Anda di halaman 1dari 17

CONSUMER BEHAVIOUR

(PERILAKU KONSUMEN)

DITULIS

OLEH :

Nama : Ahmad Ramadhan (1915210093)


Dosen : Sanusi Ghazali Pane, SE, M.Si
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Mata Kuliah : Ekonomi Syariah
Semester / Reguler : V / 2a

UNIVERSITAS PANCA BUDI SUMATERA UTARA


TAHUN AJARAN 2021 M / 1443 H

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kuliah dengan
judul “CONSUMER BEHAVIOUR (PERILAKU KONSUMEN”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

, Oktober 2021

Penulis

2i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Konsumen (Consumer Behaviour) ........................... 3
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen........................... 6
C. Tahapan dalam Proses Pengambilan Keputusan ...................................... 9
D. Pendekatan Dalam Meneliti Perilaku Konsumen ..................................... 11
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

3 ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan sasaran. Namun, “mengenal pelanggan” tidaklah mudah.
Para pelanggan mungkin saja menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka
sedemikian rupa, tetapi bertindak sebaliknya. Mereka mungkin tidak memahami
motivasi mereka yang lebih dalam. Mereka mungkin bereaksi terhadap pengaruh-
pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir.
Meskipun demikian, para pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi,
preferensi dan perilaku berbelanja serta perilaku pembelian pelanggan sasaran
mereka. Studi-studi seperti ini akan memberikan petunjuk dalam mengembangkan
produk-produk baru, karakteristik atau ciri-ciri produk, saluran distribusi, pesan
dan unsur-unsur bauran pemasaran lainnya.
Hal ini menjadi penting karena pemasaran merupakan ujung tombak
perusahaan dalam mencapai tujuan bisnisnya (Stanton) seperti bertahan hidup,
memperoleh keuntungan, dan berkembang. Tujuan tersebut akan dapat dicapai
manakala perusahaan mampu menciptakan, mengantarkan serta
mengkomunikasikan nilai melalui suatu produk sehingga dapat meraih,
mempertahankan pelangan. Bidang pemasaran merupakan bidang pengambilan
keputusan yang sulit bagi perusahaan. Karena masalah pemasaran tidaklah
memperlihatkan ciri-ciri kuantitatif murni dari masalah-maslah produksi,
akuntansi atau keuangan.
Berbagai variabel psikologis konsumen memainkan peranan penting dan
besar dalam perencanaan pemasaran serta membentuk dan berinteraksi dalam
fungsi bisnisnya. Pemahaman tentang bagaimana konsumen menanggapi tawaran
perusahaan, memilih serta memutuskan produk yang akan dibeli adalah
merupakan kunci sukses dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, dimulai dengan memahami konsumen secara menyeluruh, mulai
dari memahami kebutuhan dan keinginan yang menjadi motivasi yang akan

1
mendorong kebutuhan dengan diekspresikan dalam perilaku pembelian dan
konsumsi suatu produk.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen?
b. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perilaku konsumen?
c. Bagaiama tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen?
d. Bagaiamana meneliti perilaku konsumen?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk memahami konsep dan pengertian perilaku konsumen.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen.
c. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen.
d. Untuk mengetahui cara meneliti perilaku konsumen.
D. Manfaat Penulisan
a. Memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai konsep dan
pengertian perilaku konsumen dalam kaitannya dengan manajemen
pemasaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Konsumen (Consumer Behaviour)

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang


berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat
keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan pertimbangan yang matang. Schiffman, Kanuk (2004, p. 8) menjelaskan
bahwa perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam
pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk
dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.

Perilaku Konsumen juga dapat merupakan suatu tindakan yang tunjukkan


oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur
barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam
arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan
sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/
menukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkannya. Analisis tentang
berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam
pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasar wajib memahami
konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen
mengambil keputusan.

Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan


dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan dengan alasan
dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan, dan
pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).

3
1. Tipe – Tipe Perilaku Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan
pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai
berikut :
a. Budget Allocation (Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara
bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana yang tersedia, kapan
waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu melakukan
pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not (Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh
konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage (Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan
tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau
jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor
yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
d. Brand and Style Decision (Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai
produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.

Menurut Assael dalam Simamora (2003) menjelaskan bahwa ada 4


(empat) tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan
pembeli dan perbedaan diantara merek sebagai berikut:
a. Complex Buying Behavior (Perilaku Membeli yang rumit). Perilaku
membeli yang rumit akan menimbulkan keterlibatan yang tinggi dalam
pembelian dan menyadari adanya perbedaan yang jelas diantara merek-
merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-
produk yang mahal, tidak sering dibeli, beresiko dan dapat mencerminkan
diri pembelinya, seperti mobil, televisi, pakaian, jam tangan, komputer

4
pribadi dan lainnya. Biasanya konsumen tidak tahu banyak tentang
kategori produk dan harus belajar untuk mengetahuinya.
b. Dissonace Reducing Buying Behavior (Perilaku Membeli untuk
mengurangi keragu-raguan). Perilaku membeli ini terjadi untuk pembelian
produk itu mahal, tidak sering dilakukan, beresiko, dan membeli secara
relatif cepat karena perbedaan merek tidak terlihat. Contohnya karpet,
keramik, pipa PVC dan lain-lain. Pembeli biasanya mempunyai respons
terhadap harga atau kenyamanan.
c. Habitual Buying Behavior (Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan).
Konsumen membeli produk secara berulang bukan karena merek produk,
tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli,
mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk
tersebut karena mereka tidak terlibat dengan produk. Perilaku ini biasanya
terjadi pada produk-produk seperti gula, garam, air mineral dalam
kemasan, deterjen dan lain-lain.
d. Variety Seeking Buying Behavior (Perilaku pembeli yang mencari
keragaman). Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan
bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilaku ini bukan merupakan sesuatu
yang mutlak. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang
sering dibeli, harga murah dan konsumen sering mencoba merek-merek
baru.

2. Sifat dari Perilaku Konsumen


Consumer Behavior Is Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir,
merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen,
dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat
yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran
menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil
pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat lain.

5
Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
secara berkala untuk meraih konsumennya.
Consumer Behavior Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen terdapat interaksi antara pemikiran,
perasaan, dan tindakan manusia, serta lingkungan. Semakin dalam suatu
perusahaan memahami bagaimana interaksi tersebut mempengaruhi
konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi
konsumen.
Consumer Behavior Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia. Dalam
kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima
sesuatu sebagai gantinya.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-
faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari
lingkungan sekitar seorang konsumen.
1. Individual Determinants of Consumer Behavior
a. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan
pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran.
Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun
mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya
hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil
psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara
kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang
membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa
produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis

6
termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan
bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk
menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon
yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah
tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara
konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
b. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang
membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang
konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan
kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui
pembelian dan penggunaan suatu produk.
c. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari
jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian
produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu,
kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan,
dan lain-lain.
d. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang
bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi
pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi
pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan
sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan
merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah
berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian
mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi
konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas
konsumsi. Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh
seseorang.

7
Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan
pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur
dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri
dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya
terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian
subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu
kepercayaan dibentuk dari pengetahuan.
Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk
mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut.
Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood
seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif
tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh
terhadap penentuan sikap seorang konsumen.
2. Environmental Influences on Consumer Behavior
a. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain
yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan
mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi
menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan
kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan
membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap,
ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik.
Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer,
gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu
budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku
konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan
identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif
permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual
atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan,

8
status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian
pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena
penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh
kelas sosial.
b. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang
terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan,
atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah
semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati
sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga
mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak
mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan
makanan bayi, dan lain-lain.
c. Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan
personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara
signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik,
kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group
mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group
menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan
penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan
membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi
alat untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok sosial.

C. Tahapan-tahapan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian


Kotler (2007) mengatakan bahwa, “para konsumen melewati lima tahap :
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai
jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah
itu”.

9
Kotler (2007), penjelasan secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut :

1) Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali


masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal.
2) Pencarian Informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian
informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level
ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level
selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari
bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tertentu. Melalui pengumpulan informasi, konsumen
tersebut mempelajari merek-merek yang bersaing beserta fitur-fitur merek
tersebut.
3) Evaluasi alternatif. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan
model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai
proses yang berorientasi kognitif. Model tersebut menganggap konsumen
membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat terntentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.
4) Keputusan Pembelian. Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk
preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan.
Konsumen juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling
disukai. Meskipun demikian, ada dua faktor yang berintervensi di antara
minat pembelian dan keputusan pembelian.

10
5) Perilaku sesudah pembelian. Setelah pembelian, konsumen mungkin
mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu
yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang
merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung
keputusannya.

Model ini menyiratkan bahwa konsumen melalui semua dari kelima tahap
dalam membeli suatu produk. Namun, hal ini tidak terjadi pada semua kasus,
terutama dalam pembelian dengan keterlibatan rendah. Konsumen mungkin
melewatkan atau mengulangi tahap-tahap tertentu.
1. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses
pembuatan keputusan pembelian:
1) Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam
diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang
terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi
dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3) Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada
dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang
akan suatu hal.
4) Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap
dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil.
Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan
tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli
produk tersebut.

D. Pendekatan dalam Meneliti Perilaku Konsumen

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku


konsumen.

1. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini


menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.

11
Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group
discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli
dan menggunakannya.
2. Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori
dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta
dari ilmu sosiologi. .
3. Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada
teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulam
Perilaku Konsumen juga dapat merupakan suatu tindakan yang tunjukkan
oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur
barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam
arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan
sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/
menukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan ada 2 bagian yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen (individual
determinants of consumer behavior) seperti demografis, psikografis, dan
kepribadian, motivasi konsumen, pengetahuan konsumen, dan intensi, sikap,
kepercayaan, dan perasaan konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari
lingkungan sekitar seorang konsumen (environmental influences on consumer
behavior) seperti budaya, etnisitas, dan kelas sosial, keluarga dan pengaruh rumah
tangga, serta kelompok dan pengaruh personal
Dalam menentukan proses pengambilan keputusan, para konsumen melewati
lima tahap diantaranya pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen,
pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif, pendekatan ke dua adalah
pendekatan tradisional, dan pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

_______, Kajian Teori Perilaku Konsumen


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26286/4/Chapter%20II.p
df (Diakses 08 September 2015)
Anonim, Perilaku Konsumen. https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
(Diakses 08 September 2015)
Arif Sudaryana. Perilaku Konsumen dalam Berbelanja pada Supermarket di
Yogyakarta – Jurnal Akmenika UPY, Volume 8, 2011
http://ekonomi.upy.ac.id/files/PERILAKU%20%20KONSUMEN%20D
ALAM%20BERBELANJA%20PADA%20SUPERMARKET%20DI%2
0YOGYAKARTA%20(ARIF%20SUDARYANA).pdf (Diakses 08
September 2015)
Arini Nurmala Sari, Perilaku Konsumen
http://www.slideshare.net/AriniNurmalaSari/perilaku-konsumen-bab-1-
bab2?related=2 (Diakses 08 September 2015)
Kotler & Armstrong, 2011. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Penerbit Erlangga. Jakarta.
(e-book)
Schiffman, l.G., & Leslie L.K., 2004. Consumer Behavior. 8th edition. Prentice
Hall, New Jersey.
Solomon. R. M., 2002. Consumer Behaviour :Buying, Having, & Being. 5th
edition. Prentice Hall. New Jersey.

14

Anda mungkin juga menyukai