Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen Pengampu : John Budiman Bancin, S. Pd., M.M

Disusun oleh:
Kelompok 2

1. Anissa Ramadhani 10. Marsha Denanda Putri


2. Bertiliani Panjaitan 11. Ni Loh Putu Santika Dewi
3. Dewi Rahma 12. Ni Putu Ayu Susilawati
4. Ega Aswara Karliadi Dewel 13. Novia Permatasari
5. Febby Dawanty 14. Nur Anita
6. Febby Lorenza 15. Nurhidayah Septiyani
7. Gloria Carolina Runtu 16. Revi Dwi Riana
8. I Putu Jonathan 17. Sumiati
9. Juliana Anggreani Puspitasari

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena berkat hidayah dan
taufiqnya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Perilaku
Konsumen. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen
Pemasaran”, makalah ini yang diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat
bermanfaat dalam dunia Pendidikan. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih
banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Dan mudah mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam
proses menimba ilmu dengan sebaik-baiknya.

Palangkaraya, September 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku konsumen merupakan fenomena unik yang memerlukan kajian dan
observasi. Perilaku konsumen dapat dianggap sebagai muara dari banyak teori
ekonomi yang berbeda karena setiap kegiatan ekonomi akan dihubungkan dan diakhiri
oleh sikap atau perilaku konsumen. Ada banyak teori yang berbeda-beda mengenai
perilaku konsumen, salah satu perilaku konsumen yang paling berpengaruh terhadap
aktivitas ekonomi adalah keputusan pembelian, karena tujuan aktivitas ekonomi mulai
dari produksi hingga pemasaran adalah untuk memotivasi konsumen agar membeli
produk tersebut. Namun sebelum konsumen mengambil keputusan pembelian akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi produk tersebut dan faktor
tersebut dapat berasal dari konsumen itu sendiri, baik dari dalam maupun dari luar
konsumen. Apabila apa yang ditawarkan dan ditawarkan oleh produsen dapat
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembeliannya maka produsen
tersebut akan mendapatkan keuntungan dan mencapai target penjualan sebagaimana
dimaksud, serta memperoleh keunggulan dibandingkan pesaing dan sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian perilaku konsumen?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen?
3. Apa saja manfaat perilaku konsumen?
4. Bagaimana proses pengambilan keputusan?
5. Kendala apa saja yang dapat menghambat dalam pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan mendiskripsikan pengertian perilaku konsumen
2. Mengetahui dan mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen
3. Mengetahui dan mendiskripsikan manfaat perilaku konsumen
4. Mengetahui dan mendiskripsikan proses pengambilan keputusan konsumen
5. Mengetahui kendala dalam mengambil keputusan
Manfaat :
a. Manfaat Akademis
Dapat mereferensi mengenai perilaku konsumen, menambahkan pengetahuan dan
wawasan mengenai perilaku konsumen dan juga dapat memberikan informasi.
b. Manfaat Praktis
Manfaat makalah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran maupun rujukan
referensi bagi para pembacanya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Konsumen


Para ahli berpendapat mengenai definisi perilaku konsumen, sebagai berikut:

1. Menurut Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979) Perilaku konsumen


adalah tidakan-tindakan, proses, dan hubungansosial yang dilakukan individu,
kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau
lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan
sumber-sumber lainnya.
2. Menurut David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984) Perilaku konsumen dapat
didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara
fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau
dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.
3. Menurut Jame F. Engel et.al (1968) Perilaku konsumen didefinisikan sebagai
tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh
dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan
keputusan yang mendahului dan menentukan Tindakan-tindakan tersebut.
4. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai
perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan
memuaskan kebutuhan mereka.
5. Menurut Solomon (2007) Studi perilaku konsumen merupakan proses ketika
individua atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan atau membuang
produk, pelayanan, ide, dan pengalaman untuk memuaskan kebutuhannya.
6. Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001) Perilaku konsumen adalah studi
mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses dimana mereka
menyeleksi, menggunakan, dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide
untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan
masyarakat
Engel menyatakan bahwa “Perilaku konsumen adalah tindakan langsung untuk
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”. Kotler dan Amstrong
mengemukakan bahwa “Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir,
baik individu maupun rumah tangga yang membeli produk untuk konsumsi personal”
Perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan
proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuat produk, layanan,
pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut
pada konsumen dan masyarakat.
Menurut Sumarwan menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan hal-hal diatas atau kegiatan mengevaluasi Menurut Schiffman dan Kanuk,
perilaku konsumen adalah suatu perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa
yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Menurut Kotler dan Amstrong, faktor –faktor yang mempengaruhi tingkah laku
konsumen itu terdiri dari faktor budaya, faktor sosial, pribadi, dan psikologi.
a. Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas pada keinginan dan perilaku
konsumen, seperti kebudayaan, sub kebudayaan, dan kelas sosial.

b. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok


acuan/referensi, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

c. Faktor Pribadi

Keputusan seseorang juga dipengaruhi oleh karasteristik pribadi seperti umur


pembeli dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor Psikologis

Pilihan – pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh empat factor psikologi
yang penting yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan status.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor-faktor


tersebut dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar
seorang konsumen.

1. Faktor-faktor internal:
a. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian
populasi. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun
mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Prikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukurgaya
hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi
dari konsumen.
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang
konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi
individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana
seseorang merespon lingkungannya.
b. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli
produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen.
Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang
bersifat fisiologis maupun pembelian dan penggunaan suatu produk.
c. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total
atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan
penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi
yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
d. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap
di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen, yaitu intensi pembelian
adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli, intensi pembelian kembali
adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya, intensi
pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan
dibeli, intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yanag akan digunakan,
intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan
pencarian, dan intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam
aktivitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang.
Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan
terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk
preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai
suatu sikap terhadap sebuah obyek dan relasinya terhadap obyek lain.
Kepercayaan dapat didefiniskan sebagai penilaian subjektif mengenai
hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk
mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut.

2. Faktor-faktor eksternal
a. Budaya, etnisitas, dan kelas social
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang
membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi
sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak
dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk
mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antar budaya. Elemen abstrak
terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan
seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti
buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan
memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu
fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan
sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif
permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan social dimana individual atau
keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status,
pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran
seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk
apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.

b. Keluarga dan pengaruh rumah tangga


Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri
dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi
yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik
yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah.
Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian
konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk
menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
c. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tidak lepas dari pengaruh kelompok dan personal
yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat
berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lainlain.
Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara, pertama-tama reference
group menciptakan sosialisasi atas individu, kedua reference group berperan
penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan
membandingkannya dengan orang lain, dan ketiga reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.

2.3 Manfaat Perilaku Konsumen


a. Manfaat perilaku konsumen bagi manajer
Manajer merupakan seseorang yang memimpin suatu perusahaan. Dalam
menjalankan suatu usahanya manajer harus mampu memahami perilaku
konsumen, hal ini karena manajer pada dasamya memiliki tugas yaitu
mengawasi serta mengevaluasi perusahaannya agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan dan menyebarkan informasi serta mengkoordinir kegiatan-
kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan mempelajari perilaku
konsumen, manajer dapat mengambil keputusan berdasarkan keadaan
konsumen. Tentu saja keputusan ini didasarkan pada informasi tentang
perilaku konsumen yang diharapkan dapat mempermudah pemasaran
produk. Misalnya keputusan yang dimaksud adalah keputusan seorang
manajer untuk menentukan produk mana yang berkualitas tinggi yang akan
diproduksi dalam jumlah besar, yang ditunjukkan oleh perilaku konsumen,
khususnya kuantitas produk yang dikonsumsi. Selain itu, penentuan strategi
pemasaran juga memastikan pemasaran produk berjalan lancar dan mudah
terjual ke pasar.

b. Manfaat perilaku konsumen bagi produsen


Produsen merupakan seseorang yang mampu melakukan dan menghasilkan
suatu barang (produk tertentu) yang nantinya produk tersebut akan dijual lagi
kepada konsumen guna memenuhi kebutuhan konsumen yang diperlukan.
Produsen menghasilakn suatu barang guna mendapatkan keuntungan yang
sebanyak-banyaknya. Manfaat perilaku konsumen bagi produsen yaitu
mengetahui, mempelajari, dan memahami bagaimana strategi atau keputusan
yang harus diambil yang bisa dilihat dari keadaan pasar dan kebutuhan
konsumen. Dalam hal ini produsen harus mampu membujuk konsumen
untuk membeli dan mengkonsumsi barang yang ditawarkan, dan mampu
memahami cara konsumen dalam bertingkah laku, bertindak, berpikir, dan
yang terpenting bagaimana konsumen mengambil suatu keputusan terhadap
barang yang ditawarkan atau dipasarkan sehingga produsen bisa merancang
strategi pemasaran dengan baik.

c. Manfaat perilaku konsumen bagi birokrat


Birokrat merupakan orang yang bekerja di berbagai instansi pemerintahan.
Birokrat harus mempelajari perilaku konsumen agar mudah dalam
memenuhi kebutuhan kesejahteraan konsumen. Pemerintah dituntut untuk
bisa menyejahterakan masyarakatnya. Dalam mencapai tujuan tersebut
tentunya pemerintah harus mangambil keputusan yang dilihat dari perilaku
konsumen (masyarakat). Misalnya masyarakat (konsumen) yang berekonomi
rendah sulit dalam melakukan pengobatan di rumah sakit, maka pemerintah
harus bisa merasakan apa yang diinginkan oleh masyarakat (konsumen) dan
mampu mengambil keputusan yang dapat memenuhi kesejahteraan
masyarakat, misalnya pemerintah mengadakan pengobatan gratis bagi
kalangan masyarakat yang berekonomi rendah.

d. Manfaat perilaku konsumen bagi konsultan


Konsultan merupakan salah satu profesi yang dilakukan seseorang yang
menyediakan kebutuhan berupa jasa (nasehat dan solusi) berdasarkan
bidangnya masing-masing. Salah satu bidang keahlian konsultan misalnya
bergerak di bidang konsultan dalam hal perilaku konsumen. Dengan
mempelajari perilaku konsumen konsultan dapat memahami kebutuhan
konsumen sehingga konsultan mampu memberikan informasi, nasehat, dan
solusi kepada perusahaan tentang bagaimana melakukan suatu keputusan.
Keputusan yang dimaksud yaitu konsultan memberikan penjelasan kepada
suatu perusahaan tentang produk apa yang harus dihasilkan dan dipasarkan
dengan melihat keadaan pasar dan kebutuhan konsumen sehingga produk
yang ditawarkan cepat terjual karena manfaat produk yang dihasilkan.

e. Manfaat perilaku konsumen bagi peneliti


Peneliti merupakan salah satu profesi yang bertugas untuk menganalisis
dan memahami tentang suatu hal. Hal yang diteliti misalnya keadaan pasar
dan perilaku konsumen, dengan mempelajari perilaku konsumen peneliti
mendapatkan pengetahuan. Penelitian di lakukan dalam upaya untuk
mengumpulkan informasi mengenai karakteristik perilaku konsumen
sehingga pemasar akan lebih mengenal siapa konsumennya dan bagaimana
perilaku mereka dalam mencari, menggunakan dan membuang produk.
Dalam hal ini peneliti dapat membantu manganalisis keadaan yang dialami
oleh konsumen.

2.4 Proses Pengambilan Keputusan


1. Pengertian keputusan pembelian
Menurut Swastha dan Handoko Keputusan pembelian adalah sebuah
pendekatan dalam menyelesaikan suatu masalah pada kegiatan individu untu
pembelian suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya
yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi,
evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku
setelah pembelian. Menurut Kotler keputusan pembelian adalah tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Menurut Schiffman
dan Kanuk menyatakan bahwa keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan
atau lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi
seseorang ketika mengambil keputusan. Setiap individu memiliki karakteristik
yang berbeda-beda.

2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Pemasar harus melewati bermacam-macam pengaruh yang mempengaruhi
konsumen dalam melakukan pembelian dan memahami bagaimana konsumen
membuat keputusan pembelian agar pemasar berhasil memasarkan produknya.
Menurut Kotler dan Armstrong terdapat lima tahapan yang terjadi dalam suatu
proses pembelian,
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian di awali dengan adanya kebutuhan. Adanya
perbedaan yang dirasakan konsumen antara kenyataan dan keinginannya.
Kebutuhan konsumen dapat dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan) internal
maupun eksternal. Setiap pemasar wajib mengetahui rangsangan apa yang
dapat menjadi pemicu kebutuhan konsumen, untuk mengetahuinya pemasar
wajib mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Setelah informasi
sudah terkumpul, pemasar dapat mengidentifikasi dan membuat strategi
pemasaran yang dapat menarik minat konsumen.
b. Pencarian Informasi
Dalam pencarian informasi terbagi menjadi dua tingkat. Tingkat yang
pertama adalah pencarian informasi yang lebih ringan yang disebut perhatian
yang menguat dan tingkat yang kedua adalah pencarian aktif
informasi.Sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen
dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian
selanjutnya terbagi menjadi empat golongan sebagai berikut:
1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan
3. Sumber public : media massa
4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, pemakaian
produk

Secara umum, konsumen mendapatkan informasi mengenai suatu


produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh
pemasar. Namun, informasi paling efektif berasal dari sumber pribadi.

c. Evaluasi Alternatif
Konsumen menggunakan informasi-informasi yang didapat
kemudian dilakukan evaluasi dari berbagai merek dalam serangkaian
pemilihan. Produsen harus mempelajari pembeli agar dapat mengevaluasi
merek alternative secara aktual.
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen telah menggolongkan sesuai
dengan pilihan. Kemungkinan konsumen akan memiliki niat membeli pada
produk yang paling disukai. Namun terdapat dua faktor yang berada
e. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah konsumen melakukan keputusan pembelian produk,
konsumen akan menemukan suatu kekurangan pada produk yang dibeli.
Sebagian konsumen ada yang mengabaikan kekurangan tersebut dan
sebagian yang lain justru menambah nilai produk tersebut.Kepuasan
konsumen menjadi alat ukur antara harapan konsumen terhadap produk
tersebut dan apa dirasakan konsumen setelah membeli produk. Semakin
besar tingkat ketidaksesuaian harapan konsumen terhadap suatu produk yang
dibeli artinya konsumen merasa senang dan cukup.

2.5 Hambatan Dalam Pengambilan Keputusan

Hambatan Pengambilan Keputusan

1. Hambatan datang secara alami


Hambatan yang paling besar dampaknya datang dari kenyataan pengambil
keputusan individu. Masalah terbesar seringkali memanifestasikan dirinya sebagai
ketidakmampuan manusia untuk melakukan sesuatu dengan baik. Seringkali,
manajer sangat sensitif Keraguan seperti itu menguasai cara berpikir dan jalan
melakukan sesuatu. Manajer ragu-ragu untuk bertindak berakhir dengan:
a. Dia mendelegasikan pengambilan keputusan kepada bawahannya. yang sering
dibenarkan di bawah representasi kekuasaan.
b. Dia membawa masalah ini ke tingkat yang lebih tinggi sehingga manajemen di
puncak hierarkilah yang mengambil alih keputusan.
c. Dia mencari penyebab dengan cara yang dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Keputusan ini ditransfer secara horizontal ke manajer lain satu tingkat.
2. Kegagalan masa lalu
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan manajer untuk mengelola Masalah
yang terkait dengan kegagalan sebelumnya adalah:
a. Pembentukan panitia ad-hoc.
b. Tetapkan tugas pemecahan masalah kepada sekelompok pengguna profesional
dan organisasi.
c. Manajemen profesional di luar organisasi Mengembangkan proses pengambilan
keputusan yang kuat, sehingga proses pengambilan keputusan menjadi
bertanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan Pekerjaan yang
merupakan gabungan antara pekerjaan dan pekerjaan manajer yang terlibat.
3. Pemahaman yang kurang terhadap layanan informasi
Pemahaman yang tidak memadai tentang layanan informasi internal
pengambilan keputusan dapat menjadi hambatan yang perlu dihilangkan. Informasi
yang diberikan harus lengkap, terkini, dapat diandalkan, terorganisir dengan baik
dan terawat.
4. Konsultasi yang berlebihan
Para ahli mengidentifikasi tujuh cara untuk melibatkan orang lain dan
proses pengambilan keputusan:
a. Saran Materi.
b. Rencana pemasaran.
c. Saran yang memancing reaksi dari orang lain.
d. Konseling meminta pendapat orang lain.
e. Nasihat tentang pengoperasian bagian lain.
f. Konseling menekankan pada pendapat orang lain.
g. Agen Konseling.
5. Ketidakpastian
Ketidakpastian akan menjadi penghalang karena:
a. Kurangnya kepercayaan terhadap manajer yang bersangkutan dan hasil yang
ingin dicapai.
b. Ketertarikan seorang manajer pada orang lain dapat diambil, yang mungkin
berbeda dari yang lain dilakukan secara ilmiah.
c. Manajer yang khawatir itu meragukan keputusan itu adalah hal baru diperlukan
6. Partisipasi kelompok
Kelemahan utama berasal dari keterlibatan banyak orang Di antara proses
pengambilan keputusan adalah:
a. Karena keinginan orang lain terlibat dalam niat baik Senang sekali bisa
bergabung, ikuti prosesnya keputusan bisa cepat
b. Seringkali terjadi kesalahpahaman di antara orang-orang yang terlibat. sehingga
sulit mencapai kesepakatan mengenai:
1) Proses pengambilan keputusan yang berbeda.
2) Akibat dari tindakan tersebut.
3) Risiko mungkin timbul.
4) Beban organisasi harus ditanggung secara natura penggunaan sumber daya
dan uang.
7. Tidak jauh dari tempat kerja
Kompleksitas pekerjaan dapat menimbulkan hal yang berbeda-beda tidak
sebaik:
a. Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi wewenangnya yang
sebenarnya kamu punya.
b. Kemungkinan keragu-raguan muncul dari ketidakpastian apa yang ingin dia
lakukan tetap berada dalam kekuasaannya.
c. Latihan singkat bisa dilakukan.
d. Migrasi dimungkinkan.
e. Pengelolaan air tidak bisa diatur.
f. Ceritanya tidak menanganinya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai