, Ak
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran
MAKALAH
“Analisis Perilaku Konsumen”
Di Susun Oleh :
Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Izin dan Kuasa-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Analisis Perilaku Konsumen “ ini dengan
baik.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing Kami dari jalan kegelapan
menuju jalan yang terang benderang.
Kami harap Makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami
khususnya, dan segenap pembaca umumnya, Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh Karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk menuju kesempurnaan Makalah ini.
Penyusun
Page ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul........................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi...................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan.................................................................................................... 2
A. Deskripsi Perilaku Konsumen........................................................................... 2
B. Model Perilaku Konsumen................................................................................ 3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan
Pembelian Konsumen ....................................................................................... 3
D. Macam-Macam Situasi Pembelian Pada Pasar Konsumen..........................9
E. Struktur Keputusan Beli Konsumen.............................................................10
F. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen.................................................11
G. Pembelian Industrial.....................................................................................14
H. Proses Keputusan Pembelian Industrial.......................................................15
I. Situasi Pembelian Industrial.........................................................................15
J. Pendekatan Pembelian Industrial.................................................................16
Page
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang karena berbagai alasan
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan
utamanya adalah pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen, serta kebijakan umum.
Elemen kunci dalam definisi ini adalah pertukaran antara pelanggan dan penyuplai.
Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan
memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Perhatikan bahwa pelanggan terletak pada inti dari proses tersebut. Semua yang
dilakukan penyuplai dalam hal produk, harga, promosi dan distribusi diadaptasikan dengan
permintaan pasar. Oleh karena itu pelanggan menjalankan pengaruh dominan pada semua yang
dilakukan perusahaan. Tidak mengherankan bahwa studi perilaku konsumen memiliki akar
utamanya di dalam bidang ekonomi, dan yang lebih baru, dalam bidang pemasaran.
B. Tujuan Penulisan
Sering dijumpai 2 istilah yg nampak memiliki pengertian sama, yaitu perilaku konsumen dan
perilaku pelanggan. Kurtz dan Boone (2006) memberikan definisi yg berbeda utk kedua istilah
tersebut :
Perilaku pelanggan adalah aktivitas mental atau fisik yg terjadi saat memilih dan membeli
sebuah produk
Perilaku konsumen adalah aktivitas mental atau fisik seseorang yg secara nyata
menggunakan barang dan jasa yg dibeli
Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan pada aspek tindakannya, yaitu perilaku
pelanggan lebih menekankan pada tindakan memilih dan membeli, sedangkan perilaku
konsumen lebih menekankan pada tindakan menggunakan. Jika semua tindakan dilakukan oleh
individu yg sama, maka istilah yg tepat adalah perilaku konsumen.
Menurut Kurtz dan Boone (2006), aktivitas perilaku yg ada pada diri konsumen meliputi
2 macam, yaitu :
1. Aktivitas mental, adalah aktivitas yg berkaitan dengan kondisi kejiwaan konsumen
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi dapat diamati dan diketahui dengan
metode tertentu. Contohnya : motivasi, sikap, keyakinan, persepsi dan kepribadian
2. Aktivitas fisik, sangat mudah diamati dan dilihat, seperti konsumen yg masuk ke sebuah
toko & melakukan pembelian produk tertentu
Karena itu tugas pemasar tidak berakhir dengan pembelian. Pemasar harus
mengamatikepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan penggunaan produk paasca
pembelian.
Kepuasan Pasca Pembelian
Kepuasan merupakan fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja anggapan produk.
Jika kinerja tidak memenuhi harapan konsumen kecewa, jika memenuhi harapan
konsumen puas, jika melebihi harapan konsumen sangat puas.
Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, semakin besar ketidakpuasan
terjadi.
Tindakan Pasca Pembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk itu kembali. Di lain pihak,
konsumen yang kecewa mengabaikan atau mengembalikan produk. Mereka mungkin
mencari informasi yang memastkan nilai produk yang tinggi Komunikasi pasca
pembelian kepada pembeli menghasilkan pengembalian produk dan pembatalan
pesanan yang lebih sedikit.
Penggunaan dan Penyingkiran Pasca Pembelian
Pemasar harus juga mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan menyingkirkan
produk. Pendorong kunci frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk –
semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali
ke pasar untuk membelinya lagi.
Salah satu peluang untuk meningkatkan frekuansi penggunaan produk terjadi ketika
persepsi konsumen tentang penggunaan mereka berbeda dari kenyataan. Konsumen mungkin
gagal mengganti produk yang memiliki rentang umur relative pendek dengan cukup cepat karena
mereka salah menilai umur produk. Satu strategi untuk mempercepat penggantian adalah
mengaitkan tindakan menggantikan produk dengan liburan, kejadian, atau waktu tertentu dalam
satu tahun.
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu
rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau
untuk memperoleh keuntungan maksimum.
Model Manusia Administrasi Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip
orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan.
Model Manusia Mobicentrik Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan
nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan.
Model Manusia Organisasi Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih
mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan.
Model Pengusaha Baru Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat
kompetitif.
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak
rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
G. Pembelian Industrial
Industrial buyer behavior atau perilaku pembeli industrial adalah cara organisasi
bertindak atau melakukan diri sendiri ketika terlibat dalam pembelian barang atau jasa. Mereka
membeli mungkin untuk dijual kembali atau untuk digunakan dalam produksi barang atau jasa
lain.
Perilaku mungkin akan berbeda untuk kategori [[pembeli]]. Mereka mungkin adalah
pembeli pertama dari suatu produk atau layanan atau pembeli yang memesan kembali [[produk]]
atau layanan yang sama yang sebelumnya dibeli. Mereka juga mungkin ingin melakukan
penyesuaian dengan spesifikasi produk atau layanan relatif terhadap pembelian sebelumnya.
Tahapan-tahapan dalam proses pembelian bisa jadi mencakup pengenalan kebutuhan,
definisi kebutuhan, deskripsi kebutuhan, identifikasi penjual, permintaan proposal, evaluasi
proposal, pemilihan proposal, prosedur pemesanan, dan tinjauan kinerja.
Konsep pusat pembelian adalah kunci untuk banyak perilaku pembeli industri karena
berfokus pada peran yang dilakukan beberapa individu di organisasi dalam pembelian industri.
Mengingat bahwa pusat pembelian terdiri dari sekumpulan individu yang terlibat dalam
pembelian bisnis dalam organisasi, peran tersebut dapat didekomposisi menjadi:
Dalam proses tersebut, pihak-pihak yg terlibat tidak hanya satu orang, tetapi bisa banyak
orang. Adapun fokus dari proses tersebut adalah pada pembuatan keputusan bersama.
1. Situasi pembelian tugas baru; tugas baru akan terjadi bilamana perusahaan baru pertama
kali melakukan pembelian suatu produk utk kebutuhannya. Situasi pembelian yg pertama
ini merupakan situasi yg paling sulit & kompleks dibandingkan dengan yg lain.
Pembelian pada situasi tugas baru ini dapat menjadi sangat penting karena harus
menentukan spesifikasi produk yg akan dibeli & pemasoknya. Adapun karakteristik
pembelian tugas baru ini adalah sebagai berikut:
Pendekatan untuk menilai dan membeli produk menurut Perreault, Jr & McCarthy (2005)
adalah:
1. Pembelian dengan cara inspeksi; digunakan utk produk-produk yg bukan standar &
memerlukan pengecekan pada setiap jenis produk. Jadi, produknya harus dilihat satu per
satu. Produk tersebut sering dijual dalam pasar terbuka atau dengan cara lelang jika
terdapat beberapa pembeli potensial.
2. Pembelian dengan cara penyampelan; jika produk yg akan dibeli bersifat lebih standar
(mungkin karena pengawasan kualitasnya sudah baik) maka pembelian dapat dilakukan
dengan penyampelan, artinya pembeli cukup memeriksa sampelnya saja. Tingkat harga
umum dapat ditentukan oleh faktor permintaan & penawaran, tetapi harga riil dapat
terjadi menurut tingkat kualitas sampelnya. Kalau sampel yg ditunjukkan cukup baik,
berarti ada anggapan bahwa semua produk yg ditawarkan juga baik.
3. Pembelian dengan cara deskripsi; banyak produk manufaktur maupun produk pertanian
yg memerlukan pengawasan kualitas lebih baik. Jika kualitas dapat dijamin tingkatannya,
maka pembelian dengan deskripsi ini dapat dilakukan, yaitu mempertimbangkan merek
atau spesifikasi produknya. Bagi pembeli yg sudah memiliki pengetahuan cukup tentang
produk yg serupa akan lebih mudah memahami spesifikasi tertulis tentang produk yg
akan dibelinya. Pembelian ini juga disebut pembelian dengan cara spesifikasi. Adanya
deskripsi ini dapat mengurangi ongkos pembelian karena tidak perlu dengan inspeksi &
penyampelan, sehingga dianggap lebih praktis.
4. Pembelian dengan kontrak yg dinegosiasi; dalam pembelian ini, pembeli & pemasok
menghendaki persetujuan yg dituangkan dalam bentuk kontrak perjanjian. Sebelum
kontrak pembelian disetujui oleh kedua belah pihak, dilakukan negosiasi yg sering
memerlukan waktu & upaya yg besar. Cara kontrak ini diperlukan mengingat adanya
kemungkinan terjadi beberapa perubahan ketika produk sedang diproses. Kadang-kadang
beberapa faktor sulit diperkirakan sebelumnya karena adanya pengaruh yg bersifat tidak
terkendali. Beberapa upaya penyesuaian dilakukan, & semua dituangkan dalam kontrak.
Pembeli harus berusaha memilih kontraktor yg bersedia memberikan konsesi paling
menguntungkan. Semua ini dimaksudkan utk menghindari terjadinya pemborosan &
kerugian-kerugian yg tidak diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurtz dan Boone (2006) memberikan definisi yg berbeda utk kedua istilah tersebut :
Perilaku pelanggan adalah aktivitas mental atau fisik yg terjadi saat memilih dan membeli
sebuah produk Perilaku konsumen adalah aktivitas mental atau fisik seseorang yg secara nyata
menggunakan barang dan jasa yg dibeli Kedua istilah tersebut memiliki perbedaan pada aspek
tindakannya, yaitu perilaku pelanggan lebih menekankan pada tindakan memilih dan membeli,
sedangkan perilaku konsumen lebih menekankan pada tindakan menggunakan.
Model Perilaku Konsumen Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal
yang mudah untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan saling
interaksi satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu
perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor
tersebut.
Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki
kemampuan bersaing yang lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan
pembelian konsumen Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas yang berhubungan
dengan konsumsi dari individu.
Evaluasi Alternatif Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses
evaluasi, yaitu : Konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan Konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk Konsumen melihat masing-masing produk sebagai
sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan
unruk memuaskan kebutuhan
Pengambilan keputusan yang terbatas Jika Anda berada di pasar untuk membeli pakaian
baru atau kursi baru yang dapat dilipat yang dapat Anda bawa dengan mudah, Anda dapat
melakukan sedikit riset pada merek, tetapi kemungkinannya kecil.
Jurnal : Michel Tuan Pham. (2013), The Seven Sins of Consumer Psychology. Columbia
University.
Jurnal : Joel B. Cohen. (2013) , Evolutionary psychology and consumer behavior: A constructive
critique. University of Florida, Gainesville, USA.Peter, J. Paul dan Olson, Jerry C.