Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MIKRO EKONOMI

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MIKRO EKONOMI


Pak Agtovia Firmayasa, SE, MM

DISUSUN OLEH:
Nama Anggota : 1. Muhammad Ibnu Ramdani (111211268)
2. Daniy astitri Dudi (11121135)
3. Winda Astiya Ningsih (111211274
4.
5.

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


BEKASI 2021

1|Halaman
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................3
Bab 1....................................................................................................................................................4
Pendahuluan..................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang....................................................................................................................4
1.2 Manfaat perilaku konsumen untuk sales dan bisnis.................................................5
Bab 2....................................................................................................................................................7
Penjelasan 1...................................................................................................................................7
2.1 Teori perilaku konsumen..................................................................................................7
2.2 Informasi yang diperoleh dari perilaku konsumen....................................................7
2.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen........................................................8
2.4 Pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen.............................................................8
2.5 Model Perilaku Konsumen...............................................................................................9
Bab 3..................................................................................................................................................12
Penjelasan 2.................................................................................................................................12
3.1 Teori Kepuasan Konsumen...........................................................................................12
3.2 Pendekatan Teori Tingkah Laku Konsumen..............................................................12
3.3 Pendekatan Cardinal.......................................................................................................13
3.4 Hukum Utilitas Marginal yang Semakin Menurun....................................................14
3.5 Pemaksimuman Utilitas..................................................................................................16
3.6 Utilitas Makmimum dan Kurva Permintaan................................................................19
Bab 4..................................................................................................................................................21
Penutupan....................................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................21
4.2 Saran...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................22

2|Halaman
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih kami ucapkan kepada bapak Agtovia Firmayasa yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada keluarga dan teman teman yang mengsuppor, dan terima kasih kepada
teman kelompok yang mampu mejalani semuanya sejauh ini tanpa ada paksaan
sedikitpun.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cileungsi, 14 Desember 2021

Penulis

3|Halaman
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Perilaku konsumen adalah studi mengenai konsumen dan bagaimana
mereka nanti melakukan pembelian barang atau jasa. Hal ini memang terbilang
cukup dinamis, namun menjadi tantangan pelaku bisnis.
Meskipun bergelut di bidang bisnis, Anda tidak boleh melewatkan informasi sekecil
apapun terutama yang berkaitan dengan produk maupun jasa pada bisnis Anda. Hal
itu karena informasi perilaku bisnis akan sangat berpengaruh terhadap cara untuk
meningkatkan penjualan sesuai kondisi di lapangan.

Namun apabila Anda sudah paham tentang konsumen dan bagaimana


konsumen mendapatkan pilihan produk, maka Anda nantinya pun bisa memberi
kebutuhan serta memenuhi ekspektasi produk sendiri. Sehingga para konsumen
tidak akan segan dalam memakai produk atau jasa yang ditawarkan.

Hal itu kemudian akan sedikit banyak berpengaruh terhadap penjualan yang
terus meningkat. Anda perlu memperhatikan perilaku konsumen dengan benar, agar
bisa memutuskan hendak mengambil langkah seperti apa untuk tujuan
meningkatkan penjualan sesuai rancangan sebelumnya.

Dilansir dari Brandwatch, studi ini meliputi 5 hal berikut:

 Bagaimana konsumen berpikir dan merasakan tentang berbagai alternatif


produk.
 Bagaimana proses berpikir konsumen dalam memilih produk di antara
berbagai alternatif.

 Bagaimana perilaku konsumen saat memilih produk.

 Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap perilaku konsumen.

 Bagaimana promosi dan kampanye produk mempengaruhi keputusan


pembelian konsumen.

4|Halaman
Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli
Penjelasan mengenai pola tindakan seorang konsumen ini juga memiliki definisi
tersendiri dari para ahli. Berikut beberapa definisi teori perilaku konsumen menurut
para ahli di bidangnya.
1. Schiffman dan Kanuk (2000), mengatakan bahwa teori ini adalah studi
tentang bagaimana seseorang membuat sebuah keputusan untuk
membelanjakan sumber daya yang mereka punya misalnya uang, waktu, dan
tenaga mereka untuk mendapatkan produk yang akan dikonsumsi.
2. Kotler dan Keller (2008), keduanya sepakat bahwa teori perilaku konsumen
adalah sebuah studi yang mempelajari individu, kelompok, maupun
organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi produk
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
3. John C. Mowen dan Michael Minor menyampaikan tentang perilaku
seorang konsumen sebagai studi unit dan proses pembuatan keputusan
seseorang dalam menerima, menggunakan, membeli, dan menentukan
produk.

1.2 Manfaat perilaku konsumen untuk sales dan bisnis


1. Dapat mempertahankan konsumen
Konsumen akan melakukan repurchase jika merasa puas dan senang
terhadap produk yang dibeli sebelumnya. Sehingga campaign harus
dilakukan dengan sedemikian rupa supaya konsumen produk Anda menjadi
lebih loyal.
2. Memahami perbedaan masing-masing kelompok konsumen
Anda masih akan dihadapkan pada berbagai variasi tentang perilaku
konsumen baik secara individu maupun kelompok, meskipun sudah
memahami karakter dari geografis konsumen. Setiap kelompok konsumen
tersebut memiliki perbedaan kebutuhan dan keinginannya dibanding
kelompok lain.
3. Merancang program pemasaran yang sesuai
Dengan memahami perilaku konsumen memungkinkan Anda untuk membuat
sebuah campaign produk yang efektif. Setiap campaign tersebut bisa Anda
khususkan untuk kelompok usia tertentu, sesuai karakteristik perilakunya.

5|Halaman
Sehingga hal ini akan memudahkan Anda dalam memahami motif pembelian
yang dilakukan konsumen. Motif ini juga bisa dimanfaatkan dalam mendorong
keinginan konsumen untuk membeli produk Anda.
4. Memprediksi tren pasar
Perilaku konsumen bisa Anda pakai untuk melakukan analisis pergeseran
tren pasar. Analisis ini bisa dipakai untuk menghemat banyak sumber daya
untuk dibuat suatu produk sesuai tren di pasar.
5. Meningkatkan daya saing competitor
Anda akan lebih mudah memahami dan menghadapi dan memahami
persaingan pasar ketika sudah mempelajari perilaku konsumen. Anda pun
dapat menawarkan keunggulan yang bersifat kompetitif, apabila Anda paham
tentang ekspektasi konsumen.
6. Meningkatkan layanan customer service
Setiap konsumen pasti akan membutuhkan bentuk layanan yang berbeda-
beda. Memahami perbedaan berbasis pelanggan akan membantu Anda
memberikan layanan paling sesuai dengan kebutuhan konsumen secara
individu, serta bisa tepat sasaran pemasaran.

Bab 2
Penjelasan 1
2.1 Teori perilaku konsumen
Teori perilaku mengenai konsumen berkaitan dengan seluruh proses yang
dilakukan individu ketika mereka menghadapi tawaran sebuah produk, mulai dari
aktivitas mengetahui hingga mengevaluasi produk tersebut.

6|Halaman
Di samping itu, proses pengambilan keputusan untuk menghabiskan uang,
waktu, dan tenaga seorang pelanggan juga menjadi bagian dari teori perlikau
konsumen.

2.2 Informasi yang diperoleh dari perilaku konsumen


Berikut ini adalah berberapa informasi yang bisa Anda peroleh setelah
mengetahui perilaku konsumen:

1. Analisis Campaign
Anda bisa memahami bagaimana respon konsumen terhadap sebuah
campaign melalui studi ini. Selain itu, Anda dapat melakukan analisis
mengenai respon konsumen terhadap brand ini secara keseluruhan dengan
melalui campaign yang Anda lakukan.
2. Keinginan Konsumen Untuk Membeli
Anda dapat memperoleh pemahaman mengenai pengaruh dari campaign
terhadap keputusan konsumen dalam menentukan pilihan jadi membeli atau
tidak.
3. Segmentasi Pasar
Setiap orang pasti mempunya motivasi berbeda-beda pada saat melakukan
transaksi pembelian.
4. Menganalisis Sentimen
Anda dapat memahami sentimen konsumen terhadap produk atau brand
yang dimiliki. Anda pun juga bisa melakukan analisis tentang bagaimana hal
tersebut berpengaruh terhadap konsumen pada berbagai bentuk demografi.

2.3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen


Ada beberapa kategori yang menjadi faktor dalam mempengaruhi perilaku
seorang konsumen. Empat kategori umum tersebut adalah sosial, budaya, pribadi,
dan psikologis.

7|Halaman
1. Sosial
Ada beberapa kategori yang menjadi faktor dalam mempengaruhi perilaku
seorang konsumen. Empat kategori umum tersebut adalah sosial, budaya,
pribadi, dan psikologis.
2. Budaya
Latar belakang budaya seseorang juga bisa mempengaruhi perilaku mereka
terhadap suatu produk yang ditawarkan. Tidak jarang, seorang konsumen
menjadikan aspek ini sebagai prioritas mereka dalam memilih sebuah produk.
Aspek budaya yang dimaksud bisa meliputi adat, agama, ras, hingga
stratifikasi sosial.
3. Pribadi (Personal)
Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah berasal
dari pribadi konsumen itu sendiri. Beberapa variabel yang berkaitan dengan
personal konsumen adalah aspek demografis yaitu usia, jenis kelamin, besar
pendapatan dan lainnya. Di samping itu, minat dan impresi individu sebagai
konsumen juga masuk dalam faktor yang satu ini.
4. Psikologis
Sikap dan kepribadian seseorang termasuk dalam faktor psikologis yang juga
bisa mempengaruhi mereka untuk mengambil keputusan terhadap sebuah
produk. Salah satu variabel yang berkaitan dengan faktor psikologis adalah
gaya hidup.

2.4 Pengaruh iklan terhadap perilaku konsumen


Umumnya, sebuah perusahaan akan menyebarkan sebuah iklan sebagai
strategi pemasaran.

Iklan memang dibuat dengan tujuan persuasi, namun tidak jarang beberapa
dari iklan tersebut yang malah menghilangkan minat konsumen terhadap suatu
produk.

Oleh karenanya, penting bagi Anda untuk melakukan riset pasar dan
penentuan target konsumen terlebih dahulu sebelum membuat iklan. Salah satu
cara riset pasar yang paling efektif adalah menggunakan layanan Poplite.

8|Halaman
Poplite akan mengumpulkan data berdasarkan perilaku konsumen, sehingga
dari riset tersebut dapat terlihat jenis iklan seperti apa yang paling cocok digunakan
untuk mempromosikan produk Anda. Apakah iklan tipe mengajak atau hanya
sebatas pengenalan produk saja.
Disamping “mengajak” mereka untuk membeli produk, pengemasan iklan bisa
Anda pasang dengan tujuan yang lain tanpa menghilangkan sifat persuasif dari iklan
itu sendiri.
Jika tujuan Anda adalah untuk menarik orang-orang baru menjadi pelanggan
tetap, iklan bisa dikemas sebagai sarana pengenalan produk. Sehingga calon
pelanggan tersebut tidak akan “kaget” ketika suatu saat menerima paparan iklan
yang Anda pasang.
Atau mungkin Anda ingin mempertahankan orang yang sudah lama menjadi
pelanggan setia, iklan bisa dikemas dengan menunjukkan benefit-benefit baru dari
produk yang Anda tawarkan. Dengan begitu mereka akan tetap setia menggunakan
brand Anda.

2.5 Model Perilaku Konsumen


1. Learning Model
Salah satu model perilaku konsumen yang sering digunakan
oleh marketer dari perusahaan besar adalah learning model.
Menurut laman Hubspot, model ini mengacu pada teori di mana customer
behavior biasanya menunjukkan keinginan pelanggan untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang diperlukan untuk bertahan hidup, seperti makanan.
Learning model juga menjelaskan bahwa pelanggan biasanya akan
mengutamakan kebutuhan untuk belajar yang muncul dari pengalaman hidup,
seperti ketakutan atau rasa bersalah.
Model ini berlaku untuk bisnis multiguna yang menjual produk untuk semua
tingkat kebutuhan pelanggan. Misalnya Target, sebuah department
store berbasis di Amerika Serikat yang menjual ratusan produk kebutuhan
sehari-hari, mulai dari makanan hingga peralatan mandi.

9|Halaman
2. Psychoananalytic Model
Model perilaku konsumen lainnya yang patut dipertimbangkan marketer di era
modern ini adalah psychoanalytic model.
Model satu ini diambil dari teori Sigmund Freud mengenai psikoanalisis, di
mana konsumen memiliki motif mengakar, baik sadar maupun tidak sadar,
yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian.
Motif tersebut bisa berupa ketakutan yang tersembunyi, keinginan yang
ditahan, atau sekadar keperluan pribadi.
Dengan demikian, pelanggan akan melakukan pembelian bila diberikan
rangsangan yang tepat oleh badan usaha, seperti meluncurkan iklan di
Instagram atau YouTube.

3. Sociological Model
Model perilaku konsumen selanjutnya yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan dan marketer adalah sociological model.
Model ini mengacu pada teori di mana pembelian dipengaruhi oleh tempat
individu berdiam dalam kelompok masyarakat, termasuk keluarga, teman,
dan kelompok lain seperti orang-orang yang menyukai hal-hal serupa.
Intinya, teori ini menjelaskan bahwa eseorang pada dasarnya akan membeli
barang berdasarkan hal yang diperlukan oleh kelompok tempat mereka
berada.

4. Input, Process, output


Input, process, output adalah model perilaku konsumen yang juga sering
digunakan oleh perusahaan-perusahaan ternama.
Dalam model satu ini muncul, tiga indikator dalam consumer
behavior yaitu input, process, dan output.
Input mengacu pada strategi marketing yang dibentuk sebuah perusahaan.
Empat aspek utama dalam indikator tersebut terdiri
dari product (produk), price (harga), place (tempat), dan promotion (promosi).
Indikator kedua merupakan process, yang berhubungan dengan proses
transaksi oleh seorang konsumen. Mulai dari mengetahui hingga
mengevaluasi kualitas serta harga produk.

10 | H a l a m a n
Terkahir adalah output, sebuah indikator yang merujuk pada respons
konsumen terhadap produk atau layanan yang disediakan perusahaan.

5. Black Box Model


Model perilaku konsumen berikutnya yang perlu dipertimbangkan
oleh marketer adalah black box model.
Melansir Business Management Studies, model ini mengungkapkan bahwa
pelanggan adalah pemikir individu yang mampu memroses rangsangan
internal dan eksternal untuk membuat keputusan pembelian.
Teorinya mungkin terlihat rumit, tetapi, ia sebenarnya cukup mudah untuk
dipahami.
Seorang konsumen bertemu dengan rangsangan dari bauran pemasaran
bisnis dan rangsangan eksternal lainnya. Kemudian, mereka memrosesnya
dalam pikiran, menghubungkan rangsangan eksternal dengan pemikiran
internal yang sudah dimiliki, seperti keyakinan dan keinginan, untuk membuat
keputusan.

6. Pavlovian Model
Model perilaku konsumen terakhir yang patut diketahui oleh
para marketer adalah Pavlovian model. Model ini meliputi tiga indikator utama
dalam consumer behavior, yaitu drive, drives, dan reinforcement.
Drive merupakan sebuah ransangan yang akan memancing aksi pelanggan.
Sedangkan, drives adalah kebutuhan psikologis dari pelanggan, seperti rasa
lapar atau sakit.
Kemudian, rangsangan dari drive akan memengaruhi aspek psikologis
pelanggan dan memperkuat keinginan mereka terhadap produk yang
ditawarkan perusahaan. Inilah yang dinamakan reinforcement.

Bab 3
Penjelasan 2
3.1 Teori Kepuasan Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan/perilaku dan aspek-aspek yang
mempengaruhi tindakan tersebut, yang berhubungan dengan usaha untuk

11 | H a l a m a n
mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya. Perilaku
manusia sangat kompleks sehingga sangat sulit digambarkan dengan kata-kata dan
dalam memahaminya perlu abstraksi yang kuat.

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi


oleh beberapa faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga
barang, disaat kondisi yang lain tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen
ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumen yang menjelaskan bagaimana
seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang
dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkannya. Teori perilaku konsumen ini adalah teori yang mempelajari
bagaimana manusia/konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian
/pengunaan barang dan jasa.

Teori perilaku konsumen menurut pendekatan teori ekonomi mikro


beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan
maksimal (maximation utility). Utility adalah kepuasan yang muncul dari konsumsi ini
merupakan kemampuan memuaskan keinginan dari barang, jasa dan aktivitas.
Tujuan konsumen adalah memaksimalkan utilitas dengan batasan berupa
pendapatan dan harga yang bersangkutan.

3.2 Pendekatan Teori Tingkah Laku Konsumen


Terdapat dua pendekatan terkait dengan perilaku konsumen, yaitu
pendekatan kepuasan (utility) kardinal dan pendekatan kepuasan ordinal.

Dalam pendekatan kepuasan kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan


yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Nilai guna
total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejulah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marginal berarti
penambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau
pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Dalam pendekatan ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup
untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna
yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Setiap konsumen memiliki
preferensi tersendiri terhadap suatu barang yang dapat dibandingkan dengan
barang lain

12 | H a l a m a n
3.3 Pendekatan Cardinal
Pendekatan kepuasan kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan
pemuasan kebutuhan dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang
tergantung sudut pandang subyek yang memberikan penilaian tersebut, yang
biasanya berbeda penilain dengan orang lain. Penilaian ini secara subyektif
dikuantifikasi oleh konsumen. Jadi pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan
bahwa kepuasan (atau utility) setiap konsumen dapat diukur secara kuantitatif.

Pendekatan ini merupakan gabungan dari beberapa pendapat para ahli


ekonomi aliran subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon,
dan Leon Walras. Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan
uang atau util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subyek
yang menilai.

Pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal,
Gossen, yaitu hokum Gossen, dimana :

 Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi


terusmenerus maka kepuasanya akan semakin menurun.
 Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi
terusmenerus maka kepuasanya akan semakin menurun.

Beberapa istilah yang harus dipahami sebelum melangkah lebih jauh dalam
memahami teori kepuasan konsumen :

 Utility /utilitas/kepuasan/nilai guna adalah kepuasan yang diperoleh dalam


mengkosumsi barang dan jasa. Jadi utilitas menunjukkan kepuasan relatif
yang diperoleh seorang konsumen dari penggunaan berbagai komoditas
 Total Utility /total utilitas/total kepuasan/total nilai guna adalah kepuasan total
dalam mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa.
 Marginal utility (MU) /utilitas marginal/tambahan kepuasan/tambahan nilai
guna dalah tambahan kepuasan yang diperoleh dalam menambah satu
satuan barang/jasa yang dikonsumsi. Jadi utilitas marginal menunjukkan
utilitas tambahan yang diperoleh dari suatu unit tambahan konsumsi dari
suatu komoditas

13 | H a l a m a n
3.4 Hukum Utilitas Marginal yang Semakin Menurun
Keputusan ekonomi yang dilakukan konsumen sangat beragam, namun harus
dapat dianalisa secara general dalam membentuk suatu teori. Karena itu dalam
menganalisa teori ekonomi perlu dilakukan penyederhanaan-penyederhanaan dalam
suatu ketentuan umum yang mengikat teori berupa asumsi-asumsi.

Dalam pendekatan teori tingkah laku konsumen melelui pendekatan kardinal


terdapat sejumlah asumsi yang mesti berlaku. Berikut beberapa asumsi dari
pendekatan ini yang harus terpenuhi adalah :

 Kepuasan diukur dalam satuan uang/util, sehingga dapat dikuantifikasi.


 Konsumen bersifat rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan
kepuasan dengan batasan pendapatanya, konsumen memilih barang
berdasarkan kebutuhan, barang yang dipilih konsumen memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen, konsumen memilih barang yang harganya
sesuai dengan kemampuan konsumen.
 Konsumen memiliki kekonsistenan dalam preferensi. Setiap konsumen tidak
akan berubah preferensinya terhadap suatu barang. Misalnya jika ia
dihadapkan pilihan antara barang A dan barang B, ia akan memilih barang A.
Jika dihadapkan pilihan antara barang A dan barang B, ia tetap akan memilih
barang A.
 More is better, lebih banyak lebih baik. Konsumen akan menginginkan jumlah
yang lebih banyak untuk suatu barang. Jika ia disuruh memilih untuk memiliki
1 barang A atau 2 barang A, ia akan memilih 2 barang A. Jika ia disuruh
memilih 2 barang A atau 3 barang A, ia akan memilih memiliki 3 barang A.
 Walaupun more is better merupakan asumsi pendekatan ini, namun Hukum
Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility) berlaku, yaitu bahwa semakin
banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal
utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan
menurun.
 Konsumen selaku berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
Walaupun memiliki pendapatan tertentu konsumen tetap ingin
memaksimalkan kepuasannya.
 Pendapatan konsumen tidak berubah atau tetap tetap.

14 | H a l a m a n
 Daya guna marginal dari uang tetap (constan marginal utility of money)
 Total utility adalah additive (melengkapi) dan independent (sendiri atau tidak
terikat)
 Barang yang dikonsumsi adalah barang normal dan periode konsumsi
berdekatan

Hukum ini dapat dilihat dari grafik utilitas total berikut ini :

Sedangkan tambahan kepuasan (marginal utility, MU) dapat dilihat pada grafik
berikut ini :

15 | H a l a m a n
Terlihat dari grafik di atas bahwa semakin banyak barang/jasa dikonsumsi
pada suatu periode tertentu, semakin menurun tambahan kepuasan/marginal utility
(MU).

3.5 Pemaksimuman Utilitas


Dalam hal pemaksimuman nilai guna total, syarat pemaksimuman utilitas
adalah jika konsumen berada dalam keadaan sebagai berikut: (Sadono Sukirno,
2005:130)

 Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang yang


dikonsumsikannya apabila perbandingan utilitas marginal berbagai barang
tersebut adalah sama dengan perbandingan harga-harga barang tersebut.
 Seseorang akan memaksimumkan utilitas dari barang-barang yang
dikonsumsikannya apabila utilitas marginal untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan.

Jadi syarat untuk pemaksimuman utilitas adalah :

Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai
jenis barang akan memberikan utilitas marjinal yang sama besarnya.

Contoh :

16 | H a l a m a n
Skedul utilitas total (utility total) dan utiliti marginal (marginal utility) untuk konsumsi
barang A dalam satu periode waktu :

Quantity (Q) Total Utility (TU) Marginal Utility


(MU)
0 0 …
1 11 10
2 19 8
3 25 6
4 29 4
5 31 2
6 31 0
7 29 -2

Akan membentul kurva Total Utility dan Marginal Utility seperti ini :

Titik Jenuh
TU

TU

MU

MU

Keseimbangan Konsumen

Untuk tercapainya kepuasan maksimum dari konsumen mengkonsumsi


dalam barang, maka harus memenuhi syarat keseimbangan.

Syarat kepuasan maksimum adalah :

Tujuan (objective function) : Mux/Px = MuY/Py=..... =.... Mun/Pn

17 | H a l a m a n
Pendapatan untuk mmaksimumkan kepuasan (M) :

Px Qx + Py QY+....+Pn Qn = M

Keterangan : MU = Marginal Utility P = Harga atau Price M = Pendapatan Konsumen


atau Income

Contoh :

Q 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mux 38 32 28 24 20 16 12 8 4
MUy 12 11 10 9 8 7 6 5 4

Diketahui : Px = 2 Py = 1 M = 12

Maka syarat ekuilibrium pemaksimalan kepuasaun adalah :

Mux / Px = Muy / Py dalam tabelaris :

Q 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mux 38 32 28 24 20 16 12 8 4
MUy 12 11 10 9 8 7 6 5 4

Pemaksimalan kepuasan terjadi ketika Mux/Px=Muy/Py adalah sama pertama kali


(terbesar), yaitu Mux/Px=Muy/Py = 20/2 = 10/1 = 10

Pendapatan untuk memaksimumkan kepuasan :

M = Px . Qx + Py . Qy = (2) (5) + (1) (3) = 10+3 = 13

Total Utility = MUx . Qx + MUy . Qy

= (20) (5) + (10) (3)

= 100 + 30 = 130

Walaupun pendekatan ini telah berhasil menyusun formulasi fungsi permintaan


secara baik tetapi pendekatan ini masih dianggap mempunyai beberapa kelemahan.
Kelemahan dan kritik terhadap pendekatan ini antara lain: (Tati Joerson &
M.Fathorrozi, 2003:50)

 Sifat subyektif dari daya guna dan tidak adanya alat ukur yang tepat dan
sesuai.

18 | H a l a m a n
 Constan marginal utility of money, semakin banyak memiliki uang maka
penilaian terhadap uang itu semakin rendah.
 Diminishing marginal utility sangat sulit diterima sebagai aksioma, sebab
penilaian dari segi psikologis yang sangat sukar.

Karena kelemahan-kelemahan tersebut berkembang teori kepuasan konsumen


dengan pendekatan ordinal.

3.6 Utilitas Makmimum dan Kurva Permintaan


Diberikan contoh jika seorang konsumen ingin membeli produk A dan produk
B. Utilitas marginal (marginal utility, MU) terhadap setiap produk terlihat pada tabel
berikut ini :

Unit Produk A P=1 Produk B P=2


Marginal Utility MU/P Marginal Utility MU/P
(MU) (MU)
1 10 10 24 12
2 8 8 20 10
3 7 7 18 9
4 6 6 16 8
5 5 5 12 6
6 4 4 6 3
7 3 3 4 2

Dari tabel, konsumen tersebut dapat mencapai kepuasan maksimal ketika


MUa=MUb yaitu saat marginal utility kedua barang adalah 8, dimana produk yang
dibeli adalah 2 unit produk A dan 4 unit produk B.

Apa yang terjadi jika harga produk B diturunkan, dari P=2 menjadi P=1, dapat
dilihat dari tabel berikut ini :

Unit Produk A P=1 Produk B P=2


Marginal Utility MU/P Marginal Utility MU/P
(MU) (MU)
1 10 10 24 24
2 8 8 20 20
3 7 7 18 18
4 6 6 16 16
5 5 5 12 12
6 4 4 6 6
7 3 3 4 4

19 | H a l a m a n
Dari tabel, konsumen tersebut dapat mencapai kepuasan maksimal ketika
MUa=MUb yaitu saat marginal utility kedua barang adalah 6, dimana produk yang
dibeli adalah 2 6 unit produk B. Lihat Produk B, ketika harga produk B P=2
konsumen membeli sebanyak 4 unit, dan saat harga diturunkan menjadi P=1, jumlah
barang yang dibeli meningkat menjadi 6 unit.

Harga Produk B Quantity yang diminta Produk B


1 6
2 4

Hal ini menjadi sebuah hukum ekonomi yang selalu dipakai, yaitu Hukum
Permintaan atau The Law of Demand, yang berbunyi :

Semakin rendah harga (P) maka permintaan (Qd) akan semakin tinggi,
demikian pula sebaliknya (atau vice versa), semakin tinggi harga barang maka
permintaan semakin rendah

Dengan kata lain : konsumen lebih menyukai harga yang rendah.


P

Qd
0

Bab 4
Penutupan
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari permasalahan dalam jurnal ini adalah
Perilaku konsumen merupakan proses yang akan dilalui oleh seseorang dalam

20 | H a l a m a n
melakukan kegiatan seperti mencari, membeli, mengevaluasi untuk dikonsumsi
memenuhi kebutuhannya.

Perilakukonsumen penting dalam kehidupan setiap hari Kalau saja setiap


konsumen memiliki perilaku yang konstan, mungkin kajian tentang perilaku
konsumen tidak begitu penting. Tetapi mengingat konsumen selalu berinteraksi
dengan lingkungannya, maka secara otomatis perilaku itu akan berubah-ubah
bahkan dalam hitungan hari. Perilaku konsumen disini penting untuk memahami dan
apa saja yang mempengaruhi perubahan perilaku konsumen. Perilaku konsumen
akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka.
Keputusan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang,dalam
setiap waktu dan disegala tempat, keputusan tersebut termasuk keputusan yang
menyangkut kegiatan individu. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat
berhubungan pada keputusan pembelian oleh karena itu sangatlah penting
memahami perilaku konsumen agar pemasar dapat mennggambarkan bagaimana
proses keputusan pembelian itu dibuat.

4.2 Saran
Para pemasar haruslah dapat memahami teori dan realitas dari perilaku para
konsumen. Para pemasar itu harus dapat mendalami, bagaimana tren sekarang dan
yang akan datang, serta perubahan-perubahan yang akan terjadi dalam perilaku
permintaan konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
 https://komerce.id/blog/pengertian-perilaku-konsumen/
 https://www.info.populix.co/post/perilaku-konsumen/

21 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai