BUDGET CONSTRAINT
Puji syukur senantiasa Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Teori Perilaku Ekonomi II : Budget Constraint” Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW beserta
keluarganya, sahabatnya, serta kita sebagai umatnya.
Alhamdulillah Penulis tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Agus Ahmad Nasrulloh., S.E.I., M.E.Sy selaku dosen pengampu mata kuliah
Ekonomi Mikro Islam yang telah memberikan kami kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini. Disamping itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................... 2
PENUTUP .................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 11
References ................................................................................................... 12
ii
2
Daftar Gambar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetapi di sini orang harus di hadapkan dengan cost atau biaya untuk
memenuhi kebutuhan yang manusia inginkan. Sehingga orang tersebut akan
membuat Batasan Batasan pengeluaran yang dia inginkan. Di sini kita akan
mempelajari Budget Constraint yaitu teori tentang Batasan anggaran pada
kendala pengeluaran atau investasi karena keterbatasan ukuran pendapatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Namun, yang harus di catat, bahwa ada skala prioritas dalam hal pemenuhan
kebutuhan yang dihadapkan dengan teori batasan anggaran. Sehingga seseorang
harus memilih salah satu yang menurutnya menjadi kebutuhan yang paling penting.
1. Budget Line
Garis Anggaran Pengeluaran atau biasa disebut budget line adalah garis
yang menunjukkan yang bisa dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu. Singkatnya,
batas keuangan konsumen untuk membeli.
Sedangkan, sumber lain menyebutkan kalau budget line ialah garis yang
menghubungkan titik-titik antara kombinasi barang X dan Y, yang mampu dibeli
oleh konsumen pada tingkat pendapatan tertentu.
2
3
a. Perubahan Pendapatan
b. Perubahan Harga
Naik turunnya harga suatu barang akan berpengaruh terhadap besar kecilnya
pengeluaran.
2. Hak Budget
Budget adalah Budget adalah Hak budget adalah Hak DPR dalam menyetujui
atau menolak Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)
yang diusulkan oleh presiden. Sehingga, apabila rancangan undang-undang tersebut
tidak disetujui oleh DPR, maka pemerintah akan menggunakan APBN tahun lalu.
Sebab, adanya hak budget ini untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam bidang
anggaran.Dari penjelasan tersebut, hak budget adalah hak DPR sebagai budget
making, yang berbanding terbalik dengan kewenangan DPD. Mengingat hak budget
DPR yang kuat tersebut, maka diperlukan penataan ulang, agar tidak dijadikan alat
untuk melakukan korupsi anggaran dalam pembahasan RAPBN.
M = pendapatan konsumen
Nilai konsumsi harus lebih kurang atau sama dengan jumlah pendapatan konsumen.
Pendapatan konsumen merupakan batasan (constrain) kemampuan konsumen
secara umum satuan uang (M).
Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
Jika konsumen ingin menggunakan semua anggaran yang tersedia maka:
Px(Qx) + Py(Qy) = M
Contoh Soal :
Ridho memiliki uang Rp. 80.000. Dia ingin membeli sepatu dan baju. Harga sepatu
Rp. 10.000/pasang dan baju Rp.20.000. Berapa kombinasi harga maksimal sepatu
dan baju yang bisa dibeli Ridho?
Sepatu = 80.000/10.000 = 8
Baju = 80.000/20.000 = 4
Maka, kombinasi sepatu dan baju maksimal yang bisa dibeli ridho yaitu 8 pasang
sepatu dan 4 baju. Begitupun kombinasi lainnya yang bisa di gambarkan sesuai
kurva budget constraint seperti pada gambar diatas.
Keterangan ;
• Kenaikan Income akan menggeser kurva awal (BL’) ke kanan sejajar
menuju BL
• Sementara berkurangnya penghasilan akan menggeser kurva BL ke kiri
(BL”) secara sejajar
2) Perubahan pada harga Q1
Apabila penghasilan dan harga Q2 tidak berubah sementara harga Q1
mengalami perubahan, maka kurva batas anggaran akan bergeser ke atas atau
ke bawah pada sumbu vertikal, sesuai dengan perubahan harga Q1.
Gambar berikut menunjukkan kurva batas anggaran akibat perubahan pada
harga Q1
1. Maksimalisasi kepuasan
tinggi. Maka bila seseorang ingin memaksimumkan kepuasan maka dia akan
konsumsi pada tingkat indifference curve (IC) yang paling tinggi.
2. Minimalisasi biaya
Titik E menjadi titik dengan biaya paling minimum. Karena pada kurva IC2
dengan biaya paling minimum dicapai pada titik itu. Bila konsumen memilih
kombinasi yang lain dari IC 2 memang memberikan tingkat kepuasan yang sama.
Namun biaya untuk mengkonsumsinya menjadi lebih besar. Karena konsumen
mencari minimum biaya akan budget line yang dipilih adalah BL 2.
3. Keseimbangan konsumen
Ada beberapa anggapan yang kita gunakan dan harus dipahami kenapa,
kami mengatakan keseimbangan konsumen terjadi pada titik E. Pada kurva
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
References
12