Anda di halaman 1dari 25

Lokasi :

Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Dermaga Marine Wakatobi


(Oguu Kecamatan Wanci Kabupaten Wakatobi - Sultra)

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALU OLEO
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
PRODI D-III TEKNIK SIPIL
BENGKEL VOKASI DIVISI KETEKNIKSIPILAN
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

A. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

B. TUJUAN ......................................................................................................... 2

C. LINGKUP PEKERJAAN ............................................................................... 2

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN .................................................................... 3

1. Lokasi dan Kedalaman Titik Pengeboran ........................................... 3

2. Bor Putar (Bor Mesin) ......................................................................... 5

3. Pengujian SPT ..................................................................................... 7

4. Pengambilan Contoh Tanah ................................................................ 9

E. DATA PENGUJIAN ....................................................................................... 11

F. ANALISIS DATA PENGUJIAN ................................................................... 15

Daftar Pustaka

LAMPIRAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENGUJIAN

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

ii
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Faktor efisiensi Cb, Cs dan Cr (Skempton, 1986) ..................................... 15

Tabel 2 Jenis-jenis tanah (SNI 1726-2002) .......................................................... 16

Tabel 3 Koreksi N-SPT Lapangan (N60) dan jenis tanah (SNI-1726-2002) ........ 17

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

iii
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Denah lokasi dan titik pengujian ............................................................ 4

Gambar 2 Alat bor mesin tipe XUL100 .................................................................. 6

Gambar 3 Tabung belah standar dan alat uji SPT (Hardiyatmo, 2010) .................. 8

Gambar 4 Core box sampel pengujian titik BH-1 (darat) ....................................... 9

Gambar 5 Core box sampel pengujian titik BH-2 (laut) ......................................... 10

Gambar 6 Bor Log hasil pengujian BH-1 (darat) .................................................... 12

Gambar 7 Bor Log hasil pengujian BH-2 (laut) ...................................................... 13

Gambar 8 Perbandingan lapisan tanah dari bor log BH-1 dan BH-2 ..................... 14

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

iv
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

A. PENDAHULUAN

Dari pengamatan visual di lapangan, tanah yang terdapat di alam memiliki

banyak variasi. Pada suatu kondisi tertentu, tanah mungkin saja homogen pada

suatu areal dengan jarak tertentu, baik secara horisontal maupun vertikal, akan

tetapi mungkin juga berbeda dalam jarak 1m, baik secara vertikal maupun

horisontal. Sehingga eksplorasi lapangan dilakukan untuk menyajikan data

mengenai kondisi permukaan dan bawah permukaan yang diperlukan untuk

kebutuhan perencanaan maupun pelaksanaan.

Pada umumnya untuk kebutuhan data perencanaan teknis, beberapa alat

pengujian tanah di lapangan sering digunakan yakni CPT (Sondir) serta bor

dalam. Namun pengujian CPT hanya berupa nilai hambatan konus, sedangkan

penyelidikan tanah dengan bor dalam dapat menyajikan data yang lebih spesifik

seperti jenis tanah, N-SPT, kedalaman muka air tanah, serta pengambilan

Undisturbed Sample (UDS) dan Disturbed Sample (DS) untuk pengujian

selanjutnya di laboratorium apabila diperlukan. Terkait penjelasan ini, setiap

pengujian tanah dengan sondir untuk bangunan yang berat dan mahal, data sondir

hanya sebagai pengujian pelengkap dari pengujian di lapangan yang utama

(Pengeboran).

Seperti halnya pada paket pekerjaan Detail Engineering Design (DED)

Dermaga Marine yang berlokasi di Desa Oguu Kecamatan Wanci Kabupaten

Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana data kondisi bawah permukaan

dari pengujian bor dalam diperlukan untuk memastikan kondisi struktur bawah

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

1
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

permukaan khususnya di bangunan yang dimaksud, terkait sistem fondasi yang

digunakan untuk mencegah kegagalan struktur akibat permasalahan geoteknis.

B. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan pengujian tanah dengan bor

dalam (bor mesin) pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Dermaga Marine

yakni sebagai berikut :

1. Mengetahui kedalaman, tebal struktur lapisan tanah dan parameter

kekuatannya (N-SPT) sehubungan dengan kapasitas daya dukung tanah,

2. Mengetahui lokasi tanah keras/batuan dasar (N-SPT > 60),

3. Mengetahui lokasi dan variasi muka air tanah.

C. LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup yang termasuk dalam kegiatan pekerjaan pengeboran di

lokasi rencana antara lain yakni sebagai berikut :

1. Penentuan lokasi pengujiaan.

2. Pembuatan lubang bor dan pengujian SPT.

3. Pengambilan contoh tanah (disturbed dan undistrubed sample).

4. Deskripis kondisi geoteknis.

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

2
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

D. PELAKSANAAN PENGUJIAN

Pelaksanaan pengujian tanah dengan bor paket pekerjaan Detail

Engineering Design (DED) Dermaga Marine yang berlokasi di Desa Oguu

Kecamatan Wanci Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara dilakukan

pada Tanggal 10 Juni 2015 Sampai dengan Tanggal 15 Juni 2015, dimana

dokumentasi pelaksanaan pengujian disajikan pada Lampiran. Adapun prosedur

pelaksanaan pengujian akan dijelaskan secara spesifik pada sub bab berikut.

1. Lokasi dan Kedalaman Titik Pengeboran

Penentuan lokasi umumnya tergantung pada topografi lapangan/lokasi

struktur yang akan dibangun. Namun pengeboran yang cukup harus dilakukan

pada lokasi-lokasi dimana informasi maksimum dapat diperoleh. Pengeboran

yang cukup harus dilakukan sehingga perkiraan kondisi tanah bawah permukaan

cukup menyakinkan.

Sesuai dengan petunjuk Kerangka Acuan Kerja (KAK), dalam paket

pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Dermaga Marine yang berlokasi di

Desa Oguu Kecamatan Wanci Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

yang dimandatkan kepada CV. Tech Engineering Consultant, dilakukan

pengeboran sebanyak 2 (Dua) titik, dimana dalam pelaksanaannya ditempakan di

darat dan di laut. Adapun denah lokasi dan titik pengujian selengkapnya disajikan

pada Gambar 1.

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

3
Devisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 1 Denah lokasi dan titik pengujian

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

4
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Selanjutnya dalam pelaksanaan pengujian khususnya bor mesin/dalam,

kedalaman pengeboran untuk tujuan ini dilakukan dengan perkiraan tegangan-

tegangan akibat bangunan sudah tidak berarti lagi / mencapai tanah keras (N-SPT

> 60). Untuk memastikan konsistensi pengujian telah mencapai lapisan tanah

keras, pengeboran dilanjutkan dengan interval uji SPT yang sama sebanyak 3

(Tiga) kali pengujian. Apabila hasil pengujian SPT pada kedalaman selanjutnya

N-SPT > 60, maka pengeboran dihentikan.

2. Bor Putar (Bor Mesin)

Bor putar (bor mesin) dapat dilakukan pada semua jenis tanah. alat ini

dapat digunakan pada lapisan tanah keras atau batu, sampai kedalaman > 60m.

Metode pelaksanaan pengeboran seperti metode pengeboran Auger umumnya

mengacu pada ASTM D 2113-94. Adapun ketentuan-ketentuan dalam

pelaksanaan pengeboran, dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary

drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.

b. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1

putaran per detik.

c. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.

d. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak

dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing

dengan diameter minimum 100 mm.

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

5
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

e. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak

terjadi tekanan yang berlebih pada tanah.

f. Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau

lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi

pengambilan sampel berikutnya.

Gambar 2 Alat bor mesin tipe XUL100

Khusus dalam pengeboran inti untuk batuan, dapat digunakan mata bor

khusus yang yang diletakkan dalam tabung. Kecepatan mata bor diputar dengan

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

6
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

kecepatan tinggi (400 sampai 1000 rpm), sehingga dapat memotong batu dengan

cara abrasi.

Sebagai informasi tambahan, alat yang digunakan dalam penyelidikan ini

yakni XUL-100 dengan kapasitas putaran yakni 1083 rpm dan kedalaman

maksimum pengeboran yakni 100m. Adapun alat pengujian bor mesin yang

digunakan disajikan pada Gambar 2.

3. Pengujian SPT

Pengujian ini dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak

terganggu seperti jenis tanah granuler. Hal ini dilakukan jika kedalaman

pengeboran telah mencapai tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti

dengan tabung belah standar (Standard split barrel sampler). Untuk tanah berbatu

tabung belah standar yang terbuka, digunakan berbentuk tertutup dan meruncing

30o pada ujungnya. Berat alat pemukul yang digunakan yakni 63,5 kg (140 pon),

dengan tinggi jatuh 76,2 cm (32”) dengan tipe pemukul donat dan mekanisme

pemukul dilepas tangan. Adapun alat tabung belah standar yang digunakan

disajikan pada Gambar 3.

Metode pelaksanaan pengujian SPT (Standar Penetration Test) umumnya

mengacu pada ASTM D1586. Adapun prosedur uji SPT, dijelaskan sebagai

berikut :

a. Uji SPT dilakukan setiap penetrasi bor 1,5 – 2 m, atau paling sedikit tiap-

tiap pergantian jenis lapisan tanah di sepanjang lubang bor.

b. Tabung belah standar dipukul hingga sedalam 15 cm (6”).


DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

7
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

c. Kemudian pada tanah kedua sedalam 30,48 cm (12”), dimana pada tahap

kedua ini didefinisikan sebagai nilai-N.

d. Uji SPT dapat dihentikan jika jumlah pukulan melebihi 50 kali sebelum

penetrasi 30 cm tercapai, namun nilai penetrasinya tetap dicatat.

e. Jika uji SPT dilakukan di bawah muka air tanah, maka harus dilakukan

dengan hati-hati, karena air tanah yang masuk kedalam tabung cenderung

melonggarkan pasir akibat tekanan rembesan ke atas. Sehingga perlu

memasukkan air untuk menyamakan kedudukan muka air di dalam dan di

luar tabung bor.

Gambar 3 Tabung belah standar dan alat uji SPT (Hardiyatmo, 2010)

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

8
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

4. Pengambilan Contoh Tanah

Umumnya pengambilan contoh tanah (sampling) dari sejumlah tanah

dengan tujuan pengujian fisis dan indeks di laboratorium untuk kebutuhan

klasifikasi, korelasi kekuatan, atau untuk pengujian sifat-sifat teknis biasanya

dikategorikan sebagai pengambilan contoh terganggu (disturbed) atau tak

terganggu (undisturbed).

Gambar 4 Core box sampel pengujian titik BH-1 (darat)

Selanjutnya sampel hasil pengeboran di masukkan dalam Core Box.

Adapun sampel hasil pengujian bor di lokasi rencana pada titik BH-1 dan BH-2

disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5, dimana sampel yang ditunjukkan pada

Gambar 4 dan Gambar 5 merupakan gambaran struktur lapisan di titik BH-1

dan BH-2.

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

9
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 5 Core box sampel pengujian titik BH-2 (Laut)

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

10
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

E. DATA PENGUJIAN

Seperti pada penjelasan sebelumnya, pengujian tanah dengan pengeboran

paket pekerjaan Detail Engineering Design (DED) Dermaga Marine yang

berlokasi di Desa Oguu Kecamatan Wanci Kabupaten Wakatobi Provinsi

Sulawesi Tenggara, dilaksanakan pada Tanggal 10 Juni 2015 sampai dengan

Tanggal 15 Juni 2015 sebanyak 2 (Dua) titik bor mesin/dalam yakni BH-1 (darat)

dan BH-2 (laut). Kondisi cuaca pada saat pelaksanaan pengujian yakni relatif

hujan, dimana kedalaman pengujian pada BH-1 yakni +10,45m dan pada BH-2

yakni +30,45m. Kedalaman pengujian pada BH-1 dan BH-2 mengacu pada

ketentuan di atas (bagian D poin 1).

Deskripsi kondisi geoteknis hasil pengujian pada titik BH-1 (di darat)

yakni dari permukaan sampai dengan kedalaman 10,45m berupa kerikil karang

mengandung pasir halus sangat padat. Dari hasil pengujian Number of Standard

Penetration Test (N-SPT) pada interval 2m yang dilakukan pada titik ini, dimana

untuk kedalaman 2m N-SPT yakni 55 dan untuk kedalaman selanjutnya (4m, 6m,

8m dan 10m) N-SPT yakni > 60.

Sedangkan hasil pengujian pada titik BH-2, deskripsi kondisi geoteknis

kedalaman 0 – 10,5m yakni berupa kerikil karang berwarna putih mengandung

pasir halus dan kulit kerang, kedalaman 10,5m – 20m berupa kerikil karang

berwarna putih mengandung pasir halus, kedalaman 20m – 20,45m berupa pasir

halus berwarna putih mengandung krikil batu batu karang sangat padat.

selanjutnya hasil pengujian Number of Standard Penetration Test (N-SPT) pada

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

11
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

titik ini, untuk kedalaman 4m, 6m, 8m, 10m, 12m, 14m, 16m, 18m, 20m dan 22m,

N-SPT berturut-turut yakni 12, 23, 28, 11, 12, 18, 20, 26, 31, 45 dan 50.

Pengujian N-SPT pada kedalaman 24m – 30,45m N-SPT yakni N-SPT > 60.

Adapun hasil pengujian bor pada titik BH-1 dan BH-2 selengkapnya

dibuat dalam bentuk bor log yang disajikan pada Gambar 6 dan Gambar 7.

Selain itu perbandingan struktur lapisan tanah hasil pengujian dari kedua titik bor

disajikan pada Gambar 8.

Gambar 6 Bor Log hasil pengujian BH-1 (darat)

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

12
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 7 Bor Log hasil pengujian BH-2 (laut)


DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

13
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Gambar 8 Perbandingan lapisan tanah dari bor log BH-1 dan BH-2
DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

14
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

F. ANALISIS DATA PENGUJIAN

Hasil pengujian N-SPT yang diperoleh di lapangan perlu dilakukan

koreksi seperti prosedur pelaksanaan, dimana menurut Skempton (1986, dalam

Hardiyatmo, 2010) sebagai berikut :

N60 = (1/0,6) Ef . Cb . Cs . Cr . N …….……….……….……....…..(1)

dengan,

N60 = N-SPT telah dikoreksi

Ef = efisiensi pemukul

Cb = koreksi diameter lobang bor

Cs = koreksi oleh tipe tabung sampler SPT

Cr = koreksi untuk panjang batang bor

N = nilai N-SPT hasil uji lapangan.

Tabel 1 Faktor efisiensi Cb, Cs dan Cr (Skempton, 1986)


Faktor Variasi alat Nilai
koreksi
Diameter lubang bor 65-115 mm 1,00
(Cb)
150 mm 1,05
200 mm 1,15
Tabung sampler (Cs) Tabung sampler standar 1,00
Tabung sampler tanpa liner 1,20
(tidak direkomendasikan )

Panjang batang bor (Cr) 3-4 m 0,75


4-6 m 0,85
6-10 m 0,95
>10 1,00

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

15
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Dari penjelasan sebelumnya, tipe pemukul yang digunakan yakni Donat

dengan mekanisme pelepasan pemukul yakni dilepas tangan, sehingga faktor

koreksi terhadap efisiensi yakni 0,55. Sedangkan faktor koreksi akibat pengaruh

lubang bor, tabung sampler dan panjang batang bor disajikan pada Tabel 1.

Tabel 2 Jenis-jenis tanah (SNI 1726-2002)

Menurut SNI 1726-2002 seperti yang disajikan pada Tabel 2, tanah di

dikategorikan menjadi 3 jenis yakni tanah keras, sedang dan lunak, dimana salah

satu penentuannya dilakukan berdasarkan data pengujian N-SPT. Adapun koreksi

N-SPT pada BH-1berdasarkan Persamaan 1 dibuat dalam bentuk tabeel yang

disajikan pada Tabel 3, dimana diameter lubang bor yakni 73mm (Cb = 1,0) dan

tabung sampler yang digunakan yakni tabung sampler standar (Cs = 1,0).

Klasifikasi tanah keras berdasarkan hasil pengujian di lokasi pekerjaan

Detail Engineering Design (DED) Dermaga Marine yang berlokasi di Desa Oguu

Kecamatan Wanci Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara (Tabel 3),

khusus di laut (Data BH-2) kedalaman tanah keras yakni 24m, sedangkan di darat

(Data BH-1) yakni 2m.

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

16
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

Tabel 3 Koreksi N-SPT Lapangan (N60) dan jenis tanah (SNI-1726-2002)


Kedalaman Koreksi BH - 1 BH - 2
No. uji kedalaman
(m) (Cr) N60 SNI-1726-2002 N60 SNI-1726-2002

1 2 0,75 37 Sedang 8 Lunak


2 4 0,75 60 keras 15 Lunak
3 6 0,85 60 Keras 21 Sedang
4 8 0,95 60 Keras 9 Lunak
5 10 0,95 60 Keras 10 Lunak
6 12 1,00 - - 16 Sedang
7 14 1,00 - - 18 Sedang

8 16 1,00 - - 23 Sedang

9 18 1,00 - - 28 Sedang

10 20 1,00 - - 41 Sedang

11 22 1,00 - - 45 Sedang

12 24 1,00 - - 55 Keras
13 26 1,00 - - 60 Keras
14 28 1,00 - - 60 Keras
15 30 1,00 - - 60 Keras

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

17
Divisi Ketekniksipilan Bengkel Vokasi UHO Lap. Pengujian Tanah dengan Bor Dalam

DAFTAR PUSTAKA

American Society for Testing and Materials., 1997, Annual Book of ASTM

Srandard. Vol. 04-08, Soil and Rock, ASTM 100 Barr Harbor Drive, West

Conshohocken, PS. 19428

Bowles, J.E.,1977, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill Kogakusha,

Ltd, Tokyo, Japan.

Hardiyatmo, H.C., 2007, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian I, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H.C., 2010, Analisis dan Perancangan Fondasi, Bagian II, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Look, B.G., 1997, Handbook of Geotechnical Investigation and Design Table,

Taylor & Francis Group, London, United Kingdom.

SNI 1726-2002, 2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk

Struktur Bangunan Gedung, Badan Standarisasi Nasional, Balitbang

Departemen PU, Jakarta.

SNI 4153-2008, 2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan SPT, Badan

Standarisasi Nasional, Balitbang Departemen PU, Jakarta.

DED Dermaga Marine Kab. Wakatobi - Sultra

18
A. Dokumentasi Pelaksanaan Pengujian Tanah dengan Bor Dalam di titik BH - 1

Gambar A.1 Dokumentasi pelaksanaan pengeboran titik BH-1

Gambar A.2 Dokumentasi pelaksanaan uji N-SPT titik BH-1

1|Lampiran Dokumentasi Pengujian Bor Dalam


B. Dokumentasi Pelaksanaan Pengujian Tanah dengan Bor Dalam di titik BH - 2

Gambar B.1 Dokumentasi pelaksanaan pengeboran titik BH-2

Gambar B.2 Dokumentasi pelaksanaan uji N-SPT titik BH-2

2|Lampiran Dokumentasi Pengujian Bor Dalam

Anda mungkin juga menyukai