Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASPEK EKSTERNAL DALAM PERILAKU KONSUMEN

Dosen Pengampu : Nila Ayu Kusuma Wardani, S.E, M.E

Mata Kuliah : Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Aniswatun Nafiah (202102061)

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV

ADMINISTRASI BISNIS INTERNASIONAL

POLITEKNIK BALEKAMBANG JEPARA

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam penulis panjatkan
kepada junjungan kita Rasullah SAW. Semoga kita mendapatkan syafaat-Nya
kelak di hari kiamat, amin.

Makalah ini berjudul “Aapek Eksternal Dalam Perilaku Konsumen”.


Makalah ini ditulis bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Pemasaran, selain itu juga untuk menambah wawasan pengetahuan bagi penulis
dan pembaca.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Nila Ayu Kusuma Wardani, S.E, M.E Selaku dosen pengampu, tidak lupa bagi
rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini saya
juga mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Jepara, 25 Juni 2023


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai
dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan
tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta
berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan pesaing.
Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam
rangka persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk
yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal produk-produk yang
dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar
mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.

Dalam mengenal Produsen kita perlu mempelajari prilaku produsen sebagai


perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan
sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku produsen dapat
didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk
menggambarkan aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku produsen dapat pula di
artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan Produsen
dalam mengambil keputusan menjual dan mencari keuntungan. Adapun yang
mempengaruhi factor-faktor perilaku produsen yaitu :

Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan
dan keluarga. Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar,
kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku produsen
sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui
mengenai perilaku produsen.

Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat
memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.

Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko
dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada
konsumen dan diri pribadinya. Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas
penting bagi para produsen. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian
konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen
sampai tingkat yang lebih tinggi masih ada. Beberapa produsen masih belum
menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan
tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama yang besar.

. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita
sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita
tumbuh. Lebih dari itu biasanya mereka hanya bisa membuat rekomendasi dari teman
dan relasinya.

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa
demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang
mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat dan tujuan yang diperoleh perusahaan/produsen dalam memperhatikan
perilaku konsumen?
2. Apa pengertian dari perilaku konsumen dan faktor eksternal yang mempengaruhi
perilaku konsumen
3. Masalah apa saja yang dihadapi dalam melakukan Analisis Perilaku Konsumen?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan yang diperoleh perusahaan/produsen dalam
memperhatikan perilaku konsumen.
2. Untuk mengetahui arti dari perilaku konsumen dan faktor eksternal yang
mempengaruhi perilaku konsumen.
3. Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering dihadapi dalam melakukan Analisis
Perilaku Konsumen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu yang mencoba mempelajari tentang tingkah
laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan untuk membeli produk tertentu. Suatu
dorongan yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan dalam membeli jasa atau
barang adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Kegiatan konsumen
dalam mendapatkan dan menggunakan suatu produk merupakan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen menurut Swasta & Handoko (2000) didefinisikan sebagai berikut :
perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung yang terlibat
dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan
atau aktifitas yang dilakukan individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan menggunakan barang atau
jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Mempelajari perilaku konsumen
tidak cukup hanya mempelajari mengenai apa yang dibeli, tetapi juga dimana (where),
bagaimana kebiasaannya (how often), dan dalam kondisi macam apa (under what
condition) produk tersebut dibeli.

B. Faktor-Faktor Eksternal yang mempengaruhi perilaku Konsumen

Prasetijo dan Ihalauw (2004) mengemukakan ada 2 (dua) faktor yang umumnya
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu hal-hal yang melekat pada diri individu itu
sendiri seperti kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografik, persepsi, pembelajaran,
sikap dan kepercayaan. Sedangkan faktor ektsernal berasal dari lingkungan sosial
konsumen itu sendiri seperti keluarga, dan kelompok acuan; serta pengaruh pemasaran
(produk, harga, distribusi, promosi). Berikut ini akan diuraikan variabel-variabel yang
menjadi pokok perhatian peneliti yaitu kelompok acuan konsumen, keluarga konsumen,
harga, produk, dan distribusi (tempat).

1. Kelompok Acuan

Kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pandangan pemasaran, masing-masing kelompok
di mana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dari
konsumen tersebut (Sumarwan, 2002).

Menurut Salomon (1999) dalam Prasetijo dan Ihalauw (2004) kelompok


acuan (reference group) adalah individu atau sekelompok orang yang dianggap memiliki
relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan inspirasi,
atau dalam perilaku konsumen. Sementara itu, Mangkunegara (2002) mendefinisikan
kelompok acuan sebagai sekelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma,
dan perilaku konsumen. Namun, perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi
kelompoknya tapi juga lewat kelompok lain tanpa perlu menjadi anggota kelompok itu,
seperti para remaja sering meniru gaya rambut kelompok orang yang menjadi idolanya.

Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal, primer dan
sekunder, kelompok aspirasi dan disasosiasi. Secara umum ada tiga pengaruh yang
diberikan kelompok acuan yaitu pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan
pengaruh informasi. Pengaruh normatif adalah pengaruh kelompok acuan terhadap
seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Kelompok acuan
juga akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai.
Kelompok acuan akan mempengaruhi piliihan produk atau merek dari seorang konsumen
karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki
pengetahuan dan informasi yang lebih baik (Sumarwan, 2002).

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sumarwan (2002) ada beberapa
konsumen yang berkaitan erat dengan konsumen, yaitu :

a) Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)

Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya. Memiliki teman atau sahabat
merupakan naluri dn uari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan sahabat bagi
konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen, seperti kebutuhan rasa aman,
kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika
konsumen merasa enggan untuk membicarakan dengan orang tua atau saudara kandung.

Pendapat dan kesukaan teman seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan


konsumen dalam memilih dan membeli produk dan merek. Semakin erat persahabatan
terjalin dalam hal ini semakin besar kepercayaan sesorang terhadap sahabatnya, semakin
besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan.

b) Kelompok Belanja (Shopping Group)

Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama
pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau
keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk yang
sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru
dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan dibeli. Jika beruntung, konsumen
tersebut mungkin memberikan banyak informasi mengenai produk dan merek. Informasi
ini menjadi masukan penting bagi konsumen dalam mengurangi rasa kuatir akan risiko
salah dalam membeli produk.

c) Kelompok Kerja (Work Group)

Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik
dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan
intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk atau jasa serta pemilihan
merek.

d) Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)

Perkembangan teknologi dan informasi khususnya computer dan internet telah


melahirkan suatu kelompok atau masyarkat baru yang disebut kelompok atau masyarakat
maya, yang tidak dibatasi oleh wilayah dan waktu. Melalui internet, e-mail, dan jejaring
sosial, seorang konsumen memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat maya
yang sesuai kebutuhannya kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut. Konsumen
yang menjadi anggota kelompok maya akan sering mengakses informasi untuk
mengambil keputusan pembelian dan pemilihan produk. Masyarakat maya memberikan
pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen.
e) Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups)

Konsumen yang kecewa dengan pembelian produk atau jasa memerlukan kelompok
yang akan membantunya ketika dirugikan oleh konsumen. Untuk melindungi
kepentingan konsumen, pemerintah mengakui adanya lembaga swadaya masyarakat
yang diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan lembaga
konsumen Indonesia (YLKI) merupakan lembaga swadaya tertua di Indonesia yang telah
aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini berperan penting dalam
mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan aktif memberikan masukan kepada
lembaga pemerintah maupun swasta

2. Keluarga

Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) keluarga adalah dua atau lebih orang yang
memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama. Keluarga
sering juga disebut unit rumah tangga. Unit rumah tangga ini memiliki beberapa jenis
yaitu:

 Suami, istri, dan anak-anak disebut keluarga inti..Suami, istri, anak-anak dan kakek,
nenek disebut keluarga terulur.
 Ayah saja atau ibu saja dengan anak-anaknya
 Sepasang suami istri tanpa anak.
 Pria atau wanita tidak menikah yang hidup ditempat tinggal tertentu.
 Beberapa keluarga hidup disatu rumah untuk alas an hemat.

(Prasetijo dan Ihalauw, 2004).

Anggota keluarga bisa dibilang yang memberikan pengaruh paling besar dalam
keputusan konsumen. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dalam
pengambilan keputusan. Seorang keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran,
tergantung pada produk yang akan dibeli. Sumarwan (2002) mengemukakan beberapa
peran dari anggota keluarga dalam pengambilan keputusan, yaitu :

 Inisiator, seorang anggota keluarga yang memiliki ide untuk membeli atau
mengkonsumsi suatu produk. Ia akan memberikan informasi kepada anggota keluarga
lainnya untuk mempertimbangkan dan untuk memudahkan pengambilan keputusan.
 Pemberi pengaruh, seorang anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya
mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi. Ia diminta
pendapatnya mengenai criteria dan atribut-atribut produk yang sebaiknya dibeli.
 Penyaring informasi, seseorang anggota keluarga yang menyaring semua informasi
yang masuk ke dalam keluarga tersebut.
 Pengambil keputusan, seseorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk
memutuskan apakah membeli suatu produk.
 Pembeli, suatu anggota keluarga yang membeli produk, atau yang diberi tugas untuk
melakukan pembelian produk.
 Pengguna, seseorang anggota keluarga yang mengonsumsi suatu produk.
3. Harga

Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang dibayarkan atas
barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk mendapat manfaat dari
memiliki atau menggunakan barang dan jasa.

Penetapan harga (pricing) meliputi kebijaksanaan manajemen untuk menentukan


jumlah uang yang akan dibebankan kepada para konsumen dan perantara bagi produk
yang dihasilkan perusahaan. Kotler (2005) dalam Saputra (2008) mengemukakan faktor-
faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga terdiri dari :

 Memilih tujuan penetapan harga


 Menentukan permintaan
 Memperkirakan biaya
 Menganalisa harga, biaya, dan tawaran pesaing
 Memilih metode penetapan harga
 Memilih harga akhir

Persepsi konsumen terhadap kualitas produk berubah-ubah seiring dengan perubahan


yang terjadi pada harga. Semakin tinggi harga suatu produk semakin tinggi pula kualitas
produk yang dipersepsikan oleh konsumen. Konsumen memiliki persepsi seperti ini
ketika mereka tidak memiliki petunjuk lain mengenai kualitas produk selain harga.

Tjiptono (2002) dalam Kartika (2008) mengemukakan harga memiliki dua peranan
utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dari harga
yang membantu para pembeli memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya; dan peranan informasi dari harga yang mendidik
konsumen mengenai faktor produk-produk, seperti kualitas.

Selain beberapa hal di atas, dalam penentuan harga pun harus disesuaikan dengan
harga yang berlaku dipasaran, kemampuan konsumen, dan harga dari pesaing itu sendiri
(Isnandar 2002).

4. Produk

Menurut Kotler (1997) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang
fisik (misalnya obat, mobil), jasa (rumah sakit, salon), orang (artis, dokter), tempat
(misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia), dan gagasan
(misalnya cara memasak yang praktis).

Produk yang akan dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu jenis usaha sangat perlu
dijaga kualitasnya karena berpengaruh terhadap image (pandangan) konsumen tentang
jenis usaha tersebut. Selain itu, variasi dan kelengkapan produk yang ditawarkan pun
penting untuk mendapat perhatian pemasar khususnya pada apotek. Variasi dan
kelengkapan produk di sini meliputi jenis produk (obat-obatan), jenis merek, jumlah,
keseimbangan dengan produk lain yang berhubungan (produk pendukung kesehatan
selain obat) dan lain sebagainya (Isnandar, 2002).

5. Lokasi

Lokasi merupakan tempat konsumen mendapatkan produk. Keputusan mengenai


lokasi pendistribusian atau penjualan produk berkaitan dengan pertimbangan bagaimana
penyerahan produk kepada pelanggan dan dimana hal itu akan berlangsung. Hal ini
bertujuan agar produk selalu berada tepat pada sasaran.

6. Kebudayaan

Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu keinginan dan
perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku konsumen sama artinya
dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen dapat juga
ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi
dalam memilih bermacam-macam produk di pasar
7. Kelas Sosial

Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan istilah lapisan sosial, kelas
sosial kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggotanya dalam setiap jenjangnya
itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas sosial
pada umumnya menggunakan kekayaan,kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
Penggolongan masyarakat dalam kelas sosial dapat dikelompokkan dalam 3 golongan :

a) Golongan atas, yang termasuk kedalam golongan ini antara lain pengusaha kaya dan
pejabat tinggi.
b) Golongan menengah, yang termasuk golongan ini antara lain karyawan instansi
pemerintah, pengusaha menengah.
c) Golongan rendah, yang termasuk golongan ini yaitu pegawai rendah, pedagang kecil,
buruh pabrik.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri :

a) Orang yang berada dalam setiap kelas cenderung berperilaku serupa daripada orang
yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda.
b) Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan
kelas sosialnya.
c) Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,
pendapatan, kekayaan dan pendidikan.
d) Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lain.
e) Perilaku konsumen antar kelas sosial satu dengan yang lain sangat berbeda.
C. Contoh Kasus Perilaku Konsumen (Analisis perilaku konsumen dalam
pembelian suatu merek telepon seluler)

Perkembangan telepon seluler telah bertambah pesat di mana telah banyak orang telah
memerlukan produk ini, roduk ini menjadi produk yang sangat di perlukan menjadikan
produk ini berkembang pesat di pasaran. Produk telepon seluler telah memasuki
kehidupan masyarakat dan telah menjadi kebutuhan pokok. Bahkan telah menjangkau ke
setiap lapisan masyarakat. Hal tersebut mendorong pengusaha yang bergerak di bidang
telepon seluler untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk
telepon seluler tersebut. Perkembangan tekhnologi menjadikan banyaknya perusahaan
yang memproduksi bahkan perusahaan elektronik yang dulunya tidak memproduksi
telpon seluler kini sudah memproduksi telepon seluler. Banyaknya merek yang tersedia
di pasar menjadikan persaingan yang ada sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan
yang memproduksi telepon seluler.

Pembelian telepon seluler oleh konsumen di lakukan dengan terlebih dahulu melalui
tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan
sebagian besar konsumen menyatakan bahwa mempermudah komunikasi merupakan
motivasi atau alasan utama mereka dalam membeli telepon seluler. Manfaat utama yang
di cari sebagian besar konsumen pada saat membeli telepon seluler adalah manfaat
( fungsional ) yaitu sebagai alat komunikasi mobile ( bergerak ) yang dapat di bawa
kemana saja, setelah mengenali adanya kebutuhan akan telepon seluler, konsumen akan
melakukan tahap pencarian informasi, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa
sumber informasi utamanya adalah teman dan banyak di pengaruhi media cetak dan
aspek yang paling di cari dari informasi itu adalah mengenai focus perhatian pada fitur
yang tersedia dalam produk telepon seluler tersebut. Pada tahap evaluasi alternative yang
menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian adalah harga lalu
mengidentifikasi telepon seluler yang berkualitas adalah dengan melihat fitur yang ada.
Setelah melakukan tahap evaluasi alternative, konsumen akan melakukan proses
pembelian.

Dari tahap pembelian yang telah di lakukan oleh konsumen akhirnya sampai ke tahap
evaluasi pascapembelian di mana konsumen akan mengevaluasi apakah hasil yang di
peroleh dari pembelian tersebut memuaskan atau tidak. Dan perilaku konsumen tidak
hanya berfokus pada atribut produk saja akan tetapi masih banyak factor lainnya seperti
segmen pasar yang di tuju, lokasi atau factor budaya. Karena biasanya konsumen akan
lebih memilih tempat pembelian yang menjual produknya dengan kualitas yang terjamin,
adapun pembelian cara konsumen dalam memutuskan pembelian telepon seluler adalah
terencana di mana mereka akan menyediakan waktu khusus untuk membeli telepon
seluler tersebut.

Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu di lakukan dan di perbaharui. Untuk
itu perusahaan penting untuk lebih mengenal konsumen dan berupaya memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk telepon seluler. Hal ini di lakukan
demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Oleh karenanya pemasar yang baik
harus dapat memperhatikan hal ini, sebab dalam proses pembelian konsumen
mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan terjadinya suatu transaksi
pembelian. Konsumen secara kuat di pengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi,
psikologis, faktor-faktor tersebut harus di perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung
tujuan perusahaan yaitu menjual produknya kepada consume
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-
individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan,
menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya faktor budaya, social, psikologis, dan
faktor marketing strategy. Keterkaitan perusahaan/produsen sangatlah erat. Produsen
memiliki ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas
penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan
hasil yang menentukan strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu
mengamati prilaku produsen.

B. Saran

Demikianlah makalah ini saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca
apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Dan jika terdapat kesalahan mohon dapat dimaklumi karena kebenaran datangnya dari
allah dan kesalahan berasal dari saya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-mtaufiqhid-463-3-bab2.pdf

http://jackultras.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-eksternal-konsumen_15.html

http://anitachristinamalau.blogspot.co.id/2013/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://taniajunianti.blogspot.co.id/2014/01/tugas-makalah-perilaku-konsumen.html

http://mirnawati27.blogspot.co.id/2012/11/perilaku-konsumen-dan-contoh-kasus.html

Anda mungkin juga menyukai