Dosen Pengampu :
Sri Rezeki, S.E., M.Si
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih diantaranya kepada : Ibu Sri Rezeki, S.E.,
M.Si selaku dosen mata kuliah “ANALISIS PERILAKU KONSUMEN” Selanjutnya demi
kesempurnaan penulis dalam menyelesaikan makalah, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan sempurna. Mudah –
mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan bagi semua pihak sehingga
dapat memetik isi yang terkandung di dalamnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk bersikap dengan cara yang menyenangkan atau
tidak menyenang terhadap suatu objek tertentu. Sikap merupakan salah satu konsep yang paling penting
yang digunakan perusahaan untuk memahami konsumen. Perusahaan sangat berkepentingan
berkepentingan pada sikap konsumen konsumen terhadap terhadap produknya, karena sikap yang
positif akan menghasilkan pembelian, bukan saja dari konsumen yang bersangkutan tetapi rekomendasi
kepada teman-teman maupun keluarganya juga akan membuahkan pembelian yang menguntungkan
perusahaan. Sebaliknya, sikap negatif terhadap produk akan menghasilkan penolakan, dan sikap yang
demikian ini akan diteruskan untuk mempengaruhi orang lain.
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar
mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar
kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih
akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak
berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih
jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak
mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para
pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat
memenuhi faktor tersebut. Tidak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi
semua bisnis. Tanpa bisnis. Tanpa dukungan dukungan mereka, suatu mereka, suatu bisnis tidak bisnis
tidak bisa eksis. bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan memberikan pelayanan
pelayanan terbaik, terbaik, konsumen konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari
itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sikap Konsumen
Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa ini berarti bahwa sikap
yang berkaitan dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung
mengenai pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang
lain atau terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk bentuk pemasaran pemasaran
langsung.mSikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Sikap dapat
mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.
Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap adalah Mempelajari
kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara
konsisten. Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Sciffman dan Kanuk (2007) yang
menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang
mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau tidak
setuju terhadap suatu obyek. Sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang
berespons dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan
objek.
Sikap (attitude) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen. Proses pengolahan informasi, pembentukan pengetahuan, dan proses belajar akan
menentukan sikap konsumen, yaitu rasa suka atau tidak suka terhadap suatu produk atau jasa. Sikap ini,
kemudian ditindak lanjuti dengan perilaku yaitu pembelian terhadap produk. produk. Konsep sikap
yang terkait terkait dengan konsep kepercayaan kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior).
Mowen dan Minor (1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan pembentukan sikap
konsumen konsumen (costuomer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara
kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut
produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya
memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan
manfaatnya (Mowen dan Minor, 1998, hal. 242). Berdasarkan konsep kedua penulis tersebut, maka
pengetahuan konsumen seperti yang telah dibahas pada sebelumnya adalah sangat terkait
dengan pembahasan sikap karena pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen. Kepercayaan
konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki
berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Para pemasar perlu memahami atribut dari
suatu produk yang diketahui konsumen dan atribut mana yang digunakan untuk mengevaluasi suatu
produk. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu produk ke konsumen.
B. Karakteristik Sikap Konsumen
Ada beberapa karakteristik sikap konsumen, antara lain yaitu:
1. Sikap Memiliki Objek
Dalam konteks pemasaran sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut
biasa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek,
iklan, harga, kemasan, penggunaan dan media. Misalnya, bagaimana sikap konsumen
terhadap minuman alcohol, sikapnya terhadap berbagai merek minuman beralkohol. Sikap
adalah kecenderungan yang dipelajari. Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli
dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan
yang diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan di media massa , internet , dan
berbagai bentuk pemasaran langsung.
2. Konsistensi Sikap
Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan
direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku.
Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap
dapat berubah. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. Seorang
wanita mengendarai BMW warna silver, ia menyukai BMW silver. Inilah konsistensi antara
sikap dan perilaku. Namun, faktor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap
dan perilaku. Seseorang menyukai sedan Jaguar, namun ia tidak memiliki sedan tersebut.
Faktor daya beli mungkin menyebabkan tidak konsistennya antara sikap dan perilaku.
3. Sikap Positif, Negatif, dan Netral
Sikap positif merupakan sikap yang mungkin dapat menerima tau menyukai suatu hal,
contohnya gemar membaca buku. Sedangkan sikap negatif merupakan sikap yang tidak
menyukai suatu hal, contohnya anti narkoba. Bersikap netral berarti tidak memiliki sikap
atas suatu hal, contohnya selera biasa saja terhadap produk makanan siap saji, tidak terlalu
senang atu tidak senang.
4. Intensitas Sikap
Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya,
ada yang sangat menyukainya atau ada bahkan ada yang begitu sangat tidak menukainya.
Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia
mengungkapkan intensitas sikapnya. Karakteristik ini disebut sebagai karakteristik yang
bersifat ekstrem dari sikap.
5. Resistensi Sikap
Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berbuat. Resistensi
menunjukkan seberapa besar sikap dapat berubah. Dan resistensi terhadap suatu objek
mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Seorang konsumen yang tidak menyukai tomat
kemudian disarankan oleh dokter untuk banyak mengkonsumsi tomat karena alasan
kesehatan, mungkin sikapnya akan mudah berubah. Pemasar penting
memahami bagaimana bagaimana resistensi kon resistensi konsumen agar bisa
menerapkan menerapkan strategi strategi pemasaran pemasaran yang tepat. Pemasaran
ofensif bias diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resistens atau
merekrut konsumen baru.
6. Persistensi Sikap (Persistence)
Persistensi adalah analisis sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah
dengan berlalunya waktu. Misalnya seseorang tidak menyukai
menyukai produk produk kue Biskuat Bolu (sikap negative), seiring
dengan berjalannya berjalannya waktu mungkin mungkin dia akan berubah berubah sikap
menyukai menyukai produk produk Biskuat Bolu.
7. Keyakinan Sikap (Confidence)
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya.
Misalnya, sikap konsumen terhadap produk produk yang sudah yang sudah lama
digunakan akan lebih tinggi dibandingkan sikap konsumen terhadap produk baru yang
masih asing.
8. Sikap dan Situasi
Situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Situasi tertentu
dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak
konsisten dengan sikap mereka. Misalnya, orang yang senang makanan pedas tidak akan
tertarik untuk menyantap sambal apabila perutnya sedang diare.
9. Generalisasi Sikap
Sikap terhadap suatu objek atau kelas objek dapat menyebabkan konsumen melakukan
generalisasi kondisi objek atau kelas objek itu. Misalnya, konsumen yang mengalami
pelayanan yang kurang baik di salah satu bagian dirumah sakit umum, akan
menggeneralisasi bahwa semua jenis pelayanan rumah sakit umum adalah buruk.
10. Sikap Dapat Dipelajari
Sikap dapat dipelajari dari pengalaman pribadi ketika bersentuhan dengan dunia nyata
atau dapat berasal dari informasi dari relasi, penjual, dan media massa.
Kognitif berkaitan dengan pikiran (otak) seseorang, apa yang dipikirkan konsumen.
Sedangkan komponen kognitif ialah pengetahuan dan persepsi yang diperoleh melalui
kombinasi dari pengalaman langsung dengan obyek sikap dan informasi terkait yang didapat
dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi yang ditimbulkan biasanya mengambil bentuk
kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa obyek sikap mempunyai berbagai sifat dan
bahwa perilaku tertentu akan menimbulkan hasil tertentu.
b) Komponen Afektif
Afektif berkaitan dengan perasaan, jadi sifatnya emosianal dan wujudnya berupa
perasaan senang , sedih, ceria, gembira dan sebagainya. Sedangkan komponen afektif ialah
emosi atau perasaan terhadap suatu produk at dap suatu produk atau merek terte au merek
tertentu. Emosi dan per Emosi dan perasaan ini asaan ini sering dianggap bersi ng dianggap
bersifat sangat evalua fat sangat evaluatif yaitu menca yaitu mencakup penilaia kup penilaian
seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh.
c) Komponen Konatif
Konatif berkaitan dengan tindakan. Sedangkan komponen konatif ialah kecenderungan
seseorang untuk melaksanakan suatu tindakan dan perilaku dengan cara tertentu terhadap suatu
suatu obyek sikap. Komponen konatif dalam pemasaran penelitian konsumen lazimnya
diperlakukan sebagai ekspresi niat konsumen untuk membeli atau menolak suatu produk.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap adalah suatu mental dan saraf yang berkaitan dengan kesiapan untuk menanggapi
diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan/atau dinamis
terhadap perilaku. Sikap konsumen merupakan tanggapan perasaan konsumen yang
bisa berupa berupa perasaan suka atau tidak suka terhadap terhadap objek tertentu, misalnya
bagaimana sikap konsumen terhadap kinerja produk, bagaimana sikap konsumen terhadap merek
perusahaan, bagaimana sikap konsumen terhadap harga produk, bagaimanan sikap konsumen
terhadap iklan produk perusahaan yang ditayangkan di TV, dan sebagainya.Ada tiga komponen
sikap, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Sedangkan kepuasan konsumen merupakan perasaan
senang seseorang yang berasal dari pebandingan antara kesannya terhadap kinerja produk yang
riil/aktual dengan kinerja produk yang diharapkan. Kepercayaan konsumen adalah kekuatan
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen bahwa
produk mempunyai objek, atribut, dan manfaat. Kepercayaan yang dipunyai konsumen terhadap
merek, korporasi, dan objek lainnya dalam lingkungan konsumen memiliki beberapa implikasi
manajerial yang penting.
B. Saran
Melalui pemahaman terhadap sikap konsumen, pemasar dapat mengubah dan membentuk
sikap konsumen seperti yang diharapkannya melalui strategi pemasaran yang disusunnya. Sikap
merupakan kecenderungan yang dipelajari, terbentuk sebagai hasil proses belajar yang sifatnya
konsisten yang diekspresikan dalam bentuk suka atau tidak suka terhadap suatu obyek. Untuk dapat
memuaskan seorang konsumen, perusahaan dapat memulai dari mencari tahu kebutuhan dan
keinginan itu sendiri. Atau dengan kata lain perusahaan harus tahu harus tahu motif konsumen
dalam membeli suatu produk.
DAFTAR PUSTAKA