Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH BRAND IMAGE HALAL TERHADAP KEPUASAN


KONSUMEN KOSMETIK MAKE OVER PADA MAHASISWA
STIE AMKOP MAKASSAR

The Influence Of Halal Brand Image On Costumer Satisfaction


Cosmetics Make Over On Stie Amkop Makassar

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian


Komprehensif (Skripsi)

Di Susun Oleh :

Regita Nurcahyani

1901011

Diujkan Pada

PROGRAM STUDI ILMU

MANAJEMEN STARATA SATU (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)

AMKOP MAKASSAR

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH BRAND IMAGE HALAL TERHADAP KEPUASAN


KONSUMEN KOSMETIK MAKE OVER PADA MAHASISWA
STIE AMKOP MAKASSAR

The Influence Of Halal Brand Image On Consumer Satisfaction


Cosmetic Make Over On Stie Amkop Makassar Students

Dipertahankan dalam Ujian Proposal Penelitian Pada Program Studi


Ilmu Manajemen

Di Susun Oleh :

Regita Nurcahyani

1901011

Di Setujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr, Nur Naninsih, S.E.,M.Si) (Muhammad Saleh R, S.E.,M.Si)

Diketahui Oleh :

Ketua Stie Amkop Makassar

(Dr. Bahtiar Maddatuang, S.E.,M.Si.CPHCM)


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur

kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, alhamdulillah, penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat umur, Kesehatan,

rezeki, pintu rahmat dan wawasan yang luas sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa. Tak lupa pula penulis

haturkan salam dan shalawat kepada Rasulullah SAW sebagai junjungan

dan suri teladan seluruh umat muslim di dunia. Semoga kita mendapat

syfa’atnya di yaumil akhir kelak, aamiin.

Penyusunan proposal dapat terselesaikan dengan adanya bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, padakesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada :

1. Ibu dan Adik saya tercinta serta seluruh keluarga yang

senantiasa memberikan doa dan motivasi moral dan spiritual.

2. Bapak Dr. Jamaluddin Bata Ilyas, SE.,M.Si, selaku Ketua

Pimpinan Yayasan Bata Ilyas.

3. Bapak Dr. Bahtiar Maddatuang, SE.,M.Si.CPHCM selaku Ketua

STIE AMKOP Makassar.

4. Ibu Dr. Nur Naninsih,SE.,M.Si, selaku Wakil Ketua Bidang

Akademik Sekaligus Dosen Pembimbing I.


5. Bapak Abdul Syukur,SE.,M.Si selaku Wakil Ketua Bidang

Keuangan dan SDM

6. Bapak Dr. Sofyan Hamid Indar, SE.,M.Si Wakil Ketua Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni

7. Bapak Dr. Misbahuddin, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen.

8. Bapak Muhammad Saleh R, SE.,M.Si selaku Dosen

Pembimbing II.

9. Bapak Saharuddin, SE.,M.M selaku Dosen Penguji I.

10. Bapak Muhammad Dedy Miswar, SE.,M.Si selaku Dosen

Penguji II.

11. Terima kasih kepada teman-teman saya yang sudah

membantu saya selama proses penyusunan.

12. Dan seluruh pihak yang terlibat secara langsung mapun tidak

langsung yang tidak bisa disebutkan satu-persatu dalam

menyelesaikan proposal ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis

menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari kata

sempurna.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Makassar, 13 Juni 2023

Regita Nurcahyani
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL.................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9

2.1 Landasan Teori...........................................................................................9

2.2 Definisi Konsep.........................................................................................21

2.4 Penelitian Terdahulu................................................................................22

2.5 Kerangka Pikir...........................................................................................23

2.6 Hipotesis Penelitian..................................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................25

3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................................25


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................25

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel.................................................26

3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................28

3.5 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis..................................................29

3.6 Definisi Konsep.........................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian Terdahulu...................................................................22

Tabel 2 Pernyataan Skala.........................................................................29

Tabel 3 Definisi Operasional dan Pengukuran..........................................32


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo Halal................................................................................20

Gambar 2 Kerangka Konseptual...............................................................24


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu konsekuensi dari tingkat kebutuhan manusia

yang semakin meningkat adalah munculnya berbagai industri di

Indonesia. Salah satu konsekuensi dari bermunculannya industri

ini adalah bisnis harus menjadi kreatif dengan membuat pencitraan

merek yang baik agar dapat menarik konsumen.

Karena kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

serta berkembangnya dunia bisnis yang semakin ketat, ada

banyak peluang bisnis untuk berbagai produk, baik barang

maupun jasa. Namun, karena ketatnya persaingan saat ini,

perusahaan harus mencari cara yang tepat untuk memasarkan

produk mereka. Membentuk persepsi merek yang positif di mata

pelanggan adalah salah satu strategi yang digunakan perusahaan.

Salah satu strategi yang digunakan untuk memenangkan

persaingan pasar adalah strategi merek. Ini adalah strategi yang

mungkin sangat menonjol yang dapat digunakan oleh perusahaan

untuk memperkuat merek produk di mata konsumen. Jika tidak

ada merek yang kuat, produk tidak akan lagi dikenal.


Meningkatkan kualitas merek adalah cara untuk membuat merek

mudah melekat dibenak pelanggan. Merek dengan kualitas yang baik

akan menarik perhatian pelanggan dan dapat meninggalkan kesan positif.

Konsumen percaya bahwa merek dapat memberikan nilai bagi

mereka karena menciptakan persepsi yang mendorong mereka untuk

membelinya. Akibatnya, konsumen akan siap membayar mahal untuk

mendapatkan barang yang sebanding. Perusahaan yang memiliki

kemampuan untuk memberikan kesan positif tentang produknya kepada

pelanggan atau konsumennya dianggap sebagai yang baik.

Perusahaan harus memiliki citra merek (brand image) yang baik,

yang merupakan salah satu aset perusahaan karena akan mempengaruhi

persepsi pelanggan dan membuat mereka memiliki kesan positif tentang

merek tersebut. Ini adalah cara produk dapat mempertahankan posisi

strategis di pasar dan bertahan di pasar untuk jangka waktu yang lama,

serta memungkinkan produk bersaing dengan merek lain.

Ketika seseorang memutuskan untuk membeli barang atau jasa,

merek merupakan pertimbangan penting. Pertimbangan ini didasarkan

pada beberapa faktor, termasuk faktor rasional dan emosional. Secara

rasional, konsumen percaya bahwa merek tertentu dapat memberikan

jaminan kualitas yang baik, dan secara emosional, merek tersebut

dianggap dapat mempertahankan atau meningkatkan citra konsumen.

(Yohanes, 2016).
Di tengah banyaknya industri yang berkembang, bisnis syari'ah

seperti bank syari'ah, hotel syari'ah, rumah makan syari'ah, dll. telah

berkembang di Indonesia. Meskipun banyak bisnis sudah syari'ah, tidak

semua memiliki sertifikat halal, meskipun sertifikat halal sangat penting

bagi masyarakat Indonesia, yang merupakan mayoritas muslim di dunia.

Adanya sertifikasi halal akan memudahkan orang muslim untuk memilih

makanan halal tanpa khawatir tentang apakah kandungannya halal atau

tidak.

Dengan meningkatnya kesadaran kaum muslim akan produk yang

aman, orang mulai mencari tahu tentang produk halal yang dapat

digunakan, termasuk kosmetik. Label halal adalah salah satu syarat

penting bagi umat Islam untuk memastikan bahwa produk aman.

Label halal mencantumkan pernyataan atau tulisan halal pada

kemasan barang untuk menunjukkan bahwa barang tersebut dianggap

halal. Produk halal termasuk obat, makanan, kosmetik, dan produk lainnya

yang tidak mengandung bahan haram dalam proses pembuatannya.

Bahan baku, bahan tambahan, dan bahan pembantu lainnya tidak boleh

mengandung unsur haram yang dilarang oleh umat Islam untuk

dikonsumsi. Label halal juga diperlukan untuk bahan produksi yang tidak

boleh diproses melalui rekayasa genetika dan radiasi kecuali

pengelolahannya dilakukan sesuai dengan syari'at Islam. Sebuah produk

dan bahan-bahannya memiliki lebih banyak manfaat daripada kerusakan,

sehingga mendapatkan label halal.. (Ratih, 2019).


Di Indonesia, merek kosmetik yang menggunakan label halal pasti

akan mempertimbangkan keamanan produk mereka. Keputusan

pembelian konsumen yang lebih baik akan dipengaruhi oleh persepsi

merek yang lebih baik di benak mereka. (Gumelar, 2016).

Produk yang bersertifikat halal juga penting bagi masyarakat

Indonesia yang sebagian besar beragama Islam. Syarat untuk

mencantumkan label halal adalah sertifikasi halal. Tujuan sertifikasi halal

pada produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik adalah untuk

membuktikan kepada masyarakat bahwa merek dan kandungannya telah

melalui proses pemeriksaan dan tidak mengandung bahan yang dilarang

oleh agama Islam.

Menurut fatwa MUI, merias diri menggunakan kosmetik boleh,

tetapi hanya jika bahan yang digunakan halal dan suci. Ini berarti

menghindari kosmetik yang haram dan menggunakan bahan yang tidak

jelas apakah halal atau tidak.

Produsen kosmetik terus melakukan inovasi untuk bertahan dan

mengalahkan pesaingnya dengan memenuhi semua kebutuhan

pelanggan. Industri kosmetik tidak dapat mengabaikan fakta bahwa

mayoritas orang Indonesia adalah penganut agama islam; ini dapat

menjadi segmentasi pasar yang menguntungkan. Untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan wanita Muslim untuk merias diri dengan produk

kecantikan yang halal dan terbuat dari bahan-bahan yang aman,

berbagai merek kosmetik di


Indonesia dan di luar negeri mulai menawarkan label halal kepada

konsumen.

Dengan mempertimbangkan populasi muslim yang besar di

Indonesia, industri kosmetik halal global terus menunjukkan kemajuan.

Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk membuat kesan yang

mendalam pada kampanye iklan adalah dengan menambahkan tagline

pada produk. Selain menggunakan tagline, atau slogan, perusahaan juga

memanfaatkan brand ambassador atau duta merek untuk menyampaikan

informasi tentang produk.

Salah satu dari banyak perusahaan kosmetik lokal yang ada, Make

over, bahkan sering dianggap sebagai perusahaan luar negeri, telah

berekspansi ke pasar global. PT. Paragon Technology and Innovation

adalah merek yang diproduksi di dalam negeri sejak tahun 2003 oleh

pengusaha kosmetik asal Indonesia. Kosmetik makeover diharapkan

dapat menjadi pilihan konsumen karena memiliki nilai merek unik.

Make Over adalah merek kecantikan profesional yang menawarkan

berbagai macam kosmetik dan alat kosmetik. Ini telah menetapkan

posisinya sebagai merek kosmetik profesional dengan kualitas premium.

Make Over memiliki rangkaian produk kosmetik yang sangat lengkap dan

memiliki sertifikasi halal dari MUI dengan nomor sertifikat

00150010680899, serta lisensi aman dari BPOM RI (LPPOM MUI, 2021).


Merek kosmetik lokal make over menempati posisi ke-3 dengan

meraih 22% responden, make over sendiri merupakan sister brand dari

wardah dan emina yang lebih fokus pada segmentasi pasar professional

dengan lini produk yang lebih beragam terutama dari segi warna.

Merek kosmetik Make over sendiri menggunakan teknologi modern

dan kualitas yang teruji untuk membuat produknya. Hingga saat ini, merek

tersebut terus mengembangkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan

pelanggannya, salah satunya dengan meluncurkan pilihan kosmetik yang

sesuai dengan setiap jenis kulit dan tren make up.

Make over juga adalah brand yang dibuat dari bahan berkualitas,

produknya bahkan sudah terdaftar di BPOM dan memiliki sertifikat halal

dari MUI, pilihan produk make up make over beragam, mulai dari primer,

foundation, cushion, lip pallete, sampai eye shadow, semua bisa dipilih

sesuai kondisi kulit maupun kebutuhan riasan lainnya.

Meskipun kualitasnya bisa bersaing dengan brand make up

internasional, tapi harga yang ditawarkan masih relative terjangkau.

Produk make up make over mudah ditemukan. Tidak hanya di toko offline,

namun bisa juga membelinya secara online dengan mudah di e-

commerce.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih produk kosmetik make over

untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk yang memiliki

band image halal karena memilih produk yang bukan hanya unggul dalam
kualitas dan nama besar merek, tetapi juga mempertimbangkan

kelayakan dan kehalalan bahan yang digunakan untuk membuat

kosmetik.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian ini karena dengan judul “Pengaruh Brand Image Halal

Terhadap Kepuasan Konsumen Kosmetik Make Over Pada

Mahasiswa STIE Amkop Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah Brand Image Halal berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen pada kosmetik make over bagi mahasiswa STIE Amkop

Makassar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh Brand Image Halal terhadap kepuasan

konsumen kosmetik make over pada mahasiswa STIE Amkop Makassar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengatahuan peneliti

tentang kajian ilmu pemasaran, khususnya yang berhubungan dengan

perilaku konsumen pada mahasiswa STIE Amkop Makassar.


2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah masukan

dan saran yang bermanfaat dan membangun bagi perusahaan.

3. Bagi Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi khususnya

penelitian dibidang Brand Image dan kepuasan konsumen yang

merupakan bahan ajaran pada manajemen pemasaran.


BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

a) Pengertian Brand Image

Citra merek (Brand Image) adalah nama, istilah, tanda,

simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya, untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok

penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap suatu

perusahaan atau produk. Citra ini dibangun oleh banyak faktor di

luar kendali perusahaan. Pengertian image (citra) adalah

keyakinan, gagasan, dan kesan seseorang terhadap sesuatu.

Gambar adalah kesan, perasaan, perasaan, atau persepsi yang

ada ada di masyarakat tentang suatu objek, orang atau lembaga.

Bagi perusahaan, citra merupakan persepsi masyarakat terhadap

identitas perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang

diketahui atau dipikirkan orang tentang perusahaan yang

menanganinya. Karenanya perusahaan yang sama belum tentu

memiliki image yang sama di depan orang.


Dengan citra merek yang kuat memberikan sejumlah keunggulan, seperti

posisi pasar yang lebih superior dibandingkan pesaing, kapabilitas unik

yang sulit ditiru.

Merek juga dapat membantu bisnis dalam memperluas garis produk

serta meningkatkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk merek

image, yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan pelanggan terhadap

merek tertentu. (Damayanti & Wahyono, 2015).

Menurut ( Kotler & Keller, 2016) menggambarkan citra merek sebagai

"Perpections in associations held in consumer memory". didefinisikan

sebagai persepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh pelanggan, yang

tercermin dalam pikiran dan ingatan mereka sendiri. Persepsi ini berasal

dari pengalaman pelanggan sebelumnya atau informasi tentang merek

tertentu.

Menurut Joseph Plummer dalam (Diansyah, 2016), citra merek terdiri

dari tiga dimensi, yaitu :

1. Atribut Produk

Atribut produk merupakan unsur-unsur yang menjadi pembeda pada

unsur produk, sehingga memberikan nilai tambah, manfaat serta menjadi

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Atribut produk dapat

di kategorikan berupa fitur, kualitas, harga, pelayanan, kemasan dan

garansi.
2. Keuntungan Konsumen

Keuntungan konsumen merupakan sebuah kegunaan produk dari

brand yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti

kebutuhan fisik dan keamanan atau pemecahan masalah. Consumer

benefit adalah pikiran yang ada pada konsumen mengenai suatu produk

tersebut yang dapat dilakukan untuk mereka. Hal ini sangat

berhubungan dengan persepsi dari atribut produk dan kepribadian

merek.

3. Kepribadian Merek

Kepribadian merek merupakan asosiasi yang membayangkan

mengenai kepribadian sebuah brand apabila merek tersebut seorang

manusia. Faktor brand personality membuat konsumen

mengekspresikan dirinya sendiri atau dimensi spesifik dari dirinya.

Brand personality memberikan sebuah fungsi simbol dan membantu

konsumen membedakan dirinya dengan orang lain.

b). Tujuan Brand Image

Merek bertujuan untuk membuat produk atau jasa lebih mudah

diingat oleh konsumen dan meningkatkan nilai penjualan. Merek juga

bertujuan sebagai idealitas yang bermanfaat untuk membedakan atau

membedakan produk perusahaan dari produk pesaingnya. Merek juga

berfungsi sebagai alat promosi untuk meningkatkan daya tarik produk.


Adapun tujuan pemberian merek menurut Sopiah dan Sagadji (2016

: 71) ialah :

1. Pengusaha menjamin konsumen bahwa barang yang dibeli

sungguh berasal dari pengusahanya.

2. Perusahaan menjamin mutu barang

3. Perusahaan memberi namapada merek barangnya supaya

mudah diingat disitu sehingga konsumen dapat menyebutkan

mereknya saja.

4. Meningkatkan ekuitas merek sehingga memungkinkan

memperoleh margin lebih tinggi dan memberi kemudahan

dalam mempertahankan kesetiaan konsumen.

Pelanggan dapat terus membeli sesuatu karena citra merek yang

kuat. Setiap merek memiliki fitur unik yang membedakannya dari produk

pesaing. Ini karena merek memiliki nilai yang kuat dan bermanfaat bagi

pelanggan dan bisnis.

c) Aspek Brand Image

Menurut Stren (dalam Faisal, 2019) ada beberapa aspek yang

membuat brand image menjadi variasi antara lain :

1. Letak citra merek/ image artinya apakah citra merek tersebut brada

dalam pikiran konsumen atau pada objeknya.

2. Sifat alamiah artinya apakah citra tersebut mengacu pada proses,

bentuk atau sebuah transaksi.


3. Jumlah artinya beberapa banyak dimensi yang membentuk citra.

d) Dimensi pembentuk Brand Image

Ada dimensi yang membentuk citra merek. Widyaningsih dalam

cendana (2017) menyimpulkan bahwa elemen utama yang mempengaruhi

dan membentuk citra merek adalah sebagai berikut :

1. Identitas Merek ( Brand Identity)

Di sisi pertama, identitas merek, juga disebut identitas merek, adalah

identitas fisik dari merek atau produk yang membuatnya mudah

dikenali oleh pelanggan. Contoh identitas merek termasuk hal-hal

seperti warna, kemasan, lokasi, logo, slogan, dan identitas

perusahaan yang mendukungnya.

2. Personalitas Merek (Brand Personality)

Di sisi lain, dimensi personalitas merek ialah sifat unik dari sebuah

merek yang dibentuk oleh sifat manusia, sehingga pelanggan dapat

dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategori

yang sama. Karakter seperti tegas, kaku, berwibawa, ningrat, atau

ramah, hangat, penyayang, berjiwa sosial, atau dinamis, kreatif, dan

independen.

3. Asosiasi Merek (Brand Association)

Asosiasi merek adalah hal-hal tertentu yang sesuai atau selalu terkait

dengan suatu merek. Ini bisa berasal dari produk yang unik,

sponsorship atau tanggung jawab sosial, atau masalah yang sangat

kuat dengan merek atau orang tersebut.


4. Sikap dan perilaku merek (Brand Attitude & Behavior)

Sikap dan perilaku merek adalah bagaimana merek berinteraksi dan

berkomunikasi dengan pelanggan untuk memberikan manfaat dan

nilai yang dimilikinya. Merek sering menggunakan cara yang tidak

pantas dan melanggar etika dalam berkomunikasi dan memberikan

layanan yang buruk, yang berdampak pada persepsi masyarakat

terhadap sikap dan perilaku merek tersebut.

Di sisi lain, sikap dan perilaku simpati, juur, dan konsisten antara janji

dan masyarakat luas juga membentuk persepsi yang baik terhadap

merek tersebut. Oleh karena itu, sikap dan perilaku merek adalah

sikap dan perilaku komunikasi, aktivitas, dan karakteristik yang

melekat pada merek saat berinteraksi dengan pelanggan, termasuk

perilaku karyawan dan pemilik merek.

5. Manfaat dan keunggulan merek (Brand Benefit & Comptence)

Manfaat dan keunggulan merek adalah nilai-nilai dan keunggulan unik

yang diberikan oleh suatu merek kepada pelanggannya yang

membuat mereka merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan,

mimpi, dan obsesinya terwujudkan oleh apa yang ditawarkannya.

Dalam hal ini, nilai dan keuntungan dapat berupa fungsional,

emosional, simbolik, atau sosial. Misalnya, merek deterjen memiliki

keuntungan untuk membersihkan pakaian, membuat orang yang

menggunakan pakaian yang dibersihkan merasa percaya diri, menjadi

simbol gaya hidup modern yang bersih, dan memberi nurani. Image
merek suatu produk, orang, atau organisasi atau perusahaan akan

dipengaruhi oleh kekuatan, keunggulan, dan kompetensi suatu merek.

e) Indikator Brand Image

Menurut Kotler dan Keller (2016) indikator citra merek dapat dilihat

dari dari beberapa yang mempengaruhi :

a) Salah satu komponen yang membentuk image merek adalah

keunggulan produk, yang berarti bahwa produk tersebut unggul dari

persaingan.

b) Kekuatan asosiasi merek: Setiap merek yang berharga memiliki

jiwa. Pemilik merek harus mengungkapkan jiwa dan kepribadian ini

melalui iklan dan aktivitas promosi lainnya.

Hal itulah yang akan terus menerus menjadi penghubung antara

produk/merek akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya

persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi merek

yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian, popularitas adalah

salah satu kunci yang dapat membentuk brand image pada

pelanggan.

c) Keunikan asosiasi merek, merupakan keunikan-keunikan yang

dimiliki oleh produk tersebut.

b). Kepuasan Konsumen

1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Menurut (Kotler & Keller, 2016) kepuasan kosnumen didefinisikan

sebagai perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah


membandingkan kinerja suatu produk atau jasa (atau hasil) dengan

harapan. Pelanggan akan merasa tidak puas jika kinerja tidak memenuhi

harapannya; jika kinerja sesuai dengan harapannya, mereka akan

merasa puas; dan jika kinerja melebihi harapannya, mereka akan

merasa sangat puas atau senang.

Menurut Brown (dalam Dwiastuti, dkk 2021) Kondisi di mana

kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan terhadap sebuah produk

dan jasa sesuai atau terpenuhi dengan penampilannya disebut kepuasan

pelanggan.

Perusahaan sangat memperhatikan kepuasan pelanggan. Untuk

mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan, perusahaan

memerlukan alat atau model untuk mengukur dan mengawasi kepuasan

pelanggan dan pelanggan pesaing.

Menurut Fandy Tjiptono (2016) terdapat empat dalam pengukuran

kepuasan konsumen, yaitu :

1. Sistem keluahan dan Saran

Setiap bisnis atau industri yang berorientasi pada pelanggan, atau

berorientasi pada pelanggan, harus memberikan kesempatan yang

mudah dan nyaman bagi pelanggannya untuk menyampaikan kritik,

pendapat, keluhan, dan saran. Media yang digunakan dapat

berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi strategis yang

mudah dijangkau atau sering dilewati oleh pelanggan atau


pengunjung, kolom komentar yang dapat dikirim langsung melalui website

perusahaan atau industri, atau website yang saat ini sangat mudah

diakses melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter.

Ide-ide baru dan masukan berharga dapat diberikan kepada

perusahaan melalui data yang diperoleh melalui pendekatan ini, yang

memungkinkannya untuk bereaksi segera dan cepat terhadap masalah

yang muncul. Karena sifatnya, metode ini bersifat pasif karena

perusahaan menunggu tanggapan atau keluhan pelanggan dari inisiatif

pelanggan.

Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui sepenuhnya apakah

pelanggan puas atau tidak dengan cara ini. Pelanggan yang tidak puas

tidak selalu akan mengirimkan keluhan. Mereka mungkin segera beralih

ke pemasok lain dan tidak membeli barang atau jasa tersebut lagi.

Dengan cara ini, juga sulit untuk mendapatkan saran yang baik dari

pelanggan. Selain itu, jika perusahaan tidak memberikan timbal balik dan

tindak lanjut yang memadai kepada orang-orang yang telah bersusah

payah untuk memberi kontribusi kepada organisasi.

2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)

Meminta beberapa orang untuk berpura-pura menjadi pembeli

potensial produk perusahaan dan pesaing adalah salah satu cara

untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan. Mereka diminta

untuk berbicara dengan karyawan penyedia jasa dan menggunakan

produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Kemudian,

berdasarkan
pengalaman ini, mereka diminta untuk melaporkan kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan produk pesaing.

Para ghost shopper biasanya diminta untuk mengamati secara

menyeluruh dan menilai bagaimana perusahaan dan pesaingnya melayani

permintaan khusus pelanggan, menjawab pertanyaan, dan menangani

setiap keluhan. Jika memungkinkan, manajer perusahaan juga ingin

menjadi ghost shopper secara langsung untuk mengetahui bagaimana

karyawan berinteraksi dan memperlakukan penelitian atau penilaian,

misalnya dengan menghubungi perusahaannya sendiri dan mengajukan

beberapa keluhan dan pertanyaan.

3. Survey Kepuasan Pelanggan

Sebagian besar penelitian kepuasan pelanggan dilakukan melalui

survei, baik melalui telepon, email, website, maupun wawancara

langsung. Metode ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan

tanggapan langsung dari pelanggan dan memberikan kesan positif

tentang seberapa perhatian perusahaan terhadap pelanggannya.

4. Dimensi Kepuasan Konsumen

Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan

ekspektasi pelanggan, maka sebagai pemasok produk perlu

mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhinya.


Menurut Fandy Tjiptono (2016) terdapat lima faktor yang

mempengaruhi yaitu :

a. Kualitas produk, konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi

mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan

berkualitas.

b. Harga, produk dengan kualitas yang sama tetapi menetapkan

harga yang relative murah akan memberi nilai yang tinggi kepada

pelanggannya.

c. Kualitas pelayanan, pelanggan akan merasa puas jika mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan

harapannya.

d. Faktor emosional, pelanggan akan merasa bangga dan

mendapatkan keyakinan bahwa orang lain kagum kepadanya bila

menggunakan produk merek tertentu.

e. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa,

pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk, cenderung

puas terhadap suatu produk.

c). Label Halal

Label halal adalah tanda atau bukti tertulis yang menunjukkan

bahwa produk tersebut halal. Ini dibuat dengan tulisan halal dalam huruf

arab, huruf lain, dan kode menteri yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI), fatwa halal MUI, dan sertifikasi halal MUI. Ini

diberikan sebagai
jaminan bahwa produk tersebut halal untuk dikonsumsi dan digunakan

sesuai dengan ketentuan syariah. yaitu:

Gambar 1 : Logo Label Halal MUI

Sumber : Kementrian Agama Indonesia

Adanya label halal pada kemasan produk memengaruhi pelanggan

untuk tidak menggunakannya. Rasa aman dan nyaman saat

menggunakan produk akan mendorong seseorang untuk melakukan

pembelian. Dalam penelitian yang dia lakukan,

Fatmasari Sukesti menyatakan bahwa label halal memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen yang dibuat

tentang barang- barang yang dibeli di Indonesia. Agama yang dianut oleh

orang-orang adalah salah satu faktor yang memengaruhi keputusan

pembeli mereka.

Upaya untuk memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan,

dan keyakinan tentang ketersediaan produk halal bagi orang-orang dalam

kegiatan mengonsumsi dan menggunakannya adalah tujuan jaminan

produk halal. Selain itu, jaminan produk halal juga mendorong perusahaan
untuk meningkatkan pendapatan mereka dengan membuat dan menjual

produk halal.

Dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 518

Tahun 2001 tentang pemeriksaan dan penetapan makanan halal,

departemen agama menyatakan bahwa "tidak mengandung unsur atau

bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi bagi umat islam, dan

pengolahannya tidak bertentangan dengan syari'at islam."

Label halal adalah label yang dipasang pada produk. Label ini

diberikan oleh lembaga yang berwenang, seperti pengkajian pangan obat-

obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI), untuk

menjamin bahwa produk tersebut telah melalui pengujian yang sesuai

dengan syari'at islam. Tujuan pencantuman label halal adalah untuk

memastikan bahwa pelanggan dilindungi dari kehalalan dan kenyamanan

saat menggunakan barang-barang tersebut. (Yuswohady, 2015).

2.2. Definisi Konsep

Konsep adalah komponen penelitian yang menjelaskan

karakteristik masalah yang akan diteliti. Untuk masing-masing variabel,

defenisi konseptual dapat diberikan berdasarkan landasan teori yang telah

disebutkan di atas yaitu sebagai berikut :

a) Brand Image (Citra Merek) adalah pemahaman konsumen

mengenai merek secara keseluruhan, kepercayaan konsumen

terhadap suatu merek tertentu dan bagaimana konsumen

memandang suatu merek.


b) Kepuasan Konsumen merupakan tingkat perasaan setelah

membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya.

Kepuasan konsumen juga adalah perasaan kecewa/senang

seseorang yang muncul setelah membandingkan produk atau jasa

yang mereka pikirkan sebelumnya dan kinerja yang mereka

harapkan.

2.3. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian ini :

Table 2.1 Penelitian Terdahulu

Metode
Peneiti Judul Hasil Penelitian
Penelitian

Pengaruh Brand Regresi Brand Image memiliki

Image Terhadap Sederhana pengaruh yang


(Silvia Harfiani
Keputusan signifikan terhadap
Putri, 2022)
Pembelian Produk keputusan pembelian

Skincare Ms Glow

Pengaruh Hasil penelitian

Celebrity menunjukan bahwa

Endorser dan Kuantitatif celebrity endorser


(Rosita Dewi,
Brand Image dan brand image
2021 )
terhadap memiliki

keputusan pengaruh yang positif


pembelian produk dan signifikan

wardah terhadap

keputusan

pembelian produk

wardah.
Pengaruh Brand Berdasarkan hasil

Image dan Brand penelitian secara

Awareness simultan brand image


(Arianty N & Kuantitatif
secara Bersama- dan brand
Andira A, 2021)
sama terhadap awareness

keputusan berpengaruh

pembelian siginifikan terhadap

keputusan pembelian.
Pengaruh celebrity

endorser, brand Hipotesis menyatakan

(Wulandari, N. image, brand trust, brand image

M.R & terhadap berpengaruh terhadap


Kuantitatif
Nurcahya, keputusan niat beli. Konsumen

2015) pembelian clear dan Nilai yang

shampoo di kota signifikan

denpasar

Pengaruh brand Secara persial brand

(Fure F Lapian image, kualitas Kuantitatif image dan kualitas

J 2015) produk dan produk yang

harga berpengaruh signifikan

terhadap
keputusan terhadap keputusan

pembelian pembelian konsumen.

konsumen

dij.co

manado

2.4 Kerangka Konseptual

Berikut ini adalah kerangka konseptual dalam penelitian ini :

Brand Image Kepuasan Konsumen

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual (Regresi Sederhana)

2.5. Hipotesis

Berdasarkan kajian Pustaka dan kerangka konseptual tersebut, maka

dapat diujikan hipotesis dari penelitian ini, yaitu :

Brand image (X) diduga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pembelian (Y) kosmetik make over pada seluruh mahasiswa STIE Amkop

Makassar.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian kuantitatif menggunakan alat analisis statistik

sebelum mengkualifikasikan data dalam satuan angka. Tujuan

penelitian kuantitatif adalah untuk menunjukkan hubungan antar

variabel, menguji teori, dan menemukan generasi dengan nilai

prediktif.

Menurut Sugiyono (2017) adalah pendekatan penelitian

yang didasarkan pada filsafat positifisme dan digunakan untuk

menyelidiki populasi atau sampel tertentu. Data dikumpulkan

dengan instrumen penelitian dan dianalisis secara kuantitatif atau

statistik untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Kampus STIE Amkop Makassar, Jl.

Meranti No. 1, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

2. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, muali bulan juni

s/d oktober 2023.


3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel

1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari sekelompok orang, objek,

atau apa pun yang dapat digunakan sebagai sumber pengambilan

sampel. Oleh karena itu, kumpulan ini memenuhi syarat untuk

digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, jumlah populasi

yang digunakan adalah sebanyak 2.651 mahasiswa STIE Amkop

Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jurnal dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Pengumpulan sampel dilakukan

dengan metode purposive sampling yakni dilakukan dengan cara

memilih sampel dari suatu kriteria. Kriteria yang telah ditetapkan

diantaranya responde merupakan pengguna kosmetik Make Over

dan merupakan mahasiswa aktif di STIE Amkop Makassar.

Menurut Sujarweni (2016), penentuan jumlah sampel yang akan

digunakan

dalam 𝒏= 𝑵 sebuah penelitian


𝟏 + (𝑵 ×
𝒆)𝟐
adalah menggunakan rumus

slovin :

Dimana :

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi

e = Tingkat Kesalahan (umumnya digunakan 1% = 0,01%,5% =

0,05 dan 10% =0,1) tingkat kesalahan tersebut dapat dipilih oleh

peneliti. Dari rumus yang telah diuraikan diatas, peneliti

menggunakan tingkat kesalahan sebesar 10% (0,1). Dengan

jumlah populasi rekapitulasi mahasiswa STIE Amkop Makassar

berjumlah 2.651, perhitungan sampel sebagai berikut :

2.651
𝑛=
1 + (2.651 × 0,1)2

2.651
𝑛=
27,51

𝑛 = 96,36

Hasil penelitian ini terdapat sampel sebesar 96,36 maka

mahasiswi aktif STIE Amkop Makassar yang teliti berjumlah 96,36

sampel.

3. Teknik Sampel

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis

dalam penelitian ini, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk

mendapatkan data. Dalam memperoleh data ini, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebar

kuesioner kepada responden. Kuesioner ini terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan yang memuat setiap indikator pertanyaan dari setiap

variabel penelitian dan identitas responden tersebut dengan jelas.

2. Penelitian Kepustakaan

Pengumpulan bahan dan informasi dari penelitian ini

bersumber dari literatur atau jurnal, buku, majalah, laporan-

laporan tertulis dan bahan referensi lainnya yang menjadi

landasan teori.

3.4 Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrument yang

digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan

penelitian diperoleh melalui instrument penelitian.

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan dalam penelitian,

terutama untuk pengukuran dan pengumpulan data. Instrument ini dapat

berupa angket, soal tes, lembar observasi, dan lainnya, dan juga

merupakan sarana yang harus dibuat untuk menampung dan mengolah

berbagai data yang dikumpulkan untuk penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan angket atau

kuesioner yang mereka buat sendiri. Untuk mendapatkan data yang

akurat, alat penelitian yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur

pendapat, sikap, dan persepsi individu atau kelompok orang tentang

fenomena sosial.. Agusty Ferdinand, DBA, 2014).


Dalam kuesioner tersebut, variabel yang diukur termasuk Brand

Image Halal dan Kepuasan Konsumen. Selain itu, skala Likert digunakan

untuk mengukur sejauh mana responden setuju atau tidak setuju dengan

pernyataan skala 4 titik yang dijelaskan di atas. Pada

tabel 3.1 :

Pilihan Keterangan Skor

Sangat setuju SS 5

Setuju S 4

Tidak Setuju TS 3

Sangat Tidak Setuju STS 2

3.5 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

a. Uji Instrumen

Setelah mengukur variabel dengan instrumen kuesioner, penelitian

harus menjalani pengujian kualitas terhadap data yang dikumpulkan.

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan valid dan kredibel karena kebenaran data yang diolah

sangat memengaruhi kualitas hasil penelitian.

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menentukan validitas suatu kuesioner.

Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaannya dapat mengungkapkan

apa yang dimaksudkan untuk diukur. Pengujian validitas ini

menggunakan korelasi orang, yaitu menghitung korelasi antara skor


masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika ada korelasi

antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor di bawah

0,05, maka butir pertanyaan tersebut valid, dan sebaliknya. (Ghozali,

2016).

c. Uji Reabilitas

Pengujian reabilitas bertujuan untuk mengetahui reabilitas alat ukur;

dengan kata lain, jika digunakan untuk mengukur objek yang sama

lebih dari dua kali, berarti alat ukur tersebut konsisten. Instrument yang

handal adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur objek yang

berkali- kali untuk menghasilkan data yang sama. (Sugiono, 2017).

Dengan kata lain, pengukuran dengan reabilitas tinggi adalah

pengukuran yang dapat menghasilkan hasil yang dapat diandalkan. Uji

reabilitas internal digunakan dalam pengujian ini; data yang diperoleh

dari tes digunakan untuk menentukan reabilitas internal. Dengan

menggunakan perhitungan di atas, kriteria suatu instrumen penelitian

dikatakan realibel jika nilai a lebih besar dari 0,6.

d. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau tidak

hubungan secaralinear antara variabel dependen dan variabel

independen yang diuji. Jika tidak, model regresi linear tidak dapat

digunakan.
Uji linearitas bertujuan untuk menguji apakah keterkaitan antara

dua variabel yang bersifat linier. Perhitungan linieritas digunakan

untuk mengetahui predictor data bebas berhubungan secara linier

atau tidak dengan peubah terikat. Uji linieritas dilakukan dengan

menggunakan analisis variansi terhadap garis regresi yang nantinya

akan diperoleh harga hitung.

e. Uji Hipotesis

Hipotesis adalah solusi sementara untuk masalah penelitian,

biasanya dalam bentuk kalimat pertanyaan. Disebutkan bahwa, meskipun

jawaban yang diberikan saat ini didasarkan pada teori yang relevan,

mereka tidak didasarkan pada data penelitian sebelumnya yang

dikumpulkan melalui pengumpulan data.. (Sugiono, 2015).

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh antara variabel bebas (Brand Image Halal) terhadap variabel

terikat (Kepuasan Konsumen). Pengujian hipotesis dilakukan bertujuan

dengan tujuan untuk mengambil suatu keputusan menerima atau menolak

hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut :

a. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana didasari pada hubungan fungsional

atau kasual satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. (Sugion,2014). Persamaan regresi sederhana ialah :

Y= a+bX
Keterangan :

Y : Kepuasan Pelanggan/Konsumen

a : Konstanta

b : Koefisien regresi untuk

X X : Brand Image Halal

Menurut Sugiono 2014, pada pembuatan garis regresi linier

sederhana, X dianggap konstan, maka perubahan Y adalah besar a

satuan, maka akan menigkatkan nilai Y sebesar b satuan, b satuan

merupakan angka arah yang menunjukkan peningkatan variabel

independen.

b. Uji T

Uji T adalah untuk mengetahui apakah secara individu variaebl

bebas mempunyai pengaruh tinggi terhadap variabel tidak bebas,

dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan, uji T digunakan untuk

uji signifikan pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Apakah variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel Y yaitu

kualitas secara terpisah.

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.2

Variabel Definisi Indikator

Menurut (Kotler & 1. Keunggulan


Brand Image (X)
Keller, 2016). 2. Kekuatan
Mendefinisikan 3. keunikan

brand image

sebagai persepsi

dan kepercayaan

yang dipegang

oleh konsumen,

yang tercermin

atau melekat dalam

benak dan memori

seorang konsumen

itu sendiri.

Menurut Brown 1. Kualitas Produk

(dalam Dwiastuti, 2. Harga Produk

dkk 2021) 3. Kualitas Pelayanan

kepuasan 4. Faktor Emosional

konsumen 5. Biaya dan

Kepuasan merupakan suatu Kemudahan Untuk

Konsumen (Y) kondisi dimana Mendapatkan Produk

kebutuhan, Atau Jasa

keinginan, dan

harapan

konsumen

terhadap sebuah

produk dan jasa,


sesuai atau

terpenuhi dengan

penampilan dari

produk dan jasa.


DAFTAR PUSTAKA

Alfian, I. &. (2017). Analisis Pengaruh Label Hala, Brand dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Di Kota Medan . Jurnal
Ekonomi Islam.

Cahyati, D. N. (2018). Pengaruh Kualitas Produk dan Brand Image


Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan
Konsumen Sebagai Variabel Intervening Central Library Of
Maulana Malik State Islamic Univercity Of Malang.

Kurniawati. N. I (2020). Analisa Pengaruh Word Of Mouth Dan Citra Merek


Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Make
Over Di Kota Semarang.

Putri, S. H. (2022). Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan


Pembelian Produk Skincare MS GLOW. Pekanbaru.

Rahayu D, W. S. (2018). Merek Sebagai Pendorong Keputusan


Pembelian Produk Kosmetik Make Over Di Kota Blitar.

Rahayu, S. (2021). Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk Terhadap


Loyalitas Konsumen. Jurnal Manajemen Bisnis Unbara.

Sahir, S. H. (2016). Pengaruh Gaya Hidup, Label Halal, dan Harga


Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada
Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Medan . Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen .

Zukhrufani, A. &. (2019). The Effect Of Beauty Influencer, Lifestyle, Brand


Image and Halal Labelization Towards Halal Cosmetical
Purchasing Decisions. Journal Economics and Business .

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/instrumen-penelitian/

Anda mungkin juga menyukai