TESIS
Oleh
MONICARIA TARIGAN
NIM: 187018030
THESIS
By:
MONICARIA TARIGAN
187018030
MASTER OF ECONOMICS
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
Dalam Program Studi Ilmu Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
MONICARIA TARIGAN
187018030
Data Pribadi
1. Nama : Monicaria Tarigan
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Kuta Mbarupunti, 11 Maret 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Kristen Protestan
5. Orangtua
a. Ayah : Stan Tarigan
b. Ibu : Alm.Sinar Sembiring
6. Alamat Domisili : Desa Tiga Panah Kabupaten Karo
7. Alamat saat ini : Jalan Tanjung Anom, Perumahan Griya
Sembada Minimalis, No. 4E, Deli Serdang
Data Pendidikan
1. SD : SD Negeri Samperaya 040552 Kec. Lau
Baleng, Kab. Karo
Tahun 2000-2006
2. SMP : SMP Swasta Methodist Kabanjahe Kab. Karo
Tahun 2006-2009
3. SMA : SMA Negeri 1 Berastagi Kab. Karo
Tahun 2009-2012
4. S-1 : Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara (USU)
Tahun 2012-2016
5. S-2 : Magister Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara (USU)
Tahun 2019-2021
The objective of this research to analyze the influence of investment (PMDN and
PMA), the number of workers and economic growth its impact on poverty in
Indonesia. The data used by the authors in this study is the secondary data type
time series from 1990 to 2019 obtained from the Central Bureau of Statistics. The
method used in this study is Vector Autoregression (VAR). The analysis showed
that the investment has a negative but is minor effect on poverty as well as the
labor force which give negative effect to poverty. Economic growth has a positive
effect on poverty in Indonesia. Therefore, the government should not only pursue
high economic growth alone but more than economic growth must be qualified
and equtable growth that can be felt by the whole society. The realization of
investment that is right on target, especially in poor areas, is able to reduce the
level of poverty in Indonesia.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, anugrah
PertolonganNya begitu nyata bagi penulis sehingga penulisan tesis yang berjudul
memperoleh pengetahuan, arahan, saran dan dukungan moril serta materil dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Bapak Irsad, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister
Utara.
dorongan, ide, saran, petunjuk dan bimbingan sehingga tesis ini dapat
diselesaikan.
iii
Universitas Sumatera Utara
6. Bapak Prof. Dr. lic. rer.reg. Sirojuzilam, SE selaku Komisi Pembanding
atas kritik dan masukan yang diberikan untuk perbaik tesis ini.
7. Ibu Dr. Raina Linda Sari, SE, M.Si selaku Komisi Pembanding yang
8. Bapak Irsad, SE, M.Soc, Sc, Ph.D selaku Komisi Pembanding, yang
Sumatera Utara.
10. Orang tua tercinta Stan Tarigan yang selalu mendoakan penulis hingga
selama perkuliahan.
pengetahuan, bagi pemerintah, investor dan masyarakat luas. Penelitian ini masih
jauh dari kesempurnaan karena masih terdapat kelemahan dan kekurangan dari
iv
Universitas Sumatera Utara
berbagai sisi, oleh karena itu saran dan kritikan sangat diharapkan guna
Monicaria Tarigan
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT.......................................................................................................i
ABSTRAK .........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................ix
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 13
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 14
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 14
vi
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 61
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ................................................................. 61
3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 62
3.4 Defenisi Operasional dan Variabel Penelitian ...................................... 62
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................ 63
3.6 Langkah-Langkah Analisis Data ........................................................... 65
3.6.1 Uji Stasioneritas Data ................................................................... 65
3.6.2 Penentuan Panjang Lag ................................................................. 65
3.6.3 Pengujian Stabilitas Model ............................................................ 66
3.6.4 Uji Kointegrasi Model ................................................................... 67
3.6.5 Estimasi Model Vector Auto Regression (VAR) .......................... 67
3.6.6 Uji Impluse Response Function (IRF) ........................................... 68
3.6.7 Uji Variance Decomposition ......................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................107
LAMPIRAN........................................................................................................110
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
x
Universitas Sumatera Utara
SDGs : Sustainable Development Goals
SDM : Sumber Daya Manusia
SC : Schwarz Information Criterion
UMKM : Usaha Mikro Kecil Menengah
URT : Uji Root Test
UU : Undang-Undang
UUD : Undang Undang Dasar
VAR : Vector Autoregression
VD : Variance Decomposition
VECM : Vector Error Correction Model
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
dalam jangka panjang. Di dalam UUD 1945, ada empat belas kewajiban Negara
IMF ( International Monetary Fund) yang di rilis tahun 2019 bahwa dari 100
Parity) per kapita, yaitu nilai paritas daya beli dari semua barang dan jasa akhir
yang diproduksi dalam suatu negara pada tahun tertentu dibagi dengan rata-rata
NAURU 11995
DOMINICA 12035
INDONESIA 12378
VENEZUELA 12388
ALBANIA 12472
JORDAN 12487
MONGOLIA 12551
MESIR 12994
SRI LANKA 13001
PERU 13342
AFRIKA SELATAN 13403
Gambar 1.1 Perkembangan PDB PPP Per Kapita ($) Negara Negara di
Dunia Tahun 2018
Dari perhitungan yang di lakukan IMF, PDB PPP per kapita Indonesia
sudah mencapai US$12.378 pada tahun 2018, ini mencerminkan bahwa kekayaan
rata-rata setiap penduduk di negara tersebut sudah cukup tinggi. Tetapi meskipun
demikian pada tahun yang sama jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai
25,95 juta jiwa. Angka ini adalah angka yang cukup tinggi jika dilihat dari PDB
60% penduduk yang masuk kategori miskin atau 70 juta jiwa, di tahun 1976
sebesar 40,10%, kemudian turun secara bertahap hingga pada tahun 1996 menjadi
11,3%, tetapi ini tidak berlangsung lama, karena ketika terjadi krisis moneter pada
tahun 1998 tingkat kemiskinan kembali tinggi menjadi 24,2%. Namun, setelah
2
Universitas Sumatera Utara
krisis pada tahun 1998 tersebut atau 21 tahun setelah itu, tingkat kemiskinan di
tahun 1998 menurun hingga satu digit pada tahun 2019 yaitu sebesar 9,22%. Pada
Desember 1998 hingga Februari 2005, jumlah penduduk miskin terus menurun
dari 24,2% menjadi 15,97%. Tetapi pada Maret 2006 tingkat kemiskinan
meningkat menjadi 17,75% atau 39,30 juta jiwa. Kenaikan ini dipicu oleh
kenaikan harga beras sebagai akibat dari larangan impor beras (World
Bank:2006), diperkirakan kenaikan beras sekitar 33% dan juga kenaikan bahan
bakar minyak.
Dari tahun 2007 sampai 2014 angka kemiskinan cenderung turun namun
pada tahun 2015 tingkat kemiskinan kembali meningkat yaitu sebesar 11,13%
atau 28,51 juta jiwa. Peningkatan angka tersebut diduga karena melemahnya
60 30
jumlah penduduk miskin (juta jiwa) tingkat kemiskinan(%)
50 25
40 20
30 15
20 10
10 5
0 0
Mar-18
Sep-18
Mar-19
Sep-19
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
3
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2016, kembali mengalami penurunan diangka 10,67% atau
setara dengan 27,76 juta jiwa. Tahun 2017 sampai 2018 terus mengalami
penurunan secara berturut-turut yaitu 26,58 juta jiwa dan 25,95 juta jiwa. Pada
tahun 2018 adalah angka terendah dalam sejarah Republik Indonesia tinggal satu
digit, yaitu 9,74%. Pada Maret 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis standar
garis kemiskinan masyarakat Indonesia adalah Rp 425.250 per kapita per bulan.
Namun, pada September 2019, garis kemiskinan Indonesia naik seiring dengan
turunnya angka kemiskinan menjadi Rp440.538 per kapita per bulan. Hasilnya,
pada September 2019. Angka tersebut setara dengan jumlah penduduk miskin
sebanyak 24,97 juta jiwa. Posisi itu mengalami penurunan sebesar 0,19% dari
Maret 2019, ada penurunan sekitar 358.900 orang . Begitu pula dibandingkan
dengan September 2018, mengalami penurunan 0,44% atau turun 880 ribu orang.
dimaksut adalah populasi yang tinggal disebuah rumah tangga dengan konsumsi
atau pendapatan per orang di bawah garis kemiskinan ekstrem yaitu sebesar
US$1,9 per hari per kapita (2011 PPP). Pada gambar 3.1 menunjukkan
yang sangat tinggi seperti Tanzania, di mana 86% penduduknya miskin pada
4
Universitas Sumatera Utara
tahun 2000 menjadi 49,1% pada tahun 2015. Angka kemiskinan ekstrem di negara
tersebut turun 36,9 poin atau rata-rata pertahunnya berkurang sebesar 3,2%.
Tajikistan dan Chad yaitu 3,1% diikuti oleh negara Republik Kongo yaitu 2,7%
per tahunnya. Di antara 15 negara tersebut, negara Indonesia adalah salah satunya
yakni mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem rata rata sebesar 2,1% per tahun.
Jumlah penduduk Indonesia yang masuk kategori miskin ekstrem turun sebesar
64,5 juta jiwa yaitu 83 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi 18,5 juta jiwa pada
tahun 2015.
antara penduduk miskin dan hampir miskin sangat kecil, ini berarti kerentanan
5
Universitas Sumatera Utara
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah
tingkat kesehatan masyarakat, jumlah lapangan kerja yang tersedia dan tingkat
dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan adanya harga barang dan jasa
yang kurang layak, kesehatan yang buruk, angka kematian bayi yang tinggi, angka
kemiskinan Jika jumlah lapangan kerja yang tersedia sedikit hal ini akan
6
Universitas Sumatera Utara
ekonomi telah berjalan pesat dan menjangkau penduduk miskin, setiap poin
10
-5
-10
-15
PDB(%)
mengalami peningkatan secara terus menerus. Namun ada tahun tahun tertentu
yang mengalami angka penurunan, yaitu pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi
Namun, penurunan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada tahun 2009 tidak
7
Universitas Sumatera Utara
penurunan juga. Pertumbuhan ekonomi menurun dari 6,01% turun menjadi
4,63%, sejalan dengan penurunan angka kemiskinan yaitu 15,42% turun menjadi
14,15%.
dan diperluas oleh Ranis dan Fei (1968) menjelaskan bahwa kemajuan yang
menciptakan lapangan kerja dan berbagai peluang ekonomi yang pada akhirnya
ketika ekonomi bertumbuh, akan dirasakan oleh penduduk kaya dan kemudian
penduduk kaya membelanjakan hasil dari yang diterimanya. Hal ini berarti tingkat
kemiskinan akan berkurang dalam skala kecil bila penduduk miskin hanya
menerima sedikit manfaat dari total manfaat yang ditimbulkan oleh pertumbuhan
ekonomi tersebut.
ekonomi yang tinggi disertai dengan tingkat ketimpangan pendapatan dan juga
kemiskinan. Kondisi tersebut akan berlangsung sampai pada titik krisis tertentu,
dimana tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan diikuti oleh menurunnya
8
Universitas Sumatera Utara
variabel makroekonomi tersebut adalah tingkat pendapatan nasional, tingkat
yang diukur melalui Produk Domestik Bruto ( PDB) diantaranya konsumsi rumah
tangga (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan net ekspor (X-M).
Peningkatan yang terjadi pada konsumsi rumah tangga berarti adanya peningkatan
dan jasa akan memaksa perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan
ekonomi yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Tahap awal, pada tahap
pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari tua dan
net ekspor yang dilakukan suatu negara akan berdampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi apabila nilai ekspor lebih besar dibandingkan dengan nilai
9
Universitas Sumatera Utara
impor sehingga akan meningkatkan pendapatan nasional dan merangsang
pertumbuhan ekonomi
adalah investasi. Investasi adalah fungsi dari pembentukan modal (capital) dan
banyak. Apabila jumlah lapangan kerja semakin banyak akan diikuti dengan
banyaknya jumlah tenaga kerja yang terserap, maka akan berpotensi menurunkan
masyarakat. Hal tersebut memiliki makna bahwa semakin tinggi investasi yang
anjlok, bahkan terjadi pelarian modal (capital flight) US$10 miliar setiap tahun.
Menurut Badan Koordinasi Modal (BKPM) 2004, salah satu unsur penggerak
pertumbuhan ekonomi yang belum pulih adalah investasi. Tingkat investasi tahun
2002 hanya mencapai sekitar 75% dibandingkan dengan sebelum krisis tahun
dalam pembentukan PDB menurun dari 29,6% tahun 1996 menjadi 20,2% pada
tahun 2002.
Investasi terbagi dua yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan
Penanaman Modal Asing (PMA). Menurut Ghou dan Soumaru (2012) Penanaman
10
Universitas Sumatera Utara
Modal Asing harus dirancang dengan cermat untuk mengarahkan penanaman
modal asing tersebut pada sektor ekonomi yang produktif, ini akan menciptakan
mengalami peningkatan dan tahun 2019 adalah yang tertinggi yaitu sebesar Rp
pada tahun 2017 sebesar Rp 436.78 triliun. Pada tahun 2015 realisasi investasi
meningkat sebesar 17,8% maka pada tahun berikutnya terjadi penurunan tingkat
Sedangkan jumlah proyek PMA dan PMDN selama sepuluh tahun terakhir adalah
fluktuatif.
11
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sukirno (2010:50) salah satu faktor penting untuk menentukan
dapat terwujud, sehingga apabila tidak bekerja atau menganggur maka itu
Pada tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tren tenaga kerja meningkat setiap
tahunnya dari tahun 2010 sampai 2019. Jumlah tenaga kerja tertinggi yaitu pada
pengangguran yang setiap tahunnya menurun, dengan jumlah 7.104.424 jiwa pada
tahun 2019 . Hal ini menunjukkan bahwa ketika tenaga kerja meningkat maka
kerja akan berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan latar
12
Universitas Sumatera Utara
“Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
yang menyatakan bahwa investasi, tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi akan
Indonesia?
Indonesia?
kemiskinan di Indonesia?
13
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
adalah:
Indonesia.
Indonesia
kemiskinan di Indonesia
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah:
bidang yang sama dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.
14
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemiskinan
dan kesehatan yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dan memiliki standar
tersebut ada dalam bentuk kekuarangan air, gizi, perumahan layak huni,
15
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ravallion (2001), kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki
tempat tinggal, jika sakit tidak memiliki dana untuk berobat. Orang miskin
umumnya tidak dapat membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak memiliki
kegagalan untuk berfungsinya beberapa kapabilitas dasar atau dengan kata lain
kebutuhan dasar, tidak mampu untuk hidup layak, rentan menghadapi situasi
mengemukakan bahwa negara yang miskin itu miskin karena negara itu miskin (a
16
Universitas Sumatera Utara
modal
Investasi Produktifitas
rendah rendah
Tabungan
Rendah
rendah
Kemiskinan
meningkat
menyebabkan tingkat tabungan rendah yang pada akhirnya investasi juga rendah.
17
Universitas Sumatera Utara
pula seterusnya, sehingga membentuk sebuah lingkaran paradigma kemiskinan
untuk pembuatan barang modal. Pembuatan barang modal tersebut seperti alat-
alat, mesin, fasilitas angkutan, pabrik dan segala macam bentuk modal nyata yang
atau investasi tidak saja meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja.
Menurut Todaro dan Smith (2006) kemiskinan yang terjadi di negara negara
stagnasi
18
Universitas Sumatera Utara
5. Fasilitas dan pelayanan kesehatan buruk dan sangat terbatas, kekurangan
negara maju.
ada sekitar 1,2 miliar penduduk dunia yang hidup dibawah ukuran
tersebut.
b. Dengan pengeluaran US$ 2 per kapita per hari dimana lebih dari 2
bukan nilai tukar resmi (exchange rate). Kedua batas ini adalah
19
Universitas Sumatera Utara
dikategorikan sebagai penduduk miskin (BPS, 2016). GKM yaitu nilai
2100 kilo kalori per kapita per hari. Sedangkan GKNM yaitu kebutuhan minimum
a. Kemiskinan Absolut
b. Kemiskinan Relatif
relatif apabila kebutuhan dasarnya telah terpenuhi, namun masih jauh lebih
selalu ada.
c. Kemiskinan Kultural
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya atau
20
Universitas Sumatera Utara
dengan kata lain seseorang tersebut miskin karena sikapnya sendiri yaitu
Menurut BPS (2006) terdapat 14 kriteria keluarga miskin yaitu (1) luas lantai
bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang, (2) jenis lantai bangunan
tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan, (3) jenis dinding tempat
diplester, (4) tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah
tangga lain, (5) sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik, (6)
sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/ sungai/air hujan,
(7) kayu bakar/arang/minyak tanah sebagai bahan bakar memasak sehari-hari, (8)
membeli satu setel pakaian baru dalam setahun, (10) hanya sanggup makan satu
kali/ dua kali dalam 1 hari, (11) tidak sanggup membayar pengobatan di
dengan luas lahan 0,5 ha, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan,
atau pekerjaan lain dengan pendapatan di bawah Rp600.000 per bulan, (13)
tamat SD, dan (14) tidak memiliki tabungan/barang mudah dijual dengan nilai
Rp500.000 seperti sepeda motor, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal
lainnya. Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka rumah tangga itu dikategorikan
miskin.
21
Universitas Sumatera Utara
sandang, dan perumahan), (2) aksesibilitas yang rendah terhadap kebutuhan dasar
lainnya (kesehatan, pendidikan, sanitasi yang baik, air bersih, dan transportasi),
(3) lemahnya kemampuan untuk melakukan akumulasi kapital, (4) rentan terhadap
rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dan rendahnya pengelolaan dan
kerja secara berkelanjutan, (8) ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik
per tahun, tingkat pendapatan, tingkat kecukupan gizi, kebutuhan fisik minimum
konsumsi beras kurang dari 240 kg per kapita per tahun bias digolongkan
miskin. Sedangkan untuk daerah perkotaan adalah 360 kg per kapita per
tahun.
2) Tingkat Pendapatan.
22
Universitas Sumatera Utara
perkotaan yakni sekitar Rp 333.034,00 pada tahun 2015 dan Rp
418.515,00 pada tahun 2019. Hal ini dapat dipahami karena dinamika
dan mutu pangan yang dikonsumsi. Ukuran indikator ini adalah stok
23
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan akses pendidikan. Indikator ini diukur dari mutu pendidikan
yang digunakan adalah kesulitan memiliki rumah yang sehat dan layak
kepemilikan.
sumber daya alam, seperti daerah perdesaan, daerah pesisir, dan daerah
pertambangan.
Tidak adanya jaminan rasa aman, indikator ini berkaitan dengan tidak
ekonomi.
24
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan akses untuk partisipasi. Indikator ini diukur melalui
atau bersifat heterogen, oleh karena itu perlu dilakukan tingkatan untuk dapat
sosial.
25
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
α =0
z = garis kemiskinan.
Yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang berada
dibawah garis kemiskinan (i=1, 2, 3, ...., q), yi < z
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
n = jumlah penduduk.
a. Paradigma Kemiskinan
1) Paradigma neo-liberal
26
Universitas Sumatera Utara
2) Paradigma demokrasi-sosial
2006). Kemandirian dan kebebasan tersebut akan dapat tercapai bila setiap
cukup. Kebebasan yang dimaksud bukan sekedar bebas dari pengaruh luar
27
Universitas Sumatera Utara
b. Sustainable Development Goals (SDGs)
Tujuan tersebut dipaparkan dalam 2 poin. Pertama, diharapkan pada tahun 2030
pengukuran dibawah US$ 1,25 per hari. Standar ini tertuang pada UNDP (United
US$ 1,25 per hari. Kedua adalah, pada tahun 2030, diharapkan dapat mengurangi
paling tidak setengah dari proporsi pria, wanita dan anak- anak untuk semua
umur, yang hidup dalam kemiskinan untuk semua dimensi sesuai dengan definisi
nasional.
nasional dan mempunyai pendapatan kurang dari US$2 per hari. Perubahan
sedikit saja dalam tingkat harga khususnya harga BBM, pendapatan, dan kondisi
penuh, baik dalam hitungan hari, minggu, bulan maupun tahun, (2) upah gaji
berada dibawah gaji minimum, (3) produktivitas kerja rendah, (4) tidak adanya
aset, (5) diskriminasi, (6) tekanan harga, serta (7) penjualan tanah.
28
Universitas Sumatera Utara
Penyebab kemiskinan menurut Paul Spicker (2002) dapat dibagi menjadi
empat :
miskin itu sendiri, seperti malas, pilihan yang salah, gagal dalam berkerja,
yang terdapat dalam suatu lingkungan, yang berakibat pada moral dari
macam, yaitu:
29
Universitas Sumatera Utara
produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.
keturunan.
melestarikan.
30
Universitas Sumatera Utara
karena tanah yang paling subur dikuasai petani skala besar dan
berorientasi ekspor.
5. Natural Cycles and Processes, yaitu kemiskinan yang terjadi karena siklus
alam. Misalnya tinggal di lahan kritis, dimana lahan ini jika turun hujan
akan terjadi banjir tetapi jika musim kemarau akan kekurangan air,
menerus.
sehingga akses dan penghargaan hasil kerja yang diberikan lebih rendah
dari laki-laki.
7. Cultural and Ethnic Factors, yaitu bekerjanya faktor budaya dan etnik
31
Universitas Sumatera Utara
9. Internal Political Fragmentation and Civil Stratfe, yaitu suatu kebijakan
yang diterapkan pada suatu daerah yang fragmentasi politiknya yang kuat,
miskin.
adalah:
32
Universitas Sumatera Utara
4. Aspek pendidikan. Kemiskinan mengakibatkan masyarakat tidak mampu
melakukan kriminalitas.
untuk lepas dari jerat kemiskinan, mereka berharap terjadi perubahan nasib
tangan dalam kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Dalam teori ini
menjelaskan tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber, yaitu akumulasi modal
Penjelasan dari teori neo-klasik ini menunjukkan bahwa untuk menciptakan suatu
pertumbuhan yang bagus maka diperlukan suatu tingkat saving yang tinggi dan
33
Universitas Sumatera Utara
Teori ini menyatakan bahwa rasio modal-output (capital output ratio ) bisa
jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya
juga berbeda-beda. Jika modal yang digunakan sedikit maka tenaga kerja yang
dibutuhkan banyak, begitu juga sebaliknya jika tenaga kerja lebih sedikit tentunya
modal yang dibutuhkan harus banyak. Dengan adanya fleksibilitas ini maka untuk
kebebasan yang tidak terbatas dalam menentukan modal dan tenaga kerja yang
akan digunakan.
Y=f (K,L)
Dimana:
Y = output
K = Kapital/ modal fisik
L = Angkatan kerja
Peran pembentukan modal dan angkatan kerja adalah faktor utama dalam
pertumbuhan output. Pertumbuhan output akan terjadi apabila ada modal dan ada
pertumbuhan angkatan kerja. Fungsi produksi ini menyatakan bahwa output total
(Y) bergantung pada jumlah unit modal (K) dan jumlah pekerja (L). Kapital
investasi maka output yang dihasilkan juga semakin tinggi. Begitu juga dengan
variabel tenaga kerja, jika tenaga kerja yang digunakan banyak maka output yang
34
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Todaro, 2000
Gambar 2.2 Fungsi Produksi
sejumlah modal hanya dapat menciptakan suatu tingkat output tertentu (modal dan
diperlukan modal K1 dan tenaga kerja L1, dan apabila kombinasi itu berubah
maka tingkat output berubah. Untuk output sebesar Q2, misalnya hanya dapat
modal.
secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
35
Universitas Sumatera Utara
1. Investasi salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga
kapasitas produksi.
adalah investasi yang dilakukan oleh sektor swasta nasional yaitu Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN) ataupun investasi yang dilakukan oleh swasta
oleh penanaman modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Jadi, penanaman modal dalam negeri adalah penggunaan kekayaan dari kekayaan
36
Universitas Sumatera Utara
masyarakat di negeri Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda, baik yang
dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili
di Indonesia yang disediakan baik secara langsung maupun tidak langsung guna
Penanaman Modal.
asing disini adalah alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari
dari luar ke dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari
akan diinvestasikan yang akan dipegang oleh investor baik perorangan atau oleh
37
Universitas Sumatera Utara
seperti obligasi dan saham, yang didenominasikan atau ternilai dalam mata uang
langsung adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara
Dalam bidang-bidang usaha yang terbuka bagi modal asing maka dapat
dilakukan kerja sama antara modal asing dan modal nasional dengan ketentuan-
bentuk-bentuk dan cara-cara kerja sama antara modal asing dan modal nasional
dengan memanfaatkan modal dan keahlian asing dalam bidang ekspor serta
pengangguran dapat berkurang. Selain itu, masuknya investasi asing akan disertai
dengan transfer teknologi. Investor asing juga akan melibatkan UMKM yang akan
38
Universitas Sumatera Utara
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
kebijakan baru.
1. Perekonomian tradisional
39
Universitas Sumatera Utara
perekonomian yang tradisional dimana tingkat hidup masyarakat pada
ditandai dengan nilai produk marginal dari tenaga kerja yang bernilai nol,
artinya fungsi produksinya pada sektor pertanian telah sampai pada tingkat
penambahan tenaga kerja justru akan menurunkan total produksi yang ada.
2. Perekonomian modern
tingkat produktivitas yang tinggi dari input yang digunakan, yaitu tenaga
kerja dan juga sebagai sumber akumulasi modal. Hal ini menyiratkan
bahwa nilai produk marginal terutama dari tenaga kerja bernilai positif
para pekerja dari pedesaan dapat terserap dengan jalan urbanisasi. Dengan
terserapnya kelebihan tenaga kerja di sektor industri maka pada suatu saat
40
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, kelebihan pekerja justru merupakan
bahwa tenaga kerja ialah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
melakukan pekerjaan.
tenaga kerja ialah setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi suatu kebutuhan sendiri
Angkatan kerja (labour force) adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) yang
bekerja dan tidak bekerja tetapi siap untuk mencari pekerjaan. Sedangkan bukan
angkatan kerja adalah penduduk yang masih bersekolah, ibu rumah tangga dan
41
Universitas Sumatera Utara
memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit 1 jam dalam
pekerjaan atau bekerja kurang dari 1 jam tapi mereka adalah: pekerja tetap,
Tenaga kerja terlatih yaitu personil kerja yang dilatih tenaga kerja
42
Universitas Sumatera Utara
2.4 Pertumbuhan Ekonomi
dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung
Menurut Mankiw (2007), PDB adalah nilai pasar barang dan jasa akhir
yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. PDB sering di
anggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian. Tujuan PDB adalah
meringkas aktivitas ekonomi dalam nilai uang tunggal selama periode waktu
apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan barang dan jasa secara
dalam bentuk modal seperti teknologi dan tenaga kerja yang akan menambah
43
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Faktor- Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Yang dimaksud dengan pendapatan nasional yaitu nilai barang dan jasa
yang telah diproduksi dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu. Nilai itu
dapat dihitung berdasarkan harga berlaku, yaitu harga yang berlaku pada tahun
saat Product Domestic Product (PDB) dihitung dan menurut harga tetap yaitu
pada harga-harga yang berlaku pada tahun dasar (Sukirno, 2006). Berikut rumus
Keterangan:
1. Akumulasi modal
Akumulasi modal akan terjadi apabila ada bagian dari pendapatan pada
mesin, dan barang-barang baru akan meningkatkan stok modal sehingga pada
2. Pertumbuhan penduduk
44
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak jumlah angkatan kerja berarti
semakin banyak pasokan tenaga kerja, dan semakin banyak jumlah penduduk
3. Kemajuan teknologi
mengelola konflik.
(2006), yaitu:
45
Universitas Sumatera Utara
1. Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang
angkatan kerja
3. Kemajuan teknologi yaitu berupa cara-cara baru atau perbaikan atas cara-
dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode tertentu. Perhitungan pendapatan
nasional dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode produksi (nilai
satu periode. Nilai tambah disini merujuk kepada selisih antara nilai produksi
(nilai output) dengan nilai biaya antara (nilai input), yaitu bahan yang terlibat
46
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
Y = pendapatan nasional
P1 = harga barang ke-1
Q1 = jenis barang ke-1
Pn = harga barang ke-n
Qn = jenis barang ke-n
2. Metode Pendapatan
Y= r + w + i + p
Keterangan:
Y = pendapatan nasional
r = pendapatan dari upah, gaji, dll.
w = pendapatan bersih dari sewa
i = pendapatan dari bunga
p = pendapatan dari laba perusahaan/ usaha perorangan
3. Metode Pengeluaran
suatu negara selama satu periode tertentu. Para pelaku ekonomi tersebut
47
Universitas Sumatera Utara
konsumsi, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan pengeluaran
Y= C+I+G+(X-M)
Keterangan:
C = konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
(X-M) = ekspor netto
Jika kita ingin mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka kita harus
perubahan nilai pendapatan nasional yang terjadi dari tahun ke tahun juga. Ada
dua faktor penyebab perubahan nilai pendapatan nasional, yaitu perubahan tingkat
kegiatan ekonomi dan perubahan tingkat harga. Menurut acuan tingkat harga,
(menurut tingkat harga berlaku) dan pendapatan nasional riil( menurut tingkat
harga konstan).
Unsur pokok dari sistem produksi suatu negara ada tiga, yaitu:
pertumbuhan ekonomi.
48
Universitas Sumatera Utara
2. Jumlah penduduk akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga
kerja.
Keterangan :
∆ Y = tingkat pertumbuhan ekonomi
∆ K = tingkat pertambahan barang modal
∆ L = tingkat pertambahan jumlah penduduk
∆ T = tingkat pertambahan teknologi
pertumbuhan yang kuat dalam jangka panjang. Beberapa asumsi yang digunakan
(2) Dalam perekonomian dua sektor (rumah tangga dan perusahaan) berarti
(nol).
besarnya tetap, demikian juga ratio antar modal dan output (Capital
49
Universitas Sumatera Utara
Output Ratio = COR) dan rasio penambahan modal-output (Incremental
penawaran. Karena itu, selama investasi netto tetap berlangsung pendapatan nyata
dan output akan senantiasa membesar. Tenaga kerja yang merupakan salah satu
Aliran Pasca Keynes memperluas teori Keynes menjadi teori output dan
50
Universitas Sumatera Utara
penduduk bertambah, maka pendapatan perkapita akan berkurang, kecuali bila
penuh. Bila terjadi investasi, maka pendapatan riil juga harus bertambah pula
kaum miskin (Yusuf & Summer, 2015). Ketika investasi tersedia akan mampu
2013).
masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,
yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat
investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh
perkembangan teknologi.
51
Universitas Sumatera Utara
mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Penanaman Modal Asing
dikenal sebagai salah satu penyebab dari banyak negara berkembang terjebak
masyarakat dari segi aspek sosial dan aspek ekonomi. Aspek sosial meliputi
dan Pourqoly, 2013). Oleh karena itu FDI memiliki dampak positif terhadap suatu
negara. Dampak positif tersebut antara lain, terciptanya lapangan pekerjaan bagi
memicu peningkatan produksi (Taufik, Eny, & Fitriadi, 2014). Menurut Todaro
dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi,
tersebut.
52
Universitas Sumatera Utara
Salah satu faktor penting yang mampu meningkatkan kesejahteraan
penuh diwujudkan sehingga yang tidak bekerja akan mengurangi pendapatan atau
terdiri dari kuantitas dan keterampilan tenaga kerja. Banyak ekonom percaya
bahwa kualitas input tenaga kerja yakni keterampilan, pengetahuan dan disiplin
ekonomi dan penurunan tingkat kemiskinan. Suatu negara yang mampu membeli
berbagai peralatan canggih tapi tidak mempekerjakan tenaga kerja terampil dan
kemiskinan adalah pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja tidak mampu
keterangan BPS (2013c), tingkat upah pada sektor pertanian paling rendah bila
dibandingkan dua sektor utama lainnya, yaitu sektor industri pengolahan dan
53
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan
berdasarkan pendapatan rata-rata dan terdapat hubungan yang kuat secara statistik
54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Variabel Hasil
N Peneliti Judul Penelitian
o Penelitian
Terik Bebas
at
1. Septian Analisis Faktor- Tingkat Inflasi - Inflasi memiliki
Adhi Faktor Yang Kemiskinan PDRB pengaruh positif
Murthy Mempengaruhi Pengangguran terhadap kemiskinan.
(2017) Tingkat - PDRB memiliki
Kemiskinan Kota pengaruh negatif dan
Semarang Tahun signifikan terhadap
1996-2014 kemiskinan.
- Pengangguran
memiliki pengaruh
negatif dan signifikan
terhadap kemiskinan.
55
Universitas Sumatera Utara
4. Yolanda Pengaruh Tingkat Investasi - Pengaruh investasi
Pateda, Investasi, Kemiskinan Pertumbuhan terhadap tingkat
Vecky A.J Pertumbuhan Ekonomi kemiskinan adalah
Masinamb Ekonomi dan Pengeluaran negatif
ouw, Tri Pengeluaran Pemerintah - Pertumbuhan ekonomi
Oldy Pemerintah dan pengeluaran
Rotinsulu Terhadap pemerintah tidak
(2017) Tingkat memiliki pengaruh
Kemiskinan di terhadap tingkat
Gorontalo kemiskinan di
Gorontalo.
5. Agus Budi Pengaruh Jumlah Investasi - Investasi secara tidak
Purnomo Investasi, Penduduk PDRB langsung berpengaruh
dan Sri PDRB dan Miskin Penyerapan negatif terhadap
Kusreni Penyerapan Tenaga Kerja jumlah penduduk
(2019) Tenaga Kerja miskin.
Terhadap - PDRB secara
Jumlah langsung berpengaruh
Penduduk negatif terhadap
Miskin jumlah penduduk
miskin
- Penyerapan tenaga
kerja secara langsung
berpengaruh positif
terhadap jumlah
penduduk miskin
6. Gusti Pengaruh -Tingkat Investasi - Investasi berpengaruh
A.P.A. Investasi, Kemiskinan Pengeluaran positif dan signifikan
Ratih, Pengeluaran -PDRB Pemerintah terhadap PDRB
Made S. Pemerintah, Tenaga kerja - Pengeluaran
Utama, Tenaga Kerja pemerintah
dan I Terhadap berpengaruh positif
Nyoman Produk dan signifikan
M. Yasa Domestik terhadap PDRB
(2017) Regional Bruto - Tenaga kerja
dan Tingkat berpengaruh positif
Kemiskinan dan nonsignifikan
Pada Wilayah terhadap PDRB
Sarbagita di - Investasi berpengaruh
Provinsi Bali. negatif dan signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan
- Pengeluaran
pemerintah
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan
- Tenaga kerja
56
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan
- PDRB berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan
57
Universitas Sumatera Utara
9. Adit Agus Analisis Faktor- Tingkat Pertumbuhan - Pertumbuhan ekonomi
Prastyo Faktor Yang Kemiskinan Ekonomi berpengaruh terhadap
(2010) Mempengaruhi Pendidikan tingkat kemiskinan
Tingkat Tingkat - Pendidikan
Kemiskinan Penganggura berpengaruh negatif
(Studi Kasus 35 n terhadap tingkat
Kabupaten/Kota Upah kemiskinan
Di Jawa Tengah Minimum - Tingkat pengangguran
Tahun 2003- berpengaruh positif
2007) terhadap tingkat
kemiskinan.
- Upah minimum
berpengaruh negatif
terhadap tingkat
kemiskinan.
10. Putu Pengaruh PDRB Kemiskinan PDRB - PDRB per kapita
Seruni Per Kapita, Perkapita mempengaruhi
Pratiwi Pendidikan, dan Pendidikan kemiskinan
Sudiharta Produktifitas Produktifitas - Pendidikan
dan Ketut Tenaga Kerja Tenaga Kerja berpengaruh negatif
Sutrisna Terhadap dan signifikan
(2014) Kemiskinan di terhadap kemiskinan
Provinsi Bali - Produktifitas tenaga
kerja tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kemiskinan.
11. Seri Jefry Analisis Tingkat Pertumbuhan - Pertumbuhan ekonomi
Adil Pengaruh Kemiskinan Ekonomi berpengaruh negatif
Waruwu Pertumbuhan Penganggura terhadap tingkat
(2016) Ekonomi, n kemiskinan di
Pengangguran, Belanja Indonesia
Belanja Pemerintah - Pengangguran
Pemerintah, dan Investasi berpengaruh positif
Investasi terhadap tingkat
Terhadap kemiskinan di
Tingkat Indonesia
Kemiskinan di - Belanja pemerintah
Indonesia Tahun berpengaruh negatif
1995-2014 terhadap tingkat
kemiskinan di
Indonesia
- Investasi tidak
berpengaruh terhadap
tingkat kemiskinan di
Indonesia
58
Universitas Sumatera Utara
12 Robiansya Pengaruh Kemiskinan Pertumbuhan - Tidak ada pengaruh
h (2015) Pertumbuhan Pendapatan Ekonomi pertumbuhan ekonomi
Ekonomi dan Perkapita Angkatan terhadap tingkat
Penyerapan kerja kemiskinan.
Angkatan Kerja - Penyerapan tenaga
Terhadap kerja berpengaruh
Kemiskinan terhadap pengentasan
dengan kemiskinan.
Pendapatan
Perkapita
Sebagai
Variabel
Pemoderasi
13 Daftian Analisis Pertumbuhan Investasi - Investasi dan tenaga
Tri Pengaruh Ekonomi Tenaga kerja kerja berpengaruh
Prasetyaw Investasi dan Kemiskinan positif dan signifikan
an, Tenaga Kerja terhadap pertumbuhan
Anifatul Terhadap ekonomi.
Hanim, Pertumbuhan - Investasi dan tenaga
dan Lilis Ekonomi Serta kerja berpengaruh
Yuliati Hubungannya negatif dan signifikan
(2017) Terhadap terhadap tingkat
kemiskinan.
Kemiskinan di
- Pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jawa terhadap tingkat
Timur kemiskinan negatif dan
signifikan.
Sumber: disusun penulis berdasarkan literatur yang relevan
Investasi
(X1)
Pertumbuhan
Ekonomi (X3)
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
59
Universitas Sumatera Utara
2.10 Hipotesis Penelitian
Indonesia.
60
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena ini bisa berupa
diukur dan dihitung dengan menggunakan alat bantu matematika atau statistik.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah jenis data yang diperoleh secara tidak langsung atau dengan kata
lain, data sekunder ialah data yang diperoleh melalui sumber-sumber yang sudah
ilmiah, ataupun catatan khusus dari lembaga atau dinas, atau pihak-pihak tertentu
yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data pada penelitian ini diperoleh
61
Universitas Sumatera Utara
3.3 Teknik Pengumpulan Data
data-data yang relevan, akurat dan realistis. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode studi pustaka, yang diperoleh
yang digunakan adalah data time series (runtun waktu), dicatat atau diobservasi
sepanjang waktu secara berurutan. Jangka waktu observasi pada penelitian ini
pustaka. Variabel penelitian adalah objek penelitian atau sesuatu yang menjadi
titik perhatian.
sebagai berikut :
a. Tingkat Kemiskinan
b. Pertumbuhan Ekonomi
suatu negara menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
62
Universitas Sumatera Utara
Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
persen (%).
(triliun rupiah).
kerja (15 tahun dan lebih ) yang bekeja, atau punya pekerjaan namun
terputus) dalam seminggu yang lalu (BPS, 2020). Data yang digunakan
Metode analisis yang digunakan adalah Vector Auto Regression (VAR) jika
data yang digunakan adalah stasioner dan tidak terkointegrasi, atau dilanjutkan
dengan Vector Error Correction Model (VECM) jika data yang digunakan adalah
63
Universitas Sumatera Utara
periode masa kini dan peramalan kondisi variabel jika timbul shock atau
perubahan dari suatu variabel. Pengujian ini disebut sebagai Impulse Response
Function. Selain itu metode VAR bisa membantu kita untuk melakukan
variasi perubahan suatu variabel saat terjadi shock atau inovasi dalam variabel
(Enders, 2004).
Ada tiga macam bentuk VAR, yakni VAR tanpa restriksi, VAR terestriksi
(VECM), dan struktural VAR (S-VAR). Metode Vector Error Correction Model
(VECM) pertama kali dipopulerkan oleh Engle dan Granger untuk mengkoreksi
(VAR) yang dirancang untuk digunakan pada data tidak stasioner yang diketahui
model VECM disebut sebagai VAR yang terestriksi. Model VECM melihat
hubungan prilaku jangka panjang antar variabel yang ada agar konvergen ke
sebagai korelasi kesalahan (error correction) karena jika terjadi deviasi terhadap
Povt = α1+ α11Povt-i + α12 Inv t-i + α13Lab t-i + α14Gwrt t-i +µ1t
64
Universitas Sumatera Utara
Dimana:
Pov = Poverty sebagai tingkat kemiskinan
Inv = Investment sebagai investasi
Lab = Labor sebagai jumlah tenaga kerja
Gw = bentuk Growth sebagai pertumbuhan ekonomi
t-i = nilai lag dari masing-masing variabel
harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VAR yang digunakan dalam data time
series. Data yang stasioner adalah data yang memiliki kecendrungan untuk
Fuller mengenalkan suatu uji formal untuk menstasionerkan data yang dikenal
dengan “Unit Root Test” atau uji akar unit. Variabel yang stasioner ditandai
dengan t-statistik yang lebih kecil dibanding nilai kritis pada berbagai tingkat
kepercayaan. Jika variabel yang diuji tidak stasioner, dilakukan tahap level
differential.
Penentuan panjang lag sangat penting karena jika lag terlalu panjang
akan mengakibatkan lebih banyak parameter yang harus diduga. Ini akan
sebaliknya apabila panjang lagnya terlalu kecil akan membuat model tersebut
65
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan kriteria Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Information
nilai AIC terendah yang didapatkan dari hasil estimasi VAR dengan berbagai
lag menunjukkan bahwa panjang lag tersebut yang paling baik untuk
digunakan. Selain itu pengujian panjang lag optimal sangat berguna untuk
(Nugroho, 2009).
mendekati nol. Uji stabilitas bertujuan untuk melihat apakah model yang
digunakan stabil atau tidak. Jika model VAR yang digunakan tidak stabil, maka
hasil estimasi tidak akan mempunyai stabilitas yang tinggi. Sebuah model
mempunyai modulus tidak lebih dari satu dan semua berada dalam unit circle.
stabil. Namun sebaliknya, jika kebanyakan modulus berada diluar lingkaran maka
66
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Uji Kointegrasi Model
jangka panjang dan jangka pendek antar variabel. Tes kointegrasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji kointegrasi Johansen. Metode ini didasarkan pada
hubungan antar rank dari sebuah matrik dengan akar karateristiknya yang akan
dihasilkan nilai trace statistic yang dibandingkan dengan critical value. Jika pada
hipotesa nol misalkan 1, dan jika nilai trace statistic lebih besar dari critical value
antara variabelnya.
variabel apakah harus masuk ke dalam kointegrasi atau tidak. Ketiga, menguji
variabel eksogen yang lemah. Keempat, menguji hipotesis linier pada hubungan
kointegrasi (Harris, 1995). Untuk melihat terdapat kointegrasi atau tidaknya dapat
dilihat dari nilai trace statistic dan maximum dibandingkan dengan critical value
Jika data time series dalam penelitian ini telah terbukti tidak terdapat
hubungan kointegrasi, maka model VAR lah yang akan digunakan. Sebaliknya
jika terdapat kointegrasi antar variabel maka yang digunakan adalah Vector Auto
yang terdapat dalam model tergantung pada pergerakan masa lalu variabel itu
sendiri dan pergerakan masa lalu variabel lain yang terdapat dalam sistem
67
Universitas Sumatera Utara
persamaan. Analisis VAR dapat digunakan untuk mengetahui hubungan sebab
akibat antar variabel (Granger Causality Test), mendeteksi respon setiap variabel
baik pada saat ini maupun masa depan akibat adanya perubahan atau shock suatu
Uji Impluse Response Function (IRF) menggambarkan tingkat laju dari shock
suatu variabel terhadap variabel lainnya pada suatu periode tertentu. Fungsi
Impulse Response Function (IRF) yaitu dapat melihat lamanya pengaruh dari
shock suatu variabel terhadap variabel lain sampai pengaruhnya hilang atau
kembali ke titik keseimbangan. Impulse Response adalah hasil estimasi VAR yang
68
Universitas Sumatera Utara
sebuah variabel terhadap shock variabel yang lain pada periode saat ini dan
Tahap 1:
Uji stasioneritas: Augmented Dickey
Analisa Graf dan Uji
Fuller Test
Root Test (URT)
Tahap 2:
Penentuan Panjang
Lag
Tahap 3: Johansens
Uji Kointegrasi Cointegration
Tahap 4:
Uji Stabilitas Model
Tahap 5:
Estimasi Persamaan
VAR
Tahap 6: Tahap 7:
Analisis IRF (Impulse Analisis VD
Response Function) (Variance
Decomposition
Tahap 8:
Kesimpulan dan Saran
Sumber: Agus Tri Basuki
69
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa yang berada diantara benua Asia
dan Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
terletak pada garis lintang 60 LU sampai 110 LS dan 950 BT sampai 1410 BT.
Letak inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki tiga daerah waktu, yaitu:
Waktu Indonesia bagian Barat (WIB); Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA);
dan Waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Indonesia merupakan negara dengan
pulau terbesar di dunia yaitu 16.056 pulau pada tahun 2019 menurut Badan Pusat
Statistik.
populasi sebanyak 268.583.016 jiwa pada Juni 2020. Indonesia memiliki luas
70
Universitas Sumatera Utara
secara keseluruhan adalah 9.790.754 km2. Luas itu terdiri dari daratan 1.890.754
km2 dan luas perairan 7.900.000 km2. Indonesia memiliki 34 provinsi dengan 98
Tabel 4.1
Daftar Provinsi, Ibu Kota, dan Luas Wilayah Indonesia Tahun 2019
71
Universitas Sumatera Utara
30 Sulawesi Tenggara Kendari 38.067,70 2.704,7 71
31 Maluku Utara Sofifi 31.982,50 1.255,8 39
32 Maluku Ambon 46.914,03 1.802,9 38
33 Papua Barat Manokwari 102.955,15 959,6 9
34 Papua Jayapura 319.036,05 3.379,3 11
35 Indonesia Jakarta 1.916 906,77 268 074,6 140
Tabel di atas adalah daftar nama-nama ke 34 provinsi, ibu kota, luas wilayah,
angka kepadatan penduduk, maka provinsi DKI Jakarta adalah yang terpadat yaitu
Tingkat Kemiskinan
13.33
14 12.36
11.66 11.47 11.13
10.96 10.7
12 10.12 9.66 9.22
10
Persen (%)
8
6
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
72
Universitas Sumatera Utara
Tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 2010-2019 cenderung
menurun kecuali pada tahun 2015. Pada tahun 2015 tingkat kemiskinan
kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Pada
tahun 2016 sampai 2019 tingkat kemiskinan terus menurut sampai di angka
kemiskinan yaitu salah satunya bersumber dari investasi. Investasi yang tinggi
investasi secara terus menerus maka ini akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
masyarakat yang terlibat tersebut akan mendapatkan balasan jasa sehingga mereka
dalam negeri dan juga penanaman modal asing. Investasi tersebut akan dijadikan
73
Universitas Sumatera Utara
Investasi
900
800 753.27 778.63
699.13
700
583.32 605.39
Triliun Rupiah
600 511.03
476.97
500
400 329.72
300 252.59
206.41
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
sampai 2019. Gambar tersebut menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir
terjadi pertumbuhan investasi yang cenderung naik. Pada tahun 2010 jumlah
pada tahun 2011. Jumlah investasi terus mengalami peningkatan sampai pada
tahun 2019, namun peningkatan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2013
yaitu sebesar Rp. 476,97 triliun dari Rp.329.72 triliun pada tahun 2012.
tinggal satu digit yaitu sebesar 9,74% dan pada tahun 2019 lebih turun lagi dengan
salah satu negara dari 15 negara terbaik yang mampu menurunkan tingkat
74
Universitas Sumatera Utara
Investasi 2019
Jawa Barat,
137.5
Jawa Tengah,
59.5
Jawa Timur,
Banten, 48.7 58.5
Jawa Barat DKI Jakarta Jawa Tengah Jawa Timur Banten Lainnya
Dalam Negeri berdasarkan lokasi tahun 2019. Provinsi Jawa Barat merupakan
kemudian diikuti oleh provinsi DKI Jakarta sebesar 123,9 triliun. Provinsi
selanjutnya adalah Jawa Tengah sebesar 59,5 triliun kemudian diikuti oleh Jawa
Timur sebesar 58,5 triliun dan provinsi urutan kelima tertinggi dalam realisasi
investasi adalah Banten sebesar 48,7 triliun. Sisanya sebesar 381,5 triliun
adalah dengan memberikan pekerjaan bagi mereka yang terjebak dalam lingkaran
75
Universitas Sumatera Utara
yang bekerja adalah salah satu faktor produksi yang mampu meningkatkan jumlah
output sehingga tenaga kerja juga adalah salah satu investasi besar yang
Tenaga Kerja
130000000
125000000
120000000
Juta Jiwa
115000000
110000000
105000000
100000000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
yang bekerja memiliki peningkatan setiap tahunnya kecuali pada tahun 2011.
Pada tahun 2010, jumlah angkatan kerja yang bekerja adalah 108.207.767 jiwa
angkatan kerja yang menurun juga, sehingga jika diambil persentasenya maka
penyerapan tenaga kerja tahun 2011 tidak menurun karena 92,52% penduduk
yang bekerja dari jumlah total angkatan kerja. Persentase tenaga kerja yang
terserap tertinggi selama sepuluh tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 yaitu
76
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan dapat teratasi.
5.89
6.8
18.92
14.09
Pertanian
Perdagangan
Industri Pengolahan
Akomodasi dan Makan Minum
Konstruksi
Jasa Pendidikan
Jasa Lainnya
Trasportasi
Administrasi Pemerintahan
menurut lapangan pekerjaan utama pada Februari 2019. Jumlah penduduk yang
pada Februari 2019 masih didominasi oleh tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu
77
Universitas Sumatera Utara
jumlah tenaga kerja dibidang tersebut diharapkan segera diatasi, khususnya di
sektor pertanian sehingga penggunaan tenaga kerja pada sektor pertanian makin
ketimpangan pendapatan.
menjadi salah satu tolak ukurnya. Pertumbuhan ekonomi bisa terjadi karena
dulunya hidup dibawah garis kemiskinan akan menurun karena mereka sekarang
Pertumbuhan Ekonomi
7
6.22 6.17 6.03
6 5.56
5.01 5.03 5.07 5.17 5.02
4.88
5
Persen (%)
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
78
Universitas Sumatera Utara
Dilihat dari gambar 4.7, trend pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun terakhir
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi yaitu 6,22% pada tahun 2010. Namun
dari segi jumlah Produk Domestik Bruto (PDB), mengalami peningkatan setiap
turun menjadi 5,02% dari pencapaian 2018 sebesar 5,17% ini disebabkan karena
5,02%, sektor industri menyumbang 0,8%. Selain sektor industri pengolahan, ada
tiga sektor lain yang turun yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia
yaitu sektor perdagangan, pertanian dan kontruksi. Sektor perdagangan turun dari
4,97% pada 2018, menjadi 4,62% pada 2019. Sementara sektor pertanian turun
dari 3,88% menjadi 3,64%. Terakhir adalah sektor konstruksi, turun dari 6,09%
menjadi 5,76%.
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Vector Auto
maupun wilayah dan menganalisa setiap dampak dari faktor gangguan yang
terdapat dalan variabel tersebut. Data yang digunakan dalam variabel ini adalah
time series. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan, yaitu
79
Universitas Sumatera Utara
4.3.1 Uji Stasioneritas Data
Uji stasioner ini dilakukan untuk melihat data sekunder yang peneliti
gunakan apakah mengandung akat-akar unit atau tidak. Data yang tidak
mengandung akar unit adalah data yang bersifat stasioner berarti data tersebut
memiliki ragam yang tidak terlalu besar atau mendekati nilai rata-ratanya.
Sebaliknya, jika data tersebut mengandung akar unit maka data tidak stasioner
yang mengakibatkan hasil estimasi yang dihasilkan tidak akurat. Dalam uji
stasioneritas data dapat dilakukan menggunakan ADF pada derjat yang sama (
level atau different) hingga memperoleh data yang stasioner. Berikut adalah hasil
uji stasioneritas data terhadap INV, LAB, GWRT, dan POV dengan menggunakan
metode ADF.
dan GWRT, belum stasioner pada tingkat level. Hal ini dapat dilihat pada saat
orde 0 (level), p-value untuk masing-masing variabel lebih besar dari α = 5%, ini
artinya menerima hipotesis H0 yaitu terdapat akar unit pada data atau data tidak
Setelah dilakukan diferensiasi pada variabel POV, INV, LAB, dan GWRT maka
stasioner pada orde I (first difference). Hal ini dapat dilihat bahwa p-value untuk
80
Universitas Sumatera Utara
masing-masing variabel lebih kecil dari α = 5% artinya adalah menolak hipotesis
H0 yaitu tidak terdapat akar unit pada data atau data sudah stasioner.
Penentuan panjang lag sangat penting dalam pendekatan model VAR karena
jika lag optimal yang dimasukkan terlalu pendek maka tidak dapat menjelaskan
kedinamisan data secara menyeluruh. Sebaliknya, jika lag optimal yang terlalu
panjang maka akan menghasilkan estimasi yang tidak efesien karena berkurang
degree of freedom (Basuki,2016). Jadi, tujuan dari penentuan panjang lag adalah
untuk mendapatkan model yang tepat, yang nantinya akan mengestimasi actual
optimal variabel terhadap variabel lain terjadi dalam horizon waktu 2 periode.
Hal ini menunjukkan bahwa lag 2 akan digunakan untuk proses estimasi
81
Universitas Sumatera Utara
4.3.3. Uji Stabilitas Model
Langkah selanjutnya adalah pengujian stabilitas model. Pengujian terhadap
Polymonial. Nilai Root Modulus Polymonial kurang dari 1(<1) berarti variabel
Root Modulus
menunjukkan kurang dari 1. Sedangkan dari gambar 4.7 terlihat titik Inverse
berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.4 dan gambar 4.7 dapat disimpulkan
bahwa model VAR nya sudah stabil. Jika model yang digunakan sudah stabil
maka hasil analisis IRF (Impulse Response Funtion) dan VDC ( Variance
82
Universitas Sumatera Utara
Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial
1.5
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
keseimbangan dalam jangka panjang, yaitu apakah ada atau tidak kesamaan
probability lebih kecil dari 0.05 berarti terdapat kointegrasi antar variabel.
Sebaliknya jika nilai probability lebih besar dari 0.05 berarti tidak terdapat
83
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Uji Kointegrasi Johansen Panel Cointegration
Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)
Test pada POV, INV, LAB, dan GWRT menunjukkan nilai probability untuk
masing-masing persamaan tersebut lebih besar dari 0.05 artinya tidak terdapat
hubungan jangka panjang atau kointegrasi antara variabel yaitu antara tingkat
kointegrasi bisa juga dilihat dengan membandingkan nilai Max-Eigen dan Trace
nya. Jika nilai Max-Eigen dan nilai Trace nya lebih besar dari nilai kritisnya,
maka data tersebut terkointegrasi. Dapat dilihat bahwa hasil uji kointegrasi
terhadap model antara POV, INV, LAB, dan GWRT, nilai Trace statistic dan nilai
Max-Eigen statistik lebih kecil dari Critical value. Dari temuan tersebut dapat
84
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak
Sumber:D(POV(-1)) 1.008118
Data Sekunder (diolah), 2021 -5.136869 0.219854 -2.798538
85
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Estimasi VAR Antara INV, LAB, dan GWRT terhadap POV
R-square= 55,7%
Adj R-square=36%
t tabel= 1,706
Dari hasil pengujian estimasi dengan Vector Auto Regression maka dapat
persamaan pada tabel 4.7 diatas, bahwa variabel INV, LAB, dan GWRT mampu
tingkat kemikinan periode lalu naik sebesar 1% maka akan menaikkan tingkat
kemiskinan periode sekarang sebesar 1,0 % dengan asumsi variabel lain dianggap
investasi 2 periode lalu naik sebesar 1 triliun rupiah, maka akan menurunkan
0,003% tingkat kemiskinan periode saat ini dengan asumsi variabel lain dianggap
86
Universitas Sumatera Utara
konstan. Ini bermakna bahwa ketika investasi meningkat maka akan menurunkan
tingkat kemiskinan.
tenaga kerja periode lalu naik 1 juta maka akan menurunkan tingkat kemiskinan
periode sekarang sebesar 0,22% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Ini artinya bahwa ketika jumlah tenaga kerja meningkat akan mampu menurunkan
laju kemiskinan.
tingkat kemiskinan periode sekarang sebesar 0,17% dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan. Ini bermakna bahwa dalam jangka pendek ketika pertumbuhan
ekonomi meningkat maka akan diikuti oleh peningkatan jumlah penduduk miskin.
Salah satu kelebihan metode VAR dibandingkan dengan metode estimasi lain
adalah dapat dilakukan peramalan terhadap kondisi jika terjadi perubahan error.
Analisis impulse response ini digunakan untuk melacak respon dari variabel
endogen atau variabel itu sendiri karena adanya goncangan (shock) atau
periode yang akan datang. Secara mendasar dalam analisis ini akan diketahui
respon positif atau negatif dari suatu variabel ke variabel lainnya. Jika Impulse
87
Universitas Sumatera Utara
variabel suatu kejutan makin lama akan menghilang sehingga kejutan tersebut
2016).
grafik dengan 10 periode. Hasil pengujian ini berupa grafik dimana respon
tersebut akan menunjukkan respon positif atau respon negatif dari variabel yang
digunakan. Hasil Impulse Response Function (IRF) dapat dilihat pada berikut:
2 2
1 1
0 0
-1 -1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber : DataRes
Sekunder
pons(diolah),
e of 2021
D(INV) to D(P OV )
60 Gambar 4. 9 Respon Tingkat Kemiskinan Terhadap Tingkat 60
Kemiskinan
40 Dari gambar 4.9 dapat dilihat respon tingkat kemiskinan itu sendiri terhadap 40
20 20
guncangan tingkat kemiskinan. Guncangan yang terjadi antara tingkat kemiskinan
0 0
terhadap tingkat kemiskinan itu sendiri cenderung positif. Pada periode pertama
-20 -20
sampai periode ketiga memberikan pengaruh positif, namun pada perode ke tiga
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
merespon positif dan periode kedelapan sampai seterusnya respon yang diberikan
1 1
negatif dari tingkat kemiskinan itu sendiri tidak memberikan pengaruh yang
-1 -1
permanen.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
88
2 Universitas Sumatera Utara 2
0 0
R es ponse to C holes ky One S.D . (d.f . adj
2 2
1 1
0 0
-1 -1
9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
terhadap
20 guncangan investasi cenderung memberikan respon yang negatif dan 20
0
mendekati garis keseimbangan. Pada periode pertama dan ke dua respon tingkat 0
-20 -20
kemiskinan terhadap investasi adalah mendekati garis keseimbangan, namun
V) mengalami peningkatan
Res ponsmakae tingkat
of D(GWkemiskinan
RT ) tomengalami
D(INV) penurunan. Ini
4 4
terjadi jika realisasi investasi dilaksanakan di kantong kantong kemiskinan atau
2 2
daerah yang belum ditersentuh sehingga investasi tersebut mampu memperbaiki
0 0
kehidupan masyarakat miskin.
-2 -2
89
9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 Universitas
9 Sumatera Utara
10 1
One S.D . (d.f . adjusted) Innov ations ± 2 S.E.
2 2
1 1
0 0
-1 -1
9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
akan2 menurunkan tingkat kemiskinan. Hal ini terjadi ketika tenaga kerja yang 2
diserap
1 memiliki keterampilan dan memiliki SDM yang tinggi, sehingga tenaga 1
kerja0 tersebut produktif dalam menghasilkan barang dan jasa, mereka akan 0
memproleh
-1 pendapatan dan ini akan melepaskan mereka dari lingkaran -1
9 10 kemiskinan.
1 Sebaliknya
2 3 ketika
4 respon
5 yang
6 diberikan
7 adalah9 positif
8 10 artinya 1
selama periode tertentu ketika tenaga kerja mengalami peningkatan maka tingkat
V) Res pons e of D(GW RT ) to D(LAB)
4 4
kemiskinan juga mengalami peningkatan. Ini mengindikasikan bahwa
penambahan
2 jumlah tenaga kerja tidak dibarengi dengan kualitas SDM para 2
pekerjanya,
0 tenaga kerja tersebut tidak produktif, pendapatan yang diperoleh 0
masih
-2
rendah sehingga meskipun bekerja tetapi tidak mengubah nasip para -2
9 10 1 2 3 4 5 90 6 7 8 9 10 1
Universitas Sumatera Utara
pekerja, mereka masih tetap hidup dalam lingkaran kemiskinan. Mendekati garis
keseimbangan artinya efek positif dari tenaga kerja itu sendiri tidak memberikan
-1
10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sumber : Data Sekunder (diolah), 2021
guncangan pertumbuhan ekonomi pada periode satu sampai ke tiga adalah positif
20
namun pada periode ke empat sampai ke lima respon yang diberikan sudah
0
2
kemiskinan sebaliknya ketika respon yang diberikan positif artinya selama
periode
1 tertentu ketika pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan maka
tidaklah permanen.
10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
91
2 Universitas Sumatera Utara
4.3.7 Hasil Analisis Varian Decomposition (VD)
kemiskinan itu sendiri (100%). Pada periode kedua tingkat kemiskinan sekitar
92,67% varian prediksi bersumber dari variabel tingkat kemiskinan itu sendiri.
Sisanya, bersumber 0,03 % dari investasi, 5% dari tenaga kerja, dan 2,30% dari
kemiskinan, sebesar 90,21% bersumber dari tingkat kemiskinan itu sendiri, dan
sisanya sebesar 0,83% dari investasi, 5,94% bersumber dari tenaga kerja dan
92
Universitas Sumatera Utara
3,02% bersumber dari pertumbuhan ekonomi.
Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa horizon periode kedua sekitar 93,49%
bersumber dari variabel investasi itu sendiri, sisanya sebesar 4,08% bersumber
dari tenaga kerja, 1,22% bersumber dari pertumbuhan ekonomi, dan 1,21% dari
sebesar 74,70% varian prediksi investasi bersumber dari investasi itu sendiri,
sisanya sebesar 11,39% bersumber dari tenaga kerja, 6,56% dari pertumbuhan
93
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Varian Dekomposisi Tenaga Kerja
Persentase varian prediksi suatu variabel yang bersumber dari variabel inovasi
Varian Dekomposisi Tenaga Kerja
Period S.E. D(POV) D(INV) D(LAB) D(GWRT)
Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa pada prediksi 2 periode tenaga kerja,
sekitar 84,47% dari variabel tenaga kerja itu sendiri, sisanya sebesar 6,07% dari
investasi, 0,17% bersumber dari pertumbuhan ekonomi dan 9,29% bersumber dari
84,07% varian prediksi bersumber dari tenaga kerja itu sendiri dan sisanya sebesar
6,47% bersumber dari investasi, 0,24% dari pertumbuhan ekonomi serta 9,22%
94
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11 Varian Dekomposisi Pertumbuhan Ekonomi
Persentase varian prediksi suatu variabel yang bersumber dari variabel inovasi
Varian Dekomposisi Pertumbuhan Ekonomi
Period S.E. D(POV) D(INV) D(LAB) D(GWRT)
pertumbuhan ekonomi itu sendiri, sisanya sebesar 0,65% bersumber dari tenaga
kerja, 4,15% dari investasi dan 51,88% dari tingkat kemiskinan. Selanjutnya pada
dan sisanya sebesar 15,76% bersumber dari tenaga kerja, 5,45% dari investasi dan
95
Universitas Sumatera Utara
4.4 Pembahasan
Koefisien D(INV(-2)) sebesar -0,003 dengan nilai t-statistics lebih kecil dari t-
tabel yaitu -0,548 <1,706, ini artinya Investasi (X1) berpengaruh negatif terhadap
Tingkat Kemiskinan (Y). Hal ini memiliki makna bahwa dengan semakin
Respon negatif ini dikarenakan semakin besar jumlah investasi yang ditanamkan
maka sumber modal untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi dan
akan berkurang. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Sukirno (2000) bahwa
kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan
dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni; (1) investasi merupakan
salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan
96
Universitas Sumatera Utara
(2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Pateda
yang dilakukan oleh Seri Jefry A.W (2016) yang menyatakan bahwa investasi
sebaiknya dilakukan tidak hanya bersifat fisik tetapi non fisik seperti investasi
tinggi bagi tenaga kerja yang produktif. Ini akan meningkatkan kesejahteraan
Hasil perkiraan error variance dari periode satu sampai periode ke sepuluh
tingkat kemiskinan pada periode tertentu sebesar 0.83%. Variabel ini memiliki
Koefisien D(LAB(-1)) sebesar -0,221 dengan nilai t-statistics lebih kecil dari
t-tabel yaitu -1,122<1,706, ini artinya Tenaga Kerja (X2) berpengaruh negatif
terhadap Tingkat Kemiskinan (Y). Hal ini berarti setiap kenaikan tenaga kerja
maka kemiskinan akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian yang di kemukakan oleh Gusti dkk, (2017) yang menyatakan
97
Universitas Sumatera Utara
bahwa tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
kemiskinan. Namun, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus Budi
penduduk miskin. Hasil ini sesuai dengan teori Sukirno (2004) bahwa pendapatan
dapat terwujud, sehingga apabila tidak bekerja maka akan mengurangi pendapatan
dan hal ini akan mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai sehingga
lapangan pekerjaan di Indonesia pada tahun 2019 masih didominasi tiga lapangan
5,94%. Nilai kontribusi tenaga kerja ini merupakan nilai tertinggi diantara
kerja yang sangat luas, dan dapat menjangkau sampai ke pelosok pedesaan. Oleh
karena itu, revitalisasi pertanian rakyat sangat penting dilakukan. Selain itu, untuk
98
Universitas Sumatera Utara
Pertanian (Konstra Tani) untuk mendorong petani menerapkan inovasi teknologi
penggunaan alat mesin pertanian ( alsintan dan red) secara efesien serta
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Tingkat Kemiskinan (Y). Ada
pertumbuhan ekonomi yang terjadi relatif belum tinggi, sehingga efeknya belum
susah untuk diturunkan. Ketiga, masih lemahnya keterkaitan antar sektor satu
sebagian kelompok masyarakat. Hasil ini sesuai dengan teori Simon Kuznet
99
Universitas Sumatera Utara
berkesinambungan. Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan
keseimbangan. Hal ini ditunjukkan oleh standar deviasi dari variabel pertumbuhan
ekonomi yang meningkat pada periode tersebut dan diikuti oleh penurunan
pertumbuhan ekonomi lebih besar dari pada variabel investasi. Hal ini
dibandingkan dengan investasi berupa modal yang lebih memerlukan waktu yang
100
Universitas Sumatera Utara
4.5 Implikasi Kebijakan
Nasional serta jalan perbatasan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat untuk
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan melibatkan pihak swasta, karena pada
101
Universitas Sumatera Utara
memprioritaskan pengembangan industri manufaktur padat pekerja dan
mesin pertanian dan pupuk), (ii)subsidi pupuk yang lebih tepat sasaran,
program irigasi yang lebih terintegrasi antar kementerian, lembaga dan daerah,
provinsi tersebut menduduki posisi nomor dua (35,77%) atau setelah provinsi
pada penduduk miskin. hal ini disebabkan karena adanya ketimpangan. Untuk
102
Universitas Sumatera Utara
bila terjadi guncangan terkait kesehatan, lapangan pekerjaan, sosial dan ekonomi,
oleh seluruh lapisan masyarakat, dan (v)reformasi fiskal dan reformasi sektor
103
Universitas Sumatera Utara
BAB V
terhadap tingkat kemiskinan saat ini. Ini sesuai dengan uji IRF yang
hanya 0,03%.
kemiskinan saat ini. Pengaruh tenaga kerja terhadap tingkat kemiskinan ini
yaitu 5%. Uji IRF juga menunjukkan respon tingkat kemiskinan terhadap
tingkat kemiskinan saat ini. Hasil ini sesuai dengan uji Variance
104
Universitas Sumatera Utara
juga menunjukan bahwa periode awal tingkat kemiskinan berespon positif
5.2 Saran
optimal.
105
Universitas Sumatera Utara
4. Bagi para tenaga kerja agar membekali diri dengan meningkatkan kualitas
kemiskinan di Indonesia.
106
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Yetti. 2017. Pengaruh Investasi PMDN, PMA, dan Penyerapan Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Miskin
Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Barat, Jurnal Ekonomi Bisnis
dan Kewirausahaan, Vol.6 (2), pp 97-119.
Agus B.P dan Sri K. 2019. Pengaruh Investasi, PDRB dan Penyerapan Tenaga
Kerja Terhadap Jumlah Penduduk Miskin. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Airlangga, November, Vol. 29 (2), pp 79-93
Anita. 2020. 100 Negara Termiskin di Dunia Versi World Bank dan IMF. Daftar
Informasi Dunia.
https://www.daftarinformasi.com/negara-termiskin-di-dunia/
Bambang, Junaidi. 2012. Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi. Bogor:
IPB Press.
Barimbing Y.R dan Karmini N.L. 2015. Pengaruh PAD, Tenaga Kerja, dan
Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali. Jurnal
Ekonomi Ekonomi Pembangunan, Mei, Vol.4 (5), pp 434-450
Gusti A.P, Made S.U dan Nyoman M.Y. 2017. Pengaruh Investasi, Pengeluaran
Pemerintah, Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto dan
Tingkat Kemiskinan Pada Wilayah Sarbagita di Provinsi Bali, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 6(1), pp 29-54
Iman, Mustafa. 2020. 100 Negara Termiskin di Dunia. Good News From
Indonesia.
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/08/07/nyatanya-penduduk-
miskin-di-indonesia-jumlahnya-terus-menurun
107
Universitas Sumatera Utara
Jhingan, M.L. 1999. “ Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, edisi Keenam
Belas, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rosadi, Dedi. 2000. Analisis Ekonometrika & Runtuk Waktu Terapan dengan R:
Aplikasi Untuk Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan. Yogyakarta: Andi
Offset.
108
Universitas Sumatera Utara
Subanti S, Hakim A R.2013. Ekonometri. Ungaran: Graha Ilmu.
Sudiharta, Putu Seruni Pratiwi dan Ketut Sutrisna. 2014. “Pengaruh PDRB Per
Kapita, Pendidikan dan Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan
Di Provinsi Bali”. Jurnal Ekonomi. Universitas Udayana. Bali.
Sulistiana I, Hidayati et al. 2017. Model Vector Auto Regression (VAR) and
Vector Error Correction Model (VECM) Approach for Inflasion Relations
Analysis, Gross Regional Domestic Product (GNP), World Tin Price, Bi
Rate and Rupiah Exchange Rate, Integrated Journal of Business and
Economics.
Tanjung, Ahmad. 2019. The Impact of Monetary and Fiscal Policy on Poverty in
Indonesia. Journal of Applied Economic Sciences XIV
Yolanda P, Vecky A.J dan Tri O. Pengaruh Investasi, Pertumbuhan Ekonomi dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan di Gorontalo.
Jurnal Ilmu Ekonomi.
109
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
110
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2: Hasil Uji Stasionesitas Data
1. Level
a. Tingkat Kemiskinan
t-Statistic Prob.*
b. Investasi
t-Statistic Prob.*
111
Universitas Sumatera Utara
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(INV)
Method: Least Squares
Date: 02/12/21 Time: 18:02
Sample (adjusted): 1991 2019
Included observations: 29 after adjustments
c. Tenaga Kerja
t-Statistic Prob.*
112
Universitas Sumatera Utara
d. Pertumbuhan Ekonomi
Null Hypothesis: GWRT has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)
t-Statistic Prob.*
2. First difference
a. Tingkat Kemiskinan
t-Statistic Prob.*
113
Universitas Sumatera Utara
Sample (adjusted): 1993 2019
Included observations: 27 after adjustments
b. Investasi
t-Statistic Prob.*
114
Universitas Sumatera Utara
c. Tenaga Kerja
t-Statistic Prob.*
d. Pertumbuhan Ekonomi
t-Statistic Prob.*
115
Universitas Sumatera Utara
Date: 02/12/21 Time: 18:25
Sample (adjusted): 1996 2019
Included observations: 24 after adjustments
116
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4: Hasil Uji Kointegrasi
117
Universitas Sumatera Utara
1.000000 -0.005679 1.541723 2.271959
(0.01152) (0.45103) (0.29067)
118
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5: Hasil Uji Stabilitas Vector Autoregression (VAR)
1. Grafik
1.0
0.5
0.0
-0.5
-1.0
-1.5
-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5
2.Tabel
Root Modulus
119
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6: Hasil Estimasi Vector Autoregression (VAR)
120
Universitas Sumatera Utara
Determinant resid covariance 17613.24
Log likelihood -285.2268
Akaike information criterion 23.79458
Schwarz criterion 25.52236
Number of coefficients 36
Response of D(POV) to D(POV) Response of D(POV) to D(INV) Response of D(POV) to D(LAB) Response of D(POV) to D(GWRT)
2 2 2 2
1 1 1 1
0 0 0 0
-1 -1 -1 -1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of D(INV) to D(POV) Response of D(INV) to D(INV) Response of D(INV) to D(LAB) Response of D(INV) to D(GWRT)
60 60 60 60
40 40 40 40
20 20 20 20
0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of D(LAB) to D(POV) Response of D(LAB) to D(INV) Response of D(LAB) to D(LAB) Response of D(LAB) to D(GWRT)
2 2 2 2
1 1 1 1
0 0 0 0
-1 -1 -1 -1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Response of D(GWRT) to D(POV) Response of D(GWRT) to D(INV) Response of D(GWRT) to D(LAB) Response of D(GWRT) to D(GWRT)
4 4 4 4
2 2 2 2
0 0 0 0
-2 -2 -2 -2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
121
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8: Hasil Varian Decomposition (VD)
Variance
Decompositi
on of
D(POV):
Period S.E. D(POV) D(INV) D(LAB) D(GWRT)
Variance
Decompositi
on of D(INV):
Period S.E. D(POV) D(INV) D(LAB) D(GWRT)
Variance
Decompositi
on of
D(LAB):
Period S.E. D(POV) D(INV) D(LAB) D(GWRT)
Variance
Decompositi
on of
D(GWRT):
Period S.E. D(POV) D(INV) D(LAB) D(GWRT)
122
Universitas Sumatera Utara
2 4.216923 51.88109 4.151329 0.645828 43.32175
3 4.975055 55.28688 6.053754 5.188058 33.47131
4 5.417105 51.39799 5.493164 14.72854 28.38031
5 5.505825 51.27762 5.384357 15.85401 27.48401
6 5.522468 51.46183 5.450363 15.75870 27.32911
7 5.523623 51.45342 5.459166 15.76646 27.32095
8 5.525886 51.48942 5.454772 15.75654 27.29927
9 5.527530 51.50479 5.452267 15.75972 27.28322
10 5.527644 51.50365 5.452041 15.75986 27.28445
123
Universitas Sumatera Utara