Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Ekonomi


Dosen Pengampu: Dr. H. Ah. Ali Arifin, M.M.

Disusun Oleh:

Kholishotuz Zahroo (04020421041)


Rhegalein Fradina Alivia (04020421060)
Moh Nurudin Alfani (04030421066)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2022
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
saya mampu menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teori Perilaku
Konsumen”. Tak lupa sholawat serta salam kita junjungkan pada nabi Muhammad
SAW yang telah menjadi suri tauladan umat.
Makalah ini kami buat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Ilmu Ekonomi, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Selanjutnya penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada dosen mata kuliah Ilmu Ekonomi, serta pihak-pihak yang
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap semoga materi makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khusus dalam bidang Ilmu Ekonomi, serta pembaca dapat
mengaplikasikan ilmu ini dalam kehidupan pribadi.
Akhir kata penulis mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar dapat menjadi bahan evaluasi untuk makalah yang
akan datang.

Surabaya, 26 April 2022

Penyusun
3

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................................

Kata Pengantar ..................................................................................................................

Daftar Isi ...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang ......................................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................

A. Pengertian Teori Perilaku Konsumen ...................................................................


B. Perbedaan Pendekatan Teori Kardinal dan Ordinal ..............................................
C. Faktor-Faktor Perilaku Pembelian Konsumen ...................................................
D. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keptusan Pembelian ..........................

BAB III PENUTUP ......................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................


4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan transaksi jual beli suatu
barang atau produk baik itu secara langsung yaitu dengan cara mengunjungi
perusahaan atau pasar,atau secara tidak langsung sebagai contohnya adalah
pedagang online. Banyak sekali yang beranggapan bahwa membeli dengan media
online lebih efisien dan mudah,tetapi kita juga tidak bisa melihat produk atau
barang secara langsung.

Melakukan jual beli produk secara langsung memiliki perilaku yang harus
selalu kita perhatikan seperti, cara berkomunikasi antar penjual dengan konsumen
atau sebaliknya. Maka dari itu, sikap atau perilaku konsumen juga sangat
berpengaruh penting dalam melakukan kegiatan evaluasi barang yang diinginkan.

Setiap konsumen juga memiliki motivasi dan persepsi yang berbeda-beda


pada setiap melakukan mencari, membeli, mengevaluasi produk atau barang yang
dibutuhkan. Ada beberapa factor dari lingkungan seperti kebudayaan, kelas sosial
dan keluarga yang sering berpengaruh penting untuk proses jual beli.1

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teori perilaku konsumen?
2. Apa perbedaan dari teori kardinal dan ordinal?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen?
4. Bagaimana pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami teori perilaku konsumen.
2. Agar mahasiswa memahami teori kardinal dan ordinal.
3. Agar mahasiswa memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen.

1
Sonia Saxena, “Teori Perilaku Konsumen”, Skripsi, (Sidoarjo: Teknik Industri, UMSIDA, 2020),
2.
5

4. Agar mahasiswa memahami pengaruh perilaku konsumen terhadap


keputusan pembelian.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.2 Perilaku konsumen adalah bagaimana
konsumen akan menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan harga
atas suatu permintaan barang atau jasa yang diperlukan.3
Perilaku konsumen akan termotivasi oleh kebutuhan. Kebutuhan akan
memunculkan perilaku yang diperkirakan memiliki kemungkinan terbesar untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Kebutuhan yang dirasakan akan diekspresikan
dalam perilaku konsumsi. Jadi dengan kata lain setiap perilaku seseorang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau tujuan tertentu dalam
memperolehnya. Sementara motivasi yang memberi tenaga atau dorongan untuk
menggerakkan seseorang agar berperilaku tertentu. Sehingga perilaku yang
dimunculkan oleh konsumen adalah merupakan perwujudan dari adanya motivasi
dari dalam diri konsumen tersebut. Perilaku yang dapat diamati oleh pemasar
adalah seperangkat dari keputusan pemilihan suatu produk yang dibeli untuk
pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya. Keputusan pemilihan suatu produk
yang dibeli untuk pemenuhan atas kebutuhan dan keinginanya.
Minat berbelanja termasuk suatu perilaku konsumen. Kosumen akan
merespon suatu stimulan yang diberikan dengan suatu tindakan. Seperti harga
yang rendah akan menimbulkan perilaku konsumen yang cenderung
meningkatkan minat yang tinggi. Promosi yang intens akan membangkitkan
keinginan konsumen untuk tertarik membeli suatu produk. Dan tempat yang
strategis akan membuat konsemen ingin berbelanja di tempat tersebut.
1. Etika Perilaku Konsumen Dalam Islam

2
Hani Handoko dan Basu Swasta, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku Konsumen,
(Yogyakarta: BPEE, 2000), 10
3
Soeharno, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), 41.
7

Dalam agama Islam, anugerah Allah SWT merupakan milik semua


manusia. Dan ketika sebagian diantara anugerah itu berada di antara orang-
orang tertentu itu bukan berarti orang tersebut dapat memanfaatkan anugerah
yang Allah SWT berikan untuk mereka sendiri dengan sesuka hatinya. Setiap
orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan cara mematuhi perintah
Allah SWT dan memuaskan diri sendiri dengan barang-barang dan anugerah
yang diciptakan Allah SWT untuk umat manusia demi kemaslahatan umat.
Konsumsi berlebih-lebihan, yang merupakan ciri khas masyarakat yang tidak
mengenal Tuhan tidak diperbolehkan dalam Islam dan disebut dengan ișraf
atau tabżir. Ajaran Islam menganjurkan pola konsumsi yang mengunakan
harta secara wajar dan berimbang.4
a) Tauhid
Di dalam agama Islam kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka
ibadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa berada dalam hukum
Islam. Oleh karena itu seorang muslim harus senantiasa mencari
kenikmatan dengan menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan
Allah SWT.
b) Amanah (Responsibility/Pertanggungjawaban)
Manusia merupakan khaliyyfah di bumi sebagai pengemban
amanah dari Allah SWT. Manusia diberikan kekuasaan untuk
melaksanakan tugasnya sebagai khaliyyfah dan untuk mengambil
keuntungan dan manfaat sebanyak- banyaknya atas ciptaan Allah SWT.
Dalam hal ini melakukan konsumsi, manusia dapat berkehendak bebas
tetapi akan mempertanggung jawabkan atas kehendak bebas tersebut.
c) Halal
Dalam ajaran agama Islam, barang-barang yang dapat dikonsumsi
hanyalah barang-barang yang menunjukan nilai-nilai kebaikan, kesucian,
keindahan, serta akan menimbulkan kebaikan untuk umat. Sebaliknya,
bendabenda yang buruk, tidak suci (najis), tidak bernilai, tidak dapat

4
Euis Amalia dan Nur Rianto, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan
Ekonomi Konvensional. (Jakarta: Kencana, 2010), 90.
8

digunakan dan juga tidak dapat dianggap sebagai barang-barang konsumsi


dalam Islam serta dapat menimbulkan keburukan apabila dikonsumsi.
Sesuai dengan firman Allah surat Al-Baqarah ayat 173.
d) Free will (kehendak bebas)
Manusia diberi kebebasan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya apa
yang ada di bumi. Dalam agama Islam, kegiatan konsumsi dilakukan
dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Manusia diberi kebebasan untuk
mengambil keuntungan dan manfaat yang sebanyak-banyaknya sesuai
dengan kemampuannya atas segala karunia dan barang-barang ciptaan
Allah SWT. Atas segala kebebasan yang Allah SWT berikan bukan berarti
manusia terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum sebab dan
akibat yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Allah SWT.
e) Sederhana
Islam sangat melarang perbuatan yang sia-sia, pemborosan,
berlebihlebihan atau bermewah-mewahan, menghamburkan harta tanpa
adanya manfaat dan hanya mengikuti hawa nafsu semata. Sebaimana
dalam ayat alquran surat Al-„arâf ayat 31.

B. Perbedaan Pendekatan Teori Kardinal dan Ordinal


1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan Kardinal adalah pengukuran kepuasan terhadap produk atau
jasa yang mereka telah gunakan dan dapat diukur berdasarkan angka pasti.
Sehingga pengukuran dapat dinilai dari nilai 0 hingga 100. Pendekatan kardinal
ini bersifat kualitatif dengan satuan util. Namun dalam prakteknya, penilaian ini
akan cenderung tidak realistik karena angka pengukuran tidak mungkin tepat.
Alasan tersebut karena pengukuran nilai ini akan terpengaruhi faktor individu
seperti mood, ketertarikan, dan banyak hal lainnya. Sehingga metode pendekatan
ini mulai ditinggalkan oleh para ahli marketing.
Pendekatan ini dapat diukur menggunakan kurva marginal utility,
pendekatan satuan utilitas dalam menilai kepuasan seseorang dalam
9

mengonsumsi barang dan jasa. Dalam kurva marginal utility yang berdasarkan


hukum gossen, awal mula nilai kepuasan akan naik sampai dengan titik jenuh
kemudian mulai menurun hingga mati. Jika konsumen mendapatkan kepuasan
yang tinggi, maka konsumen akan rela membayar lebih. Jika tidak, maka berlaku
sebaliknya.5
2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan ordinal adalah teori yang mengungkapkan bahwa kepuasan
konsumen yang telah menggunakan produk atau jasa tidak dapat diukur secara
angka numerik atau angka pasti. Teori pendekatan ordinal dikemukakan oleh
pakar ekonomi modern yaitu J.R. Hicks dan R.G.D. Allen. Artinya, daya guna
merupakan fenomena psikologi, yang tidak bisa kita ukur berdasarkan metode
kuantitatif. Akan tetapi, pada prinsip ini, konsumen tetap dapat mengekspresikan
bahwa mereka merasa puas akan produk atau jasa tersebut setelah
membandingkannya dengan produk lain sejenis. Sehingga metode pendekatan
ordinal bersifat kualitatif dengan satuan berdasarkan tingkat kepuasan dengan
pengukuran berdasarkan kurva indifferens.
Kurva indifferens adalah kurva yang dapat menunjukkan kombinasi
jumlah barang atau jasa yang telah konsumen konsumsi yang dapat menghasilkan
tingkat kepuasan. Konsumen akan mengurangi tingkat komsumsi barang jika ia
menambah barang lain untuk dikonsumsi.

Berikut perbedaan antara pendekatan kardinal dan ordinal, yaitu:

1. Pendekatan kardinal bersifat kuantitatif, sedangkan pendekatan ordinal


bersifat kaulitatif.
2. Pendekatan kardinal mengukur secara objektif, sedangkan pendekatan
ordinal secara subjektif.
3. Metode pendekatan kardinal cenderung tidak realistis karena mengukur
daya guna secara kuantitatif tidak mungkin tepat, sedangkan ordinal lebih
realistis karena mengukur dari segi kualitatif.

5
Ahmad Fauzi, “pendekatan kardinal dan ordinal dalam perilaku konsumen”,
rajamanajemen.com, diakses dari https://www.rajamanajemen.com pada tanggal 27 April 2022.
10

4. Pendekatan kardinal mengukur berdasarkan daya guna, sedangkan


pendekatan kardinal mengukur berdasarkan peringkat pada preferensi
produk.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.


Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat diuraikan sebagai
berikut:6
1. Faktor Budaya
Budaya adalah penentu yang mendasari dari keinginan dan perilaku
seseorang. Budaya adalah sekelompok nilai-nilai social yang diterima
masyarakat secara menyeluruh dan tersebar kepada aanggota-anggotanya
melalui bahasa dan simbol-simbol.
Di Negara maju seperti Amerika Serikat, misalnya, kemajuan teknologi
merupakan refleksi masyarakat berteknologi sehingga hamper setiap orang
memerlukan computer sebagai cirri budaya. Dilingkungan masyarakat lain,
misalkan, kelompok masyarakat terpencil Afrika Tengah, computer tidak
mempunyai arti. Komputer mungkin dipandang sebagai suatu benda aneh
yang tidak diminati.
Setiap budaya terdiri dari sub-sub budayanya yang lebih kecil yang
menyediakan identifikasi dan sosisalisasi yang lebih spesifik bagi anggota-
anggotanya. Sub budaya meliputi kebangsaan, agama, ras, dan daerah
geografis. Kelas Sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat. yang tersusun dalam hierarki
memiliki nilai, minat dan perilaku yang relatif sama.

2. Faktor sosial
Perilaku konsumenjuga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok referensi,keluarga, peran dan status sosial.
a) Kelompok referensi

6
Viniyati maftuchah, “Perilaku Konsumen”, Skripsi, (Jakarta: Ilmu Ekonomi, STIEM Jakarta,
2018). 2-5.
11

Adalah kelompok yang secara langsung maupun tidak langsung


mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Kelompok referensi terdiri dari semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap sikap ataupun
perilaku manusia. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut
kelompok keanggotaan. Kelompok yang berbentuk organisasi tempat para
anggota saling berinteraksi dikenal sebagai kelompok primer. Kelompok
ini dapat berupa keluarga, teman, tetangga, dan teman sejawat. Didalam
kelompok ini orang berinteraksi dengan bebas secara berkesinambungan.
orang juga dapat tergabung dalam kelompok sekunder, seperti organisasi,
profesi, dan kelompok penghimpun dagang. Interaksi dalam kelompok ini
cendrung lebih formal dan interaksinya tidak sesering dalam kelompok
primer.
Kelompok referensi berpengaruh terhadap cara konsumen dalam
memilih. Pertama, kelompok referensi berpengaruh internasional.
Pengalaman seorang kawan merupakan komunikasi informative. Lebih
dari itu, penggunaan produk tertentu yang tampak (mobil, mabel, pakaian,
dan sebagainya) memberikan informasi kepada konsumen tentang merek
dan produk, yang paling populer dikalangan kelompok tersebut. Kedua,
kelompok referensi berpengaruh komparatif bagi terbukanya kemungkinan
perbandingan kepercayaan, sikap, dan perilaku individu dengan
kepercayaan, sikap, dan perilaku kelompok referensi. Ketiga, kelompok
referensi berpengaruh normatif yang secara langsung mempengaruhi sikap
dan perilaku berdasarkan norma dan kelompok tersebut.
b) Keluarga
Anggota keluarga juga dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli. Ada dua macam keluarga dalam kehidupan
pembeli, yaitu keluarga sebagai kehidupan orientasi yang terdiri dari
orang tua, dan keluarga sebagai sumber keturunan, yaitu pasangan suami
istri dan anak-anaknya.
12

3. Faktor pribadi
Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, disamping dipengaruhi
oleh beberapa factor tersebut diatas, juga dipengaruhi oleh cirri dan sifat-sifat
pribadi,seperti pekerjaan,kondisi ekonomi,gaya hidup, kepribadian, serta
konsep diri.
a) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang berpengaruh pada kebutuhannya terhadap barang
dan jasa. Pekerja kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian kerja.
Sedangkan karyawan berdasi cenderung lebih banyak belanja pakaian
setelan dan dasi. Perusahaan berupaya untuk mengidentifikasi kelompok
pekerja yang berselera tinggi terhadap produk dan jasa yang mereka
tawarkan.
b) Gaya hidup
Pola kehidupan yang diungkapkan dengan aktivitas, minat, dan opini
merupakan gaya hidup seseorang. Gaya hidup berpengaruh lebih kuat
terhadap kebutuhan dan sikap dalam membeli suatu produk daripada tingkat
sosial dan kepribadian. Oleh karena itu gaya hidup merupakan penentu
utama dalam proses konsumsi. Gaya hidup sering kali dimanfaatkan oleh
produsen berkenaan dengan bidang kehidupan konsumen tertentu, seperti
rekreasi ditempat terbuka. Beberapa perusahaan yang telah melakukan
kajian tentang gaya hidup akan lebih fokus terhadap aspek gaya hidup
pribadi atau keluarga yang paling relavan dengan produk atau jasa yang
mereka tawarkan. Pendekatan yang lebih luas ditunjukan pada pola gaya
hidup kelompok masyarakat tertentu.

4. Faktor psikologis
Ketika seseorang membeli suatu produk, didalam melakukan pemilihan ia di
pengaruhi oleh factor-faktor psikologis yang meliputi motivasi, presepsi,
pembelajaran, kepercayaan serta sikap.
a) Motivasi
13

Seseorang membeli suatu produk Karen untuk memenuhi kebutuhan.


Motivasi ialah alasan untuk berprilaku. Motif merupakan kerangka yang
mencerminkan pengaruh dari dalam diri yang mendorong perilaku dan
memberi arah tertentu kepada respon yang timbul.
b) Persepsi
Dua orang karyawan yang mendapat perintah yang sama dari atasan
mereka, pelaksanaannya dapat berbeda.Hal ini disebabkan oleh persepsi
mereka yang berbeda. Persepsi adalah proses pemilihan, penyusunan, dan
penafsiran informasi untuk mendapatkan arti. Seseorang menerima
informasi melalui salah satu organ panca indera. Masukan informasi
merupakan rasa yang diterima melalui salah satu organ panca indera. Ketika
seseorang mendengar iklan, melihat orang lain, mencium bau sedap, atau
sebaliknya, atau menyentuh sesuatu, ia mendapat masukan informasi.
Sebagaimana disebutkan dalam definisi, persepsi berupa proses yang
terdiri dari tiga tahapan. Meskipun seseorang mendapat sejumlah informasi
secara bersamaan, hanya beberapa yang dapat disadari. Ia memilih beberapa
masukan dan mengabaikan sebagian yang lain karena sadar bahwa tidak
mampu menerima informasi sekaligus.
c) Pembelajaran
Menunjukan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber pada pengalaman
d) Keyakinan
Merupakan suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang
sesuatu.
e) Sikap
Menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan emosional, dan kecendrungan berbuat yang bertahan selama waktu
tertentu terhadap beberapa objek atau gagasan.

4. Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian.


14

Dalam perkembangannya konsep pemasaran mutakhir, konsumen


ditempatkan sebagai titik utama perhatian dari para konsumen atau organisasi.
Para praktisi maupun akademisi berusaha mengkaji aspek-aspek konsumen
dalam rangka mengembangkan strategi atau marketing pemasaran yang
diharapkan mampu meraih keuntungan yang akan dicapai.
Setidaknya ada dua alasan mengapa perilaku konsumen mempunyai
pengaruh terhadap keputusan pembelian. Pertama, seperti sudah dikatakan di
atas, konsumen sebagai titik pusat perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang
akan dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat secara langsung
merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun
pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien. Seperti contohnya,
ketika pemasar mengetahui bahwa konsumen yang menginginkan produknya
hanya sebagian kecil saja dari suatu populasi, dan dengan karakteristik yang
khusus, maka upaya-upaya pemasaran produk bisa diarahkan dan difokuskan
pada kelompok tersebut. Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
konsumen secara individu seperti kelompok referensi, kelurga, persepsi,
motivasi, belajar perlu dianalisis untuk mengetahui faktor mana saja yang
dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Kedua, setiap
perilaku konsumen yang diambil untuk melakukan pembelian pasti didasarkan
pada alasan- alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Proses pengambilan keputusan konsumen sangat berhubungan pada
keputusan pembelian oleh karena itu sangatlah penting memahami perilaku
konsumen agar pemasar dapat mennggambarkan bagaimana proses keputusan
pembelian itu dibuat. Konsumen memang berpengaruh dan mempunyai
dampak yang sangat tinggi bagi penjual serta proses pembelian. Adapun jika
secara tidak langsung, seperti online shop atau media online lainnya, penjual
harus menyesuaikan barang atau produk yang akan dijual agar konsumen tidak
merasakan kekecawaan saat menerima barang yang sudah dibeli karena resiko
15

berjualan secara online adalah tidak dapat mengecek secara rinci apakah
barang tersebut memang memakai bahan yang aman atau justru sebaliknya.7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara


langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Perilaku konsumen adalah bagaimana
konsumen akan menanggapi atau akan merespons bila terjadi perubahan harga
atas suatu permintaan barang atau jasa yang diperlukan.

Pendekatan Kardinal adalah pengukuran kepuasan terhadap produk atau


jasa yang mereka telah gunakan dan dapat diukur berdasarkan angka pasti.
Sehingga pengukuran dapat dinilai dari nilai 0 hingga 100. Sedangkan Pendekatan
ordinal adalah teori yang mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen yang telah
menggunakan produk atau jasa tidak dapat diukur secara angka numerik atau
angka pasti.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Faktor Budaya
2. Faktor sosial, Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok referensi,keluarga, peran dan status sosial.
3. Faktor Pribadi
4. Faktor Psikologis

7
Sonia Saxena, “Teori Perilaku Konsumen”, Skripsi, (Sidoarjo: Teknik Industri, UMSIDA, 2020),
10-11.
16

Perilaku konsumen mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.


Pertama, konsumen sebagai titik pusat perhatian pemasaran. Kedua, setiap
perilaku konsumen yang diambil untuk melakukan pembelian pasti didasarkan
pada alasan- alasan tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsu

B. Saran

Dengan disusunnya makalah tentang “Teori Perilaku Konsumen” kami


selaku penyusun makalah ini sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami
miliki baik tulisan maupun bahasaan yang saya sajikan, oleh karena itu mohon
diberikan sarannya agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi,dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi wawasan kita
dalam memahami materi.
17

DAFTAR PUSTAKA

Saxena, Sonia, “Teori Perilaku Konsumen”, Skripsi, (Sidoarjo: Teknik Industri,


UMSIDA, 2020), 2.

Handoko, Hani dan Swasta, Basu, Manajemen Pemasaran Analisis Prilaku


Konsumen, (Yogyakarta: BPEE, 2000), 10

Soeharno, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007), 41.

Amalia, Euis dan Rianto, Nur, Teori Mikroekonomi: Suatu Perbandingan


Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. (Jakarta: Kencana, 2010), 90.

Fauzi, Ahmad, “pendekatan kardinal dan ordinal dalam perilaku konsumen”,


rajamanajemen.com, diakses dari https://www.rajamanajemen.com pada
tanggal 27 April 2022.

Maftuchah, Viniyati, “Perilaku Konsumen”, Skripsi, (Jakarta: Ilmu Ekonomi,


STIEM Jakarta, 2018). 2-5.

Anda mungkin juga menyukai