Anda di halaman 1dari 122

STRATEGI PENURUNAN PIUTANG ALIRAN LISTRIK

DALAM RANGKA PENCAPAIAN KINERJA


STUDI KASUS PADA PT PLN (PERSERO)
RAYON MEDAN KOTA

GELADIKARYA

Oleh :

FIRMAN NANDA
NIM : 147007015

MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

1
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
iii

Tanggal Lulus : 30 Januari 2018


Telah diuji pada
Tanggal : 30 Januari 2018

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : 1. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE
Anggota : 2. Dr. Khaira Amalia F., SE,Ak, MBA, MAPPI (Cert)
3. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME
4. Dr. Ir. Nazaruddin, MT
5. Dr. Yenni Absah, M.Si

Universitas Sumatera Utara


RINGKASAN EKSEKUTIF

Permasalahan pada penelitian ini adalah tidak tercapainya target jumlah


piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota. Tidak tercapainya target jumlah
piutang aliran listrik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berasal dari
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk
merumuskan strategi yang efektif diaplikasikan untuk menurunkan jumlah piutang
aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
menggunakan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation – IFE
Matrix), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation – EFE
Matrix), dan Matriks SWOT. Menggunakan analisis ketiga matriks tersebut
dihasilkan rekomendasi strategi yang tepat adalah Strategi Agresif.
Beberapa strategi agresif yang dapat dilakukan sebagai alternatif strategi
adalah membuat pengembangan aplikasi monitoring penagihan piutang yang
berbasis perangkat mobile, sehingga pengawasan pelaksanaan pekerjaan vendor
pemutusan dapat terlaksana oleh pihak PLN, serta petugas pemutusan menjadi
terbantu dalam melaksanakan pekerjaan pemutusan sesuai standar operasional
prosedur. Strategi lain adalah menjalankan kerjasama dengan perbankan untuk
mempermudah pembayaran melalui internet banking / mobile banking. Serta
strategi agresif lainnya adalah secara rutin melakukan sosialisasi kepada
pelanggan dengan memanfaatkan media teknologi informasi, seperti media sosial,
mail list, sms blast, dsb, terkait informasi seperti jatuh tempo pembayaran tagihan
rekening listrik prosedur pemutusan sementara dan pembongkaran rampung,
informasi jadwal pemadaman terencana, informasi perubahan Tarif Dasar Listrik,
serta informasi-informasi terkini PLN lainnya untuk membentuk customer
engagement (kerekatan pelanggan).

iv
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa Geladikarya Saya yang berjudul

“STRATEGI PENURUNAN PIUTANG ALIRAN LISTRIK DALAM

RANGKA PENCAPAIAN KINERJA STUDI KASUS PADA PT PLN

(PERSERO) RAYON MEDAN KOTA”

adalah benar hasil karya Saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan

oleh siapapun juga sebelumnya. Sumber-sumber data yang diperoleh dan

digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.

Medan, Januari 2018

Penulis

Firman Nanda

v
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

Firman Nanda lahir di Pekanbaru, tanggal 19 Juli 1989, anak kedua dari
tiga bersaudara pasangan Bapak Alfi Harun dan Ibu Mulyani. Pendidikan dimulai
di SD Negeri 004 Air Molek lulus tahun 2001. Melanjutkan pendidikan ke SMP
Negeri 1 Pekanbaru lulus tahun 2004. Selanjutnya meneruskan pendidikan ke
SMA Negeri Plus Provinsi Riau lulus tahun 2007. Melanjutkan Strata 1 (S1) di
Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi
Informasi lulus tahun 2011. Pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan ke Strata 2
(S2) Program Studi Magister Manajemen di Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara. Saat ini, Penulis bekerja di PT. PLN (Persero) Rayon Tanjung
Morawa.

vi
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul : “Strategi Penurunan Piutang

Aliran Listrik Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Studi Kasus Pada PT.

PLN (Persero) Rayon Medan Kota“.

Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M. Hum., sebagai Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof Dr. Robert Sibarani, MS, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Program Studi Magister

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Komisi

Pembimbing yang telah memberikan kritik, saran, dan waktu selama proses

pengerjaan Geladikarya.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia F. SE, Ak, MBA, MAPPI (Cert), selaku Anggota

Komisi Pembimbing yang selalu meluangkan waktu buat penulis untuk

berdiskusi.

6. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Sekolah

vii
Universitas Sumatera Utara
viii

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Staf Akademik di Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak/Ibu Pimpinan dan segenap pegawai di PT. PLN (Persero) Area Medan

dan Rayon Medan Kota.

9. Kedua orang tua Penulis, Bapak Alfi Harun dan Ibu Mulyani serta Kakak

Adik Penulis Eka Wakyuni dan Muhammad Al Fajar beserta seluruh keluarga

yang saya sayangi.

10. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Magister Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Angkatan XXXVI.

11. Rekan-rekan kerja Penulis di PT. PLN (Persero) Rayon Tanjung Morawa

khususnya bagian pelayanan pelanggan dan administrasi.

12. Seluruh pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu

penulis dalam penyelesaian Geladikarya ini.

Penulis menyadari bahwa Geladikarya ini masih memiliki banyak

kekurangan. Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

Medan, Januari 2018

Firman Nanda

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

PERSETUJUAN GELADIKARYA ....................................................................... ii


RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................9
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ..........................................................................10
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan ....................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 11
2.1 Umur Piutang / COP ( Average Collection Period )................................11
2.2 Manajemen Strategis ................................................................................13
2.2.1 Lingkungan Internal .................................................................................14
2.2.2 Lingkungan Eksternal ..............................................................................17
2.2.3 Pengertian dan Tingkatan Strategi ...........................................................19
2.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal .............................................................21
2.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ...........................................................23
2.5 Analisis SWOT ........................................................................................25
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................................28
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ............................................................... 31
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 33
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................33
4.2 Jenis Penelitian.........................................................................................33
4.3 Informan Penelitian ..................................................................................33
4.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................34
4.5 Analisis Data ............................................................................................35
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................ 39
5.1 Sejarah Perusahaan ..................................................................................39
5.2 Visi, Misi, Moto dan Tata Nilai PT. PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara.........................................................................................42
5.2.1 Visi ...........................................................................................................42
5.2.2 Misi ..........................................................................................................42
5.2.3 Moto .........................................................................................................42
5.2.4 Tata Nilai Perusahaan ..............................................................................42
5.3 Bidang Usaha ...........................................................................................43
5.4 Struktur Organisasi ..................................................................................44
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 51

ix
Universitas Sumatera Utara
x

6.1 Faktor yang Mempengaruhi Tidak Tercapainya Target Penurunan


Jumlah Piutang Aliran Listrik PLN Rayon Medan Kota .........................51
6.2 Perumusan Alternatif Strategi Penurunan Jumlah Piutang Aliran
Listrik dalam Mencapai Kinerja PLN Rayon Medan Kota .....................52
6.3 Identifikasi Faktor – Faktor Internal ........................................................53
6.3.1 Manajemen ...............................................................................................53
6.3.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM) .................................................... 53
6.3.1.2 Organisasi .................................................................................... 55
6.3.2 Operasional ..............................................................................................56
6.3.3 Sistem Informasi ......................................................................................59
6.4 Identifikasi Kekuatan ...............................................................................61
6.5 Identifikasi Kelemahan ............................................................................64
6.6 Identifikasi Faktor – Faktor Eksternal .....................................................67
6.6.1 Peraturan Pemerintah ...............................................................................67
6.6.2 Kondisi Ekonomi .....................................................................................69
6.6.3 Budaya Masyarakat ..................................................................................71
6.6.4 Teknologi .................................................................................................72
6.7 Identifikasi Peluang .................................................................................73
6.8 Identifikasi Ancaman ...............................................................................76
6.9 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)dan External Factor
Evaluation (EFE) .................................................................................... 78
6.10 Hasil Analisis SWOT...............................................................................84
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 91
7.1 Kesimpulan ..............................................................................................91
7.2 Saran ........................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
Lampiran 1 Form Pengisian Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal ................. I
Lampiran 2 Form Pengisian Nilai Bobot dan Rating ............................................ IV
Lampiran 3 Hasil Bobot dan Rating Faktor – Faktor Internal ................................ X
Lampiran 4 Hasil Bobot dan Rating Faktor – Faktor Eksternal............................ XI

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Pencapaian Target Saldo Piutang Aliran Listrik PLN
Rayon Medan Kota Semester I Tahun 2017 .................................... 18
Gambar 1.2 Grafik Saldo Tunggakan / Piutang Aliran Listrik PLN Rayon
Medan Kota Per Kode Golongan Pelanggan ………………….. .... 19
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif (David, 2011) ............. 14
Gambar 2.2 Tingkatan Strategi dengan Orang yang Paling Bertanggung
Jawab (David, 2011) ........................................................................ 19
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 32
Gambar 4.1 Alternatif Strategi Pada Analisis SWOT ......................................... 36
Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara .. 50
Gambar 6.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota ........... 56
Gambar 6.2 Proses Bisnis Kegiatan Layanan Listrik .......................................... 58
Gambar 6.3 Grafik Tren Pelunasan Tagihan Rekening Listrik Pelanggan
Golongan Umum PLN Rayon Medan Kota ..................................... 72
Gambar 6.4 Titik Koordinat Strategi Penurunan Piutang Aliran Listrik PLN
Rayon Medan Kota .......................................................................... 85

xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Pelanggan PLN Area Medan Per Juni 2017 ... 3
Tabel 1.2 Kontrak Manajemen Area Medan Semester I Tahun 2017 ................ 3
Tabel 1.3 Peringkat Pencapaian Kinerja Umur Piutang Unit Rayon PLN
Area Medan Semester I Tahun 2017 .................................................. 4
Tabel 1.4 Perbandingan Pendapatan PLN Medan Kota terhadap Piutang
Aliran Listrik / Tunggakan ................................................................. 7
Tabel 1.5 Informasi Harga Biaya Penyambungan.............................................. 7
Tabel 2.1 Matriks SWOT ................................................................................... 27
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu......................................................... 30
Tabel 6.1 Komposisi Pendidikan Pegawai di PLN Rayon Medan Kota ............ 54
Tabel 6.2 Pertumbuhan PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan
2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 – 2016 (Juta Rupiah) .. 70
Tabel 6.3 Matriks IFE Penurunan Jumlah Piutang Aliran Listrik PLN Rayon
Medan Kota ........................................................................................ 79
Tabel 6.4 Matrik EFE Penurunan Jumlah Piutang Aliran Listrik PLN Rayon
Medan Kota ........................................................................................ 82
Tabel 6.5 Skor Masing – Masing Faktor ............................................................ 84
Tabel 6.6 Matriks SWOT Strategi Penurunan Piutang Aliran Listrik PLN
Rayon Medan Kota............................................................................. 87

xii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Form Pengisian Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal ................. I


Lampiran 2 Form Pengisian Nilai Bobot dan Rating ............................................ IV
Lampiran 3 Hasil Bobot dan Rating Faktor – Faktor Internal ................................ X
Lampiran 4 Hasil Bobot dan Rating Faktor – Faktor Eksternal.............................. X

xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat

penting bagi kehidupan masyarakat. Berbagai aktivitas kehidupan sangat

bergantung pada ketersediaan energi listrik. Sebagai salah satu sumber energi

kehidupan, listrik perlu dikelola dengan baik untuk tetap dapat memberikan

manfaat dan kegunaannya.

Pengelolaan tenaga listrik di Indonesia diatur dalam Undang-undang

Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Dalam undang-undang tersebut

dinyatakan bahwa penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang

penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah yang

berlandaskan prinsip otonomi daerah. Undang-undang juga menyebutkan

pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik dilakukan oleh badan usaha milik

negara dan badan usaha milik daerah.

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), yang secara umum dikenal

dengan nama PLN, merupakan BUMN yang diberi amanah oleh Pemerintah

sebagai operator penyedia energi listrik di Indonesia. PLN memiliki tugas dan

tanggung jawab untuk menyediakan pasokan energi listrik yang dibutuhkan

semua kalangan industri dan perusahaan skala kecil, menengah dan besar, serta

masyarakat umum. PLN memiliki tugas dan tanggung jawab mulai dari

pembuatan atau pembangunan pembangkitan energi listrik, pengoperasian, dan

1
Universitas Sumatera Utara
2

pendistribusian melalui saluran dari pembangkit sampai ke konsumen. Hal ini

turut disertai dengan tantangan internal maupun tantangan eksternal.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, disingkat PLN WSU, adalah

salah satu unit pelaksana usaha pendistribusian tenaga listrik untuk kepentingan

umum di Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan ketetapan PT PLN (Persero)

Kantor Pusat yaitu SK DIR No.331.K/DIR/2012 tanggal 4 Juli 2012 tentang

Organisasi PT PLN (Persero) WSU, dalam rangka mendukung UU No.39 Tahun

2009 tentang Ketenagalistrikan. PLN WSU saat ini memiliki sembilan unit

pelaksana yaitu Area Medan, Area Binjai, Area Lubuk Pakam, Area Pematang

Siantar, Area Rantauprapat, Area Sibolga, Area Padangsidimpuan, Area Nias, dan

Area Pengatur Beban, dengan wilayah kerja meliputi Provinsi Sumatera Utara.

PT. PLN (Persero) Area Medan memimpin sembilan unit rayon, yaitu

Rayon Medan Kota, Rayon Medan Baru, Rayon Medan Selatan, Rayon Medan

Timur, Rayon Belawan, Rayon Helvetia, Rayon Sunggal, Rayon Labuhan dan

Rayon Medan Johor. PLN Rayon Medan Kota merupakan salah satu unit rayon

terbesar dari segi jumlah pelanggannya. Pelanggan PLN Rayon Medan Kota

mencapai jumlah 88.672 pelanggan dari total sebesar 638.572 pelanggan per

bulan Juli 2016, atau mengambil bagian 14% dari total pelanggan PLN Area

Medan.Secara mendetil dapat dilihat melalui Tabel 1.1.

Kinerja seluruh unit PLN diukur melalui beberapa indikator kinerja.

Salah satu di antaranya ialah indikator kinerja COP (Collection Of Period) atau

umur piutang. Unit PLN yang memiliki kinerja baik adalah unit yang memiliki

nilai COP rendah. Salah satu hal yang diukur pada COP tersebut adalah nilai

piutang aliran listrik. Semakin tinggi nilai piutang aliran listrik maka akan

Universitas Sumatera Utara


3

menyebabkan semakin meningkatnya nilai COP dan berakibat semakin

menurunnya kinerja unit.

Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah Pelanggan PLN Area Medan Per Juni 2017

Jumlah Pelanggan
Juni 2017 Persentase
TARIF
Rayon Medan Kota Area Medan (%)
(pelanggan) (pelanggan)
Sosial (S) 1.212 6.669 18
Rumah Tangga (R) 71.956 601.350 12
Bisnis (B) 14.463 46.001 31
Industri (I) 449 1.540 29
Pemerintah (P) 1.779 7.652 23
Multiguna (L) 1 10 10
JUMLAH 89.860 663.223 14
Sumber : TUL 309 – AP2T

Indikator-indikator kinerja PLN Rayon Medan Kota Semester I Tahun

2017 tercantum dalam suatu kontrak manajemen seperti pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Kontrak Manajemen Area Medan Semester I Tahun 2017

Sumber : Kontrak Manajemen PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

Pada baris nomor 2.a, PLN Rayon Medan Kota ditargetkan untuk dapat

mencapai target umur piutang sebesar 29,71 hari dengan polaritas menurun

(semakin rendah nilai pencapaian terhadap, maka kinerja semakin baik), akan

tetapi umur piutang yang dapat dicapai di akhir Semester I Tahun 2017 hanya

dapat mencapai jumlah sebesar 31,60 hari. Hal ini menunjukkan bahwa PLN

Rayon Medan Kota belum dapat mencapai target yang telah disepakati melalui

Universitas Sumatera Utara


4

kontrak manajemen dan masih berada pada status 'hati-hati' untuk target umur

piutang.

Unsur umur piutang yang menjadi penilaian dalam kontrak manajemen

tersebut antara lain PAL (Piutang Aliran Listrik), TS (Tagihan Susulan) dan PRR

(Piutang Ragu-Ragu). Piutang aliran listrik (PAL) atau tagihan pemakaian listrik

yang masih belum dibayarkan oleh pelanggan menjadi perhatian khusus bagi

manajemen. Piutang tersebut semestinya dapat dikurangi seminimal mungkin

dikarenakan diantara PLN dan pelanggan telah terjadi kesepakatan bersama dalam

surat pernjanjian jual beli tenaga listrik (SPJBTL) yang menyatakan pelanggan

wajib membayar tagihan listrik secara rutin sebelum tanggal 20 tiap bulannya.

Tabel 1.3 Peringkat Pencapaian Kinerja Umur Piutang Unit Rayon PLN Area
Medan Semester I Tahun 2017
Target Realisasi Pencapaian
Unit Keterangan Peringkat
(Hari) (Hari) (Persen)
Johor 29,30 29,29 100,03% Tercapai 1
29,93 29,93 99,98% Tidak
Labuhan 2
Tercapai
29,47 30,08 97,94% Tidak
Sunggal 3
Tercapai
30,82 31,45 97,93% Tidak
Medan Selatan 4
Tercapai
29,54 30,47 96,85% Tidak
Medan Baru 5
Tercapai
31,68 32,82 96,39% Tidak
Belawan 6
Tercapai
30,40 31,53 96.z29% Tidak
Medan Timur 7
Tercapai
34,53 36,41 94.56% Tidak
Helvetia 8
Tercapai
29,71 31,60 93.64% Tidak
Medan Kota 9
Tercapai
96.64% Tidak
Area Medan 30,32 31,34
Tercapai

Melalui Tabel 1.3, pencapaian kinerja umur piutang PLN Rayon Medan

Kota berada pada peringkat terakhir dibandingkan dengan unit rayon lainnya yang

Universitas Sumatera Utara


5

sama-sama berada dibawah unit induk PLN Area Medan. Dalam mencapai kinerja

tersebut tentunya PLN Rayon Medan Kota ditargetkan oleh PLN Area Medan,

selaku unit induknya, untuk dapat menurunkan piutang aliran listrik pada nilai

tertentu. Target dan pencapaian ini dapat dilihat melalui grafik Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Grafik Pencapaian Target Saldo Piutang Aliran Listrik PLN Rayon
Medan Kota Semester I Tahun 2017
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa PLN Rayon Medan Kota dari periode

ke periode tidak dapat mencapai target yang telah ditetapkan, dengan tren yang

semakin menanjak di akhir periode. Semakin rendah nilai saldo piutang aliran

listrik menunjukkan semakin baik kinerja unit tersebut.Pada akhir semester

pertama tahun 2017, PLN Rayon Medan Kota hanya dapat mencapai 38,57 persen

dari nilai yang ditargetkan dan masih menyisakan selisih piutang yang belum

tertagih sebesar lebih kurang 3,61 milyar rupiah.Hal tersebut memberikan dampak

tidak tercapainya kinerja umur piutang PLN Rayon Medan Kota, serta berada

pada peringkat paling bawah dibandingkan unit rayon lainnya.

Universitas Sumatera Utara


6

Gambar 1.2 menunjukkan bahwa golongan pelanggan yang memiliki

bagian besar terhadap besarnya jumlah tunggakan atau piutang aliran listrik PLN

Rayon Medan Kota adalah berasal dari pelanggan dengan kode golongan 0 (nol)

atau pelanggan umum. Serta memiliki tren memiliki tren yang semakin menanjak

atau dengan kata lain jumlah saldo piutang kode golongan tersebut semakin

bertambah. Hampir sebagian besar pelanggan kode golongan umum di PLN

Rayon Medan Kota adalah pelanggan golongan tarif rumah tangga.

Gambar 1.2 Grafik Saldo Tunggakan / Piutang Aliran Listrik PLN Rayon Medan
Kota Per Kode Golongan Pelanggan

Universitas Sumatera Utara


7

Piutang Aliran Listrik atau tagihan rekening yang belum dibayarkan oleh

pelanggan sangat berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Sebagai badan

usaha milik negara, tentunya hal ini kemudian juga berdampak kepada pendapatan

negara, yang berujung kepada kesejahteraan masyarakat. Seharusnya pendapatan

tersebut dapat lebih meningkat, namun pada kenyataannya tidak didapatkan atau

tertunggak di pelanggan, sepertinya pada Tabel 1.4.

Tabel 1. 4 Perbandingan Pendapatan PLN Medan Kota terhadap Piutang Aliran


Listrik / Tunggakan

TARIF
PENDAPATAN
PENDAPATAN %
THN GOL R1 R2 PAL SEMESTINYA
REAL PAL
(450 - 2200 (3500 - 5500 (NIHIL PAL)
VA) VA)
2013 UMUM Rp 20,398 M Rp1,281 M Rp 21,679 M Rp 675,885 M 3.21% Rp 697,564 M
2014 UMUM Rp 22,152 M Rp 0,998 M Rp 23,151 M Rp 778,954 M 2.97% Rp 802,105 M
2015 UMUM Rp 22,211 M Rp1,238 M Rp 23,450 M Rp 881,034 M 2.66% Rp 904,484 M
2016 UMUM Rp 16,533 M Rp 0,655 M Rp 17,189 M Rp 835,151 M 2.06% Rp 852,340 M

Sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara PLN dan pelanggannya

dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), pelanggan yang tidak

mentaati pembayaran rutin sebelum tanggal 20 di bulan tagihan pemakaian tenaga

listrik akan dikenakan denda dan dikenakan pemutusan sementara aliran listrik.

Untuk dapat menyalakan kembali aliran listrik tersebut, pelanggan wajib terlebih

dahulu melunasi tunggakan tagihan listrik beserta denda yang telah dikenakan.

Apabila selama 60 hari setelah dilakukan pemutusan sementara tidak terjadi

pelunasan, maka PLN memiliki hak untuk membongkar rampung alat meter

beserta saluran listrik yang merupakan aset perusahaan. Pelanggan yang telah

dikenakan pembongkaran rampung tersebut bila hendak mendapatkan kembali

aliran listrik ke dalam rumahnya maka diwajibkan membayar biaya pemasangan

Universitas Sumatera Utara


8

baru beserta tunggakan tagihan listrik dan dendanya. Biaya pemasangan baru

aliran listrik secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Informasi Harga Biaya Penyambungan

No. Kelompok Sambungan Besaran dalam


(Rp)
1. Sambungan 1 fasa atau 3 fasa dengan pembatasan
daya dan pengukuran tegangan rendah
a. Daya tersambung sampai dengan 450 VA 421.000,00
b. Daya tersambung 900 VA 843.000,00
c. Daya tersambung 1.300 VA 1.218.000,00
d. Daya tersambung 2.200 VA 2.062.000,00
e. Tambah daya menjadi sampai dengan 2.200 VA 937,00/VA
f. Daya tersambung atau tambah daya di atas 2.200 969,00/VA
VA s.d. 100 kVA
g. Daya tersambung atau tambah daya rumah tangga 969,00/VA
golongan R-3
h. Daya tersambung atau tambah daya rumah atas 775,00/VA
100 kVA s.d. 200 kVA
2. Sambungan 3 fasa atau tambah daya dengan 631,00/VA
pembatasan daya dan pengukuran Tegangan
Menengah
3. Sambungan 3 fasa atau tambah daya dengan 535,00/VA
pembatasan daya dan pengukuran Tegangan Tinggi
4. Sambungan 1 fasa dengan pembatasan daya dan
pengukuran tegangan rendah di bangunan
pelanggan
a. Khusus tarif S-1/TR s.d. 220 VA 60.000,00/samb
ungan
b. Untuk penambahan daya dari golongan tarif S- Bebas biaya
1/TR (tanpa meter) menjadi 450 VA penyambungan
Sumber : Permen ESDM No 27 Tahun 2017 – Lampiran 1

Pelanggan PLN selayaknya memahami dan menghindari konsekuensi-

konsekuensi yang telah disepakati tersebut, dengan secara rutin membayar tagihan

listrik sebelum tanggal 20 setiap bulannya. Hal ini semestinya juga memberikan

kemudahan bagi PLN Rayon Medan Kota dalam mengurangi jumlah piutang

aliran listrik di unit kerjanya. Akan tetapi target jumlah piutang aliran listrik PLN

Rayon Medan Kota tetap saja tidak tercapai, serta berada pada peringkat paling

bawah dibandingkan unit rayon lainnya.

Universitas Sumatera Utara


9

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dikemukakan maka

penelitian ini diberikan judul “Strategi Penurunan Piutang Aliran Listrik

Dalam Rangka Pencapaian Kinerja Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero)

Rayon Medan Kota”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dari uraian di atas, maka pokok

permasalahan yang akan diteliti dan dicari penyelesaiannya melalui penelitian

Geladi Karya ini adalah tidak tercapainya target jumlah piutang aliran listrik PLN

Rayon Medan Kota.

Sehubungan dengan itu maka perlu diteliti:

1. Apa saja yang mempengaruhi tidak tercapainya target penurunan jumlah

piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota, dan

2. Strategi apa sajakah yang diperlukan untuk dapat menurunkan jumlah

piutang aliran listrik dalam mencapai kinerja PLN Rayon Medan Kota.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini dilakukan dengan tujuan

menemukan strategi yang efektif diaplikasikan untuk menurunkan jumlah piutang

aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran dari penelitian ini adalah:

1. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak tercapainya target

penurunan jumlah piutang aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota.

2. Merumuskan alternatif strategi yang tepat agar penurunan jumlah piutang

aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota dapat mencapai target.

Universitas Sumatera Utara


10

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan strategi

penurunan jumlah piutang aliran listrik guna tercapainya kinerja umur

piutang.

2. Bagi Program Studi Magister Manajemen, sebagai penambah khasanah

penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta aplikasi dari

manajemen strategi.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan

yang diperoleh selama masa perkuliahan.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini, ruang lingkup analisis yang akan dilakukan meliputi:

1. Data yang digunakan pada penelitian ini dimulai dari bulan Januari hingga

Juni tahun 2017.

2. Penelitian ini merumuskan strategi unit bisnis pada PLN Rayon Medan

Kota.

3. Penelitian dilakukan di PLN Rayon Medan Kota dengan pelanggan

golongan tarif rumah tangga, rentang daya 450 s.d. 3.500 VA.

4. Ruang Lingkup penelitian terdiri dari:

a. Faktor internal yang mempengaruhi piutang aliran listrik yang

berasal dari PLN Rayon Medan Kota.

b. Faktor eksternal yang mempengaruhi piutang aliran listrik berasal

dari luar PLN Rayon Medan Kota.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Umur Piutang / COP ( Average Collection Period )

Average Collection Period merupakan salah satu bagian dari Activity

Ratio dalam jenis rasio laporan keuangan atau analisis keuangan (R. Agus

Sartono, 1998). Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas

perusahaan dalam menggunakan sumber daya-sumber dayanya. Average

collection period (Perputaran piutang harian) adalah untuk mengukur periode

rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang (dalam satuan hari). Rasio

ini di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan

jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu. Piutang dapat di katakan

likuid apabila dikumpulkan relatif lebih singkat waktunya. Angka rasio yang

semakin kecil menunjukan hasil kinerja perusahaan yang semakin baik (memiliki

polaritas negatif).

Umur Piutang (COP) merupakan salah satu unsur indeks kunci kinerja

atau Key Performance Index (KPI) perusahaan PT. PLN (Persero). Surat Edaran

Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 0003.E/DIR/2016 tanggal 8 Agustus 2016,

tentang Petunjuk Pelakasanaan Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi Direktorat,

Unit dan Anak Perusahaan, mendeskripsikan Umur Piutang (COP) sebagai lama

waktu rata-rata antara penagihan dan pelunasan piutang listrik dalam satuan hari.

Penilaian kinerja ini memiliki polaritas negatif, yaitu angka yang semakin rendah

menunjukkan hasil kinerja yang semakin meningkat. Formula perhitungan Umur

Piurtang (COP) adalah sebagai berikut:

11
Universitas Sumatera Utara
12

COP = Rata-rata (PAL + TS + PRR) x hari periode


Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik

Keterangan:

1. PAL (Piutang Aliran Listrik) adalah tagihan listrik yang belum dilunasi

oleh pelanggan s.d akhir bulan yang bersangkutan. (Mengacu pada laporan

Piutang Pelanggan IV-04 unsur PAL).

2. TS (Tagihan Susulan) adalah tagihan kepada pelanggan sebagai akibat

adanya pelanggaran oleh pelanggan yang ditemukan pada waktu dilakukan

P2TL. (Mengacu pada Laporan Piutang Pelanggan IV-04 unsur TS).

3. PRR (Piutang Ragu-Ragu) adalah tagihan kepada pelanggan atas

pemakaian daya dan energi listrik yang karena sesuatu hal diluar

kewenangan dan kemampuan PT. PLN (Persero), tagihan tersebut sukar

ditagih dan diragukan pembayarannya. (Mengacu pada laporan Piutang

Pelanggan Ragu-ragu IV-06 Unsur PAL+ IV-06 TS).

4. Pendapatan Penjualan Tenaga Listrik adalah laporan yang berisi seluruh

penjualan tenaga listrik per jenis tarif dari seluruh pelanggan yang dibuat

setiap akhir bulan. (Mengacu pada laporan Pendapatan Penjualan Tenaga

Listrik III-09)

5. Perhitungan Rata-rata Piutang merupakan rata-rata nilai saldo akhir

piutang periode berjalan dengan saldo akhir piutang tahun sebelumnya.

6. Perhitungan hari periode adalah sesuai bulan berjalan.

Piutang Aliran Listrik (PAL) atau piutang tagihan pemakaian aliran

listrik merupakan penyumbang angka terbesar dari formula perhitungan kinerja

Universitas Sumatera Utara


13

COP pada saat ini. Semakin besar nilai PAL maka semakin besar pula nilai COP,

yang menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin memburuk.

2.2 Manajemen Strategis

Menurut David (2011), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan

jangka panjang hendak dicapai. Hamel dan Prahalad dalam Umar (2004),

mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin

puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan

suatu cara atauupaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi

merupakan tindakan yang bersifat selalu meningkatdan terus-menerus, serta

dilakukan berdasarkan sudut pandang terhadap apa yang diharapkan oleh para

pelanggan di masa depan. Manajemen strategis dapat didefenisikan sebagai seni

dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi

keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi

mencapai tujuannya (David, 2011).

David (2011) menerangkan perumusan strategi mencakup kegiatan

pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu

organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan

jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi

tertentu untuk mencapai tujuan. Teknik-teknik perumusan strategi tersebut dapat

diintegrasikan ke dalam tiga tahap kerangka pembuatan keputusan, yaitu Input

Stage (tahap masukan), Matching Stage (tahap pencocokan), dan Decision Stage

(tahap keputusan).

David (2011) menyatakan proses manajemen strategis dapat dengan

cukup mudah dipelajari dan diaplikasikan dengan menggunakan sebuah model.

Universitas Sumatera Utara


14

Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi ia mempresentasikan sebuah

pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan, menerapkan, dan menilai

strategi. Model Manajemen Strategis Komprehensif dinyatakan oleh David (2011)

terdiri atas tiga unsur utama yaitu unsur perumusan strategi, penerapan strategi

dan penilaian strategi.

Menjalankan
Audit Eksternal

Menciptakan, Mengimplementa Mengimplementasikan


Mengembangkan Menetapkan Mengukur dan
Mengevaluasi, sikan Strategi – Strategi – Pemasaran,
Pernyataan Visi Tujuan-tujuan Mengevaluasi
dan Memilih Isu-Isu Keuangan, Akuntansi,
dan Misi Jangka Panjang Kinerja
Strategi Manajemen Litbang, dan Isu MIS

Menjalankan
Audit Internal

Perumusan Penerapan Penilaian


Strategi Strategi Strategi

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif (David, 2011)


2.2.1 Lingkungan Internal
Dalam kontrol manajemen perusahaan, lingkungan internal merupakan

lingkungan yang terdiri atas variabel kekuatan dan kelemahan. Menurut Kotler

(2012), proses identifikasi faktor internal suatu perusahaan, yaitu faktor kekuatan

dan kelemahan, dapat memberikan gambaran kondisi perrusahaan serta membantu

menemukan peluang atraktif dan menjadi mampu mengambil keuntungan dari

peluang tersebut. Perusahaan menghindari ancaman yang berasal dari faktor

ekstemal dengan mendayagunakan kekuatan yang dimilikinya dari faktor internal.

Sedangkan kelemahan dari faktor internal dapat diminimalkan dengan melihat

peluang dari faktor eksternalnya.

Universitas Sumatera Utara


15

Menurut David (2011), analisis lingkungan internal berfokus pada upaya

identifikasi dan evaluasi kekuatan serta kelemahan suatu perusahaan dalam area

fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi

manajemen. Analisis lingkungan internal berdasarkan area fungsional bisnis

dibagi menjadi enam fungsi yaitu manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,

produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi

manajemen.

1. Manajemen

Fungsi manajemen (function of management) terdiri atas lima aktivitas

pokok: perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf,

dan pengontrolan (David, 2011). Kekuatan dan kelemahan perusahaan

dapat bersumber dari kelima aktivitas pokok tersebut.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian,

pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran (functions of

marketing) pokok: analisis konsumen, penjualan produk/jasa, perencanaan

produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis

peluang (David, 2011).

3. Keuangan/Akuntansi

Kondisi keuangan suatu perusahaan sangat vital untuk keberlangsungan

perusahaan dan sering kali dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik posisi

kompetitif perusahaan dan daya tarik bagi investor (David, 2011). Menurut

Universitas Sumatera Utara


16

James Van Home dalam David (2011), fungsi keuangan/akuntansi

(functions of finance/accounting) terdiri atas tiga keputusan: keputusan

investasi, keputusan pembiayaan, dan keputusan dividen.

4. Produksi/Operasi

Fungsi produksi/operasi (production/operations function) suatu bisnis

mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa.

Aktivitas produksi/operasi seringkali mempresentasikan bagian terbesar

dari asset manusia dan modal suatu organisasi (David, 2011). Roger

Schroeder dalam David (2011) menyatakan bahwa manajemen

produksi/operasi terdiri atas lima fungsi atau area keputusan: proses,

kapasitas, persediaan, angkatan kerja, dan kualitas.

5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan (litbang) diarahkan untuk mengembangkan

produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya, untuk meningkatkan

kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi sehingga dapat

menekan biaya (David, 2011).

6. Sistem Informasi

Menurut David (2011), tujuan sistem informasi manajemen adalah

meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas

keputusan manajerial. Dengan demikian, sistem informasi manajemen

yang efektif mengumpulkan, mengodekan, menyimpan, menyintesis, dan

menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga mampu menjawab

berbagai pertanyaan operasi dan strategi. Inti sistem informasi adalah basis

data yang berisi beragam dokumen dan data yang penting bagi manajer.

Universitas Sumatera Utara


17

2.2.2 Lingkungan Eksternal

Menurut David (2011), audit eksternal berfokus pada upaya identifikasi

dan evaluasi tren dan kejadian yang berada di luar kendali suatu perusahaan.

Audit eksternal mengungkap peluang-peluang dan ancaman-ancaman besar yang

dihadapi suatu organisasi sehingga manajer dapat merumuskan strategi guna

mengambil keuntungan dari berbagai peluang tersebut dan menghindarkan atau

meminimalkan dampak dari ancaman yang muncul. Lingkungan eksternal

menurut Pearce dan Robinson (2009) adalah faktor-faktor di luar kontrol

perusahaan yang mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap arah dan tindakan,

struktur organisasi, serta proses internal.

Analisis lingkungan eksternal (external audit) bertujuan untuk

mengembangkan sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan

sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Menurut David

(2011) lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi lima kategori luas, yaitu

kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, budaya dan demografis, kekuatan politik,

pemerintahan, dan hukum, kekuatan teknologi, dan kekuatan kompetitif.

1. Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat

perusahaan beroperasi (Pearce dan Robinson, 2009). Keadaan ekonomi di

suatu daerah atau negara tempat perusahaan berada dapat mempengaruhi

kondisi perusahaan. Keadaan ekonomi berada di luar kontrol perusahaan,

namun dapat memberikan ancaman maupun peluang bagi perkembangan

perusahaan. Variabel ekonomi tersebut di antaranya adalah pertumbuhan

ekonomi nasional dan lokal, struktur ekonomi, nilai tukar mata uang,

Universitas Sumatera Utara


18

tingkat suku bunga, inflasi, neraca pembayaran, pendapatan per kapita, dan

lain-lain (Sinulingga, 2014).

2. Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak

yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Tren-

tren sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang

hidup, bekerja, memproduksi, dan mengkonsumsi. Tren-tren baru itu

menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan, konsekuensinya,

menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula

(David, 2011).

3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum

Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi,

deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi.

Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum, karenanya, dapat

mempresentasikan peluang atau ancaman baik bagi organisasi kecil

maupun besar (David, 2011).

4. Teknologi

Perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner memiliki dampak

yang dramatis terhadap organisasi (David, 2011). Kemajuan teknologi

tidak hanya mencakup penemuan-penemuan produk baru, tetapi juga

mencakup cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam

mengerjakan suatu pekerjaan. Menurut David (2011), kemajuan teknologi

bisa secara dramatis memengaruhi produk produk, jasa, pasar, pemasok,

Universitas Sumatera Utara


19

distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran, dan

posisi kompetitif organisasi.

5. Kompetitif

Salah satu bagian penting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi

perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas,

peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka. Mengumpulkan dan

mengevaluasi informasi tentang pesaing penting bagi perumusan strategi

yang berhasil (David, 2011).

2.2.3 Pengertian dan Tingkatan Strategi


Strategi yang disusun dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan,

tergantung pada jenis perusahaan atau organisasi yang melakukannya. Menurut

David (2011), di perusahaan-perusahaan besar, biasanya terdapat empat tingkatan

strategi: perusahaan, divisional, fungsional, dan operasional. Tingkatan strategi

tersebut seperti diilustrasikan pada Gambar 2.2.

Tingkat Perusahaan
- Direktur Eksekutif
(CEO)

Tingkat Divisi - Presiden


Divisi atau Wakil Presiden
Eksekutif

Tingkat Fungsional - Manajer Keuangan,


Manajer Pemasaran, Manajer Litbang,
Manajer Produksi, Manajer Sistem
Informasi, dan Manajer Sumber Daya
Manusia

Tingkat Operasional - Manajer Pabrik, Manajer


Penjualan, Manajer Produksi dan Departemen

Gambar 2.2 Tingkatan Strategi dengan Orang yang Paling Bertanggung Jawab
(David, 2011)

Universitas Sumatera Utara


20

1. Strategi Korporat

Strategi tingkat korporat merupakan strategi yang dirumuskan untuk

mencapai tujuan korporat atau bisnis secara keseluruhan mencakup

bagaimana mengintegrasikan dan mengelola semua bisnis (New busines,

New Devisions, New Subdiareis, Merger, Acquisition). Korporat

bertanggung jawab membangun “value” dalam bisnisnya, serta

bertanggung jawab pada portofolio bisnis, memastikan bahwa bisnis akan

beroperasi dalam jangka panjang, dan memastikan setiap bisnis yang

dimilikinya kompatibel satu sama lain. Strategi korporat merupakan

rencana keseluruhan dari perusahaan diversifikasi. Strategi ini menjadi

pedoman strategi bagi seluruh unit bisnis yang dimiliki perusahaan

diversifikasi.

2. Strategi Bisnis

Strategi tingkat bisnis atau sering disebut strategi unit bisnis ini bisa

berupa strategi di level anak perusahaan, divisi, atau lini produk yang

memiliki otonomi pengelolaan bisnisnya sendiri. Isu dalam strategi bisnis

adalah bagaimana mengkoordinasikan fungsi-fungsi bisnis/manajemen

untuk mencapai keunggulan kompetitif. Di level bisnis strategi yang

diformulasikan akan berkaitan dengan posisi bisnis terhadap pesaing,

bagaimana mengakomodasi perubahan tren pasar dan teknologi, dan

upaya-upaya mempengaruhi persaingan melalui tindakan-tindakan

strategis seperti integrasi vertikal, atau tindakan politis seperti proses lobi.

Universitas Sumatera Utara


21

3. Strategi Fungsional

Strategi tingkat fungsional merupakan strategi yang diformulasikan dan

diimplementasikan di level fungsi manajemen dari tiap bisnis, seperti

fungsi SDM, keuangan, operasional, dan pemasaran. Level ini menjadi

pusat informasi manajemen strategi di level lebih atas yaitu bisnis dan

korporat. Setiap unit fungsional diharuskan mengembangkan strategi

bisnis agar dapat memberikan kontribusi pada kesuksesan strategi bisnis

secara keseluruhan.

4. Strategi Operasional

Strategi tingkat operasional merupakan strategi yang diformulasikan dan

diimplementasikan di unit-unit operasional seperti penjualan, distribusi,

penyimpanan, promosi, persediaan, penggajian dan lain-lain. Keberhasilan

pimpinan pada jajaran ini akan menentukan kelancaran proses dan

kesuksesan organisasi secara keseluruhan.

2.3 Matriks Evaluasi Faktor Internal

Tahap ekstrasi dalam menjalankan audit manajemen strategi adalah

penyusunan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE

Matrix). Alat formulasi strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga memberikan

landasan untuk mengidentifikasikan serta mengevaluasi hubungan di antara area

tersebut. Penilaian intuitif digunakan dalam pengembangan Matriks IFE, sehingga

tampilan ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa teknik ini benar-

benar tanpa celah. Penilaian intuitif adalah penilaian yang cenderung subjektif,

pada penelitian ini penilaian intuitif didasarkan fakta empiris dan pengalaman

Universitas Sumatera Utara


22

setiap responden. Pemahaman yang menyeluruh mengenai faktor-faktor yang

tercakup di dalamnya lebih penting daripada angka-angka yang ada. Berbagai

faktor-faktor internal yang memiliki daya tarik disusun dalam kelompok IFAS.

IFAS adalah Internal Factors Analysis Summary, yaitu kesimpulan analisis dari

berbagai faktor internal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan yang

terdiri dari informasi sumber daya manusia, pemasaran, organisasi, operasional,

keuangan dan sistem informasi (David, 2011). Matriks Evaluasi Faktor Internal

dapat dikembangkan dalam lima langkah:

1. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan

dalam proses audit eksternal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal,

termasuk kekuatan maupun kelemahan organisasi. Daftar terlebih dulu

kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat secara spesifik dengan

menggunakan persentase, rasio, dan angka-angka perbandingan.

2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak

penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot yang diberikan pada suatu

faktor tertentu menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi

keberhasilan industri perusahaan. Terlepas dari apakah faktor utama itu

adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor yang dianggap

memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus

diberi bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

3. Berilah peringkat antar 1 sampai 4 pada setiap faktor untuk

mengindikasikan apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1),

lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat =

4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan

Universitas Sumatera Utara


23

kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat

berbasis perusahaan, sementara bobot di langkah 2 berbasis industri.

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

bobot bagi masing-masing variabel.

5. Jumlahkan skor bobot masing-masing variabel untuk memperoleh skor

bobot total organisasi.

Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan ke dalam Matriks

IFE, skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik

tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan

organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara signifikan

berada di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat (David, 2011).

2.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation-EFE

Matrix) memungkinkan untuk merangkum dan mengevaluasi faktor-faktor

eksternal yang memiliki daya tarik dalam kelompok EFAS. EFAS adalah External

Factors Analysis Summary, yaitu kesimpulan analisis dari berbagai faktor

eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan perusahaan (David, 2011).

Matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan untuk merangkum dan

mengevaluasi informasi, kebijakan pemerintah, dan pesaing. Matriks EFE dapat

dikembangkan dalam lima langkah:

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan

dalam proses audit eksternal. Masukkan 10 sampai 20 faktor, termasuk

peluang dan ancaman, yang memengaruhi perusahaan dan industrinya.

Universitas Sumatera Utara


24

Daftar terlebih dulu peluangnya, kemudian ancamannya. Buat secara

spesifik dengan menggunakan persentase, rasio, dan perbandingan jika

dimungkinkan.

2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak

penting) sampai 1,0 (sangat penting). Bobot itu mengindikasikan

signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan.

Peluang sering kali mendapat bobot yang lebih tinggi daripada ancaman,

tetapi ancaman bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah

atau mengancam. Bobot yang sesuai dapat ditentukan dengan cara

membandingkan pesaing yang berhasil dengan yang tidak berhasil atau

melalui diskusi untuk mencapai konsensus kelompok. Jumlah total seluruh

bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.

3. Berilah peringkat antar 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama

untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam

merespons faktor tersebut, dimana 4 = responsnya sangat bagus, 3 =

responsnya di atas rata-rata, 2 = responsnya rata-rata, 1 = responsnya di

bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi

perusahaan. Oleh karenanya, peringkat tersebut berbeda antar perusahaan,

sementara bobot di langkah nomor 2 berbasis industri. Penting untuk

diperhatikan bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima

peringkat 1, 2, 3, atau 4.

4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor

bobot.

Universitas Sumatera Utara


25

5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap variabel guna menentukan skor

bobot total untuk organisasi.

Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam

Matriks EFE, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai untuk sebuah

organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. Rata-rata skor total

adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa sebuah organisasi

merespons secara sangat baik peluang dan ancaman yang ada di industrinya.

Dengan kata lain strategi perusahaan secara efektif mampu menarik keuntungan

dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari

ancaman eksternal. Skor total sebesar 1,0 menandakan bahwa strategi perusahaan

tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau menghindari ancaman yang

muncul (David, 2011).

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats)

merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mencocokkan kekuatan

(Strengths), kelemahan (Weakness) dalam lingkungan internal perusahaan, dan

peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan eksternal

perusahaan. Jadi dengan analisis ini diharapkan akan diperoleh cara untuk

mengembangkan dan memanfaatkan kekuatan atau mengurangi kelemahan

dengan maksud untuk memanfaatkan peluang dan mengurangi ancaman. Dari

analisis ini ada empat kemungkinan identifikasi lingkungan yang dihadapi

perusahaan:

Universitas Sumatera Utara


26

1. Terdapat peluang dalam suatu industri dan perusahaan mempunyai

kekuatan untuk mendapatkannya sehingga harus disusun strategi yang

bersifat agresif.

2. Terdapat peluang dalam suatu industri akan tetapi perusahaan mempunyai

kelemahan yang pokok untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun

strategi yang bersifat perubahan haluan (Turnaround).

3. Terdapat ancaman dalam suatu industri dan perusahaan mempunyai

kekuatan untuk mendapatkannya, sehingga harus disusun strategi bisnis

yang bersifat diversifikasi.

4. Terdapat ancaman dalam suatu industri dan disamping itu perusahaan

mempunyai kelemahan yang pokok di bidang yang bersangkutan,

sehingga harus disusun strategi yang bersifat defensif.

Penyusunan analisis SWOT dilakukan berdasarasumsi bahwa suatu

strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimkan

kelemahan dan ancaman suatu perusahaan.Asumsi sederhana ini mempunyai

implikasi yang berpengaruh untuk merancang suatu strategi yang berhasil apabila

diterapkan secara tepat. Analisis lingkungan industri memberikan informasi yang

diperlukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalamlingkungan suatu

perusahaan, yang merupakan fokus utama dalam analisis SWOT. Teknik data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diagram Analisis SWOT dan Matriks

Ekstemal dan Matrik Internal. Berdasarkan matriks SWOT tersebut, dapat disusun

empat strategi utama yakni; SO (Strengths, Opportunities), WO (Weakness,

Opportunities), ST (Strengths, Threats), dan WT (Weakness, Threats).

Universitas Sumatera Utara


27

Tabel 2.1 Matriks SWOT

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)


Tentukan faktor-faktor Tentukan faktor-faktor
internal kelemahan internal
OPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
peluang ekstemal mengunakan kekuatan meminimalkan
untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
Tentukan faktor-faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman ekstemal mengunakan kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman menghindari ancaman

Tabel 2.1 menunjukkan berbagai altematif strategi dari setiap elemen

SWOT yang terdiri dari:

1. Strategi SO (SO Strategies), memanfaatkan kekuatan internal perusahaan

untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

2. Strategi WO (WO Strategies), bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

Terkadang, peluang-peluang besar muncul, tetapi perusahaan memiliki

kelemahan internal yang menghalanginya memanfaatkan peluang tersebut.

3. Strategi ST (ST Strategies), menggunakan kekuatan sebuah perusahaan

untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Hal ini

bukan berarti bahwa suatu organisasi yang kuat harus selalu menghadapi

ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

4. Strategi WT (WT Strategies), merupakan taktik defensif yang diarahkan

untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman

Universitas Sumatera Utara


28

eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi berbagai ancaman eksternal

dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi yang membahayakan.

Dalam kenyataanya, perusahaan semacam itu mungkin harus berjuang

untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan, menyatakan diri

bangkrut, atau memilih likuidasi.

2.6 Penelitian Terdahulu

Kiangi (2015) melakukan penelitian dengan judul "Assessing Customer

Satisfaction on Electricity Conventional Billing System in Tanzania The Case of

TANESCO Ilala Region". Hasil penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar

pelanggan di Ilala Region tidak membayar tagihan rekening listrik secara teratur

dikarenakan atas ketidakpuasan mereka terhadap pelayanan TANESCO, jauhnya

jarak tempuh untuk melakukan pembayaran ke loket, serta pembacaan meter yang

tidak tepat.

Silitonga (2015) melakukan penelitian dengan judul “Strategi Peningkatan

Pajak Daerah Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Pematangsiantar”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor eksternal yang dihadapi Dinas

Pendapatan Daerah dalam upaya peningkatan penerimaan pajak dan retribusi

daerah. Tujuan akhir yang digunakan pada penelitian tersebut seirama dengan

penelitian ini, yaitu untuk menemukan strategi yang tepat dalam meningkatkan

kinerja dan pendapatan perusahaan, dalam hal ini ialah menurunkan jumlah

piutang.

Universitas Sumatera Utara


29

Mustofa (2012) melakukan penelitian dengan judul "Perilaku Konsumen

Terkait Tunggakan Rekening Listrik Golongan Rumah Tangga 450 VA pada PLN

(Persero)". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kewajiban membayar

rekening listrik masih menjadi prioritas kebutuhan yang tersampingkan untuk

dipenuhi. Hal tersebut disebabkan oleh tidak menentunya pendapatan yang

diterima oleh pelanggan sehingga pelanggan mendahulukan pemenuhan

kebutuhan yang lebih mendesak. Selain itu kinerja PLN (Persero) dari segi

payment point, kualitas listrik dan denda belum maksimal sehingga

mengakibatkan ketidakpuasan dan ketidakdisiplinan pelanggan dalam kewajiban

pembayaran rekening listrik setiap bulannya.

Celvia (2013) melakukan penelitian berjudul "Wanprestasi Pelanggan

dalam Melakukan Pembayaran Rekening Listrik Terhadap PT. PLN (Persero)

Area Pontianak Rayon Sungai Jawi". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

secara yuridis untuk penyambungan tenaga listrik diadakan perjanjian tertulis

antara pelanggan dengan pihak PLN yaitu perjanjian jual beli tenaga listrik. Di

dalam perjanjian jual beli tenaga listrik mencantumkan hak dan kewajiban para

pihak. Wanprestasi yang dilakukan oleh pelanggan PLN dikarenakan keadaan

ekonomi, dan kelalaian yang disebabkan kurangnya kesadaran pelanggan dalam

melakukan pembayaran tepat waktu.

Universitas Sumatera Utara


30

Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian


Sebagian besar pelanggan di Ilala
Region tidak membayar tagihan
Assessing Customer
rekening listrik secara teratur
Satisfaction on Electricity
dikarenakan atas ketidakpuasan
Kiangi Conventional Billing
1 Deskriptif mereka terhadap pelayanan
(2015) System in Tanzania The
TANESCO, jauhnya jarak tempuh
Case of TANESCO Ilala
untuk melakukan pembayaran ke
Region
loket, serta pembacaan meter
yang tidak tepat
Strategi Peningkatan Pajak Posisi perusahaan dalam kuadran
Daerah Studi Kasus Pada I pada kuadran SWOT dimana
Silitonga Dinas Pendapatan, strategi yang direkomendasikan
2 Analisis SWOT
(2015) Pengelolaan Keuangan dan adalah strategi agresif,
Aset Daerah Kota memanfaatkan kekuatan untuk
Pematangsiantar menggarap peluang yang ada
Kewajiban membayar rekening
listrik masih menjadi prioritas
Perilaku Konsumen Terkait kebutuhan yang tersampingkan
Tunggakan Rekening untuk dipenuhi, disebabkan oleh
Mustofa
3 Listrik Golongan Rumah Deskriptif tidak menentunya pendapatan
(2012)
Tangga 450 VA pada PLN yang diterima oleh pelanggan
(Persero) sehingga pelanggan
mendahulukan pemenuhan
kebutuhan yang lebih mendesak
Secara yuridis untuk
penyambungan tenaga listrik
diadakan perjanjian tertulis antara
Wanprestasi Pelanggan pelanggan dengan pihak PLN
dalam Melakukan yaitu perjanjian jual beli tenaga
Pembayaran Rekening listrik. Wanprestasi yang
4 Celvia (2013) Deskriptif
Listrik Terhadap PT. PLN dilakukan oleh pelanggan PLN
(Persero) Area Pontianak dikarenakan keadaan ekonomi,
Rayon Sungai Jawi dan kelalaian yang disebabkan
kurangnya kesadaran pelanggan
dalam melakukan pembayaran
tepat waktu

Universitas Sumatera Utara


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual yang sering juga disebut kerangka teoritis adalah

suatu model konseptual yang menunjukkan hubungan logis antara faktor/variabel

yang telah diidentifikasi penting untuk menganalisis masalah penelitian

(Sinulingga, 2015). Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi dalam

menurunkan piutang aliran listrik atau tunggakan dalam rangka pencapaian

kinerja PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota, seperti pada Gambar 3.1. PLN

Rayon Medan Kota tidak pernah mencapai target saldo piutang aliran listrik,

sehingga perlu dicari tahu penyebab tidak tercapainya target tersebut melalui

wawancara pihak internal dan eksternal. Analisis lingkungan baik internal

maupun eksternal dilakukan, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis

SWOT sehingga mendapatkan strategi penurunan saldo piutang aliran listrik atau

tunggakan PLN Rayon Medan Kota.

31
Universitas Sumatera Utara
32

Target Kinerja Umur Piutang PLN Rayon Medan Kota Akhir Sem. I Th. 2017 : 29,71 Hari;
Polaritas : Menurun

Umur Piutang, terdiri atas


Piutang Aliran Listrik + Tagihan Susulan + Piutang Ragu-Ragu

Target Saldo Piutang Aliran Listrik atau Tunggakan PLN Rayon Medan Kota
Akhir Sem. I Th. 2017 : Rp. 2,261 Miliar
Polaritas : Menurun

Realisasi:
Kinerja Umur Piutang PLN Rayon Medan Kota : 31,60 Hari (94 %)

Saldo Piutang Aliran Listrik atau Tunggakan PLN Rayon Medan Kota Akhir Sem. I Th. 2017 : Rp.
5,877 Miliar (38,57 %)

Realisasi Saldo Piutang Aliran Listrik atau Tunggakan


PLN Rayon Medan Kota Tidak Pernah Mencapai Target

Mencari Tahu Penyebab Tidak Tercapainya Realisasi


Saldo Piutang Aliran Listrik atau Tunggakan Terhadap
Target

Wawancara Pihak Internal dan Eksternal

Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Eksternal


(Manajemen (SDM & Organisasi), Operasional, (Peraturan Pemerintah, Kondisi Ekonomi, Budaya &
& Sistem Informasi) Teknologi)

Analisis SWOT

Strategi Penurunan Saldo Piutang Aliran Listrik atau


Tunggakan PLN Rayon Medan Kota

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2017.

4.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yakni suatu jenis penelitian

yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan secara sistematik, faktual

dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu.

Dengan melakukan pendekatan penelitian melalui survei (wawancara)

(Sinulingga, 2015).

4.3 Informan Penelitian

Informan penelitian dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang memiliki

kompetensi dalam memberikan informasi mengenai pencapaian target saldo

tunggakan atau piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota yangterdiri dari

pihak internal dan eksternal, yaitu :

1) Manajer PLN Area Medan, sebanyak 1 (satu) orang.

2) Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PLN Area Medan,

sebanyak 1 (satu) orang.

3) Supervisor Pelayanan Pelanggan PLN Area Medan, sebanyak 1 (satu)

orang.

4) Staff Pelayanan Pelanggan PLN Area Medan, sebanyak 1 (satu) orang.

33
Universitas Sumatera Utara
34

5) Manajer PLN Rayon Medan Kota, sebanyak 1 (satu) orang.

6) Supervisor Pelayanan dan Administrasi PLN Rayon Medan Kota,

sebanyak 1 (satu) orang.

7) Kordinator Tim Pelaksana Pemutusan Aliran Listrik, sebagai pihak

eksternal yang mengkordinir tim pelaksana pemutusan pelanggan yang

menunggak, sebanyak 1 (satu) orang.

8) Perwakilan pelanggan, sebagai pihak yang wajib melakukan

pembayaran tagihan listrik, total 12 (dua belas) orang, yang merupakan

perwakilan sebanyak 2 (dua) orang untuk tiap tangga daya tarif R

(rumah tangga); tarif daya R1 / 450VA, R1 / 900VA, R1M / 900 VA,

R1 / 1.300VA, R1 / 2.200VA, dan R2 / 3.500 VA.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Terdapat 2 (dua) jenis data yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung, pada penelitian ini

melalui pertanyaan terbuka kepada pihak yang berhak dan berwenang

memberi informasi mengenai pelaksanaan penagihan piutang aliran listrik

PLN Rayon Medan Kota. Responden kemudian dikumpulkan dalam satu

ruangan untuk melakukan focus group discussion (FGD) atau Diskusi

Kelompok Terarah, yaitu merupakan suatu proses pengumpulan informasi

suatu masalah tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok

(Irwanto, 2007). Secara teknis, FGD merupakan wawancara dari

sekelompok kecil orang yang dipimpin oleh seorang narasumber atau

moderator yang secara halus mendorong peserta untuk berani berbicara

terbuka dan spontan tentang hal yang dianggap penting yang berhubungan

Universitas Sumatera Utara


35

dengan topik diskusi saat itu. Interaksi yang terjadi diantara peserta

menjadi dasar untuk memperoleh informasi. Peserta mempunyai

kesempatan yang sama untuk mengajukan dan memberikan pemyataan,

menanggapi, berkomentar maupun mengajukan pertanyaan. Penggunaan

metode FGD memiliki beberapa alasan, antara lain:

1) Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat

dipahami dengan metode survei atau wawancara.

2) Bertujuan mendapatkan data kualitatif yang bermutu dalam waktu

yang relatif singkat.

3) Sebagai metode yang dirasa cocok bagi pennasalahan yang bersifat

sangat lokal dan spesifik oleh karena itu FGD yang melibatkan

masyarakat setempat atau pihak yang terkait secara langsung

dipandang sebagai pendekatan yang paling ideal.

b. Data Sekunder melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan dan

mempelajari data-data yang telah tersedia melalui sistem Aplikasi

Pelayanan Pelanggan Terpadu (AP2T) PLN.

4.5 Analisis Data

Data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan

analisis lingkungan, merupakan analisis terhadap lingkungan internal yang

menghasilkan kekuatan dan kelemahan, serta lingkungan eksternal menghasilkan

peluang dan ancaman. Dalam penelitian ini, analisis lingkungan diolah dengan

menggunakan 3 (tiga) jenis matriks yakni Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE

Matriks), Matriks Evaluasi Faktor Ekstemal (EFE Matriks), dan Matriks SWOT.

Setelah diketahui hasil IFE dan EFE Matriks kemudian dilakukan analisis SWOT.

Universitas Sumatera Utara


36

Analisis SWOT akan dipetakan dari hasil analisis lingkungan

(Wedhasmara, 2009). Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan

(Strengths), kelemahan (Weakness) dalam lingkungan internal, dan peluang

(Opportunities) serta ancaman (Threats) lingkungan ekstemal. Analisis kekuatan

dan kelemahan yang ada di lingkungan internal terutama ditujukan terhadap faktor

keberhasilan kunci (Key Success Factor). Sehingga melalui analisis ini diharapkan

akan diperoleh cara untuk mengembangkan dan memanfaatkan kekuatan atau

mengurangi kelemahan dengan maksud untuk memanfaatkan peluang dan

mengurangi ancaman (David, 2011).

Titik koordinat Analisis SWOT didapatkan dengan cara:

a. Koordinat Analisis Internal:

(Skor Total Kekuatan - Skor Total Kelemahan) / 2

b. Koordinat Analisis Ekstemal:

(Skor Total Peluang - Skor Total Ancaman) / 2

Titik koordinat strategi merupakan pertemuan Koordinat Analisis Internal dengan

Koordinat Analisis Ekstemal.

Peluang Bisnis

Sel 2: Sel 1:
Strategi Penyehatan Strategi Agresif

Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
Kritis Sel 4: Sel 3: Substansial
Strategi Bertahan Strategi Diversifikasi

Ancaman Bisnis
Sumber: Muhammad, 2008
Gambar 4.1 Alternatif Strategi Pada Analisis SWOT

Universitas Sumatera Utara


37

Keterangan strategi pada Gambar 4.1:

a. Kuadran I yakni Strategi Agresif (Mendukung Strategi Ofensif)

Pada kuadran ini faktor ekstemal dan internal memiliki nilai positif, yang

berarti bahwa lingkungan yang dihadapi secara relatif berpeluang lebih

besar dibanding ancamannya, sedangkan kekuatannya relatif lebih unggul

dibanding dengan kelemahannya. Oleh karenanya suatu lembaga atau

institusi memiliki kemampuan untuk merubah potensi menjadi prestasi

kinerja yang lebih baik. Sehingga arah kebijakan yang tepat untuk

dilaksanakan adalah dengan meningkatkan dan memperbesar peranan

suatu lembaga atau institusi dalam berbagai kegiatan sesuai

dengankemampuan yang dimiliki sekaligus untuk memperluas peran serta

memanfaatkan peluang yang ada.

b. Kuadran II yakni Strategi Penyehatan (Mendukung Strategi Rasionalisasi)

Instansi atau lembaga pada kuadran ini tetap masih dapat

berkembang/tumbuh. Instansi atau lembaga harus mampu memilih target

pasar untuk bersaing atas dasar kekuatan yang dimilikinya.

c. Kuadran III yakni Strategi Diversifikasi

Usaha diversifikasi (mengembangkan usaha-usaha baru) mungkin perlu

dilakukan apabila peluang-peluang pengembangan lebih lanjut dalam

usaha yang sekarang kurang menarik /terbatas.

d. Kuadran IV yakni Strategi Bertahan

Instansi atau lembaga yang berada pada kuadran ini, memiliki

kemungkinan untuk tumbuh/berkembang sangat kecil dikarenakan telah

memiliki banyak kelemahan. Dalam kondisi demikian satu-satunya pilihan

Universitas Sumatera Utara


38

adalah bertahan sekedar hidup, menjaga agar apa yang sudah ada tidak

hilang.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Listrik mulai ada di

wilayah Indonesia pada Tahun 1893 didaerah batavia (Jakarta sekarang), maka 30

tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan yang sekarang berlokasi di

Jalan Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan

swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura

dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (1928) Brastagi

dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente-Kotapraja, Labuhan

Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Pada masa penjajahannya, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan

seluruh Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin

dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera

Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi

pemerintahan tentara Jepang di kala itu. Setelah Proklamasi Republik Indonesia

tanggal 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan

Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan

listrik milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah

diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini

Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa pengambil-alihan

tersebut, maka berdasarkan Penetapan Pemerintah No.1/SD/45 ditetapkan tanggal

39
Universitas Sumatera Utara
40

27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional. Dalam suasana yang makin memburuk

dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat

Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan

Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2)

UUD 1945.

Setelah aksi pengambil alihan tersebut, sejak tahun 1955 di Medan berdiri

Perusahaan Lisrik Negara Distributor Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur

dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R.Sukarno (merangkap kepala di Aceh),

dan pada tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah Badan Usaha

Pemerintah PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT Nomor 16/1/20 tanggal 20

Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar,

Riau menjadi PLN Ekploitasi. Tahun 1965, Badan Usaha Pemerintah PLN

dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT Nomor 9/PRT/64, dan kemudian

berdasarkan Peraturan Menteri Nomor1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah

kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Ekploitasi. Sumatera Utara adalah

merupakan daerah Eksploitasi I.

Pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara ini kemudian

ditindaklanjuti dengan pembagian menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu

Cabang Medan, Sibolga, Pematang Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi),

sesuai dengan keputusan Direksi PLN Nomor009/DIRPLN/66 tanggal 14 April

1966. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN

sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung

jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke

Universitas Sumatera Utara


41

seluruh wilayah Republik Indonesia. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi

I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Peraturan Pemerintah Nomor 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 menetapkan

status PLN sebagai Persero. Perubahan status ini dilatarbelakangi untuk

mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik yang semakin terus meningkat.

PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu

berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka,

desentralisasi, profitcenter dan cost center. Perkembangan kelistrikan di Sumatera

Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini

ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas

kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan

lainnya. Dalam mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan

Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor

078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang

jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran

Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru tersebut yang

dipisah dari PT. PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi-fungsi pembangkitan dan

penyaluran yang sebelumnya dikelola PT. PLN (Persero) Wilayah II terpisah

tanggung jawab pengelolaannya ke PT. PLN Pembangkitan dan Penyaluran

Sumatera Bagian Utara. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II

berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003, PT.

PLN (Persero) Wilayah II berubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara.

Universitas Sumatera Utara


42

5.2 Visi, Misi, Moto dan Tata Nilai PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara

5.2.1 Visi

Visi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah “Diakui sebagai

Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya

dengan bertumpu pada Potensi Insani”.

5.2.2 Misi

Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ialah:

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi

pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

5.2.3 Moto

Moto Perusahaan ini adalah “Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.

5.2.4 Tata Nilai Perusahaan

Tata nilai PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara berpedoman pada

Tata Nilai Perusahaan yang ditetapkan oleh PLN Pusat meliputi sikap-sikap

Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar (SIPP) yang dituangkan dalam

Pedoman Perilaku/Code of Conduct (COC).

Universitas Sumatera Utara


43

5.3 Bidang Usaha

Keberadaan PLN Regional Sumatera Utara sesungguhnya merupakan

representasi atau gabungan dari beberapa unit yang beroperasi secara bersama di

wilayah kerja Provinsi Sumatera Utara. Di dalamnya terdapat 5 unit PLN yang

masing-masing memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi dalam satu

sistem operasi ketenagalistrikan, yaitu:

1. PT. PLN (Persero) UIP Sumatera Bagian Utara (UIP II), yang tugas

utamanya melakukan pembangunan Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi

serta Gardu Induk.

2. PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, bertanggung

jawab atas pengoperasian serta pemeliharaan pembangkit untuk

memproduksi tenaga listrik dalam jumlah besar yang bersumber dari

pemanfaatan berbagai energi primer.

3. PT. PLN (Persero) P3B Sumatera – Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian

Utara, bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat

pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan

tinggi, dan pengoperasian sistem tenaga listrik.

4. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, berfungsi mendistribusikan

tenaga listrik dari Gardu Induk sampai ke tangan konsumen melalui

Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR),

Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah (SR).

Universitas Sumatera Utara


44

5. PT. PLN (Persero) Udiklat Tuntungan, menyediakan jasa pendidikan dan

pelatihan bagi pegawai PLN maupun instansi lain di luar PLN yang

membutuhkan.

Secara umum PLN Regional Sumatera Utara ini melayani daerah yang

meliputi 20 Kabupaten, dan 7 Kotamadya se-Provinsi Sumatera Utara. Dalam

memberikan layanannya, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara didukung

oleh 9 unit Kantor Area, 64 unit Kantor Rayon.

5.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang

bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur

organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang pembagian

tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan

susunan yang ada. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem

hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi,

koordinasi, dan integritas secara efisien dari segenap kegiatan. Sesuai Keputusan

Direksi PT. PLN (Persero) Nomor 0163.P/DIR/2016 tanggal 01 April 2016

tentang Formasi Jabatan Unit Induk PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

terdiri dari:

1. General Manager, bertanggung jawab untuk memastikan terlaksananya

strategi dan pengelolaan unit sesuai dengan misi dengan mengoptimalkan

sumber daya yang tersedia secara efsien, efektif, dan sinergis, menjamin

pengelolaan distribusi, niaga dan pelayanan pelanggan, melaksanakan

operational performance improvement, meningkatkan mutu, serta

Universitas Sumatera Utara


45

memastikan terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) sesuai

dengan target kinerja.

2. Bidang Perencanaan, terdiri dari:

a. Sub Bidang Perencanaan Pengusahaan, bertanggung jawab dalam

menyusun rencana korporat, terdiri dari RJP, RKAP, RKM,

Statistik, mengkoordinir pencapaian target kinerja Unit Induk

(Kantor Wilayah), menjalankan kinerja Unit Induk ke Unit

Pelaksana serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja Unit Induk

serta Unit Pelaksana.

b. Sub Bidang Perencanaan Sistem Kelistrikan, bertanggung jawab

merencanakan, mengevaluasi dan menyusun pengembangan sistem

jaringan distribusi kelistrikan untuk memenuhi target jangka

pendek, menengah dan jangka panjang perusahaan yang

dibutuhkan untuk suplai tenaga listrik serta memastikan sistem

kelistrikan yang ada mampu menjamin keandalan, kualitas dan

efsiensi pasokan tenaga listrik yang akan didistribusikan.

c. Sub Bidang Teknologi Informasi, bertanggung jawab terhadap

unjuk kerja dan pengembangan infrastruktur, aplikasi TI dan

database sesuai dengan Enterprise Information Architecture

Planning/Information Technology Master Plan/Information

Technology Strategi Planning PLN.

d. Sub Bidang Pengelolaan Listrik Pedesaan, bertanggung jawab

terhadap perencanaan dan pengelolaan listrik pedesaan.

Universitas Sumatera Utara


46

3. Bidang Distribusi

a. Sub Bidang Perencanaan Pola Operasi dan Pemeliharaan Sistem

Distribusi, bertanggung jawab atas kegiatan perencanaan operasi

dan pemeliharaan distribusi, mengkoordinir kegiatan pembangunan

jaringan distribusi, mengelola data induk jaringan, mengelola

SCADA, perbekalan atau material untuk mendapatkan sistem

operasi yang efisien, andal dan berkualitas.

b. Sub Bidang Konstruksi, bertanggung jawab mengelola,

mengendalikan dan mengevaluasi realisasi pelaksanaan pekerjaan

investasi.

c. Sub Bidang Pengendalian Operasi Sistem Distribusi, bertanggung

jawab atas kegiatan perencanaan, analisis, evaluasi dan

pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan operasi dan

pemeliharaan jaringan distribusi untuk mendapatkan sistem operasi

yang efsien, andal dan berkualitas.

d. Sub Bidang Efisiensi, Pengukuran dan Mutu Sistem Distribusi,

bertanggung jawab atas kegiatan perencanaan, analisis, evaluasi

dan pengendalian kegiatan yang berkaitan dengan mutu dan

efsiensi operasi jaringan distribusi serta akurasi transaksi energi.

4. Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan

a. Sub Bidang Mekanisme Niaga, bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan mekanisme pelayanan

pelanggan yang meliputi penyusunan, evaluasi, dan supervisi atas

Universitas Sumatera Utara


47

standarisasi prosedur pelayanan, dan interaksi antar Unit

Pelaksana.

b. Sub Bidang Administrasi Niaga, bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan

administrasi tata usaha pelanggan yang meliputi pengelolaan data

pelanggan, pembacaan meter, pembuatan rekening dan penagihan,

serta pengendalian piutang.

c. Sub Bidang Strategi Pemasaran, bertanggung jawab atas

pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan bisnis

dan pemasaran energi yang meliputi penyusunan strategi

pemasaran, rencana pembelian dan penjualan energi, rencana

pendapatan, dan pengembangan bisnis energi.

d. Sub Bidang Revenue Assurance, bertanggung jawab memastikan

penyusunan strategi pelaksanaan dan implementasi program

revenue assurance secara akurat dan tepat waktu.

e. Sub Bidang Pengelola Pembangkit Independent Power Producer

dan Excess Power, bertanggung jawab mengelola pembangkit IPP

yang bekerja sama dengan Perusahaan.

5. Bidang Keuangan

a. Sub Bidang Anggaran, bertanggung jawab atas pengelolaan dan

pengendalian anggaran operasi dan anggaran investasi secara tepat,

akurat dan efsien untuk tertib administrasi sesuai RKAP yang telah

ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara


48

b. Sub Bidang Keuangan, bertanggung jawab atas terlaksananya

pengendalian transaksi keuangan yang terdiri dari kegiatan operasi

dan investasi untuk mendukung penyerapan pagu anggaran, serta

pengendalian perpajakan dan pendapatan untuk mendukung

Laporan Keuangan yang akurat dan tepat waktu.

c. Sub Bidang Akuntansi, bertanggung jawab atas terlaksananya

proses penyusunan Laporan Keuangan sesuai dengan kebijakan

perusahaan dan standar pelaporan yang berlaku untuk mendukung

Laporan Keuangan yang akuntabel, akurat, wajar dan tepat waktu.

6. Bidang Sumber Daya Manusia dan Umum

a. Sub Bidang Pengembangan SDM, bertanggung jawab terlaksanya

rekrutmen pegawai, pengembangan pegawai, pengelolaan

karir dan kinerja pegawai.

b. Sub Bidang Administrasi SDM, bertanggung jawab dalam

mengelola kegiatan, merencanakan, mengevaluasi, menganalisis

dan membina pengelolaan administrasi SDM yang tertib, akurat,

dan cepat, sehingga dapat memberikan semaksimal mungkin

pemenuhan kebutuhan/kesejahteraan pegawai sesuai dengan

ketentuan.

c. Sub Bidang Hukum dan Hubungan Masyarakat, bertanggung

jawab atas berjalannya kelancaran kedinasan Sub Bidang Hukum,

analisis, evaluasi, dan gagasan atas suatu produk hukum,

penyelesaian permasalahan hukum yang timbul dalam kegiatan

Perusahaan baik di dalam maupun di luar Pengadilan,

Universitas Sumatera Utara


49

pengoptimalan, serta mengkoordinasi pembinaan hukum di

lingkungan Perusahaan.

d. Sub Bidang Administrasi Umum dan Fasilitas, bertanggung jawab

atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan administrasi umum

(kesekretariatan, umum dan rumah tangga), pengelolaan fasilitas

kantor, aset non instalasi dan sarana kerja serta keamanan dan K3

untuk kelancaran pelaksanaan operasional perusahaan.

Gambar 5.1 menunjukkan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


50

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Hal yang Mempengaruhi Tidak Tercapainya Target Penurunan Jumlah

Piutang Aliran Listrik PLN Rayon Medan Kota

Permasalahan pada penelitian ini adalah tidak tercapainya target saldo

piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota. Hal tersebut dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor ekstemal. Berdasarkan hasil observasi data, diskusi dan

wawancara terhadap responden diketahui bahwa faktor-faktor internal yang

mempengaruhi tidak tercapainya target penurunan jumlah piutang aliran listrik

PLN Rayon Medan Kota terdiri dari:

a. Manajemen, terkait dengan manajemen, struktur organisasi dan pembagian

tugas pegawai dalam pelaksanaan penurunan saldo piutang aliran listrik

serta kualitas dan kuantitas pegawaidi PLN Rayon Medan Kota.

b. Operasional, terkait dengan prosedur dan pelaksanaan pemutusan dan/atau

pembongkaran aliran listrik. Konsistensi pelaksanaan pemutusan

sementara bagi pelanggan yang tidak melunasi rekening listrik sebelum

tanggal jatuh tempo.

c. Sistem Informasi, terkait dengan sistem informasi manajemen yang

mendukung perusahaan.

Kemudian faktor-faktor ekstemal yang mempengaruhi tidak tercapainya

target penurunan jumlah piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota terdiri

dari:

51
Universitas Sumatera Utara
52

a. Peraturan Pemerintah, terkait dengan peraturan perundang-undangan

mengenai tenaga listrik.

b. Kondisi Ekonomi, terkait dengan tingkat pendapatan dan daya beli

masyarakat.

c. Budaya, terkait dengan kondisi budayapelanggan.

d. Teknologi, terkait dengan kemajuan teknologi yang dapat mendukung.

6.2 Perumusan Alternatif Strategi Penurunan Jumlah Piutang Aliran

Listrik dalam Mencapai Kinerja PLN Rayon Medan Kota

Pada subbab ini akan diuraikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi pencapaian target penurunan jumlah piutang aliran listrik di PLN

Rayon Medan Kota. Faktor internal menghasilkan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki dalam usaha penurunan saldo tunggakan atau jumlah piutang aliran listrik

untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Dalam melakukan analisis SWOT,

perlu diketahui kekuatan yang terdapat di dalam PLN Rayon Medan Kota agar

bisa digunakan untuk menurunkan saldo tunggakan atau jumlah piutang aliran

listrik. Suatu kekuatan hanya akan menjadi keunggulan kompetitif bagi suatu

institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, apakah

kekuatan itu dibutuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya.

Kelemahan merupakan kondisi lingkungan internal dalam institusi PLN Medan

Kota yang kurang optimal atau masih belum memuaskan sehingga jika tidak

segera diperbaiki akan mengakibatkan target jumlah saldo tunggakan atau jumlah

piutang aliran listrik tidak dapat tercapai.

Faktor eksternal atau berada di luar lingkungan PLN Rayon Medan Kota

akan menghasilkan peluang dan ancaman. Peluang adalah kondisi lingkungan di

Universitas Sumatera Utara


53

luar PLN Rayon Medan Kota yang dapat membantu penurunan jumlah piutang

aliran listrik atau saldo tunggakan, sedangkan ancaman merupakan kondisi di luar

PLN Rayon Medan Kota yang dapat menjadi penghalang dalam upaya untuk

menurunkan saldo tunggakan atau jumlah piutang aliran listrik demi tercapainya

target yang telah ditetapkan.

6.3 Identifikasi Faktor-Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam PLN Rayon

Medan Kota yang terdiri dari Manajemen, Operasional dan Sistem Informasi.

6.3.1 Manajemen

Fungsi manajemen (function of management) terdiri atas lima aktivitas

pokok: perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan

pengontrolan. Kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat bersumber dari kelima

aktivitas pokok tersebut. Dalam hal ini, faktor yang dibahas adalah dari segi

Sumber Daya Manusia (SDM) dan Organisasi.

6.3.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM PLN Rayon Medan Kota terdiri atas pegawai PLN dan pegawai

pihak ketiga (outsourcing), dan kunci-kunci proses bisnis inti dipegang penuh

oleh pegawai PLN. SDM merupakan modal dasar dalam pencapaian tujuan

organisasi, oleh karena itu kualitas SDM senantiasa harus dikelola, dikembangkan

dan diarahkan agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Proses rekrutmen pegawai PLN yang berasal dari rekrutmen ekstemal melalui tes

yang dilaksanakan serentak oleh PLN Kantor Pusat menunjukkan indikasi yang

baik dalam menghasilkan pegawai berkualitas.

Universitas Sumatera Utara


54

PLN Rayon Medan Kota terdiri dari total 50 pegawai yang terdiri dari 15

pegawai PLN dan 35 pegawai outsourcing. Hingga 31 Juli 2017, tidak ada

pegawai yang berhenti atau mengundurkan diri. Pegawai PLN di PLN Rayon

Medan Kota telah ditempatkan berdasarkan latar belakang pendidikan formal,

sehingga kinerja pegawai maksimal. Akan tetapi hal tersebut tidak berlaku pada

pegawai outsourcing di PLN, yang tidak ditempatkan sesuai dengan latar

belakang pendidikan formal yang mengakibatkan kinerja pegawai menjadi tidak

maksimal. Pegawai kurang memahami peraturan dan prosedur dalam

melaksanakan penagihan piutang aliran listrik pelanggan. Dalam melaksanakan

penagihan juga memerlukan mental atau keahlian khusus dalam bernegosiasi

kepada pelanggan yang menunggak. Pegawai dengan keahlian tersebut sangat

sulit didapatkan dan berjumlah sedikit di PLN Rayon Medan Kota.

Tabel 6.1 Komposisi Pendidikan Pegawai di PLN Rayon Medan Kota

No. Pendidikan Jumlah (Orang)


1 SLTA 2
2 Diploma 8
3 Sarjana 5
4 Pascasarjana 0
Total 15
Sumber : PLN Rayon Medan Kota, 2017

Pada Tabel 6.1 menunjukkan bahwa banyak pegawai yang berpendidikan

Sarjana (S-l) sebanyak 5 orang. Para pegawai ditempatkan di unit kerja

berdasarkan rekomendasi pimpinan. Sebagian besar pegawai ditempatkan

didasarkan latar belakang pendidikan atau keahlian yang dimiliki.

Universitas Sumatera Utara


55

6.3.1.2 Organisasi

Struktur memegang peranan yang sangat penting dalam jalannya

organisasi, yang memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan. Suatu

organisasi selalu didirikan untuk mencapai tujuan. Terdapat orientasi yang ingin

dicapai dengan berdirinya sebuah organisasi dan orientasi tersebut akan lebih

mudah dicapai jika terdapat pembagian kerja yang diimplementasikan dalam

sebuah struktur. Struktur Organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi yang

dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan dan

dikoordinasikan. Struktur organisasi merupakan mekanisme yang terformat dalam

pengelolaan suatu organisasi. Struktur organisasi mempunyai peran penting

karena mengandung unsur-unsur koordinasi, pembagian tugas, dan pembagian

wewenang dalam suatu organisasi. Struktur organisasi menunjukkan suatu

susunan yang berupa bagan, dimana terdapat hubungan diantara fungsi bagian,

status ataupun orang-orang yang menunjukkan tanggungjawab dan wewenang

yang berbeda dalam organisasi tersebut.

PLN Area Medan membawahi 8 (delapan) Kantor Rayon, yang salah

satunya ialah PLN Rayon Medan Kota.PLN Rayon Medan Kota merupakan salah

satu unit pelayanan paling ujung yang berhubungan secara langsung kepada

pelanggan di wilayah kerjanya. Struktur organisasi pada PLN Rayon Medan Kota

adalah struktur fungsional. Dalam struktur organisasi fungsional, setiap

manajer/struktural yang mempunyai spesialisasi fungsional menggantikan tempat

dan peranan pemilik perusahaan. Pada PLN Rayon Medan Kota, spesialisasi

fungsional disebut sebagai seksi. Setiap seksi dipimpin oleh supervisor.

Universitas Sumatera Utara


56

MANAJER RAYON

SUPERVISOR PELAYANAN
SUPERVISOR TRANSAKSI ENERGI SUPERVISOR TEKNIK
PELANGGAN DAN ADMINISTRASI

JUNIOR TECHNICIAN
JUNIOR ANALYST PELAYANAN JUNIOR OPERATOR OPERASI
PENYAMBUNGAN DAN
PELANGGAN DISTRIBUSI
PEMUTUSAN

ASSISTANT OFFICER JUNIOR ENGINEER PJU DAN


PENGENDALIAN PIUTANG SUSUT

Gambar 6.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota

Pada Gambar 6.1 terdapat supervisor seksi pelayanan pelanggan dan

administrasi yang berperan bertanggung jawab terhadap penagihan tunggakan

atau piutang aliran listrik pelanggan. Supervisor pelayanan pelanggan dan

administrasi membawahi 4 (empat) karyawan kepada Manajer Rayon. Struktur

organisasi fungsional ini mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :

1. Efisiensi melalui spesialisasi

2. Komunikasi dan jaringan keputusannya relatif sederhana

3. Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada level manajemen

puncak

4. Mempermudah pengukuran kerja dan hasil dari setiap fungsi

6.3.2 Operasional

Operasional penagihan tunggakan atau piutang aliran listrik pelanggan

dilaksanakan sesuai dengan landasan Surat Keputusan Direksi PLN Nomor

021.K/0599/DIR/1995 Tanggal 23 Mei 1995 tentang Pedoman dan Petunjuk Tata

Usaha Pelanggan, dengan lampiran Tata Usaha Pelanggan Manual (TUL-MAN),

serta Surat Keputusan Direksi PLN Nomor 1336.K/DIR/2011 Tanggal 27

Universitas Sumatera Utara


57

September 2011 tentang Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan Tahun 2011,

dengan lampiran Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan Tahun 2011.

Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan 2011 merupakan sistem layanan

pelanggan listrik yang merupakan pengganti dari Tata Usaha Pelanggan (TUL)

tahun 1994. Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan 2011 merupakan sistem

layanan listrik yang mengakomodir perkembangan lingkungan baik dari sisi

kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun dari kemajuan teknologi yang ada

yang meliputi kegiatan pelayanan pelanggan kepada pelanggan/calon pelanggan

dan masyarakat lainnya yang membutuhkan tenaga listrik.

Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan 2011, pada Gambar 6.2,

merupakan bisnis proses untuk kegiatan layanan listrik yang terdiri dari 3 (tiga)

jenis kegiatan utama, yaitu:

1. Pelayanan Pelanggan (Customer Service)

2. Baca Meter & Tagihan Listrik (Meter Reading & Billing)

3. Penagihan (Collecting)

Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan 2011 ini merupakan

penyumpurnaan dan penyerdehanaan dari TUL-MAN yang terdapat 6 (enam)

fungsi utama, yaitu:

1. Fungsi Pelayanan Pelanggan

2. Fungsi Pembacaan Meter

3. Fungsi Pembuatan Rekening

4. Fungsi Pembukuan Pelanggan

5. Fungsi Penagihan

6. Fungsi Pengawasan Kredit

Universitas Sumatera Utara


58

Gambar 6.2 Proses Bisnis Kegiatan Layanan Listrik

Pada fungsi 6, yaitu fungsi pengelolaan piutang, diatur tata cara

pelakasanaan pengaihan piutang kepada pelanggan. TUL VI-01 mengatur

pelaksanaan pemutusan sementara, dimana diberitahukan kepada pelanggan :

“Dengan ini diberitahukan dengan hormat bahwa pada hari ini

aliran listrik dirumah/alamat seperti tersebut diatas terpaksa diputus

untuk sementara karena rekening listrik belum dilunasi pada waktu yang

telah ditetapkan.

Penyambungan kembali akan dilakukan pada setiap hari jam kerja

apabila rekening serta biaya keterlambatan dilunasi di tempat penerimaan

pembayaran rekening listrik, kantor pos, atau bank yang ditunjuk oleh

PLN.

Apabila dalam jangka waktu 60 hari terhitung sejak tanggal jatuh

tempo tunggakan belum dilunasi, maka instalasi milik PLN akan

Universitas Sumatera Utara


59

dibongkar, dan penyambungan kembali dapat dilaksanakan setelah

Saudara menyelesaikan Biaya Penyambungan yang diperlakukan sebagai

sambungan baru serta tetap diwajibkan membayar tagihan listrik yang

belum dilunasi beserta dendanya.”

TUL VI-03 mengatur pelaksanaan pembongkaran rampung, yang

merupakan kelanjutan dari surat TUL VI-01, apabila pelanggan masih tetap belum

melakukan pembayaran terhadap tagihannya. Dalam TUL VI-03 tercantum:

“Sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Pelaksanaan

Pemutusan Sementara (TUL VI-01) ternyatahingga saat ini Saudara

belum juga melunasi rekening listrik beserta Biaya Keterlambatan yang

seluruhnya berjumlah Rp. (sekian), maka dengan ini diberitahukan bahwa

pada hari inisambungan listrik ke instalasi Saudara terpaksa kami

bongkar rampung.”

6.3.3 Sistem Informasi

Dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan efektifitas serta

efisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan kinerja, PLN pada

umumnya dan PLN Rayon Medan Kota pada khususnya, telah memiliki dukungan

sistem informasi yang terkini dan handal. Fungsi Tata Usaha Pelanggan (TUL)

yang pada awalnya berbentuk manual, saat ini sudah terangkum dalam sebuah

aplikasi komputer. Aplikasi tersebut dinamakan dengan Aplikasi Pelayanan

Pelanggan Terpusat (AP2T). Aplikasi ini berjalan secara dalam jaringan (online),

sehingga dapat diakses oleh semua unit-unit kerja PLN yang tersebar di seluruh

Indonesia secara waktu nyata (real time). AP2T memfasilitasi seluruh fungsi

Universitas Sumatera Utara


60

TUL, yaitu pelayanan pelanggan, pembacaan meter, pembuatan rekening,

pembukuan pelanggan, penagihan, dan pengawasan kredit.

Selain AP2T, PLN juga memiliki aplikasi Executive Information

Summary (EIS) yang merangkum informasi penting untuk memudahkan dalam

pengambilan keputusan bagi pegawai ataupun manajemen. Salah satu informasi

yang disajikan oleh aplikasi ini ialah data detil pelanggan yang menunggak atau

belum membayar tagihan rekening pemakaian listrik yang telah digunakan, yang

kemudian menjadi piutang aliran listrik bagi PLN. Data detil pelanggan yang

disajikan ini sangat lengkap dengan nomor pelanggan, nama, alamat , nilai rupiah

tunggakan, tarif dan daya listrik, serta titik kordinat lokasi pelanggan, dan data

pendukung lainnya.

Untuk memudahkan serta member kenyamanan dan kepercayaan kepada

para pelanggan membayar tagihan rekening listriknya, PLN melakukan kerjasama

dengan pihak perbankan melalui PPOB (Payment Point Online Bank). Beberapa

bentuk PPOB adalah PP (Payment Point), ATM (Anjungan Tunai Mandiri),

TellerBank, InternetBanking, MobileBanking, dan sebagainya. Dengan demikian,

para pelanggan bisa lebih tepat waktu melakukan pembayaran karena dilakukan

secara daring (online) dan sebaliknya PLN dapatdengan cepat mengetahui siapa

yang belum melunasi kewajibannya. Kerjasama dengan pihak perbankan ini

dilakukan dengan menerapkan metode P2APST (Pengelolaan dan Pengawasan

Arus Pendapatan Secara Terpusat) milik PLN, suatu metode yang mempermudah

PLN dalam mengelola dan mengawasi pendapatan perusahaan yang bertujuan

untuk memperlancar arus kas pendapatan perusahaan (cash flow).

Universitas Sumatera Utara


61

Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan kesadaran pelanggan untuk

membayarkan tagihan rekening listrik semakin tinggi. Dengan mudahnya

pembayaran tagihan rekening listrik karena dilakukan secara daring (online),

pelanggan bisa lebih mudah dan cepat menyetorkan kewajibannya, sedangkan

PLN dengan mudah mengontrol, mana pelanggan yang belum membayarkan

tagihannya.

Berbagai kemudahan sistem informasi juga diberikan kepada pelanggan

oleh PLN. PLN memiliki layanan Contact Center PLN 123, yaitu layanan telepon

24 jam bagi pelanggan. Serta aplikasi PLN Mobile yang dapat diunduh oleh

pelanggan melalui ponsel berbasi sistem operasi Android. Aplikasi ini menyajikan

berbagai macam layanan dan kemudahan bagi pelanggan PLN, seperti mengecek

jumlah tagihan rekening listrik, mendaftar layanan pemasangan baru ataupun

perubahan daya, laporan gangguan dan keluhan pelanggan, dan lain sebagainya.

6.4 Identifikasi Kekuatan

Kekuatan merupakan potensi yang dimiliki oleh PLN Rayon Medan

Kotadalam usaha mencapai target kinerja penurunan saldo piutang aliran listrik.

Potensi tersebut dipergunakan untuk melakukan usaha menurunkan jumlah

tunggakan atau piutang aliran listrik yang dimiliki pelanggan PLN Rayon Medan

Kota. Piutang aliran listrik ataupun tunggakan rekening listrik masuk kedalam

jenis piutang lancar, masih dapat ditagihkan kepada pelanggan. Untuk mengetahui

kekuatan yang dimiliki PLN Rayon Medan Kota dalam usahanya melakukan

penagihan tunggakan pelanggan tersebut dilakukan wawancara terhadap subjek

penelitian. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat berikut ini.

Universitas Sumatera Utara


62

“Disebutkan dalam Visi dan Misi PLN untuk menjadi perusahaan kelas
dunia, hal tersebut seirama dengan target kinerja unit PLN dalam hal ini
ialah piutang pelanggan nihil pada akhirnya. PLN Area Medan memiliki
delapan unit terdepan, yang salah satunya adalah PLN Rayon Medan Kota.
Rayon Medan Kota ini merupakan rayon terbesar dari sisi total jumlah
pelanggannya. Kekuatan yang dimiliki oleh Rayon Medan Kota
dibandingkan unit rayon lainnya adalah rayon ini berada di tengah kota
besar Medan yang tentunya akses ke rumah pelanggan sangat mudah
dijangkau. Kemudian, PLN Medan Kota sudah memiliki kontrak dengan
vendor untuk pelaksanaan TUL 601 (pemutusan sementara) dan TUL 603
(pembongkaran rampung). Lalu, untuk pencatatan meternya sudah cukup
disiplin mencatat, artinya angka stand meter dapat dibilang di atas 90
persen cocok dengan rekening. SDM Rayon Medan Kota juga sudah
bagus.” (Manajer PLN Area Medan, 2017)

“Rayon Medan Kota adalah rayon terbesar ya di Sumatera Utara, jadi


untuk kekuatan dalam hal penagihan piutang, di sana itu kebersamaan
yang sangat kental, kemudian mereka rutin melaksanakan briefing atau
COC setiap paginya sebelum bertugas, kemudian tenaga kerja yang ada di
sana sangat kompeten. Selanjutnyaya, wilayah kerja di Rayon Medan Kota
itu termasuk memang agak gampang lah untuk ditemukan.Selanjutnya,
visi dan misi PLN yang selalu digaungkan sehingga selalu menjadi
semangat mencapai kinerja. Pemantauan pencapaian kinerja secara rutin
dilakukan oleh Medan Kota.”(Asisten Manajer Pelayanan dan
Administrasi PLN Area Medan, 2017)

“Wialayah kerja di tengah Kota Medan merupakan salah satu kekuatan


Rayon Medan Kota menurut saya dalam hal penurunan piutang pelanggan,
karena proses penagihan seharusnya dapat dengan mudah dilaksanakan
oleh petugas. Dan Rayon Medan Kota merupakan penyedia tenaga listrik
di kota Medan.”(Supervisor Pelayanan Pelanggan PLN Area Medan,
2017).

“Faktor-faktor yang menjadi kekuatan Rayon Medan Kota tersebut adalah


pertama tim, tim petugas mereka kompak. Kemudian yang kedua, mereka
jumlah petugas pelaksana cukup banyak. Kemudian sistem informasi yang
mendukung untuk monitoring sudah ada. Demikian mas.”(Staff Pelayanan
Pelanggan PLN Area Medan, 2017).

“Tim kami sangat kompak, kekeluargaan selalu dijaga, ini menjadi salah
satu kekuatan Rayon Medan Kota. Wilayah kerja kami berada di perkotaan
Medan sehingga rumah pelanggan gampang untuk ditemukan. Dukungan
sistem aplikasi milik PLN yang sangat handal, yang sangat memberikan

Universitas Sumatera Utara


63

kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Informasi terkait pelayanan


pelanggan telah tersedia melalui aplikasi AP2T dan EIS menggunakan
komputer.”(Manajer PLN Rayon Medan Kota, 2017).

“Kalau kekuatan dari kita sih, petugas, petugas pemutusan itu


berpengalaman ya tentunya mereka sudah cukup lama bekerja di sini.
Kemudian daerah kerja kita juga mudah, mudah di jangkau ya karena
sudah daerah kota. Kemudian ehm untuk menuju ke lokasi pelanggan juga
kita sudah menggunakan titik kordinat, satu, jadi petugas itu mudah lah
untuk mencari posisinya dimana, ehm kemudian, dukungan dari
manajemen juga ya sekarang ini untuk pelanggan kita yang menunggak itu
bisa dimigrasikan menjadi pelanggan LPB sehingga kedepannya tidak
menjadi pelanggan yang menunggak. Kemudian untuk sistem, sistem
informasi, informasi untuk tunggakan ini juga kita sudah sangat sangat
updet ya, dengan, apalagi sekarang ada untuk implementasi tunggakan
onlain, jadi kalau saya rasa kekuatan kita itulah untuk mencapai target-
target yang ditentukan.”(Supervisor Pelayanan Pelanggan & Administrasi
PLN Rayon Medan Kota, 2017).

“Yang pertama di kekuatan itu menyangkut lingkup daerah kerja rayon


yang gampang dijangkau. Terus kode kedudukan yang sekarang disebut
RBM sudah terdata dengan rapi dan dilengkapi dengan titik kordinat
sehingga pelanggan-pelanggan yang menunggak itu gampang untuk
dicari.Jumlah petugas yang cukup banyak. Selanjtnya, pelanggan tarif
tunggal sudah banyak beralih ke listrik pintar atau LPB listrik prabayar.”
(Kordinator Tim Pelaksana Pemutusan Aliran Listrik, 2017).

“Jadi menurut saya wilayah kerja PLN Medan Kota itu mudah dijangkau
ya jadi kayaknya jadi lebih mudah, terus, ehm..PLN-nya itu sendiri kan
udah tau dimana lokasi pelanggan-pelanggannya gitu, punya data
pelanggannya, jadi lebih mudah dijangkau juga dicarinya. Terus habis itu,
kan kalau misalnya sambungan listrik itu diputus gak ada provider lain kan
selain PLN, adanya cuma PLN, jadi, karena itu, PLN itu jadi lebih
dibutuhkan. Ehmm, terus sekarang ini kan tempat pembayaran listrik itu
udah banyak loket-loket kecil jadi masyarakat juga lebih gampang ininya,
melakukan pembayaran.” (Perwakilan Pelanggan I, 2017).

“Menurut saya salah satu kekuatan penting bagi PLN, termasuk PLN
Medan Kota, adalah merupakan perusahaan yang memonopoli pasar. Serta
merupakan perusahaan BUMN atau dikuasai oleh negara. Lalu, ehm, PLN
juga memiliki media penghubung khusus kepada pelanggannya, yaitu
Contact Center PLN 123).” (Perwakilan Pelanggan II, 2017).

Universitas Sumatera Utara


64

“PLN, termasuk PLN Rayon Medan Kota, memonopoli pasar, dan


Pemerintah mengontrol penuh atas pemberdayaan listrik. Jadwal
penagihan yang rutin serta SOP penagihan yang jelas dan terarah.”
(Perwakilan Pelanggan III, 2017)

Berdasarkan hasil wawancara dan uraian pada sub bab 6.1 tersebut

diperoleh kesimpulan mengenai kekuatan yang dimiliki PLN Rayon Medan Kota

dalam usaha mencapai target kinerja penurunan saldo atau jumlah piutang aliran

listrik pelanggan. Kekuatan yang dimiliki PLN Rayon Medan Kota tersebut antara

lain :

1. PLN mengupayakan untuk menjadi Perusahaan Kelas Dunia dengan

mencapai tunggakan nihil.

2. Merupakan perusahaan yang memegang peranan besar di bidang

ketenagalistrikan di Medan Kota.

3. Wilayah kerja berada di pusat kota yang strategis dan mudah dijangkau.

4. Tenaga kerja bagian penagihan yang memiliki kompetensi

5. Kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang tersedia serta

handal (AP2T dan EIS)

6. Memiliki media penghubung kepada pelanggan (Contact Center PLN 123)

6.5 Identifikasi Kelemahan

Kelemahan dalam penurunan tunggakan atau piutang aliran listrik

pelanggan di PLN Rayon Medan Kota ini adalah merupakan segala sesuatu yang

menjadi kendala yang dihadapi PLN Rayon Medan Kota dalam usahanya

melalukan penagihan untuk mencapai target saldo piutang aliran listrik yang telah

ditetapkan. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat menjadi permasalahan bila tidak

tidak ada usaha untuk memperbaiki. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

Universitas Sumatera Utara


65

kelamahan-kelamahan dalam usaha penurunan piutang aliran listrik PLN Rayon

Medan Kota, dengan hasil sebagai berikut :

“Inti dari penurunan piutang aliran listrik ini adalah proses penagihan
piutang tersebut kepada pelanggan, dan menurut saya PLN Rayon Medan
Kota masih lemah dalam hal pengawasan dan monitoringterhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Petugas pemutusan dan pembongkaran
masih belum disiplin terhadap SOP-nya, yang harusnya aliran listrik
diputus sementara tetapi tidak diputus sementara, dan yang harusnya
dibongkar tetapi tidak dibongkar.” (Manajer PLN Area Medan, 2017)

“Adapun yang menjadi kelemahan ya, kelemahan, pihak PLN belum


konsisten melakukan program kerja seperti informasi melalui radio, dan
melakukan, apa, baliho sosialisasi. Selanjutnya pengawasan terhadap
pelaksanaan kontrak vendor masih belum terlaksana dengan baik.”
(Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PLN Area Medan, 2017)

“Kelemahan PLN Rayon Medan Kota dalam penurunan piutang ialah


pelaksanaan penagihan yang belum dilaksanakan menurut prioritas.
Sehingga terkadang tidak tepat sasaran dalam arti kata tagihan tunggakan
yang bernilai besar malah tidak ditagihkan.” (Supervisor Pelayanan
Pelanggan PLN Area Medan, 2017).

“Untuk kelemahannya, menurut saya itu penagihan tunggakan belum


berdasarkan prioritas ataupun matriks tunggakan.” (Staff Pelayanan
Pelanggan PLN Area Medan, 2017).

“Menurut saya, program sosialisasi yang belum tepat sasaran menjadi


kelemahan dalam penurunan piutang ailran listrik PLN Rayon Medan
Kota, pelanggan masih belum mengetahui secara jelas konsekuensi apa
yang diterima bila tidak membayar tagihan listrik secara tepat waktu.
Kemudian terkadang semangat petugas penagihan yang naik turun.”
(Manajer PLN Rayon Medan Kota, 2017).

“Kelemahan dari internal itu, petugas kita itu tidak menjalankan SOP-nya
dengan benar jadi terkadang, sesuatu e.., seharusnya pelanggan yang
menunggak itu diputus tapi dengan sesuatu hal itu tidak diputus akhirnya
pelanggan itu mengulur-ngulur waktu pembayaran. Kemudian e..untuk
bertambahnya terus pelanggan ini, SDM pemutusan kita ini, kayaknya
sudah perlu untuk dilakukan penambahan, dan untuk menambah SDM
pemutusan ini cukup sulit juga ya karena selain dia harus paham lokasi
daerah pelanggan kemudian e.. dia juga memutus ini butuh mental, jadi
untuk mental, mental petugas tu harus ada untuk melaksanakan pemutusan

Universitas Sumatera Utara


66

karena kan adat budaya pelanggan, karakter pelanggan juga berbeda-beda.


Kemudian satu hal lagi yang menjadi kelemahan kita itu mungkin
sekarang ini pendapatan petugas tusbung itu masih kurang lah.”
(Supervisor Pelayanan Pelanggan & Administrasi PLN Rayon Medan
Kota, 2017).

“Menurut saya kelemahan PLN Rayon Medna Kota ini salah satunya
adalah penetapan target kinerja yang terlalu tinggi karena dibarengi
dengan tingginya tagihan golongan yang lain bukan hanya golongan
umum saja. Kemudian semangat petugas terkadang lemah dikarenakan
kesejahteraan petugas masih dirasa belum memadai.Lalu, banyak sekali
ditemukan rumah-rumah pelanggan yang kosong, berkunci dan berpagar.
Keamanan dan pengamanan petugas pada saat pemutusan dan bongkar
rampung tidak ada, terkadang dihambat oleh preman dan OKP.”
(Kordinator Tim Pelaksana Pemutusan Aliran Listrik, 2017).

“Kalau dari sisi pelayanan pelanggan kayaknya masih kurang baik karena
kan masih juga sering terjadi pemadaman listrik ya, terus kan ini, tarif
listrik juga udah naik, makanya itu e..jadinya e..jadinya ini itu masyarakat
susah bayar listriknya. Ehmm..apa ya, e..denda apa namanya, denda
pembayaran tunggakan juga katanya masih murah juga jadi menurut saya
termasuk kelemahannya juga.” (Perwakilan Pelanggan I, 2017).

“Kelemahannya, PLN masih tidak konsiten dalam pemadaman listrik serta


tim teknisi yang tidak terampil.” (Perwakilan Pelanggan II, 2017).

“Kelemahan PLN Rayon Medan Kota salah satunya berada pada tim
penagih yang kurang memiliki skill pelayanan. Lalu, sistem teknologi
yang kurang update. Kemudian sepertinya sosialisasi ke pelanggan tidak
efektif. Serta detail sistem perhitungan denda kurang dipahami oleh
pelanggan” (Perwakilan Pelanggan III, 2017).

Berdasarkan hasil wawancara dan uraian pada sub bab 6.1 dapat

disimpulkan bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam usaha pencapaian target

kinerja penurunan saldo atau jumlah piutang aliran listrik pelanggan. Kelemahan

tersebut antara lain :

1. Tidak ada konsep reward-punishment sehingga karyawan tidak bisa

berkompetisi.

2. Pelayanan masih kurang baik, sering terjadi pemadaman listrik.

Universitas Sumatera Utara


67

3. Denda keterlambatan bayar yang murah.

4. Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar rampungbelum

konsisten dilaksanakan.

5. Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor pemutusan masih belum

terlaksana dengan baik.

6. Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi.

7. SOP pemutusan sementara dan pembongkaran rampung belum terlaksana

dengan benar.

6.6 Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal

Faktor eksternal pada penelitian ini terdiri dari peraturan pemerintah,

kondisi ekonomi, sosial, budaya, demografis dan lingkungan, serta teknologi di

luar PLN Rayon Medan Kota.

6.6.1 Peraturan Pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap ketenagalistrikan dapat dilihat dari aspek

peraturan perundang-undangan. Pengelolaan tenaga listrik di Indonesia diatur

dalam Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009, yang ditetapkan pada tanggal 23

September 2009, tentang Ketenagalistrikan. Dalam undang-undang tersebut

dinyatakan bahwa penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara yang

penyelenggaraannya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah yang

berlandaskan prinsip otonomi daerah. Undang-undang juga menyebutkan

pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik dilakukan oleh badan usaha milik

negara dan badan usaha milik daerah. Dalam hal ini PLN sebagai badan usaha

milik negara yang berusaha di bidang penyediaan tenaga listrik.

Universitas Sumatera Utara


68

Hak dan kewajiban konsumen turut diatur dalam UU No. 30 tahun 2009

tersebut (Pasal 29 ayat 1 dan 2), yaitu:

1. Konsumen berhak untuk:

a. Mendapat pelayanan yang baik;

b. Mendapat tenaga listrik secara terus-menerus dengan mutu dan

keandalan yang baik;

c. Memperoleh tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga

yang wajar;

d. Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga

listrik; dan

e. Mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan

kesalahan dan/atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin

usaha penyediaan tenaga listrik sesuai syarat yang diatur dalam

perjanjian jual beli tenaga listrik.

2. Konsumen wajib:

a. Melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul

akibat pemanfaatan tenaga listrik;

b. Menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen;

c. Memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya;

d. Membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; dan

e. Menaati persyaratan teknis di bidang ketenagalistrikan.

Seperti tercantum dalam UU tersebut, terkait dengan piutang aliran listrik,

Pemerintah telah membuat kebijakan yang mewajibkan kepada pelanggan PLN

untuk membayar tagihan pemakaian tenaga listrik atau rekening listrik agar tidak

Universitas Sumatera Utara


69

mengakibatkan kerugian bagi pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik

(PLN).

Dalam UU No. 30 tahun 2009 juga dinyatakan bahwa Pemerintah sesuai

kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan

persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Tarif Tenaga Listrik

yang disediakan oleh PLN mengacu pada Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.

28 Tahun 2016 yang ditetapkan pada tanggal 13 Oktober 2016.Permen ini juga

mengatur tentang Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjustment) bagi 13

golongan tarif. Dalam Permen tersebut dinyatakan bahwa Penyesuaian Tarif

Tenaga Listrik (Tariff Adjustment) dilaksanakan setiap bulan apabila terjadi

perubahan, baik peningkatan maupun penurunan salah satu dan/atau beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi biaya pokok penyediaan tenaga listrik, yaitu:

nilai tukar mata uang Dollar Amerika terhadap mata uang Rupiah (kurs),

Indonesian Crude Price (ICP), dan/atau inflasi.

6.6.2 Kondisi Ekonomi

Salah satu indikator kinerja ekonomi suatu daerah adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan salah satu indikator penting

untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu,

baikatas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB pada

dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir

yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada suatu daerah.

Universitas Sumatera Utara


70

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan, sedangkan PDRB

atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang

dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun

dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui kemampuan

sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi suatu daerah.

Tabel 6.2 Pertumbuhan PDRB Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2014 – 2016 (Juta Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2014 2015 2016


1 Pertanian, Kehutanan dan 1302409,30 1 367 621.60 1 419 384.51
Perikanan
2 Pertambangan dan 2 032.30 1 942.90 1.88,98
Penggalian
3 Industri Pengolahan 18 286 930.00 18 578 271.50 19 489 294.49
4 Pengadaan Listrik dan Gas 142 031.02 127 664.09 137 853.91
5 Pengadaan Air, 196 380.50 212 116.20 225 725.22
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 22 010 712.10 23 792 474.20 25 707 200.56
7 Perdagangan Besar dan 30 109 608.70 31 665 633.40 33 699 138.36
Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
8 Transportasi dan 7 200 924.50 7 450 102.00 7 931 237.13
Pergudangan
9 Penyediaan Akomodasi 2 884 830.90 3 125 930.70 3 323 821.15
dan Makan Minum
10 Informasi dan Komunikasi 7 401 844.70 8 105 812.30 8 700 391.48
11 Jasa Keuangan dan 8 117 669.30 8 569 697.80 8 903 046.92
Asuransi
12 Real Estate 8 817 474.00 9 479 791.10 9 955 209.81
13 Jasa Perusahaan 2 723 262.80 2 857 668.60 3 047 707.74
14 Administrasi 2 090 468.10 2 159 936.10 2 207 178.19
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 3 387 361.80 3 676 542.50 3 952 817.98
16 Jasa Kesehatan dan 1 638 147.10 1 801 159.50 1 970 515.71
Kegiatan Sosial
17 Jasa Lainnya 1 212 972.30 1 297 566.90 1 390 450.46
PDRB 117 525 059.42 124 269 931.39 132 062 863.52
Sumber : BPS Medan, 2017

Universitas Sumatera Utara


71

Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan

ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak

dipengaruhi oleh faktor harga. PDRB Kota Medan dapat dilihat dari Tabel 6.2.

Tabel 6.2 menunjukkan peningkatan PDRB Kota Medan setiap tahunnya.

Hanya sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan nilai

PDRB, sedangkan sektor-sektor lainnya mengalami peningkatan yang

memuaskan. Hal ini menggambarkan bahwa Kota Medan merupakan daerah yang

berkembang dan strategis untuk dunia usaha, yang berujung kepada meningkatnya

pendapatan atau penghasilan masyarakat Kota Medan.

6.6.3 Budaya Masyarakat

Aspek budaya dalam penelitian ini terkait dengan kebiasaan pelanggan

dalam melakukan pelunasan atau pembayaran tagihan rekening listrik. Pada

umumnya masyarakat yang merupakan pelanggan PLN terbiasa untuk membayar

ketika pada tanggal batas akhir masa pelunasan tagihan, yaitu tanggal 20 setiap

bulannya. Serta puncak tren pelunasan adalah pada tanggal 21, padahal di tanggal

tersebut pelanggan sudah dikenakan denda oleh pihak PLN.

Gambar 6.3 merupakan salah satu contoh tren pelunasan pelanggan PLN

Rayon Medan Kota pada bulan Juni 2017. Sebagian masyarakat pelanggan PLN

Rayon Medan Kota masih belum memiliki kesadaran untuk membayar tagihan

rekening listrik di awal bulan, padahal pihak PLN sudah menerbitkan tagihan

pelanggannya di tanggal satu setiap bulannya. Puncak pelunasan berada pada

tanggal 21, yang padahal di tanggal tersebut pelanggan sudah dikenakan Biaya

Keterlambatan.

Universitas Sumatera Utara


72

Pelanggan

Tanggal

Gambar 6.3 Grafik Tren Pelunasan Tagihan Rekening Listrik Pelanggan


Golongan Umum PLN Rayon Medan Kota
Hal ini menunjukkan budaya pelanggan yang masih mengesampingkan pelunasan

tagihan rekening listrik PLN, dan lebih beranggapan untuk memutar dana yang

dimilikinya terlebih dahulu daripada membayar tagihan listrik yang telah

digunakannya.

6.6.4 Teknologi

Teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat, terutama teknologi di

bidang informasi komunikasi. Hal tersebut baik dari sisi kecepatan maupun

kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan juga

semakin berkembang. Bagi suatu negara, teknologi informasi dan teknologi ini

sangat penting sekali, terutama untuk negara yang sedang berkembang.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia saat ini juga

tidak kalah pesatnya dibandingkan dengan negara-negara lain. Komunikasi yang

Universitas Sumatera Utara


73

pada awalnya identik dengan penggunaan kabelpun mulai ditinggalkan. Kini

manusia tidak lagi bergantung pada teknologi kabel untuk dapat mengakses

informasi secara cepat. Sebagai gantinya, jaringan nirkabel (tanpa kabel) kini

telah menggeser peranan jaringan berkabel.

Dalam kebutuhan pengaksesan data dan informasi. Teknologi yang sangat

berperan dalam pengembangan generasi nirkabel ini antara lain adalah teknologi

Wi-Fi dan 3G/4G. Saat ini hampir semua perangkat pintar atau telepon selular dan

komputer laptop sudah memiliki fasilitas Wi-Fi dan 3G/4G. sehingga

memudahkan kita untuk mengakses daring/internet dimana pun berada.

6.7 Identifikasi Peluang

Peluang merupakan kondisi yang menguntungkan dalam menurunkan

saldo piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota.Selain dari uraian pada Sub

Bab 6.4 berikut ini diuraikan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.

“Peluang PLN Medan Kota saya lihat, dukungan Pemerintah dalam


pelaksanaan penagihan piutang pelanggan melalui undang-undang, yang
pada akhirnya adalah meningkatkan pendapatan negara yang berujung
semakin mensejahterakan bangsa. Kemudian perkembangan teknologi
yang seharusnya dapat memudahkan pelaksanaan penagihan.” (Manajer
PLN Area Medan, 2017).

“Untuk peluang ya, yang pertama peluang, tempat pembayaran rekening


listrik sudah ada dimana-mana, artinya tersebar di berbagai lokasi dan
dapat dengan mudah pelanggan untuk membayar rekening tersebut, seperti
ada di ATM, PPOB, maupun Indomaret. Kemudian tingkat ekonomi
masyarakat di wilayah kerja Rayon Medan Kota tergolong mampu.
Selanjutnya, rekening listrik pemerintah itu ada lampu jalan, kogol 63,
yang tidak pernah menunggak, ini cukup signifikan besarnya lebih kurang
19 Miliyar per bulan.” (Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PLN
Area Medan, 2017).

Universitas Sumatera Utara


74

“Saat ini, dengan adanya peraturan pemerintah yang menetapkan


bahwasanya hanya PLN sebagai perusahaan di bidang usaha
ketenagalistrikan menjadi peluang yang berarti bagi PLN Rayon Medan
Kota. Ditambah lagi dengan tersedianya tempat pembayaran di berbagai
lokasi dan dengan berbagai cara, seperti ATM, PPOB, jaringan
minimarket yang bekerjasama, dan lain sebagainya.” (Supervisor
Pelayanan Pelanggan PLN Area Medan, 2017).

“Menurut saya faktor yang menjadi peluang itu adalah berdasarkan


Peraturan Menteri ESDM bahwasanya ada kenaikan TDL pelanggan yang
non-subsidi terutama di daya 900 VA, jadi daya 900 VA kita sekarang
dibagi dua, yang bersubsidi dan non-subsidi, berdasarkan perubahan,
perubahan tersebut itu menyebabkan pertambahan pendapatan PLN.
Kemudian, kemudahan akses untuk pembayaran rekening listrik kita,
sudah ada dimana saja seperti di loket-loket PPOB, Alfmart, Indomaret,
ATM hingga mobile banking dan kantor POS juga sudah bisa melakukan
proses pembayaran.” (Staff Pelayanan Pelanggan PLN Area Medan,
2017).

“Dengan adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat, terutama di Kota


Medan, menjadi peluang bagi PLN Rayon Medan Kota, pelanggan dapat
dengan mudah melakukan proses pelunasan tagihan rekening listriknya
dengan berbagai metode cara serta dimanapun dan kapanpun. Serta tingkat
perekonomian masyarakat Kota Medan tergolong mampu.” (Manajer PLN
Rayon Medan Kota, 2017).

“Kalau peluang kita untuk mengatasi tunggakan kita dari eksternal saya
rasa pertama kesadaran pelanggan kota ini untuk membayar listrik itu
cukup tinggi ya tingkat kesadarannya. Kemudian loket-loket di daerah
kota ini juga mudah didapat ya jadi pelanggan itu bisa dengan mudah
membayar rekening. Kemudian kalau di kota ini beberapa pelanggan kita
sih tingkat ekonominya itu sudah baik.” (Supervisor Pelayanan Pelanggan
& Administrasi PLN Rayon Medan Kota, 2017).

“Menurut saya faktor-faktor yang menjadi peluang antaran lain


pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh kepada
peningkatan ekonomi pelanggan. Kemudian, perkembangan IT yang
memberi kemudahan dalam melakukan pembayaran via online.”
(Kordinator Tim Pelaksana Pemutusan Aliran Listrik, 2017).

“Kesadaran pelanggan untuk membayar listrik itu kan udah semakin


meningkat, terus tempat pembayaran listriknya lebih mudah ditemui, udah
banyak loket-loket kecil jadi lebih gampang untuk kita bayarnya, selain itu

Universitas Sumatera Utara


75

tingkat ekonomi masyarakat kan sekarang juga lebih membaik jadinya ya


lebih meningkat sih kayaknya.” (Perwakilan Pelanggan I, 2017).

“PLN kan perusahaan monopoli harusnya bisa lebih memperbaiki kinerja,


kemudian kan dimiliki oleh Negara jadinya nggak bisa collapse.Nah itulah
yang menjadi peluang utama PLN, termasuk PLN Rayon Medan Kota”
(Perwakilan Pelanggan II, 2017).

“emm, faktor yang menjadi peluang salah satunya ialah saat ini kebutuhan
tenaga listrik semakin meningkat sehingga PLN dapat menjual lebih
banyak. Kemudian kenaikan tarif dasar listrik yang akan mendukung PLN.
Lalu, adanya energi terbarukan yang dikembangkan yang menjadi peluang
bagi PLN untuk berinovasi.” (Perwakilan Pelanggan III, 2017).

Berdasarkan hasil uraian pada sub bab 6.4 dan hasil wawancara tersebut

disimpulkan bahwa terdapat beberapa peluang yang dapat mendukung penurunan

saldo tunggakan atau piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota. Peluang

tersebut antara lain :

1. Pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh kepada

peningkatan ekonomi pelanggan.

2. Peraturan pemerintah yang menetapkan hanya PLN sebagai perusahaan di

bidang usaha ketenagalistrikan.

3. Tingkat ekonomi pelanggan di wilayah kerja yang tergolong mampu.

4. Rekening listrik Pemerintahan yang tidak pernah menunggak.

5. Tempat pembayaran listrik tersebar di berbagai lokasi dan dengan berbagai

cara (ATM, PPOB, Indomaret, internet/mobile banking, dll).

6. Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan pekerjaan.

7. Terbukanya peluang kerjasama dengan lembaga penelitian dan media

massa.

Universitas Sumatera Utara


76

6.8 Identifikasi Ancaman

Ancaman menggambarkan situasi yang dapat mengurangi kemampuan

PLN Rayon Medan Kota dalam rangka penagihan piutang aliran listrik pelanggan.

Ancaman tersebut muncul tanpa disadari sehingga menjadi suatu hal yang harus

serius diperhatikan. Ancaman tersebut tidak dapat dihilangkan tetapi dapat

diperkecil intensitas kemunculannya. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

ancaman yang dapat mempengaruhi penurunan saldo piutang aliran listrik. Hasil

wawancara tersebut adalah sebagai berikut :

“Faktor yang dapat menjadi ancaman bagi PLN Rayon Medan Kota antara
lainbudaya pelanggan yang terbiasa menunggak, pelanggan terbiasa
membayar tagihan rekening listrik di akhir batas tempo atau bahkan
sengaja menumpuk pembayaran menjadi dua bulan terlebih dahulu.
Kemudian, kenaikan TDL, di satu sisi hal ini memang memberikan
keuntungan bagi PLN, namun di satu sisi lain dapat menjadi ancaman
dikarenakan jumlah saldo piutang pasti akan melonjak drastis bila
pelanggan menunggak dengan tarif yang baru.” (Manajer PLN Area
Medan, 2017).

“Untuk ancaman, ya biasa lah, namanya kota besar ya, yang jadi kebiasaan
yang buruk di masyarakat, e menunggak itu. Kemudian, banyak ormas
atau LSM yang terkadang mendukung kebiasaan pelanggan menunggak
tanpa mengetahui terlebih dahulu pangkal masalah, beking lah istilahnya
ya. Kemudian ancaman yang selanjutnya, adanya kenaikan TDL yang
cukup tinggi menjadikan rekening pelanggan menjadi besar, yang
berakibat makin meningkatnya saldo piutang apabila tidak dibayar.”
(Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PLN Area Medan, 2017).

“Faktor yang dapat menjadi ancaman bagi PLN Rayon Medan Kota antara
lain keputusan pemerintah terkait perubahan TDL, dikarenakan hampir
sebagian besar pelanggan yang menunggak adalah tarif rumah tangga, dan
merupakan salah satu tarif yang dikenakan kenaikan harga, hal ini
kemudian mengancam menaikkan saldo piutang bila SOP pemutusan tidak
berjalan dengan benar.” (Supervisor Pelayanan Pelanggan PLN Area
Medan, 2017).

“Yang menjadi ancaman itu, karena adanya perbedaan antara daya 900
yang non-subsidi, rupiahnya, itu menyebabkan tagihan rekening listrik itu

Universitas Sumatera Utara


77

pelanggan pasti komplain sehingga dia menunggak. Kemudian yang


kedua, bisa jadi pelanggan melakukan pencurian arus. Selanjutnya untuk
loket PPOB ada beberapa ditemukan loket PPOB itu mencetak struk lunas
palsu, jadi sehingga mereka tidak terlunas secara aplikasi, dan hal ini dapat
merusak citra PLN dan kerugian bagi pelanggan itu sendiri.” (Staff
Pelayanan Pelanggan PLN Area Medan, 2017).

“Yang menjadi hambatan atau ancaman ini sebenarnya di Kota ini


kebanyak rumah yang disewakan dan kosong, sehingga kita tidak dapat
melakukan komunikasi kepada pelanggan. Apabila kita dapat berjumpa
langsung dengan pelanggannya, pasti mereka akan bayar, berbeda dengan
rumah yang kosong.” (Manajer PLN Rayon Medan Kota, 2017).

“Ancamannya kadang-kadang pelanggan ini memiliki kebiasaan,


kebiasaan itu, kebiasaan menunggak itu menjadi budaya di masyarakat
jadi mereka itu seperti terbiasa menunggak listrik satu atau dua bulan gitu.
Kemudian di kota ini juga salah satu ancamannya itu banyak juga ormas
maupun LSM yang dalam tanda kutip kita bilang “membekingi” lah
pelanggan yang menunggak, jadi bila ada petugas datang itu, mengusirnya
ataupun mengancam lah pada petugas kita. Kemudian kita juga gak bisa,
apa ya, menyampingkan itu dikarenakan kenaikan TDL, kenaikan TDL itu
saya rasa sangat berimbas ya, karena kenaikan itu hampir lima puluh
persen dari rekening pelanggan itu bertambah.” (Supervisor Pelayanan
Pelanggan & Administrasi PLN Rayon Medan Kota, 2017).

“Untuk ancaman, menurut saya, premanisme masih berkeliaran di mana-


mana. Kemudian, masyarakat belum siap akan sistem penagihan dari PLN,
dalam arti kata menunggak masih membudaya. Serta, kenaikan tarif dasar
listrik yang turut memberatkan masyarakat.” (Kordinator Tim Pelaksana
Pemutusan Aliran Listrik, 2017).

“Mungkin karena kebiasaan masyarakat itu sering menunggak, jadi,


e..udah kebawa, jadi kayaknya e..agak susah dihilangkan gitu makanya
masih banyak juga yang menunggak. Terus banyak ormas yang, apa
namanya, jadi backup untuk kebiasaan itu jadi e..lebih susah diatasi. Terus
kan sekarang juga tarif listriknya meningkat makanya rekening pelanggan
itu menjadi besar, makanya, ya termasuk ancaman juga sih.” (Perwakilan
Pelanggan I, 2017).

“Hal yang dapat menjadi ancaman bagi PLN antara lain ialah
perkembangan teknologi dengan munculnya sumber energi baru, serta
daya saing SDM saat ini yang terbuka bebas.” (Perwakilan Pelanggan II,
2017).

Universitas Sumatera Utara


78

“Ancaman bagi PLN antara lain banyaknya pungli atau calo dari oknum
yang tidak berhak. Kemudian pengambilan listrik secara illegal yang
merugikan PLN.” (Perwakilan Pelanggan III, 2017).

Berdasarkan hasil Sub Bab 6.4 dan hasil wawancara tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat beberapa ancaman dalam pelaksanaan penagihan

piutang aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota. Ancaman tersebut antara lain :

1. Kebiasaan menunggakterlalu sering terjadi di masyarakat

2. Banyak pihak-pihak yang terkadang membela kesalahan pelanggan.

3. Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang turut memberatkan masyarakat dalam

melakukan pembayaran rekening listrik

4. Kenaikan Tarif Dasar Listrik berakibat makin meningkatnya saldo piutang

apabila tidak dibayar.

5. Munculnya sumber energi baru sebagai bagian dari perkembangan

teknologi.

6. Munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang baru.

6.9 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation

(EFE)

Setelah diketahui faktor internal dan faktor ekstemal penurunan jumlah

piutang aliran listrik, langkah berikutnya adalah membuat matriks Internal Factor

Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE).

Matrik IFE merupakan alat strategis untuk audit atau mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan utama dalam mengatasi belum optimalnya penurunan

jumlah piutang aliran listrik pelanggan, sedangkan matriks EFE merupakan alat

strategis untuk audit atau mengevaluasi peluang dan ancaman dalam mengatasi

Universitas Sumatera Utara


79

belum optimalnya penurunan jumlah piutang aliran listrik pelanggan. Matriks IFE

bersama-sama dengan matriks EFE adalah merupakan alat strategi atau formulasi

yang dapat digunakan untuk mengevaluasi bagaimana kondisi penurunan jumlah

piutang aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota.

Tabel 6.3 Matriks IFE Penurunan Jumlah Piutang Aliran Listrik PLN Rayon
Medan Kota

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan Bobot Rating Skor


PLN mengupayakan untuk menjadi Perusahaan Kelas
1 0.07 3.5 0.25
Dunia dengan mencapai tunggakan nihil.
Merupakan perusahaan yang memegang peranan besar
2 0.10 3.8 0.37
di bidang ketenagalistrikan di Medan Kota.
Wilayah kerja berada di pusat kota yang strategis dan
3 0.08 3.9 0.31
mudah dijangkau.
Tenaga kerja bagian penagihan yang memiliki
4 0.09 3.1 0.31
kompetensi.
Kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang
5 0.08 3.8 0.32
tersedia serta handal (AP2T dan EIS)
Memiliki media penghubung kepada pelanggan
6 0.07 3.4 0.23
(Contact Center PLN 123)
Total Skor Kekuatan 1.79
No. Faktor-Faktor yang Menjadi Kelemahan Bobot Rating Skor
Tidak ada konsep reward-punishment sehingga
1 0.07 1.1 0.08
karyawan tidak bisa berkompetisi.
Pelayanan masih kurang baik, sering terjadi
2 0.06 1.7 0.11
pemadaman listrik.
Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar
3 0.07 1.4 0.10
rampung belum konsisten dilaksanakan.
4 Denda keterlambatan bayar yang murah. 0.06 1.6 0.10
Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor
5 0.09 1.3 0.13
pemutusan masih belum terlaksana dengan baik.
6 Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi. 0.03 1.9 0.06
SOP pemutusan sementara dan pembongkaran
7 0.11 1.2 0.13
rampung belum terlaksana dengan baik.
Total Skor Kelemahan 0.70

Berdasarkan Tabel 6.3 dapat dilihat bahwa kekuatan yang dimiliki PLN

Rayon Medan Kota dalam usahanya menurunkan jumlah piutang aliran listrik

antara lain:

Universitas Sumatera Utara


80

1) PLN mengupayakan untuk menjadi Perusahaan Kelas Dunia dengan

mencapai tunggakan nihil.

2) Merupakan perusahaan yang memegang peranan besar di bidang

ketenagalistrikan di Medan Kota.

3) Wilayah kerja berada di pusat kota yang strategis dan mudah dijangkau.

4) Tenaga kerja bagian penagihan yang memiliki kompetensi.

5) Kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang tersedia serta

handal (AP2T dan EIS).

6) Memiliki media penghubung kepada pelanggan (Contact Center PLN 123).

Sedangkan kelemahan yang dimiliki PLN Rayon Medan Kota dalam

upaya menurunkan jumlah piutang aliran listrik adalah sebagai berikut:

1) Tidak ada konsep reward-punishment sehingga karyawan tidak bisa

berkompetisi.

2) Pelayanan masih kurang baik, sering terjadi pemadaman listrik.

3) Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar rampung belum

konsisten dilaksanakan.

4) Denda keterlambatan bayar yang murah.

5) Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor pemutusan masih belum

terlaksana dengan baik.

6) Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi.

7) SOP pemutusan sementara dan pembongkaran rampung belum terlaksana

dengan baik.

Berdasarkan Tabel 6.3 dapat dilihat bahwa total skor untuk aspek kekuatan

internal ialah 1,79. Skor tertinggi pada aspek kekuatan adalah merupakan

Universitas Sumatera Utara


81

perusahaan yang memegang peranan besar di bidang ketenagalistrikan di Medan

Kota dengan skor 0,37, kemudian diikuti dengan faktor kedua yang menjadi

kekuatan yakni kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang tersedia

serta handal (AP2T dan EIS). Skor kekuatan terendah terdapat pada faktor adanya

media penghubung kepada pelanggan (Contact Center PLN 123) dengan skor

0,23.

Tabel 6.3 menunjukkan total skor untuk aspek kelemahan yakni 0,70. Skor

tertinggi pada aspek kelemahan yakni pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak

vendor pemutusan masih belum terlaksana dengan baik dan SOP pemutusan

sementara dan pembongkaran rampung belum terlaksana dengan baik dengan skor

0,13, kemudian diikuti dengan faktor kedua yang menjadi kelemahan yakni

pelayanan masih kurang baik, sering terjadi pemadaman listrik. Skor kelemahan

terendah terdapat pada faktor adanya penetapan target kinerja yang terlalu tinggi

dengan skor 0,06.

Berdasarkan uraian pada Matriks IFE menunjukkan bahwa skor kekuatan

lebih tinggi dari skor kelemahan yang menunjukkan bahwa potensi kekuatan pada

PLN Rayon Medan Kota lebih unggul dibandingkan dengan kelemahan.

Pada faktor eksternal dapat dilihat peluang dan ancaman yang dimiliki

PLN Rayon Medan Kota dalam upaya menurunkan jumlah piutang aliran listrik.

Faktor tersebut dapat dilihat melalui Matrik EFE Tabel 6.4.

Universitas Sumatera Utara


82

Tabel 6.4 Matrik EFE Penurunan Jumlah Piutang Aliran Listrik PLN Rayon
Medan Kota

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Peluang Bobot Rating Skor


Pembangunan sarana dan prasarana yang akan 0.04 3.1 0.12
1
berpengaruh kepada peningkatan ekonomi pelanggan.
Peraturan pemerintah yang menetapkan hanya PLN 0.08 3.3 0.28
2
sebagai perusahaan di bidang usaha ketenagalistrikan.
Tingkat ekonomi pelanggan di wilayah kerja yang 0.06 3.3 0.20
3
tergolong mampu.
Rekening listrik Pemerintahan yang tidak pernah 0.06 2.8 0.16
4
menunggak.
Tempat pembayaran listrik tersebar di berbagai lokasi
0.12 3.8 0.44
5 dan dengan berbagai cara (ATM, PPOB, Indomaret,
dll).
Perkembangan teknologi informasi yang semakin 0.09 3.5 0.33
6
memudahkan pekerjaan.
Terbukanya peluang kerjasama dengan lembaga 0.05 2.7 0.13
7
penelitian dan media massa.
Total Skor Peluang 1.66
No. Faktor-Faktor yang Menjadi Ancaman Bobot Rating Skor
Kebiasaan menunggak terlalu sering terjadi di 0.14 1.3 0.18
1
masyarakat
Banyak pihak-pihak yang terkadang membela 0.10 1.4 0.14
2
kesalahan pelanggan.
Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang turut memberatkan
0.10 2 0.19
3 masyarakat dalam melakukan pembayaran rekening
listrik.
Kenaikan Tarif Dasar Listrik berakibat makin 0.08 2 0.17
4
meningkatnya saldo piutang apabila tidak dibayar.
Munculnya sumber energi baru sebagai bagian dari 0.05 2.8 0.13
5
perkembangan teknologi.
Munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang 0.04 2.9 0.11
6
baru
Total Skor Ancaman 0.92
Berdasarkan Tabel 6.4 dapat dilihat bahwa peluang yang dimiliki PLN

Rayon Medan Kota dalam usahanya menurunkan jumlah piutang aliran listrik

antara lain:

a. Pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh kepada

peningkatan ekonomi pelanggan.

b. Peraturan pemerintah yang menetapkan hanya PLN sebagai perusahaan di

bidang usaha ketenagalistrikan.

Universitas Sumatera Utara


83

c. Tingkat ekonomi pelanggan di wilayah kerja yang tergolong mampu.

d. Rekening listrik Pemerintahan yang tidak pernah menunggak.

e. Tempat pembayaran listrik tersebar di berbagai lokasi dan dengan berbagai

cara (ATM, PPOB, Indomaret, dll).

f. Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan pekerjaan.

g. Terbukanya peluang kerjasama dengan lembaga penelitian dan media

massa.

Sedangkan ancamanyang dimiliki PLN Rayon Medan Kota dalam

usahanya menurunkan jumlah piutang aliran listrik antara lain:

a. Kebiasaan menunggak terlalu sering terjadi di masyarakat

b. Banyak pihak-pihak yang terkadang membela kesalahan pelanggan.

c. Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang turut memberatkan masyarakat dalam

melakukan pembayaran rekening listrik.

d. Kenaikan Tarif Dasar Listrik berakibat makin meningkatnya saldo piutang

apabila tidak dibayar.

e. Munculnya sumber energi baru sebagai bagian dari perkembangan

teknologi.

f. Munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang baru

Berdasarkan Tabel 6.4 dapat dilihat bahwa total skor untuk aspek peluang

eksternal ialah 1,66. Skor tertinggi pada aspek peluang adalah tempat pembayaran

listrik tersebar di berbagai lokasi dan dengan berbagai cara (ATM, PPOB,

Indomaret, dll) dengan skor 0,44, kemudian diikuti dengan faktor kedua yang

menjadi peluang yakni perkembangan teknologi informasi yang semakin

memudahkan pekerjaan. Skor peluang terendah terdapat pada faktor

Universitas Sumatera Utara


84

pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh kepada peningkatan

ekonomi pelanggan dengan skor 0,12.

Tabel 6.4 menunjukkan total skor untuk aspek ancaman eksternal yakni

0,92. Skor tertinggi pada aspek ancaman yakni faktor kenaikan Tarif Dasar Listrik

yang turut memberatkan masyarakat dalam melakukan pembayaran rekening

listrik dengan skor yang sama yaitu 0,19. Skor ancaman terendah terdapat pada

faktor munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang baru dengan skor

sama yaitu 0,11.

Berdasarkan uraian pada Matriks EFE menunjukkan bahwa skor peluang

lebih tinggi dari skor ancaman yang menunjukkan bahwa potensi peluang untuk

menurunkan jumlah piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota lebih tinggi

dibandingkan dengan ancaman yang menghalangi.

6.10 Hasil Analisis SWOT

Analisis SWOT disusun berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang

efektif memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimkan kelemahan

perusahaan dan kesiapan institusi dalam menghadapi ancaman dari luar.

Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari Matriks IFE dan Matriks EFE pada

Tabel 6.3 dan Tabel 6.4 , hasilnya dirangkum pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5 Skor Masing – Masing Faktor


No. Analisis Faktor Skor
1 Kekuatan 1,79
2 Kelemahan 0,70
3 Peluang 1,66
4 Ancaman 0,92
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Titik koordinat analisis faktor internal adalah:

Sumbu X = (Skor Kekuatan – Skor Kelemahan) / 2

Universitas Sumatera Utara


85

= ( 1,79 – 0,70 ) / 2

= 1,09 / 2

= 0,545

Titik koordinat analisis faktor eksternal adalah:

Sumbu Y = (Skor Peluang – Skor Ancaman) / 2

= ( 1,66 – 0,92 ) / 2

= 0,74 / 2

= 0,37

Jadi posisi PLN Rayon Medan Kota dalam upaya menurunkan jumlah

piutang aliran listrik berada pada titik koordinat ( 0,545 , 0,37 ).

Kuadran I
Strategi Agresif

( 0,545 , 0,37 )

W S

Gambar 6.4 Titik Koordinat Strategi Penurunan Piutang Aliran Listrik PLN
Rayon Medan Kota
Berdasarkan Gambar 6.4, hasil analisis SWOT menunjukkan strategi

penurunan jumlah piutang aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota merupakan

Strategi Agresif yang berada pada Kuadran I. Kuadran I terbentuk oleh potongan

sumbu horizontal positif (kekuatan) dan potongan sumbu vertikal (peluang).

Universitas Sumatera Utara


86

Strategi Agresif adalah strategi yang berusaha mengembangkan institusi

dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki disertai dengan memanfaatkan

berbagai peluang untuk menurunkan piutang aliran listrik. Strategi Agresif dapat

diefektifkan melalui langkah-langkah yang terdiri dari empatalternatif strategi

hasil Matriks SWOT yaitu SO, WO, ST, dan WT.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 6.6 Matriks SWOT Strategi Penurunan Piutang Aliran Listrik PLN Rayon Medan Kota

Kekuatan (S – Strengths) Kelemahan (W – Weaknesses)


1) PLN mengupayakan untuk menjadi Perusahaan Kelas Dunia 1) Tidak ada konsep reward-punishment sehingga karyawan tidak
dengan mencapai tunggakan nihil bisa berkompetisi.
Faktor Internal 2) Merupakan perusahaan yang memegang peranan besar di 2) Pelayanan masih kurang baik, sering terjadi pemadaman listrik.
bidang ketenagalistrikan di Medan Kota. 3) Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar rampung
3) Wilayah kerja berada di pusat kota yang strategis dan mudah belum konsisten dilaksanakan.
dijangkau. 4) Denda keterlambatan bayar yang murah.
4) Tenaga kerja bagian penagihan yang memiliki kompetensi. 5) Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor pemutusan
5) Kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang tersedia masih belum terlaksana dengan baik.
serta handal (AP2T dan EIS). 6) Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi.
Faktor Eksternal 6) Memiliki media penghubung kepada pelanggan (Contact 7) SOP pemutusan sementara dan pembongkaran rampung belum
Center PLN 123). terlaksana dengan baik.
Peluang (O – Opportunities) Strategi S – O Strategi W – O
1) Pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh a. Pengembangan aplikasi monitoring penagihan piutang berbasis a. Memberlakukan sistem reward and punishment kepada petugas
kepada peningkatan ekonomi pelanggan. Android dan/atau IOS (perangkat mobile). (S2, S3, S5, O2, O6) penagihan PLN untuk mencapai target kinerja penagihan.(W1,
2) Peraturan pemerintah yang menetapkan hanya PLN sebagai b. Pelatihan (training) secara berkala kepada tenaga kerja bagian W6, O2)
perusahaan di bidang usaha ketenagalistrikan. penagihan terkait tata kerja dan budaya kerja PLN. (S4, O7) b. Memberikan sanksi pemutusan secara tegas bagi pelanggan
3) Tingkat ekonomi pelanggan di wilayah kerja yang tergolong c. Menjalankan kerjasama dengan perbankan untuk menunggak yang mengabaikan peringatan, sesuai dengan SOP
mampu. mempermudah pembayaran melalui internet banking / mobile yang telah ditetapkan.(W7, O2, O3)
4) Rekening listrik Pemerintahan yang tidak pernah menunggak. banking. (S1, S3, O3, O5, O6) c. Memberikan perhitungan denda yang terperinci kepada
5) Tempat pembayaran listrik tersebar di berbagai lokasi dan d. Bekerjasama dengan media massa lokal dalam pelanggan melalui media penghubung contact center PLN
dengan berbagai cara (ATM, PPOB, Indomaret, dll). memberikan penghargaan kepada pelanggan yang rutin membayar ataupun web application yang telah dikembangkan. (W4, O6)
6) Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan listrik tepat waktu. (S2, S3, S6, O7) d. Memberikan informasi kepada pelanggan apabila akan dilakukan
pekerjaan. pemadaman listrik, dengan memanfaatkan teknologi informasi. (W2,
7) Terbukanya peluang kerjasama dengan lembaga penelitian dan O6)
media massa.
Ancaman (T – Threats) Strategi S – T Strategi W – T
1) Kebiasaan menunggak terlalu sering terjadi di masyarakat. a. Sosialisasi secara rutin kepada pelanggan melalui mail list atau a. Memberikan target yang realistis kepada petugas penagihan
2) Banyak pihak-pihak yang terkadang membela kesalahan sms blast untuk melakukan pembayaran tagihan rekening listrik melalui evaluasi pencapaian target tahun sebelumnya. (W6, T1,
pelanggan. tepat waktu. (S5, S6, T1, T3) T4)
3) Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang turut memberatkan b. Meningkatkan pelayanan melalui kesigapan dan keramahan b. Sosialisai secara intens kepada pelanggan terkait kenaikan Tarif
masyarakat dalam melakukan pembayaran rekening listrik. petugas penagihan dengan memberikan pelatihan dan diklat Dasar Listrik sebelum pemberlakuan tarif baru. (W3, T3, T4)
4) Kenaikan Tarif Dasar Listrik berakibat makin meningkatnya khusus kepada petugas penagihan. (S2, S4, T2, T6) c. Memperbarui dan/atau memperkuat sistem kontrak kerja petugas
saldo piutang apabila tidak dibayar. penagihan pihak ketiga dengan memperhatikan aspek – aspek
5) Munculnya sumber energi baru sebagai bagian dari yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik dari benefit
perkembangan teknologi. maupun sistem tata kerja. (W7, T6)
6) Munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang baru d. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor
pemutusan. (W5, T1)
e. Melaksanakan pemutusan sementara dan pembongkaran rampung
sesuai dengan SOP yang berlaku tanpa ada pengecualian, (W7, T2)

87
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 6.6, Strategi Agresif dapat dilaksanakan melalui empat

alternatif strategi SWOT. Keempat alternatif strategi tersebut adalah :

1. Strategi SO, yakni Strategi Agresif dengan cara memaksimalkan kekuatan

dan memanfaatkan peluang, dengan cara :

a. Pengembangan aplikasi monitoring penagihan piutang berbasis

Android dan/atau IOS (perangkat mobile).

b. Pelatihan (training) secara berkala kepada tenaga kerja bagian

penagihan terkait tata kerja dan budaya kerja PLN.

c. Menjalankan kerjasama dengan perbankan untuk mempermudah

pembayaran melalui internet banking / mobile banking.

d. Bekerjasama dengan media massa lokal dalam

memberikan penghargaan kepada pelanggan yang rutin membayar

listrik tepat waktu.

2. Strategi WO, yakni Strategi Agresif dengan cara meminimalkankelemahan

dan memanfaatkan peluang, dengan cara :

a. Memberlakukan sistem reward and punishment kepada petugas

penagihan PLN untuk mencapai target kinerja penagihan.

b. Memberikan sanksi pemutusan secara tegas bagi pelanggan

menunggak yang mengabaikan peringatan, sesuai dengan SOP

yang telah ditetapkan.

c. Memberikan perhitungan denda yang terperinci kepada pelanggan

melalui media penghubung Contact Center PLN ataupun web

application yang telah dikembangkan.

88
Universitas Sumatera Utara
89

d. Memberikan informasi kepada pelanggan apabila akan dilakukan

pemadaman listrik, dengan memanfaatkan teknologi informasi.

3. Strategi ST, yakni Strategi Agresif dengan cara memaksimalkan kekuatan

dan kesiapan menghadapi ancaman, dengan cara :

a. Sosialisasi secara rutin kepada pelanggan melalui mail list atau sms

blast untuk melakukan pembayaran tagihan rekening listrik tepat

waktu.

b. Meningkatkan pelayanan melalui kesigapan dan keramahan

petugas penagihan dengan memberikan pelatihan dan diklat khusus

kepada petugas penagihan.

4. Strategi WT, yakni Strategi Agresif dengan cara meminimalkankelemahan

dan kesiapan menghadapi ancaman, dengan cara :

a. Memberikan target yang realistis kepada petugas penagihan

melalui evaluasi pencapaian target tahun sebelumnya.

b. Sosialisai secara intens kepada pelanggan terkait kenaikan Tarif

Dasar Listrik sebelum pemberlakuan tarif baru.

c. Memperbarui dan/atau memperkuat sistem kontrak kerja petugas

penagihan pihak ketiga dengan memperhatikan aspek – aspek yang

menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik dari benefit maupun

sistem tata kerja.

d. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor

pemutusan.

Universitas Sumatera Utara


90

e. Melaksanakan pemutusan sementara dan pembongkaran rampung

sesuai dengan SOP yang berlaku tanpa ada pengecualian.

Universitas Sumatera Utara


BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan maka disimpulkan:

a. Hal yang mempengaruhi tidak tercapainya target penurunan jumlah

piutang aliran listrik PLN Rayon Medan Kota adalah :

1. Pelaksanaan pemutusan sementara dan pembongkaran rampung di

PLN Rayon Medan Kota belum terlaksana sesuai dengan standar

operasional prosedur. Berdasarkan standar operasional prosedur,

pelanggan yang masih belum melakukan pelunasan setelah lewat

tanggal 20 tiap bulannya maka wajib dilaksanakan pemutusan

sementara aliran listrik di persilnya. Apabila dalam jangka waktu 60

hari terhitung sejak tanggal jatuh tempo tunggakan belum dilunasi,

maka instalasi milik PLN akan dibongkar, dan penyambungan

kembali dapat dilaksanakan setelah pelanggan menyelesaikan Biaya

Penyambungan yang diperlakukan sebagai sambungan baru serta tetap

diwajibkan membayar tagihan listrik yang belum dilunasi beserta

dendanya.

2. Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor pemutusan masih

belum terlaksana dengan baik.

91
Universitas Sumatera Utara
92

3. Tidak ada konsep reward-punishment sehingga petugas pemutusan

tidak bisa berkompetisi. Konsep ini berguna untuk memacu semangat

kerja petugas pemutusan.

4. Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar rampung belum

konsisten dilaksanakan.

5. Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi.

6. Kebiasaan menunggak terlalu sering terjadi di masyarakat. Pelanggan

terbiasa membayar listrik di akhir-akhir batas tempo waktu, ditambah

lagi dengan denda keterlambatan pembayaran yang dirasakan masih

murah oleh pelanggan.

7. Kenaikan Tarif Dasar Listrik merupakan keuntungan bagi PLN,

namun di satu sisi dapat menjadi ancaman yang berakibat makin

meningkatnya saldo piutang apabila tagihan rekening listrik tidak

dibayarkan oleh pelanggan.

b. Dari hasil analisis, dirumuskan strategi yang diperlukan untuk dapat

menurunkan jumlah piutang aliran listrik dalam mencapai kinerja PLN

Rayon Medan Kota yakni Strategi Agresif, dengan cara membuat

pengembangan aplikasi monitoring penagihan piutang yang berbasis

perangkat mobile, sehingga pengawasan pelaksanaan pekerjaan vendor

pemutusan dapat terlaksana oleh pihak PLN serta petugas pemutusan

menjadi terbantu dalam melaksanakan pekerjaan pemutusan sesuai standar

operational prosedur. Strategi lain adalah menjalankan kerjasama dengan

perbankan untuk mempermudah pembayaran melalui internet banking /

mobile banking. Serta strategi agresif lainnya adalah secara rutin

Universitas Sumatera Utara


93

melakukan sosialisasi kepada pelanggan dengan memanfaatkan media

teknologi informasi, seperti media social, mail list, sms blast, dsb, terkait

informasi seperti jatuh tempo pembayaran tagihan rekening listrik

prosedur pemutusan sementara dan pembongkaran rampung, informasi

jadwal pemadaman terencana, informasi perubahan Tarif Dasar Listrik,

serta informasi-informasi terkini PLN lainnya untuk membentuk customer

engagement (kerekatan pelanggan).

7.2 Saran

Hal yang disarankan antara lain:

a. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan disarankan untuk

menerapkan strategi agar dapat menurunkan jumlah piutang aliran listrik

dalam mencapai kinerja PLN Rayon Medan Kota, antara lain:

1. Pengembangan aplikasi monitoring penagihan piutang berbasis

Android dan/atau IOS (perangkat mobile).

2. Pelatihan (training) secara berkala kepada tenaga kerja bagian

penagihan terkait tata kerja dan budaya kerja PLN.

3. Menjalankan kerjasama lebih lanjut dengan perbankan untuk

mempermudah pembayaran melalui internet banking / mobile

banking.

4. Bekerjasama dengan media massa lokal dalam memberikan

penghargaan kepada pelanggan yang rutin membayar listrik tepat

waktu.

5. Memberlakukan sistem reward and punishment kepada petugas

penagihan PLN untuk mencapai target kinerja penagihan.

Universitas Sumatera Utara


94

6. Memberikan sanksi pemutusan secara tegas bagi pelanggan

menunggak yang mengabaikan peringatan, sesuai dengan SOP yang

telah ditetapkan.

7. Memberikan perhitungan denda yang terperinci kepada pelanggan

melalui media penghubung Contact Center PLN ataupun web

application yang telah dikembangkan.

8. Memberikan informasi kepada pelanggan apabila akan dilakukan

pemadaman listrik, dengan memanfaatkan teknologi informasi.

9. Sosialisasi secara rutin kepada pelanggan melalui mail list atau sms

blast untuk melakukan pembayaran tagihan rekening listrik tepat

waktu.

10. Meningkatkan pelayanan melalui kesigapan dan keramahan petugas

penagihan dengan memberikan pelatihan dan diklat khusus kepada

petugas penagihan.

11. Memberikan target yang realistis kepada petugas penagihan melalui

evaluasi pencapaian target tahun sebelumnya.

12. Sosialisai secara intens kepada pelanggan terkait kenaikan Tarif Dasar

Listrik sebelum pemberlakuan tarif baru.

13. Memperbarui dan/atau memperkuat sistem kontrak kerja petugas

penagihan pihak ketiga dengan memperhatikan aspek – aspek yang

menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik dari benefit maupun

sistem tata kerja.

14. Meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor

pemutusan.

Universitas Sumatera Utara


95

15. Melaksanakan pemutusan sementara dan pembongkaran rampung

sesuai dengan SOP yang berlaku tanpa ada pengecualian

b. Bagi Program Studi Magister Manajemen, disarankan untuk lebih

memperbarui khasanah penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan

serta aplikasi dari manajemen strategi.

c. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar dapat melengkapi penelitian ini

dengan menambahkan analisis budaya organisasi menggunakan metode

OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument). Hal ini untuk

memastikan bahwa faktor strategis internal tidak bertentangan dengan

budaya perusahaan yang ada sehingga mendapat dorongan dan dukungan

dari para karyawan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan Praktek.


Rineka Cipta: Jakarta.
Celvia, Tika O. 2013. Wanprestasi Pelanggan dalam Melakukan Pembayaran
Rekening Listrik Terhadap PT. PLN (Persero) Area Pontianak Rayon Sungai
Jawi. E-Jurnal Gloria Yuris Prodi Ilmu Hukum (Jurnal Mahasiswa S1
Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura Vol 1, No 2.
David, Fred R. 2011. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Penerjemah: Dono
Sunardi.Jakarta : Salemba Empat.
Direksi PLN. 1995. Keputusan Direksi No. 021.K/0599/DIR/1995 Tanggal 23
Mei 1995 tentang Pedoman dan Petunjuk Tata Usaha Pelanggan. Sekretariat
Perusahaan. Jakarta.
Direksi PLN. 2011. Keputusan Direksi No. 1336.K/DIR/2011 Tanggal 27
September 2011 tentang Pedoman Proses Pelayanan Pelanggan Tahun 2011.
Sekretariat Perusahaan. Jakarta.
Direksi PLN. 2016. Keputusan Direksi No. 0162.P/DIR/2016 Tanggal 01 April
2016 tentang Formasi Jabatan Unit Induk PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara. Sekretariat Perusahaan. Jakarta.
Irwanto. 2007. Focus Group Discussion: Sebuah Pengantar Praktis. Yayasan
Obor Indonesia: Jakarta.
Kiangi, Ludia Stanley. 2015. Assessing Customer Satisfaction on Electricity
Conventional Billing System in Tanzania The Case of TANESCO Ilala
Region. The Open University Of Tanzania : Tanzania.
Kotler, Philip. 2012. Marketing Management 14th Edition. Prentice Hall: New
Jersey.
Muhammad, Suwarsono. 2008. Matriks dan Skenario dalam Strategi, Edisi
Pertama. UPPM STIM YKPN: Yogyakarta.
Mustofa, Ali, dkk. 2012. Perilaku Konsumen Terkait Tunggakan Rekening Listrik
Golongan Rumah Tangga 450VA pada PLN (Persero). Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Vol 1, No 1.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan. Sekretariat Negara. Jakarta.
Robinson, Richard B, JR & John A. Pearce II. 2009. Manajemen Strategik
Formula, Implementasi, dan Pengendalian. Diterjemahkan oleh : Agus
Maulana. Binarupa Aksara: Jakarta.

96
Universitas Sumatera Utara
97

Silitonga, Mervin T. Daulat. 2015. Strategi Peningkatan Pajak Daerah (Studi


Kasus Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Pematang Siantar). Universitas Sumatera Utara : Medan.
Sinulingga, Sukaria. 2014. Analisis Lingkungan Usaha. USU Press: Medan.
Sinulingga, Sukaria. 2015. Metode Penelitian. USU Press: Medan.
Umar, Husein. 2004. Strategic Management in Action. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Wedhasmara, Ari. 2009. Langkah-Langkah Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Dengan Menggunakan Metode Ward And Peppard. Jurnal Sistem
Informasi, Volume 1 No 1 Tahun 2009: Palembang.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1 Form Pengisian Faktor Lingkungan Internal dan Eksternal

Kepada Yth :
Bapak
Di Tempat
Dengan Horrnat,
Saya Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, saat
ini sedang menyelesaikan Geladikarya sebagai salah satu syarat menyelesaikan
program pendidikan Strata II. Judul Geladikarya Saya adalah “Strategi Penurunan
Piutang Aliran Listrik dalam Rangka Pencapaian Kinerja Studi Kasus pada PT.
PLN (Persero) Rayon Medan Kota”. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
berasal dari Bapak/Ibu sebagai responden yang memiliki kaitan dan pengetahuan
mengenai piutang aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota.
Di bawah ini disediakan tabel kosong yang akan diisi dengan faktor-faktor
yang diduga menjadi faktor penyebab belum optimalnya penurunan jumlah
tunggakan atau piutang aliran listrik di wilayah kerja PLN Rayon Medan Kota
dilihat dari lingkungan internal dan lingkungan ekstemal PLN Rayon Medan
Kota.
Petunjuk Pengisian :
1. Tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi penagihan piutang PLN Rayon
Medan Kota.
2. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang terdapat di PLN
Rayon Medan Kota.
3. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang terdapat di PLN
Rayon Medan Kota.

I
Universitas Sumatera Utara
II

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Kelemahan

Universitas Sumatera Utara


III

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Peluang

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Ancaman

Universitas Sumatera Utara


IV

Lampiran 2 Form Pengisian Nilai Bobot dan Rating

Kepada Yth :
Bapak
Di Tempat
Dengan Horrnat,
Saya Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara, saat
ini sedang menyelesaikan Geladikarya sebagai salah satu syarat menyelesaikan
program pendidikan Strata II. Judul Geladikarya Saya adalah “Strategi Penurunan
Piutang Aliran Listrik dalam Rangka Pencapaian Kinerja Studi Kasus pada PT.
PLN (Persero) Rayon Medan Kota”. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
berasal dari Bapak/Ibu sebagai responden yang memiliki kaitan dan pengetahuan
mengenai piutang aliran listrik di PLN Rayon Medan Kota.
Di bawah ini disediakan tabel kosong yang akan diisi dengan faktor-faktor
yang diduga menjadi faktor penyebab belum optimalnya penurunan jumlah
tunggakan atau piutang aliran listrik di wilayah kerja PLN Rayon Medan Kota
dilihat dari lingkungan internal dan lingkungan ekstemal PLN Rayon Medan
Kota.
TAHAP I : PENGISIAN NILAI BOBOT
Petunjuk Pengisian :
1. Pada tabel di bawah ini telah disediakan beberapa faktor yang telah
teridentifikasi sebelumnya sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan jumlah tunggakan atau piutang aliran listrik.
2. Tentukan bobot dari setiap faktor tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi
yang memiliki pengaruh terhadap naik atau turunnya jumlah piutang aliran
listrik dengan rentang nilai 0,00 (tidak penting) hingga 1,00 (sangat
penting), semakin besar nilai bobot menunjukkan semakin berpengaruh
terhadap penerimaan pajak daerah.
3. Jumlah seluruh bobot untuk faktor internal dan faktor eksternal harus
sebesar 1,00.

Universitas Sumatera Utara


V

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan Bobot


1 PLN mengupayakan untuk menjadi Perusahaan Kelas Dunia dengan
mencapai tunggakan nihil
2 Merupakan perusahaan yang memegang peranan besar di bidang
ketenagalistrikan di Medan Kota.
3 Wilayah kerja berada di pusat kota yang strategis dan mudah
dijangkau.
4 Tenaga kerja bagian penagihan yang memiliki kompetensi.
5 Kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang tersedia serta
handal (AP2T dan EIS).
6 Memiliki media penghubung kepada pelanggan (Contact Center PLN
123).
No. Faktor-Faktor yang Menjadi Kelemahan Bobot
1 Tidak ada konsep reward-punishment sehingga karyawan tidak bisa
berkompetisi.
2 Pelayanan masih kurang baik, sering terjadi pemadaman listrik.
3 Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar rampung belum
konsisten dilaksanakan.
4 Denda keterlambatan bayar yang murah.
5 Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor pemutusan masih
belum terlaksana dengan baik.
6 Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi.
7 SOP pemutusan sementara dan pembongkaran rampung belum
terlaksana dengan baik.
TOTAL 1,00

Universitas Sumatera Utara


VI

No. Faktor-Faktor yang Menjadi Peluang Bobot


1 Pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh kepada
peningkatan ekonomi pelanggan.
2 Peraturan pemerintah yang menetapkan hanya PLN sebagai
perusahaan di bidang usaha ketenagalistrikan.
3 Tingkat ekonomi pelanggan di wilayah kerja yang tergolong mampu.
4 Rekening listrik Pemerintahan yang tidak pernah menunggak.
5 Tempat pembayaran listrik tersebar di berbagai lokasi dan dengan
berbagai cara (ATM, PPOB, Indomaret, dll)
6 Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan
pekerjaan.
7 Terbukanya peluang kerjasama dengan lembaga penelitian dan media
massa.
No. Faktor-Faktor yang Menjadi Ancaman Bobot
1 Kebiasaan menunggak terlalu sering terjadi di masyarakat
2 Banyak pihak-pihak yang terkadang membela kesalahan pelanggan.
3 Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang turut memberatkan masyarakat
dalam melakukan pembayaran rekening listrik.
4 Kenaikan Tarif Dasar Listrik berakibat makin meningkatnya saldo
piutang apabila tidak dibayar.
5 Munculnya sumber energi baru sebagai bagian dari perkembangan
teknologi.
6 Munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang baru.
TOTAL 1,00

Universitas Sumatera Utara


VII

TAHAP II : PENGISIAN NILAI RATING


Petunjuk Pengisian :
1. Setelah faktor-faktor diidentifikasi oleh responden, kemudian faktor-faktor
tersebut dimasukkan ke dalam tabel yang telah disediakan. Faktor-faktor
kunci yang tersedia harus sama untuk pengisian nilai rating, harus sama
dengan faktor-faktor kunci yang tersedia untuk nilai bobot.
2. Nilai rating merupakan nilai yang menunjukkan kinerja faktor tersebut
dalam mempengaruhi penurunan jumlah tunggakan atau piutang aliran
listrik di wilayah kerja PLN Rayon Medan Kota.
3. Nilai rating diberikan mulai dari angka 1 hingga angka 4. Perlu
diperhatikan bahwa faktor Kekuatan hanya dapat diberikan nilai rating 3
(kuat) dan 4 (sangat kuat), sedangkan faktor Kelemahan hanya dapat
diberikan nilai rating 1 (sangat lemah) dan 2 (lemah). Arti nilai rating
faktor internal berbeda dengan arti nilai rating faktor eksternal. Faktor
eksternal Peluang dan Ancaman, keduanya sama-sama dapat diberikan
nilai rating 1, 2, 3 atau 4. Rentang nilai kinerja tersebut diartikan sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara


VIII

Keterangan Arti Rating Faktor Internal


Nilai Kekuatan Kelemahan
1 - Sangat Lemah
2 - Lemah
3 Kuat -
4 Sangat Kuat -

No. Faktor-Faktor Kunci Internal Rating


Kekuatan
1 PLN mengupayakan untuk menjadi Perusahaan Kelas Dunia dengan
mencapai tunggakan nihil.
2 Merupakan perusahaan yang memegang peranan besar di bidang
ketenagalistrikan di Medan Kota.
3 Wilayah kerja berada di pusat kota yang strategis dan mudah
dijangkau.
4 Tenaga kerja bagian penagihan yang memiliki kompetensi.
5 Kemudahan pemantauan melalui sistem informasi yang tersedia serta
handal (AP2T dan EIS).
6 Memiliki media penghubung kepada pelanggan (Contact Center PLN
123).
Kelemahan
1 Tidak ada konsep reward-punishment sehingga karyawan tidak bisa
berkompetisi.
2 Pelayanan masih kurang baik, sering terjadi pemadaman listrik.
3 Program sosialisasi terkait pemutusan dan bongkar rampung belum
konsisten dilaksanakan.
4 Denda keterlambatan bayar yang murah.
5 Pengawasan terhadap pelaksanaan kontrak vendor pemutusan masih
belum terlaksana dengan baik.
6 Penetapan target kinerja yang terlalu tinggi.
7 SOP pemutusan sementara dan pembongkaran rampung belum
terlaksana dengan baik.

Universitas Sumatera Utara


IX

Keterangan Arti Rating Faktor Eksternal


Nilai Peluang Ancaman
1 Sangat Tidak Berpeluang Sangat Mengancam
2 Tidak Berpeluang Mengancam
3 Berpeluang Tidak Mengancam
4 Sangat Berpeluang Sangat Tidak Mengancam

No. Faktor-Faktor Kunci Eksternal Rating


Peluang
1 Pembangunan sarana dan prasarana yang akan berpengaruh kepada
peningkatan ekonomi pelanggan.
2 Peraturan pemerintah yang menetapkan hanya PLN sebagai
perusahaan di bidang usaha ketenagalistrikan.
3 Tingkat ekonomi pelanggan di wilayah kerja yang tergolong mampu.
4 Rekening listrik Pemerintahan yang tidak pernah menunggak.
5 Tempat pembayaran listrik tersebar di berbagai lokasi dan dengan
berbagai cara (ATM, PPOB, Indomaret, dll).
6 Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan
pekerjaan.
7 Terbukanya peluang kerjasama dengan lembaga penelitian dan media
massa.
Ancaman
1 Kebiasaan menunggak terlalu sering terjadi di masyarakat.
2 Banyak pihak-pihak yang terkadang membela kesalahan pelanggan.
3 Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang turut memberatkan masyarakat
dalam melakukan pembayaran rekening listrik.
4 Kenaikan Tarif Dasar Listrik berakibat makin meningkatnya saldo
piutang apabila tidak dibayar.
5 Munculnya sumber energi baru sebagai bagian dari perkembangan
teknologi.
6 Munculnya pengelola di bidang ketenagalistrikan yang baru.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3 Hasil Bobot dan Rating Faktor – Faktor Internal

X
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4 Hasil Bobot dan Rating Faktor – Faktor Eksternal

XI
Universitas Sumatera Utara
XII
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai