Anda di halaman 1dari 121

SKRIPSI

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) PADA


INSTAGRAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI GEPREK BENSU MEDAN

OLEH

NANDA EFFRATA SITANGGANG


160521075

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) PADA


INSTAGRAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI GEPREK BENSU MEDAN

Semakin meningkatnya penggunaan media sosial dikalangan masyarakat,


menjadikan hal ini peluang pemasaran bagi perusahaan. Perusahaan dapat
memanfaatkan aktivitas masyarakat di media sosial , atau lebih dikenal dengan
e-WOM untuk memperluas jaringan promosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh variabel Platform Assistance, Concern For Other
Consumer, Positive Self-Enhancement, Economic Insentive, Helping The
Company terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan. Jenis penelitian
ini adalah penelitian eksplanatif, Metode yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah metode non-probability sampling, teknik dalam menentukan
sampel adalah Purposive sampling, metode ini menggunakan kriteria yang telah
dipilih oleh peneliti, dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 115 orang.
Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel Platform Assistance, Concern For Other
Consumer, Positive Self-Enhancement, Economic Insentive, Helping The
Company secara bersama-sama atau serempak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan. Secara parsial
Platform Assistance dan Concern For Other Consumer berpengaruh positif dan
tidak signifikan, sedangkan Positive Self-Enhancement, Economic Insentive,
Helping The Company berpengaruh positif dan signifikan. Economic Insentive
adalah variabel dengan pengaruh domininan terhadap Keputusan Pembelian
Geprek Bensu Medan. Melalui pengujian koefisiaen determinasi nilai koefisien
korelasi R square sebesar 0.749 berarti 74.9 % dapat dijelaskan oleh variabel
Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-Enhancement,
Economic Insentive, Helping The Company.

Kata Kunci: Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-
Enhancement, Economic Insentive, Helping The Company,
Keputusan Pembelian.

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

PENGARUH ELECTRONIC WORD OF MOUTH (E-WOM) PADA


INSTAGRAM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
DI GEPREK BENSU MEDAN

The increasing use of social media among the public, make a marketing
opportunity for companies. Companies can take advantage of community
activities on social media, or better known as e-WOM to expand promotion
networks. The purpose of this study was to determine the effect of variables
Platform Assistance, Concern for Other Consumer, Positive Self-Enhancement,
Economic Insentive, Helping the Company on the Purchase Decision of Geprek
Bensu Medan. The type of research is explanatory research. The method used to
take sample is a non-probability sampling, the technique for determining samples
is purposive sampling, this method uses criteria that have been chosen by the
researcher, and sample of this research was 115 people. Methods of collecting
data using a questionnaire. The results showed that the variable Platform
Assistance, Concern for Other Consumer, Positive Self-Enhancement, Economic
Incentive, Helping The Company together or simultaneously had a positive and
significant effect on the Purchasing Decision of Geprek Bensu Medan. Partially
Platform Assistance and Concern For Other Consumer has a positive and
insignificant effect, while Positive Self-Enhancement, Economic Insentive,
Helping The Company have a positive and significant effect. Economic Insentive
is a dominant effect variable in the Purchasing Decision of Geprek Bensu Medan.
Through testing the coefficient of determination the value of the R square
correlation coefficient of 0.749 means 74.9% can be explained by variables
Platform Assistance, Concern for Other Consumer, Positive Self-Enhancement,
Economic Insentive, Helping The Company.

Keywords: Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-


Enhancement, Economic Insentive, Helping The Company,
Purchasing Decisions.

ii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti

dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Electronic Word Of

Mouth (e-WOM) Pada Instagram Terhadap Keputusan Pembelian di Geprek

Bensu Medan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen di Universitas

Sumatera Utara.

Selama proses studi dan pengerjaan penelitian ini peneliti telah banyak

menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak khususnya pihak keluarga

Kedua orang tua peneliti, Ayahanda P. Sitanggang dan Ibunda H.br Sembiring

dan kakak dan abang peneliti yang sangat dicintai. Oleh karena itu pada

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad

Ja`far Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program studi S1

Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM, selaku dosen pembimbing

yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan,

bantuan, dan motivasi kepada peneliti selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku dosen penguji I, terimakasih atas saran

iii

Universitas Sumatera Utara


dan masukan yang diberikan kepada peneliti.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku dosen penguji II,

terimakasih atas saran dan masukan yang diberikan kepada peneliti.

6. Irvine Talenta Hasian Sitompul, S.Psi, yang selalu menjadi seseorang yang

terus memberikan semangat kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Adik – adik kelompok Alitza Dominick dan teman – teman kelompok Gioere

yang selalu mendukung peneliti dalam doa.

8. Teman – teman seperjuangan Yadi, Ombut, Emir, Evy, Putri , dan Frenty dan

teman – teman seangkatan ekstensi Manajemen 2016 yang peneliti banggakan.

Medan, Januari 2019


Peneliti

Nanda Effrata Sitanggang


NIM 160521075

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Permasalahan ................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................ 12
2.1 Pemasaran ..................................................................... 12
2.2 Konsep Pemasaran ........................................................ 13
2.3 Bauran Pemasaran ........................................................ 14
2.4 Bauran Promosi ............................................................ 20
2.5 Keputusan Pembelian ................................................... 23
2.6 Perilaku Konsumen ....................................................... 25
2.7 Electronic Marketing .................................................... 28
2.8 Electronic Word Of Mouth (e-WOM) .......................... 31
2.8.1 Dimensi e-WOM ............................................... 34
2.9 Hubungan e-WOM Dengan Keputusan Pembelian ...... 36
2.10 Penelitian Terdahulu ..................................................... 38
2.11 Kerangka Konseptual.................................................... 42
2.12 Hipotesis Penelitian ...................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 46
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian ............................................. 46
3.2 Lokasi dan Jadwal Penelitian........................................ 46
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 47
3.3.1 .. Populasi ............................................................. 47
3.3.2 .. Sampel............................................................... 47
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................... 48
3.5 Operasional Variabel .................................................... 49
3.6 Uji Validitas .................................................................. 51
3.7 Uji Reliabilitas .............................................................. 54
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .......................... 54
3.9 Analisis Data Statistik Deskriptif ................................. 55
3.10 Analisis Regresi Linier Berganda ................................. 55
3.11 Uji Asumsi Klasik......................................................... 56
3.11.1 Uji Normalitas ................................................... 57

Universitas Sumatera Utara


3.11.2 Uji Multikolinearitas ......................................... 57
3.11.3 Uji Heteroskedastisitas...................................... 57
3.12 Uji Hipotesis ................................................................. 58
3.12.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji F) 58
3.12.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ........ 59
3.12.3 Koefisien Determinasi (R2) .............................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 61
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................... 61
4.1.1 Sejarah Perusahaan ........................................... 61
4.2 Hasil Penelitian ............................................................. 62
4.2.1 Model Analisis Deskriptif................................. 68
4.3 Uji Regresi Linear Berganda ........................................ 74
4.4 Uji Asumsi Klasik......................................................... 76
4.3.1 Uji Normalitas .................................................. 76
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ..................................... 78
4.3.3 Uji Multikorelasi ............................................... 80
4.5 Uji Hipotesis ................................................................. 81
4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji-F) 81
4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ........ 82
4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ............. 84
4.6 Pembahasan .................................................................. 84
4.6.1 Pengaruh Platform Assitance Terhadap
Keputusan Pembelian........................................ 84
4.6.2 Pengaruh Concern For Other Consumers
Terhadap Keputusan Pembelian ....................... 85
4.6.3 Pengaruh Positive Self-Enhancement Terhadap
Keputusan Pembelian........................................ 86
4.6.4 Pengaruh Economic Insentive Terhadap
Keputusan Pembelian........................................ 87
4.6.5 Pengaruh Helping The Company Terhadap
Keputusan Pembelian........................................ 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 90
5.1 Kesimpulan ................................................................... 90
5.2 Saran ............................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 92
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... 94

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman


1.1 Data Penjualan Geprek Bensu Polonia 2018................................. 6
2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 39
3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................... 49
3.2 Hasil Uji Validitas ......................................................................... 52
3.3 Uji Validitas .................................................................................. 53
3.4 Uji Realibilitas............................................................................... 54
3.5 Kategori Nilai Rata-rata ................................................................ 55
4.1 Deskrptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 63
4.2 Deskrptif Responden Berdasarkan Lama Menggunakan
Instagram ...................................................................................... 63
4.3 Deskriptif Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................. 64
4.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Platform Assistance 65
4.5 Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Concern for Others 67
4.6 Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Positive
Self-Enhancement ......................................................................... 69
4.7 Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Economic Insentive 70
4.8 Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Helping
The Company ............................................................................... 71
4.9 Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Keputusan
Pembelian ...................................................................................... 74
4.10 Analisis Regresi Berganda ............................................................ 74
4.11 Uji Kolmogorv-Smirnov ............................................................... 78
4.12 Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman ....................................... 79
4.13 Uji Multikoleniaritas ..................................................................... 80
4.14 Hasil Pengujian Secara Keseluruhan (Uji-F) ................................ 81
4.15 Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t) ........................................... 82
4.16 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ................................ 84

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman


2.2 Kerangka Konseptual ................................................................... 44
4.1 Histogram Uji Normalitas ............................................................. 77
4.2 Normalitas P-P Plot ...................................................................... 77
4.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 79

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman


1 Kuesioner ...................................................................................... 94
2 Data Kuesioner ............................................................................. 97
3 Hasil Uji Validitas ........................................................................ 100
4 Hasil Uji Realibilitas ..................................................................... 101
5 Crosstab Jenis Kelamin ................................................................. 101
6 Crosstab Lama Menggunakan Instagram ...................................... 101
7 Crosstab Pekerjaan ........................................................................ 101
8 Deskriptif Responden Berdasarkan Platform Assistance .............. 102
9 Deskriptif Respondeun Berdasarkan Concern For Other.............. 102
10 Deskriptif Responden Berdasarkan Positive
Self-Enhancement ........................................................................ 102
11 Deskriptif Responden Berdasarkan Economic Insentive .............. 103
12 Deskriptif Responden Berdasarkan Helping The Company ......... 103
13 Deskriptif Responden Berdasarkan Keputsan Pembelian ............. 103
14 Gambar Histogram Uji Normalitas ............................................... 104
15 Gambar Uji Normalitas P-P Plot ................................................... 104
16 Analisis Statistik Uji Normalitas ................................................... 104
17 Gambar Uji Heterokedastisitas ..................................................... 105
18 Uji Heterokedastisitas Rank Spearman ......................................... 105
19 Uji Moltikoleniaritas ..................................................................... 105
20 Analisis Regresi Linear Berganda ................................................. 106
21 Hasil Pengujian Serempak (Uji-F) ................................................ 106
22 Hasil Pengujian Parsial (Uji-t) ...................................................... 107
23 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)................................. 107

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi informasi sejak pertama kali di temukan mengalami

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan sistem informasi yang

semakin baik telah membuat hidup manusia semakin mudah. Orang-orang dapat

berkomunikasi dengan keluarga, teman ataupun rekan bisnis yang berada di

belahan dunia manapun secara langsung melalui internet kapanpun, dimanapun,

selama 24 jam.

Menurut data terakhir dari Internet Live States, pengguna internet aktif

diseluruh dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa

jumlah pengguna internet diseluruh dunia sejak tahun 2012 pengguna internet

aktif yang dapat mengakses internet melalui perangkat dan koneksi apa saja

mencapai angka 2.4 miliar dan mengalami perkembangan yang sangat pesat

sampai pada tahun 2016 mencapai 3.4 miliar, mengalami kenaikan sekitar 1 %

pertahunnya. Hal itu juga berbanding lurus dengan jumlah populasi penduduk

dunia yang mengalami kenaikan setiap tahunnya sekitar 0.2 % per tahun.

Indonesia juga mengalami hal yang sama dengan jumlah pengguna

internet dunia, setiap tahunnya Indonesia mengalami penambahan jumlah

pengguna internet secara aktif. Berdasarkan data Internet Live Statesdari tahun

2012 – 2016, pada tahun 2013 ke tahun 2014 pengguna internet mengalami

pelonjakaan terbesar di Indonesia yaitu lebih dari 6 juta pengguna.

Berdasarkan data terakhir tahun 2016 dari www.internetlivestats.com

1
Universitas Sumatera Utara
2

Indonesia menempati posisi ke 12 sebagai negara pengguna internet tersebasar

dunia, hal ini menandakan sudah semakin banyak penduduk Indonesia bergantung

pada teknologi infomasi dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari. Berdasarkan

hasil survei yang dilakukan APJII, perdagangan merupakan adalah kegiatan yang

mendominasi sebesar 31.5 % penggunaan internet pada tahun 2014 di Indonesia.

Semakin masif nya pengguna internet juga ditandai dengan berkembang

dan banyak yang menggunakan social media. Social media adalah sebuah media

online dengan para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

dapat menciptakan isi yang berupa blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia

virtual. Media sosial merupakan salah satu alat promosi bisnis yang efektif karena

dapat di akses oleh siapa saja, sehingga konektivitas menjadi lebih luas. Media

sosial menjadi bagian yang sangat menguntungkan perusahaan dalam melakukan

penetrasi pasar, dan merupakan salah satu cara terbaik untuk menjangkau

pelanggan. Kebiasaan masyarakat terutama di Indonesia mengalami perubahan

dalam pemanfaatan teknologi. Masyarakat zaman sekarang lebih senang

berkomunikasi melalui media sosial dari pada bertemu secara langsung, lebih

terfokus kepada gadget masing-masing dari pada berkomusikasi dengan orang

yang ada di sekitarnya, serta cara orang-orang yang berubah dalam mencari

informasi tentang sesuatu. Internet menjadi fasilitator bagi konsumen untuk dapat

terkoneksi dengan produsen di belahan dunia manapun. Interkonektivitas ini

menjadi trend baru bagi dunia bisnis, saat ini para pelaku bisnis sangat

memperhatikan dampak potensial kemajuan teknologi informasi untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara


3

Platform media sosial yang paling populer digunakan adalah Instagram.

Menurut hasil Hootsuite, Instagram merupakan platform media sosial dengan

jumlah pengguna terbanyak ke tujuh di dunia. Di Indonesia sendiri pengguna aktif

platform media sosial ini mencapai angka lebih dari 50 juta orang dalam bulan

Januari 2018. Instagram secara sederhana dapat didefinisikan sebagai aplikasi

mobile berbasis iOS, Android dan Windows Phone dimana pengguna dapat

membidik, meng-edit dan mem-posting foto atau video ke halaman utama

Instagram dan jejaring sosial lainnya. Melalui Instagram, pengguna dapat

membagikan pengalamannya, bertukar komentar, berinteraksi dengan orang lain,

bahkan menjadi salah satu sumber referensi pengguna sebelum membeli produk

atau menggunakan jasa suatu perusahaan.

Strategi perusahaan di era sekarang ini dengan memanfaatkan media

online seperti Instagram, menjadi pilihan sebagai etalase elektronik yang sangat

efektif untuk berinteraksi dengan pelanggan. Pemasar sekarang menggunakan

internet sebagai platform dalam mengkomunikasikan pesan perusahaan kepada

masyarakat untuk menarik pelanggan dan akhirnya membuat keputusan membeli.

Media sosial menjadi forum online yang dapat menyatukan banyak pelanggan

bahkan calon pelanggan yang akan saling memberi komentar/review tentang

pengalaman mereka. Komentar atau review tentang produk menjadi referensi bagi

pelanggan lainnya sebelum melakukan pembelian dan komunikasi sosial secara

online dalam dunia pemasaran dikenal dengan electronic word-of-mouth (e-WOM).

WOM merupakan komunikasi interpersonal yang terjadi antara individu

satu dengan individu yang lain berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki oleh

Universitas Sumatera Utara


4

masing-masing individu terhadap suatu perusahaan atau produk baik yang berupa

barang maupun jasa, Silverman, (2001). e-WOM mengacu pada pernyataan dari

mulut ke mulut melalui media elektronik. Word of mouth dikenal sebagai sumber

informasi produk yang berpengaruh bagi konsumen. Pernyataan dari mulut ke

mulut membantu konsumen untuk mengetahui tentang berbagai produk yang

tersedia di pasar. Kata dari mulut ke mulut mengacu pernyataan positif atau

negatif yang dibuat oleh calon atau pelanggan sebenarnya tentang produk tertentu

atau merek perusahaan Lamba & Aggarwal, (2014). Karakteristik utama dari e-

WOM adalah sumber informasi bersifat independen. Hal ini menandakan bahwa

informasi yang terjadi melalui e-WOM tidak mengatasnamakan perusahaan

tertentu, (Sen & Leman, 2007).

Komunikasi eWOM memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan

komunikasi WOM tradisional, dan dapat dibedakan dalam beberapa dimensi.

Platform Assistance, Concern for Other Consumer, Positve Self Enhancement,

Social Benefits, Helping The Company Hennig-Thurau, (2004) merupakan

dimensi yang membedakan antara e-WOM dengan WOM tradisional. Perbedaan

yang paling signifikan antara e-WOM dengan WOM tradisional adalah Platform

Assistance, dimana ketika e-WOM terjadi berarti ada media virtual yang menjadi

wadah untuk word-of-mouth tersebut terjadi.

Informasi mengenai produk lebih banyak ditemukan melalui komunikasi

online dibandingkan komunikasi secara tradisional, selain itu informasi yang

tersedia akibat adanya word-of-mouth lebih di percayai oleh pelanggan karena

mengahadirkan informasi yang merupakan hasil pengalaman dari pengguna

Universitas Sumatera Utara


5

produk atau jasa tersebut. Ledakan e-WOM didasari oleh asalan persoanl dari para

sender informasi, salah satu dasar terjadi e-WOM adalah Concern for Other

Consumer yang berarti konsumen yang telah merasakan pengalaman

menggunakan produk/jasa memiliki kepudulian terhadap orang lain dan

membagikan pengalaman tersebut agar orang lain dapat menjadikannya sebagai

bahan pertimbangan sebelum melakukan keputusan pembelian. Pengalaman

positif (Positive Self-Enhancement) terhadap produk juga dapat mempengaruhi

konsumen untuk melakukan e-WOM di platform media sosial. Ini akan membantu

para pemasar untuk memetakan dampak dari penetrasi komunikasi sosial yang

terjadi secara online. Selain itu akan membantu meraka dalam memahami persepsi

masyarakat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Berdasarkan hasil survey Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia

(APJII) pada tahun 2017, sebesar 87.13% dari pengguna internet memanfaatkan

internet untuk penggunaan media sosial. Responden juga menggunakan internet

untuk memanfaatkan search engine, membaca artikel, dan membeli-mejual

barang. Durasi penggunaan internet dalam sehari sekitar 1-3 jam sebesar 43.89%,

data ini menunjukkan kalau masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan sekitar

13% waktunya sehari untuk mengakses internet. Untuk usia pengguna di

Indonesia di dominasi oleh kaum milenial 19-34 tahun sebesar 49.52%. Dari data

penelitian “Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet 2017” yang dilakukan oleh

APJII, para pemasar dapat melihat peluang baru dalam mengembangkan strategi

pemasarannya dengan memanfaatkan social media sebagai wadah untuk promosi.

Semakin meningkatnya penetrasi internet dan sosial media juga

Universitas Sumatera Utara


6

dimanfaatkan oleh Geprek Bensu dalam melancarkan strategi promosi. Geprek

Bensu adalah restoran yang dirintis oleh salah seorang public figure Indonesia

yaitu Ruben Onsu. Gerai Geprek Bensu pertama kali di buka pada Maret 2017 di

kawasan Pademangan, Jakarta Utara. Namun dari akun instagram resmi Ruben

Onsu yang di posting pada 30 April 2018 sudah terdapat 70 gerai resmi yang

terdapat di 24 kota seluruh Indonesia. Di Medan sendiri terdapat 2 gerai resmi

Geprek Bensu, berada di Jl. Gatot Subroto Km 6.7 No. 227 dan di Jl. Mongonsidi.

No. 72. Gerai Geprek Bensu yang menjadi lokasi penelitian kali ini berada di Jl.

Mongonsidi, gerai ini berdiri sejak 26 Januari 2018. Antusiasme masyarakat kota

Medan begitu luar biasa dengan hadirnya gerai asli Geprek Bensu dari Ruben

Onsu ini, hal ini dapat dilihat dari begitu banyak masyarakat kota Medan yang

datang pada saat hari pertama peresmian gerai di Jl. Mongonsidi yang bersamaan

dengan diadakan meet and greet Ruben Onsu. Animo masyarakat terhadap sajian

ayam Geprek Bensu yang begitu besar dapat dilihat dari begitu banyak orang yang

mengunjungi gerai Geprek Bensu Medan Polonia, berikut adalah daftar penjualan

Geprek Bensu yang berada di di Jl. Mongonsidi :

Tabel 1.1
Data Penjualan Geprek Bensu Polonia 2018
Bulan Jumlah Pengunjung
Februari 6430 orang
Maret 6715 orang
April 6500 orang
Mei 3820 orang
Juni 4713 orang
Juli 7120 orang
Sumber : Geprek Bensu Polonia

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa penjualan Geprek Bensu

Universitas Sumatera Utara


7

Polonia sangat ramai pengunjung dan cenderung stabil jumlah pengunjung di

setiap bulan. Hanya pada bulan Mei dan Juni penjualan mengalami penurunan di

karenakan pada bulan tersebut sedang Bulan Suci Ramadhan. Dapat dilihat bahwa

geprek Bensu menjadi tempat yang banyak diburu oleh masyarakat kota Medan

untuk menyantap hidangan ayam geprek. Antusiasme masyarakat akan Geprek

Bensu tidak terlepas dari penyebaran informasi tentang segala kegiatan yang

berkaitan dengan Geprek Bensu dan Geprek Bensu Medan Polonia yang

diunggah akun Instagram resmi Geprek Bensu Medan Polonia

(@geprekbesu.medanpolonia). Dalam pra-penelitian, dari 15 orang yang sudah

pernah menyantap menu Geprek Bensu Medan, 12 diantaranya menyatakan

tertarik mencoba menu makanan di Geprek Bensu Medan karena Geprek Bensu

viral dan banyak orang lain memperbincangkan dan mem-posting tentang Geprek

Bensu di akun media sosial Instagram mereka. Setelah mencoba mereka

menyukai menu di Geprek Bensu karena rasa pedas sambal yang sedap dan harga

yang terjangkau bagi kantong mahasiswa.

Geprek Bensu menghadirkan menu ayam geprek yang bervariasi dan

menu yang menjadi paling banyak dipesan adalah Paket Geprek Bensu yang berisi

nasi 1 porsi dengan ayam geprek yang diatasnya di taruh sambal, selain itu ada

juga varian ayam geprek keju. Karena konsep yang di tawarkan adalah low price

maka geprek bensu juga membuat paket Rp.5000 Geprek Bensu Medan, yaitu

terong geprek, jamur geprek, tahu geprek, dan tempe geprek. Bagi orang-orang

yang merasa bosan makan ayam dengan nasi, geprek bensu menghadirkan pilihan

mie sebagai gantinnya. Restoran yang di kelola oleh keluarga Bensu ini menjadi

Universitas Sumatera Utara


8

santapan yang spesial karena sensi pedasnya yang menggunakan cabai rawit

merah dan juga ada tingkat kepedasan yang dapat di pilih oleh pelanggan, mulai

dari level 0 sampai tingkat kepedasan yang baru saja di rilis adalah level 15.

Geprek Bensu juga menargetkan konsumen anak-anak dengan menghadirkan

varian menu Bensu Kids yang mengganti sambal dengan saos yang tidak terlalu

pedas dan di sukai oleh anak-anak.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Geprek Bensu dari awal

pembukaan hanya menggunakan akun Instagram ownernya di (@ruben_onsu).

Dengan bermodalkan followers Instagram yang cukup banyak, hal itu di

manfaatkan untuk memperkenalkan usaha kepada publik. Dikenalnya Geprek

Bensu di kalangan pecinta makanan pedas kota Medan, tidak lain karna ada

electronic word-of-mouth (eWOM) yang terjadi akibat digital promotiondan

pertukaran informasi yang dilakukan oleh antarsesama pengguna media sosial

Instagram yang merasa puas atau bahkan kecewa dengan restoran Geprek Bensu.

Keputusan untuk melakukan pembelian sangat di pengaruhi oleh e-WOM

Almana, (2013). Aktivitas penyampaian informasi dari mulut ke mulut sejak lama

menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Hennig-Thurau, (2004).

Praktik e-WOM yang positif pada bisnis modern saat ini adalah hal yang sangat

penting untuk menarik dan mempertahankan pelanggan Sa'ait, Kanyan, & Nazrin,

(2016). Maka dari itu penting bagi perusahaan untuk menjaga kondusifitas dari

media sosial yang dimiliki dengan meminimalisir kesalah pahaman publik dengan

konten yang di sajikan dalam melakukan promosi. Memperhatikan influenceratau

orang yang berpotensi menyebarkan WOM positifmenjadi penting bagi strategi

Universitas Sumatera Utara


9

pemasaran perusahaan, karena dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam

melakukan penetrasi pasar.

Fenomena electronic word-of-mouth terus mengalami perkembangan

sampai saat ini. Kondisi dimana semakin meningkatnya intensitas terjadi e-WOM

tidak dapat dihindari, kemajuan teknologi akan membentuk sebuah kebiasaan baru

di masyarakat dalam menggunakan media sosial sebagai sebuah virtual

communication yang dapat dimiliki secara gratis oleh semua orang. Dengan

begitu e-WOM akan menjadi sebuah peluang bagi perusahaan untuk

memanfaatkan fenomena ini menajadi strategi pemasaran yang lebih mudah dan

murah. Memahami berbagai dimensi eWOM yang mempengaruhi keputusan

pembelian pelanggan akan membuat para manajer perusahaan dapat melakukan

inovasi dalam mengembangkan strategi pemasaran. Pemasar juga dapat

menggunakan e-WOM untuk membangun citra merek dan membentuk nilai yang

positf di mata para konsumen yang potensial.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Electronic Word Of Mouth(e-WOM) Pada

Instagram Terhadap Keputusan Pembelian di Geprek Bensu Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan

permasalahan dalam penilitian ini adalah:

1. Apakah faktor Platform Assintance, Concern for Other Consumer, Positive

Self-enhancement, Social Benefits, Helping The Company berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan?

Universitas Sumatera Utara


10

2. Apakah faktor Platform Assintance berpengaruh positif signifikan terhadap

Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan?

3. Apakah faktorConcern for Other Consumer berpengaruh positif signifikan

terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan?

4. Apakah faktor Positive Self-enhancement berpengaruh positif signifikan

terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan?

5. Apakah faktor Social Benefits berpengaruh positif signifikan terhadap

Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan?

6. Apakah faktor Helping The Company berpengaruh positif signifikan terhadap

Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

electronic word of mouth (e-WOM) di media sosial terhadap keputusan pembelian

konsumen. Secara spesifik penelitian ini diajukan untuk tujuan sebagai berikut ini:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor Platform Assintance,Concern for

Other Consumer, Positive Self-enhancement, Social Benefits, Helping The

Company berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek

Bensu Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor Platform Assintance berpengaruh

positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan.

3. Untuk mengetahuidan menganalisis faktor Concern for Other Consumer

berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek

Bensu Medan.

Universitas Sumatera Utara


11

4. Untuk mengetahuidan menganalisis faktor Positive Self-enhancement

berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek

Bensu Medan.

5. Untuk mengetahuidan menganalisis faktor Social Benefits berpengaruh positif

signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan.

6. Untuk mengetahuidan menganalisis faktor Helping The Company

berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek

Bensu Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi pertimbangan dan masukan

bagi perusahaan Geprek Bensu Medan dalam membuat dan mengembangkan

kebijakan pemasaran yang tepat.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan penulis dapat semakin jeli melihat perkembangan dunia

pemasaran yang sudah berlaih dari konvensional menjadi pemasaran berbasis

teknologi serta menerapkan ilmu yang pernah di dapatkan selama perkulian

untuk di praktekkan langsung di lapangan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian dan

diharapkan dapat menambah wawasan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemasaran

Pemasaran sebagaimana diketahui, adalah inti dari sebuah usaha. Tanpa

pemasaran tidak ada yang namanya perusahaan yang dapat mempertahankan

kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan laba. Pemasaran juga

merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu

kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika perusahaan

tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan terus atau menginginkan

konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Marketing

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi,

dan distribusi ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan kebutuhan individu dan organisasi. Menurut (Kotler, 2010), definisi

dari pemasaran adalah proses sosial dan managerial dimana perorangan dan

kelompok mendapatkan kebutuhan dan kelengkapan mereka dengan menciptakan,

penawaran produk yang bernilai masing-masing. Inti dari kegiatan pemasaran

adalah untuk mengembangkan suatu produk, penelitian distribusi, komunikasi,

penetapan harga, dan pelayanan.

Berdasarkan defenisi pemasaran diatas dapat dilihat bahwa kegiatan

pemasaran berbeda dengan penjualan, pemasaran mempunyai arti yang lebih

luas daripada penjualan. Bidang penjualan merupakan bagian dari bidang

pemasaran, sekaligus merupakan bagian terpenting dari bidang pemasaran itu

sendiri. Pemasaran berarti memfokuskan pada kebutuhan pembeli. Karena itu,

12
Universitas Sumatera Utara
13

pemasaran sibuk dengan pemikiran memuaskan kebutuhan pelanggan melalui

produk dan keseluruhan barang yang berhubungan dengan penciptaan,

pengantaran, dan akhirnya pengkonsumsiannya. Secara sederhana pemasan

bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memuaskan

kebutuhan pelanggan.

2.2 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan falsafah perusahaan atau bisnis yang

menyatakan bahwa kepuasaan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya adalah

syarat yang paling penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan yang

dijalani. Konsep ini bertujuan untuk memberikan kepuasan tersendiri terhadap

kebutuhan dan keinginan konsumen Swastha & Hani, (2011). Ada empat faktor

penting yang digunakan sebagai dasar konsep pemasaran, yaitu:

1. Orientasi Konsumen

Pada intinya jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini

maka yang dimaksudkan adalah:

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi

b. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya.

d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan serta tingkah laku mereka.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitik beratkan pada mutu yang baik, harga yang murah atau model

yang menarik.

Universitas Sumatera Utara


14

2. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua

elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan

antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk

mengatasi koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang

mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran yaitu manajer

pemesaran. Jadi dapat disimpulkan setiap orang dan bagian dalam perusahaan

turut serta dalam upaya yang terkoordinir untuk memberikan kepuasaan

konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen.

Salah satu tujuan dari perusahanan adalah untuk mendapatkan profit atau

laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan

kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari

sebuah perusahaan.

4. Strategi pemasaran

Merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi

pemasaran merupakan satu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.

Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan

bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya,

sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya

pengembangan melalui strategi pemasarannya.

2.3 Bauran Pemasaran

Pemasaran pada dasarnya mengambil peranan yang sangat penting bagi

Universitas Sumatera Utara


15

perusahaan di mana telah terjadi perubahan dalam suatu lingkungan bisnis yang

menyebabkan perusahaan harus selalu menyesuaikan strategi. Strategi ini

digunakan agar keadaan suatu perusahaan akan menjadi lebih baik dalam

memenuhi kepuasan pelanggan. Perusahaan harus membuat program, rencana,

dan sasaran pemasaran dalam melaksanakan operasionalnya yang akan berguna

mencapai tujuan perusahaan tersebut. Program pemasaran tersebut terdiri dari

sejumlah keputusan tentang bauran alat pemasaran disebut bauran pemasaran

yang lebih dikenal dengan marketing mix. Bauran pemasaran atau marketing mix

merupakan rencana dasar manajemen pemasaran dalam melaksanakan kegiatan

memasarkan produk. Bauran Pemasaran memiliki peranan penting dalam

mempengaruhi konsumen agar dapat membeli suatu produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2008), bauran pemasaran (marketing mix) adalah

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Dalam memasarkan

produk barang terdapat empat unsur bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan

istilah 4P, yaitu product, price, place dan promotion. Sementara itu, untuk

pemasaran jasa diperlukan bauran pemasaran yang diperluas dengan penambahan

unsur yang telah berkembang. Pemasaran jasa dikatakan sebagai salah satu bentuk

produk yang berarti setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan dari satu

pihak ke pihak lainnya dan bersifat tidak berwujud.

Menurut Kotler, (2008), perlu di tambahkan 3P berikutnya, yaitu

people, physical evidance, process yang dapat di gunakan untuk memasarkan

Universitas Sumatera Utara


16

produk jasa. Adapun defenisi dari 7P pada bauran pemasaran adalah sebagai

berikut ini:

1. Produk (product)

Definisi produk adalah : “A product is a thing that can be offered to a

market to satisfy a want or need”. Produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan konsumen. Dalam merencanakan produk atau apa yang hendak

ditawarkan ke pasar, para pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan

produk dalam merencanakan penawaran pasar. Lima tingkatan produk

tersebut terdiri dari:

a. Manfaat Inti (core benefit) Yaitu jasa atau manfaat fundamental yang

benar – benar di beli oleh pelanggan. Misal: kasus restaurant, dimana

konsumen restoran datang membeli “makanan dan minuman”.

b. Produk dasar (basic product). Para pemasar harus mengubah manfaat inti

menjadi produk generik (generic product), yaitu versi dasar dari produk

tersebut. Dengan demikian sebuah restoran akan terdiri ruangan, meja,

kursi, peralatan makan dan minum.

c. Produk yang diharapkan (expected product). Sekumpulan atribut dan

kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui oleh pembeli ketika mereka

membeli produk tersebut. Misal: konsumen restoran mengharapkan ruangan

yang bersih, tisu, wastafel, dan suasana yang nyaman.

d. Produk yang ditingkatkan (augmented product). Layanan dan manfaat

tambahan yang membedakan penawaran perusahaan dari penawaran

Universitas Sumatera Utara


17

pesaing. Misal: sebuah restoran dapat melengkapi produknya dengan

menambahkan layanan pesan antar, resevasi tempat, atau live music.

e. Produk yang potensial (potensial product). Mencakup semua

peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk

tersebut dimasa depan. Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai

macam sudut pandang. Berdasarkan daya tahan atau berwujud tidaknya,

produk diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok Tjiptono, (2008), yaitu:

1) Barang tidak tahan lama ( No durable Goods). Barang tidak tahan

lama adalah barang berwujud yang biasanya habis di konsumsi

dalam satu atau beberapa kali pemakaian.

2) Barang tahan lama (Durable Goods) Barang tahan lama

merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak perusahaan.

3) Jasa (Service) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang

ditawarkan untuk dijual.

2. Harga (price)

Definisi harga adalah: “Price is the amount of money charged for a

product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang mempunyai nilai

tukar untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menggunakan

suatu produk atau jasa. Harga merupakan bauran pemasaran yang bersifat

fleksibel di mana suatu harga akan stabil dalam jangka waktu tertentu

tetapi dalam seketika harga dapat meningkat atau menurun yang terdapat

pada pendapatan dari hasil penjualan. Dari sudut pandang pemasaran,

Universitas Sumatera Utara


18

harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang

dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan satusatunya unsur

bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi

perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya adalah (produk, distribusi, dan

promosi) menyebabkan timbulnya biaya.

3. Tempat (place)

Definisi tempat adalah : “The various the company undertakes to make the

product accessible and available to target customer”. Tempat merupakan

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya

mudah diperoleh dan tersedia pada konsumen sasaran. Distrubusi memiliki

peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan guna memastikan

produknya. Hal ini dikarenakan tujuan dari distribusi adalah menyediakan

barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu

dan tempat yang tepat.

4. Promosi (promotion)

Definisi promosi adalah : “Promotion includes all the activities the

company undertakes to communicate and promote its product the target

market”. Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan

untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar

yang menjadi sasaran.

5. Orang (people)

Defenis people yaitu proses seleksi, pelatihan, dan pemotivasian karyawan

Universitas Sumatera Utara


19

yang nantinya dapat digunakan sebagai pembedaan perusahaan dalam

memenuhi kepuasan pelanggan.

6. Bukti fisik (physical evidence)

Defenisi bukti fisik, yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang

ditujukan kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti

fisik merupakan wujud nyata yang ditawarkan kepada pelanggan ataupun

calon pelanggan Tjiptono, (2008), mengemukakan bahwa perusahaan

melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti

fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut:

a. An Attention-Creating Medium

Perusahaan jasa melakukan differensiansi dengan pesaing dan

membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan

dari target pasar.

b. As a Message-Creating Medium

Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara

insentif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk

jasa yang dimiliki.

c. An Effect-Creating Medium

Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk

menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

7. Proses (process)

Proses yaitu semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dimana

jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atas operasi jasa Almana,

Universitas Sumatera Utara


20

(2013). Proses merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan untuk

memasarkan produk barang atau jasa kepada calon pelanggan.

2.4 Bauran Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Penggunaan berbagai alat dalam melakukan promosi merupakan cara

terbaik untuk dapat menyampaikan pesan tentang produk kepada target

konsumennya secara efektif. Bauran promosi ini merupakan salah satu bagian dari

Bauran Pemasaran atau yang sering disebut Marketing Mix. Menurut Kotler,

(2013), promotion mix atau bauran promosi merupakan kombinasi dari

advertising, public relations, personal selling, sales promotion, dan direct

marketing yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengkomunikasikan

nilai konsumen serta membentuk relasi dengan konsumen secara persuasif.

1. Advertising (periklanan)

Komunikasi nonpersonal yang berbayar untuk memperkenalkan profil

perusahaan, produk, ataupun kegiatan yang dilakukan sebuah perusahaan

kepada khalayak umum melalui televisi, radio, surat kabar, internet, majalah,

billboard, dan stiker mobil.

2. Sales Promotion (promosi penjualan)

Aktifitas atau materi yang menawarkan konsumen insentif jangka pendek

apabila terjadi pembelian yang berupa sampel, kupon, atau pengembalian

sebagian tunai.

3. Public Relations (hubungan masyarakat)

Komunikasin untuk mempengaruhi perilaku, perasaan, dan opini konsumen,

Universitas Sumatera Utara


21

non-konsumen, pemegang saham, pemasok, dan karyawan sebuah

perusahaan. Membentuk citra positif perusahaan dan mempublikasikan

beritanya kepada khalayak umum.

4. Direct Marketing (pemasaran langsung)

Komunikasi langsung dengan konsumen melalui surat langsung,

pemasaran online, katalog, dan telemarketing. Bertujuan untuk

membangun hubungan lebih kuat dan mendapat respon langsung dari

konsumen. Direct marketing memiliki kemiripan dengan personal selling

yang mengandung dialog interaktif antara pemasar dan konsumen. Namun

personal selling bersifat lebih intim sehingga para ahli menempatkannya

pada kategori berbeda.

5. Personal Selling (penjualan personal)

Personal selling merupakan komunikasi tatap muka antara pemasar dan

pembeli potensial untuk menginformasikan tentang produk perusahaan, serta

membujuk untuk membelinya.

Kotler, (2008), menyatakan bahwa perusahaan harus membagi anggaran

promosi total untuk alat-alat promosi utama yaitu perikanan, penjualan

perorangan, promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Perusahaan harus

secara hati-hati menetapkan besarnya masing-masing alat promosi menjadi bauran

promosi yang terkoordinasi. Menurut Kotler, (2008), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengembangan bauran promosi yaitu:

1. Tipe Produk atau Pasar

Perbedaan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan pasar industri.

Universitas Sumatera Utara


22

Perusahaan barang konsumen biasanya mengalokasikan lebih banyak dana

untuk iklan, menyusul promosi penjualan, penjualan perorangan, dan

hubungan dengan masyarakat. Sebaliknya perusahaan barang industri

menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan diikuti dengan

promosi penjualan, iklan, dan hubungan dengan masyarakat.

2. Strategi Dorong dan Tarik

Strategi dorong merupakan strategi promosi yang menggunakan tenaga

penjual dan promosi perdagangan untuk mendorong produk lewat saluran

distribusi. Sedangkan strategi tarik adalah strategi promosi yang

menggunakan banyak biaya untuk periklanan dan promosi konsumen demi

memupuk permintaan konsumen.

3. Tahap Kesiapan Pembeli

Pengaruh dari alat promosi bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli yang

berbeda. Iklan, bersama dengan hubungan masyarakat, lebih memegang peran

utama dalam tahap kesadaran dan pengetahuan, ketimbang peran ”kunjungan

mendadak” dari tenaga penjual.

4. Tahap Daur Hidup produk

Pengaruh dari alat promosi yang berbeda juga bervariasi sesuai dengan tahap

daur hidup produk. Tahap pengenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik

untuk menghasilkan kesadaran tinggi, promosi penjualan bermanfaat untuk

mempromosikan penjualan awal. Tahap pertumbuhan, iklan dan hubungan

masyarakat terus memberikan pengaruh kuat, sedangkan promosi penjualan

dapat dikurangi. Tahap dewasa, promosi penjualan menjadi relatif penting

Universitas Sumatera Utara


23

dibandingkan dengan iklan.

2.5 Keputusan Pembelian

Minat beli konsumen dapat menjadi ukuran untuk memprediksi perilaku

konsumen tersebut dalam melakukan keputusan pembelian. Jika pengguna

tertarik untuk mendapatkan manfaat dari sebuah produk atau layanan, itu

berarti sebenarnya mereka mempunyai niat untuk membeli dalam benaknya.

Ketika konsumen mendapatkan pengalaman yang positif dan mendapati

sumber informasi positif mengenai produk atau layanan yang diinginkan, maka

mereka akan melakukan tahap keputusan untuk melakukan pembelian. Itulah

sebabnya e-WOM positif yang di terima calon konsumen memiliki dampak

yang cukup potensial dalam mempengaruhi calon konsumen untuk melakukan

pembelian dan konsumen yang sudah pernah membeli akan melakukan

pembelian ulang atau re-purchase.

Menurut Sunarto, (2004), keputusan pembelian adalah tindakan dari

konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor

yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau

jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk

sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat. Menurut Kotler, (2008), sebelum

konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa

tahap terlebih dahulu yaitu :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan,

yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

Universitas Sumatera Utara


24

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.

c. Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.

d. Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan

3. Evaluasi Alternatif

Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan

dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas

merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak

persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.

4. Keputusan Membeli atau Tidak

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-

merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan

situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian

termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat

pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu:

keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu

dan keputusan metode pembayaran.

Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman &

Leslie, (2000) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”.

Universitas Sumatera Utara


25

Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana

dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.

Menurut Kotler, (2010), ada beberapa peranan yang mungkin dimainkan

orang dalam sebuah keputusan membeli antara lain:

1. Pemrakarsa (initiator), adalah orang yang pertama – tama menyarankan atau

memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer), adalah orang yang pandangan atau nasihatnya

diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

3. Pengambil keputusan (decider), adalah orang yang pada akhirnya

menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli: apakah jadi

membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana membeli.

4. Pembeli (buyer), adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user) adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau

memakai produk atau jasa.

2.6 Perilaku Konsumen

Menurut Kotler, (2008), Perilaku konsumen adalah studi bagaimana

individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan

menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan mereka. Menurut Schiffman & Leslie, (2000), perilaku konsumen

menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan

sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-

barang yang berhubungan dengan konsumsi. Menurut Kotler, (2013) perilaku

pembelian konsumen di pengaruhi oleh empat faktor, yaitu sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


26

1. Faktor Budaya.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak

yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi,

preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.

Masing-masing subbudaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih

menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya

seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh

faktor sosial diantarannya sebagai berikut:

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan

sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara

langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang

tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan,

yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara

langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya

merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman,

tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan

terus menerus dalam keadaan yang informal.

b. Keluarga

Dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan

menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah

Universitas Sumatera Utara


27

keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan

ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang

terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga

jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

c. Peran dan Status

Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi

perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam

masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi

maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan

secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya.

3. Pribadi

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi

diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya

hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

4. Psikologis

Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

adalah faktor psikologis. Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama,

yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap.

Menurtu Kotler, (2013) perilaku konsumen akan menentukkan proses

pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan

sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang

dilakukan konsumen, kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian

Universitas Sumatera Utara


28

informasi, penilaian alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian.

1. Pengenalan masalah, proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah

atau kebutuhan. Jika kebutuhan diketahui maka konsumen akan serta

memahami kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masalah dapat

ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama - sama harus segera

dipenuhi. Jadi pada tahap inilah proses pembelian itu mulai dilakukan.

2. Pencarian informasi, seorang konsumen yang telah mengetahui kebutuhannya

dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut jika dorongan kebutuhan

itu kuat, jika tidak kuat maka kebutuhan konsumen itu hanya akan menjadi

ingatan belaka. Konsumen mungkin melakukan pencarian lebih banyak atau

segera aktif mencari informasi yang mendasari kebutuhan ini.

3. Penilaian alternatif, setelah melakukan pencarian informasi sebanyak

mungkin, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi beberapa

merek alternatif dalam satu susunan pilihan.

4. Keputusan pembelian, jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka

pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis

pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen

benar-benar membeli produk

2.7 Electronic Marketing

E-marketing adalah penggunaan teknologi informasi dalam proses

membuat, berkomunikasi, dan memberikan nilai (value) kepada pelanggan. E-

marketing mempengaruhi pemasaran tradisional dalam dua cara. Pertama, e-

marketing meningkatkan efisiensi dalam fungsi pemasaran tradisional. Kedua,

Universitas Sumatera Utara


29

teknologi dari e-marketing merubah banyak strategi pemasaran. Hasil perubahan

dalam model bisnis baru ini dapat menambah nilai (value) pelanggan dan

meningkatkan keuntungan perusahaan. Menurut Kotler (2013), e-marketing

menggambarkan usaha-usaha perusahaan untuk menginformasikan,

berkomunikasi, mempromosikan, dan memasarkan produk dan jasanya lewat

internet. Sederhananya, e-marketing atau pemasaran elektronik adalah strategi

pemasaran ditambah dengan teknologi informasi.

Electronic marketing memanfaatkan teknologi jaringan untuk

mengkoordinir penelitian pangsa pasar, membantu pengembangan produk,

mengembangkan strategi dan taktik untuk memikat pelanggan, menyediakan

distribusi online, mempertahankan catatan pelanggan, menciptakan kepuasan

pelanggan, dan mengumpulkan umpan balik pelanggan. Electronic marketing

memanfaatkan teknologi jaringan untuk mengkoordinasi penelitian pangsa

pasar, membantu pengembangan produk, mengembangkan strategi dan taktik

untuk memikat pelanggan, menyediakan distribusi online, mempertahankan

catatan pelanggan, menciptakan kepuasan pelanggan, dan mengumpulkan

umpan balik pelanggan.

Saat ini, pelanggan akan lebih menikmati berbelanja atau hanya sekedar

ingin melihat produk dari berbagai merek melalui media sosial. Bukan hanya itu

mereka juga menggunakan sosial media sebagai wadah untuk berbagi pengalaman

nyata mereka setelah atau pada saat menggunakan suatu produk barang atau

pengalaman dengan sebuah layanan. Instagram merupakan media sosial dengan

pengguna aktif diseluruh dunia sebanyak lebih dari 500 juta orang, menjadi sosial

Universitas Sumatera Utara


30

media yang dengan mudah dapat diakses oleh banyak orang dan menimbulkan

electronic word-of-mouth. Sebuah fakta yang dikutip dari Selfstartr.com hanya

sekitar 39% dari jumlah total pemasaran yang menggunakan Instagram untuk

memasarkan produknya. Dengan jumlah pengguna aktif yang begitu besar sangat

disayangkan apabila para pemasar tidak dapat memanfaatkan Instagram sebagai

alat untuk memasarkan produk secara elektronik.

Internet dapat dimanfaatkan seluas mungkin dalam memasarkan produk

atau jasa. Selain itu, internet atau lebih tepatnya social media dapat menjadi

sumber informasi mengenai produk yang paling dicari oleh para konsumen.

Pesan inovasi dan perbaikan produk yang berasal dari pengalam pelanggan

juga dapat ditemukan melalui pemanfaat media sosial. Electronic marketing

menjadi sangat efektif jika dapat dimanfaatkan oleh para pemasar dengan baik.

Namun demikian para pemasar tidak dapat menutup mata dengan akun anonim

yang dapat memberikan komentar atau review negatif terhadap produk yang

kita miliki, untuk itu sangat penting menjaga agar suasana media sosial yang

kita kelola untuk tetap kondusif.

Internet memiliki berbagai keuntungan yang disebut dengan 6 C, yaitu:

Cost Reduction, Capability, Competitive advantage, Communications

improvement, Control dan Customer Service Improvement.

1. Cost Reduction

Pengurangan biaya, mengurangi biaya pencetakan brosur, dan juga

mengurangi tenaga kerja untuk melakukan penjualan dan pemasaran yang

dapat ditangani melalui telepon oleh operator.

Universitas Sumatera Utara


31

2. Capability

Internet menyebabkan peluang baru muncul, bahkan untuk produk baru dan

layanan baru yang belum terpikirkan sebelumnya.

3. Competitive Advantage

Jika sebuah perusahaan memperkenalkan kemampuan baru sebelum

pesaingnya, maka akan mendapatkan keuntungan hingga pesaingnya

memiliki kemampuan yang sama.

4. Communication Improvement

Hal ini mencakup peningkatan seluruh aspek meliputi komunikasi dengan

pelanggan, komunikasi dengan pemasok, karyawan, maupun distributor.

5. Control

Penggunaan internet dan intranet dapat menjadi alat pelacak yang baik untuk

melihat perilaku konsumen dan tingkat pelayanan yang diberikan perusahaan

kepada pelanggan.

6. Customer Service Improvement

Salah satunya karena penerapan database yang saling terhubung melalui

internet dalam perusahaan.

2.8 Electronic Word Of Mouth (e-WOM)

Dalam konsep pemasaran, WOM didefenisikan “percakapan antara

konsumen secara tatap muka tentang produk atau pengalaman pelayanan”Sen &

Leman, (2007). Namun kemajuan teknologi yang begitu cepat mendorong

konsumen untuk berbagi informasi terkait produk yang pernah digunakan melalui

internet, sehingga hal ini meningkatkan potensi e-WOM terjadi. E-WOM

Universitas Sumatera Utara


32

didefinisikan sebagai “pernyataan positif atau negatif yang dibuat oleh pelanggan

potensial, aktual atau mantan tentang produk atau perusahaan, yang dibuat

tersedia untuk banyak orang dan lembaga melalui Internet” Hennig-Thurau,

(2004). Pernyataan positif yang disampaikan oleh konsumen menjadi sarana untuk

membangun trust pelanggan terhadap perusahaan, namun pernyataan positif itu

tidak selamanya benar terutama untuk kasus kredibilitas. E-wom positif yang

berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan merusak kredibilats situs WEB

(Doh, M.S, & Hwang, 2009).

Meskipun terlihat sama, namun WOM tradisional memiliki beberapa

perbedaan dengan e-WOM. Pertama, electronic word-of-mouth memiliki

kecepatan distribusi pesan dan skalabilitas yang unik. Kedua, bertolak belakang

dengan WOM tradisional, komunikasi e-WOM lebih stabil dan ketersediaan

informasi selalu ada. Ketiga, komunikasi electronic word-of-mouth lebih dapat

diukur dari pada WOM tradisional. Informasi yang luas itu diarsipkan dalam data

base internet agar pelanggan dapat mengakses informasi tersebut dalam jangka

waktu yang tidak terbatas. Apabila WOM adalah komunikasi antara dua orang

yang saling bertatapan muka secara langsung, maka e-WOM berlawanan dengan

hal itu, dimana sumber dan penerima informasi biasanya tidak saling mengenal

satu dengan lainnya (Lopez, 2014).

Ketika konsumen merasakan risiko sosial atau psikologis yang tinggi saat

sebelum pembelian, mereka akan mencari untuk informasi yang kredibel dan

lebih bersifat diagnostik atau mencari informasi yang berupa saran, seperti

informasi e-WOM dari sumber yang mereka percaya dan bisa diandalkan

Universitas Sumatera Utara


33

Wangenheim, (2004). Sehingga e-WOM yang tersedia akan mengurangi risiko

dan ketidakpastian yang dialami oleh calon pelanggan sebelum memutuskan

untuk membeli. Dalam e-WOM, kredibilitas informasi merupakan hal yang sangat

penting di perhatikan. Cepatnya arus informasi membuatnya tidak dapat

dikendalikan oleh perusahaan, maka sebaiknya perusahaan melakukan

pengawasan terhadap informasi – informasi yang beredar di internet guna

mencegah penyalahgunaan oleh pihak yag tidak bertanggungjawab.

Dalam bukunya yang berjudul “The Secret of word-of-mouth

Marketing, George Silverman, menjelaskan sifat – sifat dari word-of-mouth

dan alasan perusahaan menggunakan kekuatan dari word-of-mouth, yaitu :

memiliki pengaruh yang sangat kuat dan sangat persuasif di pasar,

mekanismenya adalah menyampaikan pengalaman pribadi, bersifat independen

dan kredibel, menjadi bagian dari suatu produk itu sendiri, informasi yang

didapatkan disesuaikan dengan kebutuhan agar lebih relevan dan lengkap,

bersifat self-generating, self-breeding (tumbuh secara eksponensial, bahkan

kadang tumbuh secara eksplosif), kecepatan dan ruang lingkupnya tidak

terbatas, dapat bersal dari satu sumber ataupun beberapa sumber, sangat

bergantung pada keadaan dan sumber, dapat sangat menghemat waktu, efisien,

serta hemat tenaga kerja, dapat bersifat negatif, tetapi yang negatif sebenarnya

dapat diubah kembali menjadi positif melalui klarifikasi, serta bersifat sangat

mudah untuk menstimulasi, memperkuat, dan mempertahankan.

Karena teknologi semakin maju, sebagian besar pengguna saat ini

menjelajah Internet untuk menggali beberapa informasi tentang produk atau

Universitas Sumatera Utara


34

perusahaan, dan e-WOM telah muncul sebagai hasilnya. E-WOM muncul dan

memberikan dampak potensial selama proses keputusan pembelian terjadi Sa'ait,

Kanyan, & Nazrin, (2016). Perusahaan dapat memanfaatkan situasi ini dalam

melakukan promosi, dan bisa selangkah lebih maju dari pesaing mereka. Saat ini

pelanggan lebih mempercayai e-WOM sebagai sumber informasi sebelum

melakukan pembelian, maka kondisi ini menjadi peluang bagi pemasar untuk

mengembangkan strategi pemasarannya dan menjangkau lebih luas konsumen.

Perusahaan juga dapat melihat feedback pelanggan yang nantinya akan

mempengaruhui positioning perusahaan di mata masyarakat.

2.8.1 Dimensi e-WOM

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hennig-Thurau, (2004) dengan

judul “Electronic Word-of-Mouth Via Consumer Opinion: What Motivates

Consumer to Articulate Themselve on The Internet ?” mendefenisikan e-WOM

dalam 7 dimensi, yaitu :

a. Platform Assintance

Dalam penelitiannya, Hennig-Thurau, (2004) mengoperasionalisasikan

komunikasi e-WOM berdasarkan dua cara, yaitu: (a) fekuensi kunjungan

konsumen pada opinion platform dan (b) jumlah komentar yang ditulis pada

opinion platform.

b. Concern for Other Consumer

Concern for Other (kepedulian terhadap orang lain). Menurut Hennig-

Thurau, (2004), kepudulian terhadap orang lain berkaitan erat dengan konsep

alturisme. Misalnya, mencegah orang lain membeli produk yang buruk atau

Universitas Sumatera Utara


35

jasa yang menjadi alturistik. “kepedulian terhadap orang lain” adalah motif

yang sangat penting dalam industri restoran karena intangibility produk

restoran menuntut pelanggan mengandalkan WOM atau e-WOM. Dalam

komunikasi e-WOM antar pelanggan restoran, pelanggan dapat memulai e-

WOM karena kenginan murni mereka untuk membantu pelanggan restoran

lain dengan berbagi pengalaman positif.

c. Extraversion / positive self-enhancement

Berbeda dengan motif mengekspresikan perasaan negatif, “mengekspresikan

perasaan positif” ini dipicu oleh pengalaman positif konsumen. Pengalaman

positif pelanggan restoran memberikan kontribusi untuk ketegangaan

psikologis dalam pelanggan karena mereka memiliki keinginan yang kuat

untuk berbagi sukacita dari pengalaman orang lain. Ketegangan ini dapat di

beritahukan dengan menyampaikan pengalaman makan pada situs online

dengan komentar positif (Hennig-Thurau, 2004)

d. Social Benefits

Afiliasi dengan sebuah komunitas virtual dapat mewakili suatu manfaat

sosial konsumen untuk alasan indentifikasi dan integrasi sosial, dengan

demikian konsumen dapat diduga terlibat dalam komunikasi e-WOM untuk

berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online. Secara khusus,

konsumen dapat menulis komentar pada opinion platform, perilaku

tersebut menandakan partisipasi mereka pada komunitas virtual dan

memungkinkan mereka meneriman manfaat sosial dari keanggotaan

komunitas virtual.

Universitas Sumatera Utara


36

e. Helping The Company

Helping The Company adalah hasil kepuasan konsumen dengan produk dan

keinginan berikutnya untuk membantu perusahaan. Pelanggan dimotivasi

untuk terlibat dalam komunikasi e-WOM untuk memberikat perusahaan

“sebuah imbalan” berdasarkan pengalaman yang baik. Efek yang di maksud

dari kegiatan komunikatif ini bahwa perusahaan akan menjadi atau tetap

sukses. Mendukung perusahaan ini, terkait dengan motif altirisme umum dan

mengacu pada latar belakang psikologis yang sama dengan kekhawatiran

motif kedua,concern for other. Menurut penafsiran ini, konsumen

menganggap perusahaan sebagai lembaga sosial yang layak mendapat

dukungan (dalam bentuk komunikasi e-WOM). Selain itu, motif ini juga dapat

di dukung oleh teori ekuitas. Ekuitas teori menunjukkan bahwa orang

menginginkan pertukaran yang equtable dan fair. Jika konsumen telah merasa

meneriman rasio input/output lebih tinggi dari perusahaan, kemudian akan

membenatu perusahaan dengan merekomendasikan penawarannya melalui

internet adalah satu cara rasio output/input dapat menyamakan kedudukan.

2.9 Hubungan e-WOM Dengan Keputusan Pembelian

Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah mengubah cara konsumen

dalam komunikasi, internet yang merupakan hasil dari pesatnya teknologi menjadi

sarana baru bagi para konsumen membangun suatu kelompok virtual untuk saling

berbagi informasi mengenai apa saja. Konsumen didorong oleh rasa pedulinya

terhadap orang lain, mulai melakukan penyebaran informasi tentang pengalaman

menggunakan suatu produk atau layanan. Instagram menjadi platform social

Universitas Sumatera Utara


37

media yang akan membantu satu konsumen dengan konsumen lainnya untuk

saling berbagi informasi dan membentuk suatu komunitas virtual, sehingga

tindakan ini akan menyebabkan electronic word-of-mouth.

Ulasan konsumen online telah menjadi sarana penting bagi komunikasi

pemasaran karena banyak konsumen mencari ulasan online sebagai langkah

pertama dalam belanja dan sebelum memutuskan untuk membeli. Konsumen akan

terpapar oleh dua jenis e-WOM yaitu positif dan negatif, kedua informasi ini akan

sangat membantu konsumen dalam melakukan evaluasi produk yang akan dibeli.

E-WOM adalah salah satu perilaku konsumen, yang merupakan perilaku belajar,

belajar dari pengalaman konsumen sebelumnya sebelum membeli produk atau

jasa Sa'ait, Kanyan, & Nazrin, (2016). Ada beberapa yang menjadi keuntungan

ketika e-WOM terjadi, pertama e-WOM positif akan membuat citra merek akan

semakin kuat di mata konsumen, kedua karena e-WOM merupakan review yang

dilakukan secara sukarela maka konsumen lain akan lebih mempercayainya dan

menjadi keuntungan bagi perusahaan dalam memperluas jangkauan.

Berubahnya gaya komunikasi konsumen juga memaksa para pemasar

untuk mengubah strategi pemasarannya, social media menjadi pasar potensial

bagi perusahaan dalam menjalankan program pemasaran. Pemasar harus

memanfaatkan fungsi Instagram yang dapat memposting foto dan memberikan

deskripsi tentang foto tersebut dengan seefektif mungkin dalam

mempromosikan produk atau layanan. Hadirnya e-WOM menjadi angin segar

bagi perusahaan karena dapat memanfaatkan e-WOM sebagai media lain dalam

periklanan. Biasanya, penjual atau pemasar akan menghabiskan banyak uang

Universitas Sumatera Utara


38

dalam melakukan iklan untuk produk dan layanan masing-masing. Misalnya,

mereka selalu membuat spanduk besar di jalan-jalan, bangunan atau bahkan

brosur. Namun, metode ini tidak bekerja hari ini karena adanya teknologi baru.

Mari bayangkan, penjual memasang spanduk di seberang jalan tetapi jika anda

berpikir rasional, siapa yang akan punya waktu untuk membaca spanduk

tersebu ketika mereka sedang mengemudi yang membutuhkan konsentrasi

penuh. Bahkan jika mereka memiliki kesempatan untuk membaca spanduk

tersebut, mereka tidak dapat membaca setiap detail tulisan yang ada. Itulah

sebabnya e-WOM digunakan secara luas hari ini, karena konsumen dapat

mengambil waktu beberapa saat dalam menganalisis apa yang konsumen

sebelumnya telah katakatan.

Selama proses keputusan pembelian dilakukan, akan banyak hal yang

mempengaruhi keputusan tersebut. Ketersediaan informasi tentang produk akan

membantu konsumen dalam meminimalisir risiko kekecewaan pasca pembelian

produk atau penggunaan jasa. Menggunakan e-WOM, pelanggan bisa

mendapatkan lebih banyak interaksi dengan konsumen lain dan mendapatkan

respon yang lebih cepat tentang informasi produk.

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini telah melakukan tijauan pustaka terhadap jurnal penelitian

sejenis yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian terdahulu

yang menjadi rujukan peneliti dalam penelitan “PENGARUH ELECTRONIC

WORD OF MOUTH (e-WOM) PADA INSTAGRAM TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN Di GEPREK BENSU MEDAN’’

Universitas Sumatera Utara


39

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode
Peneliti Judul Tahun Hasil
Peneliian
Adelia Sari, Electronic 2016 Teknik Berdasarkan hasil
Vina Ivana, Word Of Mouth pengumpulan penelitian aktivitas pelaku
dan Sienny (e-WOM) dan data secara e-WOM, aktivitas
Thio. Pengaruhnya kuantitatif mengunggah foto
Terhadap dengan makanan dan minuman
Keputusan menyebar serta menulis komentar
Pembelian Di kuesioer positif mengenai restoran
Restoran Dan online kepada dan kafe di Surabaya ke
Kafe Surabaya. 160 situs jejaring sosial adalah
responden aktivitas yang paling
sering dilakuakn oleh
responden. Dalam
penelitian ini variabel yang
paling dominan dari
variabel Intensity, Valence
of Opinion, dan Content
adalah Content yaitu
informasi mengenai harga,
variasi, dan kualitas
makanan dan minuman.
Amalia Pengaruh 2016 Teknik Tanggapan responden
Yaumil, Dr. Electronic pengumpulan terhadap penerapan
Ratih Word Of Mouth data secara electronic word of mouth
Tresnati Terhadap kuantitatif
yang dilakukan di Dreezel
SE., MP, Keputusan dengan
dan Nina Pembelian menyebar Coffe Bandung di media
Maharani, (Survey kuesioer sosial Instagram yang
SE., M.Si Konsumen online kepada terdiri dari intensity, valance
pada Dreezel 100 of opinion, content,
Coffe Bandung) responden relevance, timeless, dan
accuracy berada dikategori
cukup.
Noraini Sa’ait, The Effect of E- 2016 Teknik Keakuratan pesan dan
Agnes WOM on pengumpulan persepsi pelanggan tentang
Kanyan dan Costomer data secara kebenaran informasi
Mohamad Fitri Purchase kuantitatif
merupakan yang paling
Nazrin Intention dengan
menyebar berpengaruh terhadap minat
kuesioer beli konsumen, sementara itu
kepada 361 waktu posting pesan, dan
responden apakah pesan itu terkini
merupakan yang paling tidak
berpengaruh signifikan pada
keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian.
Penelitian ini juga
mengungkapkan e-WOM ada
karena adanya pelanggan
yang telah melakukan
pembelian.

Universitas Sumatera Utara


40

Lanjutan tabel 2.1

Metode
Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian
Penelitian
Cynthia Dwi The Effect of 2015 Teknik Penelitian ini berfokus kepada
Rizqia, dan Electronic pengumpulan beberapa akun kuliner
Herry Word Of data secara Bandung, yaitu
Hudrasyah Mouth on kuantitatif @kulinerbandung,
Customer dengan @makanpakereceh, dan
Purchase menyebar @bandung_eatery dan
Intention kuesioer penelitian ini bertujuan untuk
(Case Study: kepada 231 melihat seberapa besar
Bandung responden pengaruh postingan yang
Culinary dilakukan akun instagram
Instagram tersebut kepada minat beli
Account) konsumen
Berdasarkan hasil penelitian
didapati bahwa Instagram
sebagai media yang
memediasi antara konsumen
dengan akun kuliner Bandung
berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap minat
beli konsumen terhadap
produk-produk yang diunggah
oleh akun instagram tersebut.
Harnita Putri, Pengaruh 2015 Teknik Dalam penelitian ini skor
dan Widya Electronic pengumpulan total variabel e-WOM
Sastika Word Of data secara sebesar 73.91% yang
Mouth (e- kuantitatif termasuk kriteria baik.
WOM) dengan Maka dapat disimpulkan
Melalui menyebar bahwa e-WOM yang
Twitter kuesioer diciptakan oleh Steak
Terhadap online kepada Ranjang Bandung melalui
Minat Beli 100 Twitter sudah cukup baik
Konsumen responden dan berpengaruh terhadap
Pada Steak minat beli konsumen.
Ranjang
Bandung
Manuela Determinants 2014 Teknik Peneliti menemukan
López dan of E-WOM pengumpulan pengalaman seseorang
María Sicilia Influence: data secara dalam menggunakan internet
The Role of kuantitatif secara simultan
Consumers’ dengan mempengaruhi sikap dalam
Internet menyebar mengkritisasi informasi, hal ini
Experience kuesioer disebabkan individu dengan
melalui rendahnya tingkat
e-mail pengalaman Internet akan
kepada 5.156 mencari informasi dengan
responden cara yang kurang efisien
dibandingkan dengan mereka
yang lebih banyak
pengalaman

Universitas Sumatera Utara


41

Lanjutan tabel 2.1

Metode
Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian
Penelitian
Amal M. The Impact Of 2013 Teknik Penelitian ini menunjukkan
Almana dan Electronic pengumpulan banyak konsumen Saudi
Abdulrahman Word Of data secara yang dengan sengaja
A. Mirza Mouth On kuantitatif berselancar di internet
Cunsumer’s dengan untuk membaca kementar
Purchasing menyebar dan review online tentang
Decisions kuesioer suatu produk yang mereka
kepada 150 tertarik untuk beli.
responden Lebih dari 80% responden
dalam penelitian
inimenyatakan menjadikan
komentar sebagai alat
bantu mereka untuk
menilai suatu produk
sebelum memutuskan
pembelian. Dan penelitian
ini menyatakan popularitas
website akan
mempengaruhi orang-
orang untuk berkunjung ke
website tersebut dan
membaca komentar online
yang ada di website
tersebut.
Viranti Pengaruh 2012 Teknik Dalam penelitian ini dari
Mustika Sari Electronic pengumpulan kelima dimensi e-WOM,
Word Of data secara dimensi expressing
Mouth kuantitatif
positive feelings yang
(eWOM) Di dengan
Social Media menyebar berpengaruh positif dan
Twitter kuesioer signifikan terhadap minat
Terhadap kepada 100 beli konsumen
Minat Beli responden Hollycowsteak.
Konsumen
(Studi Kasus
Pada Restoran
Hollycowsteak)

EunHa Restaurant 2011 Teknik Hasil dari penelitian ini


Jeonga dan Experiences pengumpulan menunjukkan bahwa
SooCheong Triggering data secara pelanggan termotivasi
(Shawn) Positive kuantitatif
untuk menyebarkan e-
Jang Electronic dengan
Word-of-Mouth menyebar WOM positif karena
(e-WOM) kuesioer memiliki pengalaman yang
Motivations kepada 230 baik dengan makanan
responden yang disajikan, pelayanan,
dan suasana dan didorong
oleh keinginan pelanggan

Universitas Sumatera Utara


42

Lanjutan tabel 2.1


Metode
Peneliti Judul Tahun Hasil
Peneliian
untuk membantu restoran.
Akibat dari pelayanan yang
baik pelanggan juga
termotivasi untuk
menyebarkan e-WOM
positif , hal ini dikarenakan
niat pelanggan untuk
membantu restoranatau
mengekspresikan perasaan
positif. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa
pengalaman pelanggan
dengan suasana atau
interior restoran memicu
pelanggan untuk
menyebarkan e-WOM
positif sebagai tanda
kepedulian terhadap orang
lain
Thorsten Electronic 2004 Teknik Dalam penelitian ini penulis
Hennig – Word-of-Mouth pengumpulan menemukan ada 4 yang
Thurau, Via Consumer data secara menjadi faktor pendorong
Kevin P. Opinion: What kuantitatif konsumen melakukan
Gwinner, Motivates dengan word-of-mouth, yaitu
Gianfranco Consumer to menyebar konsumen menginginkan
Walsh, dan Articulate kuesioer interaksi sosial, keinginan
Dwayne D. Themselve on online kepada untuk mendapatkan insentif
Gremler The Internet 2.000 ekonomi, perhatian kepada
responden konsumen lain, dan potensi
untuk meningkatkan nilai
diri mereka sendiri.
Penelitian ini menggunakan
Platform assintance,
Venting negatif feelings,
Concern for other
consumer,Extraversion/posi
tive, Social benefits,
Economic incentives,
Helping the company,
Advice seeking sebagai
dimensi e-WOM.

2.11 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis hubungan antar

variabel yang akan diteliti Sugiyono, (2015). Dalam penulisan skripsi ini, terdapat

dua variabel, yaitu electronic word-of-mouth (e-WOM) dan keputusan pembelian.

Universitas Sumatera Utara


43

Pemasaran modern tidak dapat menutup mata dengan perkembangan teknologi

yang juga memaksa dunia pemasaran ikut bergerak merubah metodenya. Saat ini

memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran adalah hal wajib yang dapat

dilakukan para marketer. Pelanggan akan memanfaatkan review pelanggan

terdahulu yang terdapat di media sosial sebagai tolak ukur sebelum memutuskan

membeli atau menggunakan barang/jasa, sehingga hal ini menyebabkan efek

elecronic word-of-mouth (Sa'ait, Kanyan, & Nazrin, 2016).

Secara sederhana elecronic word-of-mouth dapat diartikan sebagai

komunikasi antar sesama pengguna platform media sosial yang saling bertukar

pengalaman tentang suatu produk tertentu. Hennig-Thurau, (2004) dalam

penelitian menggunakan 5 faktor yang mendorong terjadinya e-WOM. Pertama

adalah Platform Assistance, yaitu jumlah kunjungan konsumen dan jumlah

komentar yang ditulis pada opinion platform. Kedua, Concern for Othher

Consumer atau kepedulian terhadap orang lain. Ketiga, Positive self-enhancement

faktor ini terjadi bila seseorang merasakan pengalaman yang positif dengan

produk tertentu dan dengan sukarela membagikannya dengan orang lain pada

opinion platform. Keempat, Social Benefits adalah faktor yang menyebabkan e-

WOM terjadi akibat keinginan orang untuk berpartisipasi dalam konumitas virtual

dan mendapatkan manfaat sosial dati tindakan tersebut. Kelima, Helping The

Company adalah efek dari konsumen yang merasa puas dengan produk dan

keinginan berikutnya untuk membantu dengan merekomendasikan perusahaan

melalui opinion platform.

Menurut Kotler, (2008), sebelum memutuskan untuk membeli biasanya

Universitas Sumatera Utara


44

konsumen akan melewati beberapa tahapan terlebih dahulu, yaitu :

1. Pengenalan masalah, proses membeli di mulai dari pembeli mengenali

masalah dan kebutuhan.

2. Pencarian informasi, konsumen yang telah mengetahui kebutuhannya akan

terdorong untuk mencari informasi mengenai produk yang diinginkan.

3. Evaluasi alternatif, berikutnya konsumen akan mulai melakukan evalusi

produk sejenis dari berbagi merek yang rrelevan dengan kebutuhannya.

4. Keputusan membeli atau tidak, setelah melakukan serangkaian proses tahap

terakhir konsumen memmutuskan untuk membeli produk atau tidak.

Platform Assistance

Concern for Other

Positive self-enhancement Keputusan Pembelian

Social Benefit

Helping The Company

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual

2.12. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permsalahan yang ada di

mana kebenarannya masih perlu dikaji dan melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan permasalahan yang ada maka hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat faktor Platform Assintance, Concern for Other Consumer, Positive

Universitas Sumatera Utara


45

Self-enhancement, Social Benefits, Helping The Company yang tidak

berpengaruh signifikan dengan variabel Keputusan Pembelian.

2. Terdapat faktor Platform Assintance yang berpengaruh positif signifikan

terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan

3. Terdapat faktor Concern for Other Consumer yang berpengaruh positif

signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan.

4. Terdapat faktor Positive Self-enhancement yang berpengaruh positif

signifikan terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan.

5. Terdapat faktor Social Benefits yang berpengaruh positif signifikan terhadap

Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan.

6. Tedapat faktor Helping The Company yang berpengaruh positif signifikan

terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan perangcangan penelitian yang

digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini. Jenis penelitian ini

adalah penelitian eksplanatif (studi penjelasan atau pengajuan hipotesis), yaitu

penelitian yang menjelaskan studi penjelasan atau pengujian hipotesis.

Penelitian eksplanatif (explanatory research) mencoba memberi penjelasan

tentang mengapa dan bagaimana suatu hubungan dapat terjadi dalam suatu

situasi. Sedangkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2015), yaitu metode

penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam

meneliti terhadap sample dan pupulasi penelitian, tehnik pengambilan sample

umunya dilakukan dengan acak atau random sampling, sedangkan

pengumpulan data dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen penelitian

yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif/bisa diukur

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan sebelumnya.

3.2 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di restoran Geprek Bensu yang berada di Jalan

Mongonsidi No. 72. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan

bulan September 2018.

46
Universitas Sumatera Utara
47

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah semua obyek atau subyek yang diteliti dalam penelitian.

Menurut Prasetyo & Lina, (2007) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan gejala

atau satuan yang ingin diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas,

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, (2015).

Dalam penelitian ini yang menjadi target populasi adalah seluruh konsumen Geprek

Bensu Medan yang tidak diketahui jumlahnya.

3.3.2 Sampel

Menurut Hasan, (2002), sampel adalah bagian dari populasi yang

diambil melalui cara-cara tertentu yang juga mewakili karakteristik tertentu,

jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Metode yang

digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode nonprobability sampling,

yaitu setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang

sama sebagai sampel. Teknik dalam menentukan sampel adalah Purposive

sampling, metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti

dalam memilih sampel Sugiyono, (2015), dengan kategori sampel sebagai

berikut ini.

1. Pelanggan Geprek Bensu Medan Jl. Mongonsidi, No 72.

2. Pernah membeli produk Geprek Bensu

3. Pengguna Instagram.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Geprek Bensu

Universitas Sumatera Utara


48

yang pernah melihat konten e-WOM tentang Geprek Bensu melalui platform

media sosial Instagram dan sudah pernah melakukan pembelian produk Geprek

Bensu Medan. Menurut Malhotra, (2010) penentuan responden minimum

dengan jumlah populasi yang tidak diketahui dapat ditentukan dengan rumus:

n=Nx5

Dimana:

n = ukuran sampel minimum

N = jumlah pertanyaan kuesionersesuai item yang terkait variabel penelitian

5 = nilai tetap dalam rumus mencari sampel

n = 23 x 5

n = 115

Jumlah pertanyaan pada penelitian ini sebanyak 21 pertanyaan, maka

diperoleh jumlah minimal sampel dalam penelitian kali ini adalah sebesar 115

responden yang dapat mewakili populasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode kuesioner.

Penyusunan kuesioner dilakukan dengan harapan dapat mengetahui variable-

variabel apa saja yang menurut responden merupakan hal yang penting. Tujuan

peggunaan kuesioner adalah untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan

dengan keperluan penelitian. Kelebihan dari penggunaan kuesioner/angket ini

adalah kesioner/angket merupakan metode yang praktis karena dapat

dipergunakan untuk data kepada sejumlah responden dalam jumlah yang banyak

dan dalam waktu yang singkat.

Universitas Sumatera Utara


49

3.5 Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, electronic word-of-mouth sebagai

variabel bebas (independen) dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat

(dependen). Rincian variabel – variabel dalam penelitian ini sebagai berikut.

Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Defenisi Operasional Indikator / alat ukur


1 Electronic Platform Jumlah kunjungan konsumen 1. Instagram
word-of- Asistance dan jumlah komentar atau mempermudah word
mouth (e- review yang ditulis oleh of mouth produk
WOM) konsumen pada social media Geprek Bensu
Instagram Geprek Bensu 2. Melalui Instagram,
Medan dapat merasakan
kemudahan
berkoneksi dengan
pihak Geprek Bensu
3. Instagram adalah
alat yang efektif
untuk membantu
proses promosi
produk Geprek
Bensu.
4. Instagram adalah
tempat yang tepat
untuk mendapatkan
informasi mengenai
Geprek Bensu
5. Menggunakan
Instagram tidak
memakan banyak
biaya
2 Concern Keinginan untuk membantu 1. Melalui Instagram,
for Other dan memberikan mendapatkan
saran/informasi mengenai rekomendasi yang
produk Geprek Bensu kepada berkaitan dengan
saudara, teman atau orang Geprek Bensu
lain 2. Melalui Instagram,
merasakan
kepedulian orang lain
saat
merekomendasikan
Geprek Bensu
3. Melalui Instagram,
terbantu untuk
mendapatkan
informasi
mengenai pilihan
produk Geprek
Bensu

Universitas Sumatera Utara


50

Lanjutan Tabel 3.1


No Variabel Dimensi Defenisi Operasional Indikator / alat ukur
4. Melalui instagram,
mendapatkan
informasi mengenai
kualitas produk
Geprek Bensu
3 Extraversi Pengalaman positif 1. Melalui Instagram,
on / konsumen tentang produk mendapatkan
positive Geprek Bensu yang informasi mengenai
self- dipublikasikan untuk pengalaman positif
enhance memperlihatkan kepada konsumen restoran
ment orang lain bahwa kita Geprek Bensu
adalah konsumen yang 2. Melalui Instagram,
sukses dan cerdas dalam dapat mengetahui
membeli produk makanan. keunggulan produk
Geprek Bensu.
3. Melalui instagram,
dapat merasakan
kesenangan orang
lain pada produk
Geprek Bensu
4 Economic Penghargaan yang diterima 1. Melalui instagram,
Insentive konsumen melalui program- dapat mengetahui
program khusus yang mengenai berbagai
diberikan oleh restoran kuis/lomba yang
Geprek Bensu seperti diadakan oleh
diskon, voucher atau produsen/penjual
giveaway dan lain untuk followers dan
sebagainya. pelanggan Geprek
Bensu
2. Melalui Instagram,
bahwa konsumen
mengetahui dapat
memenangkan
hadiah umroh,
sepeda motor, dan
handphone pada
saat perayaan
ulangtahun Geprek
Bensu yang
pertama
3. Melalui Instagram,
mengetahui bahwa
Geprek Bensu
sedang
mengadakan Dance
Challange yang
berhadiah uang
tunai 10 juta rupiah
5 Helping Keinginan konsumen untuk 1. Melalui Instagram,
the membantu perusahaan, mengetahui bahwa
company agar Geprek Bensu tetap orang lain peduli
eksis dan lebih baik terhadap
kesuksesan Geprek
Bensu

Universitas Sumatera Utara


51

Lanjutan Tabel 3.1


No Variabel Dimensi Defenisi Operasional Indikator / alat ukur
5 Helping the Keinginan konsumen untuk 2. Melalui Instagram,
company membantu perusahaan, agar meraskan konsumen
Geprek Bensu tetap eksis dan membantu
lebih baik. penyebaran informasi
produk Geprek Bensu
3. Melalui instagram,
dapat merasakan
orang lain
menginginkan
produsen/penjual
produk Geprek Bensu
sukses

6 Keputusan Tindakan dari konsumen untuk 1. Membeli produk


Pembelian mau membeli atau tidak Geprek Bensu karena
terhadap produk Geprek lapar
Bensu, dan melalui beberapa 2. Mencari informasi
proses yang dilakukan mengenai produk
konsumen, kelima tahap Geprek Bensu
tersebut adalah pengenalan sebelum membeli
masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, membuat 3. Pengalaman orang
keputusan. lain mempengaruhi
saya dalam membeli
produk Geprek Bensu
4. Geprek Bensu
menjadi pilihan
alternatif yang saya
pilih untuk menyantap
menu ayam geprek.
5. Membeli produk
Geprek Bensu karena
saran orang

3.6 Uji Validitas

Validitas adalah sejauh mana perbedaan skor skala yang diamati

mencerminkan perbedaan sebenarnya antara objek-objek dengan karakteristik

yang diukur. Uji validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu penelitian dikatakan memiliki

validitas yang tinggi apabila penelitian tersebut menjalankan fungsi ukurannya,

memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya

penelitian tersebut.

Universitas Sumatera Utara


52

Pada data yang diperoleh dari hasil pretest kuesioner yang disebarkan

kepada calon responden akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Data tersebut

akan dianalisis dengan menggunakan confirmatory factor analysis. Dari hasil

pengujian ini akan diketahui indikator-indikator mana saja yang relevan dengan

variabel penelitian. Pertanyaan mana saja yang tidak signifikan, akan dihilangkan

dari pertanyaan kuesioner. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30

orang konsumen Geprek Bensu diluar sampel.

Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas
Item-Total Statistik

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Keterangan


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation
VAR00001 113.6000 242.041 .591 Valid.
VAR00002 114.8333 237.316 .486 Valid.
VAR00003 113.7000 246.838 .418 Valid.
VAR00004 113.8667 232.120 .793 Valid.
VAR00005 114.8667 232.671 .405 Valid.
VAR00006 113.8000 232.234 .770 Valid.
VAR00007 114.5000 227.362 .876 Valid.
VAR00008 113.8333 233.316 .771 Valid.
VAR00009 114.1333 230.671 .703 Valid.
VAR00010 114.0333 233.826 .734 Valid.
VAR00011 114.0333 230.447 .856 Valid.
VAR00012 113.9667 246.930 .303 Tidak Valid.
VAR00013 114.1667 232.971 .773 Valid.
VAR00014 113.8667 243.568 .546 Valid.
VAR00015 114.5333 229.706 .593 Valid.
VAR00016 114.6000 231.076 .559 Valid.
VAR00017 114.3667 226.654 .783 Valid.
VAR00018 114.1000 230.438 .825 Valid.
VAR00019 114.1000 238.024 .762 Valid.
VAR00020 114.0333 233.757 .535 Valid.
VAR00021 113.8667 232.326 .785 Valid.
VAR00022 113.7333 241.651 .633 Valid.
VAR00023 113.6667 243.057 .598 Valid.
VAR00024 113.5667 246.737 .409 Valid.
Sumber : lampiran 3

Universitas Sumatera Utara


53

Corrected item-total correlation menunjukkan korelasi antara skor item

dengan skor total item. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan,

maka nilai pada kolom Corrected item-total correlation yang merupakan nilai

rhitung dibandingkan dengan r tabel. Adapun pada α = 0.05 dengan derajat bebas

df = 30, sehingga r (0.05;30), diperoleh r tabel = 0.361.

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa variabel pertanyaan 12 data tidak valid

karena rtabel untuk sampel 30 sebesar 0.361 sedangkan nilai corrected item-

total correlation variabel pertanyaan 12 dibawah 0.361, yaitu sebesar 0.303.

Berarti data variabel pertanyaan 12 dibuang dan dilakukan pengujian kembali.

Tabel 3.3
Uji Validitas
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Keterangan
Deleted Item Deleted Total Correlation
VAR00001 108.5333 233.154 .596 Valid.
VAR00002 109.7667 228.461 .490 Valid.
VAR00003 108.6333 237.620 .436 Valid.
VAR00004 108.8000 223.821 .781 Valid.
VAR00005 109.8000 224.166 .402 Valid.
VAR00006 108.7333 223.651 .769 Valid.
VAR00007 109.4333 218.944 .873 Valid.
VAR00008 108.7667 224.944 .762 Valid.
VAR00009 109.0667 222.202 .700 Valid.
VAR00010 108.9667 225.068 .738 Valid.
VAR00011 108.9667 222.171 .845 Valid.
VAR00012 109.1000 224.645 .762 Valid.
VAR00013 108.8000 234.786 .544 Valid.
VAR00014 109.4667 220.740 .603 Valid.
VAR00015 109.5333 222.120 .568 Valid.
VAR00016 109.3000 217.666 .797 Valid.
VAR00017 109.0333 221.551 .837 Valid.
VAR00018 109.0333 229.275 .764 Valid.
VAR00019 108.9667 225.068 .537 Valid.
VAR00020 108.8000 223.407 .797 Valid.
VAR00021 108.6667 233.333 .611 Valid.
VAR00022 108.6000 234.593 .580 Valid.
VAR00023 108.5000 237.914 .407 Valid.
Sumber : Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara


54

3.7 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana skala menghasilkan hasil yang

konsisten jika pengukuran berulang akan dibuat Malhotra, (2010). Pengujian

reliabilitas digunakan dengan menggunakan rumus Cronbach. Pemilihan

metode ini dikarenakan faktor-faktor yang diukur menggunakan skala likert 1

sampai 6. Pada rumus Cronbach, data dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s

alpha > 0,8 Malhotra, (2010). Semakin tinggi koefisien hasil yang diperoleh,

maka dapat dikatakan reliabilitasnya semakin tinggi.

Tabel 3.4
Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items
.945 23
Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa nilai ralpha sebesar 0.945.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pertanyaan pada kuesioner

dinyatakan reliabel karena ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0.945 > 0,80).

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Hasan, (2002), analisis data adalah proses mengorganisasikan

dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. Tujuannya adalah memperlihatkan hubungan-hubungan

antara fenomena yang terdapat dalam penelitian, memberikan jawaban atas

hipotesis yang diajukan, membuat kesimpulan serta impilkasi-implikasi dan

saran-saran yang berguna untuk penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini untuk

Universitas Sumatera Utara


55

mengolah data menggunakan SPSS for Windows.

3.9 Analisis Data Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi masing-masing

variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan

minimum Ghozali, (2013). Analisis deskriptif berhubungan dengan kuesioner

yang disebarkan kepada responden. Responden harus memilih jawaban yang

sesuai dengan apa yang mereka rasakan dan pernah alami. Penelitian ini

menggunakan skala Likert dengan 6 point scale (1 = Sangat tidak setuju ; 2 =

Tidak setuju ; 3 = Agak tidak setuju ; 4 = Agak Setuju ; 5 = Setuju ; 6 = Sangat

setuju). Pengguaan interval 6 skala ini bertujuan untuk mengurangi

kecenderungan responden memilih jawaban netral.

Maka, nilai interval atau rentang skalanya adalah RS = (6-1)/6 = 0,833.

Setelah diketahui besarnya interval, maka dapat ditentukan rentang skala dan

kategorisasi nilai rata-rata seperti berikut :

Tabel 3.5
Kategori Nilai Rata-rata
Kategori Batasan
Sangat tinggi 5,15 < x ≤ 6,00
Tinggi 4,32 < x ≤ 5,15
Agak tinggi 3,49 < x ≤ 4,32
Agak rendah 2,66 < x ≤ 3,49
Rendah 1,83 < x ≤ 2,66
Sangat rendah 1,00 < x ≤ 1,83
Sumber : Hasil Analisis peneliti

3.10 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menjawab identifikasi masalah dan adakah hubungan antara

variabel-variabel dalam penggunaan media sosial, maka peneliti menggunakan

Universitas Sumatera Utara


56

metode regresi untuk melihat hubungan antara variabel. Analisis regresi adalah

sebuah analisis statistik untuk menyelidiki hubungan antara variabel dependent

dan variabel independent. Dengan variabel independen yang berjumlah lebih dari

pada satu dimensi, maka pada penelitian kali ini menggunakan analisis multiple

regresion dengan melihat seberapa besar pengaruh sebuah variabel pada variabel

yang lain Santoso & Fandy, (2001). Regresi linier sederhana memiliki persamaan

seperti di bawah ini

Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ε

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

βo = konstanta regresi

β1-β5 = slope atau kemiringan garis regresi

X1 = Platform Asistance

X2 = Concern for Other

X3 = positive self-enhancement

X4 = Economic Insentive

X5 = Helping The Company

ε = standard error

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, agar dapat

perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun

kriteria persyaratan asumsi klasik menurut Ghozali (2006), yang harus

dipenuhi dalam penelitian, yaitu sebagai berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


57

3.11.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam sebuah

model berdistribusi mengikuti atau mendekati distribusi normal atau tidak. Jika

data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji

normalitas dilakukan dengan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan

menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)

diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

3.11.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai

umum yang biasa dipakai adalah Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak

terjadi multikolinearitas

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 5 = terjadi multikolinearitas.

b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 5 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians

dari residual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya

mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan

sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara


58

Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Rank Spearman dengan

pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya

heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%

dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.12 Uji Hipotesis

3.12.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu

Platform Assistance (X1), Concern for others (X2), Extraversion / positive self-

enhancement (X3), Economic insentive (X4), Helping the company (X5)

berpengaruh dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Keputusan

Pembelian (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α= 5%. Hasil uji F dapat

ditemui pada tabel ANOVA (Analysis of Variance) dari output SPSS untuk

menjawab hipotesis yaitu:

H0: β1, β2, β3, β4, β5 = 0, artinya secara bersama-sama atau serentak tidak

berpengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ha: Minimal satu β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0, artinya secara bersama-sama atau

serentak berpengaruh signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai F tabel Kriteria pengambilan

keputusan yaitu:

1. H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel atau sig F ≥ 5%

2. H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel atau sig F < 5%

Universitas Sumatera Utara


59

3.12.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel

independen yaitu Platform Assistance (X1), Concern for others (X2),

Extraversion / positive self-enhancement(X3), Economic insentive (X4), Helping

the company (X5), secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu

Keputusan Pembelian(Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau α= 5%. Dengan

hipotesis sebagai berikut ini:

H0 : βi ≤ 0, artinya Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-

Enhancement, Economic Insentive, Helping The Company secara individual atau

parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha: βi > 0, artinya Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive

Self-Enhancement, Economic Insentive, Helping The Company secara individual

atau parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusannya adalah :

1. H0 diterima jika t-hitung ≤ t-tabel atau sig t ≥ 5%

2. H0 ditolak jika t-hitung > t-tabel atau sig t < 5%

3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R 2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

Universitas Sumatera Utara


60

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013)

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Bisnis kuliner artis memang selalu menyita perhatian publik. Popularitas

yang tinggi dari sang bintang layar kaca membuat apapun yang dijual mereka

biasanya laris di pasaran. Geprek Bensu milik Ruben Onsu bisa menjadi studi

kasus menarik. Geprek Bensu adalah sebuah restoran yang menyajikan menu

utama ayam geprek. Bisnis ini diawali untuk menolong peternak ayam tempat

Ruben Onsu membeli telur ayam, para peternak meminta Ruben untuk membeli

ayam peternak juga. Diawali kisah tersebut kemudian Ruben Onsu memutuskan

untuk memulai bisnis kuliner dengan menjual ayam geprek dengan rasa pedas

yang khas.

Gerai Geprek Bensu pertama kali di buka pada Maret 2017 di kawasan

Pademangan, Jakarta Utara. Antusiasmen masyarakat terhadap Geprek Bensu

begitu luar biasa, sehingga dalam waktu singkat nama Geprek Bensu menjadi

viral di social media terkhusus di Instagram. Dalam kurun waktu kurang lebih

satu tahun, tepatnya berdasarkan unggahan owner Geprek Bensu pada tanggal 21

Oktober 2018 gerai Geprek Bensu sudah mencapai 94 outlet, dan 1 gerai berada di

Hongkong. Di Medan sendiri terdapat 2 gerai resmi Geprek Bensu, berada di Jl.

Gatot Subroto Km 6.7 No. 227 dan di Jl. Mongonsidi. No. 72. Gerai Geprek

Bensu yang menjadi lokasi penelitian kali ini berada di Jl. Mongonsidi, dan gerai

ini berdiri sejak 26 Januari 2018. Geprek Bensu dalam menjalankan bisnis

61
Universitas Sumatera Utara
62

menggunakan sistem waralaba/franchise. Berdasarkan wawancara Ruben Onsu

dengan Marketeer.com, sampai saat ini Geprek Bensu sudah memiliki 60 outlet

yang berjenis waralaba.

Adapun visi dan misi dari Geprek Bensu adalah sebagai berikut :

Visi :

“Membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya lewat jaringan restoran.”

Misi :

“Geprek Bensu dapat menjadi pilihan makanan di kota di mana kami beroperasi.”

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Model Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang

dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan

memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis

deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil

pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden

penelitian. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 115 orang. Variabel

karakteristik responden yang akan dibahas mencakup jenis kelamin, lama

menggunakan Instagram, dan pekerjaan.

1. Deskriptif Responden

Adapun responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Geprek Bensu JL.

Mongonsidi, No 72 yang telah melakukan keputusan pembelian produk

Geprek Bensu.

a. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Universitas Sumatera Utara


63

Tabel 4.1
Deskrptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Pria 46 40
Wanita 69 60
Total 115 100
Sumber : Lampiran 5

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah persentase wanita lebih besar

yaitu berjumlah 69 orang atau dengan persentase 60 %, sedangkan pria

hanya 46 orang atau sebesar 60 %.

b. Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Instagram

Tabel 4.2
Deskrptif Responden Berdasarkan Lama Menggunakan Instagram
Lama Menggunakan Jumlah (orang) Persentase (%)

0 bulan – 6 bulan 2 1.7


6 bulan – 1 tahun 5 4.3
> 1 tahun 108 94
Total 115 100
Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang telah

melakukan pembelian di Geprek Bensu JL. Mongonsidi, No 72 semua

memiliki Instagram dan jumlah responden yang telah menggnakan

Instagram selama 0 bulan – 6 bulan sebanyak 2 orang atau sebesar 1.7

%, sedangkan 6 bulan – 1 tahun sebanyak 5 orang atau sebesar 4.3 %,

dan yang menggunakan Instagram > 1 tahun sebanyak 108 orang atau

sebesar 94 %. Dapat disimpulkan bahwa responden penelitian ini

adalah orang - orang yang yang telah lama memiliki Instagram dan

berpengalaman dalam menggunakan Instagram.

c. Deskriptif Responden Berdasarkan Pekerjaan

Universitas Sumatera Utara


64

Tabel 4.3
Deskriptif Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Siswa / Mahasiswa 89 77.5


PNS / BUMN 1 0.9
Pegawai Swasta 11 9.5
Wirausaha 2 1.7
Lain – lain 12 10.4
Total 115 100
Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan data dari tabel 4.3, dapat dilihat bahwa responden dalam

penelitian ini didominasi oleh mahasiswa sebanyak 89 orang atau sebesar

77.5 %. Sedangkan diurutan kedua didominasi oleh responden dengan

pekerjaan lain – lain sebesar 12 orang atau sebesar 10.4 %, urutan ketiga

pegawai swasta sebanyak 11 orang atau sebesar 9.5 %. Posisi keempat

responden dengan pekerjaan wirausaha sebanyak 2 orang atau sebesar

1.7 %, dan di posisi paling terakhir adalah respondeng dengan pekerjaan

sebagai PNS / BUMN sebanyak 1 orang atau sebesar 0.9 %. Dari data

tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa responden dari penelitian ini

didominasi oleh kaum milenial yang yang sangat responsive dengan

social media termasuk Instagram.

2. Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur menggunakan skala

Likert dengan 6 point scale (1 = Sangat tidak setuju ; 2 = Tidak setuju ; 3 = Agak

tidak setuju ; 4 = Agak Setuju ; 5 = Setuju ; 6 = Sangat setuju), untuk

menanyakan tanggapan responden mengenai pengaruh e-WOM (Platform

Asistance, Concern for Other, Positive self-enhancement, Economic Insentive,

Universitas Sumatera Utara


65

Helping The Company) terhadap Keputusan Pembelian Geprek Bensu Medan

dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pelanggan Geprek

Bensu Jl. Mongonsidi, No 72 Medan.

Variabel Platform Asistance (X1) terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel ,

Concern for Other (X2) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel Positive

self-enhancement (X3) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel Economic

Insentive (X4) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel Helping The

Company (X5) terdiri dari 3 butir pertanyaan, dan variabel Keputusan

Pembelian (Y) terdiri dari 5 butir pertanyaan. Kuesioner ini diberikan pada

115 orang responden

a. Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Platform Assistance

Tabel 4.4
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Platform Assistance
Sangat Agak
Tidak Agak
Tidak Tidak Setuju Sangat Rat
Pernyata Setuju Setuju
Setuju Setuju (5) Setuju (6) a-
an (2) (4)
(1) (3) rata
F % F % F % F % F % F %
Memper
1 5 3
mudah e- 1 0,9 2 1,7 5 4,3 13 49.6 30.4 5.00
5 7 5
wom
Kemudah
an 2 3 3 2
4 3,5 4 3,5 17,4 31.3 26.1 18.3 4.28
berkonek 0 6 0 1
si
Alat yang 2 4 3
0 0 1 0,9 7 6,1 21.7 40.9 30.4 4.94
efektif 5 7 5
Tempat
1 1 1 1 3 2
yang 13,9 10,4 13,9 14.8 28.7 18.3 3.89
6 2 6 7 3 1
tepat
Tidak
1 2 5 2
banyak 2 1,7 2 1,7 13,9 20 43.5 19.1 4.59
6 3 0 2
biaya
Sumber : Lampiran 8

1) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 1

Universitas Sumatera Utara


66

(mempermudah word of mouth produk Geprek Bensu), menunjukan

bahwa 57 orang (49.6%) menyatakan setuju, 35 orang (30.4%)

menyatakan sangat setuju, 15 orang (13%) menyatakan agak setuju,

5 orang (4.3%) menyatakan agak tidak setuju, 2 orang (1.7%)

menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (0.9%) menyatakan sangat

tidak setuju.

2) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 2

(merasakan kemudahan berkoneksi dengan pihak Geprek Bensu),

menunjukan bahwa 36 orang (31.3%) menyatakan agak setuju, 30

orang (26.1%) menyatakan setuju, 21 orang (18.3%) menyatakan

sangat setuju, 20 orang (17.4%) menyatakan agak tidak setuju,

orang (3.5%) menyatakan tidak setuju, dan 4 orang (3.5%)

menyatakan sangat tidak setuju.

3) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 3 (alat

yang efektif untuk membantu proses promosi produk Geprek

Bensu.), menunjukan bahwa 48 orang (40.9%) menyatakan setuju,

35 orang (30.4%) menyatakan sangat setuju, 25 orang (21.7%)

menyatakan agak setuju, 7 orang (6.1%) menyatakan agak tidak

setuju, 1 orang (0.9%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang

menyatakan sangat tidak setuju.

4) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 4 (tempat

yang tepat untuk mendapatkan informasi mengenai Geprek Bensu),

menunjukan 33 orang (28.7%) menyatakan setuju, 21 orang (18.3%)

Universitas Sumatera Utara


67

menyatakan sangat setuju, 17 orang (14.8%) menyatakan agak

setuju, 16 orang (13.9%) menyatakan agak tidak setuju, dan 16

orang (13.9%) menyatakan sangat tidak setuju, dan 12 orang (10.4)

menyatakan tidak setuju.

5) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 5

(Instagram tidak memakan banyak biaya), menunjukan 50 orang

(43.5%) menyatakan setuju, 23 orang (20%) menyatakan agak

setuju, 22 orang (19.1%) menyatakan sangat setuju, 16 orang

(13.9%) menyatakan agak tidak setuju, dan 2 orang (1.7%)

menyatakan sangat tidak setuju, dan 2 orang (1.7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

b. Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Concern for Others


Tabel 4.5
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Concern for Others Consumer
Sangat
Tidak Agak Agak Sangat
Tidak Setuju Rat
Pernyataa Setuju Tidak Setuju Setuju
Setuju (5) a-
n (2) Setuju (3) (4) (6)
1 rata
F % F % F % F % F % F %
Dapat
rekomendasi 3 2,6 4 3,5 16 13,9 39 33.9 37 32.2 16 13.9 4.31
Kepedulian
orang lain 1 0,9 3 2,6 7 6,1 26 22.6 41 35.7 37 32.2 4.86
Info tentang
produk 2 1,7 4 3,5 15 13 28 24.3 40 34.8 26 22.6 4.55
Info tentang
kualitas 2 1,7 3 2,6 10 8,7 28 24.3 51 44.3 21 18.3 4.62
Sumber : Lampiran 9

1) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 6

(mendapatkan rekomendasi yang berkaitan dengan Geprek Bensu),

menunjukan 39 orang (33.9%) menyatakan agak setuju, 37 orang

(32.2%) menyatakan setuju, 16 orang (13.8%) menyatakan sangat

Universitas Sumatera Utara


68

setuju, 16 orang (13.9%) menyatakan agak tidak setuju, dan 4 orang

(3.5%) menyatakan tidak setuju, dan 3 orang (2.6%) menyatakan

sangat tidak setuju.

2) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 7

(merasakan kepedulian orang lain), menunjukan 41 orang (35.7%)

menyatakan setuju, 37 orang (32.2%) menyatakan sangat setuju, 26

orang (22.6%) menyatakan agak setuju, 7 orang (6.1%) menyatakan

agak tidak setuju, dan 3 orang (2.6%) menyatakan tidak setuju, dan

1 orang (0.9%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 8 (saya

terbantu untuk mendapatkan informasi mengenai pilihan produk),

menunjukan 40 orang (34.8%) menyatakan setuju, 28 orang (24.3%)

menyatakan agak setuju, 26 orang (22.6%) menyatakan sangat

setuju, 15 orang (13%) menyatakan agak tidak setuju, dan 4 orang

(3.5%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (1.7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

4) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 9

(mendapatkan informasi mengenai kualitas produk Geprek Bensu),

menunjukan 51 orang (44.3%) menyatakan setuju, 28 orang (24.3%)

menyatakan agak setuju, 21 orang (18.3%) menyatakan sangat

setuju, 10 orang (8.7%) menyatakan agak tidak setuju, dan 3 orang

(2.6%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (1.7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

Universitas Sumatera Utara


69

c. Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Positive Self-


Enhancement
Tabel 4.6
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Positive Self-Enhancement
Sangat
Tidak
Tidak Agak Tidak Agak Setuju Sangat
Setuju Setuju (5) Rata-
Pernyataan Setuju Setuju (3) (4) Setuju (6)
(2) rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Pengalama
2 1,7 2 1,7 13 11,3 21 18.3 57 49.6 20 17.4 4.64
n positif
Keunggulan
0 0 5 4,3 14 12,2 32 27.8 42 36.5 22 19.1 4.54
produk
Kesenanga
4 3,5 6 5,2 16 13,9 29 25.2 36 31.3 24 20.9 4.38
n orang lain
Sumber : Lampiran 10

1) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 10

(mendapatkan informasi mengenai pengalaman positif konsumen

restoran Geprek Bensu), menunjukan 57 orang (49.6%) menyatakan

setuju, 28 orang (24.3%) menyatakan agak setuju, 21 orang (18.3%)

menyatakan agak setuju, 20 orang (17.4%) menyatakan sangat

setuju, 2 orang (1.7%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (1.7%)

menyatakan sangat tidak setuju.

2) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 11 (dapat

mengetahui keunggulan produk Geprek Bensu.), menunjukan 42

orang (36.5%) menyatakan setuju, 32 orang (27.8%) menyatakan

agak setuju, 22 orang (19.1%) menyatakan sangat setuju, 14 orang

(12.2%) menyatakan agak tidak setuju, 5 orang (4.3%) menyatakan

tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju.

3) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 12 (dapat

merasakan kesenangan orang lain pada produk Geprek Bensu),

Universitas Sumatera Utara


70

menunjukan 36 orang (31.2%) menyatakan setuju, 29 orang (25.2%)

menyatakan agak setuju, 24 orang (20.9%) menyatakan sangat

setuju, 16 orang (13.9%) menyatakan agak tidak setuju, 6 orang

(5.2%) menyatakan tidak setuju, dan 4 orang (3.5%) menyatakan

sangat tidak setuju.

d. Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Economic Insentive

Tabel 4.7
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Economic Insentive
Sangat
Tidak Agak
Tidak Agak Sangat
Pernyata Setuju Tidak Setuju (5) Rata
Setuju Setuju (4) Setuju (6)
an (2) Setuju (3) -rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Info kuis /
7 6,1 11 9,6 23 20 28 24.3 29 25.2 17 14.8 3.97
lomba
Dapat
menang 4 3,5 6 5,2 18 15,7 36 31.3 35 30.4 16 13.9 4.22
hadiah
Dance
1 0,9 4 3,5 9 7,8 23 20 51 44.3 27 23.5 4.74
challenge
Sumber : Lampiran 11

1) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 13

(saya mendapatkan informasi mengenai berbagai kuis/lomba),

menunjukan 29 orang (25.2%) menyatakan setuju, 28 orang

(24.3%) menyatakan agak setuju, 23 orang (20%) menyatakan

agak tidak setuju, 17 orang (14.8%) menyatakan sangat setuju, 11

orang (9.6%) menyatakan tidak setuju, dan 7 orang (6.1%)

menyatakan sangat tidak setuju.

2) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 14

(mendapat informasi bahwa konsumen dapat memenangkan

hadiah), menunjukan 36 orang (31.2%) menyatakan agak setuju,

Universitas Sumatera Utara


71

35 orang (30%) menyatakan setuju, 18 orang (15.7%)

menyatakan agak tidak setuju, 16 orang (13.9%) menyatakan

sangat setuju, 6 orang (5.2%) menyatakan tidak setuju, dan 4

orang (3.5%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 15

(mengetahui bahwa Geprek Bensu sedang mengadakan Dance

Challange), menunjukan 51 orang (44.3%) menyatakan setuju, 27

orang (23.5%) menyatakan sangat setuju, 23 orang (20%)

menyatakan agak setuju, 9 orang (7.8%) menyatakan agak tidak

setuju, 4 orang (3.5%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (0.9%)

menyatakan sangat tidak setuju.

e. Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Helping The Company


Tabel 4.8
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Helping The Company
Sangat Agak
Tidak
Tidak Tidak Agak Sangat
Pernyataa Setuju Setuju (5) Rata-
Setuju Setuju Setuju (4) Setuju (6)
n (2) rata
(1) (3)
F % F % F % F % F % F %
Orang lain
1 0,9 0 0 11 9,6 26 22.6 44 38.3 33 28.7 4.83
peduli
Penyebara
1 0,9 2 1,7 5 4,3 21 18.3 49 42.6 37 32.2 4.97
n info
Penjual
2 1,7 2 1,7 6 5,2 13 11.3 45 39.1 47 40.9 5.07
sukses
Sumber : Lampiran 12

1) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 16

(mengetahui bahwa orang lain peduli terhadap kesuksesan Geprek

Bensu), menunjukan 44 orang (38.3%) menyatakan setuju, 33 orang

(28.7%) menyatakan sangat setuju, 26 orang (22.6%) menyatakan

agak setuju, 11 orang (9.6%) menyatakan agak tidak setuju, 1 orang

Universitas Sumatera Utara


72

(0.9%) menyatakan sangat tidak setuju dan tidak ada yang

menyatakan tidak setuju.

2) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 17

(meraskan konsumen membantu penyebaran informasi), menunjukan

49 orang (42.6%) menyatakan setuju, 37 orang (32.2%) menyatakan

sangat setuju, 21 orang (18.3%) menyatakan agak setuju, 5 orang

(4.3%) menyatakan agak tidak setuju, 2 orang (1.7%) menyatakan

tidak setuju, dan 1 orang (0.9%) menyatakan sangat tidak setuju.

3) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 18

(merasakan orang lain menginginkan produsen/penjual produk

Geprek Bensu sukses), menunjukan 47 orang (40.9%) menyatakan

sangat setuju, 45 orang (39.1%) menyatakan setuju, 13 orang

(11.3%) menyatakan agak setuju, 6 orang (5.2%) menyatakan agak

tidak setuju, 2 orang (1.7%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang

(1.7%) menyatakan sangat tidak setuju.

f. Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Keputusan Pembelian

1) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 19

(membeli produk Geprek Bensu karena lapar), menunjukan 38 orang

(33%) menyatakan sangat setuju, 32 orang (27.8%) menyatakan

agak setuju, 31 orang (27%) menyatakan setuju, 7 orang (6.1%)

menyatakan agak tidak setuju, 4 orang (3.5%) menyatakan tidak

setuju, dan 3 orang (2.6%) menyatakan sangat tidak setuju.

2) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 20

Universitas Sumatera Utara


73

(mencari informasi mengenai produk Geprek Bensu sebelum

membeli), menunjukan 36 orang (31.3%) menyatakan setuju, 35

orang (30.4%) menyatakan agak setuju, 26 orang (22.6%)

menyatakan sangat setuju, 13 orang (11.3%) menyatakan agak tidak

setuju, 4 orang (3.5%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (0.9%)

menyatakan sangat tidak setuju.

3) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 21

(Pengalaman orang lain mempengaruhi saya dalam membeli),

menunjukan 47 orang (40.9%) menyatakan sangat setuju, 45 orang

(39.1%) menyatakan setuju, 13 orang (11.3%) menyatakan agak

setuju, 6 orang (5.2%) menyatakan agak tidak setuju, 2 orang

(1.7%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (1.7%) menyatakan

sangat tidak setuju.

4) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 22 (Geprek

Bensu menjadi pilihan alternatif yang saya pilih), menunjukan 33 orang

(28.7%) menyatakan setuju, 24 orang (20.9%) menyatakan agak setuju,

24 orang (20.9%) menyatakan agak tidak setuju, 20 orang (17.4%)

menyatakan sangat setuju, 10 orang (8.7%) menyatakan tidak setuju,

dan 4 orang (3.5%) menyatakan sangat tidak setuju.

5) Analisis frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan 23

(memutuskan membeli), menunjukan 43 orang (37.4%) menyatakan

setuju, 32 orang (27.8%) menyatakan agak setuju, 21 orang (18.3%)

menyatakan sangat setuju, 13 orang (11.3%) menyatakan agak tidak

Universitas Sumatera Utara


74

setuju, 4 orang (3.5%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (1.7%)

menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4.9
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Keputusan Pembelian
Sangat
Agak Sangat
Tidak Tidak Agak
Tidak Setuju (5) Setuju Rata-
Pernyataan Setuju Setuju (2) Setuju (4)
Setuju (3) (6) rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Beli karena
3 2,6 4 3,5 7 6,1 32 27.8 31 27 38 33 4.72
lapar
Cari info 22
1 0,9 4 3,5 13 11,3 35 30.4 36 31.3 26 4.56
sebelum beli .6
Pengalaman 38
1 0,9 2 1,7 4 3,5 15 13 49 42.6 44 5.10
orang lain .3
Pilihan 17
4 3,5 10 8,7 24 20.9 24 20.9 33 28.7 20 4.15
alternative .4
Memutuskan 18
2 1,7 4 3,5 13 11,3 32 27.8 43 37.4 21 4.50
membeli .3
Sumber : Lampiran 13

4.3 Uji Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien regresi linear

berganda dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.10
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coefficients Coefficients t Sig. Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.794 1.430 1.254 .212
Platform
.013 .074 .013 .176 .861 .400 2.503
Assistance
Concern for other .057 .117 .048 .488 .626 .236 4.242
1 Positive Self-
.465 .151 .295 3.079 .003 .251 3.992
Enhancement
Economic Insentive .620 .098 .468 6.358 .000 .425 2.353
Helping The
.417 .100 .236 4.182 .000 .724 1.381
Company
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Lampiran 14

Universitas Sumatera Utara


75

Berdasarkan hasil pengelolaan data seperti terlihat pada Tabel 4.10 kolom

Unstandardized Coefficients diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = 1.794 + 0.013 X1 +0.057X2 +0.465X3+ 0.620X4 + 0.417X5

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Konstanta (β0) = 1.794 Ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel

Platform Assistance (X1), Concern For Other Consumer (X2), Positive Self-

Enhancement (X3), Economic Insentive (X4), Helping The Company (X5) = 0,

maka keputusan pembelian Geprek Bensu (Y) = 1.794

2. Koefisien (β1) = 0,013, ini berarti bahwa variabel Platform Assistance (X1)

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika

Platform Assistance (X1) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan

pembelian akan bertambah sebesar 0,013. Koefesien bernilai positif artinya terjadi

hubungan positif antara variabel Platform Assistance dengan keputusan pembelian,

semakin meningkat Platform Assistance maka akan semakin meningkat pula

keputusan pembelian pada pelanggan Geprek Bensu Medan

3. Koefisien (β2) = 0,057, ini berarti bahwa variabel Concern For Other

Consumer (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan

kata lain jika Concern For Other Consumer (X2) ditingkatkan sebesar satu-

satuan, maka keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,057. semakin

meningkat Concern For Other Consumer maka akan semakin meningkat pula

keputusan pembelian pada pelanggan Geprek Bensu Medan

4. Koefisien (β3) = 0,465, ini berarti bahwa variabel Positive Self-Enhancement

(X3) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain

jika Positive Self-Enhancement (X3) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka

Universitas Sumatera Utara


76

keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0,465. Koefesien bernilai

positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel Positive Self-

Enhancement dengan keputusan pembelian, semakin meningkat Positive

Self-Enhancement maka akan semakin meningkat pula keputusan pembelian

pada pelanggan Geprek Bensu Medan

5. Koefisien (β4) = 0.620, ini berarti bahwa variabel Economic Insentive (X4)

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain jika

Economic Insentive (X4) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka keputusan

pembelian akan bertambah sebesar 0.620. Koefesien bernilai positif artinya terjadi

hubungan positif antara variabel Economic Insentive dengan keputusan pembelian,

semakin meningkat Economic Insentive maka akan semakin meningkat pula

keputusan pembelian pada pelanggan Geprek Bensu Medan

6. Koefisien (β 5) = 0.417, ini berarti bahwa variabel Helping The Company

(X5) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian, atau dengan kata lain

jika Helping The Company (X5) ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka

keputusan pembelian akan bertambah sebesar 0.417. Koefesien bernilai

positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel Helping The Company

dengan keputusan pembelian, semakin meningkat Helping The Company

maka akan semakin meningkat pula keputusan pembelian pada pelanggan

Geprek Bensu Medan

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data distribusi normal atau tidak,

Universitas Sumatera Utara


77

yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

1. Pendekatan Grafik

Hasil output SPSS terlihat seperti Gambar 4.1 dan 4.2

Sumber : Lampiran 15
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas

Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena

grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas

Sumber : Lampiran 16

Gambar 4.2
Uji Normalitas P-P Plot

Pada P-P plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan

cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data

Universitas Sumatera Utara


78

yang dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas

sehingga layak untuk diuji dengan model regresi.

2. Pendekatan Statistik

Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik

nonparametik Kolmogorv-Smirnov (K-S)

Tabel 4.11
Uji Kolmogorv-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 115
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.14642233
Absolute .059
Most Extreme Differences Positive .059
Negative -.039
Test Statistic .059
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Lampiran 17

Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai asymp.Sig. (2-tailed) adalah

0,200. Dan diatas nilai signifikan 5% (0.05), dengan kata lain variabel

residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas:

1. Pendekatan Grafik

Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,

Universitas Sumatera Utara


79

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

Sumber : Lampiran 18
Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas

2. Pendekatan Statistik

Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Correlations
Unstandardized
X1 X2 X3 X4 X5
Residual
Correlation Coefficient 1.000 .647** .563** .614** .480* .014
X1 Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .000 .886
N 115 115 115 115 115 115
Correlation Coefficient .647** 1.000 .820** .648** .424* -.033
X2
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000 .000 .723
N 115 115 115 115 115 115
Correlation Coefficient .563** .820** 1.000 .726** .401* -.062
X3 Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .000 .510
Spearman's N 115 115 115 115 115 115
Correlation Coefficient .614** .648** **
rho .726 1.000 .399* .003
X4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . .000 .977
N 115 115 115 115 115 115
Correlation Coefficient .480** .424** .401** .399** 1.00 -.115
X5 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 . .221
N 115 115 115 115 115 115
Unstanda Correlation Coefficient .014 -.033 -.062 .003 -.115 1.000
rdized Sig. (2-tailed) .886 .723 .510 .977 .221 .
Residual N 115 115 115 115 115 115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Lampiran 19

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa tingkat signifikansi variabel Platform

Assistance (X1) sebesar 0,886 > 0,05, tingkat signifikansi variabel Concern For

Universitas Sumatera Utara


80

Other Consumer (X2) sebesar 0,723 > 0,05, tingkat signifikansi variabel Positive

Self-Enhancement (X3) sebesar 0.510 > 0.05, tingkat signifikansi variabel

Economic Insentive (X4) sebesar 0.977 > 0.05, dan tingkat signifikansi variabel

Helping The Company sebesar (X5) 0.221 > 0.05. Dengan demikian terlihat

bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas

signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.4.3 Uji Multikorelasi

Pada Tabel 4.12 berikut dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan

melihat nilai Tolerance dan nilai VIF.

Tabel 4.13
Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.794 1.430 1.254 .212
Platform
.013 .074 .013 .176 .861 .400 2.503
Assistance
Concern for other .057 .117 .048 .488 .626 .236 4.242
1 Positive Self-
.465 .151 .295 3.079 .003 .251 3.992
Enhancement
Economic
.620 .098 .468 6.358 .000 .425 2.353
Insentive
Helping The
.417 .100 .236 4.182 .000 .724 1.381
Company
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Lampiran 20

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat terlihat bahwa data (variabel) tidak terkena

multikolinieritas karena nilai VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0,1 sehingga model

Universitas Sumatera Utara


81

regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan

masukan Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-

Enhancement, Economic Insentive, Helping The Company

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Pengujian Hipotesis Secara Keseluruhan (Uji-F)

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k);(k-1)

Derajat bebas pembilang = k-1 = 6-1 = 5

Derajat bebas penyebut = n-k = 115-6 = 109

Maka 0.05 (5; 109) = 2.30

Tabel 4.14
Hasil Pengujian Secara Keseluruhan (Uji-F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1500.147 5 300.029 65.194 .000b
Residual 501.627 109 4.602
Total 2001.774 114
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X4, X2
Sumber : Lampiran 21

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat nilai F hitung sebesar 65.194 dengan

tingkat signifikan sebesar 0.000 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan

(α=0,05) adalah 2.30. oleh karena F hitung > Ftabel dan tingkat signifikasinya

0.000<0.05 sehingga Fhitung > Ftabel (65.194 > 2.30) pada α = 5% yang berarti

H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Platform

Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-Enhancement,

Economic Insentive, Helping The Company secara bersama-sama atau

serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Sumatera Utara


82

Geprek Bensu Medan.

4.5.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk melihat secara individual atau parsial apakah ada

pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (Platform Assistance, Concern For

Other Consumer, Positive Self-Enhancement, Economic Insentive, Helping The

Company) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian

Derajat kebebasan (df) = 115-6 = 109. Uji t yang dilakukan adalah uji satu

arah, maka yang digunakan adalah ttabel 0,05 (109) = 1.98

Tabel 4.15
Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 1.794 1.430 1.254 .212
Platform Assistance .013 .074 .013 .176 .861 .400 2.503
Concern for other .057 .117 .048 .488 .626 .236 4.242
Positive Self- .465 .151 .295 3.079 .003 .251 3.992
Enhancement
Economic Insentive .620 .098 .468 6.358 .000 .425 2.353
Helping The .417 .100 .236 4.182 .000 .724 1.381
Company
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Lampiran 22.

Pada Tabel 4.15 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai thitung variabel Platform Assistance adalah 0,176 dan nilai ttabel 1,98

maka thitung < ttabel (0,176< 1,98) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Platform Assistance berpengaruh positif dan tidak signifikan (0,861

> 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian. Artinya, jika variabel

Platform Assistance ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

Universitas Sumatera Utara


83

pembelian akan menurun sebesar 0,013.

2. Nilai thitung variabel Concern For Other Consumer adalah 0.488 dan nilai

ttabel 1,98 maka thitung < ttabel (0.488 < 1.98) sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Concern For Other Consumer berpengaruh positif dan tidak

signifikan (0,626 > 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian.

Artinya, jika variabel Concern For Other Consumer ditingkatkan sebesar satu

satuan, maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,057.

3. Nilai thitung variabel Positive Self-Enhancement adalah 3.079 dan nilai ttabel

1,98 maka thitung > ttabel (3.079 > 1.98) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Positive Self-Enhancemen berpengaruh positif dan signifikan (0,003

< 0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian. Artinya, jika variabel

Positive Self-Enhancemen ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,465.

4. Nilai thitung variabel Economic Insentive adalah 6.358 dan nilai ttabel 1,98

maka thitung > ttabel (6.358 > 1.98) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Economic Insentive berpengaruh positif dan signifikan (0,000 <

0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian. Artinya, jika variabel

Economic Insentive ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,620.

5. Nilai thitung variabel Helping The Company adalah 4.182 dan nilai ttabel

1,98 maka thitung > ttabel (4.182 > 1.98) sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel Helping The Company berpengaruh positif dan signifikan (0,000 <

0,05) secara parsial terhadap keputusan pembelian. Artinya, jika variabel

Universitas Sumatera Utara


84

Helping The Company ditingkatkan sebesar satu satuan, maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,417.

4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.16
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .866a .749 .738 2.145
a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X4, X2
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Lampiran 23

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (R)

sebesar 0,866 berarti hubungan (relation) antara variabel Platform Assistance

(X1), Concern For Other Consumer (X2), Positive Self-Enhancement (X3),

Economic Insentive (X4), Helping The Company (X5) terhadap Keputusan

Pembelian Geprek Bensu (Y) sebesar 86.6 % artinya hubungan cukup erat. R

square sebesar 0.749 berarti 74.9 % dapat dijelaskan oleh variabel Platform

Assistance (X1), Concern For Other Consumer (X2), Positive Self-Enhancement

(X3), Economic Insentive (X4), Helping The Company (X5). Sedangkan sisanya

25.1 % dapat dijelaskan oleh faktor faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Platform Assitance Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Platform Assistance

berpengaruh positif dan tidak signifikan. Tingkat kepercayaan responden secara

Universitas Sumatera Utara


85

umum relatif baik, hal ini terlihat dari jawaban responden pada kuesioner yang

disebarkan sebagian besar memberikan jawaban Setuju (S) untuk setiap item

pernyataan, namun masih ada indikator yang dinilai masih kurang oleh sebagian

responden terutama mengenai kemudahan berkoneksi dengan pihak Geprek

Bensu. Responden menilai bahwa media Instagram tidak memudahkan mereka

untuk berkoneksi dengan pihak Geprek Bensu. Namun berdasarkan rata – rata

jawaban responden, mereka menilai bahwa Instagram membantu mereka untuk

mendapatkan informasi mengenai Geprek Bensu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Viranti, (2012), yang menyatakan bahwa variabel Platform Assistance berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap minat beli pada platform twitter restoran

Hollycow Steak.

4.6.2 Pengaruh Concern For Other Consumers Terhadap Keputusan


Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Concern For Other

Consumers berpengaruh positif dan tidak signifikan. Concern For Other

Consumers secara sederhana dapat didefenisikan sebagai kepedulian terhadap

orang lain. Dalam komunikasi e-WOM antar pelanggan restoran, pelanggan dapat

memulai e-WOM karena keinginan murni mereka untuk membantu pelanggan

restoran lain dengan berbagi pengalaman positif atau negatif di sosial media.

Responden dalam penelitian ini menunjukan distribusi jawaban yang

positif, yang artinya bahwa kepedulian terhadap orang lain mempengaruhi

responden dalam memutuskan untuk membeli produk Geprek Bensu. Berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


86

distribusi jawaban pada kuesioner sebesar 41 orang menyatakan bahwa melalui

media sosial instagram mereka sangat terbantu untukmencari informasi mengenai

pilihan – pilihan produk Geprek Bensu dan itu menjadi bahan pertembingan

sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Hennig-Thurau, (2004) dengan judul penelitian “Electronic Word-Of-Mouth Via

Consumer Opinion : What Motivates Consumer to Articulate Themselve on The

Internet”, dimana kuesioner disebar kepada 2.000 responden dan menunjukan

hasil bahwa perhatian kepada konsumen lain atau Concern for Other Consumer

menjadi salah satu faktor utama pendorong konsumen melakukan word of mouth

di sosial media.

4.6.3 Pengaruh Positive Self-Enhancement Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Positive Self-Enhancement

berpengaruh positif dan signifikan. Tingkat kepercayaan responden secara umum

relatif baik, hal ini terlihat dari jawaban responden pada kuesioner yang

disebarkan sebagian besar memberikan jawaban Setuju (S) untuk setiap item

pernyataan. Positive Self-Enhancement atau mengekspresikan perasaan positif

dapat dipicu oleh pengalaman positif pelanggan restoran dan untuk berbagi

sukacita kepada konsumen lain.

Dalam penelitian ini responden rata – rata menyatakan setuju bila ekspresi

positif pelanggan terdahulu yang diunggah di Instagram tentang Geprek Bensu

Medan mempengaruhi mereka dalam memutuskan pembelian. Berdasarkan

persebaran jawaban rsponden, sebesar 57 orang menyatakan setuju bahwa

Universitas Sumatera Utara


87

instagram menjadi media yang dapat membantu mereka menemukan pengalaman

positif orang lain yang telah mencoba produk Geprek Bensu dan menjadi

alasankuat bagi orang lain untuk mencoba produk Geprek Bensu juga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Jeong & Jang, (2011) dengan judul peletian “Restaurant Experiences Triggering

Positive Electronic Word-Of-Mouth (e-WOM) Motivations”, dimana hasil

penelitian menyebutkan bahwa pelanggan termotivasi untuk menyebarkan e-

WOM karena memiliki pengalamn yang baik dengan makanan yang disajikan,

pelayanan, dan suasana restaurant.

4.6.4 Pengaruh Economic Insentive Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Economic Insentive

berpengaruh positif dan signifikan. Economic Insentive secara sederhana dapat

didefenisikan sebagai keinginan untuk membeli produk Geprek Bensu karena

manfaat sosial yang akan di terima, dalam penelitian ini reponden memiliki

persebaran jawaban rata – rata setuju bahwa Economic Insentive dapat

mempengaruhi keputusan pembelian. Pada kasus ini manfaat sosial yang akan

didapat oleh konsumen adalah hadiah menarik di hari ulang tahun Geprek Bensu dan

hadiah berupa uang sebesar 10 juta rupiah pada saat Dance Challenge Geprek Bensu.

Dalam penelitian ini Economic Insentive menjadi variabel dengan

signifikan paling besar, yang artinya menjadi variabel paling berpengaruh dalam

mengambil keputusan pembelian Geprek Bensu. Rata – rata jawaban responden

menyatakan bahwa mereka mengetahui bahwa Geprek Bensu sedang mengadakan

kuis / lomba yang berhadiah handphone, motor, makan gratis dan grand prize

Universitas Sumatera Utara


88

umroh bagi pemenang utama, yang diadakan berkenaan dengan hari ulang tahun

Geprek Bensu yang pertama. Responden juga responsive terhadap Dance

Challenge yang diadakan Geprek Bensu karena baru saja mengeluarkan jingle

Geprek Bensu terbaru

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Hennig-Thurau, (2004) dengan judul penelitian “Electronic Word-Of-Mouth Via

Consumer Opinion : What Motivates Consumer to Articulate Themselve on The

Internet”, dimana kuesioner disebar kepada 2.000 responden dan menunjukan

hasil bahwa keinginan untuk mendapatkan insentif ekonomi atau Economic

Insentive menjadi salah satu faktor utama pendorong konsumen melakukan word

of mouth di sosial media.

4.6.5 Pengaruh Helping The Company Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel Helping The Company

berpengaruh positif dan signifikan. Tingkat kepercayaan responden secara umum

relatif baik, hal ini terlihat dari jawaban responden pada kuesioner yang

disebarkan sebagian besar memberikan jawaban Setuju (S) untuk setiap item

pernyataan. Helping The Company adalah hasil dari kepuasan konsumen terhadap

produk dan keinginan berikutnya adalah untuk membantu perusahaan atau dengan

kata lain konsumen menganggap perusahaan sebagai lembaga sosial yang layak

mendapat dukungan berupa komunikasi e-WOM. Dalam penelitian ini bahwa

responden memberikan jawaban positif terhadap kepedulian akan kesuksesan

Geprek Bensu Medan, yang artinya responden dapat merasakan bahwa unggahan

Universitas Sumatera Utara


89

mengenai kepedulian akan kesuksesan Geprek Bensu mempengaruhi mereka

untuk memutuskan membeli produk Geprek Bensu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Viranti, (2012), yang menyatakan bahwa variabel Helping The Company

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli pada platform twitter

restoran Hollycow Steak.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut ini:

1. Platform Assistance, Concern For Other Consumer, Positive Self-

Enhancement, Economic Insentive, Helping The Company secara bersama-

sama atau serempak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian

Geprek Bensu Medan.

2. Platform Assistance secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap keputusan pembelian Geprek Bensu Medan.

3. Concern For Other Consumer secara parsial berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap keputusan pembelian Geprek Bensu.

4. Positive Self-Enhancement secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian Geprek Bensu.

5. Economic Insentive secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian Geprek Bensu.

6. Helping The Company secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian Geprek Bensu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, diberikan saran-

saran sebagai berikut:

90
Universitas Sumatera Utara
91

1. Kepada Perusahaan

a. Mengingat bahwa Economic Insentive mempunyai pengaruh yang

dominan terhadap keputusan pembelian Geprek Bensu Medan, maka

pihak perusahaan perlu untuk melihat bahwa dengan membuat kegiatan –

kegiatan yang menghasilkan interaksi dengan pelanggan dan memberikan

hadiah yang menarik untuk followers yang ikut berpartisipasi, misalnya

melakukan giveaway, challenge berhadiah akan semakin mempengaruhi

keputusan pembelian, dan hal tersebut akan membantu pelanggan dan

calon pelanggan memiliki sense of belonging terhadap perusahaan.

b. Platform Assistance dalam penelitian ini berpengaruh positif dan tidak

signifikan. Sehingga perusahaan harus lebih memberikan informasi yang

jelas tentang segala produk dan layanan yang diberikan oleh Geprek

Bensu Medan melalui media sosial instagram yang real.

c. Positive Self-Enhancement berpengaruh positif dan signifikan yang

artinya perusahaan dapat memanfaatkan peluang komentar – komentar

positif di akun media sosial instagram menjadi top komen dan akan

membuat konsumen semakin percaya dengan Geprek Bensu.

2. Kepada Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat terus mengembangkan penelitian

ini dengan menggunakan variabel lain untuk melihat pengaruh e-WOM. Dan

karena e-WOM tidak dapat disimpulkan dari satu platform saja, maka

penelitian berikutnya diharapkan menggunakan sosial media lain yang cukup

popular seperti Youtube, Facebook, dan media sosial lain

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Almana, A. M. (2013). The Impact of Electronic Word of Mouth on Consumers’


Purchasing Decisions .
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2017). Penetrasi & Perilaku
Pengguna Internet 2017 .
Chaffey, D., Fiona, E. C., Kevin, J., & Richard, M. (2000). Internet Marketing:
Strategy, Implementattion And Practice, Pearson Education Limited.
London: Prentice-Hall Inc.
Chu, S.-C. (2105). Determinants of consumer engagement in electronic word-of-
mouth (eWOM) in social networking sites .
Doh, S.-J., M.S, & Hwang, J.-S. (2009). Rapid Communication. How Consumers
Evaluate eWOM (Electronic Word-of-Mouth) Messages .
Ghozali, S. (2013). Aplikasi Analisis dengan Program SPSS. Jakarta: Djanbatan.
Goyette, I. (2010). e-WOM Scale: Word-of-Mouth Measurement Scale for e-
Services Context .
Hasan, M. I. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Hennig-Thurau, T. (2004). Electronic Word-Of-Mouth Via Consumer-Opinion
Platforms: What Motivates Consumer To Articulate Themselves On The
Internet?
Jeong, E., & Jang, S. S. (2011). Restaurant experiences triggering positive
electronic word-of-mouth (eWOM) .
Kotler, P. (2010). Manajemen Pemasaran Edisi tiga belas Bahasa. Jakarta:
Erlangga.
Kotler, P. (2013). Manajemen Pemasaran Jilid 2, Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. (2008). Manajemen Pemasaran. Jilid 2, Edisi 12. Jakarta: Indeks.
Lamba, B., & Aggarwal, M. (2014). A Study on Influence of eWOM: Consumer
Buying Behavior , 237.
Lopez, M. (2014). Determinants of E-WOM Influence: The Role of Consumers’
Internet Experience .
Malhotra, N. K. (2010). Marketing Research: An Applied Orientation. New
Jersey: Pearson Education, Inc.
Prasetyo, B., & Lina, M. J. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan
Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sa'ait, N., Kanyan, A., & Nazrin, M. F. (2016). The Effect of E-WOM on
Customer Purchase Intention .

92
Universitas Sumatera Utara
93

Santoso, S., & Fandy, T. (2001). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakata: Elex Media Komputindo.
Sarin, C., & Pal, B. (2014). Word of Mouth Marketing: Consumers Participation .
Schiffman, L. G., & Leslie, L. K. (2000). Consumer Behavior: Fifth Edition. New
Jersey: Prentice-Hall Inc.
Sembiring, B. K. (2009). Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Kualitas
Jasa dan Kepuasan Pelanggan Eksternal Perguruan Tinggi Swasta di Kota
Medan.
Sembiring, B. K. (2015). Implementation of Experiental Marketing Strategy To
Obtain Communities Interest To Visit Maimun Palace-Medan.
Sembiring, B. K. (2008). Perubahan Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan
Pemasaran Abad 21.
Sen, S., & Leman, D. (2007). Why are you telling me this? An examination into
negative consumers reviews on the web, Journal of Interactive Marketing .
Silverman, G. (2001). The Secret of Word-Of-Mouth Marketing:How to trigger
exponential sales through runaway word of mouth. United states of
America: AMACOM.
Sugiyono. (2105). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
AFABETA.
Sunarto. (2004). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua. Yogyakarta: UST
Press.
Swastha, B., & Hani, H. (2011). Manajemen Pemasaran-Analisis Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPEE.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: ANDI.
Viranti, M. S. (2012). Pengaruh Electronuc Word Of Mouth (eWOM) Di Social
Media Twitter Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Pada Restoran
Holycowsteak) .
Wangenheim, F. V. (2004). The effect of word of mouth on services switching:
measurement and moderating variables .
Zhang, Z. (2010). The impact of e-word-of-mouth on the online popularity of
restaurants: A comparison of consumer reviews and editor reviews .

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Kuesioner Penelitian


Geprek Bensu Medan

Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner

Dibawah ini ada beberapa kelompok pertanyaan yang semuanya berkaitan

dengan Restoran Geprek Bensu. Saudara/i saya harap memberikan jawaban

penilaian terhadap pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat dan pandangan

dari saudara/i.

Berilah tanda checklist (X) pada salah satu jawaban untuk masing-masing

pertanyaan dibawah ini sesuai dengan kolom yang tersedia.

1. Apakah saudara/i pengguna Instagram?

a. Ya b. Tidak

jika Ya, tuliskan nama akun saudara/i

2. Apakah saudara/i pernah mengetahui atau terpapar informasi mengenai

Geprek Bensu melalui Instagram dan sudah pernah bersantap di Geprek

Bensu? (Jika tidak, berhenti disini)

a. Ya b. Tidak

3. Lama menggunakan Instagram?


a. 0 – 6 bulan
b. 6 – 1 tahun
c. > 1 tahun
4. Pekerjaan saudara/i saat ini :
a. Siswa/Mahasiswa c. Pegawai Swasta e. Lain – lain
b. PNS / BUMN d. Wirausaha

94
Universitas Sumatera Utara
95

Berilah tanda check ( √ ) pada salah satu jawaban untuk masing-masing

pertanyaan dibawah ini yang mewakili anda.

Semakin besar angka atau semakin kekanan jawaban saudara/i maka mengartikan

bahwa saudara/i semakin setuju dengan pernyataan yang diberikan

1 = Sangat tidak setuju ;


2 = Tidak setuju ;
3 = Agak tidak setuju ;
4 = Agak Setuju ;
5 = Setuju ;
6 = Sangat setuju

1. Electronic Word of Mouth

No Dimensi Pernyataan 1 2 3 4 5 6

1 Platform Saya merasakan Instagram


Asistance mempermudah word of mouth produk
Geprek Bensu
2 Melalui Instagram, saya dapat
merasakan kemudahan berkoneksi
dengan pihak Geprek Bensu
3 Saya dapat merasakan bahwa
instagram adalah alat yang efektif untuk
membantu proses promosi produk
Geprek Bensu.
4 Saya dapat merasakan bahwa
Instagram adalah tempat yang tepat
untuk mendapatkan informasi mengenai
Geprek Bensu
5 Saya merasakan menggunakan
Instagram tidak memakan banyak biaya
6 Concern for other Melalui Instagram, saya mendapatkan
consumer rekomendasi yang berkaitan dengan
Geprek Bensu
7 Melalui Instagram, saya merasakan
kepedulian orang lain saat
merekomendasikan restoran Geprek
Bensu
8 Melalui Instagram, saya terbantu untuk
mendapatkan informasi mengenai
pilihan produk Geprek Bensu
9 Melalui instagram, saya mendapatkan
informasi mengenai kualitas produk
Geprek Bensu
10 Positive self- Melalui Instagram, saya mendapatkan
enhancement informasi mengenai pengalaman positif
konsumen restoran Geprek Bensu
11 Melalui Instagram, saya dapat
mengetahui keunggulan produk Geprek
Bensu.
12 Melalui instagram, dapat merasakan
kesenangan orang lain pada produk
Geprek Bensu

Universitas Sumatera Utara


96

13 Economic Melalui instagram, saya mendapatkan


Insentive informasi mengenai berbagai kuis/lomba
yang diadakan oleh produsen/penjual
untuk followers dan pelanggan Geprek
Bensu
14 Melalui Instagram, saya mendapat
informasi bahwa konsumen dapat
memenangkan hadiah umroh, sepeda
motor, dan handphone pada saat
perayaan ulangtahun Geprek Bensu
yang pertama
15 Melalui Instagram, saya mengetahui
bahwa Geprek Bensu sedang
mengadakan Dance Challange yang
berhadiah uang tunai 10 juta rupiah.
16 Helping The Melalui Instagram, saya mengetahui
Company bahwa orang lain peduli terhadap
kesuksesan Geprek Bensu
17 Melalui Instagram, saya meraskan
konsumen membantu penyebaran
informasi produk Geprek Bensu.
18 Melalui instagram, saya dapat
merasakan orang lain menginginkan
produsen/penjual produk Geprek Bensu
sukses

2. Keputusan Pembelian

No Dimensi Pernyataan 1 2 3 4 5 6

19 Saya membeli produk Geprek Bensu


karena lapar
20 Saya mencari informasi mengenai
produk Geprek Bensu sebelum
membeli
21 Pengalaman orang lain mempengaruhi
saya dalam membeli produk Geprek
Bensu
22 Geprek Bensu menjadi pilihan alternatif
yang saya pilih untuk menyantap menu
ayam geprek.
23 Saya yakin, memutuskan membeli
produk Geprek Bensu adalah pilihan
yang tepat.

Universitas Sumatera Utara


97

Lampiran 2
Data Kuesioner
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4
2 6 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 6 6 6 5 5
3 5 5 6 6 6 5 4 6 5 5 6 4 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6
4 4 3 2 4 5 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5
5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 5 4 5 5 3 4 6 5 5 5 6 4 5 5 3 4 6 4 6 5 5 3 4
7 6 4 6 5 6 5 4 4 4 4 5 6 2 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5
8 6 4 6 6 4 6 6 6 1 6 3 3 1 1 1 3 4 4 4 6 5 4 5
9 5 5 5 6 5 5 5 6 6 6 5 5 6 6 6 5 5 6 6 6 5 4 4
10 5 5 5 5 2 5 5 4 3 4 3 3 3 3 2 3 5 3 5 6 6 6 4
11 6 5 6 6 2 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 6 4
12 6 4 4 4 6 5 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 6 4 4 4 4
13 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 2 3 2 3 3 5 6 6 4 4
14 3 3 5 5 5 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5
15 6 3 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 2 2 2 5 6 5 6 6 6 6 6
16 4 4 5 4 6 4 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 6 5 6 6 4 5 4 6 5 5 5 6 5 5 5 5 5 4 5 5 6 4 4
18 5 5 4 5 3 3 4 5 6 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
19 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
20 6 6 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5
22 1 5 4 4 3 4 1 3 3 3 2 3 3 2 2 5 1 4 1 4 2 1 5
23 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 1 1 1 1 2 2 6 6 6 4 3
24 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3 1 2 2 3 5 5 6 6
25 6 6 3 3 1 5 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 6 4 4
26 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4 5 5 3 5 6 4 4
27 5 4 5 4 1 4 4 4 5 5 5 5 4 3 2 4 5 5 5 5 5 2 4
28 5 6 6 4 5 5 6 4 5 5 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6
29 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 4 4
30 5 4 5 5 6 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4
31 1 4 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 3 2 4 1 1 1 1 5 1 1 1
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
33 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
34 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
35 5 5 5 5 5 5 5 6 6 4 4 5 6 4 4 5 5 5 5 5 3 4 3
36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
37 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 1 2 3 3 1 2 2 3 4 5 5 1 2

Universitas Sumatera Utara


98

Lampiran 2
Data Jawaban Responden (Lanjutan)

38 5 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6
39 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 4 4
41 6 3 5 4 1 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4
42 6 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 3 4 6 4 3 5 5 3 5
43 5 5 6 6 6 6 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5
44 5 3 4 6 1 5 2 5 4 5 3 5 3 3 3 3 4 5 5 5 5 5 4
45 6 2 6 5 4 4 4 6 4 5 4 5 5 2 2 5 5 5 4 6 5 4 2
46 5 6 5 4 5 5 4 4 6 6 5 4 6 4 4 4 5 5 4 5 6 4 4
47 4 4 4 4 3 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 6 5 5
48 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5
50 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5
51 6 4 6 6 1 1 6 6 6 6 6 6 6 6 1 1 6 6 6 1 6 6 6
52 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 6 5 6 5 5
53 4 4 6 5 4 4 5 4 4 2 2 3 4 5 5 5 5 5 6 5 5 5 4
54 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5
55 5 4 6 5 2 5 4 6 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 6 6 4 4
56 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
57 3 3 3 4 4 3 3 4 5 4 4 4 5 5 4 6 5 5 5 5 5 6 5
58 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 4
59 4 4 5 4 5 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 5 5 4 4 4
60 5 5 6 5 5 6 5 6 6 5 5 5 5 5 5 6 5 5 6 6 6 6 5
61 6 4 5 5 5 6 6 5 5 6 5 5 4 3 3 4 6 5 6 4 6 6 6
62 5 6 4 4 1 3 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
63 6 4 6 6 3 6 4 4 4 6 6 6 5 3 4 6 6 6 6 4 4 6 6
64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3
65 4 5 5 5 1 4 3 4 5 5 5 4 3 2 2 4 4 4 4 5 4 5 3
66 5 4 6 5 5 5 5 5 6 5 6 5 5 5 4 5 5 5 5 6 6 6 5
67 4 4 5 5 6 5 4 5 4 6 5 4 4 5 3 5 5 4 5 3 5 4 3
68 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6
69 4 2 6 4 1 4 2 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 6 6 2 6 5
70 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 6 1 4 4
71 6 6 6 6 4 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 6 6 6
72 6 4 6 6 6 5 4 6 6 5 5 5 4 4 4 4 4 4 6 2 4 6 6
73 6 5 6 5 2 5 5 5 6 5 6 5 5 2 2 4 5 6 5 5 6 5 4
74 5 4 5 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5
75 5 3 6 4 1 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 5 6 6
76 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4

Universitas Sumatera Utara


99

Lampiran 2
Data Jawaban Responden (Lanjutan)

77 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5
78 4 3 4 3 2 2 2 4 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3
79 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 6 5 4 5
80 2 1 4 5 2 3 1 4 3 4 4 6 3 3 1 2 4 1 6 6 6 6 5
81 5 1 5 4 1 3 4 4 3 4 5 6 1 1 1 4 4 5 3 2 5 4 3
82 5 5 5 5 4 5 5 6 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 6 5
83 5 4 6 5 1 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 5 4 6 6
84 6 4 6 5 5 3 3 5 4 5 5 6 2 2 2 5 6 5 4 6 2 1 3
85 4 4 6 4 6 1 3 6 5 4 3 4 1 1 1 1 6 3 6 5 5 2 4
86 5 4 5 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 5 4 3 3 3 6 5 6 5 5
87 6 6 6 6 5 6 5 6 6 5 6 5 6 5 5 5 5 6 4 6 6 6 5
88 6 4 6 6 5 6 6 6 6 6 6 5 5 4 5 6 6 6 5 6 6 6 6
89 4 1 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 5 3 3 4 4 3 2
90 6 6 6 6 6 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 6 6 6 6 6
91 6 3 5 6 5 5 4 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
92 5 5 5 6 5 4 1 6 4 3 4 4 3 3 3 3 4 5 6 5 6 5 5
93 5 4 5 3 1 3 1 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 1 6 3 3
94 6 5 6 6 6 5 5 6 5 6 5 4 6 6 6 5 6 5 5 6 6 6 5
95 5 3 6 6 5 3 3 6 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 4 6 6 6 4
96 5 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 5 4 4 5 5 5 6 5 5 5 6 6
97 6 4 6 6 3 5 5 5 5 5 4 6 5 5 4 5 6 5 5 6 6 4 5
98 5 4 5 5 2 5 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 6 6 6
99 5 4 4 5 3 4 3 5 4 4 5 5 3 3 3 4 5 5 5 5 6 5 5
100 5 6 5 5 5 5 6 5 5 5 5 6 6 5 6 5 6 5 4 4 4 4 4
101 6 6 6 6 6 6 4 6 4 4 5 3 6 6 3 3 6 3 3 6 6 6 3
102 5 5 5 6 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 3 5 2 5 5 6 4 4
103 6 6 5 5 5 4 4 4 5 2 3 4 2 2 2 3 6 6 5 5 5 2 3
104 5 5 6 5 6 5 4 6 5 5 5 4 5 5 6 5 5 5 4 5 5 5 5
105 5 1 5 5 3 2 1 5 5 4 4 4 2 1 4 1 1 1 1 1 4 1 1
106 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
107 5 5 6 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5
108 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 5 6 6 6 5 5 5 3 4 5 5 5
109 5 4 5 6 4 5 4 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
110 4 6 6 6 2 4 4 4 4 4 5 5 5 6 3 3 4 4 6 6 6 4 4
111 4 4 5 4 5 5 4 5 6 5 4 6 6 5 5 5 5 6 4 4 3 5 3
112 6 3 6 6 5 6 4 6 2 4 3 3 6 6 4 4 6 6 6 6 6 2 2
113 5 3 5 4 2 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4
114 4 4 5 4 5 5 4 3 1 3 2 2 3 2 2 4 6 4 5 5 4 3 3
115 6 5 6 5 6 5 5 5 5 5 5 4 6 5 6 5 6 5 5 5 5 6 5

Universitas Sumatera Utara


100

Lampiran 2
Hasil Pengujian Validitas
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Keterangan
Deleted Item Deleted Total Correlation
VAR00001 113.6000 242.041 .591 Valid.
VAR00002 114.8333 237.316 .486 Valid.
VAR00003 113.7000 246.838 .418 Valid.
VAR00004 113.8667 232.120 .793 Valid.
VAR00005 114.8667 232.671 .405 Valid.
VAR00006 113.8000 232.234 .770 Valid.
VAR00007 114.5000 227.362 .876 Valid.
VAR00008 113.8333 233.316 .771 Valid.
VAR00009 114.1333 230.671 .703 Valid.
VAR00010 114.0333 233.826 .734 Valid.
VAR00011 114.0333 230.447 .856 Valid.
VAR00012 113.9667 246.930 .303 Tidak Valid.
VAR00013 114.1667 232.971 .773 Valid.
VAR00014 113.8667 243.568 .546 Valid.
VAR00015 114.5333 229.706 .593 Valid.
VAR00016 114.6000 231.076 .559 Valid.
VAR00017 114.3667 226.654 .783 Valid.
VAR00018 114.1000 230.438 .825 Valid.
VAR00019 114.1000 238.024 .762 Valid.
VAR00020 114.0333 233.757 .535 Valid.
VAR00021 113.8667 232.326 .785 Valid.
VAR00022 113.7333 241.651 .633 Valid.
VAR00023 113.6667 243.057 .598 Valid.
VAR00024 113.5667 246.737 .409 Valid.

Hasil pengujian Validitas


Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Keterangan
Deleted Item Deleted Total Correlation
VAR00001 108.5333 233.154 .596 Valid.
VAR00002 109.7667 228.461 .490 Valid.
VAR00003 108.6333 237.620 .436 Valid.
VAR00004 108.8000 223.821 .781 Valid.
VAR00005 109.8000 224.166 .402 Valid.
VAR00006 108.7333 223.651 .769 Valid.
VAR00007 109.4333 218.944 .873 Valid.
VAR00008 108.7667 224.944 .762 Valid.
VAR00009 109.0667 222.202 .700 Valid.
VAR00010 108.9667 225.068 .738 Valid.
VAR00011 108.9667 222.171 .845 Valid.
VAR00012 109.1000 224.645 .762 Valid.
VAR00013 108.8000 234.786 .544 Valid.

Universitas Sumatera Utara


101

VAR00014 109.4667 220.740 .603 Valid.


VAR00015 109.5333 222.120 .568 Valid.
VAR00016 109.3000 217.666 .797 Valid.
VAR00017 109.0333 221.551 .837 Valid.
VAR00018 109.0333 229.275 .764 Valid.
VAR00019 108.9667 225.068 .537 Valid.
VAR00020 108.8000 223.407 .797 Valid.
VAR00021 108.6667 233.333 .611 Valid.
VAR00022 108.6000 234.593 .580 Valid.
VAR00023 108.5000 237.914 .407 Valid.

Lampiran 4
Hasil Uji Realibilitas
Reliability Statistic
Cronbach's Alpha N of Items
.945 23

Lampiran 5
Crosstab Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Pria 46 40
Wanita 69 60
Total 115 100

Lampiran 6
Crosstab Lama Menggunakan Instagram
Lama Menggunakan Jumlah (orang) Persentase (%)

0 bulan – 6 bulan 2 1.7


6 bulan – 1 tahun 5 4.3
> 1 tahun 108 94
Total 115 100

Lampiran 7
Crosstab Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Siswa / Mahasiswa 89 77.5
PNS / BUMN 1 0.9
Pegawai Swasta 11 9.5
Wirausaha 2 1.7
Lain – lain 12 10.4
Total 115 100

Universitas Sumatera Utara


102

Lampiran 8
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Platform Assistance
Sangat Agak
Tidak Agak Sangat
Pernyata Tidak Tidak Setuju (5) Rata-
Setuju (2) Setuju (4) Setuju (6)
an Setuju (1) Setuju (3) rata
F % F % F % F % F % F %
Memper
mudah e- 1 0,9 2 1,7 5 4,3 15 13 57 49.6 35 30.4 5.00
wom
Kemuda
han
4 3,5 4 3,5 20 17,4 36 31.3 30 26.1 21 18.3 4.28
berkonek
si
Alat yang
0 0 1 0,9 7 6,1 25 21.7 47 40.9 35 30.4 4.94
efektif
Tempat
yang 16 13,9 12 10,4 16 13,9 17 14.8 33 28.7 21 18.3 3.89
tepat
Tidak
banyak 2 1,7 2 1,7 16 13,9 23 20 50 43.5 22 19.1 4.59
biaya

Lampiran 9
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Concern for Others Consumer
Sangat
Tidak Agak Tidak Agak Sangat Rat
Pernyata Tidak Setuju (5)
Setuju (2) Setuju (3) Setuju (4) Setuju (6) a-
an Setuju 1
rata
F % F % F % F % F % F %
Dapat
rekomen 3 2,6 4 3,5 16 13,9 39 33.9 37 32.2 16 13.9 4.31
dasi
Kepeduli
an orang 1 0,9 3 2,6 7 6,1 26 22.6 41 35.7 37 32.2 4.86
lain
Info
tentang 2 1,7 4 3,5 15 13 28 24.3 40 34.8 26 22.6 4.55
produk
Info
tentang 2 1,7 3 2,6 10 8,7 28 24.3 51 44.3 21 18.3 4.62
kualitas

Lampiran 10
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Positive Self-Enhancement
Sangat
Tidak Agak
Tidak Agak Sangat
Pernyataa Setuju Tidak Setuju (5) Rata-
Setuju Setuju (4) Setuju (6)
n (2) Setuju (3) rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Pengalama
2 1,7 2 1,7 13 11,3 21 18.3 57 49.6 20 17.4 4.64
n positif
Keunggula
0 0 5 4,3 14 12,2 32 27.8 42 36.5 22 19.1 4.54
n produk
Kesenanga
4 3,5 6 5,2 16 13,9 29 25.2 36 31.3 24 20.9 4.38
n orang lain

Universitas Sumatera Utara


103

Lampiran 11
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Economic Insentive
Sangat
Tidak Agak
Tidak Agak Sangat
Pernyataa Setuju Tidak Setuju (5) Rata-
Setuju Setuju (4) Setuju (6)
n (2) Setuju (3) rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Info kuis /
7 6,1 11 9,6 23 20 28 24.3 29 25.2 17 14.8 3.97
lomba
Dapat
menang 4 3,5 6 5,2 18 15,7 36 31.3 35 30.4 16 13.9 4.22
hadiah
Dance
1 0,9 4 3,5 9 7,8 23 20 51 44.3 27 23.5 4.74
challenge

Lampiran 12
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Helping The Company
Sangat
Tidak Agak
Tidak Agak Sangat
Pernyataa Setuju Tidak Setuju (5) Rata-
Setuju Setuju (4) Setuju (6)
n (2) Setuju (3) rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Orang lain
1 0,9 0 0 11 9,6 26 22.6 44 38.3 33 28.7 4.83
peduli
Penyebara
1 0,9 2 1,7 5 4,3 21 18.3 49 42.6 37 32.2 4.97
n info
Penjual
2 1,7 2 1,7 6 5,2 13 11.3 45 39.1 47 40.9 5.07
sukses

Lampiran 13
Deskriptif Responden Berdasarkan Variabel Keputusan Pembelian
Sangat
Agak
Tidak Tidak Agak Sangat
Pernyataa Tidak Setuju (5) Rata-
Setuju Setuju (2) Setuju (4) Setuju (6)
n Setuju (3) rata
(1)
F % F % F % F % F % F %
Beli karena
3 2,6 4 3,5 7 6,1 32 27.8 31 27 38 33 4.72
lapar
Cari info
sebelum 1 0,9 4 3,5 13 11,3 35 30.4 36 31.3 26 22.6 4.56
beli
Pengalama
1 0,9 2 1,7 4 3,5 15 13 49 42.6 44 38.3 5.10
n orang lain
Pilihan
4 3,5 10 8,7 24 20.9 24 20.9 33 28.7 20 17.4 4.15
alternative
Memutuska
2 1,7 4 3,5 13 11,3 32 27.8 43 37.4 21 18.3 4.50
n membeli

Universitas Sumatera Utara


104

Lampiran 14
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.794 1.430 1.254 .212
Platform .013 .074 .013 .176 .861 .400 2.503
Assistance
Concern for other .057 .117 .048 .488 .626 .236 4.242
Positive Self- .465 .151 .295 3.079 .003 .251 3.992
Enhancement
Economic .620 .098 .468 6.358 .000 .425 2.353
Insentive
Helping The .417 .100 .236 4.182 .000 .724 1.381
Company
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Lampiran 15

Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Lampiran 16

Gambar 4.2
Uji Normalitas P-P Plot

Universitas Sumatera Utara


105

Lampiran 17
Analisis Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 115
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 2.14642233
Most Extreme Differences Absolute .059
Positive .059
Negative -.039
Test Statistic .059
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Lampiran 18

Gambar 4.3
Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 19
Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Correlations
Unstandardized
X1 X2 X3 X4 X5 Residual
.480*
Spearman's Correlation Coefficient 1.000 .647** .563** .614** * .014
X1
rho
Sig. (2-tailed) . .000 .000 .000 .000 .886

Universitas Sumatera Utara


106

N 115 115 115 115 115 115


** ** ** *
X2 Correlation Coefficient .647 1.000 .820 .648 .424 -.033
*

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000 .000 .723


N 115 115 115 115 115 115
X3 Correlation Coefficient .563** .820** 1.000 .726** .401* -.062
*

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .000 .510


N 115 115 115 115 115 115
** ** ** *
X4 Correlation Coefficient .614 .648 .726 1.000 .399 .003
*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . .000 .977


N 115 115 115 115 115 115
X5 Correlation Coefficient .480** .424** .401** .399** 1.00 -.115
0
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 . .221
N 115 115 115 115 115 115
Unstand Correlation Coefficient .014 -.033 -.062 .003 - 1.000
ardized .115
Residua
Sig. (2-tailed) .886 .723 .510 .977 .221 .
l
N 115 115 115 115 115 115
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 20
Uji Multikoleniaritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.794 1.430 1.254 .212
Platform Assistance .013 .074 .013 .176 .861 .400 2.503
Concern for other .057 .117 .048 .488 .626 .236 4.242
Positive Self- .465 .151 .295 3.079 .003 .251 3.992
Enhancement
Economic Insentive .620 .098 .468 6.358 .000 .425 2.353
Helping The .417 .100 .236 4.182 .000 .724 1.381
Company
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Lampiran 21
Hasil Pengujian Secara Keseluruhan (Uji-F)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1500.147 5 300.029 65.194 .000b
Residual 501.627 109 4.602
Total 2001.774 114
a. Dependent Variable: Y

Universitas Sumatera Utara


107

Lampiran 22
Hasil Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.794 1.430 1.254 .212
Platform Assistance .013 .074 .013 .176 .861 .400 2.503
Concern for other .057 .117 .048 .488 .626 .236 4.242
Positive Self- .465 .151 .295 3.079 .003 .251 3.992
Enhancement
Economic Insentive .620 .098 .468 6.358 .000 .425 2.353
Helping The .417 .100 .236 4.182 .000 .724 1.381
Company
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Lampiran 23
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate
1 .866a .749 .738 2.145
a. Predictors: (Constant), X5, X3, X1, X4, X2
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai