Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

MANAJEMEN PEMASARAN
PERILAKU KONSUMEN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Dosen Pengampun : Alan Rusdiana,S.M.,M.M

Disusun oleh kelompok 5

Anggota

Nama : NPM :
Lisda Diana 21.05.0154
Regina Almaida 21.05.1.1028
Indah Fajarwati 21.05.1.0155

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAJALENGKA
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam mata kuliah
MANAJEMEN PEMASARAN ini dengan judul “PERILAKU KONSUMEN”. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyusun resume ini. Terlebih saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Alan Rusdiana,S.M.,M.M selaku dosen pengampun mata kuliah


MANAJEMEN PEMASARAN di prodi Manajemen semester 4.

2. Orang tua saya selaku manusia yang paling berjasa dalam hidup saya, Dan

3. Teman-teman seprodi, seangkatan dan seperjuangan yang selalu menjadi teman saya
dalam menempuh perkuliahan selama ini.

Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, resume ini masih jauh dari
sempurna, sehingga masukkan dan kritikkan yang kostruktif sangat penulis harapkan
demi sempurnanya laporan ini. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk
semua orang khususnya untuk para pembaca.

Majalengka, 1 JUNI 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1 Latar belakang......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan ..................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN........................................................................................................4

2.1 Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli................................................4


2.2 Jenis perilaku Konsumen.....................................................................................5
2.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen .................................................6
2.4 Manfaat Perilaku Konsumen................................................................................7
2.5 Model Perilaku Konsumen ..................................................................................8
2.6 Contoh Perilaku Konsumen.................................................................................9
2.7 Aplikasi Perilaku Konsumen dalam bisnis..........................................................10
2.8 Mengapa perilaku konsumen sangat penting untuk bisnis...................................12

BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan
dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk
dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan (Matsaini,2013). Definisi lainnya
perilaku konsumenmerupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
keputusan pembelian (Kotler dan Keller 2008). Sedangkan menurut Schiffman dan
Kanuk (2008) mengatakan Perilaku konsumen menggambarkan cara individu
mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia
(waktu, uang, Usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan
konsumsi. Produk yang dibeli oleh konsumen adalah suatu proses yang diawali
dengan kesadaran pembeli adanya masalah kebutuhan. Kebutuhan timbul karena
perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan.
kebutuhan menentukan penilaian, pemikiran, kecenderungan, keinginan untuk berbuat
dan tindakan konsumen. Kebutuhan akan diekspresikan dalam perilaku pembelian dan
konsumsi sehingga dengan mengenali kebutuhan konsumen maka dapat
memprediksikan perilaku (Prasetijo 2005). Manusia memiliki 3 kebutuhan utama
berdasarkan jenisnya yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer
manusia terdiri dari sandang, pangan, dan papan. Produk pangan yang dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia adalah makanan pokok seperti beras, jagung, gandum, dll.
Produk sandang, pangan, dan papan pada umumnya merupakan produk yang
dihasilkan menggunakan keterampilan tenaga kerja. Berbagai perusahaan padat karya
di Indonesia pada umumnya memproduksi produk kebutuhan primer, khususnya
produk sandang yaitu baju, celana, sepatu, sandal, tas, dan lain-lain. Indonesia
memiliki penduduk dengan jumlah 234.693.997 jiwa pada Juli 2007. Sehingga jumlah
permintaan terhadap produk-produk primer juga dalam jumlah yang besar di
Indonesia. Beras, lauk-pauk, sayuran dan buah dikategorikan ke dalam kelompok
bahan makanan harian (Purwanti, 2013). Bahan makanan harian adalah salah satu
kebutuhan primer manusia. Banyak varian makanan harian yang dikonsumsi sesuai
dengan lingkungan dan daerah dimana masyarakat itu tinggal (Sumoprastowo, 2000).

1
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi pemasar. Para
pemasar mencoba memahami perilaku konsumen agar mereka dapat
menawarkankepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun
jugaketidakpuasan konsumen pada tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar
masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada
konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama.Lebih
jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak tidak pasti, para pemasar
kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa yangsebenarnya yang dapat
memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang
meningkatkan kepuasan konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis.
Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak akaneksis. Sebaliknya jika bisnis kita
sukses memberikan pelayanan terbaik,konsumen tidak hanya membantu bisnis kita
tumbuh. Lebih dari itu mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan
relasinya. Setidaknya perlu memahami 1 ayat agar dapat menajamkan fokus dalam
melayanikonsumen."adilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah
kebutuhankonsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka
katakan.Perhatikan kata katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang
terpenting bagaimana perasaan mereka. "jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir
intutif tentang keinginan konsumen.

2
1.2. Rumusan masalah :
1. Apa pengertian perilaku konsumen menurut para ahli?
2. Apa jenis- jenis perilaku konsumen ?
3. Apa faktor yang memengaruhi perilaku konsumen ?
4. Apa manfaat perilaku konsumen ?
5. Bagaimana model perilaku kosumen ?
6. Apa saja contoh perilaku kosumen?
7. Bagaimana aplikasi perilaku konsumen dalam bisnis?
8. Mengapa perilaku konsumen sangat penting untuk bisnis?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perilaku konsumenmenurut para ahli
2. Mengetahjui jenis-jenis perilaku konsumen
3. Mengatahui factor yang mempengaruhi perilaku konsumen
4. Mengetahui manfaat perilaku konsumen
5. Mengetahui model perilaku konsumen
6. Mengetahui contoh perilaku konsumen
7. Mengetahui aplikasi perilaku konsumen dalam boisnis
8. Mengetahui Mengapa perilaku konsumen sangat penting untuk bisnis

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian perilaku konsumen menurut para ahli


1. Leon Schiffman dan Leslie Kanuk
Perilaku konsumen menurut mereka berdua merupakan bagaimana seorang
konsumen membuat keputusan sampai mereka mau membelanjakan
sumber daya yang mereka miliki untuk mendapatkan apa yang ingin
mereka konsumsi. Sumber daya tersebut meliputi waktu, uang, serta
tenaga.
2. Philip Kotler and Kevin Keller
Perilaku konsumen merupakan bagaimana seseorang baik secara individu
maupun kelompok dalam mempertimbangkan, memilih, membeli,
memanfaatkan, hingga melakukan evaluasi sebuah produk dalam rangka
memenuhi kebutuhan mereka.
3. John C. Mowen dan Michael Minor
Kedua tokoh ini menyatakan bahwa perilaku konsumen menjelaskan
tentang seorang konsumen berproses dalam menentukan keputusan
terhadap sebuah produk, mulai dari menerima, membeli, memanfaatkan,
dan menentukan barang dan/ atau jasa yang digunakan.

Dengan demikian, teori perilaku konsumen merupakan sebuah teori berupa


studi yang mempelajari bagaimana seseorang konsumen mencari, memilihan,
membeli, menggunakan, serta mengevaluasi produk dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku konsumen menjadi dasar bagi
konsumen untuk membuat keputusan pembelian sebuah produk. Panjangnya
proses yang dilalui oleh konsumen dalam berperilaku bergantung pada jenis
barang dan/ atau jasa yang akan dipilih. Produk yang memiliki bernilai jual rendah
tentunya melalui proses pengambilan keputusan yang relatif lebih mudah
dibanding dengan produk yang bernilai jual lebih tinggi.

4
2.2 Jenis Perilaku Konsumen?
Ada 4 (empat) jenis perilaku konsumen yang dapat ditemukan bisnis, antara lain:
1. Complex buying behavior
Jenis perilaku konsumen yang pertama adalah perilaku pembelian yang
kompleks. Jenis perilaku ini biasanya ditemui ketika konsumen membeli
produk yang mahal dan jarang dibeli.
Umumnya konsumen akan menimbang-meninmbang terlebih dahulu
sebelum akhirnya membuat keputusan. Misalnya seperti membeli rumah atau
mobil yang memiliki nilai tinggi.
2. Dissonance-reducing buying behavior
Perilaku pembelian yang mengurangi disonansi adalah perilaku yang
biasanya dilakukan konsumen saat mengalami kesulitan dalam menentukan
perbedaan antar merek, dan khwatir mereka akan menyesali pilihan mereka
nantinya.
Misalnya, Anda memutuskan untuk membeli mesin cuci berdasarkan
harga dan kenyamanan, namun setelah pembelian, Anda meminta konfirmasi
dari orang lain apakah Anda telah membuat pilihan yang tepat atau tidak.
3. Habitual buying behavior
Perilaku pembelian kebiasaan biasanya dicirikan oleh fakta bahwa
konsumen memiliki keterlibatan yang sangat sedikit dalam kategori produk
atau merek. Di sini konsumen akan menunjukkan pola kebiasaan dan bukan
loyalitas merek yang kuat.
Misalnya seperti saat Anda disuruh oleh orang tua Anda untuk
membeli sabun cuci piring, Anda tidak membeli berdasarkan kesukaan Anda
terhadap merek atau produk, tetapi atas dasar kebiasaan menggunakan produk
A di rumah Anda.
4. Variety seeking behavior
Dalam situasi ini, consumer behaviour untuk membeli produk yang
berbeda bukan didasarkan pada alasan mereka tidak puas dengan yang
sebelumnya, tetapi karena mereka mencari variasi baru.

5
Misalnya ketika Anda membeli lilin aromaterapi, mungkin Anda akan
memilih untuk mencoba berbagai merek baru untuk mengetahui mana yang
memiliki wangi lebih kuat dan sesuai dengan preferensi Anda.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


1) Kebudayaan
Faktor kebudayaan dikatakan memiliki pengaruh yang paling luas
dibanding faktor-faktor lain. Sebagaimana yang kita terima pada
pendidikan karakter di sekolah, kedisiplinan dapat membentuk kebiasaan.
Kebiasaan dapat membentuk sifat. Sifat dapat membentuk karakter. Dan
karakter yang dibudayakan dapat membentuk nasib seseorang.Dari sini
dapat kita pahami bahwa, peran budaya sangat mempengaruh perilaku,
keinginan, naluri, cara berfikir, persepsi, nilai, dan preferensi seseorang.
Contoh budaya Timur yang mengajarkan untuk berpakaian tertutup
menjadikan konsumen banyak yang suka membeli pakaian tertutup,
masyarakat Jawa yang terbiasa makan dengan menggunakan tangan tanpa
sendok membuat makanan sambal ala penyetan laris.
2) Sosial
Kelompok sosial terdiri dari keluarga, lingkungan tempat tinggal,
teman pergaulan, dan masyarakat. Faktor ini memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam membentuk perilaku konsumen karena seseorang
dibesarkan di dalam lingkungan yang bagaimana. Hal tersebut
berpengaruh terhadap caranya mengkonsumsi sebuah produk.
Misalkan saja seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang
teliti dalam hal keuangan akan cenderung mendahulukan prioritas
sehingga dapat menekan pengeluaran yang dirasa kurang perlu. Sementara
itu seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang suka kuliner,
cenderung menikmati berbagai macam kuliner untuk menuntaskan rasa
penasarannya.
3) Pribadi
Perilaku konsumen dapat ditentukan dari pribadi orang tersebut.
Misalkan saja faktor usia,psikologi, kesehatan, kepribadian, gaya hidup,
kondisi ekonomi, jabatan, dan konsep diri dari konsumen tersebut.

6
Tahapan psikologi seseorang dalam mengkonsumsi produk bisa
saja dipengaruhi oleh kematangan berfikir dan kedewasaan seseorang,
jabatan menandakan tingkat kesejahteraan dan gaya hidup seseorang,
kesehatan mempengaruhi apa saja yang boleh dan tidak boleh dimakan
atau diminum.
4) Psikologi
Faktor ini dipengaruhi oleh keinginan seseorang untuk diakui,
dianggap ada, dan diterima lingkungan. Beberapa hal psikologis yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah seperti motivasi, kepercayaan
diri, self esteem, proses belajar, dan lain-lain.

2.4 Manfaat perilaku konsumen


1. Membantu Mempertahankan Konsumen 
Perilaku konsumen yang dipahami dengan baik membantu penjual
mempertahankan konsumen. Jika konsumen merasa suka dengan produk
yang dijual maka mereka bisa order kembali di lain waktu. 
2. Paham Keinginan dan Kebutuhan Masing-Masing Konsumen 
Saat sudah paham tentang ilmu perilaku konsumen maka saat melakukan
promosi tidak akan kaget bertemu banyak karakter konsumen yang
berbeda-beda. Sehingga saat ada penolakan tidak ada perasaan rendah
diri. 
Sebab sadar, konsumen tersebut punya ketertarikan terhadap produk lain
yang sesuai dengan psikologis dan gaya hidupnya. Kemudian bisa kembali
fokus melakukan promosi sampai menemukan konsumen yang sesuai. 
3. Merancang Program Pemasaran yang Lebih Sesuai 
Proses memahami perilaku konsumen biasanya dengan sistem learning by
doing. Jadi, pemasaran langsung dilakukan sambil mempelajari perilaku
konsumen tersebut seperti apa.  Jika teknik pemasaran sudah bisa
mendatangkan konsumen maka teknik ini tinggal dipertahankan dan
dikembangkan sedikit. Sebaliknya, jika penjualan justru sepi maka teknik
pemasaran bisa diubah. Namun, ada juga yang mempelajari di awal.
Misalnya dengan mempelajari aspek demografis konsumen dari berbagai
media. Sehingga bisa merancang program pemasaran yang
sesuai. Misalnya memilih mempromosikan produk lewat media sosial jika

7
konsumen yang dituju adalah anak muda. Namun, jika konsumennya
kebanyakan orang sepuh maka bisa promosi dengan brosur, kartu nama,
baliho, billboard, dan sejenisnya. 
4. Membantu Memprediksi Tren 
Belajar perilaku konsumen juga bisa membantu memprediksi tren pasar.
Misalnya saja punya target pasar anak muda dan menjual produk fashion.
Maka bisa mengamati perubahan tren fashion yang disukai target pasar. 
Sehingga bisa merancang produk yang besar kemungkinan akan mereka
sukai. Jika tebakan atau hasil analisis ini tepat, maka produk tersebut bisa
menjadi tren terkini. Produk akan laris di pasaran dan kemudian bisa
meraih lebih banyak konsumen loyal. 
5. Meningkatkan Daya Saing 
Mempelajari perilaku konsumen membantu penjual atau produsen paham
ekspektasi konsumen tersebut. Sehingga selalu bisa menyediakan produk
yang mereka sukai dan mereka butuhkan. Hal ini bisa meningkatkan daya
saing, sehingga tidak lagi khawatir dengan kompetitor. Selama bisa
menjaga kualitas produk dan layanan maka konsumen yang sudah suka
dengan produk tidak akan mudah pindah ke lapak lain. 
6. Meningkatkan Kualitas Layanan 
Konsumen tentu memerlukan layanan yang berbeda-beda, ada yang suka
ditawarkan produk secara langsung ada juga yang lebih suka basa-basi di
awal. Jika sudah paham perilakunya, maka bisa menyediakan layanan
yang sesuai. Hal ini bisa mendorong meningkatkan kualitas layanan
menjadi lebih baik. 

2.5 Model Perilaku Konsumen.

1. Pavlovian Model

Model perilaku konsumen yang pertama adalah Pavlovian Model


milik Ivan Pavlov. Model ini meliputi tiga indikator perilaku konsumen
diantaranya adalah drive, drives, dan reinforcement. Drive adalah sebuah
stimuli yang akan memancing sebuah aksi. Drives adalah kebutuhan
psikologis dari subjek misalnya saja rasa lapar, sakit, atau nikmat.

8
Kemudian, stimuli akan mempengaruhi aspek psikologis seseorang
yang akan memperkuat aksi mereka terhadap produk yang ditawarkan,
poin ini yang dinamakan reinforcement. Model ini sepenuhnya
menjelaskan teori perilaku seorang konsumen dari segi psikologis.

2. Model Input, Process, Output Model

Dalam model ini muncul tiga indikator perilaku konsumen yaitu


input, process, dan output. Input dalam model ini merujuk pada strategi
marketing yang dibentuk sebuah perusahaan. Empat aspek utama dalam
indikator tersebut atau marketing mix terdiri dari product (produk), price
(harga), place (tempat), dan promotion (promosi).

Kedua adalah process, indikator ini berhubungan dengan proses


transaksi oleh seorang konsumen. Mulai dari mengetahui hingga
mengevaluasi sebuah produk. Sedangkan output adalah respons yang
diberikan konsumen terhadap produk atau perusahaan.

3. Sociological Model

Sedikit berbeda dari kedua model sebelumnya, teori ini


menghubungkan perilaku dan lingkungan konsumen. Lingkungan yang
dimaksud terbagi menjadi dua yaitu primary dan secondary.

Primary society terdiri dari orang-orang terdekat konsumen seperti


teman dan keluarga. Sedangkan secondary society adalah orang lain dalam
lingkungan konsumen yang memiliki kesamaan kepribadian dengan
mereka. Fokus dalam model ini berkaitan dengan gaya hidup konsumen.

2.6 Contoh Perilaku Konsumen

 Promosi Sayuran 

9
Dalam mempromosikan sayuran, penjual bisa berhadapan dengan
beberapa konsumen yang punya karakter berbeda. Beberapa konsumen
memiliki fokus utama kualitas, sehingga mahal tidak masalah asalkan
sayur dalam kondisi segar dan bersih. 

Sebaliknya, penjual juga bisa berhadapan dengan konsumen yang


sangat peduli pada harga murah karena ingin hemat. Sehingga masalah
kualitas bukan prioritas. Menjual sayur yang sudah tidak segar kepada
mereka akan lebih mudah selama harganya murah.  

 Promosi Tas Branded 

Seorang penjual tas branded dalam melakukan promosi akan


bertemu dengan banyak konsumen. Konsumen yang gaya hidupnya
mewah tentu akan langsung membeli tas branded keluaran terbaru tanpa
peduli harganya. 

Sebaliknya, bagi konsumen yang selalu membeli barang sesuai


kebutuhan. Biasanya akan mengecek dulu, tas di rumah sudah rusak atau
belum, Jika belum, maka semurah dan semenarik apapun modelnya
konsumen akan menolak untuk membelinya. 

Mempelajari teori perilaku konsumen tentu penting bagi seorang


marketer atau tenaga pemasaran atau bagi seorang pebisnis. Sehingga bisa
melakukan kegiatan promosi secara efektif dan efisien. 

Sebab sudah paham karakter target pasarnya seperti apa dan


bagaimana meluluhkan hati mereka untuk melakukan transaksi pembelian.
Perilaku konsumen sekali lagi sifatnya dinamis, dan tidak bisa dipukul
rata. Maka setiap marketer dan pebisnis perlu melakukan analisis personal
ke target pasar masing-masing.

2.7 Aplikasi Perilaku Konsumen dalam Bisnis

10
Tujuan akhir dari dirumuskannya teori perilaku konsumen adalah agar
dapat diaplikasikan dalam bisnis. Aplikasi teori ini akan diwujudkan dalam
strategi marketing sehingga produk yang diluncurkan dapat diterima oleh pasar.
Semua perilaku konsumen tersebut dipelajari agar produsen atau pihak marketing
produk dapat mengajak konsumen membeli barang dan/atau jasa dengan
pendekatan-pendekatan tertentu.
Konsumen memiliki karakter yang beragam dan hal itu menjadikan
mereka memiliki nilai dan karakter yang berbeda. Pemahaman karakter konsumen
secara dapat dilakukan dengan konsep yang rapi. Beberapa hal yang dapat
diaplikasikan dari teori perilaku konsumen  dalam kegiatan bisnis adalah sebagai
berikut:
a. Merancang strategi pemasaran yang baik
Pada poin ini, kita akan memahami bahwa strategi pemasaran yang
baik menyesuaikan dengan perilaku konsumen yang akan dijadikan market.
Dengan demikian, pemasaran yang dilakukan mampu mendapatkan hasil yang
maksimal.
Teori perilaku konsumen memungkinkan perusahaan untuk
mengidentifikasi konsumen yang tepat untuk produk mereka. Dimulai dari
pengelompokkan  demografi, kondisi sosial-ekonomi, tempat mereka
berkumpul, hobi mereka, lingkaran pertemanan, kapan waktu yang tepat untuk
mengadakan diskon, dan sebagainya.
Dari data-data tersebut, perusahaan akan dapat melihat peta perilaku
konsumen yang cocok untuk produk mereka sehingga pemasaran tidak salah
sasaran. Misalkan saja produk minuman manis kekinian, tentu tidak tepat jika
ditawarkan kepada penderita diabetes atau orang-orang yang sudah lanjut usia.
Atau pakaian bayi, tentu tidak tepat jika ditawarkan kepada anak-anak remaja
aau dewasa muda.
b. Untuk mengetahui kebutuhan konsumen
Dengan mengenali perilaku konsumen secara cermat, perusahaan tidak
hanya mengetahui siapa yang cocok untuk pasar mereka. Bahkan perusahaan
dapat menciptakan pasar baru dan produk baru.
Perilaku konsumen yang telah dipetakan sangat memungkinkan bagi
perusahaan untuk mengetahui apa yang menjadi masalah di masyarakat.
Dengan mengetahui masalah, perusahaan melakukan inovasi dan menciptakan
11
produk baru. Jika produk tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan
tidak mungkin produk baru tersebut akan meledak di pasar.
c. Untuk membantu dalam memuat kebijakan public
Contoh paling mudah adalah masyarakat membutuhkan moda
transportasi menjelang Hari Raya Idul Fitri. Pasalnya pada saat itu, mayoritas
orang Indonesia melakukan tradisi mudik dan tentunya memerlukan moda
transportasi, baik, darat, laut, dan udara.
Kapan masyarakat mulai mudik, kapan masyarakat mulai melakukan
arus balik, berapa kebutuhan armada transportasi untuk rute tertentu, bahkan
bagaimana mekanisme mendapatkan jasa layanan tersebut, sangat diperlukan
oleh banyak orang. Oleh karena itu, memahami teori perilaku konsumen
mutlak diperlukan.
d. Menyiapkan perlindungan konsumen
Adanya jaminan perlindungan konsumen tentu memberikan
ketenangan dan kenyamanan bagi konsumen untuk mengkonsumsi barang
dan/ atau jasa. Memahami perilaku konsumen membantu perusahaan atau
pembuat kebijakan dapat menyiapkan perlindungan apa yang diberika kepada
konsumen. Dengan demikian, kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan sehat.

2.8 Mengapa Studi Perilaku Konsumen Sangat Penting untuk Bisnis

Mempelajari consumer behaviour sangat penting bagi bisnis, karena dapat


membantu tim pemasaran dan bisnis memahami hal apa saja yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Dengan memahami bagaimana consumer behaviour saat memutuskan
suatu produk, bisnis dapat mengisi kekurangan pasar dan mengidentifikasi produk
apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen.
Selain itu, mempelajari consumer behaviour juga dapat
membantu marketer untuk memutuskan bagaimana cara menyajikan produk
mereka agar dapat menghasilkan dampak yang maksimal kepada konsumen.
Singkatnya, studi consumer behaviour sangat penting bagi bisnis karena
menjadi kunci rahasia untuk menjangkau dan melibatkan konsumen, serta
mengubah mereka menjadi pembeli yang setia.
12
13
BAB 3

KESIMPULAN
Teori perilaku konsumen merupakan sebuah teori berupa studi yang
mempelajari bagaimana seseorang konsumen mencari, memilihan, membeli,
menggunakan, serta mengevaluasi produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan mereka. Perilaku konsumen menjadi dasar bagi konsumen untuk
membuat keputusan pembelian sebuah produk. Panjangnya proses yang dilalui
oleh konsumen dalam berperilaku bergantung pada jenis barang dan/ atau jasa
yang akan dipilih. Produk yang memiliki bernilai jual rendah tentunya melalui
proses pengambilan keputusan yang relatif lebih mudah dibanding dengan produk
yang bernilai jual lebih tinggi.
Mempelajari consumer behaviour sangat penting bagi bisnis, karena dapat
membantu tim pemasaran dan bisnis memahami hal apa saja yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Dengan memahami bagaimana consumer behaviour saat memutuskan
suatu produk, bisnis dapat mengisi kekurangan pasar dan mengidentifikasi produk
apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen.
Selain itu, mempelajari consumer behaviour juga dapat
membantu marketer untuk memutuskan bagaimana cara menyajikan produk
mereka agar dapat menghasilkan dampak yang maksimal kepada konsumen.
Singkatnya, studi consumer behaviour sangat penting bagi bisnis karena
menjadi kunci rahasia untuk menjangkau dan melibatkan konsumen, serta
mengubah mereka menjadi pembeli yang setia.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/promo

https://www.sampoernauniversity.ac.id/id/teori-perilaku-konsumen/
Sumber
sampoernauniversity.ac.id
https://www.ad-ins.com/id/perilaku-konsumen/
Sumber
ad-ins.com
https://deepublishstore.com/blog/materi/perilaku-konsumen/
Sumber
deepublishstore.com

15
Review jurnal 5

Judul PERAN CUSTOMER INVOLVEMENT


DAN CORPORATE IMAGE DALAM
HUBUNGAN E-WOM DENGAN
PURCHASE INTENTION
Jurnal Jurnal Manajemen Teori dan Terapan
Volume dan halaman Vol.10 No.1
Tahun April 2017
Penulis Fatik Rahayu
Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui dan Menganalisis peran
Customer involvement dan corporate image
dalam hubungan E-WOM dengan Purchase
Intention
Hasil dan Pembahasan Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat pengaruh e-WOM terhadap purchase
intention, terdapat pengaruh e-WOM
terhadap corporate image,terdapat pengaruh
corporate image terhadap purchase
intention,e-WOM mempengaruhi purchase
intention
melalui corporate image dan pengaruh e-
WOM terhadap purchase intention
dimoderasi
oleh customer involvement. Dengan kata lain,
variabel corporate image merupakan
variabel mediasi dalam hubungan antara e-
WOM dengan purchase intention. Hal ini
berarti
bahwa dengan e-WOM yang baik diharapkan
akan menimbulkan corporate image yang
baik juga, yang pada gilirannya dengan
corporate image ini e-WOM akan mempunyai
pengaruh pada purchase intention. Variabel
customer involvement merupakan variabel
moderasi dalam hubungan antara e-WOM
dengan purchase intention. Hal ini berarti
pengaruh corporate image terhadap purchase
intention hanya efektif jika keterlibatan
konsumen cukup tinggi dalam proses
pembelian. Dalam penelitian ini, keterlibatan
konsumen berkaitan dengan persepsi
konsumen terhadap penting tidaknya sebuah
jasa

16
pendidikan tinggi.
Keterkaitan Antara Jurnal dengan Materi Keterkaitan antara jurnal penelitian
Presentasi (Khusus Untuk Kelompok) dengan makalah ini adalah perilaku
kosumen, perilaku konsumen timbul
ketika seseorang melakukan aktivitasnya
yang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian suatu produk
keterkaitan jurnal dengan materi
presentasi ini yaitu tentang E-Wom
berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
Dimana, niat seseorang membeli sebuah
produk didorong karena keyakinan.
Dalam E-wom ini ketika konsumen
memperoleh informasi produk dari
sumber yang dapat dipercaya,informasi
jelas alasan kuat maka dapat
meningkatkan minat untuk mengambil
keputusan pembelian terhadap produk
E-wom ini telah melakukan strategi yang
benar untuk pengaruh minat konsumen
terhadap pembelian produk,dimana E-
WOM menjadi informasi penting bagi
kosumen dalam mendapatkan informasi
kualitas produk,jangkauan informasinya
pun luas serta dapat diakses dibanyak
orang.Hal yang paling penting adalah
kemudahan E-WOM ini sangat
mepengaruhi perilaku kosumen terhadap
produk karena kemudahan akses nya.

17

Anda mungkin juga menyukai