Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

KEPRIBADIAN DAN GAYA HIDUP

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Perilaku Konsumen

Dosen Pengampu : Saifudin, M.E.

Disusun Oleh :

Kurniawan Bhaskoro Djati 63040210127


Achmed Jibril Gazaz Arizona 63040210131

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan nikmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Analisis Perilaku Konsumen. Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akademik dari dosen yang bersangkutan dan
juga untuk bahan pemahaman bagi mahasiswa yang dapat dipelajari dalam mata kuliah Analisis
Perilaku Konsumen.

Kami menyadari bahwa setiap manusian memiliki keterbatasan, begitupun dengan


kami dalam pembuatan makalah ini. Maka dengan ini kami menyampaikan permohonan maaf
dan menerima bentuk kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap terbentuknya
makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi kami dam pembaca.

Salatiga, 19 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 2
C. TUJUAN ......................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KONSUMEN ....................................................... 3
B. TEORI-TEORI KEPRIBADIAN.................................................................................... 6
C. DIMENSI KEPRIBADIAN ............................................................................................ 8
D. NILAI .............................................................................................................................. 9
E. GAYA HIDUP ............................................................................................................... 10
F. MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK GAYA HIDUP DALAM STRATEGI
PEMASARAN ..................................................................................................................... 12
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perilaku konsumen merupakan bidang yang mendapat perhatian besar dalam dunia
pemasaran dan bisnis. Memahami perilaku konsumen menjadi kunci bagi perusahaan
dalam merancang strategi pemasaran yang efektif. Salah satu faktor yang memengaruhi
perilaku konsumen adalah kepribadian dan gaya hidup individu.

Kepribadian individu memiliki peran yang signifikan dalam menentukan


preferensi, keputusan pembelian, dan respons terhadap stimulus pemasaran. Teori-teori
kepribadian seperti teori Big Five (lima besar), teori psikoanalitik, dan teori kepribadian
situasional telah menjadi landasan bagi penelitian dalam bidang ini. Dimensi kepribadian
seperti ekstrover vs introver, neurotisme, keterbukaan terhadap pengalaman, kestabilan
emosional, dan kesetujuan memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana
individu bertindak dalam konteks konsumsi.

Sementara itu, gaya hidup juga memainkan peran penting dalam membentuk
perilaku konsumen. Gaya hidup mencakup pola-pola aktivitas, minat, dan pendapat
individu yang mencerminkan identitas mereka. Nilai-nilai yang diyakini oleh individu
sering kali tercermin dalam gaya hidup mereka, dan inilah yang memengaruhi preferensi
konsumen. Penggunaan karakteristik gaya hidup dalam strategi pemasaran melibatkan
pemahaman yang mendalam tentang segmen pasar dan bagaimana produk atau layanan
yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang terkait dengan gaya hidup
tersebut.

Dengan demikian, pemahaman tentang kepribadian dan gaya hidup menjadi krusial
bagi perusahaan dalam merancang strategi pemasaran yang berhasil. Penelitian dan aplikasi
praktis dalam bidang ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk memahami
preferensi konsumen dengan lebih baik, tetapi juga memungkinkan mereka untuk
mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar yang
dituju. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar yang
semakin kompetitif.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang Dimaksud Dengan Kepribadian dan Perilaku Konsumen ?
2. Apa Saja Karakteristik Pribadi yang Memengaruhi Perilaku Konsumen ?
3. Apa Saja Teori-teori Kepribadian ?
4. Apa Saja Dimensi Kepribadian ?
5. Apa yang Dimakskud Dengan Gaya Hidup ?
6. Apa Saja Nilai dan Gaya Hidup ?
7. Bagaimana Menggunakan Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi Pemasaran ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui Apa yang Dimaksud Dengan Kepribadian dan Perilaku Konsumen
2. Mengetahui Apa Saja Karakteristik Pribadi yang Memengaruhi Perilaku Konsumen
3. Mengetahui Apa Saja Teori-teori Kepribadian
4. Mnegetahui Apa Saja Dimensi Kepribadian
5. Mengetahui Apa yang Dimakskud Dengan Gaya Hidup
6. Mengetahui Apa Saja Nilai dan Gaya Hidup
7. Mengetahui Bagaimana Menggunakan Karakteristik Gaya Hidup dalam Strategi
Pemasaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEPRIBADIAN DAN PERILAKU KONSUMEN


Kepribadian didefinisikan sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan
mencerminkan bagaimana seseorang merespon terhadap lingkungannya. Penekanan dalam
definisi ini ialah pada sifat-sifat dari dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu kualitas,
sifat, pembawaan, kemampuan memengaruhi orang dan perangai khusus yang
membedakan satu individu dari individu lainnya. Kepribadian cenderung memengaruhi
pilihan seseorang terhadap produk. Sifat-sifat inilah yang akan memengaruhi cara
konsumen dalam merespon usaha promosi para pemasar, dan kapan, di mana, dan
bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu.

Sifat-sifat dasar kepribadian:


1. Kepribadian mencerminkan perbedaan individu, karena karakterisitik dalam diri yang
memebentuk kepribadian individu merupakan kombinasi unik berbagai faktor, maka
tidak ada dua individu yang betul-betul sama. Kepribadian merupakan konsep yang
berguna karena memungkinkan kita untuk menggolongkan konsumen ke dalam
berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa sifat.
2. Kepribadian bersifat konsisten dan bertahan lama, suatu kepribadian cenderung akan
bertahan secara konsisten. Walaupun para pemasar tidak dapat merubah kepribadian
konsumen supaya sesuai dengan produk mereka, namun jika mereka mengetahui, maka
mereka akan dapat berusaha menarik perhatian kelompok konsumen yang menjadi
target mereka melalui sifat-sifat yang relevan yang menjadi karakteristik kepribadian
kelompok konsumen yang bersangkutan. Walaupun kepribadian konsumen mungkin
konsisten, namun perilaku konsumsi mereka sering sangat bervariasi karena berbagai
faktor psikologis, sosiobudaya, lingkungan dan situasional yang memengaruhi
perilaku.
3. Kepribadian dapat berubah, kepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai
keadaan tertentu. Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian
dan lain sebagainya. Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon
terhadap berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari proses
menuju ke kedewasaan secara berangsur-angsur.

3
Kepribadian merupakan faktor yang dapat memengaruhi keputusan pembelian
konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Setiap orang memiliki kepribadian yang
berbeda yang memengaruhi perilaku pembeliannya, dengan memahami karakteristik
kepribadian konsumen maka akan sangat bernilai bagi produsen dalam menghasilkan suatu
produk. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang, antara
lain yaitu:

1. Faktor genetik (keturunan), faktor genetik mempunyai peranan penting di dalam


menentukan kepribadian, khususnya yang terkait dengan aspek yang unik dari individu.
Pendekatan ini berargumen bahwa keturunan memainkan suatu bagian yang penting
dalam menentukan kepribadian seseorang.
2. Faktor lingkungan, lingkungan yang dipaparkan kepada kita memainkan peranan yang
cukup besar dalam membentuk kepribadian kita. Faktor lingkungan mempunyai
pengaruh yang membuat seseorang sama dengan orang lain karena berbagai
pengalaman yang dialaminya.
3. Faktor situasi, situasi memengaruhi efek keturunan dan lingkungan pada kepribadian.
Kepribadian seorang individu, sementara umumnya mantap dan konsisten, namun
dapat berubah dalam situasi yang berbeda.
4. Faktor kebudayaan, tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat akan memberikan
pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik yang menyangkut cara berfikir
(seperti cara memandang sesuatu) dan bersikap. Pengaruh kebudayaan terhadap
kepribadian dapat dilihat dari adanya perbedaan antara masyarakat modern, yang
budayanya relatif maju (khususnya IPTEK) dengan masyarakat primitif yang
budayanya relatif masih sederhana.

Perilaku konsumen adalah suatu perilaku atau tindakan individu maupun kelompok
(konsumen) dalam membeli atau mempergunakan produk ataupun jasa yang melibatkan
proses pengambilan keputusan sehingga mereka akan mendapatkan produk ataupun jasa
yang diinginkan oleh seorang konsumen.

Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembelian konsumen ada tiga yaitu faktor
budaya, faktor sosial dan faktor pribadi. Berikut adalah penjelasan lengkap dari ketiga
faktor tersebut :

1. Factor Budaya
a. Budaya (Culture)

4
Budaya adalah penentu dasar keinginan serta perilaku seseorang.
Pemasar benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya disetiap negara untuk
memahami cara terbaik dalam memasarkan produk lama mereka dan mencari
peluang untuk produk baru.
b. Sub-Budaya (Sub-Culture)
Setiap budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
lebih banyak ciri-ciri sosialisasi bagi anggotanya. Sub-budaya meliputi
kebangsaan, agama, kelompok ras dan wilayah geografis. Ketika sub-budaya
tumbuh besar dan cukup kaya maka perusahaan akan sering dalam merancang
program pemasaran khusus untuk melayani mereka.
2. Faktor Sosial (Social Factor)
a. Kelompok Referensi (References Group)
Kelompok referensi adalah kelompok individu atau organisasi yang
memberikan acuan atau panduan bagi perilaku, nilai, dan preferensi seseorang.
Anggota kelompok referensi memiliki pengaruh besar dalam membentuk sikap,
preferensi, dan keputusan pembelian seseorang. Contohnya, jika seseorang
mengagumi gaya berpakaian seorang selebriti, mereka mungkin cenderung
untuk membeli produk yang dipromosikan oleh selebriti tersebut.
b. Keluarga (Family)
Adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat dan anggota keluarga mempresentasikan kelompok referensi utama
yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan konsumen,
pertama adalah keluarga orientasi (family of orientation) yang terdiri dari orang
tua dan saudara kandung sedangkan yang kedua adalah keluarga prokreasi
(family of procreation) yaitu pasangan dan anak-anak.
c. Peran dan Status (Role and Status)
Orang berpartisipasi dalam banyak kelompok, klub dan organisasi.
Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dan membantu dalam
mendefinisikan norma perilaku. Kita dapat mendefinisikan posisi seseorang
dalam setiap kelompok dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan
status. Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan akan dapat dilakukan
seseorang dan setiap peran menyandang status.
3. Faktor Pribadi (Personal Factor)
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup (Age and Life Cycle Stage)
5
Konsumen akan membeli barang atau jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya. Konsumen juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga, orang dewasa
dan kemudian akan mengalami perjalanan dan perubahan sepanjang hidupnya.
Pemasar akan memberikan perhatian yang besar kepada perubahan siklus hidup
karena berpengaruh pada perilaku konsumen.
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi (Economic Situation)
Pekerjaan juga akan memengaruhi pola konsumsi konsumen. Pemasar
akan berusaha untuk mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai
minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan
menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu. Pilihan
produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
c. Kepribadian dan Konsep Diri (Personality and Self-Concept)
Setiap konsumen mempunyai karakteristik pribadi yang memengaruhi
perilaku pembeliannya. Yang dimaksud dengan kepribadian (personality)
adalah sekumpulan sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang
relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk
perilaku pembelian).
d. Gaya Hidup (Life Style)
Perilaku konsumen sub-budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama
mungkin akan mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Sebagian gaya
hidup akan terbentuk oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu yang
dimiliki konsumen. Perusahaan yang mempunyai tujuan melayani konsumen
dengan keuangan terbatas akan menciptakan produk dan jasa yang murah.

B. TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
Teori kepribadian yang dijadikan sebagai landasan teori dalam studi hubungan antara
perilaku konsumen dan kepribadian adalah sebagai berikut:
1. Teori Kepribadian Freud, Sigmund Freud mengemukakan suatu teori psikoanalitis
kepribadian (Psychoanalitic Theory of Personality). Teori ini menyatakan bahwa
kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam diri
manusia (drive), seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi
dan kepribadian manusia. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur
yang saling berinteraksi, yaitu:

6
a. Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong
munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus dan nafsu seks. Id
menggambarkan naluri manusia yang secara biologis membutuhkan makanan,
minuman dan seks. Manusia akan secara alami memenuhi kebutuhan tersebut untuk
menghindari tensi dan mencari kepuasan sesegera mungkin. Inilah yang disebut
bahwa unsur Id akan melakukan prinsip kepuasan (pleasure principle atau
immediate satisfaction).
b. Superego, adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat
manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika dan nilai-nilai
masyarakat. Superego menyebabkan manusia memperhatikan apa yang baik dan
apa yang buruk bagi suatu masyarakat dan perilakunya disesuaikan dengan apa
yang baik menurut lingkungan sosialnya. Superego adalah kecenderungan sifat
manusia yang selalu ingin berbuat baik sesuai dengan norma dan etika, serta aturan-
aturan yang ada di masyarakat. Superego bisa dianggap sebagai unsur yang
berfungsi untuk mengurangi atau menekan nafsu biologis (Id) yang ada dalam diri
manusia. Ketika kita berbuat kesalahan, sering kali secara tidak sadar muncul dalam
diri manusia rasa bersalah dan malu. Inilah contoh bagaimana unsur superego
bekerja menekan unsur Id, sehingga kita tidak mengulangi perbuatan salah kembali.
Id dan superego dianggap sebagai dorongan yang tidak disadari oleh manusia.
c. Ego, merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego akan
berfungsi menjadi penengah antara Id dan superego. Ego berusaha untuk
menyeimbangkan apa yang ingin dipenuhi oleh Id dan apa yang dituntut oleh
superego agar sesuai dengan norma sosial. Ego bekerja dengan prinsip realitas
(reality principle), yaitu ia berusaha agar manusia dapat memenuhi kebutuhan
fisiologisnya tetapi sesuai dengan aturan baik dan buruk menurut masyarakat.
2. Teori Kepribadian Neo-Freud, teori ini merupakan kombinasi dari sosial dan psikologi.
Teori ini menekankan bahwa manusia berusaha untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
masyarakat dan masyarakat membantu individu dalam memenuhi kebutuhan dan
tujuannya. Teori Neo-Freud menyatakan bahwa hubungan sosial adalah faktor dominan
dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia.
3. Teori Ciri (Trait Theory), teori ini mengklasifikasikan manusia ke dalam karakteristik
atau sifat atau cirinya yang paling menonjol. Ciri atau trait adalah karakteristik
psikologi yang khusus, yang didefinisikan sebagai “setiap cara yang membedakan dan

7
relatif abadi dimana setiap individu berbeda dari yang lain”. Menurut (Loudon dan
Della Bitta, 1993), teori ciri didasarkan kepada tiga asumsi, yaitu :
a. individu memiliki perilaku yang cenderung relatif stabil,
b. orang memiliki derajat perbedaan dalam kecenderungan perilaku tersebut,
c. jika perbedaan-perbedaan tersebut diidentifikasi dan diukur, maka perbedaan
tersebut bisa menggambarkan kepribadian individu-individu tersebut.
4. Teori Konsep Diri (Self-Concept), menurut teori ini manusia mempunyai pandangan
atau konsepsi atas dirinya sendiri, berupa penilaian terhadap dirinya sendiri. Dengan
ini setiap individu berfungsi sebagai subjek dan objek persepsi. Teori konsep diri
memandang bahwa tiap individu memiliki suatu konsep tentang dirinya yang didasari
oleh siapa dirinya (dirinya yang sebenarnya atau actual self) dan suatu konsep tentang
memandang dirinya ingin seperti siapa (dirinya yang ideal atau ideal self)

C. DIMENSI KEPRIBADIAN
Dimensi kepribadian merujuk pada ciri-ciri atau karakteristik individu yang
mempengaruhi bagaimana mereka bereaksi terhadap situasi, orang lain, dan lingkungan
sekitarnya. Terdapat beberapa teori kepribadian yang mengidentifikasi dimensi-dimensi
utama dari kepribadian manusia, yang sering digunakan untuk memahami perilaku
konsumen. Beberapa dimensi kepribadian yang paling umum adalah sebagai berikut:
1. Ekstroversi (Extraversion) vs. Introversi
Dimensi ini mencerminkan sejauh mana individu cenderung mencari stimulus
eksternal dan interaksi sosial. Orang yang lebih ekstrover cenderung terbuka, berenergi,
dan bersosialisasi dengan mudah, sementara individu yang lebih introver cenderung
lebih pendiam, hati-hati, dan lebih suka situasi yang tenang.
2. Neurotisme (Neuroticism)
Dimensi neurotisme mencerminkan kecenderungan individu untuk mengalami
emosi negatif, seperti kecemasan, depresi, atau ketidakstabilan emosional. Orang yang
lebih neurotis cenderung lebih rentan terhadap stres dan cemas, sementara individu
yang kurang neurotis cenderung lebih tenang dan lebih stabil secara emosional.
3. Keterbukaan Terhadap Pengalaman (Openness to Experience)
Dimensi ini mencerminkan sejauh mana individu terbuka terhadap ide-ide baru,
pengalaman, dan kreativitas. Orang yang lebih terbuka terhadap pengalaman cenderung
lebih kreatif, inovatif, dan cenderung mencari pengalaman baru, sementara individu

8
yang kurang terbuka cenderung lebih tradisional dan lebih suka kebiasaan yang sudah
dikenal.
4. Kestabilan Emosional (Emotional Stability)
Dimensi ini mencerminkan tingkat stabilitas emosional individu, atau sejauh
mana mereka mampu mengendalikan emosi negatif seperti kecemasan atau marah.
Orang yang lebih stabil emosinya cenderung lebih tenang, percaya diri, dan optimis,
sementara individu yang kurang stabil emosinya cenderung lebih mudah terpengaruh
oleh tekanan atau stres.
5. Kesetujuan (Agreeableness)
Dimensi kesetujuan mencerminkan sejauh mana individu cenderung bersahabat,
kooperatif, dan empatik terhadap orang lain. Orang yang lebih setuju cenderung lebih
hangat, ramah, dan bersedia bekerja sama dengan orang lain, sementara individu yang
kurang setuju cenderung lebih skeptis atau kritis.

Melalui pemahaman tentang dimensi-dimensi kepribadian ini, kita dapat


memahami bagaimana individu berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka, termasuk
dalam konteks perilaku konsumen. Dimensi-dimensi ini membentuk pola perilaku dan
preferensi yang membantu kita memahami mengapa orang memilih produk atau merek
tertentu, serta bagaimana mereka bereaksi terhadap promosi atau strategi pemasaran
yang berbeda.

D. NILAI
Dalam konteks kepribadian dan perilaku konsumen, nilai merujuk pada keyakinan,
prinsip, atau standar yang dipegang oleh individu, yang menjadi panduan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan mereka. Nilai-nilai ini membentuk inti dari identitas
dan orientasi moral seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Dalam studi perilaku
konsumen, nilai-nilai memainkan peran penting dalam membentuk preferensi, sikap, dan
keputusan pembelian individu.
Nilai-nilai dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk budaya, agama, keluarga,
pendidikan, dan pengalaman hidup. Misalnya, individu yang tumbuh dalam budaya yang
menghargai kesederhanaan dan kekeluargaan mungkin cenderung menempatkan nilai-nilai
seperti kebersamaan dan keramahtamahan di atas keinginan akan kemewahan atau status
sosial yang tinggi. Begitu juga, individu yang memegang nilai-nilai keberlanjutan dan
pelestarian lingkungan mungkin lebih memilih produk atau merek yang ramah lingkungan
dan mematuhi praktik-produksi yang berkelanjutan.

9
Nilai-nilai juga dapat memengaruhi preferensi merek dan keputusan pembelian.
Misalnya, individu yang mengutamakan kualitas dan keandalan mungkin akan cenderung
memilih merek yang dikenal karena reputasi mereka yang baik dalam hal kualitas produk.
Di sisi lain, individu yang mengutamakan harga dan hemat biaya mungkin lebih memilih
merek yang menawarkan nilai terbaik dalam hal harga dan kualitas.
Dalam merancang strategi pemasaran, penting bagi perusahaan untuk memahami nilai-
nilai yang dipegang oleh konsumen target mereka. Dengan memahami nilai-nilai ini,
perusahaan dapat mengarahkan pesan-pesan pemasaran mereka untuk mencerminkan nilai-
nilai yang dihargai oleh konsumen, serta merancang produk dan layanan yang sejalan
dengan preferensi dan orientasi nilai mereka. Dengan demikian, pemahaman tentang nilai-
nilai konsumen dapat membantu perusahaan untuk membangun hubungan yang lebih kuat
dengan konsumen dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

E. GAYA HIDUP
Gaya hidup adalah suatu pola atau cara individu mengekspresikan atau
mengaktualisasikan, cita-cita, kebiasaan / hobby, opini, dsb dengan lingkungannya melalui
cara yang unik, yang menyimbolkan status dan peranan individu bagi linkungannya. Gaya
hidup dapat dijadikan jendela dari kepribadian masing-masing invidu.Setiap individu
berhak dan bebas memilih gaya hidup mana yang dijalaninya, baik itu gaya hidup mewah
(glamour), gaya hidup hedonis, gaya hidup punk, gaya hidup sehat, gaya hidup sederhana.
Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia
sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal
yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3
hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono
(1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep
diri. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003)
gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok
terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya

10
gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya hidup
1. Faktor Internal
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan
mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat
dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,
pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari,
melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman
sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang
menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d. Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri
sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan
antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang
dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari
pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan
hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal
perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan
kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif
seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya
hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai
dunia.
2. Faktor Eksternal
11
a. Kelompok Referensi
b. Keluarga
c. Kelas Sosial
d. Kebudayaan

F. MENGGUNAKAN KARAKTERISTIK GAYA HIDUP DALAM STRATEGI


PEMASARAN
Menggunakan karakteristik gaya hidup dalam strategi pemasaran melibatkan
pemahaman mendalam tentang preferensi, kebiasaan, dan nilai-nilai yang mendasari
perilaku konsumen. Berikut adalah beberapa cara di mana karakteristik gaya hidup dapat
dimanfaatkan dalam strategi pemasaran:
1. Segmentasi Pasar: Perusahaan dapat menggunakan karakteristik gaya hidup untuk
membagi pasar menjadi segmen yang lebih kecil dan berfokus pada kelompok
konsumen dengan kebutuhan dan preferensi yang serupa. Misalnya, segmentasi
berdasarkan gaya hidup aktif dan sehat dapat membantu perusahaan menyasar
konsumen yang lebih cenderung memilih produk yang mendukung gaya hidup sehat
mereka.
2. Pengembangan Produk: Dengan memahami gaya hidup konsumen, perusahaan dapat
merancang produk atau layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
mereka. Misalnya, perusahaan mungkin menciptakan produk makanan ringan yang
lebih sehat atau pakaian olahraga yang nyaman dan fungsional untuk konsumen yang
memiliki gaya hidup aktif.
3. Pesan Pemasaran: Pesan-pesan pemasaran dapat disesuaikan dengan nilai-nilai dan
kebiasaan konsumen yang berkaitan dengan gaya hidup mereka. Misalnya, iklan yang
menyoroti manfaat kesehatan dari produk mungkin lebih efektif untuk menarik
perhatian konsumen yang peduli dengan kesehatan dan gaya hidup sehat.
4. Penempatan Produk: Perusahaan dapat menempatkan produk atau merek mereka di
lokasi atau acara yang sesuai dengan gaya hidup target konsumen. Misalnya, merek
pakaian outdoor dapat memasang iklan di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh
para pendaki gunung atau penggemar olahraga luar ruangan.
5. Kemitraan dan Sponsorship: Melalui kemitraan dengan merek atau acara yang sesuai
dengan gaya hidup target konsumen, perusahaan dapat memperluas jangkauan
pemasaran mereka dan membangun koneksi yang lebih kuat dengan konsumen.

12
Misalnya, merek minuman energi dapat mensponsori acara olahraga atau kebugaran
untuk menarik perhatian konsumen yang aktif secara fisik.
Dengan memanfaatkan karakteristik gaya hidup dalam strategi pemasaran,
perusahaan dapat lebih efektif dalam menjangkau konsumen yang relevan, memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka, serta membangun hubungan yang lebih dekat dan
berkelanjutan dengan pasar target mereka.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dapat dsismpulkan bahwa kepribadian memainkan peran kunci dalam mempengaruhi
perilaku konsumen. Kepribadian, yang mencakup sifat-sifat dasar individu, memiliki
karakteristik unik yang memengaruhi cara seseorang merespon lingkungan dan pemasaran.
Sifat-sifat ini, seperti ekstrover atau introver, neurotis atau stabil emosional, mempengaruhi
bagaimana individu memilih produk, merespons promosi, dan berinteraksi dengan merek
tertentu.
Dimensi kepribadian, seperti yang diuraikan dalam teori-teori kepribadian,
memperjelas bagaimana individu berbeda satu sama lain dalam hal karakteristik mereka.
Dengan memahami dimensi ini, pemasar dapat mengidentifikasi segmen pasar yang
berbeda dan merancang strategi pemasaran yang lebih efektif. Faktor-faktor seperti
genetika, lingkungan, situasi, dan budaya juga memainkan peran penting dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Selain itu, nilai-nilai yang dipegang oleh individu dan gaya hidup yang mereka pilih
juga mempengaruhi perilaku konsumen. Nilai-nilai mencerminkan keyakinan dan prinsip
yang membimbing keputusan pembelian, sementara gaya hidup mencerminkan pola atau
cara unik individu mengekspresikan diri mereka dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.
Dalam strategi pemasaran, memahami karakteristik gaya hidup konsumen menjadi
kunci untuk mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi mereka. Penggunaan karakteristik
gaya hidup dalam strategi pemasaran memungkinkan perusahaan untuk merancang pesan-
pesan yang lebih relevan, mengembangkan produk yang sesuai, dan menjangkau konsumen
dengan cara yang lebih efektif. Melalui segmentasi pasar yang tepat, pengembangan produk
yang sesuai, pesan pemasaran yang relevan, penempatan produk yang strategis, serta
kemitraan dan sponsor, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih dekat dengan
konsumen dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dengan demikian, pemahaman mendalam tentang kepribadian, dimensi kepribadian, nilai,


dan gaya hidup konsumen membantu perusahaan dalam merancang strategi pemasaran
yang lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih berarti dengan pelanggan mereka.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fikri Farhan, S. M. (2021). BAHAN AJAR PERILAKU KONSUMEN. YOGYAKARTA:


UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA .

Jefri Putri Nugraha, M. d. (2021). TEORI PERILAKU KONSUMEN. Pekalongan, Jawa


Tengah 51156: PT. Nasya Expanding Management.

Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing
(penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc, 2011. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia

Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia. Jakarta

Budiarto, Teguh (1993). Seri Diktat Kuliah : Dasar Pemasaran. Jakarta : Universitas
Gunadarma.

15

Anda mungkin juga menyukai