Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK

DALAM MENGANTISIPASI PERSAINGAN


( Studi kasus pada PT. Muara Krakatau)

PENELITIAN

Oleh :
SAEFUDIN ZUHDI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN


BOGOR
2005
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Seiring dengan berkembangnya jaman dan semakin berkembangnya
dinamika pertumbuhan penduduk, menyebabkan kebutuhan masyarakat akan
produk tertentu meningkat. Namun adanya globalisasi dalam segala sektor
menciptakan persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis. Hal ini menuntut
setiap perusahaan untuk dapat berkreasi aktif dan inovatif dalam pemenuhan
kebutuhan konsumen.
Penerapan manajemen strategi di perusahaan berarti pula perusahaan
melakukan perencanaan terhadap strateginya. Laba besar bukan patokan nomor
satu bagi tujuan perusahaan, akan tetapi kini bagaimana cara untuk
mendapatkan perhatian konsumen agar produduk yang dihasilkan dapat memiliki
nilai tinggi dan perusahaan dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan para
pesaingnnya.
Cepat atau lambat para pesaing pasti akan bermunculan untuk menyaingi
produk yang telah ada, untuk itu perusahaan perlu memiliki diferensiasi produk
sendiri. Beda dari yang lain, ada keunggulan disetiap karakteristik baik pada
keistimewaan (feature), mutu kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, kendalan,
gaya (style) dan rancangan (design) produk.
Proses strategi pendiferensiasian produk, dengan tujuan mengantisipasi
pesaing, agar perusahaan dapat lebih maju lagi, tidak goyah dan dapat bertahan
lama. Maka strategi untuk mengantisipasi pesaing sangat diperlukan.
Strategi yang antisipatif memerlukan fungsi keputusan yang
menghubungkan lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan
sumberdaya yang dimilikinya yang siap melayani, serta harapan dan tujuan yang
ingin dicapai organisasi tersebut demi kelangsungan hidup organisasi.
Strategi yang digunakan oleh perusahaan dapat berbeda-beda yang
kesemuanya itu berdasarkan pada kebijakan perusahaan atau juga disesuaikan
dengan visi dan misi serta tujuan perusahaan dan kondisi lingkungan yang dapat
mempengaruhi perusahaan tersebut.
Diferensiasi, strategi pendiferensiasian produk ini digunakan sebagian
perusahaan untuk mengungguli persaingan dengan para pesaing. Maka
berdasarkan uraian di atas maka Peneliti mengambil judul “ANALISIS
STRATEGI DIFERENSIASI PRODUK DALAM MENGANTISIPASI
PERSAINGAN” (Studi Kasus Pada PT. Muara Krakatau).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka Peneliti mencoba
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bentuk strategi diferensiasi produk yang bagaimana yang diterapkan oleh
perusahaan ?
2. Bagaimana strategi diferensiasi produk terhadap tingkat persaingan saat ini?
3. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi perusahaan dalam melakukan
difernsiasi produk untuk mengantisipasi persaingan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi-informasi
guna menganalisa dan mengatasi masalah yang ada, sehingga informasi yang
telah diperoleh dari analisa dapat dikembangkan kedalam Penelitian. Sedangkan
tujuan diadakannya Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi diferensiasi produk yang bagaimana yang
dilakukan oleh PT. Muara Krakatau di dalam mengantisipasi persaingan.
2. Untuk mengetahui sejauh mana strategi diferensiasi produk dapat
mengantisipasi persaingan pada PT. Muara Krakatau.
3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang harus dihadapi oleh perusahaan
dalam meningkatkan kinerjanya.

1.4. Metodologi Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini metode yang akan digunakan adalah
metode deskriptif yang bertujan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang telah
berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu
gejala tertentu. Disamping itu metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan
yang menyangkut sesuatu pada waktu sedang berlangsungnya riset. Pada saat
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penganalisaan data yang mencakup
insrumen penelitian, matriks SPACE (Strategic Position And Action
Evaluation), yaitu menganalisa posisi persaingan yang terjadi pada PT. Muara
Krakatau Garments dengan variable-variabel yang akan diteliti terdiri dari
Competitive Advantage, Industrial Strength, Financial Strength, dan
Environmental Stability.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan pada bagian pemasaran dan produksi dari PT.
Muara Krakatau Garment dengan melakukan pengamatan langsung ke objek
yang diteliti. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2005.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beberapa Pengertian


2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran telah didefinisikan dalam banyak cara, definisi pemasaran
bersandar pada konsep : kebutuhan, keinginan, permintaan, produk (barang
dan jasa), nilai, biaya, kepuasan, transaksi, hubungan dan jaringan pasar
pemasaran.
Kotler (2003, 23) mendefinisikan pemasaran sebagai: “Suatu proses sosial
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapat apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernialai dengan pihak lain.”
Purnama (2001, 1) mendefinisikan Pemasaran sebagai: “Proses
perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi dan
pendistribusian ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu dan tujuan organisasi.”
2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran
Menurut pendapat Kotler (1999, 197) : “Manajemen pemasaran adalah
analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran
yang menguntungkan dengan terget pembeli demi mencapai sasaran
organisasi.”
Menurut Swastha dan Irawan, menyatakan bahwa: “Manajemen pemasaran
adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanan dan pengawasan program-
program yang ditujukan untuk mengadakan penukaran dengan pasar yang
dituju untuk mencapai tujuan organisasi.”
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah suatu
proses yang menyangkut analisa, perencanaan, pelaksanaan dan kontrol.
Bahwa manajemen pemasaran ini mencakup ide-ide, barang dan jasa.
Manajemen pemasaran ini berdasarkan pada pemahaman, pertukaran yang
tujuannya menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat.

2.1.3 Pengertian Strategi


Dengan adanya masalah-masalah dari penelitian yang dilakukan,
diperlukan penerapan strategi yang akurat. Mengetahui juga akan pentingnya
strategi sebagai pemegang peranan dalam perkembangan dan pertumbuhan
suatu perusahaan, diharuskanlah para pimpinan perusahaan dapat
menentukan langkah dalam menggunakan strategi pada perusahaan.
Menurut Glueck dalam Saladin (1997, 1) yang diartikan dengan strategi
adalah : “Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan
terintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan
dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan
bahwa tujuan utama perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan
yang tepat oleh organisasi.”

Sedangkan menurut R. Jauch dalam Lawrance (1997, 3) yang diartikan


dengan strategi adalah : “Strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi
perusahaan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dalam perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.”

Hal-hal yang mendasar seperti itu haruslah dikuasai penuh oleh


seorang pimpinan, sebab paranan strategi pada perrusahaan sangatlah
penting. Diperlukannya juga ketangkasan, keterampilan yang baik, dan kejelian
yang tajam dalam melihat situasi perekonomian yang sedang berjalan. Maka
dengan demikian suatu perusahaan bisa atau tidaknya menembus pasar bisnis
tergantung dari pimpinan yang berkualitas. Dari pengertian tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa strategi perusahaan adalah suatu kesatuan rencana
yang menyeluruh, komprehensip dan terpadu yang diarahkan mencapai tujuan
perusahaan. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pengertian strategi
di atas, yaitu :
1. Adanya suatu rencana tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan
bukan hanya tujuan jangka pendek, akan tetapi juga jangka menengah dan
jangka panjang.
2. Untuk menyusun suatu strategi, diperlukan analisis terhadap lingkungan,
baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal, yaitu peluang dan
ancaman atau tantangan maupun kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Hal ini penting untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Perlunya strategi keputusan pilihan dan pelaksanaan yang tetap dan
terarah guna mencapai tujuan perusahaan.
4. Strategi dirancang untuk menjamin agar tujuan dan sasaran dapat dicapai
melalui langkah-langkah yang tepat.
2.1.4 Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategi merupakan salah satu peranan penting dalam
sebuah perusahaan, banyak hal yang mempengaruhi perusahaan untuk
berkembang namun hal-hal tersebut harus dengan tepat diputuskan oleh
seorang manajer.
Manajemen Strategi menurut Viljoen, et al (2000,5) :
The process of identifying, choosing and implementing activities that
will enchance the long-term performance of an organization by setting
direction and by creating on going compability between the internal
skills and resources of the organization, and the changing external
environment within which it operates.

Wheelen, et al menyatakan bahwa :


Manajemen strategi adalah serangkaian daripada keputusan
manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan
perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari
perumusan / perencanaan strategi, pelaksanaan / implementasi, dan
evaluasi.

Manajemen strategi terdiri dari tiga proses, yaitu pembuatan strategi,


yang meliputi: pengembangan misi dan tujuan jangka panjang,
pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar, serta kekuatan dan
kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan
penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi. Proses penerapan strategi
meliputi : penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan
perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya. Proses
yang ketiga adalah Evaluasi dan pengontrolan strategi, mencakup : usaha-
usaha seluruh hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk
mengukur kinerja individu dan perusahaan srta mengambil langkah perbaikan
jika diperlukan.
Berdasarkan pengertian-pengertian dari manajemen strategi di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa, manajemen strategi adalahsuatu rangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang sangat dibutuhkan oleh sebuah
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya untuk tujuan jangka
panjang, yang terdisi dari Perumusan strategi (formulasi), Implementasi strategi
(pelaksanaan) dan Evaluasi strategi.
2.2 Persaingan dan Identifikasi Pesaing
Dalam melakukan kegiatannya, perusahaan tidak hanya harus
memperhatikan dan memahami pelanggan, tetapi juga harus memperhatikan
para pesaing serta posisinya sendiri. Mengidentifikasi atau mengenali pesaing
akan sangat membantu pihak manajemen untuk menentukan strategi bersaing
yang handal. Oleh karena itu ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan :
1. Siapa yang menjadi pesaing kita ?
Terdapat 4 tingkat pesaing, yaitu :
a. Perusahaan-perusahaan yang menawarkan produk dan jasa yang
serupa pada pelanggan yang sama dengan harga yang sama pula.
b. Lebih meluas lagi, semua perusahaan yang menghasilkan
produk yang sama.
c. Perusahaan menganggap perusahaan-perusahaan yang menawarkan
jenis produk atau jasa yang sama sebagai pesaing.
e. Suatu perusahaan dapat melihat pesaingnnya secara lebih terbuka lagi
sebagai semua perusahaan yang bersaing untuk pemakai dollar yang
sama.
2. Bagaimana strategi bersaing mereka ?
Sekelompok perusahaan yang menetapkan strategi yang sama atas pasar
sasaran tertentu dinamakan kelompok strategis, misalkan suatu
perusahaan akan memasuki kelompok strategis tertentu, maka perusahaan
harus menemukan mana yang merupakan kelompok strategisnya. Begitu
pula dalam mencari informasi tentang strategi bersaing pesaing,
perusahaan harus dapat menemukan secara jeli tentang system
intelenjensinya. Tentu saja bukan hal yang mudah dalam menemukan
strategi pesaing kita, di sini perusahaan harus dapat membuka mata lebar-
lebar akan system informasinya agar lebih efektif.
3. Apa kekuatan dan kelemahan pesaing tersebut ?
Apakah para pesaing perusahaan dapat menjalankan strategi dan
mencapai sasarn mereka tergantung pada sumber daya dan kemampuan
masing-masing pesaing. Perusahaan perlu mengumpulkan informasi
tentang kekuatan dan kelemahan pesaing masing-masing. Menurut
perusahaan konsultan Arthur D. little, sebuah perusahaan akan
menduduki satu dari enam posisi bersaing di pasar sasaran, yaitu:
Dominan, kuat, unggul, dapat dipertahankan, lemah, dan tidak dapat
dipertahankan. Secara normal perusahaan mempelejari kekuatan dan
kelemahan pesaing mereka melalui data sekunder, pengalaman pribadi,
dan desas-desusu. Dan mereka dapat menambah pengetahuan mereka
dengan melakukan penelitian pasar primer dengan pemasar, pemasok, dan
distributor/glosir.
4. Apa yang menjadi sasaran mereka ?
Setelah mengidentifikasi pesaing utama dan strategi mereka, kita harus
bertanya : Apa yang dicari oleh pesaing dalam pasar ? Apa yang
mendorong tiap perilaku pesaing ?. Suatu asumsi awal yang berguna
adalah bahwa pesaing berusaha kuat untuk memaksimumkan keuntungan
mereka. Bahkan di sini, perusahaan memberikan bobot yang berbeda
dalam keuntungan jangka pendek versus tujuan jangka panjang. Lebih jauh
lagi, beberapa perusahaan mengorientasikan pemikiran mereka pada
“pemuasan”, daripada “pemaksimuman”. Mereka menentukan sasaran
keuntungan dan dipuaskan dengan tercapainya hal itu, walaupun
keuntungan lebih dapat dicapai oleh strategi dan usaha keras lainnya.
5. Bagaimana pola reaksi mereka dan bagaimana gaya bersaing
mereka ?
Perusahaan butuh pengertian yang mendalam dari kerangka pemikiran
pesaing untuk dapat mengantisipasi bagaimana pesaing akan bertindak
atau bereaksi. Berikut ini ada beberapa profil reaksi umum pesaing-pesaing:
Pesaing yang tidur: beberapa pesaing tidak bereaksi dengan cepat atau
kuat pada tindakan pesaing tertentu. Mereka mungkin merasa
pelanggannya setia; mereka mungkin sedang merencanakan bisnis
mereka; mereka mungkin lambat bereaksi; mereka mungkin perlahan dalam
berinisiatif;mereka mungkin kurang dana untuk bereaksi. Perusahaan harus
mencoba mengerti alasan perilaku pesaing tertidur ini, Pesaing yang
selektif: seorang pesaing mungkin bereaksi hanya pada tipe serangan
tertentu dan tidak pada lainnya. Ia mungkin bereaksi pada penurunan harga
untuk memberi tanda bahwa tindakan mereka itu sia-sia, tetapi mungkin
juga tidak bereaksi pada peningkatan biaya periklanan, karena
mempercayai bahwa itu bukan merupakan ancaman. Pesaing harimau :
perusahaan ini bereaksi cepat dan kuat terhadap adanya serangan pada
wilayahnya. Pesaing Stochastic : beberapa pesaing tidak menunjukan
pola reaksi yang dapat diduga, pesaing tersebut mungkin atau tidak
mungkin akan membalas tindakan tertentu.
2.3 Formulasi Strategi
Sesuai dengan tahapan di dalam manajemen strategi, tahapan
formulasi strategi merupakan langkah pertama di dalam manajemen strategi.
Dalam tahapan formulasi tersebut Perusahaan akan melakukan proses
penyusunan perencanaan jangka panjang untuk mengatur secara objektif
peluang dan ancaman dengan menggunakan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Dalam menyusun formulasi strategi perusahaan antara lain
memutuskan :
1. Bisnis apa yang akan dimasuki
2. Bisnis apa yang ditinggalkan
3. Melakukan ekspansi
4. Melakukan merger atau join venture
Dalam tahapan formulasi perusahaan akan menetapkan visi, misi, dan tujuan
perusahaan.
Visi, ketika perusahaan menentukan visinya berarti perusahaan akan
meenjawab pertanyaan : What we want to become ?
Visi adalah : Suatu pertanyaan strategic mengenai kondisi dimasa depan yang
hendak diwujudkan oleh pembuat perusahaan strategic perusahaan. Artinya
perusahaan menentukan keadaan (kejayaan) dimasa depan.
Misi adalah : Suatu pernyataan strategic mengenai prinsip dan konsep bisnis,
meliputi lingkup, bidang usaha pasar, konsumen dan variabel bisnis lainnya
yang hendak ditekuni oleh perusahaan.
Pernyataan misi akan menjawab pertanyaan : What is our business ?
2.4 Implementasi Strategi
Proses manajemen strategi tidak terhenti ketika perusahaan telah
memutuskan strategi apa yang akan dilakukan. Tindakan selanjutnya adalah
menerjemahkan pemikiran strategis menjadi tindakkan yang strategis.
Proses menerjemahkan akan terasa mudah, apabila :
a. Manajer dan karyawan memahami bisnis
b. Manajer dan karyawan merupakan bagian dari perusahaan
c. Manajer dan karyawan ikut aktif terlibat dalam perumusan strategi
d. Manajer dan karyawan bertekad ungtuk membantu sukses organisasi
Di dalam semua organisasi peralihan dari perumusan strategi menjadi
implementasi strategi memerlukan pergeseran tanggung jawab dari ahli strategi
kepada manajer divisi dan fungsional, oleh karena itu manajer divisi dan
fungsional perlu dilibatken sebanyak mungkin dalam perumusan strategi.
Masalah manajemen seputar implementasi strategi :
1. Menetapkan sasaran tahunan
2. Melengkapi kebijakan
3. Mengalokasi sumber daya
4. Mengubah struktur organisasi
5. Rekstrukturisai dan rekayasa ulang
6. Merevisi rancangan penghargaan dan insentif
7. Meminimalkan penolakan terhadap perubahan
8. Mencocokan manajer dengan strategi
9. Mengembangkan budaya yang mendukung strategi
10. Menyesuaikan proses produksi
11. Mengembangkan fungsi sumber daya manusia yang efektif
2.5 Evaluasi Strategi
Strategi yang terbaik dirumuskan dan diimplementasikan akan menjadi
sia-sia apabila perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal dan internal tidak
ripantau secara terus-menerus dan disesuaikan dengan pelaksanaan strategi.
Oleh karena itu para ahli strategi perlu secara sistematis meninjau dan
mengendalikan pelaksanaan evaluasi strategi. Evaluasi penting dilakukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai.
Tiga Aktifitas dasar Evaluasi Strategi :
1. Meneliti dasar-dasar dari suatu strategi.
2. Membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan.
3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana.
Selama perusahaan melaksanakan strateginya, perusahaan perlu
menelusuri hasilnya dan memantau perkembangan baru dilingkungan internal
dan eksternalnya. Beberapa lingkungan bersifat stabil dari tahun ke tahun.
Yang lain perlahan-lahan berevolusi dengan urutan langkah yang dapat
diperkirakan, tetapi ada juga lingkungan yang mengalami perubahan yang
besar, cepat dan tidak dapat diramalkan. Perusahaan harus yakin akan satu
hal, lingkungan akan berubah, dan jika perubahan itu terjadi, perusahaan harus
meninjau ulang dan menelusuri kegiatan pelaksanaan, program strategi, atau
bahkan tujuannya.
2.6 Diferensiasi Produk
Kotler (1997 : 55) telah mengidentifikasikan bahwa : “Diferensiasi
adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk
membedakan penawaran pesaing.”
Perusahaan mendiferensiasikan diri dengan para pesaingnya jika
perusahaan tersebut daoat memiliki keunikan dalam sesuatu yang dinilai
penting oleh pembeli. Pembeda produk utama adalah keistimewaan (Feature)
adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk, kinerja (Performance
Quality) adalah mengacu pada tingkat dimana karakteristik dasar produk itu
beroperasi, kesesuaian (Corformance Quality) adalah tingkat dimana semua
unit diproduksi identik dan meemenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan,
daya tahan (Durability) adalah suatu ukuran usia opersi produk yang
diharapkan dalam kondisi normal, keandalan (Reability) adalah ukuran
kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode
waktu, mudah diperbaiki (Repairbility) adalah suatu ukuran kemudahan
memperbaiki suatu produk yang rusak atau gagal, gaya (Style) adalah
menggambarkan penampilan dan pemasaran produk itu bagi pembeli,
rancangan (Design) adalah totalitas dari keistimewaan yang mempengaruhi
cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Dalam persaingan yang semakin tajam setiap perusahaan harus
mengembangkan diferensiasi produk dibandingkan dengan para pesaingnya
sehingga konsumen bersikap loyal dan fanatik untuk selalu meggunakan
produk atau jasa yang dihasilkan perushaan. Reputasi yang baik dimata
konsumen harus dipertahankan. Faktor-fsktor ysng menentukan diferensiasi
produk, misalnya : kualitas produk, sikap konsumen kearah gaya, dan
pengakuan konsumen terhadap diferensiasi produk.
Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa
pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan
pelanggan yang ada. Usaha ini biasanya menyebabkan kerugian disat awal
(start up-losses) dan seringkali bertahan untuk jangka waktu yang relatif
panjang. Diferensiasi merupakan salah satu dari dua jenis keunggulan bersaing
yang bisa dimiliki perusahaan. Seberapa jauh para pesaing dalam sebuah
industri dapat melakukan diferensiasi antara satu dengan yang lainnya, juga
merupakan ssalah satu unsur penting dalam struktur industri. Meskipun
diferensiasi mempunyai arti penting, sumber-sumber yang memunkinkan
dilakukannya diferensiasi seringkali tidak dipahami dengan baik. Perusahaan
kadang memandang sumber yang potensial bagi diferensiasi dari sudut yang
terlalu sempit. Mereaka memandang diferensiasi dari segi produk fisik atau
praktek pemasaran, bukannya sebagai hal yang bisa diciptakan dimana saja
dimana dalam rantai nilai yang ada. Perusahaan yang mengusahakan
diferensiasi disebut juga (Diferensiator), kadang tidak menaruh perhatian pada
biaya diferensiasi atau pada daya tahan diferensiasi yang telah dicapainya.
Dalam usaha mendapatkan keunggulan kompetitif dapat didasarkan pada
perbedaan (Diferntiation) yaitu mencobamenciptakan berbagai bentuk produk
yang unik dan pelayanan yang sangat bermanfaat bagi pelanggan.
Menurut Saladin (1996) dalam buku Manajemen Strategi ada beberapa
parameter penting yang didiferensiasikan, yaitu :
1. Bentuk produksi : Adalah karakteristik yang melengkapi fungsi
dasar atau keunggulan utama suatu produk
2. Pelayanan purna : Kenyaman dan kualitas dari pelayanan dapat
jual merupakan suatu faktor yang kritis dalam
menentukan produk yang dipilih pelanggan.
3. Kesan yang : Kesan ini dapat diekpresikan dalam lambang,
layak media tulis, suasana dll.
4. Penemuan : Keunggulan teknologi merupakan dasar untuk
Teknologi merebut persaingan antar perusahaan.
5. Reputasi : Perusahaan yang berbeda dapat dijadikan
perusahaan komponen penting dalam penjualan.
6. Konsistensi : Penting sekali bagi perusahaan yang bergerak
produk dalam komponen, yang mana perusahaan
berhubungan dengan produk jadi.
7. Simbol status : Merupakan penghargaan tertinggi bagi
seseorang
Diferensiasi jika tercapai, merupakan strategi yang baik untuk
menghasilkan laba di atas rata-rata dalam suatu industri karena strategi ini
menciptakan posisi yang aman untuk mengatasi kekuatan-kekuatan persaingan
meskipun dengan cara yang berbeda dari strategi keunggulan biaya.
Diferensiasi memberikan penyekat terhadap persaingan karena adanya
loyalitas merek dari pelangan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan
terhadap harga. Diferensiasi juga meninggalkan margin laba yang
menghindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah. Kesetiaan yang dihasilkan
dan kebutuhan pesaing untuk mengatasi keunikan menciptakan hambatan
masuk.
Diferensiasi menghasilkan laba yang lebih tinggi yang dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi kekuatan pemasok, dan jelas mengurangi
kekuatan pembeli, karena pembeli tidak mempunyai alternatif yang dapat
dibandingkan sehingga oleh karena itu menjadi kurang peka terhadap harga.
Akhirnya perusahaan yang telah mendiferensiasikan dirinya untuk
mengantisipasi persaingan akan berada pada posisi yang lebih baik terhadap
produk pengganti ketimbang para pesaing. Diferensiasi Produk dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal yang dimungkinkan dalam pengembangan
produk yang dikaitkan dengan tingkatan produk :
1. Produk Inti
Produk ini merupakan tingkat yang paling mendasar dan akan menjawab
pertanyaan : Apa yang sebenarnya dibeli oleh seorang pembeli ?. Dimana
produk ini merupakan manfaat hakiki yang benar-benar dibel oleh pembeli.
Tugas seorang pemasar adalah emngupas kebutuhan yang tersembunyi
dibalik setiap produk dan emnjual manfaat, bukannya bentuk lahiriah.
2. Produk Berwujud
Seorang perencana produk harus mengubah inti produk menjadi suatu
wujud produk. Wujud produk memiliki 5 karakteristik, yaitu :ciri-ciri, khas,
gaya, merek dan kemasan.
3. Produk Tambahan
Seorang perencana produk boleh juga memberi gaya dan manfaat
tambahan pada produk sehingga menjadi suatu produk yang telah
disempurnakan. Produk yang disempurnakan ini merupakan gabungan dari
wujud produk dengan berbagai jasa pelayanan yang menyertainya.
Namun perlu diingat dan diperhatikan, bahwa produk mempunyai daur
hidup, artinya :
1. Setiap produk mempunyai batasan umur.
2. Penjualan produk melewati tahap-tahap yang jelas setiap tahap memberi
tantangan yang berbeda kepada penjual.
3. Keuntungan yang diperoleh dari penjuualan akan meningkat dan menurun
pada tahap yang berbeda dalam daur hidup produknya.
4. Riwayat setiap penjualan dari kebanyakan pembahasan daur hidup produk
selalu mengikuti pola kurva “S” seperti terlihat pada gambar berikut :

40
35
30
25
20
15
10
5
0
Gambar 5
1 2 3 4
Daur Hidup Produk

Perkenalan Pertubuhan Kedewasaan Kemunduran

Kurva ini digambarkan memiliki empat tahapan, yaitu :


1. Tahap Perkenalan
Pada tahap ini produk mulai di pasarkan dalam jumlah yang besar
walaupun jumlah penjualannya belum tinggi. Produk yang dijual umumnya
adalah produk baru. Pada tahap ini ditandai dengan besarnya biaya, yang
dikeluarkan untuk biaya promosi, distribusi. Produk tersebut masih terbatas
dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap Pertumbuhan
Pada tahap ini terjadi peningkatan yang cukup cepat pada penjualan dan
juga laba, hal ini disebabkan karena masyarakat sudah mengenal produk
yang bersangkutan sehingga usaha promosi yang dilakukan perusahaan
dapat dikkurangi. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Cara yang dapat dilakukan untuk
memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan
sedikit pada harga jualnya.
3. Tahap Kedewasaan
Kadang-kadang sulit untuk mengatakan bahwa kedua tahap ini terpisah
atau berada dalam satu tahap. Pada tahap kedewasaan dapat terlihat
bahwa penjualan masih meningkat dan dalam tahap berikutnya tetap.
Dalam tahap-tahap ini laba mulai menurun. Persaingan harga menjadi
sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya
dengan ditingkatkan untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap Kemunduran
Hampir semua jenis produk yang sudah dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kemunduran dan harus digantikan dengan produk yang baru.
Dalam tahap ini produk baru harus sudah di pasarkan untuk menggantikan
produk lama yang sudah mengalami kemunduran. Meskipun jumlah
pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting,
karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila produk yang lama tidak
segera ditinggalkan tanpa menggantikan dengan produk baru maka
perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang terbatas.

2.7 Resiko Diferensiasi


Diferensiasi juga melibatkan sederetan resiko :
1. Perbedaan biaya antara pesaing biaya rendah dengan perusahaan
terdiferensiasi menjadi terlalu besar akibat diferensiasi untuk
mempertahankan loyalitas merek. Akibatnya, pembeli mengorbankan
beberapa karakteristik, pelayanan, atau citra hilang. Ini akan terjadi bila
pembeli makin canggih.
2. Kebuuhan pembeli akan faktor-faktor diferensiasi hilang. Ini akan terjadi bila
pembeli makin canggih.
3. Imitasi memperkecil kesan adanya diferensiasi, suatu kejadian yang biasa
bila industri telah matang (dewasa).
Resiko yang pertama begitu penting sehingga perlu dikomentari lebih
jauh, perusahaan mungkin mencapai diferensiasi, namun diferensiasi ini
biasanya hanya akan bertahan sampai tingkat perbedaan tertentu.

2.8 Biaya Diferensiasi


Diferensiasi biasanya membutuhkan biaya yang tinggi. Perusahaan
seringkali harus mengeluarkan biaya untuk menjadi unik, karena untuk mencapai
keunikan perusahaan harus melaksanakan sejumlah aktifitas nilai secara lebih
baik dari pesaingnya. Misalnya saja, untuk mendukung perekayasaan aplikasi
yang unggul, perusahaan harus memperkerjakan sejumlah insinyur tambahan,
atau bahkan gugus wiranmiaga yang berlatih biasanya membutuhkan biaya yang
lebih besar dibanding dengan memperkerjakan wiraniaga yang tidak terlatih.
Untuk membuat produk yang memilik daya tahan yang lebih besar daripada
produk pesaing dibutuhkan lebih banyak kandungan bahan-bahan yang lebih
mahal.
Sebagian bentuk diferensiasi membutuhkan biaya yang lebih besar
daripada sebagian lainnya. Misalnya , diferensiasi yang merupakan hasil dari
baiknya koordinasi aktifitas nilai yang saling terkait barangkali tidak
membutuhkan biaya yang lebih besar. Demikian pula, lebih baiknya kemampuan
kerja produk sebagai hasil daria adanya toleransi yang erat antara segmen
produk itu yang dicapai lewat penggunaan mesin otomatis, barangkali tidak
membutuhkan biaya tambahan yang cukup besar mendiferensiasikan diri dengan
banyak ciri dibanding produk pesaing tentu akan memakan biaya lebih banyak
dibanding dengan membuat satu ciri tapi lebih disukai konsumen.
Biaya pendiferensiasian mencerminkan faktor penentu biaya bagi aktifitas
nilai yang menjadi landasan terwujudnya keunikan.
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Dalam penyusunan Penelitian ini, Peneliti melakukan penelitian pada PT.
Muara Krakatau Jl.Raya Tajur No.22 Bogor. PT. Muara Krakatau ini bergerak di
bidang Garmen khususnya sebagai Produser dan Eksportir Garment.
3.1.1 Sejarah Singkat PT. Muara Krakatau Garments
Perusahaan PT.Muara Krakatau Garments Factory II didirikan pada
pertengahan tahun 1987, sebelumnya PT. Muara Krakatau Garments bernama
PT. Koperasi Indah Utama Garment, pada waktu itu berkantor di Jl. PGA Gletik I
No.143 A Bondongan Bogor.Pada pertengahan tahun 1987 diganti menjadi PT.
Muara Krakatau Garments dengan tujuan memperluas usahanya dalam bidang
kontraktor dan perdagangan yang berorientasi ekspor.
Pertengahan tahun 1988 PT. Muara Krakatau Garments membuka pabrik
baru yang beralamt di Jl.Raya KH.Moh .Mansur II, Blok D 1,2,3,4 Roxy, Jakarta
Barat dan di kompleks pertokoan Green Ville Blok A W/36 Jakarta Barat
berfungsi sebagai kantor pusat dengan maksud untuk mempermudah dalam
transaksi usaha. Sehubungan dengan semakin berkembangnya usaha, maka
pada bulan Oktober 1989 PT. Muara Krakatau Garmrnts membuka pabrik baru di
Jl.Raya Tajur No.22 Bogor, dikarenakan pabrik yang berada di Jalan Bondongan
Bogor tidak memungkinkan untuk diperluas lagi. Menurut ketentuan GBHN
bahwa untuk malakukan pembangunan nasional harus memanfaatkan
kemampuan modal dalam negeri dengan mengikuti kebijakan yang ada.Dengan
demikian semua perusahaan dalam negeri dapat berdiri sendiri atau mandiri
tanpa adanya campur tangan dariperusahaan lain.
PT.Muara Krakatau Garments diharapkan dapat menjalankan hubungan
yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pegawai sesuai dengan
ketentuan peraturan dari Departemen Tenaga Kerja. Untuk menghasilkan produk
yang baik, maka perusahaan perlu mengadakan perencanaan perluasan untuk
membuka cabang baru. Salah satu faktor penting bagi perusahaan adalah tempat
atau lokasi sendiri. Perusahaan tidak mudah untuk memilih lokasi dimana
prusahaan itu akan didirikan.
Tujuan didirikannya PT.Muara Krakatau Garments adalah untuk
membantu pemerintah dalam rangka mengatasi masalah tenaga kerja sehingga
perusahaan tersebut diharapkan dapat menampung tenaga kerja sebanyak-
banyaknya. Perusahaan ini termasuk APINDO dengan nomor izin B.
273.219/DPP/1991, dan termasuk anggota KADIN selain itu perusahaan telah
memenuhi persyaratan dan peraturan yang ditentukan oleh pemerintah dalam
negeri.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan dan peraturan yang dicantumkan oleh
pemerinytah dalam negeri, seperti :
1. NPWP (Nomor Pokoik Wajib Pajak) dengan No. izin : 12.01.579.8404
2. ITUI (Izin Tetap Usaha Industri) No. izin : 05.01/MK/II/1989
3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) No. izin: 0383/10/21/PB/II/1989
4. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) No. izin : 10/201/300.391
5. SK Mentri dengan No. izin : 061/JAI/3/NONPMA/2/1990
6. SPSI
7. JAMSOSTEK
8. DEPNAKER yang berhubungan dengan masalah ketenaga kerjaan termasuk
segala perizinan Departemen Perindustrian.
VISI Perusahaan “Global Marketing Oriented Strategy”
Misi Perusahaan “Production Oriented Strategy” dan “Buyer Satisfaction
Strategy”
Motto Perusahaan:
1. Pelayanan Yang Sangat Baik
2. Komunikasi Yang Sangat Baik
3. Harga Yang Tepat
4. Kualitas Yang Sangat Bagus
5. Delivery Yang Tepat
PT. Muara Krakatau dalam melaksanakan usahanya dengan berfokus
pada point-point di atas karena di era milenium ini persaingan akan sangat ketat
dan tidak ada ampun sama sekali kekurangan apapun di pihak kita akan
membuat kita tertinggal dari kompetitor. Hal ini tentu akan membuat fatal PT.
Muara Krakatau. Kita harus melakukan yang terbaik bagipara pembeli, karena
“PEMBELI ADALAH RAJA”. Jika kita mencurahkan perhatian dalam
memberikan yang terbaik kepada buyer kita, maka sebagai gantinya kita pun
akan mendapatkan yang terbaik karena tujuan dari melakukan bisnis untuk
mencapai keuntungan dan kebahagian bersama. Kita harus membuat buyer-
buyer kita merasa puas jika kita ingin terpuaskan.
Pelanggan-pelanggan kita merupakan sumber kehidupan bagi
perusahaan kita, kita berbisnis dengan orang-orang jadi kalau kita mengabaikan
mereka atau kepentingan mereka maka tidak akan lama lagi, keseluruhan
perusahaan kita akan hancur.
Peribahasa mengatakan “Pembeli Adalah Raja” adalah benar adanya,
tetapi di tahun milenium baru ini, HANYA MEMUASKAN PEMBELI SAJA, sudah
tidak cukup lagi. Karena semua perusahaan lain juga mencoba melakukan hal
serupa. Sudah waktunya kita untuk mengajukan pemikiran atau ide tentang
bagaimana cara untuk menciptakan “Kesetiaan” para pembeliterhadap kita. Kita
harus membuat para pembeli kita merasa bangga memakai produk PT. Muara
Krakatau, jika kita dapat melakukannya, maka kita telah berprestasi dan akan
lebih unggul dari yang lain.

3.1.2 Produk Yang Dihasilkan PT. Muara Krakatau


Pada saat ini perusahaan sedang memproduksi beberapa jenis produk,
celana yang dibuat dari bahan parasit, celana jeans dan celana levis yang ukuran
dan warnanya masing-masing. Berikut ini adalah produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, yaitu :
a. Style DG 27, Buyer Dogler, USA untuk Ladies Pants 5.000 dozens.
b. Style DG 28, Buyer Dogler, USA untuk Mens Pants 1.500 dozens.
c. Style DG 27, Buyer Dogler, USA untuk Boys Pants 1.500 dozens.
d. Style DG 27, Buyer Dogler, USA untuk Mama Pants 1.500 dozens.
e. Style DG 27, Buyer Fred, USA untuk Boys Pants 4.500 dozens.
f. Style DG 27, Buyer Wall-Mart, USA untuk Ladies Pants 800 dozens.
g. Style DG27, Buyer Lolyteg, USA untuk Boys Pants 1.200 dozens.
h. Style DG 27, Buyer Wall-Mart, Canada, 4.000 dozens.
i. Style DG 27, Buyer K-Mart, USA untuk Ladies Pants 7.500 dozens.
Dengan berbagai macam merek dari buyer, seperti : Wall-Mart, Cannot,
Rivais, Dolk-Mart, K-Mart, Lolyteg dll.

3.2 Metode Penelitian


3.2.1 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, yang berhubungan dengan judul yang
Peneliti ambil, yaitu Analisis Strategi Diferensiasi Produk Dalam
Mengantisipasi Persaingan, maka penelitian yang akan digunakan
dalammenyusun Penelitian adalah mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja
yang berpengaruh dalam menganalisa strategi Diferensiasi produk berdasarkan
pada posisi perusahaan dalam persaingan, dengan menganalisa variable-
variabel berikut : Competitive Advantage, Industrial Strengths, Financial Strength
dan Environmental Stability.
3.2.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang diambil adalah seperti yang sudah disajikan
di atas yang bersifat kualitatif.
Jenis Data Satuan Sumber Data
Kualitatif :
(Internal Perusahaan)
 Visi, Misi, tujuan perusahaan - Internal
 Kegiatan perusahaan - Internal
 Struktur Organisasi - Internal
 Data pemasaran,keuangan, produksi - Internal
dan strategi
 Sejarah berdirinya perusahaan - Internal

Kualitatif :
(Eksternal Perusahaan)
 Lingkungan Pasar - Eksternal
 Persaingan industri - Eksternal
 Ekonomi dan kebijakan Pemerintah - Eksternal
 Aspek teknologi - Eksternal
 Aspek sosial, Budaya dan - Eksternal
kelembagaan.
Tabel 1
Jenis Dan Sumber Data
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna memecahkan persoalan
maka alat dan teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan adalah :
A. Studi Pustaka
Suatu teknik pengumpulan data berdasarkan buku-buku dan literatur yang
diperlukan sehingga diperoleh suatu pemikiran teoritis sehubungan dengan
masalah yang ditelitioleh Peneliti.
B. Studi Lapangan
Teknik pengumpulan data berdasarkan beberapa cara yang dilakukan untuk
memperoleh data yang diperlukan, yang dilakukan dengan :
1. Observasi Lapangan, yaitu pengumpulan data langsung ke tempat
dimana penelitian dilakukan untuk melihat dengan langsung kegiatan di
lapangan.
2. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan melakukan dialog
langsung kepada pihak perusahaan baik pemimpin maupun dengan
karyawan perusahaan.
3. Quesioner. Melalui teknik ini Peneliti menyebar angket untuk tingkat
Manager pada PT. Muara Krakatau.
3.2.4 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisa menggunakan alat analisa
Matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation). SPACE Matriks
digunakan untuk memetakan kondisi perusahaan dengan menggunakan model
yang dipersentasikan dengan menggunakan sebuah diagram Cartesius yang
terdiri atas empat kuadran dengan skala ukuran yang sama.
Kerangka kerja keempat kuadran ini adalah dengan menunjukkan apakah
hasil analisanya akan mengindikasikan pemakaian strategi agressif konservatif
defensive Competitive bagi perusahaan. Masing-masing sumbu atau axes dari
matrik menyatakan dua dimensi yaitu :
a. Dimensi internal yang terdiri dari Financial Strength (FS) dan Competitive
(CA).
b. Dimensi Eksternal yang terdiri dari Environmental Stability (ES), dan Industry
Strength (IS).
Keempat faktor ini adalah faktor penentu yang paling penting untuk
menentukan posisi strategis perusahaan. Diagram Cartesius untuk SPACE
matriks diperlihatkan sebagai berikut :
FS
Conservative Aggresive
+5

CA IS
-5 +5

-5
Defensive Competitive
ES

Gambar 7
Matriks SPACE
Langkah-langkah untuk mengembangkan suatu matriks SPACE adalah sebagai
berikut :
1. Pilih sejumlah variabel untuk mengukur Financial Strength (FS),
Competitive Advantage (CA), Environmental Stability (ES), dan Industry
Strength (IS).
2. Beri tanda dengan angka-angka berurutan dari +1 (paling buruk) sampai
dengan +5 (paling baik) untuk variabel-variabel pada dimensi FS dan IS.
Beri tanda dengan angka berurutan dari –1 (paling buruk) sampai dengan –
5 (paling baik) untuk variabel-variabel pada dimensi ES dan CA.
3. Hitung nilai rata-rata variabel pada tiap-tiap dimensi FS, CA, IS dan ES.
Kemudian petakan nilai rata-rata FS, CA, IS dan ES pada sumbu di SPACE
matrik.
4. Jumlahkan kedua niali pada sumbu X dan petakan hasilnya di sumbu X,
juga jumlahkan kedua nilai pada sumbu Y dan petakan hasilnya pada
sumbu Y. Selanjutnya petakan perpotongan kedua titik X dan Y tersebut.
5. Gambarkan arah vektor dari koordinat 0,0 melaluui titik perpotongan yang
baru. Tanda panah ini memperlihatkan tipe strategi yang disarankan untuk
perusahaan, apakah strategi Aggressive, Conservative, Competitive atau
Defensive.
Faktor-faktor yang menyusun sumbu matriks SPACE, yaitu :
POSISI STRATEGI INTERNAL POSISI STRATEGI EKSTERNAL
Kekuatan Keuangan(Financial Strength/FS) Stabilitas Lingkungan (Environmental
 Return on investment Stability/ES)
 Leverage  Perubahan teknologi
 Likuiditas  Tingkat inflasi
 Modal Kerja  Variabilitas permintaan
 Arus Kas  Rentang harga dari produk yang bersaing
 Kemudahan keluar dari pasar  Hambatan untuk masuk dalam pasar
 Resiko yang terlibat dalam bisnis  Trekanan persaingan
 Eastisitas harga dari permintaan

Keunggulan Bersaing (Competitive Kekuatan Industri (Industry Strength/IS)


Advantage/CA)  Potensi pertumbuhan
 Pangsa Pasar  Potensi laba
 Mutu Produk  Stabilitas keuangan
 Siklus hidup produk  Teknologi yang dikuasai
 Loyalitas Pelanggan  Pemanfaatan sumber daya
 Pemanfaatan kapasitas bersaing  Intensitas modal
 Teknologi yang dikuasai Priduktivitas,  Kemudahan masuk ke dalam pasar
pemanfaatan kapasitas  Kendali atas pemasok dan distributor
Tabel 3
Faktor-Faktor Matrik SPACE

3.2.5 Asumsi
Dalam penelitian ini, Peneliti kemukakan asumsi sebagai berikut :
a. Dalam penelitian tingkat persaingan dianggap tinggi.
b. Dalam penelitian situasi,kondisi kegiatan bisnis dianggap mendukung.
c. Dalam penelitian struktur organisasi perusahaan dianggap konstan.
3.2.6 Premise
Peneliti mengajukan premise sebagai berikut :
1. Penerapan strategi yang tepat dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
2. Setiap perusahaan harus memiliki strategi untuk memenangkan persaingan.
3. Diferensiasi produk secara tepat adalah salah satu bentuk strategi.
3.2.7 Hipotesa
Agar proses penelitian terarah, maka Peneliti mengajukan hipotesa sebagai
berikut : “Penerapan strategi Diferensiasi produk dapat meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam mengantisipasi persaingan”.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Strategi Diferensiasi Produk Yang Diterapkan Oleh PT. Muara Krakatau
Garment
Karena mengingat pentingnya menilai keunggulan bersaing sebagai
saluran utama strategi bisnis, memahami mekanisme yang terjadi sarana
terciptanya dan terkikisnya keunggulan bersaing, dan memahami peranan
rintangan-rintangan terhadap penjiplakan dalam rangka mempertahankan
keunggulan bersaing dari waktu ke waktu, maka berikut ini adalah strategi
diferensiasi produk yang diterapkan oleh PT. Muara Krakatau Garment, yaitu :
1. Kualitas Produk
Sesuai dengan motto dari PT. Muara Krakatau yaitu “Kualitas yang
sangat bagus” maka jelaslah di sini PT. Muara Krakatau ingin membuktikan
bahwa setiap produk yang dihasilkan benar-benar memiliki kualitas yang
bagus. Dikarenakan konsumen PT. Muara Krakatau adalah berasal dari luar
negeri, bukan mustahil bagi PT. Muara Krakatau mampu memberikan produk
yang terbaik dan dapat disejajarkan dengan produk-produk dari luar negeri.
Kualitas yang bagus tidak akan tercapai bila PT. Muara Krakatau tidak
lebih teliti dalam memproduksi produk-produk yang dihasilkan. Hal ini dapat
dilihat dari bagaimana cara PT. Muara Krakatau menghasilkan kualitas yang
bagus tersebut, yaitu :
a. Jahitan yang kuat dan tidak mudah sobek.
b. Adanya pengontrolan bahan/kain pakaian yang telah disetujui oleh pihak
buyer.
c. Penggunaan mesin-mesin jahit dengan sistem komputerisasi.
d. Adanya tekhnisi dari bagian teknis, yang mampu menjamin keandalan
hasil produk.
e. Adanya pelatihan-pelatihan kerja yang mampu menghasilkan para
karyawan yang berkualitas, aktif dan kreatif.
2. Manajemen Perusahaan
Mengingat fungsi manajemen terdiri dari 5 aktifitas dasar:
Perencanaan, Pengorganisasian, Pemotivasian, Penunjukan staf dan
Pengendalian. Maka dari itu manajemen PT. Muara Krakatau menerapkan
stategi diferensiasi produknya dari dasar manajemen yang proses
pelaksanaanmya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perencanaan : adalah satu-satunya hal yang pasti dimasa depan dari
organisasi apapun adalah “perubahan”. Dan peranan penting untuk
menjembatani PT. Muara Krakatau pada masa kini dan masa depan yang
meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Perencanaan adalah batu penjuru dalam perumusan strategi yang efektif.
Tetapi walaupun dianggap sebagai dasar dari manajemen, perencanaan
merupakan tugas paling umum diabaikan para manajer. Perencanaan
amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang
berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian,
penunjukan staf, dan pengendalian yang tergantung dari perencanaan
yang baik.
2. Pengorganisasian : tujuannya adalah mencapai usaha terkoordinasi
dengan memerapkan tugas dan hubungan wewenang. Pengorganisasian
berarti siapa yang mengerjakan dan siapa melaporkan kepada siapa.
Pengorganisasian fungsi manajemen terdiri dari tiga aktivitas berurutan,
yaitu membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan yang lebih sempit
(spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan untuk membentuk
departemen (departementalisasi), dan mendelegasikan wewenang.
3. Pemotivasian : yaitu dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi
orang ungtuk mencapai sasaran tertentu. Fungsi pemotivasian dari
manajemen PT. Muara Krakatau termasuk paling sedikit 4 komponen
utama, kepemimpinan, dinamika kelompok, komunikasi dan perubahan
organisasi.
4. Penunjukkan staff : yaitu bisa juga berfungsi sebagai manajemen
personalia atau manajemen SDM, dengan aktivitasnya seperti merekrut,
mewawancara, menguji, memilih, melakukan orintasi, pelatihan,
pengembangan, memelihara, mengevaluasi, memberi penghargaan,
melakukan tindak disiplin, mempromosikan, mentransfer, mengeluarkan
karyawan dan mengangkat karyawan. Aktivitas pennjukan staf
memainkan peran utama dalam usaha implementasi strategi, karena
alasan ini manajemen SDM menjadi lebih efektif terlihat dalam proses
manajemen strategi.
5. Pengendalian : adalah pengendalian dari manajemen termasuk semua
aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan opersional
yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian dari
manajemen sangat penting untuk evaluasi strategi secara efektif,
pengendalian terdiri dari 4 lngkah dasar : 1. menerapkan stadar prestasi,
2. mengukur prestasi individu dan organisasi, 3. membandingkan prestasi
sesungguhnya dengan standar prestasi yang direncanakan, dan 4.
melakukan tindakan korektif.
3. Penyesuaian Pada Perubahan
PT. Muara Krakatau yakin bahwa perusahaannya secara terus-
menerus harus memenitor peristiwa dan kecenderungan lingkungan internal
dan eksternal, sehingga dapat melakukan perubahan pada tepat waktu. Maka
dari itu agar bertahan hidup, PT. Muara Krakatau harus mampu dengan
cerdik mengenali dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
Perubahan teknologi dan penemuan secara revolusioner, rekayasa
komputer, komputer yang dapat “berfikir’, robotik, pebrik tanpa karyawan,
komunikasi ruang angkasa dan lain-lain. Dikarenakan perubahan tidak hanya
terjadi pada teknologi saja, melainkan dari berbagai aspek, tetapi mengingat
dampak terbesar dari operubahan adalah dari teknologi maka tak salah
apabila PT. Muara Krakatau amat memperhatikan perubahan teknologi
trsebut.
4. Evaluasi Prestasi Perusahaan
PT. Muara Krakatau mengevaluasi prestasi organisasinya termasuk
membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya, menyelidiki
penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak
kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Aktivitas
evaluasi harus dapat mngubah posisi perusahaan untuk masa depan,
mengambil tindakan korektif atas dasar hasil evaluasi bukan berarti strategi
yang sudah ada ditinggalkan atau, bahkan strategi baru harus dirumuskan.
Tetapi tindakan korektif tersebut harus mampu menjaga perusahaan tetap
dijalur ke arah pencapaian sasaran yang diinginkan.
Aktivitas yang diterapkan oleh PT. Muara Krakatau dapat
memperbaharui rasa percaya diri terhadap strategi bisnis saat ini. Maka dari
itu evaluasi PT. Muara Krakatau di desain secara apik agar dapat
memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai apa yang terjadi.
Aktivitas evaluasi harus dapat menyediakan informasi yang tepat waktu.
4.2 Analisis Lingkungan Makro Perusahan
1. Analisis faktor-faktor politik
Akhir-akhir ini persaingan yang terjadi semakin ketat terutama dalam industri
garment, maka dari itu perlu adanya perlindungan dari pemerintah. Dengan
adanya hukum dan perlindungan yang diberikan pemerintah terhadap
perusahaan maka perusahaan akan terjamin dan terlindungi.
2. Analisis Lingkungan Ekonomi Indonesia
Krisis moneter saat ini mempengaruhi daya beli terhadap suatu produk.
Perusahaan perlu menyadari kecenderungan itu dalam lingkungan ekonomi,
maka dari itu perusahaan perlu menyesuaikan harga dengan kemampuan
daya beli masyarakat.
3. Analisis Lingkungan Sosial Budaya
Dilihat dari segi lingkungan sosial dan budaya, harus disesuaikan dengan
kemampuan konsumen, mulai dari kalangan atas dan kalangan menengah.
Gaya hidup dalam kelompok masyarakat tertentu merupakan unsur penting
yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk dapat membeli atau
tidak membeli suatu produk. Kelompok konsumen kaya akan informasi dan
mempunyai daya beli yang kuat, maka mereka akan dapat membeli produk
yang lebih unggul, didukung dengan meningkatnya pendapatan suatu
kelompok tertentu, maka penggunaan produk susu sebagai pelengkap akan
lebih membuka peluang luas dalam dunia industri bisnis. Hal ini dapat
dimanfaatkan oleh PT. Muara Krakatau.
4. Analisis Faktor-Faktor Teknologi
Laju pertumbuhan ekonomi yang dipengaruhi oleh seberapa banyak teknologi
baru yang telah ditemukan. Dengan adanya teknologi yang canggih
ditemukan sehingga perusahaan sangat mudah dalam menghasilkan produk
lebih banyak dan berkualitas. Teknologi merupakan suatu alat untk
transformasi input yang tesedia menjadi output yang diinginkan. Perubahan
dan kompleksitas kegiatan produksi akan meyebabkan perubahan tingkat
kecanggihan komponen teknologi, memberikan manfaat bagi perusahaan
dalam memproduksi suatu produk.
4.3 Analisis Lingkungan Mikro Perusahaan
1. Ancaman Pendatang Baru
Ancaman pendatang baru bukanlah masalah besar, PT. Muara Krakatau
tentunya merupakan suatu bukti bahwa perusahaan tersebut cukup kokoh
untuk menghadapi persaingan. Misalnya PT. Yulinda Garment yag selama ini
telah memiliki pengalaman yang cukup baik dalam mengatasi masalah
munculnya pendatang baru. Namun ditengah kondisi persaingan yang saat ini
dihadapi oleh PT. Muara Krakatau, cukup untuk dijadikan penghalang
masuknya pendatang baru.
2. Ancaman Produk Pengganti
Produk subsitusi jika muncul adalah salah satu kekuatan yang harus
diperhitungkan, karena disamping harga, kualitas dari barang penganti ini
biasanya tidak begitu berbeda, namun PT. Muara Krakatau berusaha untuk
selalu meningkatkan kualitas dengan selalu memperhatikan mutu produk
yang dihasilkan.
3. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok bahan baku menyediakan bahan-bahan yang berasal dari luar
negeri, jadi harga bahan baku ini dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang,
sehingga kekuatan tawar-menawar pemasok begitu beragam. Pemasok
bahan baku garment ini mengalami persaingan juga, karena ternyata
pemasok ini begitu banyak, dan diantara mereka para pemasok tentunya
melakukan perang harga, kondisi ini sangat menguntungkan PT. Muara
Krakatau, sehingga banyak penawaran yang dilakukan oleh pemasok dengan
harga yang cukup dapat ditoleransi oleh perusahaan.
4. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Pembeli produk garment selaku konsumen PT. Muara Krakatau Garment
adalah kalangan industri, karena begitu ketatnya persaingan yang terjadi
antara produksi garment, konsumen dihadapi oleh berbagai macam pilihan
harga yang ditawarkan, dampaknya terhadap perusahaan adalah konsumen
memilih perusahaan mana yang memberikan penawaran terbaik, inilah
sebabnya prusahaan memberanikan untuk memberikan kebijakan kepada
konsumen.
5. Pesaing Industri
Persaingan yang terjadi di dalam industri garment cukup tajam, dimana-mana
perusahaan dengan modal yang lebih besar adalah pesaing yang cukup
berbahaya, perusahaan tersebut memperoleh bahan baku yang langsung dari
supplier luar negeri, sehingga harga bahan baku yang diperloleh tentunya
lebih murah daripada harga supplier dalam negeri, ini merupakan hambatan
bagi PT. Muara Krakatau karena bahan baku turut menentukan harga jual
produk garment. Harga produk yang ditawarkan PT. Muara Krakatau
Garment cukup terjangkau, namun kualitas yang ditawarkan cukup sesuai
dengan harga, sehingga dalam kondisi persaingan yang cukup ketat ini secar
tidak langsung membuat jumlah pesanan semakin meningkat.

4.4 Matriks Strategic Position and Action Evalution (SPACE)


Dari kuisioner yang disebarkan kepada para responden diperoleh data
sebagai berikut :
Nomor Responden Jumlah

Manager Manager Manager


Pertanyaan Manager HRD
Maintenance Production Finance
1 -4 -5 -4 -4 -17
2 -5 -4 -3 -4 -16
3 5 4 4 3 16
4 -4 -5 -4 -5 -18
5 -4 -4 -3 -5 -16
6 5 4 4 4 17
7 3 4 3 3 13
8 4 4 4 4 16
9 -4 -5 -4 -4 -17
10 -5 -4 -5 -5 -19
11 -5 -4 -4 -5 -18
12 3 3 2 3 11
13 -5 -4 -4 -4 -17
14 5 4 4 4 17
15 4 3 3 4 14
16 5 4 3 4 16
17 -5 -4 -4 -4 -17
18 5 3 4 4 16
19 3 3 3 4 13
20 -4 -4 -4 -4 -16

Tabel 5
Tanggapan Responden
Tabel Analisa Kuesioner
Variabel Pertanyaan No
FS 3,8,12,15,19
IS 6,7,14,16,18
CA 4,5,11,13,20
ES 1,2,9,10,17

Berdasarkan data dari tabel Kuisioner di atas maka dapat dihitung rata-rata:
Tabel 6
Compotitive Advantage PT. Muara Krakatau Garment
No Jumlah Rata-rata
1 -18 -3,6
2 -16 -3,2
3 -18 -3,6
4 -17 -3,4
5 -16 -3,2
Jumlah -1,7

Jumlah CA
Rata  rata CA =
n

-17
Rata  rata CA = = -3,4
5

Hasil perhitungan rata-rata Competitive Advantage adalah –3,4, hasil ini


menunjukan jawaban rata-rata responden “Cukup”, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perusahaan memiliki banyak keunggulan terbaik dalam
mengantisipasi persaingan.
Tabel 7
Industrial Strength PT. Muara Krakatau Garment
No Jumlah Rata-rata
1 17 3,4
2 13 2,6
3 17 3,4
4 16 3,2
5 16 3,2
Jumlah 15,8

Jumlah IS
Rata  rata IS =
n

15,8
Rata  rata IS = = 3,16
5
Jumlah rata-rata IS didapat 3,16, hasil ini menunjukan jumlah rata-rata jawaban
responden “Cukup”, meka dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan PT. Muara
Krakatau Garment cukup kuat dalam menghadapi persaingan.
Tabel 8
Financial Stength PT. Muara Krakatau Garment
No Jumlah Rata-rata
1 16 3,2
2 16 3,2
3 11 2,2
4 14 2,8
5 13 2,6
Jumlah 14

Jumlah FS
Rata  rata FS =
n

14
Rata  rata FS = = 2,8
5

Jumlah rata-rata FS didapat 2,8, hasil ini menunjukan jawaban rata-rata


responden “Kurang”, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa lemahnya kondisi
keuangan yang dipengaruhi oleh keadaan stabilitas nasional.
Tabel 9
Environmental Stability PT. Muara Krakatau Garment
No Jumlah Rata-rata
1. -17 -3,4
2. -16 -3,2
3. -17 -3,4
4. -19 -3,8
5. -17 -3,4
Jumlah -17,2

Jumlah ES
Rata  rata ES =
n

-17,2
Rata  rata ES =
5 = -3,44

Jumlah rata-rata ES didapat –3,44, hasil ini menujukan jumlah rata-


rataresponden “Cukup”, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaan
stabilitas lingkungan baik dari luar mupun dalam perusahaan stabil.

Maka dapat diperoleh ordinat sebagai berikut :


Selisih CA dan IS = -3,4 + 3,16 = -0,24
Selisih FS dan ES = 2,8 + (-3,44) = -0,64

Conservative FS Aggressive
Berdasarkan hasil perhitungan dan gambar dari matriks SPACE, maka
dapat dilihat posisi persaingan PT. Muara Krakatau Garments terletak pada
kuadran Defensive, maka dapat dianalisa bahwa adanya masalah keuangan
pada PT. Muara Krakatau Garments, dan berada pada industri yang tidak stabil.
Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Muara Krakatau Garments
adalah: Strategi Rentrechment, Divesture, Liquidation dan Concentrik
Diversification.
1. Strategy Rentrechment (Pengurangan / Penciutan) :
 Strategi ini dapat dilaksanakan ketika sebuah perusahaan mempunyai
posisi persaingan yang lemah yang berhubungan dengan daya tarik
industrinya.
 Posisi seperti ini mempunyai kinerja yang buruk.
Rentrechment strategy adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha-
usaha yang dilakukan perusahaan.
Strategi ini merupakan usaha yang terjadi ketika suatu organisasi mengubah
kelompok keuangannya lewat biaya dan asset untuk mendongkrak penjualan
dan laba yang menurun. Penciutan didesain untuk memperkuat kompetensi
khas mendasar dari organisasi. Selam proses penciutan ahli strategi bekerja
dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang
saham, karyawan dan media.
Penciutan mengharuskan perusahaan untuk :
1. Menjual lahan dan bangunan (untuk menambah uang tunai yang
diperlukan)
2. Mengurangi lini produk
3. Menutup bisnis marginal
4. Menutup pabrik yang ketinggalan zaman
5. Membuat proses otomatis
6. Mengurangi jumlah karyawan
7. Melembagakan system pengendalian biaya
2. Strategy Divesture (Divestasi / Melepaskan) :
Yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut Divestasi.
Divestasi sering dipakai untuk meningkatkan modal untuk akusisi atau
investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi
penciutan menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis seperti
berikut :
1. Organisasi bisnis yang tidak mendatangkan laba
2. organisasi bisnis yang memerlukan modal terlalu besar
3. Atau organisasi bisnis yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan
yang lain
3. Strategy Liquidation (Likuidasi) :
Likuidasi yaitu menjual semua asset perusahaan, bagian demi bagian, untuk
nilai dari asset berwujudnya. Likuidasi merupakan pengakuan akan
kekalahan dan konsekuensinya, dapat juga menjadi strategi yang sulit secara
emosional. Namun barangkali lebih baik untuk menghentikan opersai
ketimbang terus menderita kerugian dalam jumlah yang besar.
4. Strategy Concentric Diversification (Diversifikasi Konsentrik/Terpusat):
Yaitu melakukan penambahan atau divisi yang sudah ada pada perusahaan
sebelumnya, yang dilakukan dengan cara yang masih sama dengan produk
atau jasa yang sudah ada.
Strategi Diversifikasi Konsentrik dapat dilakukan dari sisi :
Internal : Dilakukan dengan pengembangan produk baru
Eksternal : Dengan cara akusisi
4.5 Alternatif Strategi Bagi PT. Muara Krakatau Garments
1. Rentrechment Strategy :
Strategi yang dapat diterapkna dalam PT. Muara Krakatau Garments yaitu
dengan membenahi kodisi keuangan (financial) perusahaan, dengan
menekan biaya-biaya yang terlalu boros, membatasi pengolahan proyek yang
tidak berkembang atau memerlukan biaya yang terlalu besar, seperti pada
saat ini PT. Muara Krakatau Garments sedang membuat pabrik baru yang
berlokasi di daerah Sukabumi yang telah berjalan sejak 2 tahun silam, tetapi
belum beroperasi, karena proyek pembuatan pabrik baru tersebut tersendat,
dan disebabkan system modal tidak lancar, disamping itu juga proyek
tersebut berjalan berdasarkan kerjasama dengan pihak luar negeri yaitu
dengan negara Taiwan, maka sebaiknya proyek tersebut dihentikan sejenak
dan atas dasar kesepakatan bersama.
2. Divesture Strategy :
Karena strategi divestasi dapat juga menjadi bagian dari strategi penciutan
menyeluruh untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak
mendatangkan laba, atau bisnis yang memerlukan modal terlalu besar maka
penerapannya tidak jauh berbeda dengan strategi penciutan, hanya saja
pada stratgei divestasi di sini PT. Muara Krakatau Garments harus
melepaskan bisnisnya yang tidak mendatangkan laba dan memerlukan modal
terlalu besar.
3. Liquidation Strategy :
Pada penerapan strategi ini mau tidak mau PT. Muara Krakatau Garments
apabila telah merasa kalah dalam persaingan dan tidak mampu bangkit
dalam keterpurukan kendala perekonomian saat ini, harus menjual semua
asset perusahaannya, bagian demi bagian untuk nilai asset berwujudnya.
Dalam hal ini PT. Muara Krakatau Garments telah bangkrut.
4. Concentric Diversification Strategy :
Karena pada Diversifikasi Konsentrik yaitu melakukan penambahan divisi
yang sudah ada , pada perusahaan sebelumnya yang dilakukan dengan cara
yang masih sama dengan produk atau jasa yang sudah ada, sebaiknya PT.
Muara Krakatau Garments melakukan akusisi dengan negara lain, karena
apabila perusahaan tidak melakukan akusisi atau kerjasama tidak mungkin
strategi ini dapat diterapkan mengingat lemahnya kondisi keuangan PT.
Muara Krakatau Garments pada saat ini.
Setelah melihat beberapa alternatif strategi mana saja yang cocok untuk
deterapkan oleh PT. Muara Krakatau Garments, di sini yang cocok dengan
kondisi perusahaan dan melihat lemahnya kondisi fnancial dalam menghadapi
persaingan, maka sebaiknya PT. Muara Krakatau Garments menerapkan strategi
Concentric Diversification, yaitu dengan melakukan akusisi atau kerjasama
dengan negara lain untuk menambah suatu divisi, dalam rangka meningkatkan
penjualan untuk memperbaiki kondisi financial perusahaan.
4.6 Hambatan Perusahaan Mendiferensiasikan Produk Dalam Mengantisipasi
Persaingan
Dalam dunia industri para pengusaha baiknya menyadari bahwa tidak ada
satupun perusahaan yang dapat menghindari persaingan. Persaingan dapat
terjadi dengan ketat apabila perubahan teknologi canggih dalam dunia bisnis
menjadi semakin kompleks sehingga mengancam dunia dan perusahaan.
Tetapi apabila mengingat keterbatasan perusahaan dalam pencapaian
tujuan adalah hal yang perlu difikirkan juga, karena biar bagaimanapun
perusahaan harus mampu menangani setiap hambatan-hambatan yang terjadi
baik dari dalam maupun dari luar perusahaan, agar perusahaan dapat bertahan
hidup dalam persaingan.
Maka berikut ini ada beberapa hambatan yang dihadapi oleh PT. Muara Krakatau
Garments mendiferensiasikan produknya dalam mengantisipasi persaingan,
yaitu:
1. Adanya persaingan diantara perusahaan sejenis yang kadang diantara
mereka tidak hanya memproduksi produk yang sama tetapi kadang mereka
mampu mengungguli perusahaan PT. Muara Krakatau Garment dengan
teknologi yang lebih mutakhir.
2. Keterbatasan tenaga manajer profesional, yang dapat mendukung kreatifitas
hasil produksi agar kualitas produk lebih baik lagi.
3. Adanya persaingan diantara perusahaan sejenis yang kadang diantara
mereka tidak hanya memproduksi produk yang sama tetapi mereka mampu
mengungguli perusahaan dengan teknologi yang lebih mutakhir.
4. Biaya untuk diferensiasi produk kadang tidak menentu, karena tergantung
pada desain.
5. Keterbatasan mesin-mesin operasional perusahaan yang medern, karena
mahalnya harga mesin dan kurangnya pengetahuan informasi akan cara
pengopersian mesin tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis strategi
diferensiasi produk dalam mengantisipasi persaingan pada PT. Muara Krakatau
Garment, maka Peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan yang kiranya dapat
diterima dengan baik oleh semua pihak, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. PT. Muara Krakatau Garment adalah perusahaan yang bergerak pada
industri pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi yang siap pakai, dan
memproduksi barang jadi tersebut ke luar negeri. Contoh barang jadi yang
dihasilkan oleh PT. Muara Krakatau Garment seperti:
a. Celana yang dibuat dari bahan parasit
b. Celana jeans yang ukuran dan warnanya masing-masing
c. Celana Levis yang ukuran dan warnanya masing-masing
2. Dengan adanya penetapan visi, misi dan tujuan perusahaan yang dimiliki oleh
PT. Muara Krakatau Garment, perusahaan memiliki tingkat kesiapan di dalam
menjalankan strategi diferensiasi produk dengan tujuan mengantisipasi
persaingan. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan
dan memajukan perusahaannya adalah dengan cara mendiferensiasikan
produknya melalui kualitas produk, manajemen perusahaan, penyesyuaian
pada perubahan, dan evaluasi prestasi perusahaan.
3. Pada matriks SPACE yaitu matrik posisi perusahaan berdasarkan pada
Financial Strength, Competitive Advantage, Environmental Stability, dan
Industry Strength dimana ke empat faktor ini sangat penting dalam strategi
perusahaan secara keseluruhan.
Penjumlahan rata-rata CA + IS = -0,24 (X)
Penjumlahan Rata-rata FS + ES = -0,64 (Y)
Dan terlihat posisi perusahaan berada pada kuadran Defensive dengan
berbagai alternatif strategi yaitu Rentrechment, Divesture, Likuidation, dan
Concentric Difersification.
4. Alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Muara Krakatau Garments
sebaiknya adalah : Diversification Concentric Strategy
Karena pada Diversifikasi Konsentrik yaitu melakukan penambahan divisi
yang sudah ada , pada perusahaan sebelumnya yang dilakukan dengan cara
yang masih sama dengan produk atau jasa yang sudah ada, sebaiknya PT.
Muara Krakatau Garments melakukan akusisi dengan negara lain, karena
apabila perusahaan tidak melakukan akusisi atau kerjasama tidak mungkin
strategi ini dapat diterapkan mengingat lemahnya kondisi keuangan PT.
Muara Krakatau Garments pada saat ini
5.2 Saran
Pada bagian ini Peneliti mencoba untuk memberikan saran/masukan-
masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan.
1. Perusahaan sebaiknya tetap mempertahankan produk yang diproduksinya
dengan kualitas yang baik, agar tetap diterima oleh konsumen. Pihak
perusahaan harus mampu mengimbangi setiap perubahan-perubahan yang
akan terjadi dalam persaingan, sesuai dengan era globalisasi sehingga perlu
adanya strategi diferensiasi produk yang diharapkan mampu membantu PT.
Muara Krakatau dalam mengantisipasi persaingan.
2. Penggunaan teknologi yang tepat, dimaksudkan agar perusahaan maju satu
langkah dibanding pesaing melalui pemanfaatan teknologi terbaru, agar
perusahaan selalu unggul pula dalam kualitas produk yang baik. Pemakaian
teknologi ini dapat pula dalam kualitas produk yang baik. Pemakaian
teknologi ini dpat pula diterapkan dalam kantor/administrasi dan keuangan.
3. Memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia , karen peran serta Sumber
Daya Manusia dalam produksi PT. Muara Krakatau Garment berperan besar
maka perlu di cari para karyawan yang berkualitas, aktif, kreatif dan inovatif
dalam melaksanakan kegiatannya,
4. Mempererat hubungan kerjasama dengan pihak luar negeri. Pihak luar negeri
baik konsumen ataupun bukan konsumen harus selalu terjalin erat. Negara
USA, Canada dan Eropa merupakan konsumen tetap PT. Muara Krakatau
Garment keadaannya harus selalu diperhatikan, dan dilayani dengan baik.
Sedangkan hubungan kerjasama mengenai sistem operasional pabrik yaitu
dengan negara Korea dan Taiwan masukan-masukannya, bantuan-bantuan
dan dukungan dalam kegiatan perusahaan harus terus dipertahankan guna
membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya dan membantu
perusahaan dalam menentukan rencana strategis untuk mengantisipasi
persaingan.
DAFTAR PUSTAKA

Assauri. Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, Strategi. Jakarta PT. Raja


Grafindo Persada, 1999.
Kotler. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta. PT. Prehalindo, 1996.
Kotler. Manajemen Pemasaran Analisa Perencanaan Implementasi dan
Pengendalian.Jilid ke 2, Edisi 6, Erlangga, Jakarta, 1997.
Pearce. Manajemen Strtegi Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jilid
1, Binarupa Aksaran, Jakarta, 1997.
Purnama. Strategi Marketing Plan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
Purnomo. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar. Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.
Rangkuti. Riset Pemasaran. Media IPTEK, Bandung, 1997.
Rangkuti. Analisis SWOT Tekhnik Membedakan Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2000.
Rangkuti. Measuring Customer Satisfaction (Teknik Mengukur Strategi dan
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis PLN-JP). PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002.
Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Konsep
Perencanaan Strategis Menghadapi Abad 21). PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2002.
Kotler. ManaJemen Pemasaran. PT. Prenhalindo, Jakarta, 2002.
Saladin, Djaslim. Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Erlngga,
1997.
Saladin. Manajemen Strategi. Linda Karya, Bandung, 1999.
Saladin. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran.Linda Karya,
Bandung, 1999.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor. Buku Panduan Penulisan
Seminar. Bogor, 2005.
Tjiptono. Strategi Pemasaran. Andy, Yogyakarta, 1997.
Sandaya, N., Ratnawita, R., & Supriadi, Y. (2003). Omzet Dan Karakteristik
Pedagang Kakilima Di Kota Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 5(1).
Supriadi, Y. (2000). Analisis Segmentasi Pasar, Penetapan Pasar Sasaran dan
Penentuan Posisi Pasar dalam Kaitannya dengan Volume Penjualan Teh
Sedap Pada PT. Perkebunan XIII di Bandung. Jurnal Ilmiah Kesatuan
(JIK), 2(1).
Sujana, S. (2004). Pengaruh Penetapan Kemasan Terhadap Tingkat Loyalitas
Konsumen: Studi Kasus Pada Perusahaan Pd Nanjung Bogor. Jurnal
Ilmiah Ranggagading (JIR), 4(2), 92-98.
Purba, J. H. V. (2003). Tanggapan Nasabah atas Produk Perbankan: Studi Kasus
di BRI Cabang Bogor. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 5(2), 1-8.
Purba, J. H. (2003). Model Ekonometrika Kelapa Sawit Indonesia, Analisis Simulasi
Kebijakan Internal dan Eksternal. Jurnal Kopertis Wilayah, 4(2001), 12.
Djanegara, H. (2004). Evaluasi Metode Penilaian Persediaan Kaitannya Dengan
Harga Pokok Penjualan. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 4(1).
Djanegara, H. M. S. (2004). Evaluasi Atas Pelaksanaan Audit Dalam Meningkatkan
Efektifitas Sistem Informasi Persediaan Barang Jadi: Studi Kasus Pada
PT. Cahaya Furnindotama. Jurnal Ilmiah Ranggagading (JIR), 4(2), 55-60.
Iriyadi, & Gurd, B. (1998). Cultural effects of budgetary participation: Indonesian
evidence. Asian Review of Accounting, 6(2), 71-100.
Achmad, N., & Muktiadji, N. (2005). Analisis Kecukupan Modal Kerja, Arus Kas
Operasi dan Kemampulabaan dengan Menggunakan Tolok Ukur Siklus
Operasi: Studi Kasus PT. Kalbe Farma Tbk. Jurnal Ilmiah Ranggagading
(JIR), 5(2), 133-139.
Pamungkas, B. (2005). Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Pengendalian
Intern Piutang. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 5(2).
Pamungkas, B. (2005). Pengaruh kualitas Peraturan Perndang-undangan,
penerapan akuntansi keuangan sector public dan penerapan pengawasan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah dan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah (survey pada pemerintah kabupaten dan pemerintah
kota dipropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). Desertasi Doktor pada
Universitas Padjadjaran Bandung.
Lampiran
Kuisioner

1. Bagaimana tanggapan konsumen terrhadap produk yang dihasilkan oleh


perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
2. Bagaimana perusahaan mengikuti kemajuan teknologi informasinya saat
ini ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang sekali
3. Bagaimana keyakinan konsumen akan produk perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
4. Bagaimana pengendalian operasional mesin-mesin perusahaan saat ini
?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
5. Bagaimana kinerja manajer perusahaan dalam meningkatkan mutu
produk ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
6. Bagaimana peningkatan omzet perusahaan pada saat ini ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
7. Bagaimana pengaruh dari para pesaing di bidang garmen, bagi
perusahaan anda ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
8. Bagaimana perusahaan memanfaatkan peluang yang ada, untuk
mencapai tujuan perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
9. Bagaimana pengelolaan modal kerja perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
10. Bagaimana pengendalian tingkat investasi perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
11. Bagaimana performa arus kas pada perusahaan anda ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
12. Bagaimana keunggulan SDM perusahaan, dalam menciptakan
kreativitas produk ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
13. Bagaimana antisipasi perusahaan terhadap ancaman pesaing baru ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kuranag Sekali
14. Bagaimana kinerja manajer perusahaan dalam mengimplementasikan
strategi perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik Sekali c. Cukup d. Kurang e. Kurang
Sekali
15. Bagaimana perusahaan memberikan kompensasi terhadap
karyawannya, untuk meningkatkan porestasi kerja ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
16. Bagaimana perusahaan dapat mengendalikan biaya-biaya yang harus
dikeluarkan dalam proses produksinya ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
17. Bagaimana kenaikkan profit perusahaan saat ini, didalam persaingan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
18. Bagaimana perusahaan mengantisipasi agar tidak terjadi penyimpangan
dana yang terjadi didalam perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
19. Bagaimana perusahaan menetapkan sasaran jangka penjang untuk
kelangsungan perusahaan dimasa depan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
20. Bagaimana sistem distribusi perusahaan, dalam meningkatkan
pelayanan terhadap konsumen ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
21. Bagaimana perusahaan memberikan kesepakatan harga kepada
konsumen, agar konsumen tetap loyal ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
22. Bagimana perusahaan dalam menetapkan pasar sasarannya ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
23. Bagaimana perusahaan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
24. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dana untuk
menghadapi lonjakan permintaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
25. Seberapa besar pengaruh harga terhadap permintaan, akan produk
yang dihasilkan perusahaan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
26. Bagaimana antisipasi perusahaan untuk enghindari resiko yang dihadapi
?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
27. Bagaimana perusahaan membuat strategi promosinya ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
28. Bagaimana kesiapan perusahaan dalam pengadaan bahan baku untuk
melayani permintaan konsumen ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
29. Bagaimana tingkat produktivitas perusahaan pada saat ini dalam
menghadapi persaingan ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali
30. Bagimana keadaan fasilitas perusahaan yang ada pada saat ini ?
a. Baik Sekali b. Baik c. Cukup d. Kurang e. Kurang Sekali

Anda mungkin juga menyukai