Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN

Pembentukan dan sifat Konsumen

Disusun Guna Memenuhi Tugas Terstruktur


Mata Kuliah : PERILAKU KONSUMEN
Dosen Pengampu : SHOFIA
YUSTIANI SURYANDARI , S.E.,M.Si.

Disusun Oleh:
Aziz Setiawan 1817202008
Dewi Khidujah 1817202012
Fitriyatun Nikmah 1817202149
Uswatun Khasanah 1817202040
Yulia Nur Sasih 1817202044

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI
2021

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pembentukan dan sifat Konsumen” tepat pada waktunya. Shalawat serta Salam
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
pencerahan di muka bumi ini.

Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Konsumen.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga
penyusunan makalah ini berjalan dengan lancar. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas makalah ini.

Purwokerto, 12 Oktober 2021

Penulis

II
DAFTAR ISI

Cover ....................................................................................................................... I

Kata Pengantar ....................................................................................................... II

Daftar isi ................................................................................................................. III

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi sikap.............................................................................................. 3
B. Model Struktural Sikap Konsumen ........................................................... 4
C. Teori Usaha mengkonsumsi .....................................................................
D. Ekspetasi Nasabah ....................................................................................
E. Pembentukan Sikap ...................................................................................
F. Strategi Perubahan Sikap ...........................................................................

BAB III. PENUTUP .............................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

III
BAB I

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan rasa. Perasaan ini akan
menimbulkan sebuah sikap. Sikap dari seseorang dinyatakan oleh rasa suka atau
tidak suka terhadap sesuatu, termasuk dalam sebuah produk atau jasa yang mereka
jumpai dalam kehidupan sebagai konsumen. Pada dasarnya, konsumen pasti memiliki
standar atau preferensi tersendiri dalam memilih suatu produk. Antara yang disukai
barang murah, ataupun ada di antara mereka yang menyukai barang bermerek. Jadi,
kita dapat menyatakan bahwa konsumen memiliki sebuah keunikan dengan
perspektifnya masing-masing dalam melihat sebuah produk.
Biasanya, ada banyak motif dan latar belakang bagaimana preferensi tersebut
terbentuk. Seperti faktor lingkungan bermain, keluarga, kecenderungan psikologi, dan
sebagainya. Pemasar atau distributor memiliki kepentingan untuk menyesuaikan
produk mereka terhadap perubahan sikap konsumen, karena sikap yang positif dari
konsumen terhadap produk akan menghasilkan keputusan pembelian pembelian.
Sikap positif yang dimaksud adalah ketika produk yang ditawarkan oleh produsen
dapat menjawab kebutuhan konsumen, dan konsumen merasa cocok dengan barang
yang ditawarkan oleh produsen. Bukan sampai situ saja, tetapi juga ketika seorang
konsumen menyukai dan sudah menjadi loyal terhadap suatu produk, konsumen yang
bersangkutan dapat rekomendasikan produk tersebut kepada teman-teman maupun
keluarganya, dan juga dia akan senang membeli secara berkala yang menguntungkan
pemasar. Sebaliknya sikap negatif yang dikeluarkan oleh konsumen terhadap produk
yang akan dihasilkan, maka sikap yang demikian ini akan mempengaruhi untuk orang
lain.
Maka dari itu pemasar harus mempedulikan sikap konsumen dimana sikap
yang positif tetap positif atau bertambah positif, sikap yang negatif diupayakan dapat
diubah menjadi positif. Dalam makalah ini, penulis akan membahas pembentukan dan
perubahan sikap konsumen karena penulis percaya banyak sekali yang dapat digali
dari materi tersebut sekaligus menjadi tugas kelompok dalam matakuliah Perilaku
Konsumen.

IV
1.1. Rumusan masalah
Bagaimana Sikap di Definisikan ?
Bagaimana model Struktura; sikap Konsumen ?
Bagaimana Teori Usaha dan model sikap terhadap iklan?
Bagaimana dan Perubahan Sifat Terjadi?

1.2. Tujuan Makalah


Penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan mengenai
sikap serta komponen pembentuknya berdasarkan pada sumber yang kami
dapat dalam rangka pemenuhan tugas dalam matakuliah Perilaku Konsumen
dan sebagai bahan pembelajaran bagi para mahasiswa yang
membutuhkkannya.

V
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi sikap
Menurut Lefton (1982) Kata sikap berasa dari bahasa Latin Aptus
yaitu yang berarti “kecocokan” atau “kesesuian”. Definisi sikap adalah pola
perasaan, kenyakinaan dan kecendrungan perilakuterhadap orang, ide, atau
objek yang tetap dalam jangka waktu yang lama . sedangkan Schiffman dan
Kanuk (2000) memgatakan bahwa sikap adalah prediposisi yang dipelajari
dalam merespon secara konsisten sesuatu objek dalam bentuk suka atau tidak
suka.
Para peneliti konsumen menilai sikap dengan mengajukan berbagai
pertanyaan untuk mengmbil berbagai kesimpulan dari perilaku. Sikap dari
konsumen tidak dapat diamati secara langsung tetapi harus disimpulkan dari
apa yang dikatakan atau yang dilakukan oleh orang tersebut. selain itu seluruh
perilaku konsumen dilihat dapat dilihat dari konsisten pembelian, anjuran
kepada orang lain, tingkat teratas, kepercayaan, pelayanaan, dan niat.
Sikap sangat dipengaruhi oleh situasi. Situasi adalah berbagi peristiwa
atau keadaan yang pada tahap dan waktu tertetu mempengaruhi hubungan
antara sikap dan perilaku. Situasi tertentu dapat menyebablam perilaku dan
sikap kosumen dapat menyebabkan para konssumen berperilaku dengan cara
yang kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.

2. Model Struktural Sikap Konsumen

Dalam memahami peran sikap dalam perilaku konsumen, hal yang


perlu dipahami adalah mengenai struktur dan komposisi sikap. Terdapat empat
kategori besar model sikap, yaitu: model sikap tiga komponen, model sikap
multi atribut, teori usaha mengkonsumsi, dan model sikap terhadap iklan.
Masing-masing model tersebut memberikan perspektif yang agak berbeda
mengenai jumlah bagian-bagian komponen suatu sikap dan bagaimana
komponen-komponen ini disusun atau saling berhubungan.

VI
Model Sikap Tiga Komponen
Sikap terdiri atas tiga komponen utama yaitu komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen konatif.
a. Komponen Kognitif
Komponen ini merupakan komponen pertama dalam model sikap tiga
komponen yang terdiri dari pengetahuan dan persepsi individu.
Pengetahuan dan persepsi dapat diperoleh berdasarkan kombinasi dari
pengalaman langsung dengan objek sikap dan informasi yang berkaitan
dari berbagai sumber. Kemudian pengetahuan dan persepsi ini akan
menimbulkan kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa objek
sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku tertentu akan
menimbulkan hasil-hasil tertentu. Semakin positif suatu kepercayaan
maka akan semakin mendukung keseluruhan sikap tersebut.
b. Komponen Afektif
Emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu
merupakan komponen afektif dari sikap tertentu. Emosi dan perasaan ini
sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluatif sifatnya,
yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap suatu objek dengan sikap
yang secara langsung dan menyeluruh (atau sampai mana seseorang
menilai objek sikap "menyenangkan" atau "tidak menyenangkan", "bagus"
atau "jelek"). Pengalaman yang mengharukan juga dimanifestasikan
sebagai keadaan yang diliputi emosi seperti kebahagiaan, kesedihan, rasa
malu, kemarahan, kesalahan, keheranan. Riset menunjukkan bahwa
keadaan emosional ini dapat meningkatkan atau memperkuat pengalaman
positif atau negatif dan ingatan tentang pengalaman tersebut dapat
mempengaruhi apa yang timbul dipikiran dan bagaimana individu
bertindak.
c. Komponen Konatif
Komponen ini merupakan respons dari individu terhadap suatu objek.
Komponen ini berhubungan dengan kemungkinan atau kecenderungan
bahwa individu akan melakukan tindakan khusus atau berperilaku dengan
cara tertentu terhadap objek sikap tertentu. Dalam riset pemasaran dan

VII
konsumen, komponen konatif sering dianggap sebagai pernyataan maksud
konsumen untuk membeli. Jadi, komponen ini bukan perilaku nyata,
namun masih berupa keinginan untuk melakukan suatu tindakan.
Contoh model sikap tiga komponen yaitu : kepercayaan merek, evaluasi
merek, dan maksud untuk membeli. Kepercayaan merek merupakan
komponen kognitif dari sikap konsumen, evaluasi merek adalah
komponen afektif atau perasaan individu, dan maksud untuk membeli
adalah komponen konatif atau tindakan.

Model Sikap Multi Atribut/Multi Sifat


Salah satu model sikap yang terkenal adalah model sikap multiatribut
Fishbein. Model sikap Fishbein ini berfokus pada prediksi sikap yang
dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini mengidentifikasi
tiga faktor utama untuk memprediksi sikap. Faktor petama, keyakinan
seseorang terhadap atribut yang menonjol dari obyek. Faktor kedua,
adalah kekuatan keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut khas,
biasanya diketahui dalam bentuk pertanyaan, misalnya, seberapa setuju
bahwa obyek X memiliki atribut Y. Faktor ketiga adalah evaluasi dari
masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana diukur
seberapa baik atau tidak baik keyakinan mereka terhadap atribut-atribut
itu. Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi antara
sikap dan perilakunya, sehingga model Fishbein ini memiliki dua
komponen, yaitu kompenen sikap dan komponen norma subyektif yang
penjelasannya disajikan berikut ini :
a. Komponen Sikap
Kompenen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan
obyek penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan
penting dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan
apa yang akan dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
b. Komponen Norma Subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh
terhadap perilaku individu. Kepercayaan normatif mempunyai arti sebagai
suatu kuatnya keyakinan normatif seseorang terhadap atribut yang
ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek. Sedangkan

VIII
motivasi bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju dengan
atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap
perilakunya. Norma subjektif merupakan keyakinan konsumen tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehubungan dengan objek
sikap.

Secara singkat terdapat tiga model dalam model sikap multi atribut
Fishbein, yaitu:

a. Model Sikap Terhadap Objek


Menurut model ini sikap konsumen terhadap produk atau merek produk
tertentu merupakan fungsi dari adanya atau tidak adanya dan penilaian
terhadap keyakinan atau sifat-sifat produk tertentu. Dengan kata lain
konsumen biasanya mempunyai sikap yang menyenangkan terhadap
merek-merek yang mereka percaya mempunyai tingkat sifat-sifat yang
memadai dan mereka nilai positif. Sebaliknya konsumen mempunyai
sikap yang tidak menyenangkan terhadap merek-merek yang mereka rasa
tidak mempunyai tingkat yang memadai mengenai sifat-sifat yang
diinginkan atau mempunyai terlalu banyak sifat-sifat negatif.
b. Model Sikap Terhadap Perilaku
Model sikap terhadap perilaku merupakan sikap individu dalam
berperilaku atau bertindak terhadap objek tertentu dan bukannya sikap
terhadap objek itu sendiri. Lebih digunakan untuk menilai tanggapan
konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap objek.
Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku
konsumen yang berupa pembelian ditempat itu.
c. Model Tindakan yang Beralasan
Teori tindakan yang beralasan menggambarkan pengintegrasian
komponen-komponen sikap secara menyeluruh ke dalam struktur yang
dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan yang lebih baik maupun
peramalan yang lebih baik mengenai perilaku. Menurut teori ini
pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan
pembelian atau penggunaan merk produk yang pada akhirnya akan
menentukan tingkat kepuasan.

IX
3. TEORI USAHA MENGKONSUMSI

Ada usaha yang dijalankan untuk memperluas berbagai model sikap


sehingga model tersebut dapat dengan lebih baik menampung berbagai
maksud konsumen yang dinyatakan melalui ‘’usaha’’ mereka untuk
mengkonsumsi. Teori usaha mengkonsumsi, yaitu suatu teori sikap yang
dirancang untuk menjelaskan berbagai kasus dimana tindakan atau outcome
tidak pasti , tetapi sebaliknya merefleksikan usaha konsumen untuk
mengkonsumsi merupakan (atau membeli).

4. MODEL SIKAP TERHADAP IKLAN

Suatu model yang menyatakan bahwa seorang konsumen membentuk


berbagai perasaan (affects) dan penilaian (cognitis) sebagai hasil dari ekspor
terhadap suatu iklan, di mana sebaliknya mempengaruhi sikap konsumen
terhadap iklan dan sikap terhadap merek. Konsumen membentuk berbagai
perasaan (pengaruh) dan pertimbangan (kognisi) sebagai akibat ketrbukaan
terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan ini pada gilirannya mempengaruhi
sikap konsumen terhadap iklan dan keyakinan terhadap merk yang diperoleh
dari keterbukaan terhadap iklan Akhirnya, sikap konsumen terhadap iklan dan
keyakinan pada merk mempengaruhi sikapnya terhadap merk.

5. PEMBENTUKAN SIKAP
1. Bagaimana sikap dipelajari

Berbagai teori pembelajaran memberikan pandangan yang unik


mengenai bagaimana sikap terbentuk. Jika kita berbicara mengenai
pembentukan sikap, kita mengacu ke pergeseran dari tidak mempunyai
sikap terhadap obyek tertentu (misalnya handphone) ke mempunyai sikap
terhadapnya (seperti handphone berguna sebagai alat untuk komunikasi

X
jarak jauh). Pergeseran dari tidak adanya sikap menjadi sikap tertentu
(atau pembentukan sikap) merupakan suatu hasil pembelajaran.

Pada situasi dimana para konsumen berusaha memecahkan


masalah atau memuaskan kebutuhan, mereka mungkin membentuk
berbagai sikap (baik positif maupun negative) mengenai produk atas dasar
keterbukaan terhadap informasi dan kognisi (pengetahuan dan
kepercayaan) mereka sendiri. Jadi pada umumnya, semakin banyak
informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk atau jasa, lebih besar
kemungkinan mereka akan membentuk suatu sikap terhadapnya, baik itu
positif maupun negative.

Sikap berkembang dari pengalaman personal dengan kenyataan


sebaik informasi yang diberikan seorang teman, pramuniaga, dan media
massa. Sikap juga tumbuh baik dari pengalaman langsung maupun tidak
langsung yang dialami seseorang dalam hidupnya.

2. Sumber-sumber yang mempengaruhi sikap


a. Pengalaman Pribadi
Pengalaman konsumen melalui onjek sikap dari waktu ke waktu akan
membentuk sikap tertentu pada konsumen.
b. Pengaruh Keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam membentuk sikap perilaku.
Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan dibandingkan
lingkungan yang lain.
c. Pemasaran Langsung dan Media Massa
Banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran secara langsung
atas produk yang ditawarkan, maka secara tidak langsung hal tersebut
telah berpengaruh dalam pembentukan sikap konsumen. Serta adanya
media massa yang merupakan sarana komunikasi yang hampir setiap saat
dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen.

3. Faktor-faktor kepribadian yang mempengaruhi pembentukan sikap


Kepribadian individu memainkan peranan penting dalam
pembentukan sikap. Sebagai contoh, individu yang mempunyai kebutuhan

XI
yang tinggi akan kognisi (yaitu orang-orang yang sangat membutuhkan
informasi dan menikmati berfikir) mungkin membentuk sikap yang positif
dalam menanggapi berbagai iklan yang menonjolkan model yang menarik
atau selebriti yang terkenal. Dengan cara yang sama, sikap terhadap
berbagai produk baru dan situasi konsumsi baru sangat dipengaruhi oleh
karakterikstik khusus para konsumen.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap :
1) Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang dialami akan membentuk dan mempengaruhi
penghayatan seseorang terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan
dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan
dengan objek psikologis.
2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting
Orang lain yang berada disekitar seseorang merupakan salah satu diantara
komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikapnya. Seseorang yang
dianggap penting, diharapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah
dan pendapat, tidak ingin dikecewakan, dan berarti khusus (significant
others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap seseorang.
Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah
orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman
dekat, guru, teman kerja, dll.
3) Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap,
dimana kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap terhadap
berbagai masalah.
4) Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,
handphone mempunyai pengaruh besar dalam penyampaian informasi.
Media massa membawa pesan-pesan berisi sugesti yang dapat
mempengaruhi opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut,

XII
apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal,
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Lembaga Pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap. Keduanya meletakkan
dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan
baik dan buruk, garis pemisah anatara sesuatu yang tidak dan boleh
dilakukan, diperoleh dari Pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.

6) Pengaruh Faktor Emosional


Faktor pengaruh pembentukan sikap yang lain adalah emosi individu.
Dalam hal ini, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
oleh emosi yang berfungsi sebagi semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk pertahanan ego yang dapat bersifat sementara dan
segera berlalu setelah keadaan tersebut hilang, tetapi juga bisa bertahan
lama.
6. Strategi Pengubahan Sikap

Mengubah sikap merupakan pertimbangan dari strategi pokok bagi


kebanyakan pemasar. Bagi pemasar yang cukup beruntung menjadi pemimpin
pasar dan memperoleh nama baik dan kesetiaan konsumen yang besar, tujuan
yang diusahakan adalah memperkuat sikap positif para konsumen yang sudah
ada sehingga mereka tidak akan beralih terhadap berbagai penawaran khusus
para pesaing dan berbagai bujukan lain yang dimaksudkan untuk
memenangkan usahanya. Yang menjadi strategi pengubahan sikap, antara lain:

 Mengubah fungsi motivasi dasar

Strategi yang efektif untuk megubah sikap konsumen terhadap produk


atau merek tertentu adalah dengan membuat berbagai kebutuhan tertentu
menonjol. Metode yang digunakan untuk mengubah motivasi ini dikenal
dengan pendekatan fungsional, dalam pendekatan ini sikap digolongkan
menjadi empat fungsi diantranya:

1) Fungsi manfaat

XIII
Fungsi ini dipengaruhi oleh kegunaan dari merk tersebut, jika produk tersebut
berguba atau membantu dimasa lalu sikap konsumen terhadapnya cenderung
menyengkan. Cara untuk mengubah sikap terhadap produk adalah dengan
menunjukan kepada orang-orang bahwa produk ini dapat memenuhi tujuan
manfaat yang mungkin belum terpikirkan oleh mereka.

2) Fungsi pembelaan ego

Orang-orang selalu berusaha untuk melindungi citra diri mereka dari perasaan
keraguan dalam diri mereka, yang ingin mengantikan rasa ketidakpastian
mereka dengan rasa aman dan keyakinan diri.

3) Fungsi pernyataan nilai

Sikap merupakan pernyataan atau refleksi dari nilai-nilai, gaya hidup dan
pandangan umum konsumen, sebagai contoh iklan-iklan untuk minayk wangi
Tommy Hilfigers Tommy ditargetkan untuk orang-orang muda yang mengejar
gaya hidup yang apik, suka bergaul, dan suka bergerak di alam terbuka.

4)Fungsi pengetahuan

Para individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk mengetahui dan memahami
orang-orang atau barang-barang yang berhubungan denan mereka. Pengaturan
posisi produk dan merk dijadikan usaha untuk memuasakan kebutuahn untuk
mengetahui dan memperbaiki sikap konsumen terhadap merk dengan
menekankan berbagai keunggulannya dibandingkan merek pesaing.

 Menghubungkan produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi

Sikap dihungkan setidaknya-tidaknya sebagian dengan berbagai golongan,


peristiwam sosial atau kegiatan amal tertentu. Mengubah sikap terhadap
produk, jasa, dan merk dapat dilakukan dengan menunjukan hubunagn produk,
jasa, dan merk tersebut dengan golongan sosial, peristiwa, atau kegiatan amal
tertentu.

 Memecahkan masalah dua sikap yang bertentangan

Apabila konsumen dapat diyakinkan bahwa sikap mereka yang negatif


terhadap produk tertentu, merk tertentu, atau sifat-sifatnya sebenarnya tidak
bertentangan dengan sikap yang lain, konsumen mungkin saja dapat dibujuk

XIV
untuk mengubah penilaian mereka terhadap merek tersebut atau beralih ke segi
positif.

 Mengubah berbagai komponen model-multi-sifat

Segala sikap memiliki berbagai implikasi terhadap strategi pengubahan sikap,


dalam model ini disebutkan terdapat beberapa cara perubahan sikap,
diantaranya:

a) Mengubah penilaian relatif terhadap sifat


Secara alami setiap produk dibagi menurut keistimewaan atau manfaat
produk yang berbeda dan yang dapat menarik bagi segmen konsumen
tertentu, para pemasar memiliki peluang untuk membujuk para
konsumen lebih besar.
b) Mengubah keyakinan terhadap merk
Strategi ini dilakukan dengan cara pemasangan iklan-iklan dari produk
yang kemudian disebarkan ke konsumen.
c) Menambah sifat
Menambah sifat ini dilakukan menambah sifat yang sebelumnya
diabaikan maupun sifat yang menunjukan perbaikan atau inovasi yang
mengundan muatan teknologi.
d) Mengubah penilaian terhadap merk secara keseluruhan
Startegi ini berguna untuk mengubah secara keseluruhan peringkat
penilaian konsumen terhadap merk secara keseluruha tanpa berusaha
memperbaiki atau mengubah penilaian mereka terhadap salah satu sifat
merk.
e) Mengubah keyakinan konsumen terhadap berbagai merek pesaing
Strategi ini dilakukan dengan mengubah keyakinan konsumen terhadap
sifat-sifat merk atau golongan produk yang bersaing.

XV
DAFTAR PUSTAKA

Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta: Penerbit Index.

Sikap konsumen melalui link


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/671/05.2%20bab
%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y diakses pada 12 Oktober 2021
08:15

Pembentukan Dan Oerubahan Sikap Konsumen melalui link


https://www.slideshare.net/reneeshable/chapter-8-pembentukan-dan-
pengubahan-sikap-konsumen diakses pada 12 Oktober 2021 08:15

Faktor Sikap Terhadap Perilaku Konsumen melalui link


https://enoenone.wordpress.com/2014/11/20/faktor-sikap-terhadap-
perilaku-konsumen-dan-keputusan-pembelian/ diakses pada 12
Oktober 2021 09:00

XVI

Anda mungkin juga menyukai