Anda di halaman 1dari 104

PENGARUH FLASH SALE DAN TRUST TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PADA APLIKASI SHOPEE

(Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di STIE Nusantara


Sangatta)

MUHAMMAD ARIAGUS NURCAHYO


NPM : 18612010301782

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - NUSANTARA

SANGATTA

2022
PENGARUH FLASH SALE DAN TRUST TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA APLIKASI SHOPEE

(Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di STIE Nusantara


Sangatta)

MUHAMMAD ARIAGUS NURCAHYO


NPM : 18612010301782

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Manajemen
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara Sangatta

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - NUSANTARA

SANGATTA

2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL PROPOSAL : PENGARUH FLASH SALE DAN TRUST


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
APLIKASI SHOPEE (Studi Pada Mahasiswa
Pengguna Aplikasi Shopee di STIE Nusantara
Sangatta)
NAMA : MUHAMMAD ARIAGUS NURCAHYO
NPM : 18612010301782
JURUSAN : MANAJEMEN
JENJANG STUDI : STRATA SATU (S1)

Telah dipertahankan Di depan Tim Penguji


Pada tanggal
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Saiful, S.E., M.Si Simunawir Sitoro, S.Sos., M.Si

Mengetahui :
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi – Nusantara
Ketua,

Dr. H. Amransyah, SE., M.Si


NIDK. 8826433420
Yudisium Tanggal:
RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD ARIAGUS NURCAHYO, Lahir di


Sangatta, 08 SEPTEMBER 1999 dari Bapak AGUS
PRABOWO dan Ibu NORHAYATI anak pertama
dari 3 (tiga) bersaudara.

Pengaruh Flash Sale dan Trust Terhadap Keputusan


Pembelian Pada Aplikasi Shopee (Studi Pada
Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di STIE
Nusantara Sangatta) (dibawah bimbingan Bapak Dr.
Saiful, S.E., M.Si dan Bapak Simunawir Sitoro, S.Sos., M.Si

RIWAYAT PENDIDIKAN :

SDN 004 Sangatta Utara dari tahun 2006 lulus tahun 2012

SMP YPPSB Sangatta Utara dari tahun 2012 lulus tahun 2015

SMKN 2 Sangatta Utara dari tahun 2015 lulus tahun 2018

Saat ini sedang dalam penyelesaian Tugas Akhir Pada Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi-Nusantara Sangatta.

RIWAYAT PEKERJAAN :

Belum bekerja

RIWAYAT KELUARGA :

Belum menikah

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal yang berjudul “PENGARUH FLASH SALE DAN TRUST TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA APLIKASI SHOPEE (Studi Pada

Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta)” Sebagai

syarat menyelesaikan program Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen di Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara Sangatta.

Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini kami ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Muhammad Awaluddin, S.E., M.M sebagai Ketua Yayasan Prima

Nusantara di Sangatta.

2. Bapak Dr. H. Amransyah, SE., M.Si sebagi ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Nusantara Sangatta.

3. Kepada bapak Dr.Saiful, S.E., M.Si selaku pembimbing I dan bapak

Simunawir Sitoro, S.Sos., M.Si selaku pembimbing II. Terima kasih atas atas

bimbingan, saran, dan motivasi yang diberikan.

4. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara Sangatta yang telah

memberikan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti kuliah selama ini.

5. Seluruh staf TU Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara Sangatta yang turut

membantu dalam kelancaran perkuliahan.

v
6. Kedua orang tua serta seluruh keluarga terkasih dan tersayang yang telah

memberikan dorongan moral dan do’a dalam penyelesaian studi penulis.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Nusantara Sangatta khususnya Jurusan Manajemen yang tidak henti-hentinya

memberikan dukungan, semangat, motivasi dan kerjasamanya kepada penulis.

8. Kepada seluruh teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

sudah setia memberikan dukungan.

Penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masih terdapat banyak

kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kritik

dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan proposal ini

agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik di masa mendatang. Penulis

berharap proposal ini bermanfaat bagi pembangunan dan khususnya bagi

pembangunan ilmu pengetahuan manajemen.

Penulis

MUHAMMAD ARIAGUS NURCAHYO

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah...................................................................................7
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................8
1.5. Sistematika Penulisan................................................................................9
BAB II KERANGKA DASAR TEORI......................................................................10
2.1. Teori dan Konsep....................................................................................10
2.2. Hipotesis..................................................................................................36
2.3. Kerangka Pikir.........................................................................................36
2.4. Definisi Konsepsional.............................................................................38
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................39
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................39
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.................................................39
3.3. Definisi Operasional................................................................................43
3.4. Teknik Pengumpulan Data......................................................................44
3.5. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis....................................................45
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................53
LAMPIRAN............................................................................................................56

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman


1 : Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen STIE Nusantara
Sangatta..............................................................................................40
2 : Definisi Operasional..........................................................................43
3 : Instrumen Skala Likert......................................................................45
4 : Tingkat Reliabilitas............................................................................48

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman


1 : Perkembangan Transaksi E-Commerce di Indonesia
: (2018-2022).....................................................................................2
2 : Elemen Bauran Promosi................................................................14
3 : Kerangka Berpikir.........................................................................37

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan zaman yang sangat pesat dan semakin modern

pada saat ini mendorong berbagai macam perubahan sistem, baik secara

langsung maupun tidak langsung, seperti contohnya sistem perdagangan, cara

bertransaksi dan sistem pemasaran.

Dahulu jika kita membeli suatu produk atau barang maka kita harus

terlebih dahulu bertemu dengan penjual tersebut antara penjual dan pembeli

haruslah bertatapan muka hingga terjadi suatu kesepakatan antara kedua belah

pihak yaitu penjual dan pembeli atau biasanya sering di sebut dengan

transaksi. Dengan kata lain jangkauan antara penjual dan pembeli pun

sangatlah terbatas, namun seiring dengan kemajuan teknologi khususnya di

bidang internet semua keterbatasan jarak, waktu, dan biaya dapat langsung

teratasi dengan sangat mudah, salah satu jenis implamentasi perkembangan

teknologi internet dalam hal meningkatkan bisnis yaitu menggunakan media

sosial.

Potensi internet akhir-akhir ini sedang ramai di bicarakan, terutama bagi

para pengusaha dalam melakukan pemasaran barang agar barangnya mudah

di jual ke masyarakat, oleh karena itu masyarakat sekarang ini mulai

mengikuti gaya hidup yang modern mulai dari jenis kebutuhan sehari–hari
1
2

sampai kebutuhan fashion agar terlihat menarik dan modis. Dengan hadirnya

internet, perusahaan atau pembisnis dapat menjalankan bisnisnya dengan

lebih cepat, mudah, efesien dengan membuat online shop maka pemasaran

dan komunikasi akan lebih cepat dan mudah walaupun berada di lokasi yang

berbeda.

Pertumbuhan bisnis e-commerce yang semakin besar dan cepat di

Indonesia menyebabkan banyaknya e-commerce lain bermunculan serta

menawarkan keuntungan dan kemudahan yang beragam serta memunculkan

persaingan yang semakin sengit antar e-commerce besar di Indonesia dalam

memperebutkan peringkat pertama diberbagai aspek. Data dari

Databoks.kadata.id tahun 2022 memproyeksikan perkembangan transaksi e-

commerce di Indonesia seperti yang ditampilkan pada grafik dibawah ini.

Gambar 1.1

Perkembangan Transaksi E-Commerce di Indonesia (2018-2022)


3

Sumber: www.databoks.katadata.co.id (2022)

Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan yang

signifikan pada nilai transaksi e-commerce yang ada di Indonesia periode

2018-2022. Perkembangan e-commerce di Indonesia ini didukung juga oleh

banyaknya situs belanja online yang muncul akhir-akhir ini salah satunya

adalah Shopee.

Shopee adalah aplikasi untuk jual beli di ponsel dengan mudah dan cepat.

Shopee menawarkan berbagai produk–produk mulai dari produk fashion

sampai dengan produk kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam bentuk

aplikasi Mobile untuk memudahkan pengguna nya dalam melakukan kegiatan

belanja online tanpa harus membuka website melalui perangkat komputer.

Sejarah Shopee dimulai dari didirikannya situs belanja online tersebut

pada tahun 2015 di 7 wilayah berbeda di Asia. Di dalam sejarahnya

berdirinya Shopee, terdapat dua orang yang dianggap sebagai pendiri Shopee,
4

yaitu Chris Feng dan Forrest Li. Shopee di Indonesia sendiri dimulai pada

Desember 2015 dan saat ini Shopee dikelola oleh SEA Group yang

merupakan perusahaan milik Forrest Li.

Shopee hadir di Indonesia untuk membawa pengalaman berbelanja baru.

Selain itu Shopee juga menyediakan berbagai sistem pembayaran yang

bervariatif seperti transfer bank, kartu kredit/debit, cash on delivery,

ShopeePay, dan sistem terbaru yaitu Spaylater yang memungkinkan

pengguna untuk mencicil pembayaran.

Sejauh ini, Shopee bisa dikatakan cukup aktif dan konsisten dalam

memberikan promosi baik untuk penjual maupun pembeli salah satunya

adalah Flash Sale. Flash Sale sering juga disebut dengan “daily deal”, bagian

dari promosi penjualan yang memberikan pelanggannya penawaran khusus

atau diskon untuk produk tertentu dalam waktu yang terbatas. Penawaran

singkat ini sangat diminati oleh konsumen dikarenakan harga barang yang

mereka inginkan jauh lebih rendah pada saat program flash sale berlangsung

dibandingkan harga normal. Shopee juga memberikan fitur notifikasi yang

akan muncul 10 menit sebelum flash sale berlangsung sehingga konsumen

tidak tertinggal penawaran tersebut.

Promosi ini sangat diminati konsumen karena harga yang diberikan lebih

murah dan konsumen yang tidak perlu berbelanja langsung ke pasar seperti

biasanya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Flash sale merupakan


5

penawaran produk dengan potongan harga dan kuantitas yang terbatas dalam

waktu singkat.

Pada Harbolnas (hari belanja online nasional) Shopee bisa melakukan

program flash sale lebih sering dari biasanya hingga bisa mencapai 5 kali

dalam satu hari dan menawarkan banyak cashback, voucher gratis, ongkos

kirim, dan diskon menarik. Event ini membuat banyak konsumen berkali-kali

mengakses Shopee dalam sehari agar tidak tertinggal banyak penawaran

produk seperti alat kecantikan, kosmetik, perawatan tubuh, kebutuhan sehari-

hari, dan alat elektronik yang lebih murah dari harga normal.

Strategi lain juga dilakukan Shopee untuk meningkatkan awareness pada

masyarakat, strategi tersebut adalah dengan melakukan berbagai aktivitas

pemasaran (marketing activity) seperti memunculkan iklan di televisi,

billboard, media sosial, dan lainnya. Iklan merupakan salah satu strategi yang

dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menarik hati konsumen.

Strategi periklanan ini berkaitan erat dengan komunikasi. Periklanan

(adversiting) adalah semua bentuk penyajian dan promosi nonpersonal atas

ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan tertentu yang berperan

memengaruhi pembelian suatu barang atau jasa. Faktor kunci utama

periklanan adalah bahwa iklan harus menggugah perhatian calon konsumen

terhadap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Para konsumen

potensial harus dibuat untuk memperhatikan dan peduli terhadap produk yang
6

menawarkan manfaat bagi mereka yang akan menjadi alasan bagi mereka

untuk membeli produk atau jasa tersebut.

Trust merupakan pondasi dari bisnis. Suatu transaksi bisnis antara dua

pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing saling mempercayai.

Kepercayaan (trust) ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra

bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Trust

telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam berbagai transaksi antara penjual

dan pembeli agar kepuasan konsumen dapat terwujud sesuai dengan yang

diharapkan (Yousafzai et al., 2003).

Beberapa literatur telah mendefinisikan trust dengan berbagai pendekatan

(Mukherjee dan Nath, 2003). Pada awalnya trust banyak dikaji dari disiplin

psikologi, karena hal ini berkaitan dengan sikap seseorang. Pada

perkembangannya, trust menjadi kajian berbagai disiplin ilmu (Riegelsberger

et al., 2003; Murphy dan Blessinger, 2003; Kim dan Tadisina, 2003),

termasuk menjadi kajian dalam e-commerce.

Dengan bertambahnya vendor online shop di Indonesia tidak serta merta

membuat masyarakat Indonesia semakin nyaman dan mudah dalam

berbelanja via online. Hal ini dikarenakan adanya indikasi kecurangan atau

penipuan dari oknum-oknum online shop yang tidak betanggungjawab, inilah

yang menyebabkan adanya keraguan di masyarakat Indonesia dan ini juga

yang menyebabkan kenapa transaksi melalui online shop disebut memiliki

potensi resiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu, memberikan Trust pada
7

pelanggan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh vendor agar

konsumen bisa yakin terhadap online shop dan hasilnya bisa menciptakan

keputusan pembelian konsumen.

Melihat hal ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan konsumen milenial (terkhusus pada mahasiswa) sebagai objek

dalam penelitian ini. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh Flash

Sale dan Trust Terhadap Keputusan Pembelian Pada Aplikasi Shopee (Studi

Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta)”.

1.2. Perumusan Masalah

Menurut Tuckman (Sugiyono, 2006:28) menyatakan bahwa rumusan

masalah yang baik adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel

atau lebih, dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya, atau alternatif yang tetapi

secara implisit mengandung pertanyaan. Berdasarkan uraian yang telah

disampaikan dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah yang

telah disusun dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Flash sale berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada

mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta?

2. Apakah Trust berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian pada

mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta?


8

3. Apakah Flash Sale dan Trust secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Keputusan Pembelian pada mahasiswa pengguna aplikasi

Shopee di STIE Nusantara Sangatta?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh flash sale terhadap

keputusan pembelian pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di

STIE Nusantara Sangatta.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Trust terhadap Keputusan

Pembelian pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE

Nusantara Sangatta.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Flash Sale dan Trust

terhadap Keputusan Pembelian pada mahasiswa pengguna aplikasi

Shopee di STIE Nusantara Sangatta.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan

dan pertimbangan pihak manajemen pemasaran dalam menarik

konsumen dan sebagai bahan evaluasi perusahaan.


9

2. Bagi Penulis

Memberikan kesempatan penulis untuk mengaplikasikan ilmu dan

teori yang dipelajari selama ini dan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan yang akan digunakan di dunia kerja.

3. Bagi Program Studi Manajemen

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi

penulis lain untuk dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya

terkait dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini.

1.5. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Perumusan Masalah

1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Manfaat Penelitian

1.5. Sistematika Penulisan

BAB II KERANGKA DASAR TEORI

2.1. Teori dan Konsep

2.2. Hipotesis

2.3. Kerangka Pikir

2.4. Definisi Konsepsional

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


10

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.3. Definisi Operasional

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.5. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

KERANGKA DASAR TEORI

2.1. Teori dan Konsep

2.1.1. Definisi Pemasaran

Pasar atau market, menurut Kotler (Laksana, 2017:4) yaitu pasar

adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi

sebuah produk atau kelompok produk tertentu (pasar perumahan atau

bahan makanan). Pemasaran atau Marketing, menurut Kotler

(Laksana, 2017:4) adalah suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton (Herlambang, 2014:3), “Pemasaran adalah suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik

kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”. Laksana

(2017:4) mendefinisikan pemasaran sebagai segala kegiatan yang

menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen.

11
12

2.1.2. Bauran Pemasaran

Menurut Swastha (Herlambang, 2014:33), bauran pemasaran

(marketing mix) merupakan strategi pemasaran yang menggunakan

kombinasi empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

sistem pemasaran perusahaan, yaitu: produk, struktur harga, kegiatan

promosi, dan sistem distribusi. Menurut Kotler (Herlambang,

2014:33), bauran pemasaran dapat diartikan sebagai sekumpulan dari

variabel-variabel yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh

perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam

pasar sasaran atau dengan kata lain 4P, yaitu produk (product), harga

(price), tempat (place), dan promosi (promotion), merupakan

kombinasi dari variabel-variabel pemasaran yang merupakan faktor

internal yang berada dalam jangkauan yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan. Namun menurut Lovelock et al (Muliyana & Suyanto:

2019) menambahkan untuk bauran pemasaran jasa membutuhkan

tambahan 3P lain yang meliputi pengelolaan dengan pelanggan, yaitu

proses (process), lingkungan fisik (physical evidence), dan orang

(people).

1. Produk (Product), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34)

produk adalah gabungan dari barang dan jasa yang diciptakan

oleh perusahaan dan ditawarkan kepada target pasar dengan

memerhatikan berbagai faktor seperti: mutu atau kualitas, ciri


13

khas, gaya, bentuk, merek, pembungkus, pelayanan dan

jaminan.

2. Harga (Price), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34)

harga adalah sejumlah uang atau nilai yang diberikan oleh

konsumen kepada produsen untuk mendapatkan suatu produk

dengan memerhatikan beberapa faktor dalam bauran harga

seperti: daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan periode

pembayaran.

3. Distribusi (Place), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-34)

distribusi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

dalam memasarkan produk agar produk tersebut dapat

diperoleh dan tersedia bagi konsumen. Variabel dalam bauran

distribusi yaitu: lokasi, transportasi, persediaan barang

distributor dan pengecer.

4. Promosi (Promotion), menurut Kotler (Herlambang, 2014:33-

34) promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari

produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran untuk

membeli produknya. Adapun variabel dalam bauran promosi

adalah periklanan, personal selling, promosi penjualan dan

publisitas.

5. Orang (people), menurut Sunyoto dan Fathonah (Muliyana &

Suyanto: 2019), SDM merupakan unsur penting, baik dalam


14

produksi maupun penyampaian kebanyakan jasa. SDM secara

bertahap menjadi bagian diferensiasi yang mana perusahaan-

perusahaan jasa mencoba menciptakan nilai tambah dan

memperoleh keunggulan kompetitif.

6. Proses (process), menurut Sunyoto dan Fathonah (Muliyana &

Suyanto: 2019), proses merupakan seluruh prosedur,

mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan

disampaikan kepada pelanggan, termasuk keputusan kebijakan

tentang beberapa keterlibatan pelanggan dan merupakan

persoalan-persoalan keleluasaan karyawan.

7. Bukti Fisik/ Lingkungan Fisik (physical evidence), physical

evidence merupakan bentuk atau karakteristik intangible pada

jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu

jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang

menjadi persepsi konsumen. Oleh karena itu, menurut Tjiptono

(Muliyana & Suyanto: 2019) untuk mengurangi tingkat risiko

tersebut adalah dengan menawarkan bukti fisik dari

karakteristik jasa.

2.1.3. Bauran Promosi

Ray (Morissan, 2015:16), mendefinisikan promosi sebagai

koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk

membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual

barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Walaupun


15

komunikasi antara perusahaan dan konsumen secara implisit

berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari marketing mix, namun

sebagian besar komunikasi perusahaan berlangsung sebagai bagian

dari suatu program promosi yang diawasi dan direncanakan dengan

hati-hati. Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan

komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau

promotional mix.

Gambar 2.1

Elemen Bauran Promosi

PROMOTIONAL MIX

IKLAN DIRECT INTERACTIVE/ PROMOSI PUBLIKASI/ PERSONAL


MARKETING INTERNET PENJUALAN HUMAS
MARKETING
SELLING

Sumber: Morissan (2015)

Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu:

iklan (adversiting), promosi penjualan (sales promotion),

publikasi/humas, dan personal selling. Namun George dan Belch

(Morissan, 2015:17) menambahkan dua elemen dalam promotional

mix, yaitu direct marketing dan interactive media. Dua elemen yang

terakhir ini telah digunakan secara luas oleh pengelola pemasaran

pada jaman sekarang ini untuk berkomunikasi dengan khalayak

sasarannya sebagaimana empat elemen sebelumnya.


16

Menurut Kotler dan Keller (2013:174) bauran promosi terdiri dari

delapan model komunikasi utama, yaitu:

1. Iklan: Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan

promosi ide, barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.

2. Acara dan pengalaman: Kegiatan dan program yang disponsori

perusahaan yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian

atau interaksi yang berhubungan dengan merek tertentu.

3. Promosi penjualan: Insentif jangka pendek untuk mendorong

percobaan atau pembelian produk atau jasa.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas: Beragam program yang

dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra

perusahaan atau produk individualnya.

5. Pemasaran langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-

mail, atau internet untuk berkomunikasi secara langsung

dengan atau meminta respon atau dialog dari pelanggan dan

prospek tertentu.

6. Pemasaran interaktif: Kegiatan dan program online yang

dirancang untuk melibatkan pelanggan atau prospek dan secara

langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran

memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk atau

jasa.

7. Pemasaran dari mulut ke mulut: Komunikasi lisan, tertulis, dan

elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan


17

keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan

produk atau jasa.

8. Penjualan personal: Interaksi tatap muka dengan satu atau

lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan presentasi,

menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.

2.1.4. Promosi Penjualan

1. Definisi Promosi Penjualan

Menurut Agrawal dan Sareen (Zakiyyah: 2018), penjualan

singkat atau flash sales, merupakan bagian dari promosi

penjualan yang memberi pelanggannya penawaran khusus atau

diskon untuk produk tertentu dalam waktu yang terbatas. Promosi

penjualan menurut Hermawan (2012:127) adalah aktivitas

pemasaran yang mengusulkan nilai tambah dari suatu produk

(untuk mendapatkan lebih dari sekedar yang ada dari nilai

produk) dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mendorong

pembelian konsumen, efektivitas penjualan, atau mendorong

upaya yang dilakukan oleh tenaga penjualan (sales force).

Menurut Morissan (2015:25) promosi merupakan elemen

atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

berkomunikasi dengan konsumennya. Promosi mencakup seluruh

unsur dari promotional mix. Promosi penjualan secara umum

dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan

yang berorientasi kepada konsumen (consumer-oriented sales


18

promotion) dan promosi penjualan yang berorientasi pada

perdagangan (trade- oriented sales promotion). Promosi

penjualan yang berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada

pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang

mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan

harga, undian berhadiah, kontes, dan sebagainya. Instrumen

promosi semacam ini dapat menarik minat konsumen untuk

membeli sehingga meningkatkan nilai penjualan perusahaan

dalam jangka pendek.

Promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan

ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran

(marketing intermediaries), yaitu: para pedagang pengecer

(retailer), pedagang besar dan distributor. Bentuk-bentuk promosi

jenis ini antara lain berupa pemberian bantuan dana promosi,

pengaturan atau penyesuaian harga jual produk (price deal),

kontes/kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya

yang semuanya bertujuan untuk mendorong pedagang untuk

mempersiapkan stok dan mempromosikan produk bersangkutan.

Perusahaan memilih menggunakan promosi penjualan

dibandingkan jenis promosi lainnya karena dua alasan utama,

yaitu: pertama, jika konsumen tidak memiliki loyalitas pada suatu

produk tertentu dan konsumen lebih peka kepada insentif yang

ditawarkan suatu merek. Kedua, terdapat kecenderungan


19

pedangang memiliki posisi yang lebih kuat dibandingkan

produsen sehingga mereka dapat lebih menuntut produsen untuk

memberikan lebih banyak promosi penjualan dan insentif lainnya

kepada pedagang (Morissan, 2015: 25-26).

Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan seperti

kupon, kontes, premi, dan semacamnya untuk menarik respon

pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat, termasuk efek jangka

panjang seperti menjelaskan penawaran produk dan mendorong

penjualan yang menurun. Menurut Kotler dan Keller (2013: 190-

191), alat promosi penjualan menawarkan tiga manfaat berbeda:

1. Komunikasi. Promosi penjualan meraih perhatian dan

dapat mengarahkan konsumen ke produk.

2. Insentif. Promosi penjualan mencakup beberapa konsesi,

pendorong, atau kontribusi yang memberikan nilai bagi

konsumen.

3. Undangan. Promosi penjualan mencakup undangan

berbeda untuk melibatkan diri dalam transaksi sekarang.

Perusahaan menggunakan kiat promosi penjualan untuk

menciptakan respon yang lebih kuat dan cepat. Promosi penjualan

dapat digunakan untuk mendramatisir penawaran produk dan

mendorong penjualan yang merosot. Namun, efek promosi

penjualan biasanya jangka pendek, dan tidak efektif dalam

membangun preferensi merek jangka panjang. Melalui promosi


20

penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru,

memengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru,

mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang

aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulsive buying

(pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerja

sama yang lebih erat dengan pengecer (Hermawan, 2012:128).

2. Karakteristik Promosi Penjualan

Menurut Hermawan (2012:128-129), promosi penjualan

adalah bagian penting dari strategi komunikasi pemasaran

perusahaan, sejalan dengan periklanan, humas dan penjualan

personal. Pada intinya, promosi penjualan merupakan aktivitas

pemasaran yang mengusulkan nilai tambah dari suatu produk

(untuk mendapatkan lebih dari sekadar yang ada dari nilai

produk) dalam jangka waktu tertentu guna mendorong pembelian

konsumen, efektivitas penjualan, atau mendorong upaya yang

dilakukan oleh tenaga penjualan. Dari pengertian tersebut,

sasaran promosi penjualan dapat ditujkan kepada konsumen,

pedagang perantara seperti pengecer, atau kepada tenaga

penjualan. Menurut Blattberg dan Neslin (Hermawan, 2012:129)

promosi penjualan merupakan orientasi tindakan pemasar yang

tujuannya diharapkan berdampak langsung terhadap perulaku

tindakan konsumen untuk membeli.


21

Promosi penjualan berangkat dari premis bahwa setiap

merek atau jasa memiliki nilai dan harga tertentu, atau harga

“regular”, atau beberapa nilai referen tertentu. Promosi penjualan

dipercaya mampu mengubah nilai harga yang telah diterima

dan/atau menurunkan harga. Contoh promosi penjualan yang

dikenal konsumen misalnya: kontes, bonus, diskon jangka pendek

(flash sale), bonus pada barang, rabat, kupon, uji coba gratis,

demonstrasi dan sistem akumulasi nilai/poin.

Menurut Burnett (Hermawan, 2012:129) ada tiga hal

mendasar dalam promosi penjualan, yaitu:

1. Penting sekali bagi promosi penjualan untuk berjalan

selaras dengan periklanan. Oleh karena itu strategi

pengembangan promosi penjualan membutuhkan

perhatian khusus.

2. Umumnya terdapat tiga sasaran yang dituju dalam

promosi penjualan, yakni konsumen, penjual perantara,

dan tenaga penjualan.

3. Promosi penjualan merupakan senjata kompetitif yang

memberikan dorongan ekstra bagi pasar sasaran untuk

membeli atau mendorong satu merek di atas merek yang

lain dalam penjualan.

Hal inilah yang membedakan promosi penjualan dengan

sarana bauran promosi yang lainnya. Pembelian seketika – yang


22

tidak direncanakan – mungkin muncul sebagai akibat langsung

dari satu atau lebih penawaran yang diberikan oleh promosi

penjualan.

Promosi penjualan pada umumnya berlangsung dalam

jangka pendek, menggunakan dorongan yang lebih rasional,

kembali pada nilai sesungguhnya atau nilai nyata, mendorong

penjualan segera, dan memiliki kontribusi tinggi untuk meraih

keuntungan. Namun kontribusi promosi penjualan terhadap

keuntungan juga harus dipertimbangkan. Secara sederhana,

penjualan yang dihasilkan harus lebih besar dibandingkan dengan

biaya yang telah dikeluarkan agar promosi penjualan dapat

memberikan keuntungan bagi pemasar.

Menurut Elliott et al (Hermawan, 2012:130) peran promosi

penjualan bagi perusahaan adalah:

1. Mendorong konsumen untuk melakukan pembelian

pertama kali.

2. Mendorong konsumen membeli produk berikutnya, meski

baru pertama kali berkunjung.

3. Memberikan alasan bagi konsumen untuk tetap loyal

terhadap merek dengan pembelian ulang.

4. Mengingatkan konsumen tentang keuntungan produk yang

ditawarkan meskipun promosi sedang tidak dilakukan.

5. Memperbaiki reputasi merek.


23

6. Mendorong pengecer untuk tetap memiliki persediaan

(stok).

7. Mendorong pengecer untuk membeli lebih dari pesanan

regulernya.

8. Membujuk pengecer agar memberikan tempat khusus bagi

barang yang ditawarkan.

3. Indikator Flash Sale (Promosi Penjualan)

Menurut Kotler dan Keller (Amanah & Pelawi: 2015),

indikator-indikator flash sale yang terdapat dalam promosi

penjualan, yaitu:

1. Frekuensi promosi adalah jumlah promosi penjualan yang

dilakukan dalam suatu waktu melalui media promosi

penjualan.

2. Kualitas promosi adalah tolak ukur seberapa baik promosi

penjualan dilakukan.

3. Waktu promosi adalah nilai atau jumlah promosi

penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

4. Ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan

faktor yang diperlukan untuk mencapai target yang

diinginkan perusahaan.

2.1.5. Periklanan

1. Definisi Periklanan
24

Menurut Alexander (Morissan, 2015:17), iklan atau

adversiting dapat didefinisikan sebagai “Any paid form of

nonpersonal communication about an organization, product,

service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk

komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk,

servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal

dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena

daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen

promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang

memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat

luas.

Walker (Sunyoto, 2015:159) mendefinisikan periklanan

sebagai suatu penyajian yang bukan dengan orang pribadi, dengan

pembayaran oleh sponsor tertentu. Menurut Hamdani (Sunyoto,

2015:159), periklanan merupakan salah satu bentuk dari

komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang

atau jasa. Sedangkan menurut Gitusudarmo (Sunyoto, 2015:160),

iklan merupakan alat utama bagi pengusaha untuk memengaruhi

konsumennya. Iklan dapat dilakukan oleh pengusaha melalui

surat kabar, radio, majalah, televisi, poster. Dengan membaca atau

melihat diharapkan para konsumen atau calon konsumen akan

tertarik untuk membeli. Oleh karena itu maka dalam memilih


25

media iklan harus diperhatikan pasar sasaran yang dituju

(Sunyoto, 2015:161- 162).

2. Fungsi-Fungsi Periklanan

Menurut Lee dan Johnson (2007:10), definisi dan

klasifikasi hanya memberikan sebuah bahasa umum untuk

mengembangkan pemahaman tentang periklanan. Tiga fungsi

periklanan menurut Lee dan Johnson (2007:10-11), yaitu:

1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”, iklan

mengomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi

penjualannya. Iklan juga memberitahu konsumen tentang

produk-produk baru.

2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”, iklan

mencoba membujuk para konsumen untuk membeli

merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka

terhadap produk atau perusahaan tersebut.

3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”, iklan

terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang

sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli

produk yang diiklankan tanpa memedulikan merek

pesaingnya.

2.1.6. Trust (Kepercayaan)


26

1. Pengertian Trust

Secara umum definisi kepercayaan berkenaan dengan

adanya kepercayaan oleh pihak pertama kepada pihak kedua,

bahwa pihak kedua akan berperilaku yang menyebabkan

mendatangkan hasil yang positif kepada pihak pertama. Subtansi

definisi kepercayaan dapat dibedakan kepada dua hal kelompok,

yakni kepercayaan adalah kejujuran patnernya bahwa patnernya

akan memenuhi janji nya yang diikrarkan dan kepercayaan adalah

perbuatan baik dari patner, yang berkenaan dengan sejauhmana

pihak pertama percaya bahwa pihak kedua benar benar tertarik

kepada kesejahteraan kepada pihak pertama. Oleh karena itu,

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan mencakup tentang

bagaimana perusahaan tersebut berperilaku seperti kejujuran,

integritas, kapabilitas, konsistensi dan berbagai peforma lainnya

yang merupakan hal hal yang membentuk kepercayaan

pelanggan.

Menurut Mowen dan Minor dalam Donni Juni

(2017,p.116), kepercayaan konsumen sebagai semua pengetahuan

yang dimiliki oleh konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat

oleh konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Objek

dapat berupa produk, orang, perusahaan, atau segala sesuatu yang

padanya seseorang memiliki kepercayaan sikap. Atribut adalah

karakteristik atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki


27

oleh objek. Terdapat dua macam atribut, yaitu atribut intrinsik

dan atribut ekstrinsik. Atribut intrinsik adalah segala seusuatu

yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan atribut

ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari segala aspek

eksternal produk, seperti nama merek, kemasan, dan label.

Manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada

konsumen.

Trust atau kepercayaan konsumen adalah pengetahuan

konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya.

Berdasarkan konsep tersebut, maka pengetahuan konsumen

sangat terkait dengan pembahasan sikap karena pengetahuan

konsumen adalah kepercayaan konsumen. Kepercayaan

konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan

bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari

berbagai atribut tersebut.

Ada tiga jenis kepercayaan, antara lain:

1. Kepercayaan objek-atribut (object-attribute belief)

Pengetahuan bahwa sebuah objek memiliki atribut khusus

disebut kepercayaan objek-atribut. Kepercayaan objek-

atribut menghubungkan objek, seperti seseorang, barang,

atau jasa, dengan atribut. Melalui kepercayaan objek-

atribut, konsumen menyatakan apa mereka mengeetahui

tentang sesuatu dalam hal variasi atribut.


28

2. Kepercayaan atribut-manfaat

Hubungan antara atribut dan manfaat ini menggambarkan

jenis kepercayaan kedua.Kepercayaan atribut manfaat

merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh

sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan

manfaat tertentu.

3. Kepercayaan objek-manfaat

Jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan

menghubungkan objek dan manfaatnya. Kepercayaan

manfaat objek merupkan persepsi konsumen tentang

seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan

memberikan manfaat tertentu.

2. Dimensi Trust

Menurut Mayer et al. (1995) faktor yang membentuk

kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu

kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas

(integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kemampuan (Ability)

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik

penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan

mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini,


29

bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani,

sampai mengamankan transaskis dari gangguan pihak lain.

Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan

dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.

Kim et al. (2003a) menyatakan bahwa ability meliputi

kompetensi, pengalaman, pengesahan institusional, dan

kemampuam dalam ilmu pengetahuan.

2. Kebaikan hati (Benevolence)

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam

memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara

dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh penjual

dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga

tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit

maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian

yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.

Menurut Kim et al. (2003a), benevolence meliputi

perhatian, empati, keyakinan, dan daya terima.

3. Integritas (Integrity)

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau

kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi

yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai

dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual


30

apakah dapat dipercaya atau tidak. Kim et al. (2003a)

mengemukakan bahwa integrity dapat dilihat dari sudut

kewajaran (fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan

(loyalty), keterus-terangan (honestly), keterkaitan

(dependability), dan kehandalan (reliabilty).

3. Indikator Trust

Indikator kepercayaan adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan.

2. Kebaikan Hati.

3. Integritas (Mayer, Davis, & Schoorman, 2014).

2.1.7. Keputusan Pembelian

Perilaku pembelian tidak pernah sederhana tetapi memahaminya

merupakan tugas yang sangat penting bagi manajemen pemasaran.

Perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian

akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa

untuk dikonsumsi (Kotler dan Amstrong, 2008:158). Keputusan

pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

membeli produk ( Kotler dan Armstrong, 2001:226).


31

Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan

menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir (individual) dan

konsumen organisasional. Konsumen akhir terdiri atas individu dan

rumah tangga yang tujuan akhirnya adalah untuk memenuhi

kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen

organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang, dan

lembaga non profit yang tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan

bisnis (memperoleh laba) atau meningkatkan kesejahteraan

anggotanya.

Menurut Kotler 2007 (dalam Aditya Ardha Anggi. P) keputusan

pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli

dimana konsumen benar-benar akan membeli. Proses tersebut

merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima

tahap, pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif,

keputusan pembelian, perilaku setelah pembelian.

Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan

pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk

melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan

keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan

salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak

lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi

pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil

selanjutnya.
32

1. Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Proses keputusan pembeli terdiri dari lima tahap Kotler dan

Armstrong (2008:179) (dalam Ody Yustianwan 2016) yaitu:

1. Pengenalan Kebutuhan

Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen

untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang

timbul, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana

masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk

tertentu ini.

2. Pencarian Informasi

Pada umumnya konsumen menerima sebagian besar

informasi tentang sebuah produk dari sumber komersial

atau sumber yang dikendalikan oleh pemasar. Sumber

komersial biasanya hanya memberitahu pembeli, tetapi

sumber yang paling efektif cenderung pribadi karena

sumber pribadi melegitimasi atau mengevaluasi produk

untuk pembeli.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus mempelajari pembeli untuk

menemukan bagaimana cara mereka sebenarnya dalam

mengevaluasi pilihan merek. Jika konsumen tahu proses


33

evaluasi apa yang berlangsung, maka pemasar dapat

mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan

pembeli.

4. Keputusan Pembelian

Pada umumnya keputusan pembelian konsumen

adalah membeli merek yang paling disukai tetapi dua

faktor bisa berada antara riset pembelian dan keputusan

pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain

sedangkan faktor kedua adalah faktor situasional yang

tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat

pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan,

harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun,

kejadian tak terduga bisa mengubah niat pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk

telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan

merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku

pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar.

Apa yang menentukan kepuasan atau ketidakpuasan

pembelian adalah terletak pada hubungan antara

ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika

produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa.

Jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas. Jika


34

produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas.

Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja

semakin besar pula ketidakpuasan konsumen. Hal ini

menunjukkan bahwa penjual hanya boleh menjanjikan apa

yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli

terpuaskan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller, (2007:262) faktor yang

mempengaruhi tingkah laku konsumen itu sendiri adalah budaya,

sosial, pribadi, dan psikologis.

A. Faktor Budayaan

1. Budaya (culture) adalah kumpulan persepsi, keinginan,

nilai dasar dan perilaku yang dipelajari oleh mayoritas

anggota masyarakat dari keluarga dan organisasi penting

lainnya.

2. Subbudaya (subculture) adalah kelompok masyarakat

yang berbagi sistem nilai berdasarkan pengalaman hidup

seseorangatau situasi yang umum terjadi.

3. Kelas sosial (social class) adalah pembagian yang relatif

berjenjang dalam masyarakat dimana anggotanya mampu

berbagi nilai, minat dan perilaku yang sama.


35

B. Faktor Sosial

1. Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berintraksi

untuk dapat meraih tujuan pribadi atau tujuan bersama.

2. Keluarga adalah organisasi pembelian pelanggan yang

paling penting di dalam masyarakat, seperti suami, istri

dan anak-anak.

3. Peran dan status, mempunyai arti bahwa peran terdiri dari

kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang yang

ada di sekitarnya. Setiap peran membawa status yang

menghasilkan penghargaan yang diberikan oleh

masyarakat.

C. Faktor Pribadi

1. Usia dan tahap siklus hidup, perilaku pembelian juga

dibentuk melalui siklus hidup keluarga tengang tahapan

yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan

kedewasaanya. Dari usia belia, usia pertengahan dan usia

dewasa.

2. Pekerjaan, maksudnya pekerjaan seseorang dapat

mempengaruhi barang dan jasa yang akan mereka beli.

3. Situasi ekonomi, maksudnya situasi ekonomi seseorang

pada saat itu, dapat mempengaruhi barang dan jasa yang

akan mereka beli.


36

4. Gaya hidup (lifestyle) adalah pola kehidupan seseorang

yang diwujudkan dalam perilakunya dalam kegiatan

sehari-hari. Gaya hidup yang dimaksud mengenai

aktivitas, minat dan opini.

5. Kepribadian dan konsep diri, kepribadian (personality)

berdampak pada karakteristik psikologi seseorang yang

menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan

lama terhadap lingkungan seseorang itu sendiri.

D. Faktor Psikologis

1. Motivasi adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang

mendorong seseorang untuk dapat mencari kepuasan atas

kebutuhan seseorang tersebut.

2. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih,

mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk

membentuk sebuah gambaran dunia yang berarti.

3. Pembelajaran, maksudnya adalah perubahan dalam

perilaku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.

4. Keyakinan dan sikap, keyakinan adalah suatu pemikiran

deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.

Sedangkan sikap adalah perasaan, evaluasi dan tendensi

yang relatif konsisten dari seseorang terhadap sebuah

objek atau ide.

3. Indikator Keputusan Pembelian


37

Menurut Kotler dan Lane (dalam Hidayat, dkk (2019:9))

indikator keputusan pembelian yaitu:

1. Pencarian Informasi.

2. Keputusan Pembelian.

3. Perilaku Pasca pembelian.

2.2. Hipotesis

Berdasaran landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka selanjutnya

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. H1: Diduga Flash sale berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE Nusantara

Sangatta.

2. H2: Diduga Trust berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta.

3. H3: Diduga Flash sale dan Trust berpengaruh terhadap keputusan

pembelian pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE

Nusantara Sangatta.
38

2.3. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel-variabel yang telah

dijadikan sebagai landasan dari teori penelitian. Variabel X 1 dari penelitian

ini adalah Flash Sale (Promosi penjualan), variabel X2 dari penelitian ini

adalah Trust (Kepercayaan), dan variabel Y dari penelitian ini yaitu

Keputusan Pembelian. Peneliti menggambarkan kerangka berpikir dari

penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir

(X1)
Flash Sale (Promosi
Penjualan)

(Y)
Keputusan
Pembelian

(X2)
Trust (Kepercayaan)
39

Sumber: Data diolah Peneliti (2022)

2.4. Definisi Konsepsional

Definisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Flash Sale (Promosi Penjualan) (X1)

Menurut Agrawal dan Sareen (Zakiyyah: 2018), penjualan singkat

atau flash sales, merupakan bagian dari promosi penjualan yang

memberi pelanggannya penawaran khusus atau diskon untuk produk

tertentu dalam waktu yang terbatas.

2. Trust (X2)

Menurut Mowen dan Minor, kepercayaan konsumen sebagai semua

pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen, dan semua kesimpulan

yang dibuat oleh konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya.


40

Secara umum definisi kepercayaan berkenaan dengan adanya

kepercayaan oleh pihak pertama kepada pihak kedua, bahwa pihak

kedua akan berperilaku yang menyebabkan mendatangkan hasil yang

positif kepada pihak pertama.

3. Keputusan Pembelian (Y)

Menurut Kotler 2007 (dalam Aditya Ardha Anggi. P) keputusan

pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli

dimana konsumen benar-benar akan membeli. Keputusan pembelian

(purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan, dimulai dari April s/d Juni

2022. Peneliti memutuskan untuk menyebarkan kuesioner penelitian ini

melalui google form dan akan disebarkan kepada mahasiswa pengguna

aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi yaitu sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai

bahan penelitian (penelaahan) dengan ciri mempunyai karakteristik

yang sama (Andi Supangat 2007:3). Sedangkan, menurut Sugiyono

(2014:117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa STIE Nusantara

Sangatta yang meliputi mahasiswa di Program Studi Manajemen yang

menjadi konsumen atau pengguna marketplace Shopee.

41
42

Populasi ditentukan berdasarkan 4 Angkatan di Program Studi

Manajemen dengan kategori jumlah mahasiswa, yaitu :

Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa Program Studi Manajemen STIE Nusantara
Sangatta
Angkatan/Tahun Jumlah Mahasiswa
2018 119 Orang
2019 126 Orang
2020 121 Orang
2021 187 Orang
Jumlah 553 Orang
Sumber: Bagian Sistem Informasi STIE Nusantara Sangatta (2022)

Sedangkan populasi pada mahasiswa STIE Nusantara Sangatta di

Program Studi Manajemen yang menggunakan aplikasi Shopee

jumlahnya tidak dapat diketahui dan termasuk dalam kategori

populasi tak terhingga. Populasi tak terhingga adalah populasi yang

mempunyai sumber data yang tidak dapat ditentukan batasannya

secara kuantitatif. Oleh sebab itu besar populasi tak terhingga hanya

dapat dijelaskan secara kualitatif (Burhan Bungin 2009:99).

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono,2015:83). Sampel yang diambil dari populasi

harus benar-benar representatif (mewakili) dari populasi karena

kesimpulan yang ditarik akan diberlakukan untuk populasi. Teknik

pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik nonprobability sampling dimana peneliti tidak memberikan


43

kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Dalam menentukan sampel, peneliti

menggunakan teknik purposive sampling, yang berarti untuk menjadi

sampel suatu anggota populasi haruslah memenuhi syarat atau kriteria

tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun kriteria sampel

yang telah ditetapkan peneliti, antara lain:

1. Mahasiswa STIE Nusantara Sangatta.

2. Berusia minimal 17 tahun.

3. Menggunakan Aplikasi Shopee.

4. Pernah melakukan pembelian di Shopee minimal 2 kali.

Dalam Penelitian ini, peneliti akan mengambil sampel mahasiswa

dari Program Studi Manajemen yang ada di STIE Nusantara Sangatta.

Peneliti menetapkan bahwa jumlah sampel tidak diketahui karena

tidak pernah dilakukan pengukuran mengenai jumlah mahasiswa yang

menggunakan aplikasi Shopee di STIE Nusantara Sangatta

sebelumnya. oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa jumlah populasi

sangat banyak dan sampel yang akan diambil ditentukan dengan

menggunakan rumus Purba (Arianto & Patilaya: 2018), yaitu:

Keterangan :

n = Ukuran sampel

Z = 1,96 score pada signifikan tertentu (derajat keyakinan


44

ditentukan 95%)

Moe = Margin of Error, tingkat kesalahan maksimum adalah

10%

Maka ukuran sampel yang diperoleh, yaitu:

Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 96 responden namun peneliti

memutuskan untuk membulatkan menjadi 100 responden sehingga

lebih memudahkan perhitungan.

3.2.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

beberapa teknik sampling yang digunakan (Sugiyono,2018:80).

Sebuah penelitian yang termasuk dalam ukuran layak untuk diteliti

harus memiliki sampel sejumlah 30–500 responden (Sugiyono,2012).

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik nonprobability sampling dimana peneliti tidak

memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dalam menentukan sampel,

peneliti menggunakan teknik purposive sampling, yang berarti untuk

menjadi sampel suatu anggota populasi haruslah memenuhi syarat

atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.


45

3.3. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terhubung, yaitu variabel

bebas, Flash sale sebagai (X1), Trust (X2), dan variabel terikat yaitu

Keputusan Pembelian (Y).

Tabel 3.2

Definisi Operasional

Skala
Variabel Definisi Indikator
Ukur
Flash sale Menurut Agrawal dan Sareen Frekuensi Promosi Likert
(Promosi (Zakiyyah: 2018), penjualan Kualitas Promosi Likert
Penjualan) singkat atau flash sales, Waktu Promosi Likert
(X1) merupakan bagian dari Ketepatan atau Likert
promosi penjualan yang kesesuaian sasaran
memberi pelanggannya promosi
penawaran khusus atau
diskon untuk produk tertentu
dalam waktu yang terbatas.
Trust (X2) Menurut Mowen dan Minor Kemampuan Likert
dalam Donni Juni Kebaikan Hati Likert
(2017,p.116), kepercayaan Integritas (Mayer, Likert
konsumen sebagai semua Davis, & Schoorman,
pengetahuan yang dimiliki 2014).
oleh konsumen, dan semua
kesimpulan yang dibuat oleh
konsumen tentang objek,
atribut, dan manfaatnya.
46

Keputusan Menurut Kotler 2007 (dalam Pencarian Informasi Likert


Pembelian Aditya Ardha Anggi. P)
(Y) keputusan pembelian adalah
tahap dalam proses Keputusan Pembelian Likert
pengambilan keputusan
pembeli dimana konsumen
benar-benar akan membeli. Perilaku Pasca Likert
Pembelian

Sumber: Data diolah peneliti (2022)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data Primer

Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner melalui google

form yang akan dibagikan kepada mahasiswa pengguna aplikasi

Shopee di STIE Nusantara Sangatta.

2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh melalui studi kepustakaan, penelitian terdahulu, dan data-

data yang didapat melalui internet.

Dalam penelitian ini skala pengukuran variabel yang digunakan untuk

mengetahui skor atau nilai dari tiap pernyataan adalah skala likert. Skala

likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang


47

atau kelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Skala likert bisa 3, 4, 5,

6, 7, skala tergantung kebutuhan (Situmorang dan Lufti, 2012:6).

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. kemudian indikator tersebut dijasikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan. Dalam penentuan skor, penulis menggunakan alat pengukuran

yang akan ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.3
Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor


1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RG) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono, (2006: 86-87)

3.5. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.5.1. Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan untuk menguji pernyataan dalam

kuesioner atau angket yang telah dibuat sebelumnya oleh penulis

dalam meneliti pengaruh flash sale dan trust terhadap keputusan

pembelian pada mahasiswa pengguna aplikasi Shopee di STIE

Nusantara Sangatta. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui

kelayakan instrumen tersebut sehingga dapat digunakan sebagai


48

instrumen dalam penelitian. Uji instrumen dilakukan melalui uji

validitas dan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari

instrumen untuk mengukur secara aktual apa yang seharusnya

diukur dan tidak ada kesalahan dalam penarikan kesimpulan dari

data. Instrumen dikatakan valid (sahih) apabila instrumen tersebut

bisa mengukur apa yang hendak diukur. Nilai rtabel pada ɑ = 0,05

dengan derajat bebas df = n-2 = 98 pada uji dua arah adalah

sebesar 0,1966 (didapat dari r tabel). Korelasi produk momen

(Moment Product Correlation/ Pearson Correlation) merupakan

metode yang sering digunakan untuk memberikan penilaian

validitas kuesioner dengan cara membandingkan skor tiap butir

pernyataan dengan skor total.

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ √ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi (rhitung)

x = Skor Variabel Independen

y = Skor Variabel Dependen


49

xy = Hasil Kali Skor Butir Dengan Skor Total

n = Jumlah Responden

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

program Software Statistic. Menurut Rusman (2015:37,40)

pengujian validitas dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Apabila rhitung > rtabel maka instrumen valid, begitupula

sebaliknya.

2. Apabila probabilitas (sig) < 0,05 maka instrumen valid, jika

sebaliknya tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2018:45) reliabilitas sebenarnya adalah

alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas

digunakan untuk mengukur konsistensi hasil pengukuran dari

kuesioner dalam penggunaan yang berulang. Jawaban responden

terhadap pertanyaan dikatakan reliabel jika masing-masing

pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh

acak.

Dalam mencari reliabilitas dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknis Cronbach Alpha untuk menguji reliabilitas,

alat ukur yaitu kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengetahuan


50

auditor serta audit judgment. Dengan kriteria pengambilan

keputusan sebagaimana dinyatakan oleh Ghozali (2018:46), yaitu

jika koefisien Cronbach Alpha > 0,70 maka pertanyaan

dinyatakan andal atau suatu konstruk maupun variabel dinyatakan

reliabel. Sebaliknya, jika koefisien Cronbach Alpha < 0,70 maka

pertanyaan dinyatakan tidak andal. Perhitungan reliabilitas

formulasi Cronbach Alpha ini dilakukan dengan bantuan program

IBM SPSS 25. Jika dibuat dalam bentuk tabel maka akan menjadi

seperti berikut:

Tabel 3.4
Tingkat Reliabilitas
Koefisien Reabilitas Kriteria
> 0,9 Sangat Reliabel

0,7 – 0,9 Reliabel

0,4 – 0,7 Cukup Reliabel

0,2 – 0,4 Kurang Reliabel

< 0,2 Tidak Reliabel

Sumber: Imam Ghozali (2018)

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah pada suatu

model regresi, suatu variabel independen dan variabel dependen

ataupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak normal

dengan tujuan apakah jumlah sampel yang diambil tersebut sudah

representative atau belum sehingga kesimpulan penelitian yang


51

diambil dari sejumlah sampel bisa dipertanggung jawabkan.

Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka

hasil uji statistik akan mengalami penurunan. Teknik yang

digunakan yaitu dengan analisis Kolmogorov-Smirnov, grafik

histogram, dan grafik P P-Plot. Kriteria uji normalitas, yaitu:

a. Apabila nilai Signifikansi (Sig.) < 0,05 berarti

distribusi sampel tidak normal.

b. Apabila nilai Signifikansi (Sig.) > 0,05 berarti

distribusi sampel adalah normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan atau

menguji ada tidaknya interkolerasi (hubungan yang kuat) antar

variabel bebas (independen). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda yang berarti akan

memengaruhi variabel terikatnya (dependen). Pendugaan tersebut

akan dapat dipertanggung-jawabkan apabila tidak terjadinya

interkolerasi (multikolinearitas) di antara variabel-variabel

independen.

Adanya hubungan linear antarvariabel independen akan

mengakibatkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependennya.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi interkolerasi

diantara variabel independen (tidak adanya multikolinearitas).


52

Untuk menguji multikolinearitas adalah dengan menggunakan

metode Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) masing-

masing variabel independen.

a. Jika nilai Tolerance lebih besar > 0,10 maka dapat

disimpulkan data bebas dari gejala multikolinearitas.

b. Jika nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan data bebas

dari gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui

apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua

pengamatan. Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas

ini tidak terpenuhi, maka akan berakibat pada sebuah keraguan

atau ketidakakuratan pada suatu hasil analisis regresi yang

dilakukan. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi

gejala heteroskedastisitas.

3.5.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2017:275) analisis regresi linear berganda

digunakan oleh peneliti, apabila peneliti meramalkan bagaimana naik

turunnya keadaan variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih

variabel independen sebagai faktor predictor dinaik turunkan nilainya

(dimanipulasi). Regresi linear berganda (multiple linear regression)

merupakan perluasan dari regresi linear sederhana, dimana terdapat

satu respon variabel (dependen) dengan lebih dari satu predictor


53

variabel. dengan kata lain, analisis regresi linear berganda digunakan

untuk menguji hubungan antara satu variabel dependen dengan dua

atau lebih variabel independen. Adapun untuk memperoleh hasil dari

model regresi linear berganda adalah sebagai berikut :

Y = ɑ + ß1 X1 + ß2 X2 + e

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

ß1 ß2 = Koefesien Regresi

X1 = Flash Sale (Promosi Penjualan)

X2 = Trust (Kepercayaan)

e = Standar Error

3.5.4. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen secara parsial atau pengaruh antar tiap variabel

independen terhadap variabel dependen apakah berpengaruh

secara signifikan atau tidak. Tingkat signifikansi yang digunakan

sebesar 5% atau sebesar 0,05 (two tailed test) dengan derajat

bebas

df = n-k = 97, maka dapat diperoleh nilai ttabel sebesar 1,984

(didapat dari T tabel). Pengambilan keputusan pada Uji T


54

didasarkan oleh:

1. Thitung < Ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat atau H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Thitung > Ttabel maka variabel bebas berpengaruh terhadap

variabel terikat atau H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Apabila probabilitas (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak

4. Apabila probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima.

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh

variabel secara keseluruhan terhadap variabel dependen dan

dilakukan untuk menggetahui pengaruh tersebut secara signifikan.

Pengambilan keputusan pada uji F didasarkan oleh:

1. Apabila Fhitung > Ftabel maka variabel bebas (X) berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y), maka H0 ditolak. Begitu pula

sebaliknya sehingga H0 diterima.

2. Apabila signifikansi (sig.) < 0.05 maka H0 ditolak atau

signifikan, sebaliknya H0 diterima.

3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independent atau

predictor yang digunakan. Range nilai dari R2 adalah 0 sampai 1

(0 ≤ R2 ≤ 1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau

variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya


55

semakin mendekati satu model semakin baik (Situmorang &

Lufti, 2012:154).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Aplikasi Shopee

a. Company Profile

Nama Perusahaan : Shopee

Perusahaan Induk : Sea Limited

Tahun Pendirian : 2015

Markas : Singapura

Sektor : Perdagangan Elektronik

Pendiri : Forrest Li

Tokoh Penting : Forrest Li dan Chris Feng

Wilayah Operasi : Asia Tenggara dan Taiwan

Website : www.shopee.co.id

Alamat : Pacific Century Place Tower Lt. 26 SCBD

(Sudirman Central Business District) Lot 10, Jl. Jend. Sudirman

No.52-53, RT.5/RW.3, Senayan, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12190

56
57

Shopee mulai memasuki pasar Indonesia pada Desember

2015. Dibandingkan dengan kompetitor seperti Tokopedia,

BukaLapak, OLX, Shopee bisa dibilang pendatang baru di pasar

ini. Shopee didirikan oleh Chris Feng, lulusan terbaik University of

Singapore. Shopee percaya bahwa belanja online harus dapat

diakses dan menyenangkan. Berkantor pusat di Singapura, Shopee

adalah bagian dari Sea Company, sebuah platform yang

disesuaikan dengan kebutuhan pasar Asia Tenggara, menyediakan

pelanggan dengan pengalaman belanja online yang sederhana,

aman dan fleksibel melalui sistem pembayaran yang kuat dan

sistem dukungan logistik Diluncurkan sejak 2015 Sejak saat itu ,

Shopee telah memperluas bisnisnya ke Malaysia, Thailand,

Taiwan, Indonesia, Vietnam dan Filipina.

Kantor Shopee di Indonesia berkantor pusat di Wisma 77

Tower 2 Lantai 11, Jl. Letjen S. Parman Kav. 77 Slipi, Palmerah,

Jakarta Barat. Shopee merupakan aplikasi online marketplace

untuk jual beli di ponsel dengan mudah dan cepat. Shopee

menawarkan berbagai variasi produk-produk mulai dari produk

fashion sampai dengan produk untuk kebutuhan sehari-hari.

Shopee hadir dalam bentuk aplikasi mobile untuk memudahkan

penggunanya dalam melakukan kegiatan jual beli online tanpa

harus membuka website melalui perangkat komputer. Shopee hadir

di Indonesia untuk membawa pengalaman berbelanja baru. Shopee


58

memfasilitasi penjual untuk berjualan dengan mudah serta

membekali pembeli dengan proses pembayaran yang aman dan

pengaturan logistik yang terintegrasi. Saat ini, angka unduhan

Shopee telah mencapai 100 juta lebih unduhan di Google Play

Store.

Sasaran pengguna Shopee adalah kalangan muda yang saat

ini terbiasa melakukan kegiatan dengan bantuan smartphone

termasuk kegiatan berbelanja. Untuk itu Shopee hadir dalam

bentuk aplikasi mobile guna untuk menunjang kegiatan berbelanja

yang mudah dan cepat. Shopee Indonesia sebagai sarana jual beli

online yang menyediakan berbagai produk untuk menunjang

kebutuhan sehari-hari yang mencakup fashion, gadget, kosmetik,

alat elektronik, perlengkapan olahraga, perlengkapan rumah, hobi

dan koleksi, fotografi, otomotif, makanan dan minuman, souvenir

dan pesta, hingga voucher belanja.

4.1.2. Logo Shopee

Gambar 4.1 Logo Shopee


59

Sumber : Shopee.co.id (2022)

4.1.3. Visi & Misi Shopee

Shopee hadir di Indonesia dengan tujuan untuk mendorong

pertumbuhan e-commerce dengan berbagai jenis penawaran yang

dihadirkan. Shopee hadir sebagai mobile marketplace dengan visi dan

misi sebagai berikut.

1. Visi

“Menjadi mobile marketplace nomor 1 di Indonesia”

2. Misi

“Mengembangkan jiwa kewirasusahaan bagi para penjual di

Indonesia”

4.2. Penyajian Data Penelitian

4.2.1. Deskripsi Identitas Responden

Identitas responden yang terdapat pada penelitian ini meliputi jenis

kelamin, usia, penghasilan/ uang saku per bulan, dan berapa kali

melakukan pembelian di Shopee. Identitas responden yang diperoleh

oleh peneliti sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelaminnya, responden dalam penelitian ini

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil

analisis data untuk jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel

berikut.
60

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
.
1. Laki-Laki 40 40%
2. Perempuan 60 60%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas

pengguna Shopee di STIE Nusantara Sangatta adalah mahasiswa

berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen

perempuan memiliki minat lebih tinggi dalam berbelanja di Shopee

karena umumnya perempuan memiliki kebutuhan yang lebih banyak

dibandingkan laki-laki dan lebih mudah tergoda oleh penawaran

menarik seperti diskon sehingga lebih memungkinkan melakukan

pembelian.

2. Usia Responden

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan usia dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)


.
1. 17 – 20 Tahun 43 43%
2. 21 – 24 Tahun 48 48%
61

3. 25 – 28 Tahun 3 3%
4. > 29 Tahun 6 6%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa responden

terbanyak berasal dari usia 21-24 tahun. Hal ini dapat disebabkan

karena semakin dewasanya seseorang, maka kebutuhannya akan

semakin banyak dan untuk melengkapi kebutuhan tersebut mahasiswa

dari usia 21-24 tahun biasanya lebih memilih berbelanja online karena

lebih efesien dari segi waktu dan biaya daripada berbelanja offline.

3. Penghasilan / Uang Saku Per Bulan

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan penghasilan /

uang saku per bulan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan / Uang Saku Per Bulan

No Penghasilan/ Uang Saku Jumlah Persentase (%)


.
1. < Rp. 500.000 23 23%
2. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 39 39%
3. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 15 15%
4. > Rp. 2.000.000 23 23%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa 39% atau sebanyak 39

orang responden menjawab memiliki penghasilan/ uang saku Rp.

500.000 – Rp. 1.000.000 /bulan. Mayoritas responden menjawab


62

demikian karena status mereka yang masih mahasiswa dan masih

mengandalkan uang saku dari orang tua mereka.

4. Frekuensi Pembelian

Data mengenai karakteristik responden berdasarkan berapa kali

melakukan pembelian di Shopee dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan Berapa Kali Melakukan Pembelian di


Shopee

No Pembelian Jumlah Persentase (%)


.
1. 2 Kali 21 21%
2. 3 – 5 Kali 38 38%
3. > 10 Kali 41 41%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden sebanyak 41% menjawab pernah melakukan pembelian lebih

dari 10 kali di Shopee. Peneliti menganggap responden yang melakukan

pembelian lebih dari 2 kali memenuhi syarat untuk mengisi kuesioner

karena telah sering berbelanja di Shopee sehingga responden secara

otomatis dianggap mengingat promosi yang dilakukan oleh Shopee.

4.2.2. Variabel Flash Sale (X1)

Dalam mengukur variabel Flash sale, peneliti menggunakan 4

indikator, yaitu frekuensi promosi, kualitas promosi, waktu promosi,

dan ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi. Berikut ini akan


63

disajikan tabel-tabel pendistribusian dari pernyataan yang peneliti

ajukan kepada 100 responden.

1. Frekuensi Promosi

Frekuensi promosi menunjukkan seberapa sering suatu promosi

dilakukan sehingga dapat meninggalkan kesan dan mencapai kesadaran

tertentu dibenak konsumen. Berikut ini merupakan tabel distribusi data

untuk pernyataan mengenai frekuensi promosi.

Tabel 4.5
Jawaban Responden Tentang Shopee sering mengadakan Flash Sale secara
besar-besaran pada beberapa tanggal tertentu setiap tahunnya (seperti 6.6,
9.9, dan 12.12)

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 76 76%
2. Setuju 19 19%
3. Netral 4 4%
4. Tidak Setuju 1 1%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 76

responden dengan persentase 76% menyatakan sangat setuju, 19%

responden menyatakan setuju, 4% responden menyatakan netral, dan

1% responden menyatakan tidak setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden menyetujui bahwa Shopee

sering selakukan promosi (flash sale) pada tanggal-tanggal unik. Hal ini
64

membuktikan bahwa responden sudah terekspos oleh pesan iklan yang

memasarkan program promosi tersebut karena sudah sering mendengar

dan melihat program promosi tesebut.

2. Kualitas Promosi

Kualitas promosi menunjukkan seberapa baik suatu promosi

dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan tabel distribusi data

untuk pernyataan mengenai kualitas promosi.

Tabel 4.6
Jawaban Responden Tentang Flash Sale yang dilakukan oleh Shopee
membuat saya tertarik untuk melakukan transaksi di Shopee

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 31 31%
2. Setuju 54 54%
3. Netral 11 11%
4. Tidak Setuju 4 4%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa

sebanyak 54 orang responden dengan persentase 54% menyetujui

bahwa program flash sale yang dilakukan oleh Shopee membuat

mereka tertarik untuk mulai melakukan transaksi di Shopee. Dari data


65

tersebut dapat disimpulkan bahwa program flash sale yang dilakukan

oleh Shopee terbukti dapat menarik konsumen untuk berbelanja pada

aplikasi mereka.

3. Waktu Promosi

Waktu promosi menunjukkan seberapa lamanya atau tenggang waktu

suatu promosi dilakukan untuk menarik minat konsumen. Berikut ini

merupakan tabel distribusi data mengenai pernyataan waktu promosi.

Tabel 4.7

Jawaban Responden Tentang Saya merasa Flash Sale yang diadakan oleh
Shopee berlangsung di waktu yang sangat tepat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


.
1. Sangat Setuju 23 23%
2. Setuju 52 52%
3. Netral 19 19%
4. Tidak Setuju 5 5%
5. Sangat Tidak Setuju 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebanyak 52 orang responden

dengan persentase 52% menyatakan setuju atas pernyataan yang


66

diberikan. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa program

flash sale yang diadakan berlangsung di waktu yang sangat tepat.

Karena flash sale selalu berlangsung di setiap awal bulan seperti 1.1,

2.2, 3,3 hingga 12,12 sehingga menarik minat pembeli,

4. Ketepatan atau Kesesuaian Sasaran Promosi

Ketepatan atau kesesuaian sasaran konsumen dilakukan oleh

perusahaan untuk dapat menjangkau pasar sasaran/ target pasar yang

mereka inginkan. Berikut ini disajikan tabel distribusi data dari

pernyataan ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi.

Tabel 4.8

Jawaban Responden Tentang Saya merasa program Flash Sale membuat

saya lebih sering berbelanja di Shopee daripada di marketplace lainnya

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 32 32%
2. Setuju 48 48%
3. Netral 14 14%
4. Tidak Setuju 6 6%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak 32%

responden sangat setuju dan sebanyak 48% responden setuju atas

pernyataan yang diberikan. Dilihat dari hal ini maka dapat disimpulkan

bahwa program flash sale yang dilakukan oleh Shopee berhasil


67

membawa konsumen untuk lebih sering berbelanja di aplikasi mereka

dibandingkan berbelanja di aplikasi pesaing.

4.2.3. Variabel Trust (X2)

1. Kemampuan

Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik

penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah

yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan,

melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain.

Berikut ini merupakan tabel distribusi data untuk pernyataan mengenai

Kemampuan.

Tabel 4.9

Jawaban Responden Tentang Saya percaya Shopee merupakan Aplikasi

belanja online yang memiliki kompetensi bisnis yang baik

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 48 48%
2. Setuju 36 36%
3. Netral 14 14%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 48 orang responden

atau sebanyak 48% dari total 100 responden yang mengisi kuesioner

menyatakan sangat setuju atas pernyataan yang diberikan. Hal ini


68

menunjukkan bahwa responden percaya Shopee merupakan aplikasi

belanja online yang memiliki kompetensi yang baik.

2. Kebaikan hati

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan

kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen.

Berikut ini merupakan tabel distribusi data untuk pernyataan mengenai

Kebaikan hati.

Tabel 4.10

Jawaban Responden Tentang Penjual online di aplikasi Shopee selalu

berusaha memuaskan kebutuhan konsumen

No
Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
.
1. Sangat Setuju 15 15%
2. Setuju 65 65%
3. Netral 18 18%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan data dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa jawaban

terbanyak berada di kategori setuju yang menunjukkan bahwa sebanyak

65 orang responden menyetujui pernyataan yang diberikan oleh peneliti

yang artinya mayoritas responden merasa Penjual online di aplikasi


69

Shopee selalu berusaha memuaskan kebutuhan konsumen, seperti

adanya sistem pemilihan variasi pada barang yang akan dijual di

Shopee sehingga memuaskan konsumen untuk memilih barang yang

bervariatif.

3. Integritas

Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan

penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada

konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk

yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak. Berikut ini merupakan

tabel distribusi data untuk pernyataan mengenai Integritas.

Tabel 4.11

Jawaban Responden Tentang Saya percaya Shopee memberikan informasi

yang benar tentang produk

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


.
1. Sangat Setuju 30 30%
2. Setuju 43 43%
3. Netral 25 25%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebanyak 43 orang responden

setuju dengan pernyataan yang diberikan yang artinya mayoritas


70

responden merasa percaya Shopee memberikan informasi yang benar

tentang produk yang akan dijual.

4.2.4. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

1. Pencarian Informasi

Pada umumnya konsumen menerima sebagian besar informasi

tentang sebuah produk dari sumber komersial atau sumber yang

dikendalikan oleh pemasar. Sumber komersial biasanya hanya

memberitahu pembeli, tetapi sumber yang paling efektif cenderung

pribadi karena sumber pribadi melegitimasi atau mengevaluasi produk

untuk pembeli. Berikut ini merupakan tabel distribusi data untuk

pernyataan mengenai Pencarian Informasi.

Tabel 4.12

Jawaban Responden Tentang Mencari informasi tentang keunggulan

aplikasi Shopee melalui keluarga, teman dan sosial media

No
Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)
.
1. Sangat Setuju 18 18%
2. Setuju 61 61%
3. Netral 19 19%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)
71

Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa sebanyak 18 orang responden

menjawab sangat setuju dan 61 orang responden menjawab setuju

dengan pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Mayoritas responden

merasa bahwa mereka mencari informasi tentang keunggulan aplikasi

Shopee melalui keluarga, teman, dan sosial media. Sebanyak 19 orang

menjawab netral dan sisanya menjawab tidak setuju. Responden yang

memilih jawaban tersebut mungkin memiliki faktor lain seperti mereka

tidak mencari informasi keunggulan aplikasi Shopee melalui keluarga

dan teman tetapi mengetahui informasi Shopee langsung dari iklan yang

ada dari TV ataupun di Internet.

2. Keputusan Pembelian

Pada umumnya keputusan pembelian konsumen adalah membeli

merek yang paling disukai tetapi dua faktor bisa berada antara riset

pembelian dan keputusan pembelian. Berikut ini merupakan tabel

distribusi data untuk pernyataan mengenai Keputusan Pembelian.

Tabel 4.13

Jawaban Responden Tentang Memutuskan Membeli di Shopee Karena

Shopee menjual produk sesuai dengan kebutuhan

No. Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


1. Sangat Setuju 53 53%
2. Setuju 32 32%
3. Netral 13 13%
4. Tidak Setuju 2 2%
5. Sangat Tidak Setuju - -
72

Total 100 100%


Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa sebanyak 53 orang responden

(53%) menjawab sangat setuju terhadap penyataan yang diberikan oleh

peneliti. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbukti memutuskan

membeli di Shopee karena Shopee menjual produk sesuai dengan

kebutuhan seperti baju, sepatu, celana, makanan (Shopee Food), hingga

bahan pokok sembako.

3. Perilaku Pasca Pembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli.

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas

dan terlibat dalam perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan

oleh pemasar. Apa yang menentukan kepuasan atau ketidakpuasan

pembelian adalah terletak pada hubungan antara ekspektasi konsumen

dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi,

konsumen kecewa. Jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas.

Jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. Berikut ini

merupakan tabel distribusi data untuk pernyataan mengenai Perilaku

Pasca Pembelian.

Tabel 4.14

Jawaban Responden Tentang Merasa puas memilih aplikasi Shopee sebagai

tempat berbelanja secara online

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)


73

.
1. Sangat Setuju 43 43%
2. Setuju 46 46%
3. Netral 11 11%
4. Tidak Setuju - -
5. Sangat Tidak Setuju - -
Total 100 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa sebanyak 43 responden

menjawab sangat setuju dan 46 responden menjawab setuju dengan

pernyataan yang diberikan. Mayoritas responden menyetujui bahwa

mereka merasa puas memilih aplikasi Shopee sebagai tempat berbelanja

secara online. Dari kepuasan tersebut akan memungkinkan untuk

konsumen kembali melakukan pembelian lagi pada aplikasi Shopee.

4.3. Analisis Data

4.3.1. Uji Instrumen

4.3.1.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah salah satu uji instrumen yang

digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Pada penelitian ini, peneliti menyebar kuesioner

kepada 100 orang responden. Untuk mengetahui validitas


74

setiap item pernyataan dalam penelitian ini dapat dilihat

berdasarkan kolom rhitung dan rtabel. Apabila nilai rhitung > rtabel

maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Nilai rtabel pada ɑ =

0,05 dengan derajat bebas df = n-2 = 98 pada uji dua arah

adalah sebesar 0,196.

1. Uji Validitas Flash Sale (X1)

Uji validitas kuesioner untuk variabel flash sale (X1) dalam

penelitian ini dlakukan kepada 100 orang responden dengan df

sebanyak 98 responden dan rtabel sebesar 0,196. Hasil uji

validitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15

Uji Validitas Flash Sale (X1)

No Keterangan
Pernyataan rhitung rtabel
.

Shopee sering mengadakan flash 0.196

sale secara besar-besaran pada

1. beberapa tanggal tertentu setiap 0.590 Valid

tahunnya (seperti 6.6, 9.9, dan

12.12).

Flash sale yang diadakan oleh

2. Shopee membuat saya tertarik untuk 0.851 Valid

melakukan transaksi di Shopee.

3. Saya merasa flash sale yang 0.787 Valid


75

dilakukan oleh Shopee berlangsung

diwaktu yang sangat tepat.

Saya merasa program flash sale

membuat saya lebih sering


4. 0.862 Valid
berbelanja di Shopee daripada di

marketplace lainnya.

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan

variabel Flash Sale (X1) memiliki nilai rhitung lebih besar dari

nilai rtabel, yaitu 0.196. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa 4 (empat) butir pernyataan pada variabel

Flash Sale (X1) tersebut dinyatakan valid dan sudah layak

dijadikan pengukuran variabel penelitian.

2. Uji Validitas Trust (X2)

Uji validitas kuesioner untuk variabel Trust (X2) dalam

penelitian ini dilakukan kepada 100 responden dengan degree

of freedom (df) sebanyak 98 responden. Hasil uji validitas

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16

Uji Validitas Trust (X2)


76

No Keterangan
Pernyataan rhitung rtabel
.

Saya percaya Shopee merupakan

Aplikasi belanja online yang


1. 0.831 Valid
memiliki kompetensi bisnis yang

baik.

Penjual online di aplikasi Shopee


0.196
2. selalu berusaha memuaskan 0.748 Valid

kebutuhan konsumen.

Saya percaya Shopee memberikan

3. informasi yang benar tentang 0.852 Valid

produk.

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan

variabel Trust (X2) memiliki nilai rhitung lebih besar dari nilai

rtabel, yaitu 0,196. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa 3 (tiga) butir pernyataan pada variabel

Trust (X2) tersebut dinyatakan valid dan sudah layak dijadikan

pengukuran variabel penelitian.

3. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Uji validitas kuesioner untuk variabel Keputusan Pembelian

(Y) dalam penelitian ini dlakukan kepada 100 orang responden


77

dengan df sebanyak 98 responden dan rtabel sebesar 0,196.

Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17

Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

No Keterangan
Pernyataan rhitung rtabel
.

Mencari informasi tentang

1. keunggulan aplikasi Shopee melalui 0.813 Valid

keluarga, teman dan sosial media.

Memutuskan Membeli di Shopee

2. Karena Shopee menjual produk 0.876 0.196 Valid

sesuai dengan kebutuhan.

Merasa puas memilih aplikasi

3. Shopee sebagai tempat berbelanja 0.845 Valid

secara online.

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan

variabel Keputusan Pembelian (Y) memiliki nilai r hitung lebih

besar dari nilai rtabel, yaitu 0,196. Berdasarkan hal tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa 3 (tiga) butir pernyataan pada

variable Keputusan Pembelian (Y) tersebut dinyatakan valid

dan sudah layak dijadikan pengukuran variabel penelitian.


78

4.3.1.2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas untuk variabel Flash Sale (X1), Trust

(X2), dan Keputusan Pembelian (Y) dalam penelitian ini diuji

menggunakan program Software Statistic. Hasil uji reliabilitas

tersebut akan disajikan pada tabel dibawah ini:

1. Uji Reliabilitas Variabel Flash Sale (X1)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah

jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau

dapat diandalkan dengan menggunakan analisis reliabilitas

melalui metode Croanbach alpha, yang dimana suatu

instrument dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika memiliki

alpha lebih dari 0,6 atau lebih.

Tabel 4.18

Uji Reliabilitas Variabel Flash Sale (X1)

Reliability Static
Cronbach's Alpha N of Items
.783 4
Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Berdasarkan Tabel 4.18 diatas dapat dilihat bahwa

koefisien reliabilitas variabel Flash Sale (X1) sebesar 0,783

yang berarti instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliable

dan layak dijadikan variabel dalam pengukuran penelitian ini.


79

2. Uji Reliabilitas Variabel Trust (X2)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah

jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau

dapat diandalkan dengan menggunakan analisis reliabilitas

melalui metode Croanbach alpha, yang dimana suatu

instrumen dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika memiliki

alpha lebih dari 0,6 atau lebih.

Tabel 4.19

Uji Reliabilitas Variabel Trust (X2)

Reliability Static
Cronbach's Alpha N of Items
.739 3
Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Berdasarkan Tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa

koefisien reliabilitas variabel Trust (X2) sebesar 0,739 yang

berarti instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliable dan

layak dijadikan variabel dalam pengukuran penelitian ini.

3. Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah

jawaban yang diberikan oleh responden dapat dipercaya atau

dapat diandalkan dengan menggunakan analisis reliabilitas

melalui metode Croanbach alpha, yang dimana suatu


80

instrument dikatakan reliable (dapat diandalkan) jika memiliki

alpha lebih dari 0,6 atau lebih.

Tabel 4.20

Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Reliability Static
Cronbach's Alpha N of Items
.797 3
Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Berdasarkan Tabel 4.20 diatas dapat dilihat bahwa

koefisien reliabilitas variabel Keputusan Pembelian (Y)

sebesar 0.797 yang berarti instrumen penelitian tersebut

dinyatakan reliable dan layak dijadikan variabel dalam

pengukuran penelitian ini.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1. Uji Normalitas

1. Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov suatu data

terdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05 dan jika nilai

signifikan < 0,05 maka data berditribusi tidak normal. Apabila

suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji

statistik akan mengalami penurunan. Berikut ini merupakan

hasil uji normalitas dengan pendekatan statistik Kolmogorov-

Smirnov yang dilakukan dengan menggunakan program

Software Statistic.
81

Tabel 4.21

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov – Smirnov

One-Sample Kolmogorov Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.12890901
Absolute .074
Most Extreme Differences Positive .039
Negative -.074
Test Statistic .074
Asymp. Sig. (2-tailed) .196c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.21 dapat

dilihat bahwa nilai asymp sig pada uji Kolmogorov – Smirnov

sebesar 0,196. Nilai tersebut memenuhi ketentuan untuk

menyatakan kenormalan data, yaitu nilai asymp. Sig harus

lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data

yang digunakan berdistribusi dengan normal.

2. Grafik Histogram
82

Berdasarkan data pada tabel 4.21 dapat diketahui bahwa

data terdistribusi dengan normal. Untuk membuktikan apakah

data terdistribusi dengan normal yaitu dengan melihat pada

grafik histogram yang akan peneliti sajikan dibawah ini:

Gambar 4.2

Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa grafik

histogram membentuk pola seperti lonceng dan tidak terlalu

condong ke kanan atau ke kiri. Dari hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.

3. Grafik P – P Plot

Berdasarkan gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa pada

prinsipnya normalitas dapat di deteksi dengan melihat


83

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Jika

titik-titik mendekati garis diagonal, maka dapat dikatakan

penelitian tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika titik-

titik menjauhi garis diagonal maka data tersebut tidak

berdistribusi normal. Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik-

titik menyebar disekitar garis diagonal, dengan demikian maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas karena model

penelitian ini berdistribusi normal. Hasil uji grafik P – P Plot

dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.3

Grafik P – P Plot

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

4.3.2.2. Uji Multikolinearitas


84

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah

terjadi interkolerasi (hubungan yang kuat) antar variabel

independen. Model regresi yang baik ditandai dengan tidak

terjadi interkolerasi antar variabel independen (tidak terjadi

gejala multikolinearitas). Salah satu cara yang paling sering

digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala

multikolinearitas adalah dengan menggunakan metode

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Suatu data

dikatakan bebas dari gejala multikolinearitas jika nilai

Tolerance lebih besar dari > 0,10 dan jika nilai VIF lebih kecil

< 10,00. Dibawah ini merupakan hasil uji multikolinearitas

dalam penelitian ini:

Tabel 4.22

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standa T Sig. Collinearity
Coefficients rdized Statistics
Coeffi
cients
B Std. B Tolera VIF
Error et nce
a
(Constant) 1.663 .926 1.797 .076
X1 .239 .055 .317 4.335 .000 .762 1.313
X2 .568 .073 .572 7.825 .000 .762 1.313
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)


85

Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat dilihat bahwa nilai

Tolerance untuk variabel Flash sale (X1) dan Trust (X2)

sebesar 0,762 yang berarti lebih besar dari > 0,10 dan nilai VIF

sebesar 1,313 yang berarti lebih kecil daripada < 10,00. Pada

hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi gejala

multikolinearitas serta model regresi dikatakan layak dan dapat

digunakan untuk persamaan regresi.

4.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui suatu

model regresi tidak terdapat kesamaan varians dari residual

antara pengamatan satu dan pengamatan yang lain. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian

ini, digunakan dengan cara melihat grafik scatterplot pada hasil

output menggunakan SPSS 25 for windows. Berikut hasil

output grafik Scatterplot:

Gambar 4.4

Uji Heteroskedastisitas
86

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas

dengan grafik Scatterplot adalah:

1. Jika terdapat pola tertentu pada grafik Scatterplot, seperti

titik-titik yang membentuk pola yang teratur

(bergelombang, menyebar kemudian menyempit), maka

dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

menyebar, maka indikasinya adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil ouput Scatterplot di atas, terlihat bahwa

titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola gelombang,

melebar kemudian menyempit. Sehingga dapat disimpulkan


87

bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas. Untuk memperkuat hasil data, peneliti

menggunakan uji heteroskedastisitas dengan metode Gletser,

yang membandingkan hasil Sig dari regresi variabel

independen terhadap nilai Absolut. Nilai Absolut (ABS)

didapat dari hasil unstandardized regresi variabel independen

terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan pada uji heteroskedastisitas

menggunakan metode Gletser yakni:

1. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika nilai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,

kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas.

Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada

penyajian tabel berikut:

Tabel 4.23

Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Gletser

Coefficientsa
Model Unstandarized Standarized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.766 .596 2.961 .004
Flash Sale -.038 .036 -.121 -1.055 .294
Trust -.023 .047 -.057 -.498 .620
a. Dependent Variable: ABS_RES
88

Sumber: Hasil Pengolahan Data IBM SPSS 25 (2022)

Berdasarkan hasil output pada Tabel 4.23, diketahui bahwa

nilai signifikasi variabel Flash Sale sebesar 0,294 > 0,05,

artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel Flash

Sale. Nilai signifikasi variabel Trust 0,620 > 0,05, artinya tidak

terjadi heteroskedastisitas pada variable Trust.

4.3.2.4.

4.3.3.

4.4.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Hermawan. 2012. Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.


Al Asy’ari, A. M. (2019). Pengaruh Trust dan Mutu E-Banking Terhadap Minat
Nasabah BRI SYARIAH KCP PONOROGO Untuk Bertransaksi Secara
Online. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Agrawal, S., & Abhinav Sareen, S. (2016). Flash Sales–The Game Changer in
Indian E-Commerce Industry. International Journal of Advance Research
and Innovation, 4(1), 192-195.
Amanah, Dita dan Stephany P. Pelawi. 2015. Pengaruh Promosi Penjualan dan
Belanja Hedonis terhadap Impulsive Buying Produk Matahari Plaza Medan
Fair. Jurnal Quanomic Vol 3 No 2.
Amanah, D., & Pelawi, S. P. (2015). Pengaruh Promosi Penjualan (Sales
Promotion) dan Belanja Hedonis (Hedonic Shopping) Terhadap
Impulse Buying Produk Matahari Plaza Medan Fair. Jurnal Quanomic ,
Vol. III No. 02.
Andi Supagat, 2007, Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensial, dan.
Nonparametik. Edisi Pertama, Jakarta : Kencana.
Ardin, W. N. (2020). Pengaruh Flash Sale dan Tagline “Gratis Ongkir” Shopee
Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Secara Online. Universitas
Sumatera Utara.
Arianto, N., Patilaya, E. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Kelengkapan
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Salt n Pepper Pada PT
Mitra Busana Sentosa Bintaro. Jurnal Kreatif, Vol. 6 No. 2
Bungin, M.Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Cetakan ke 3. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Danang Sunyoto. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Yogyakarta :
CAPS.
Databoks.kadata.co.id (2021, November 25). Transaksi E-Commerce
Indonesia Diproyeksikan Capai Rp 403 Triliun pada 2021. Diakses
Pada Mei 15, 2022 from https:
databoks.kadata.co.id/datapublish/2021/11/25/transaksi- ecommerce-
indonesia-diproyeksikan-capai-rp-403-triliun-pada-2022/
Donni Juni. 2017. Perilaku Konsumen: Dalam Persaingan Bisnis
Kontemporer. Bandung: CV Alfabeta.

89
90

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program


SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Hafiz, M. P. (2018, November 30). Marketeers. Diakses pada February 18,
2022, from https://marketeers.com/shopee-paling-populer-bagi-
milenial/
Herlambang, Susatyo. 2014. Basic Marketing. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Kotler, P .,& Armstrong, G (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran.
Jakarta:Prenhallindo.
Kotler, Philip dan Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi
Kedua belas, PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip; Armstrong, Garry, 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran,Jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Edisi 13, Jilid 2. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: Erlangga.

Lee, Monle dan Carla Johnson. 2007. Prinsip-Prinsip Periklanan Dalam


Perspektif Global. Diterjemahkan oleh Haris Munandar dan Dudi
Priatna. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Magfira, N. (2019). Pengaruh Kualitas Barang Terhadap Keputusan Pembelian
Pada Aplikasi Shopee (Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Makassar). Universitas Negeri Makassar.
Mayer, R.C., Davis J.H., Schoorman,. F.D. (1995). “An Integrative Model of
Organization Trust”. Academy of Management Review:20(3),709-734.
Morissan. (2015). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Mukherjee, A. and Nath, P. (2003), "A model of trust in online relationship
banking", International Journal of Bank Marketing, Vol. 21 No. 1, pp.
5-15.
Muliyana, T., & Suyanto, A. (2019). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap
Proses Keputusan Pembelian Pada Marketplace Shopee. e-Proceeding
of Management , Vol. 6, No. 2.
Pradana, Aditya. Analisis Pengaruh Harga, Pelayanan, Dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Alat Elektronik Pada Toko Ardha
Elektronik. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2016.
91

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. 2014. Marketing Management Edisi 14,
Global Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey: Prentice Hall.
Priansa, Donni Juni. 2017. Perilaku Konsumen: Dalam Persaingan Bisnis
Kontemporer. Bandung: Alfabeta.
Saputri, R., Ramdan, A, M., & Norisanti N. (2020). Peran Flash Sale Dalam
Memediasi Hubungan Sales Promotion Terhadap Keputusan Belanja
online. Syntax Idea, Vol. 2 No. 6.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muhammad Lutfi. 2012. Analisis Data:
Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
CV Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Yousafzai, S.Y., Pallister, J. G. and Foxall, G. R.(2003). A proposed model of
e-trust for electronic banking. Technovation, 23(11):847-860.
Zakiyyah, A. M. (2018). Pengaruh Flash Sale Terhadap Pembelian Impulsif
Online Pada Toko Online 'Pulchgallery'. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Indonesia , Vol. 4 No.1, 63-70.
92

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH FLASH SALE DAN TRUST TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PADA APLIKASI SHOPEE
(Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di STIE Nusantara
Sangatta)

Perkenalkan nama saya Muhammad Ariagus Nurcahyo, mahasiswa STIE

Nusantara Sangatta Program Studi Manajemen Angkatan tahun 2018. Saat ini

saya sedang melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir

(skripsi). Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan saudara/i

yang terhormat untuk membantu mengisi kuesioner yang diberikan. Semua data

yang diberikan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan dalam

penelitian ini. Atas bantuan saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Kriteria Responden:

1. Mahasiswa STIE Nusantara Sangatta.

2. Berusia minimal 17 tahun.

3. Menggunakan Aplikasi Shopee.

4. Pernah melakukan pembelian di Shopee minimal 2 kali.

Bagian I

1. Responden hanya dapat memilih satu pilihan saja dan berikan tanda checklist

() pada jawaban yang anda pilih.

2. Isilah seluruh pertanyaan yang diajukan kepada responden.


93

Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin : a. Laki – laki

b. Perempuan

3. Usia : a. 17 – 20 Tahun c. 25 – 28 Tahun

b. 21 – 24 Tahun d. > 29 Tahun

4. Penghasilan/Uang Saku Per Bulan:

a. < Rp. 500.000 c. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

b. Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 d. > Rp. 2.000.000

5. Berapa kali melakukan pembelian di Shopee?

a. 2 kali

b. 3 – 5 kali

c. > 10 kali

Bagian II

Jawablah pertanyaan berikut dengan mengisi jawaban atau memberikan tanda


centang () pada kotak yang tersedia dibawah ini. Setiap responden diharapkan
hanya memilih 1 jawaban yang Anda anggap paling sesuai. Petunjuk pengisian
kuesioner ada 5 alternatif jawaban:
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
94

DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER

A. Pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Flash Sale (X1)


No. Pernyataan SS S N TS STS

Shopee sering mengadakan flash sale


secara besar-besaran pada beberapa
1.
tanggal tertentu setiap tahunnya
(seperti 6.6, 9.9, dan 12.12).
Flash sale yang diadakan oleh Shopee
2. membuat saya tertarik untuk
melakukan transaksi di Shopee.
Saya merasa flash sale yang dilakukan
3. oleh Shopee berlangsung diwaktu
yang sangat tepat.
Saya merasa program flash sale
membuat saya lebih sering berbelanja
4.
di Shopee daripada di marketplace
lainnya.

B. Pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Trust (X2)

No. Pernyataan SS S N TS STS

Saya percaya Shopee merupakan


5. Aplikasi belanja online yang memiliki
kompetensi bisnis yang baik.
Penjual online di aplikasi Shopee
6. selalu berusaha memuaskan
kebutuhan konsumen.
7. Saya percaya Shopee memberikan
95

informasi yang benar tentang produk.

C. Pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan Keputusan Pembelian

(Y)

No. Pernyataan SS S N TS STS

Mencari informasi tentang


8. keunggulan aplikasi Shopee melalui
keluarga, teman dan sosial media.
Memutuskan Membeli di Shopee
9. Karena Shopee menjual produk sesuai
dengan kebutuhan.
Merasa puas memilih aplikasi Shopee
10. sebagai tempat berbelanja secara
online.

Anda mungkin juga menyukai