Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP

KEPUTUSANPEMBELIAN SKINCARE

Oleh :
Ahmad
Syifa
(21190029
)
Miftahudin Saputra
(21190053)

PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
UNIVERSITAS NAHDATHUL ULAMA
INDONESIAJAKARTA
2023
Daftar Isi

Daftar Isi ..................................................................................................................... 2


BAB 1 .......................................................................................................................... 4
Pendahuluan ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan dan manfaat penulisan .................................................................................... 5
1.4 Sistematika penulisan ................................................................................................... 6
BAB 2 .......................................................................................................................... 7
KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 7
2.1 Persepsi Konsumen ....................................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Persepsi Konsumen ............................................................................................... 7
2.1.2 Tahapan Proses Persepsi .................................................................................................... 8
2.1.3 Aspek-aspek Persepsi ......................................................................................................... 8
2.1.4 Faktor-faktor Persepsi ....................................................................................................... 8

2.2 Keputusan Pembelian................................................................................................. 10


2.2.1 Definisi Keputusan Pembelian ......................................................................................... 10
2.2.2 Proses Keputusan Pembelian ........................................................................................... 11

2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 12


2.3.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................................................ 12

2.4 Hipotesis ..................................................................................................................... 13

BAB III ......................................................................................................................14


METODE PENELITIAN .........................................................................................14
3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian .............................................................. 14
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................................................. 14
3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................................... 15
3.3.1 Definisi Konseptual Variabel ........................................................................................... 15
3.3.2 Definisi Operasional Variabel .......................................................................................... 16

3.4 Pengumpulan Data ..................................................................................................... 16


3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................................. 16
3.6 Validitas dan Reliabilitas ........................................................................................... 17
3.7 Validitas Alat Ukur .................................................................................................... 17
3.8 Reliabilitas Alat Ukur ................................................................................................ 17
3.9 Teknik Analisis Data .................................................................................................. 18
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Skincare merupakan sebuah produk yang diterapkan pada kulit dengan maksud
untuk merawat dan memelihara keadaan kulit agar tetap sehat dan indah, sambil
melindungi kulit dari kerusakan yang bisa diakibatkan oleh radikal bebas yang
berpotensi merusak lapisan epidermis (Dinda Dwi Guntari & Prihartono Aksan Halim,
2021). Skincare dapat digunakan oleh wanita dan pria karena skincare sendiri tidak
hanya ditujukan untuk target pasar wanita melainkan juga mencakup target pasar pria.
Skincare merupakan salah satu lini industri yang terus berkembang, hal ini dilihat
dengan munculnya a perusahaan-perusahaan skincare lokal dan tergolong baru yang
ikut meramaikan industri diantaranya MS Glow, Scarlett, Somethinc, Avoskin, Wardah,
White Lab, Bio Beauty Lab, Emina, Elshe Skin dan Everwhite. Dari beberapa brand
yang sudah disebutkan sebetulnya memiliki kesamaan kegunaan atau khasiat dari
berbagai produknya seperti untuk melembapkan kulit, menutrisi kulit, menghilangkan
jerawat atau pori-pori, mencerahkan wajah dan masih banyak lagi. Namun, terlepas
dari kesamaan khasiat yang ditawarkan masing-masing perusahaan akan menampilkan
ciri khasnya dalam membangun suatu produknya (Fauziah et al., 2023).

Ada beberapa variabel faktor yang memiliki pengaruh terhadap keputusan


konsumen dalam menentukan sebuah produk yang nantinya akan dibeli. Persepsi
merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian
produk oleh konsumen. Persepsi terbentuk pada diri konsumen terhadap sebuah produk
tertentu. Persepsi konsumen dapat dibentuk melalui berbagai cara salah satunya ialah
iklan. Sekarang begitu mudah bagi setiap orang untuk mengakses media sosial sehingga
hal ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan sebagai alat untuk membentuk persepsi
konsumen melalui iklan terkait produk perusahaannya. Misalnya perusahaan
mengiklankan produknya dengan menggunakan media sosial seperti youtube (Febrida
& Oktavianti, 2020). Persepsi juga dapat terbentuk dengan konsumen mencoba
produknya secara langsung dari temannya atau melalui testimoni teman yang sudah
mencoba produknya terlebih dahulu.

Lalu kaitannya dengan keputusan pembelian skincare oleh konsumen ini


persepsi konsumen terhadap suatu produk skincare dapat mempengaruhi keputusan
konsumen apakah akan melanjutkan tindakan pembelian atau tidak. Persepsi ini dapat
terbentuk melalui iklan-iklan yang dibuat untuk memperkenalkan atau memasarkan
produk skincare yang pada akhirnya akan membentuk persepsi pada diri konsumen
terkait produk skincare tersebut. Dari iklan inilah yang nantinya dapat membentuk
persepsi konsumen. Persepsi positif konsumen terhadap suatu produk skincare akan
mendorong mereka untuk melanjutkan tindakan pembelian produk skincare tersebut
begitupun sebaliknya.

Dalam penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Prasetyo et al. (2018).
ditemukan bahwa Persepsi memiliki pengaruh signifikan dan sejalan terhadap Struktur
Keputusan Pembelian. Penelitian lain yang dilakukan oleh Purnomo et al. (2021)
menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara Persepsi Manfaat yang tinggi
dengan tingkat keputusan pembelian online yang tinggi. Namun, hasil penelitian yang
dilakukan oleh Bilondatu (2013) mengindikasikan temuan yang berbeda, yaitu persepsi
tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor
Yamaha di Minahasa.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan penjelasan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah;
a. Apakah persepsi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
skincare?

1.3 Tujuan dan manfaat penulisan


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat apakah persepsi
konsumen berpengaruh terhadap keputusan peembelian skincare.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun praktis yaitu sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan guna
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat
yaitu:
a. Dapat menjadi salah satu rujukan bagi pelaku usaha dalam membangun
strategi penjualan dengan memainkan peran persepsi konsumen guna
meningkatkan penjualan produk
b. Dan diharapkan pula penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,
maupun para peneliti sebagai referensi untuk melakukan penelitian
selanjutnya.

1.4 Sistematika penulisan


Penulisan hasil penelitian ditulis dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan, berisi penguraian tentang latar belakang dilakukannya penelitian


mengenai pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian skincare,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistemetika penulisan.

BAB 2 Kajian Teori, menguraikan sejumlah teori yang digunakan dalam penelitian
diantaranya penjabaran dan definisi, faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen dan
keputusan pembelian, serta mencantumkan kerangka berfikir dan hipotesis.

BAB 3 Metode Penelitian, pada bab ini penulis menguraikan variabel penelitian,
populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, desain penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengambilan data dan metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini.
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Persepsi Konsumen

2.1.1 Definisi Persepsi Konsumen


Istilah persepsi berasal dari kata "perception" yang kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia sebagai persepsi, yang merujuk pada proses penglihatan,
respons, kemampuan pemahaman, atau tanggapan terhadap suatu objek setelah
stimuli/rangsangan diterima melalui indera dan dikirimkan ke otak (Irham, 2019).
Zamroni (2006) dalam (Awaliyah, 2010) berpendapat bahwa persepsi adalah proses
individu untuk mengenali objek atau fakta objektif dengan menggunakan alat individu.

Persepsi melibatkan proses mental dan kognitif yang memungkinkan individu


untuk menginterpretasikan dan memahami informasi seputar lingkungan, termasuk
pengolahan informasi dari indera penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan
penciuman (Irham, 2019). Persepsi konsumen ialah proses dimana konsumen memilih
dan mengatur informasi yang masuk sebagaimana definisi persepsi kosumen yang
disebutkan Kotler dan kevin 2009 dalam Fadhila 2020 yang menyebutkan bahwa
persepsi konsumen adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan
masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Craven (1997)
dalam (Wardhani et al., 2015) mengemukakan bahwa persepsi adalah suatu proses di
mana individu memilih, mengatur, dan menafsirkan rangsangan untuk membentuk
representasi yang bermakna dan logis agar dapat dipahami. Schiffman dan Leslie (2007)
mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu melakukan pemilihan,
pengaturan, dan penafsiran terhadap stimuli atau rangsangan ke dalam bentuk gambar
yang memiliki makna dan masuk akal mengenai dunia (Fadhila et,al 2020).

Dari beberapa definisi terkait persepsi konsumen yang telah disebutkan di atas
maka dapat kita pahamai bahwa persepsi konsumen merupakan suatu proses individu
sebagai konsumen dalam memilih, mengatur, menerjemahkan atau menginterpretasikan
suatu rangsangan/stimulus yang diterima melalui indera untuk kemudian di kirimkan
dan di proses di otak sehingga membentuk gambaran atau pandangan yang memiliki
makna bagi individu yang mana pandangan yang terbentuk dari proses persepsi ini
dapat berbeda diantara satu individu dengan individu yang lain.

2.1.2 Tahapan Proses Persepsi


Persepsi tidak terbentuk begitu saja tanpa adanya proses. Persepsi terbentuk
melalui tiga tahapan. Pertama yaitu tahapan perkenalan. Pada tahap ini individu
menerima informasi melalui indera mereka. Kedua adalah tahap perhatian dimana
individu memfokuskan kapasitas pemrosesan informasi mereka sebagai
stimulus/rangsangan. Tahap terakhir adalah tahap pemahaman, yaitu individu
mengelompokkan atau mengorganisasikan serta menginterpretasikan informasi yang
diterima menjadi teratur sehingga memiliki arti (Awaliyah, 2010).

2.1.3 Aspek-aspek Persepsi


Walgito (2005) dalam Maharani (2005) menyebutkan terdapat 3 aspek dalam
persepsi yaitu :

a. Kognitif : Komponen-komponen yang membentuk pengetahuan individu


terhadap suatu objek meliputi informasi, perspektif, pengalaman, dan
pendekatan dalam memperoleh pengetahuan.
b. Afektif : komponen yang terkait dengan emosi dan perasaan individu, serta
melibatkan penilaian positif dan negatif terhadap suatu objek berdasarkan
pengalaman emosional seseorang.
c. Konatif : Komponen yang mencakup motivasi, perilaku, dan aktivitas
individu dalam memberikan penilaian objek-objek tertentu.

2.1.4 Faktor-faktor Persepsi


Persepsi terbentuk oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya. Dalam
penelitian (Maharani, 2022) disebutkan faktor yang mempengaruhi persepsi menurut
Walgito (2005) terdapat 3 faktor yaitu :

a. Objek
Setiap individu menerima stimulus dari objek yang mereka persepsi melalui
panca inderanya. Hal ini yang kemudian menciptakan keinginan dalam proses
pengambilan keputusan dan memberikan penilaian persepsi. Dengan demikian,
stimulus yang diterima menghasilkan keinginan dan membentuk persepsi pada
setiap individu.
b. Alat Indera
Syaraf dan sistem saraf berperan sebagai alat/mekanisme penerima stimulus.
Selain itu, setiap individu memiliki sistem motorik yang mempengaruhi stimulus
dan membawa pesan ke alam bawah sadar, sehingga mempengaruhi sistem
motorik individu tersebut dalam pengambilan keputusan.
c. Perhatian
Perhatian sebagai langkah awal yang dibutuhkan untuk membentuk persepsi.
Perhatian akan adanya sekumpulan objek yang hal ini ditentukan dan dijalankan
secara sadar oleh sistem motorik dengan tujuan agar bisa memahami suatu
stimulus dan menginterpretasikan persepsi dalam pikiran individu.

Menurut Zamroni 2005 dalam (Awaliyah, 2010) ada 4 faktor yang


mempengaruhi persepsi yakni:
a. Motif
Motif adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu atau faktor internal
yang berguna untuk merangsang perhatian. Dengan Adanya motif maka dapat
memunculkan keinginan individu untuk melakukan sesuatu atau tidak
melakukan sesuatu.
b. Kesediaan dan Harapan
Dalam proses penentuan pilihan terhadap apa yang akan diterima, selanjutnya
adalah bagaimana pesan yang dipilih akan diorganisir dan diinterpretasikan.
c. Intensitas Rangsangan
Kuat lemahnya rangsanga/stimulus yang diterima akan sangat mempengaruhi
individu. Semakin kuat rangsangan/stimulus maka akan semakin berpengaruh
bagi individu begitupun sebaliknya.
d. Pengulangan
Rangsangan/stimulus yang terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian
individu hingga akhirnya nanti sampai pada titik jenuh.

Philip Kotler,2007 :228 mengatakan bahwa Dari objek yang sama dapat
terbentuk prsepsi yang berbeda oleh karena disebabkan adanya 4 proses persepsi
: perhatian yang selektif, pesan yang tidak cukup menonjol akan terlewatkan
karena individu cenderung memperhatikan rangsangan yang berkaitan dengan
kebutuhan saat ini. Distorsi selektif, distorsi selektif dapat menjadi keuntungan
bagi pemasar yang memiliki merek yang kuat ketika konsumen mengabaikan
informasi merek yang netral atau ambigu dan cenderung memberikan penilaian
yang lebih positif terhadapnya. ingatan selektif, Dalam konteks ini konsumen
cenderung mengingat keunggulan suatu produk dan melupakan apa yang
dikatakan oleh pesaingnya, yang kemudian berpengaruh pada proses pemilihan
produk. dan persepsi Subliminal. Pemasar menggunakan strategi menyisipkan
pesan-pesan subliminal secara diam-diam dalam iklan dan kemasan produk dan
konsumen menerima pesan-pesan ini tanpa disadari. Meskipun pesan diterima
tanpa sadar tetapi hal tersebut mempengaruhi perilaku mereka (Awaliyah, 2010).

2.2 Keputusan Pembelian

2.2.1 Definisi Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian didefinisikan oleh Koesoemaningsi (2013) dalam
(Marlius, 2017) sebagai sebuah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak
terhadap produk. Keputusan pembelian adalah suatu keputusan sebagai hasil dari rasa
tertarik pada suatu produk dan memiliki keinginan untuk membeli, mencoba,
menggunakan, atau memiliki produk tersebut.

Keputusan pembelian adalah salah satu tindakan yang dilakukan oleh konsumen
untuk menggunakan atau mengonsumsi suatu produk. Dalam pengambilan keputusan
konsumen akan melalui sebuah proses yang mencerminkan cara konsumen
menganalisis berbagai informasi untuk membuat keputusan pembelian (Awaliyah,
2010).
Dalam penelitian Tania (2020) Sahetapy (2013) mendefinisikan keputusan pembelian
sebagai tindakan membeli suatu barang yang melibatkan proses pengambilan keputusan
tentang apa yang akan dibeli, berdasarkan pengalaman dan aktivitas sebelumnya.
Sedangkan menurut kotler (2009) keputusan pembelian adalah sebuah aktivitas
pemecahan masalah, dimulai dari proses seleksi dan pencarian informasi untuk
memenuhi keinginan akan suatu barang. Hal ini melibatkan pengambilan keputusan dan
akhirnya menghasilkan dampak setelah aktivitas tersebut dilakukan.

2.2.2 Proses Keputusan Pembelian


Sebelum mencapai keputusan membeli konsumen akan melewati beberapa tahap
sebagai proses sebelum memutuskan membeli. Adapun tahap-tahap keputusan
pembelian menurut Lamb, Hair dan Mcdaniel (2002 : 142) dalam Awaliyah (2010)
terdapat 5 tahapan yaitu :

a) Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)


Proses pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan. Pembeli
menyadari adanya kebutuhan yang perlu dipenuhi. Pembeli akan
merasakan perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang
diinginkan. Jika kebutuhan tersebut disadari, konsumen akan segera
memahami kebutuhan yang tidak mendesak atau dapat ditunda
pemenuhannya, serta kebutuhan yang harus segera terpenuhi.
b) Pencarian Informasi (Information Seacrh)
Untuk memperoleh informasi konsumen memiliki beberapa sumber
informasi antara lain: 1) Sumber pribadi, seperti keluarga, teman,
tetangga, dan kenalan. 2) Sumber komersial, seperti iklan, wiraniaga,
agen penjualan, kemasan produk, dan pajangan di toko. 3) Sumber
publik, seperti media massa dan organisasi penilai konsumen. 4) Sumber
pengalaman, yang meliputi pengalaman langsung dalam penanganan,
pemeriksaan, dan penggunaan produk.
c) Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternaitves)
Ketika konsumen telah memperoleh informasi konsumen menggunakan
informasi yang diperoleh untuk mengevaluasi merek alternatif sebagai pilihan.
Pengevaluasian ini melibatkan pengaruh sumber-sumber yang dimiliki seperti
waktu, uang, informasi maupun resiko kekeliruan pemilihan.
d) Keputusan Membeli (Purchase)
Setelah melewati beberapa tahap sebelumnya maka konsumen akan
sampaipada tahap mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika
konsumen memutuskan untuk membeli maka konsumen akan
menghadapi sejumlah keputusan terkait jenis produk, bentuk produk,
merek, penjual, jumlah, waktu pembelian, dan metode pembayaran.
e) Tingkah Laku Pasca Pembelian (Post Purchase Behavior)
Setelah melakukan pembelian maka konsumen dapat mengambil
tindakan lebih lanjut yang didasarkan pada tingkat kepuasan dan
ketidakpuasan.

2.3 Kerangka Berpikir


Persepsi konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu proses individu sebagai
konsumen dalam memilih, mengatur, menerjemahkan atau menginterpretasikan suatu
rangsangan/stimulus yang diterima melalui indera untuk kemudian di kirimkan dan di
proses di otak sehingga membentuk gambaran atau pandangan yang memiliki makna
bagi individu yang mana pandangan yang terbentuk dari proses persepsi ini dapat
berbeda diantara satu individu dengan individu yang lain. Dalam penelitian ini peneliti
ingin melihat apakah persepsi konsumen terkait sebuah produk dapat mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen.

2.3.1 Bagan Kerangka Berpikir

Persepsi Konsumen Keputusan Pembelian


2.4 Hipotesis
Ha: Persepsi konsumen mempengaruhi keputusan pembelian

Ho: Persepsi konsumen tidak mempengaruhi keputusan pembelian


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi metode penelitian berbasis
pendekatan kuantitatif. Metode penelitian ini adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk menghasilkan sebuah informasi atau pengetahuan dengan menggunakan dan
mengolah data berupa angka sebagai sarana untuk menganalisis informasi yang
berkaitan dengan pertanyaan penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel


A. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti. Menurut


Sugiyono (2013), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Populasi
berjumlah 150 orang Wanita pengguna skincare. Adapun karakteristik dari pupulasi
ini adalah :

1. Remaja dan dewasa yang tinggal di wilayah Jakarta-Bogor


2. Berusia 15-30 tahun.
3. Pengguna Skincare
4. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

B. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi. Menurut Sugiarto (2003), sampel


adalah sebagian dari anggota populasi tersebut, yang ciri keberadaannya diharapkan
mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri keberadaan populasi yang sebenarnya.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode accidentalsampling. Menurut
Sugiyono (2013), accidental sampling adalah pengambilan responden sebagai sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel.

Mengingat banyaknya populasi pengguna skincare yang akan diteliti dan adanya
keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian, maka peneliti menentukan jumlah
responden pada penelitian ini terdiri dari :

1. Jumlah sampel untuk penelitian sebanyak 80 remaja


2. Jumlah sampel untuk penelitian sebanyak 70 dewasa.

Penelitian ini dilaksanakan di sekitaran wilayah Jakarta-Bogor. Sesuai


jangkauan peneliti.

3.3 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Variabel pada penelitian ini terdiri dari
variable bebas (Independent Variabel) dan variable terkait (Dependent Variabel).
Adapun Independent variable dalam penelitian ini adalah ….. dan Devendent variable
dalam penelitian ini adalah …

Dalam penelitian ini terdapat

1. Independent variable : Persepsi Konsumen


2. Dependent variable : Keputusan Pembelian

3.3.1 Definisi Konseptual Variabel


a. Persepsi konsumen merupakan suatu proses individu sebagai konsumen dalam
memilih, mengatur, menerjemahkan atau menginterpretasikan suatu rangsangan /
stimulus yang diterima melalui indera untuk kemudian di kirimkan dan di proses di
otak sehingga membentuk gambaran atau pandangan yang memiliki makna bagi
individu yang mana pandangan yang terbentuk dari proses persepsi ini dapat
berbeda antara satu individu dengan individu yang lain.
b. Keputusan pembelian adalah salah satu tindakan yang dilakukan oleh konsumen
untuk menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Dalam pengambilan
keputusan konsumen akan melalui sebuah proses yang mencerminkan cara
konsumen mengenali berbagai informasi untuk membuat keputusan pembelian
(Ratih, 2010).

3.3.2 Definisi Operasional Variabel


a. Persepsi konsumen adalah sebuah proses konsumen dalam menerima rangsangan,
memilih serta menerjemahkan rangsangan yang berkaitan dengan objek/produk
skincare untuk kemudian di proses di otak.

b. Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen untuk membeli atau tidak sebuah
produk skincare setelah melalui berbagai tahapan proses pengambilan keputusan.

3.4 Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner yang akan diberikan pada sampel penelitian sebagai responden.
Kuesioner dalam penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dengan menggunakan serangkaian pertanyaan yang telah terstruktur yang berisi
kumpulan pertanyaan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi dari responden
yang berkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan melalui Google Form secara online sebagai platform untuk
mengirim dan mengumpulkan kuesioner.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
dan mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau
kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrumen
yang baik. Instrumen penelitian dapat dipilah menjadi dua kelompok, yaitu instrumen
tes dan instrumen non tes. Instrumen tes dapat berupa seperangkat tes sesuai dengan
kemampuan yang ingin diukur. Sedangkan instrumen non tes dapat berupa kuesioner
atau angket, observasi, interview atau wawancara, dan dokumentasi
3.6 Validitas dan Reliabilitas
A. Validitas

Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes)
dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi
apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari
pengukuran tersebut merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau
keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur

B. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Suatu hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil
pengukuran yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang
belum berubah. Nur (1987: 47) menyatakan bahwa reliabilitas ukuran menyangkut
seberapa jauh skor deviasi individu, atau skor-z, relatif konsisten apabila dilakukan
pengulangan pengadministrasian dengan tes yang sama atau tes yang ekivalen.

3.7 Validitas Alat Ukur


Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur yang
digunakan mengukur apa yang diukur. Uji validitas instrumen dilakukan untuk melihat
sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur untuk melakukan fungsi ukurnya.
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono,2013).

3.8 Reliabilitas Alat Ukur


Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Asnawi, 2009). Pengujian reliabilitas dinyatakan
reliabel apabila nilai koefisien alpha (cronbach’s alpha) > 0,6 maka instrumen
dinyatakan dapat dipercaya dan sebaliknya apabila nilai koefisien alpha (cronbach’s
alpha) < 0,6 maka instrumen dinyatakan dapat tidak dipercaya.

3.9 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana dalam Ginting et,al (2019)
adalah salah satu teknik analisis regresi yang menguji seberapa dekat hubungan sebab-
akibat antara variabel faktor penyebab (x) terhadap variabel akibatnya (y) sehingga
dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil dari penelitian. Variabel faktor penyebut bisa kita
sebut sebagai variabel bebas dan variabel akibat sebagai variabel tak bebas.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty: Yogyakarta,


1988.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta. 2013.

Sugiarto, Endar. Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2003.

Nur, Mohamad. Teori Tes. Surabaya: IKIP Surabaya, 1987.

Asnawi, N. dan Masyhuri. 2009. Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Cetakan ke


1. Malang : UIN - Malang Press

Dinda Dwi Guntari & Prihartono Aksan Halim. (2021). Pengaruh Kualitas dan Desain

Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Survey pada Produk Envygreen

Skincare). Jurnal E-Bis (Ekonomi-Bisnis), 5(2), 295–307.

https://doi.org/10.37339/e-bis.v5i2.668

Fauziah, S. N., Barkah, C. S., Aulina, L., & Sukoco, I. (2023). YOUTUBE

ADVERTISEMENT SEBAGAI IMPLEMENTASI KOMUNIKASI BISNIS

PADA PRODUK SKINCARE LOKAL. Scriptura, 12(2), 82–91.

https://doi.org/10.9744/scriptura.12.2.82-91

Febrida, R., & Oktavianti, R. (2020). Pengaruh Terpaan Iklan di Media Sosial Youtube

terhadap Persepsi Konsumen (Studi terhadap Pelanggan Iklan Tiket.com di

Youtube). Prologia, 4(1), 179. https://doi.org/10.24912/pr.v4i1.6471

Marlius, D. (2017). KEPUTUSAN PEMBELIAN BERDASARKAN FAKTOR

PSIKOLOGIS DAN BAURAN PEMASARAN PT. INTERCOM MOBILINDO

PADANG. 01(01).
Wardhani, W., Sumarwan, U., & Yuliati, L. N. (2015). Pengaruh Persepsi dan

Preferensi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Hunian Green Product. 1.

Awaliyah, R. F. (2010). ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN BONUS


DALAM KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN. Jakarta: Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fadhila, S., Lie, D., Wijaya, A., & Halim, F. (2020). PENGARUH SIKAP KONSUMEN
DAN PERSEPSI KONSUMEN. SULTANIST: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Vol.8 No.1, 54.
Irham, M. (2019). Analisi Persepsi Dosen Terhadap Perbankan Syariah .
AT_TAWASSUTH : Jurnal Ekonomi Islam, Volume IV NO. 2, 439.
Maharani, W. T. (2022). HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP
INFLUENCER DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK KECANTIKAN
PADA SISWI SMA DI PEKANBARU. Riau: Universitas Islam Riau.
Lampiran

Blueprint
Instrumen
Skala Persepsi Konsumen & Keputusan Pembelian
Nama / Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Alamat :
No. HP :

Berikut terdapat sejumlah pernyataan perilaku, anda diminta untuk memilih


salah satu alternatif pilihan yang tersedia di sebelah kanan pernyataan
berdasarkan kesadaran diri anda yang sesungguhnya dengan cara memberitanda
ceklis (✓) pada satu pilihan anda. Pilihan jawaban yang tersedia adalah:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Anda mungkin juga menyukai