EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Perilaku Konsumen”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, sahabatnya, serta kita sebagai
umatnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita sering melakukan transaksi
jual beli suatu barang atau jasa baik secara langsung atau tatap muka seperti
di pasar,swalayan maupun secara tidak lagsung atau belanja online.
Seseorang yang membeli barang atau jasa dari pedagang tersebut disebut
dengan konsumen.
Dalam proses jual beli,dimana konsumen pasti akan
mencari,memilih dan menganalisis atau mempertimbangkan produk apa
yang akan dibeli dengan cara membandingkan satu produk dengan produk
lainnya baik berdasarkan merk,jenis dan harga untuk mencapai kepuasan
saat membeli produk tersebut.Kegiatan tersebut termasuk kedalam perilaku
konsumen.
Selain itu juga perilaku konsumen akan menentukkan proses
pengambilan keputusan dalam proses pembelian terhadap barang atau
jasa.Mengingat perilaku konsumen bisa berubah-ubah salah satunya karena
berinteraksi dengan lingkungannya seperti dari kebudayaanya,kelas
social,keluarga,pertemanannya sehingga dapat mempengaruhi perubahan
perilaku konsumen terhadap proses pembelian terhadap barang atau jasa
yang dijual,maka sebagai seorang pelaku usaha sangatlah penting untuk
mempelajari dan memahami perilaku konsumen agar penjual dapat
menganalisis dan menggambarkan bagaimana proses keputusan pembelian
oleh konsumen itu dibuat dan melihat peluang yang menjadi sasaran
pasarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan konsep perilaku konsumen?
2. Bagaimana preferensi perilaku konsumen?
3. Bagaimana pendekatan kepuasan marginal?
4. Bagaimana kurva indiferensi?
1
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan konsep perilaku konsumen
2. Memahami preferensi perilaku konsumen
3. Memahami pendekatan kepuasan marginal
4. Memahami kurva indiferensi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sedangkan menurut Setiadi (2003) “Studi tentang konsumen menjadi
dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran untuk merancang
dan mengembangkan riset pemasarannya serta menetapkan segentasi
pasar”.
Adapun tujuan dari mempelajari perilaku konsumen adalah untuk
mengetahui dan memahami beberapa aspek yang ada pada konsumen yang
akan digunakan dalam Menyusun kebijaksanaan pemasaran yang
berhasil.Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
dalam membuat keputusan pembelian.Faktor-faktor tersebut bigadi menjadi
2 bagian yaitu factor internal dan faktor eksternal.
Menurut Setiadi (2003) faktor-faktor internal individual yang
memepengaruhi perilaku-perilaku yang dilakukan oleh konsumen,yaitu
motivasi,kepribadian,pembelanjaan,sikap persepsi konsumen. Dan untuk
faktor-faktor eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu kelompok rujukan,kelas sosial,budaya dan komunikasi.
Berikut ini adalah faktor-faktor internal yang memepengaruhi
konsumen,yaitu :
1. Faktor Motivasi
Motivasu merupakan suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
guna mencapai suatu tujuan. Menurut Swastha dan Handoko (2000)
motivasi manusia dalam melakukan pembelian dibedakan menjadi :
a. Motif pembelian primer dan selektif
Motif pembelian primer adalah motivasi yang menimbulkan
perilaku pembelian terhadap kategorikategori umum pada suatu produk.
Motif pembelian selektif adalah motif yang mempengaruhi konsumen
tentang model, merk dan kelas-kelas produk.
b. Motif rasional dan emosional
Motif rasional Adalah motif yang didasarkan pada kenyataan-
kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen.
Faktor yang menjadi perhitungan dalam pembelian rasional ini adalah
4
faktor ekonomi, seperti : faktor penawaran permintaan, harga dan
kualitas, pelayanan, ketersediaan barang, ukuran efisien, keawetan.
Motif emosional Merupakan motif pembelian yang berkaitan dengan
perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta,
kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan. Motivasi pembelian
emosional bersifat subyektif, sehingga sulit untuk menentukan hubungan
antara pembelian dengan produk yang dibeli.
1. Faktor Persepsi
Menurut Amirullah (2002),Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana
individu memilih, mengelola, dan menginterpretasikan stimulus ke dalam
bentuk arti dan gambar atau dapat juga dikatakan bahwa persepsi adalah
bagaimana orang memandang lingkungan di sekelilingnya.
2. Faktor Belajar
Proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan sebuah proses
belajar, dimana hal tersebut sebagai bagian dari hidup konsumen. Proses
belajar pada suatu pembelian terjadi apabila konsumen ingin menanggapi
dan memperoleh suatu kepuasan atau sebaliknya, tidak terjadi apabila
konsumen merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik.
Tanggapan konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.
Apabila konsumen merasa puas, maka tanggapannya akan diperkuat, dan
ada kecenderungan bahwa tanggapan yang sama akan terulang. Jadi,
konsumen dalam proses pembeliannya selalu mempelajari sesuatu.
3. Faktor Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal dirinya
(motif, IQ, emosi, cara berpikir, persepsi) dan faktor eksternal dirinya
(lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan alami).
Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan
keputusan dalam membeli.
4. Faktor Sikap
Sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui
komunikasi yang persuasive dan pemberian informasi yang efektif kepada
5
konsumen. Dengan demikian konsumen dapat membeli produk atau merek
baru, atau produk yang ada pada tokoh itu sendiri.
Adapun factor-faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen,yaitu :
1. Faktor Kebudayaan
Perusahaan dituntut untuk mengerti akan implikasi dari kebudayaan
dimana perusahaan beroperasi. Barang-barang atau produk, penentuan
harga, promosi, pembungkusan warna, merek dan lambang-lambang
yang semuanya harus dipilih dan dirancang secara teliti untuk
menjadikan suatu barang dapat diterima dalam kebudayaan
konsumennya. Hal ini penting, karena perilaku konsumen itu ditata,
dikendalikan dan dimantapkan polapolanya oleh berbagai sistem nilai
dan norma budaya yang seolah-olah berada diatasnya.
2. Faktor Kelas Sosial
Perilaku konsumen antara kelas sosial yang satu akan sangat berbeda
dengan kelas lain, karena golongan sosial ini menyangkut aspek-aspek
sikap yang berbeda-beda. Oleh sebab itu pembagian kelas sosial dapat
digunakan sebagai variabel yang bebas (independent) untuk
mensegmentasikan pasar dan meramalkan tanggapan konsumen
terhadap kegiatan pemasaran perusahaan. Antara berbagai kelas sosial
dapat diamati adanya perbedaanperbedaan yang cukup mencolok dalam
hal kebiasaan, hobi, mengisi waktu luang, kesediaan menerima inovasi
baru dan lain sebagainya.
3. Faktor Kelompok Panutan atau Kelompok Referensi
Kelompok acuan (reference group) berfugnsi sebagai titik
banding/referensi langsung (tatap muka) atau tidak langsung yang
membentuk sikap maupun perilaku seseorang. kelompok referensi dapat
mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan pembeliannya.
4. Faktor Keluarga
Peranan setiap anggota dalam membeli berbeda-beda menurut macam
barang tertentu yang dibelinya dimana setiap anggota memiliki selera
dan keinginan yang berbeda. Oleh karena itu manajer pemasaran perlu
mengetahui sebenarnya siapa anggota keluarga yang bertindak sebagai
6
pengambil inisiatif, penentu, pembeli atau siapa yang mempengaruhi
suatu keputusan dalam membeli.
Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen yaitu :
1. Adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
2. Konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk
yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan
dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan
produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh
konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia.
3. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi.
Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak
konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli.
4. Proses evaluasi pasca pembelian (post purchase evaluation). Proses
evaluasi ini akan menentukan apakah konsumen merasa puas atau
tidak atas keputusan pembeliannya
7
Menurut Lilien et al dalam Simamora (2003), ada beberapa langkah
yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi yaitu :
1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan
atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda
tentang atribut apa yang relevan.
2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masingmasing. Konsumen memiliki penekanan yang
berbeda-beda dalam atribut apa yang paling penting.
3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak
produk pada setiap atribut.
4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai
dengan perbedaan atribut.
5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda
melalui prosedur evaluasi.
8
menggunakan pendekatan gunal orndinal
Untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memenuhi kepuasannya
digunakan anggapan :
a) Utiliti dapat diukur dengan uang atau satuan lain.
9
2. Katakteristik
Ada beberapa ciri dari pendekatan kurva indeferensi yaitu :
a. Mempunyai kemiringan yang negatif atau tidak pernah positif
,maksudnya konsumen apabila konsumen ingin menambah
mengkonsumsi barang lain makai akan mengurangi mengkonsumsi
barang nya.
b. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan
proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah
kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi
(marginal rate of substitution)
c. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang
sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda
3. Kurva Indiferensi
Dibawah ini ada contoh dari kurva indiferensi,yaitu :
777
10
Penjelasan :
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13