikir, dan
menafsirkan situasi. Penelitian tersebut telah mengungkapkan dua faktor kunci dalam
bagaimana individu bervariasi dalam membuat keputusan. Dua faktor utama yang
didefinisikan sebagai penggunaan informasi dan fokus. Penelitian tersebut juga
menunjukkan bahwa pemahaman gaya keputusan individu dapat mempengaruhi
pendekatan pengolahan informasi seseorang (Driver dkk dalam Jacoby, 2006).
Beberapa peneliti (Scott & Bruce, 1995; Thunholm, 2004 dalam Wood, 2012)
mempertimbangkan gaya pengambilan keputusan menjadi pola respon kebiasaan, yang
dipengaruhi oleh karakteristik individu dan situasi. Dengan demikian, meskipun orang
umumnya menggunakan satu gaya berdasar pada karakteristik masing-masing, ini
mungkin berbeda seperti yang dipersyaratkan oleh situasi.

│6
Menurut Rowe dan Boulgarides (1992), cara orang mengambil keputusan dapat
digambarkan melalui gaya pengambilan keputusannya. Bagaimana ia menginterpretasi
atau memahami, bagaimana merespon, dan apa yang dipercaya oleh sesorang sebagai
sesuatu yang penting mengartikan bahwa gaya pengambilan keputusan merefleksikan
cara seseorang bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya. Selanjutnya, Rowe dan
Boulgarides (1992) menemukan bahwa gaya keputusan dapat membantu dalam
memprediksi hasil keputusan. Kedua peneliti mendukung keyakinan ini dengan
menunjukkan bagaimana gaya keputusan yang berbeda bereaksi terhadap stres, motivasi,
pemecahan masalah, dan berpikir.
Menurut Rowe dan Boulgarides (1992), cara orang mengambil keputusan dapat
digambarkan melalui gaya pengambilan keputusannya. Bagaimana ia menginterpretasi
atau memahami, bagaimana merespon, dan apa yang dipercaya oleh sesorang sebagai
sesuatu yang penting mengartikan bahwa gaya pengambilan keputusan merefleksikan
cara seseorang bereaksi terhadap situasi yang dihadapinya. Selanjutnya, Rowe dan
Boulgarides (1992) menemukan bahwa gaya keputusan dapat membantu dalam
memprediksi hasil keputusan. Kedua peneliti mendukung keyakinan ini dengan
menunjukkan bagaimana gaya keputusan yang berbeda bereaksi terhadap stres, motivasi,
pemecahan masalah, dan berpikir.
Gaya pengambilan keputusan karir adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan cara individu mengumpulkan, memahami, dan informasi proses
sepanjang proses pengambilan keputusan karir mereka, yaitu pendekatan mereka untuk
membuat keputusan karir dan cara mereka terlibat dalam proses (Phillips & Pazienza
dalam Gati et al., 2010). Ini menunjukkan satu set yang berbeda dari sikap dan perilaku
yang digunakan dalam tugas pembuatan keputusan (Harren, 1979), atau individu pola
kebiasaan menerapkan ketika membuat keputusan (Driver, 1983).

4. Gaya-gaya Pengambilan Keputusan


Para peneliti telah mengklasifikasikan gaya pengambilan keputusan dalam berbagai
cara. Harren (1979) telah mengklasifikasikan gaya pengambilan keputusan dalam berkarir
menjadi tiga kategori:
a. Rasional. Gaya ini berciri dengan kemampuan untuk mengenali konsekuensi dari keputusan
sebelumnya untuk keputusan nanti. Hal ini membutuhkan perspektif waktu yang panjang di
mana beberapa keputusan berurutan dipandang sebagai means-end chain, untuk memperjelas
fikiran seorang individu. Individu mengantisipasi kebutuhan untuk membuat keputusan di masa

│7
depan dan mempersiapkan mereka dengan mencari informasi tentang diri dan situasi yang
diantisipasi. Keputusan individu dilakukan melalui dengan berhati-hati dan logis, dimana
informasi yang akurat tentang situasi diperoleh dan penilaian diri individu ialah realistis. Gaya ini
merupakan pembuat keputusan aktualisasi diri yang ideal.
b. Intuitif. Seperti dalam gaya rasional, pengambil keputusan intuitif menerima tanggung
jawab untuk pengambilan keputusan. Gaya intuitif, bagaimanapun, melibatkan sedikit
antisipasi masa depan, perilaku mencari informasi, atau mempertimbang faktor-faktor
logis. Sebaliknya, hal ini ditandai dengan penggunaan fantasi, perhatian untuk
menyajikan perasaan, dan kesadaran diri emosional sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Komitmen untuk tindakan tercapai relatif cepat, dan dasar "kebenaran" yang
dirasakan secara internal. Seringkali individu tidak dapat menyatakan secara eksplisit
bagaimana ia memutuskan sesuatu. Gaya ini cenderung menghasilkan pengambilan
keputusan yang efektif dibanding gaya rasional, karena ketidaktepatan dari waktu ke
waktu dalam keadaan internal individu dan kapasitas yang terbatas untuk secara akurat
mewakili situasi yang asing dalam fantasi.

c. Dependen. Berbeda dengan gaya rasional dan intuitif, gaya dependen ditandai dengan
penolakan tanggung jawab pribadi untuk pengambilan keputusan dan proyeksi tanggung
jawab yang di luar diri. Individu sangat dipengaruhi oleh harapan dan keinginan
pemerintah dan rekanrekan miliki tentang dia. Individu tersebut cenderung pasif dan
patuh, memiliki kebutuhan tinggi untuk persetujuan sosial dan untuk memahami
lingkungan menyediakan pilihan terbatas. Meskipun gaya ini dapat mengurangi
kecemasan terkait dengan pengambilan keputusan, ada kemungkinan untuk pada akhirnya
mengakibatkan kurangnya pemenuhan atau kepuasan pribadi.
Selain itu, Scott dan Bruce (1995) perpanjangkan kategori gaya pengambilan keputusan
untuk menyertakan gaya keempat dan kelima,
d. Avoidan. ditandai dengan upaya untuk menghindar pengambilan keputusan.
e. Spontan memiliki rasa kesegeraan dan keinginan untuk melalui proses pengambilan
keputusan dengan sesegera mungkin.
Bersama lima gaya ini membentuk pengukuran Gaya Pengambilan Keputusan
Umum atau General Decision Making Style (GDMS). Lima gaya pengambilan keputusan
yang diuraikan oleh Scott dan Bruce (1995) telah terbukti berkorelasi dengan stres, gaya
berpikir, sensasi mencari, locus of control, dan prestasi akademik (Wood, 2012).

│8
Gaya pengambilan keputusan yang ditunjukkan oleh Deniz (dalam Ugurlu, 2013) adalah
sebagai berikut:
a. Cautious: Individu menerapkan gaya pengambilan keputusan kewaspadaan dengan membuat
keputusan dengan hati-hati.
b. Avoidant: Pengambil keputusan menghindar cenderung melepaskan pengambilan keputusan
kepada orang lain.
c. Procrastinating: Individu dengan gaya pengambilan keputusan menunda-nunda cenderung
menunda keputusan. Tanpa alasan yang dapat diterima, mereka terus mencoba untuk menunda
keputusan tersebut.
d. Spontaneous: Individu dengan gaya pengambilan keputusan spontan ialah cepat dalam
mengambil keputusan di bawah tekanan dari keterbatasan waktu.

C. Metode Penelitian/observasi
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kp. Cikuya Kidul/03/08, Desa. Kembang Kuning, Kec.
Jatiluhur, Kab.Purwakarta. Pemilihan tempat ini karena tempat tersebut sangat stategis.

2. Waktu Penelitian
Penelitiann tentang strategi operasi dan pengambilan keputusan pada CV MUTIA13
dilakukan pada tanggal 15 Februari 2022 pukul 12.30 WIB.

3. Bentuk Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Menurut I Made Winartha (2006:155), metode analisis deskriptif kualitatif adalah
menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data
yang dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang
ditelita yang terjadi di lapangan.

│9
4. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian kualitatif deskriptif yaitu melalui wawancara,
observasi, foto dan lainya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.
Sumber data printer dalam penelitian ini adalah dengan metode wawancara secara
lanngsung kepada pemilik CV MUTIA13.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi perpustakaan dengan
bantuan media internet serta catatan lapangan. Sumber data sekunder merupakan sumber
data tidak langsung yang mampu memberikan data tambahan serta penguatan terhadap
data penelitian.

5. Metode Pengumpulan Data


Untuk melaksanakan suatu penelitian selalu diperlukan metode penelitian yang tepat, agar
penelitian tersebut dapat mencapai hasil yang maksimal. Adapun metode yang digunakan
dalam penelitian ini, yaitu:
a. Metode wawancara
Metode pengumpulsn data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung kepada pemilik CV MUTIA13 untuk mendapatkan data-data yang akurat dan
tepat.
b. Metode observasi
Widoyoko (2014:46) observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian.
Tektnik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati suatu fenomena yang
ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan diharapkan dengan cara mengamati suatu
fenomena yang ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan diharapkan dapat memperoleh
data yang sesuai atau relevan dengan topic penelitian. Metode observasi yang dilakukan
dalam penelitian ini melalui pengamatan langsung bagaimana pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh pemilik CV MUTIA13.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
a. Profil Usaha
│10
CV MUTIA13 menjalankan usaha dibidang daur ulang kapas dan menjualnya kembali
untuk menghasilkan produk baru. Lokasi usaha ini di kp. Cikuya Kidul/03/08, Desa.
Kembang Kuning, Kec. Jatiluhur, Kab.Purwakarta dengan nama CV MUTIA13.
Perusahaan ini sudah menjadi usaha turun temurun yang didirikan oleh Aang Sopyan dan
Deden Suandi. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013, pak Sopyan membeli kawat dan
sampah yang berada di PT Elegant Industri untuk didaur ulang dan dijual kembali di
daerah sekitar sehingga saat ini pak Sopyan dapat membeli kapas dan palet di PT Elegant
Industri untuk didaur ulang dan dijual kembali.

b. Lokasi CV MUTIA13

│11
c. Struktur Organisasi

PEMILIK

MANDOR SEKERTARIS

BENDAHARA

PEGAWAI SUPIR

d. Tugas dam Fungsi


1) Pemilik

│12
Pemilik adalah kedudukan tertinggi yang berperan sebagai pendiri dan
penanggung jawab perusahaan secara hokum. Tugas dari pemilik meliputi
penanggung jawab atas segala hal yang terjadi dalam pelaksanaan
pelayanan,menerima laporan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi,serta
memfasilitasi segala sarana prasarana.
2) Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin buruh-buruh lepas. Dengan
menggunakan sistem mandor, perusahaan konstruksi hanya berhubungan
dengan mandor saja sebagai pihak ketiga, tidak perlu
berhubungan/bertanggung jawab terhadap buruh. Mandor ini bersifat
perorangan dan tidak berbadan hokum.
3) Sekretaris
sekretaris adalah orang yang membantu seseorang, yaitu pimpinan dalam
melaksanakan tugas perkantoran yang timbul dari tugasnya sebagai pimpinan.
4) Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas
nama negara/daerah, menerima, menyimpan, dan membayar/menyerahkan
uang atau surat berharga atau barang-barang negara/daerah.
5) Supir
supir adalah pengemudi profesional yang dibayar oleh majikan untuk
mengemudi kendaraan bermotor
6) Buruh, pekerja, pegawai, tenaga kerja atau karyawan pada dasarnya adalah
manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan
balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainnya kepada
Pemberi Kerja atau pengusaha atau majikan.

│13

Anda mungkin juga menyukai