Anda di halaman 1dari 40

ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK DALAM APLIKASI ONLINE

SHOPPING TOKOPEDIA TERHADAP MAHASISWA/MAHASISWI

MAKALAH

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas UAS

Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

Dosen : Dr(c) Ade Onny Siagian, S.Pd., S.H., M.H., M.M., M.A.P., M.I.Kom.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8


Kelas 64.3B.07
1. Dede rahmat R 64190084
2. Reno bai kurniawan 64190081
3. Ruri Irmya Oktavia 64190108
4. Widia Apriliani 64190068
5. Diva kanigara 64190014
6. Nanda Fabriansyah 64190023

PROGRAM ILMU EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
JAKARTA
2020

i
KATA PENGANTAR

Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK DALAM APLIKASI
ONLINE SHOPPING ( Tokopedia ) TERHADAP MAHASISWA/I “ Makalah ini kami
susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran. Dalam menyajikan
Makalah ini kami sengaja menjelaskan secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun
demikian pembahasanya diusahakan cukup mendalam

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan. Seiring


perkembangan zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang tidak
pernah using “Tiada gading yang tak retak”, oleh karna itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat Kami terima.

Harapan Kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-
pihak yang memerlukan. Terimakasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut
serta dalam mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amin

Jakarta, 15 Desemmber 2020

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

ABSTRAK...............................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG..............................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................3

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT....................................3

1.4 METODE PENELITIAN.........................................4

1.5 RUANG LINGKUP.................................................5

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN................................5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN MEREK..........................................8

2.1.1 CIRI – CIRI MEREK YANG BAIK...........10

2.1.2 MANFAAT MEREK..................................10

2.1.3 BAURAN PRODUK...................................12

2.1.4 STRATEGI MEREK PRODUK.................13

2.1.5 EKUITAS MEREK.....................................19

2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN.................................21

iii
BAB III : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PERUSAHAAN...............................................24


3.2 PRODUK PERUSAHAAN YANG DITELITI....................26
3.3 PROFIL RESPONDEN.................................................32
3.4 ANALISIS DATA.........................................................33
a. Uji Kualitas Data.................................................33
b. Uji Korelasi..........................................................35
c. Uji Determinasi...................................................36
d. Uji Regresi Linier Berganda................................36
e. Uji Hipotesis........................................................37

BAB IV : PENUTUP

4.1 KESIMPULAN............................................................38
4.2 SARAN.......................................................................41

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................43

LAMPIRAN.............................................................................................45

iv
ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK DALAM APLIKASI ONLINE
SHOPPING TOKOPEDIA TERHADAP MAHASISWA/MAHASISWI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekuitas merek di online shopping
terhadap konsumen mahasiswa – mahasiswi semester 3 UNIVERSITAS BINA SARANA
INFROMATIKA. Penelitian ini menggunakan riset penulisan deskriptif kualitatif dimana
kita meneliti menggunakan survey terhadap konsumen pengguna online shopping.
Penelitian ini termotivasi karena tingginya tingkat penggunaan aplikasi online shopping
dikalangan mahasiswa/mahasiswi semester 3 UNIVERSITAS BINA SARANA
INFORMATIKA. Karena tingginya penggunaan online shopping. Jadi, setiap owner atau
reseller meningkatkan strategi dalam pemasarannya. Sampel dalam penelitian ini
sejumlah 100 mahasiswa – mahasiswi semester 3 UNIVERSITAS BINA SARANA
INFORMATIKA. Hasil penelitian ini menemukan bahwa setiap owner atau reseller
mempu menawarkan keuntungan melalui peningkatan merek produk dengan
menyediakan nilai tambahan pada bisnis dan konsumennya, pada akhirnya akan
mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian pada produk dalam
aplikasi online shopping, karena merek mampu menunjukan nilai produk yang
ditawarkan atau dipasarkan ke aplikasi online shopping akan memberikan nilai baik pada
konsumen maupun owner atau reseller.

Kata Kunci : Ekuitas merek, online shopping

Abstract

This study aims to determine the effect of brand equity in online shopping on the
consumer of the 3rd semester students of BINA SARANA INFROMATIKA UNIVERSITY.
This study uses a qualitative descriptive writing research where we examine using a
survey of consumers who use online shopping. This research is motivated because of the
high level of online shopping application usage among 3rd semester students of BINA
SARANA INFORMATIKA UNIVERSITY. Due to the high use of online shopping. So,
each owner or reseller improves his marketing strategy. The sample in this study was 100
students in the 3rd semester of BINA SARANA INFORMATIKA UNIVERSITY. The results
of this study found that each owner or reseller is able to offer benefits through increasing
the product brand by providing additional value to the business and consumers, in the
end it will influence consumer behavior in purchasing decisions on products in online
shopping applications, because the brand is able to show the value of the product offered
or marketed to online shopping applications will provide value to both consumers and
owners or resellers.

Key words : Brand equity, online shopping

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Merek penting bagi perusahaan untuk menunjukkan nilai produk yang


ditawarkan ke pasar, akan tetapi merek tidak akan berarti jika tidak memiliki
ekuitas yang kuat bagi pasar. Merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi
kuat bila memiliki ekuitas merek yang juga kuat. Ekuitas Merek yang kuat akan
memberikan value baik kepada pelanggan maupun kepada perusahaan. Value bagi
pelanggan salah satu diantaranya adalah untuk meningkatkan keyakinan
pelanggan dalam keputusan pembelian.
Ekuitas merek sebagai efek diferensial positif yang ditimbulkan oleh
pengetahuan nama merek terhadap pelanggan atas produk atau jasa tersebut.
Ekuitas merek mengakibatkan pelanggan memperlihatkan preferensi terhadap
suatu produk dibandingkan dengan yang lain apabila keduanya pada dasarnya
identik (Kartajaya, 2010). Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek, hal
itu berarti bahwa merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan pasar
pelanggan. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat
pula daya tariknya bagi konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada
akhirnya akan memberikan keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan
(Durianto, 2004).
Pada era digital sekarang ini sudah banyak aplikasi online shopping yang
mempermudah mahasiswa – mahasiswi untuk berbelanja tanpa keluar rumah,
tidak hanya itu tetapi mahasiswa – mahasiswi juga bisa membuka bisnis hanya
mengupload foto produk dan memasarkannya ke dalam aplikasi online shopping.
Owner atau reseller juga perlu mempelajari dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang akan mengarahkan perusahaan untuk sukses (Fouladivanda, et al. 2013).
Perusahaan dituntut bersaing secara kompetitif dalam hal menciptakan dan
mempertahankan konsumen yang loyal salah satunya adalah melalui ‘perang’
antar merek. Perusahaan semakin menyadari merek menjadi faktor penting dalam
persaingan dan menjadi aset perusahaan yang bernilai (Kokasih et al., 2013).
Merek yang bertahan memiliki kekuatan untuk dapat mempengaruhi
konsumen dalam mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk tersebut. Jadi,
ekuitas merek harus selalu dijaga keberadaannya agar produk tetap di benak
pelanggan yang tersalurkan dengan adanya keputusan pembelian (Nigam &
Kausik, 2011). Oleh karena itu, perusahaan perlu mengidentifikasi elemen-elemen
ekuitas merek yang mampu mempengaruhi kepercayaan diri pelanggan dalam
keputusan pembelian yang dibuatnya. Pengetahuan tentang elemenelemen ekuitas
merek dan pengukurannya sangat diperlukan untuk menyusun langkah strategis
dalam meningkatkan eksistensi merek yang akhirnya dapat meningkatkan jumlah
pembelian konsumen (Orth et al., 2005).
Ekuitas yang tinggi menjadi idaman setiap merek karena berarti bahwa
merek-merek tersebut memiliki kedekatan dengan pasar dan pelanggan. Semakin
kuat ekuitas merek suatu produk, maka akan semakin kuat pula daya tariknya bagi
konsumen untuk membeli produk tersebut dan pada akhirnya akan memberikan
keuntungan yang terus meningkat kepada perusahaan (Lee & Leh, 2011).
Brand Awareness (Kesadaran Merek) adalah kemampuan seorang calon
konsumen untuk mengenal dan mengingat kembali suatu merek pada produk dengan

vi
kategori tertentu (Aaker, 1991:61). Jika konsumen diuji untuk menerka suatu merek
dengan memperlihatkan bentuk produknya saja dan konsumen menjawab dengan benar,
maka konsumen tersebut memiliki Brand Awareness yang tinggi tentang produk tersebut.
Sehingga, perusahaan yang menghasilkan produk tersebut dianggap berhasil dalam
menanamkan mereknya ke dalam benak konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Apa pengaruh ekuitas merek terhadap aplikasi online shopping?


2. Apa faktor pendorong yang membuat mahasiswa – mahasiswi berbelanja
dionline shopping?
3. Bagaimana persiapan owner atau reseller dengan brand equity dalam
produknya?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa besar pengaruh


online shopping marketing program terhadap ekuitas merek berdasarkan teori
ekologi media. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis
asosiatif kausal, di mana penelitian meneliti pengaruh dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sampel penelitian diambil dengan teknik purposive sampling.
Analisis data yang dilakukan menunjukkan hasil dari kuesioner yang disebar
valid, reliabel, dan lolos uji asumsi klasik. Sehingga simpulan dari penelitian ini,
terdapat hubungan yang kuat dan positif pada uji korelasi dengan nilai sebesar
0.664. Koefisien determinasi yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh online shopping marketing program terhadap ekuitas merek sebesar
44% dengan persamaan regresi Y = 22.65 + 0.549 X. Pengaruh tersebut dapat
dijelaskan oleh asumsi kedua dari teori ekologi media yang menyatakan bahwa
media memperbaiki persepsi dan mengelola pengalaman. Penelitian ini juga
membuktikan asumsi pertama dan ketiga dari teori ekologi media berdasarkan
gambaran umum responden. Saran dari penelitian ini adalah perusahaan perlu
merancang online shopping marketing yang dapat meningkatkan engagement
antara konsumen dengan perusahaan sehingga dapat memberikan dampak yang
lebih signifikan terhadap ekuitas merek.

D. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode


penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan
vii
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil
penelitian. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”
(Krisyantono, 2006). Lokasi penelitian ini berlokasi di kawasan kampus
Universitas Bina Sarana Informatika Tangerang khususnya para mahasiswa –
mahasiswi semester 3 yang aktif berbelanja di aplikasi online shopping. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan membagikan angket/kuesioner kepada
mahasiswa UBSI secara langsung setelah ditentukan respondennya.

E. RUANG LINGKUP

Dijaman yang modern ini, teknologi sudah semakin canggih. Kita tentu
tidak asing lagi dengan internet. Semua yang kita inginkan bisa dicari lewat
internet. Pelajaran, hiburan, lagu, dll. Dan yang sedang menjadi trend saat ini
yaitu online shop. Bisnis perdagangan melalui internet yang banyak diminati
masyarakat.

Mengenai topik ruang lingkup bisnis ini, saya akan membahas tentang
salah satu contoh dari topik tersebut yaitu online shop. Apa sih online shop itu?
Mengapa online shop banyak diminati masyarakat?

Online Shopping merupakan salah satu kemudahan dalam gaya hidup


masyarakat modern yang bisa dicapai melalui internet. Online Shopping menjadi
salah satu bukti berkembangnya teknologi jaringan komunikasi khususnya
internet di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir ini.

Hasil survey pada Desember 2019 menunjukkan 36% transaksi perdagangan di


Indonesia terjadi secara online.
 Survey mengenai online shop di 25 negara antara 5 Desember 2019 hingga
6 Februari 2020
 Diperkirakan 80% dari transaksi online tersebut ternyata dilakukan oleh
bisnis online berskala Mikro Kecil (UMK).

F. SISTEMATIKA PENULISAN

a. Latar belakang : Pada era digital sekarang ini sudah banyak aplikasi online
shopping yang mempermudah mahasiswa – mahasiswi untuk berbelanja tanpa
keluar rumah, tidak hanya itu tetapi mahasiswa – mahasiswi juga bisa
membuka bisnis hanya mengupload foto produk dan memasarkannya ke
dalam aplikasi online shopping.

b. Rumusan masalah :
 Apa pengaruh ekuitas merek terhadap aplikasi online shopping?
vii
i
 Apa faktor pendorong yang membuat mahasiswa – mahasiswi berbelanja
dionline shopping?
 Bagaimana persiapan owner atau reseller dengan brand equity dalam
produknya?

c. Tujuan dan manfaat : Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa
besar pengaruh online shopping marketing program terhadap ekuitas merek
berdasarkan teori ekologi media.

d. Metode penelitian : Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini


yaitu metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif.

e. Ruang lingkup : Hasil survey pada Desember 2019 menunjukkan 36%


transaksi perdagangan di Indonesia terjadi secara online.
 Survey mengenai online shop di 25 negara antara 5 Desember 2019 hingga
6 Februari 2020
 Diperkirakan 80% dari transaksi online tersebut ternyata dilakukan oleh
bisnis online berskala Mikro Kecil (UMK).

ix
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MEREK

Merek (bahasa Inggris: brand) atau jenama adalah tanda yang dikenakan
oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan
sebagai tanda pengenal. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan
merek sebagai “sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi
hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari
satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para
pesaing.” (Kottler, 2000: 404). Hal ini senada dengan yang dikatakan Aaker
bahwa merek adalah nama dan / atau simbol yang sifatnya membedakan (berupa
logo atau simbol, cap atau kemasan) untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang penjual atau kelompok penjual (Aaker, 1996). Merek merupakan
frontliner sebuah produk, suatu tampilan awal yang memudahkan konsumen
mengenali produk tersebut. Pada prinsipnya merek merupakan janji penjual atau
produsen yang secara kontinu membawa serangkaian kesatuan tampilan
(performance), manfaat (benefit) dan layanan (service) kepada pembeli. Dalam
perspektif komunikasi merek, Wijaya (2011; 2012; 2013) mendefinisikan merek
sebagai tanda jejak yang tertinggal pada pikiran dan hati konsumen, yang
menciptakan makna dan perasaan tertentu (brand is a mark left on the minds and
hearts of consumers, which creates a specific sense of meaning and feeling).
Dengan demikian, merek lebih dari sekadar logo, nama, simbol, merek dagang,
atau sebutan yang melekat pada sebuah produk. Merek adalah sebuah janji
(Morel, 2003). Merek merupakan sebuah hubungan (McNally & Speak, 2004)
yakni hubungan yang melibatkan sejenis kepercayaan. Sebuah merek adalah
jumlah dari suatu entitas, sebuah koneksi psikis yang menciptakan sebuah ikatan
kesetiaan dengan seorang pembeli/ calon pembeli, dan hal tersebut meliputi nilai
tambah yang dipersepsikan (Post, 2005). Nilson (1998) menyebutkan sejumlah
kriteria untuk menyebut merek bukan sekadar sebuah nama, di antaranya: merek
tersebut harus memiliki nilai-nilai yang jelas, dapat diidentifikasi perbedaannya
dengan merek lain, menarik, serta memiliki identitas yang menonjol.
x
Dalam perspektif komunikasi merek, proses pemerekan (branding)
memiliki tingkatan-tingkatan tertentu yang sekaligus mengindikasikan sejauh
mana perkembangan merek dalam hubungannya dengan kedekatan terhadap
konsumen. Tingkatan ini disebut Hierarchy of Branding (Wijaya, 2011; 2012;
2013), mulai dari brand awareness (kesadaran terhadap merek), brand knowledge
(pengetahuan tentang merek), brand image (citra merek), brand experience
(pengalaman terkait merek), brand loyalty (kesetiaan terhadap merek) hingga
brand spirituality (dimensi spiritualitas terkait merek).

Kesimpulannya nya merek adalah produk atau jasa yang dimensinya


mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa
lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini
bisa fungsional, rasional atau nyata berhubungan dengan kinerja produk dari
merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata
berhubungan dengan apa yang direpresentasikan merek.

2.1.1 CIRI – CIRI MEREK YANG BAIK

1. Memorable. Elemen merek harus gampang dikenali dan diingat. Hal ini
mendukung tingkat ekuitas merek yang bertujuan mencapai tingkat
tertinggi dan brand awareness pasar.
2. Meaningful. Elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan daya
sugestif. Misalnya, membuncahkan kesenangan, menarik, serta kaya
dalam image visual dan verbal.
3. Transferabillity. Elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori
produk maupun batasan geografis maupun budaya
4. Adaptability. Elemen merek ini harus bersifat fleksibel agar dengan
gampang lebih mudah diperbarui dan disesuaikan dengan konteks
5. Protectability. Elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun
persaingan.

xi
2.1.2 MANFAAT MEREK

Merek sangat dibutuhkan oleh suatu produk karena selain merek merek memiliki
nilai yang kuat merek juga memilki manfaat bagi produsen, konsumen dan publik
seperti yang dikemukakan Bilson Simamora (2001;153), yaitu:

1. Bagi Konsumen manfaat merek yaitu:


 Merek dapat menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang suatu
mutu produk maupun jasa.
 Merek mampu menarik perhatian pembeli terhadap produk-produk
baru yang mungkin akan bermanfaat bagi mereka.

2. Manfaat merek bagi perusahaan


 Merek memudahkan penjual dalam mengolah pesanan dan
menelusuri masalah yang timbul.
 Merek dapat memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan
yang dimiliki oleh suatu produk.
 Merek memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang
setia dan menguntungkan.
 Merek membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar.

3. Manfaat Merek Bagi Publik


 Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan
lebih konsisten.
 Merek dapat meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat
menyediakan informasi tentang produk dan dimana dapat membeli
produk tersebut.
 Merek dapat meningkatkan inovasi produk baru, karena produsen
terdorong untuk menciptakan keunikan baru guna mencegah
peniruan dari para pesaing.

xii
2.1.3 BAURAN PRODUK

Bauran produk istilah lainnya product mix, ada juga yang menyebutnya
Product Assortment. Sebenarnya apa yang dimaksud produk mix? jawaban
mudahnya adalah total keseluruhan dari daftar produk atau Lini produk sebuah
perusahaan yang ditawarkan kepada Konsumen. Dengan demikian anda dapat
membeyangkan, berati berkaitan dengan semua produk yang anda produksi jika
perusahaan anda memproduksi barang, gabungan semua kategori barang yang
anda jual jika usaha anda toko / warung, gabungan semua kategori jasa jika anda
menjual jasa.

Pada ilmu pemasaran bauran produk (produk mix) merupakan salah satu
upaya dalam menetapkan strategi pemasaran produk itu sendiri. Disini anggap
saja anda berusaha meraih semua market share atas produk-produk yang mampu
diproduksi atau anda jual. Jika anda mengerti benar dengan strategi pemasaran
produk (STP), maka pastinya anda memahami benar adanya keterkaitan dengan
bauran produk. Mengenai segala sesuatu tentang produk termasuk semua
kebijakan didalamnya adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).

Bauran Produk kebutuhan akan kombinasi pemasaran sangat bervariasi


untuk tiap produk.misalnya produk mobil membutuhkan banyak wiraniaga dan
upaya promosi,tetapi tidak memerlukan kemasan dan merek yang menawan tetapi
tidak memerlukan pelayanan purna jual.
Suatu perusahaan memiliki empat dimensi product mix yaitu: width, length, depth
and consistency.

Untuk menemukan bauran pemasaran yang tepat untuk suatu


produk ,perlu di pelajari prilaku kelompok kelompok dalam
masyarakat .kelompok kelompok masyarakat tersebut adalah
konsumen,penyalur ,pesaing dan pemerintah.

 Konsumen , di pengaruhi oleh motivasi membeli kebiasaan berbelanja serta


kemampuan masing masing
xii
i
 Penyalur , dipengaruhi oleh struktur perdagangan,peraturan peraturan yang
berlaku,dan oleh motivasi menjual
 Pesaing , sangat mempengaruhi strategi pemasaran .jumlah
pesaing ,kekuatan pesaing ,jumlah produk sejenis yang beredar di
pasar ,serta kebutuhan yang ada untuk produk tersebut
 Peraturan pemerintah , yang menyangkut harga,kompetisi, promosi dan
sebagainya perlu di timbang kan dalam menentukan strategi

2.1.4 STRATEGI MEREK PRODUK

Secara umum merek atau brand adalah nama atau identitas dari sebuah
produk baik yang berupa barang nyata maupun jasa, yang digunakan untuk
membedakan satu produk dengan produk yang lain dalam kategori yang sama.

Sedangkan American Marketing Association mendefinisikan merek atau brand ini


sebagai berikut :
“Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari
hal-hal tersebut, dengan tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi
produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari prsoduk atau jasa yang
dihasilkan oleh kompetitor atau pesaing”

1. PENENTUAN STRATEGI MEREK


Perusahaan biasanya pada suatu saat akan mengembangkan merek
atau brand yang dimilikinya, entah dengan tujuan untuk melayani market
segment yang berbeda, atau dalam rangka melindungi merek utama
mereka dari serangan para pesaing.

Secara umum ada lima pilihan untuk menentukan strategi merek (brand
strategy) perusahaan, yaitu :
 Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy)
 Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy)
 Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy)
 Strategi Merek Baru (New Brand Strategy)
 Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)
xi
v
A. Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy)
Strategi perluasan lini produk artinya perusahaan membuat produk baru
atau produk tambahan dalam lini produk yang sama dan juga menggunakan merek
yang sama, tetapi dengan tambahan atau feature tertentu, seperti bentuk, rasa,
kandungan, ukuran kemasan, dan lain sebagainya.

Strategi ini banyak diterapkan oleh perusahaan yang sudah berhasil


dengan merek produk pertama, kemudian ingin meningkatkan volume penjualan
atau memang masih memiliki kapasitas produksi, sehingga perusahaan
memutuskan untuk menambah lini produk baru.

Dalam menggunakan strategi perluasan lini produk baru ini, ada yang
harus diperhatikan, yaitu jangan semata-mata karena kelebihan kapasitas produk,
tetapi harus juga benar-benar dipikirkan aspek pasarnya.

Jangan sampai dengan menambahkan perluasan lini produk, yang ada


bukan omset penjualan yang meningkat, tetapi terjadi kanibalisme yang tidak
terkendali, dan lebih berbahaya adalah pelemahan produk utama atau produk yang
sudah terlebih dahulu eksis di pasar.

Kanibalisme bisa saja terjadi, jika dalam jumlah yang wajar tidak menjadi
masalah, karena akan lebih baik konsumen yang tidak tertarik dengan produk
utama diambil oleh produk kedua ini, dari pada dimakan kompetitor.

Contoh dari strategi perluasan lini produk adalah Tokopedia dengan Shopee

B. Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy)


Strategi perluasan merek adalah saat perusahaan memutuskan untuk
menggunakan merek yang sudah ada yang biasanya memang sudah berhasil di
pasar untuk digunakan sebagai merek produk baru dalam lini produk yang
berbeda.

xv
Dengan menggunakan merek yang sudah ada, perusahaan berharap proses
pengenalan produk ke pasar akan lebih mudah, karena brand atau merek tersebut
sudah dikenal oleh konsumen.

Menggunakan merek yang sudah ada dan sudah dikenal luas oleh
konsumen, memiliki banyak keuntungan, termasuk di dalamnya biaya untuk
mengenalkan merek menjadi lebih kecil, biaya untuk promosi juga menjadi
berkurang, karena reputasi merek yang sudah dikenal oleh konsumen (kesadaran
merek tersebut / brand awareness sudah tinggi), sehingga tingkat kepercayaan
konsumen terhadap produk baru tersebut sudah kuat.

Yang perlu diwaspadai oleh pemasar dalam menggunakan brand extension


strategy ini adalah produk baru jangan sampai gagal, karena jika produk baru
tersebut yang nota bene menggunakan merek yang sudah dikenal luas sebagai
merek produk yang sukses mengalami kegagalan, maka produk pertama akan ikut
terpengaruh kinerjanya.

Contoh penggunaan strategi perluasan merek adalah penggunaan merek Dove,


Shampo Dove, Sabun Mandi Dove, kemudian penggunaan merek Lifebuoy untuk
shampo Lifebuoy dan sabun mandi Lifebuoy, dan lain sebagainya.

C. Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy)


Strategi multi brand adalah strategi di mana perusahaan menggunakan
banyak merek untuk setiap produknya, dalam kategori produk yang sama.

Ada berbagai alasan atau sebab mengapa perusahaan memilih strategi


multi brand atau mengapa perusahaan memiliki banyak merek dalam kategori
produk yang sama tersebut.

Kadang perusahaan memang tidak ingin mengganggu kinerja merek yang


sudah ada, sehingga ketika akan memperluas lini produk maka digunakanlah
merek yang baru, dengan demikian merek pertama akan aman, jika terjadi
kegagalan pada merek kedua ini.

xv
i
Bisa juga perusahaan dengan sengaja menciptakan second brand dengan
maksud untuk melindungi merek pertama, jadi merek kedua ini sifatnya atau
fungsinya adalah untuk berperang jika ada produk pesaing yang mengganggu,
istilahnya sebagai fighting brand atau flanking brand. Tetapi terjadinya multi
brand bisa juga diakibatkan oleh proses akuisisi perusahaan dimana perusahaan
yang diakuisisi juga memiliki merek untuk kategori produk yang sama.

D. Strategi Merek Baru (New Brand Strategy)


Penggunaan merek baru untuk meluncurkan produk baru biasanya dipilih
oleh perusahaan dengan alasan tertentu, diantaranya adalah dikhawatirkan jika
produk baru gagal, maka bisa mempengaruhi merek dan produk yang sudah ada,
perusahaan tidak mau mengambil resiko dengan merek dan produk yang baru
tersebut.

Atau perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang
cocok dengan produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas,
karena banyak merek yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut
booming, mereknya terdengar enak juga diucapkan untuk produk tersebut)

Dengan menggunakan merek yang sama sekali baru, maka jika terjadi
kegagalan produk, merek-merek yang sudah ada tidak akan terpengaruh, benar
memang demikian, bahkan dalam prakteknya jika resiko kegagalan produk cukup
tinggi, proses pemasaran dan distribusi merek tersebut di sendirikan, kalau nanti
sudah eksis di pasar, baru diakuisisi kembali.

Akan tetapi penggunaan merek produk yang sama sekali baru ini juga
memiliki konsekuensi, yaitu biaya pemasaran yang cukup tinggi.

Produk baru dengan merek baru membutuhkan biaya untuk edukasi pasar,
biaya komunikasi, biaya penjualan dan distribusi yang lebih besar dibandingkan
dengan yang sudah existing (perhatikan product life cycle dan strategi untuk
setiap tahapannya).

xv
ii
E. Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)
Merek bersama atau co-branding adalah penggunaan dua merek untuk satu
produk, atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh
perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut.

Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan besar yang sudah memiliki
merek yang terkenal dan sudah sangat kuat, sehingga penggunaan dua merek
tersebut akan semakin menguatkan posisi produk di pasar. Penguatan merek
tersebut akan memiliki dampak meningkatnya jumlah konsumen dari produk
tersebut, karena adanya penambahan jumlah konsumen dari masing-masing merek
yang sudah eksis di pasar tersebut.

Hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan merek bersama atau co-
branding adalah dalam memilih merek yang akan di ajak kerjasama, karena jika
nanti salah satu merek mengalami kejatuhan di pasar, maka merek yang lain akan
terpengaruh juga.

Contoh produk yang menggunakan strategi co-branding adalah air minum dalam
kemasan – AMDK merek Aqua dengan merek dunia Danone, menjadi Aqua
Danone.

2.1.5 EKUITAS MEREK

Seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek,


anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek
mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan
dengan merek pesaing (Astuti dan Cahyadi, 2007).

Menurut David A. Aaker (1997), ekuitas merek adalah seperangkat aset


dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya,
yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau
jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.

xv
iii
Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai
tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam
bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap
merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.

Knapp (2001), mendefinisikan ekuitas merek sebagai totalitas dari


persepsi merek, mencangkup kualitas relatif dari produk dan jasa, kinerja
keuangan, loyalitas pelanggan, kepuasan dan keseluruhan penghargaan terhadap
merek. Jika pelanggan tidak tertarik pada suatu 12 merek dan membeli karena
karateristik produk, harga, kenyamanan, dan dengan hanya sedikit memperdulikan
merek, kemungkinan ekuitas mereknya rendah. Sedangkan jika para pelanggan
cenderung membeli suatu merek walaupun dihadapkan pada para pesaing yang
menawarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam hal harga dan
kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas yang tinggi. Dasar
pemikiran model ekuitas merek berbasis pelanggan mengungkapkan bahwa
kekuatan suatu merek terletak pada apa yang telah dilihat, dibaca, didengar,
dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan konsumen tentang merek selama ini (Kotler
dan Keller, 2007). Identifikasi merek berbasis pelanggan dapat didefinisikan
sebagai perbedaan dampak dari pengetahuan merek terhadap tanggapan
konsumen pada merek tersebut. Suatu merek dapat dikatakan memiliki ekuitas
merek berbasis pelanggan yang positif apabila konsumen bereaksi lebih
menyenangkan terhadap produk tertentu. Sebaliknya, suatu merek dapat dikatakan
memiliki ekuitas merek berbasis pelanggan yang negatif apabila konsumen
bereaksi kurang menyenangkan terhadap aktivitas pemasaran dalam situasi yang
sama.

xi
x
2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN

Kehidupan manusia tidak lepas dari melakukan jual beli. Sebelum


melakukan pembelian, seseorang biasanya akan melakukan keputusan pembelian
terlebih dahulu terhadap suatu produk. Keputusan pembelian merupakan kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian
keputusan pembelian, menurut Kotler & Amstrong (2001) adalah tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli.
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Definisi lain keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana
yang dibeli. Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling
disukai. Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan
akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak
melakukan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008).

Menurut Kotler (2005), “Keputusan pembelian adalah Suatu tahap dimana


konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau
pertukaran antara uang dan janji untuk membayar dengan 16 hak kepemilikan
atau penggunaan suatu barang atau jasa”. Kotler (2005) juga menjelaskan yang
dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah
yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan hingga
perilaku setelah pembelian. Menurut Peter dan Olson (2000) keputusan pembelian
adalah proses mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000) adalah


pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Setiadi (2003),
menuturkan pengambilan keputusan yang diambil oleh konsumen dapat disebut
sebagai pemecahan masalah. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen
memiliki sasaran atau perilaku mana yang ingin dilakukan untuk mencapai
sasaran tersebut. Dengan demikian hal ini dapat membantu memecahkan
xx
masalahnya. Selanjutnya dijelaskan pemecahan masalah merupakan suatu aliran
timbal balik yang berkesinambungan diantara faktor lingkungan, proses kognitif
dan afektif serta tindakan perilaku. Pada tahap pertama merupakan pemahaman
adanya masalah. Selanjutnya terjadi evaluasi terhadap alternatif yang ada dan
tindakan yang paling sesuai dipilih. Pada tahap selanjutnya, pembelian dinyatakan
dalam tindakan yang pada akhirnya barang yang telah dipilih atau ditunjuk akan
digunakan dan konsumen akan melakukan evaluasi ulang mengenai keputusan
yang telah diambilnya.

Pranoto (2008), juga menjelaskan perilaku pengambilan keputusan oleh


konsumen untuk melakukan pembelian produk atau jasa diawali dengan adanya
kesadaran atas pemenuhan kebutuhan atau keinginan dan menyadari adanya
masalah selanjutnya, maka konsumen akan melakukan beberapa tahap yang pada
akhirnya sampai pada tahap evaluasi pasca pembelian.
Menurut Assauri (2004) Keputusan pembelian merupakan suatu proses
pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan
dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya. Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan yang
telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan
pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang akan
menentukan dibeli atau tidaknya pembelian tersebut yang diawali dengan
kesadaran atas pemenuhan atau keinginan.

xx
i
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PROFIL PERUSAHAAN

Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik atau sering


disebut toko daring. Sejak didirikan pada tahun 2009, Tokopedia telah bertransformasi
menjadi sebuah unicorn yang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia
Tenggara. Hingga saat ini, Tokopedia termasuk marketplace yang paling banyak
dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.

Tokopedia turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan
produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Salah satu program
kolaborasi yang diinisasi oleh Tokopedia adalah acara tahunan MAKERFEST yang
diadakan sejak bulan Maret 2018.

Tokopedia resmi diluncurkan ke publik pada 17 Agustus 2009 di bawah naungan


PT Tokopedia yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison pada
6 Februari 2009. Sejak resmi diluncurkan, PT Tokopedia berhasil menjadi salah satu
perusahaan internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat pesat

Pada tahun 2016, Tokopedia menghadirkan produk teknologi finansial.


Produk fintech Tokopedia terdiri dari dompet digital, investasi terjangkau, kredit modal
bisnis, kartu kredit virtual, produk proteksi, skoring kredit berdasarkan data untuk produk
pinjaman, investasi, serta layanan keuangan lainnya

Pada tahun 2017, Tokopedia meluncurkan produk Deals untuk membantu


masyarakat Indonesia mendapatkan penawaran terbaik dari delapan kategori, termasuk
Travel dan Activity. Produk ini dimaksudkan untuk membantu bisnis offline melebarkan
sayap mereka secara online melalui Tokopedia.

xx
ii
Pada tahun 2018, Tokopedia menghadirkan aplikasi Mitra Tokopedia. ditujukan
untuk memungkinkan semua orang khususnya pemilik warung dan usaha kecil untuk bisa
berjualan produk digital Tokopedia seperti paket data, token listrik, BPJS, voucher game,
dan lain sebagainya.

Pada tahun 2019, Tokopedia meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama


TokoCabang di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Layanan gudang ini
bertujuan untuk membantu para penjual di marketplace tersebut dalam memenuhi
pesanannya. Pada tahun yang sama, Tokopedia juga menghadirkan Tokopedia Salam,
sebuah platform yang mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan berbagai pilihan produk dan layanan yang baik. Tokopedia Salam juga memiliki
fitur halal filter yang membantu pengguna untuk menemukan produk halal secara
mudah. 

PT Tokopedia mendapatkan pendanaan awal dari PT Indonusa Dwitama pada


tahun 2009. Pada tahun-tahun berikutnya, Tokopedia kembali mendapat suntikan dana
dari pemodal ventura global seperti East Ventures (2010) Cyber Agent Ventures (2011)
Netprice (2012) dan SoftBank Ventures Korea (2013) Pada Oktober 2014, Tokopedia
menjadi perusahaan teknologi pertama di Asia Tenggara yang menerima investasi sebesar
USD 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun dari Sequoia Capital dan SoftBank Internet and
Media Inc (SIMI) Pada April 2016, Tokopedia kembali dikabarkan mendapatkan
investasi sebesar USD 147 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun.

Pada bulan Agustus 2017, Tokopedia menerima investasi sebesar USD 1,1 miliar
dari Alibaba yang merupakan raksasa e-commerce asal Tiongkok CEO Tokopedia
William Tanuwijaya mengatakan kucuran dana dari Alibaba ini
merupakan investasi murni dan bukan mengakuisisi Tokopedia.[19] Bagi Alibaba
keputusannya ini merupakan strategi agar semakin memperluas jaringannya
di Indonesia dan Asia Tenggara setelah sebelumnya membeli saham Lazada. Pada
Desember 2018, Tokopedia kembali mengumumkan telah berhasil mendapat pendanaan
senilai US$1,1 miliar (sekitar Rp16 triliun) dari sejumlah investor. Seri pendanaan
tersebut dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Valuasi Tokopedia setelah
mendapatkan seri pendanaan ini diperkirakan mencapai US$7 miliar (sekitar Rp102
triliun).

xx
iii
https://id.wikipedia.org/wiki/tokopedia

Tokopedia, Bukalapak dan Blibli masih di 5 besar. e-Commerce lokal dengan


rataan pengunjung bulanan terbanyak pada kuartal ini masih sama seperti empat kuartal
sebelumnya. Tokopedia konsisten di urutan pertama sebagai e-commerce dengan jumlah
kunjungan web bulanan tertinggi 140.414.500.
Tokopedia berhasil menduduki urutan pertama sejak Q2 2018 hingga Q2 2019. e-
Commerce lokal lainnya adalah Bukalapak dengan total kunjungan web bulanan
89.765.800. Pada kuartal ini, kunjungan web bulanan Bukalapak menurun sebanyak 22%
dari kuartal sebelumnya, menyebabkan Bukapalak turun satu peringkat ke peringkat
ketiga. Tokopedia tetap konsisten dalam peringkat pertama kunjungan secara daring dan
pengguna aktif bulanan terbanyak nya dalam kategori bisnis marketplace di Indonesia,
serta peringkat ke 3 di Asia Tenggara. Di kuartal 1 (Q1) 2019 jumlah pengunjung situs
berjumlah 137.200.900 user. Pengikut (followers) dari akun media sosial Facebook,
Instagram dan Twitter Tokopedia sendiri di Indonesia menduduki posisi rangking kedua
setelah Shopee. Perkembangan karyawan di Tokopedia sendiri sudah meningkat jauh,
dari hanya 4 karyawan saja sejak awal didirikannya perusahaan, sebanyak 1500 karyawan
di tahun 2017 hingga sekarang sudah mencapai 2677 karyawan yang dimana peringkat
ketiga sebagai karyawan marketplace terbanyak diAsia.
https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/)
Mengusung visi “ Membangun Indonesia Lebih Baik, Lewat Internet ” dengan Misi
Tokopedia Selalu :
A. Positif
- Keep positive attitude (selalu membangun dan memelihari sikap positif dan menjauhkan
sikap negatif).
- Build Positive Teamwork (belajar danbertumbuh bersama dan memperlakukan rekan
kerja seperti keluarga).
B. Memecahkan masalah
- Solution Oriented (menganalisa inti permasalahan dan kemudian mencari solusi terbaik
untuknya).
- Think BIG (berpikir jauh ke depan untuk setiap langkah yang diambil).
- Set Your Standards Very Very High (jangan mudah puas dan selalu temukan target dan
tantangan baru).

xx
iv
- Accepting Challenges, Embracing Mistakes (menerma tantangan dan belajar dari
kesalahan). 
C. Menjadi yang Terbaik 
D. Generasi Indonesia yang Lebih Baik
- Integrity (memelihara sikap jujur dan menjaga integritas yang baik).
- Character (membangun dan menjaga nilai-nilai karakter diri yang positif) 
E. Fokus pada pelanggan
- Build Awesome Product (membangun produk yang bermanfaat).
- Give Best Service (selalu memberikan pelayanan yang terbaik). 
F. Nilai - Selalu berpijak di tanah (humble) seperti pohon
- Pantang menyerah (determination) seperti aliran air
- Semangat (passion) yang membara seperti api
- Kecepatan (speed) seperti angin
- Keberanian (courage) untuk bermimpi menggapai langit.
Tokopedia Menjadi teknologi indonesia dengan sesuai misinya mencapai
pemerataan ekonomi secara Digital dengan Status 98% Kecamatan terjangkau, 100+ jt
Pengguna aktif setiap bulan, 9,7+ jt Penjual, 86,5% Penjual adalah pebisnis baru.

https://www.tokopedia.com/about/

3.2 PRODUK PERUSAHAAN YANG DITELITI


Perkembangan teknologi dan informasi khususnya internet mengalami
perkembangan yang sangat cepat dan perkembangan teknologi internet telah
mengubah berbagai aspek kehidupan manusia karena saat ini internet telah
menjadi kebutuhan pokok selain kebutuhan pangan, sandang, dan papan bagi
sebagian besar orang terutama didaerah perkotaan. Menurut laporan terbaru
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sepanjang tahun 2017
sekitar 143 juta orang telah terhubung jaringan internet, mayoritas pengguna
internet dari kalangan mayarakat urban sebanyak 74,21 persen (apjii.or.id, 2018).
Pemanfaat internet sudah lebih jauh dan bukan hanya untuk komunikasi semata
tetapi juga untuk memesan transportasi, berbisnis, berkarya, bahkan untuk
membeli barang. Dengan munculnya kebutuhan konsumen yang ingin mengambil
keputusan dengan cepat tanpa terikat ruang dan waktu dan adanya kebutuhan

xx
v
mengaktualisasikan diri di dunia maya hal ini akan berdampak secara langsung
maupun tidak langsung terhadap prilaku konsumen dalam membeli dan
mengkonsumsi produk yang didapatkan secara online. Dengan banyaknya orang
yang menggunakan internet bahkan untuk membeli barang secara online maka hal
ini menjadi peluang bisnis untuk membuka online shop bagian dari e-commerce.
E-commerce adalah proses pembelian dan penjualan produk menggunakan
elektronik data melalui internet (Grandon and Pearson, 2004)

Terdapat benyak jenis e-commerce yang berkembang di Indonesia.


Ecommerce jenis marketplace adalah jenis e-commerce yang sangat berkembang
di Indonesia. Marketplace adalah sebuah tempat atau pasar elektronik yang
melakukan kegiatan jual dan beli suatu barang atau jasa. Marketplace memberikan
banyak keuntungan bagi penjual atau pun pembeli, salah satu contoh keuntungan
bagi penjual adalah tidak perlu membuat situs atau online shop sendiri. Penjual
dapat menjual produknya hanya melewati marketplace yang dia inginkan dan
penjual hanya perlu mengunggah foto produk yang akan dijual lengkap dengan
deskripsinya. Selanjutnya, jika ada pembeli yang tertarik dan ingin membeli
barang yang dijual oleh produk yang ditawarkan penjual maka pihak penjual akan
mendapatkan notifikasi dari sistem dari e-commerce tersebut. Marketplace ada di
Indonesia antara lain tokopedia,Shopee,bukalapak, lazada, blibli, dan sebagainya.
Banyak dari marketplace yang ada di Indonesia tidak hanya dapat akses
menggunkan situs web saja, akan tetapi dapat diakses melalui aplikasi mobile
berbasis Android dan IOSyang dapat di install melalui playstore atau appstore.
Tokopedia menyediakan bisnis C2C (consumer to consumer) dan bisnis
B2C (business to consumer) ini secara gratis untuk penjual (seller) maupun
pembeli (buyer) sebagai pengguna aktif situs ini. Tokopedia juga menyediakan
produk digital seperti pembayaran-pembayaran digital yang berafiliasi dengan
pihak ketiga sehingga dapat melakukan pembayaran tersebut secara daring dan
tersistimatis melalui Tokopedia. Pembayaran digital ini seperti pulsa, BPJS /
asuransi lainnya, listrik, air, tagihan telepon, kartu kredit, TV berlangganan,
voucher game dan lain-lain hingga tiket akomodasi dan transportasi seperti tiket
pesawat, kereta, acara, 72 konser, event serta jenis produk digital lainnya yang
terus bertambah setiap waktunya. Pada tahun 2016, Tokopedia melebarkan
sayapnya dengan turut menambahkan bisnis produk finansial mereka (fintech).
xx
vi
Produk digital mereka terdiri dari dompet digital (TokoCash), investasi emas dan
reksadana digital, kartu kredit virtual, produk-produk digital proteksi, dan layanan
digital lainnya. Untuk merealisasikan hal ini, Tokopedia bekerja sama dengan
gerai-gerai retail nasional seperti Indomaret, Alfamart, Lawson dan Kantor Pos,
maupun bermitra dengan bank-bank di Indonesia dan bank asing ternama seperti
Bank Mandiri, BCA, BRI, HSBC, Citibank, dan lainnya. Pada tanggal 31 Oktober
2018 lalu Tokopedia mengumumkan juga telah bekerja sama dengan OVO yang
menjadikannya sebagai metode pembayaran utama di platform mereka. Hal ini
dilakukan juga untuk menggandeng pengguna aktif dari Grab yang dimana
menggunakan metode pembayaran utama yang sama, OVO. Sebagai jenis bisnis
keempat, baru-baru ini Tokopedia menghadirkan aplikasi mobile Mitra
Tokopedia. Dengan aplikasi ini memungkinkannya untuk semua orang khususnya
pemilik warung maupun toko kecil misalnya untuk bisa berjualan produk digital
atau sebagai perantara produk finansial (fintech) Tokopedia didaerah mereka
masing-masing. Dalam sektor marketplace nya, saat ini Tokopedia sudah
memiliki lebih dari 18 kategori lapak, yang dibagi lagi menjadi hingga ratusan
sub-kategori pelapak (merchant) yang memperdagangkan produk mereka di
Tokopedia. Menurut data 73 dari Makerfest tahun 2019 sendiri tercatat bahwa
adanya 5 juta penjual (merchant) di Tokopedia dan mayoritas 70% diantaranya
merupakan pebisnis baru. Profil pebisnis baru tersebut pun beragam, mulai dari
mahasiswa, ibu rumah tangga, maupun pekerja kantoran yang baru mau memulai
bisnisnya atau sekedar untuk sampingan saja. Tokopedia Selalu berhasil
mempertahankan posisinya sebagai e-commerce dengan pengguna aktif
terbanyak, diawal 2018 lalu Tokopedia menghasilkan pendapatan hingga 1 Triliun
Rupiah per bulannya dan terus meningkat sampai saat ini 1-triliun-tiapbulan).
Karena hal ini Tokopedia pun termasuk sebagai salah satu dari tiga perusahaan
startup Indonesia yang bergelar unicorn, bersama Go-Jek dan Traveloka, yaitu
sebagai gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai valuasi lebih
dari 1 miliar USD atau 14 triliun Rupiah. Karena konsistensi ini, juga dengan
pengguna seller dan user yang selalu meningkat, Tokopedia telah meraih banyak
penghargaan ats pelayanan dan penghargaan brand teknologi indonesia.
Berdasarkan laporan terbaru kuartal II 2018 PETA E-commerce iPrice,
Tokopedia berada di posisi puncak sebagai marketplace yang memiliki jumlah
pengunjung tertinggi, diikuti oleh e-commerce lokal Lazada dan Bukalapak,
xx
vii
Meski dari segi trafik Shopee masih harus puas berada di posisi keempat, namun
e-commerce besutan Chris Feng ini sanggup mendominasi aplikasi mobile dengan
mempertahankan posisinya diranking pertama sebagai aplikasi shopping
terpopuler di platform Android dan iOS (iprice.co.id, 2018). Dari seluruh
pengguna Smartphone, sebanyak 95% menggunakan handphone-nya untuk
meriset produk/jasa dan sebanyak 57% menggunakan handphone-nya untuk
berbelanja. Ini merupakan informasi penting bagi Anda yang memiliki bisnis
online untuk mulai mengoptimasi tampilan website Anda bagi perangkat mobile.

Berdasarkan data YLKI, konsumen kerap mengeluhkan lambatnya respon


komplain (44%), belum diterimanya barang (36%), sistem merugikan (20%),
tidak diberikannya refund (17%), dugaan penipuan (11%), barang yang dibeli
tidak sesuai (9%), dugaan kejahatan siber (8%). Adapula keluhan mengenai cacat
produk (6%), pelayanan (2%), harga (1%), informasi (1%), dan terlambatnya
penerimaan barang (1%). Dari seluruh keluhan tersebut, 86% keluhan ditujukan
kepada toko online penyedia aplikasi.
3.2. Data Penelitian

3.2.1.Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas Bina Sarana

Informatika Jakarta Timur prodi manajemen sebanyak 100 populasi. Kemudian

menggunakan teknik Simple Random Sampling karena anggota sampel yang diambil dari

populasi dilakukan secara acak serta tidak memperhatikan rata yang terdapat pada

populasi dan penelitian menggunakan rumus Slovin untuk menentukan berapa banyak

jumlah sampel dengan hasil sampel 81 orang.

n = N / (1 + (N x e²))

n = 81 / 1 + 81 x (0,05) ²

= 81 / 1 + 7 81 x 0,0025

= 81 / 1,2025 = 67.359 (67.3)

xx
vii
Berikut Hasil Penelitian Responden terhadap tokopedia adalah Mahasiswa
Universitas Bina Sarana Informatika fakultas ekonomi dan bisnis manajemen berjumlah
100 orang dengan berbeda-bedaan karakter dan kesukaan. Yang di ketahui pepulasi
pengguna aplikasi online shope Tokopedia berjumlah 81 Orang, karena sebelum
penelitian melakukan sensus populasi awal penelitian terlebih dahulu dengan
menyebarkan kuesioner terhadap responden untuk diketahui berapa jumlah pengguna
aplikasi online shope Tokopedia. Adapun identitas responden yang diteliti memiliki
beberapa karakteristik seperti tabel berikut :

1. Jenis kelamin
Tabel III.1
Presentase responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Presentase


Laki-laki 24 29.6%
Perempuan 57 70.4%
Total 81% 100%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui sebagian besar pelanggan Tokopedia adalah
perempuan dengan jumlah 57 orang (70.4%) dan pelanggan laki-laki sebanyak 24 orang
(29.6%).

2. Usia
Tabel III.2
Presentase responden berdasarkan usia

Usia Jumlah Presentase


18 tahun 3 3.9%
>19 tahun 34 44.7%
22 tahun 16 21.1%
>23 tahun 23 30.3%
Total 76% 100%
xx
ix
Berdasarkan tabel diatas diketahui responden dengan usia 18 tahun sebanyak 3 orang
(3.9%), responden dengan usia 19-21 tahun sebanyak 34 orang (44.7%), responden
dengan usia 22 tahun sebanyak 16 orang (21.1%) dan responden diatas umur 23 tahun
sebanyak 23 orang (30.3%) Maka sebagian besar pelanggan Tokopedia berusia 19-21
tahun.

. Data Hasil Kuesioner Analisis dan pembahasan

Berikut uraian mengenai hasil kuesioner dengan dimensi Performance-


Importance pendapat masyarakat terhadap kemudahan dalam menggunakan aplikasi
Tokopedia

Tabel III.4

Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 3 1 3
Tidak Setuju 1 2 2
Setuju 63 3 189
Sangat Setuju 14 4 56
Total 81 250

250 / 81 = 3.08

Berikut uraian mengenai hasil kuesioner dengan dimensi Performance-


Importance pendapat masyarakat terhadap kenyamanan dalam menggunakan aplikasi
Tokopedia

Tabel III.5

Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
xx
x
Tidak Setuju 18 2 36
Setuju 53 3 159
Sangat Setuju 8 4 32
Total 81 229

229 / 81 = 2,8

Berikut uraian mengenai hasil kuesioner dengan dimensi Performance-


Importance pendapat masyarakat terhadap kepuasan dalam menggunakan aplikasi
Tokopedia

Tabel III.6

Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
Tidak Setuju 1 2 2
Setuju 69 3 207
Sangat Setuju 9 4 36
Total 81 247

247 / 81 = 3.04

Berikut uraian mengenai hasil kuesioner dengan dimensi Performance-


Importance pendapat masyarakat terhadap daya beli dalam menggunakan aplikasi
Tokopedia

Tabel III.7

Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
Tidak Setuju 11 2 22

xx
xi
Setuju 58 3 174
Sangat Setuju 10 4 40
Total 81 238

238 / 81 = 7,6

Berikut uraian mengenai hasil kuesioner dengan dimensi Performance-


Importance pendapat masyarakat terhadap manfaat dalam menggunakan aplikasi
Tokopedia

Tabel III.8

Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
Tidak Setuju 8 2 16
Setuju 52 3 156
Sangat Setuju 19 4 76
Total 81 250

250 / 81 = 3,08

3.1 ANALISIS DATA


> Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Uji validitas adalah uji
statistik yang digunakan untuk menentukan seberapa valid suatu item
pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas dapat diketahui
dengan melihat r hitung, apabila r hitung > r tabel maka item dinyatakan
valid.

xx
xii
Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel kualitas produk (X1) diperoleh hasil
bahwa dari tiga butir item pertanyaan dinyatakan valid, hal ini disebabkan nilai r
hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel. Dengan demikian butir-butir
pertanyaan dalam variabel kualitas produk (X1) layak dipergunakan sebagai
instrumen penelitian.

b. Uji Reliabilitas
Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Uji reabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna
menentukan reabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya
mengukur suatu variabel. Peneliti menggunakan indikator besarnya cronbach alpha
dalam penelitian ini. 41 Jika cronbach alpha > 0,06 (Ghozali, 2011), maka
kuesioner dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.

xx
xii
Hasil dari uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki
koefisien Cronbach Alpha > 0,6, maka seluruh item dapat dikatakan reliabel.
Dengan demikian maka seluruh uji instrument yang terdiri dari validitas dan
reliabilitas memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai alat ukur dalam
penelitian.

>Uji Korelasi
Analisis korelasi adalah asalah satu jenis pengukuran dalam statistik yang sering
digunakan dalam pengolahan data. Korelasi merupakan metode statistik yang bisa
digunakan bila anda memiliki minimal 2 variabel.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli, terdapat beberapa pengertian dari korelasi

-Croxton dan Cowden : ketika seuatu hubungan bisa dibuktikan secara kuantitatif,
maka metode statistik yang baik untuk mengukur hubungan tersebut dinamakan
korelasi

-A.M Tuttle : korelasi adalah analisis kovarian antara dua atau lebih variabel

-L.R Conner : bila dua atau lebih variabel yang bergerak dan diikuti oleh variabel
lain, maka hal ini bisa dikatakan terdapat hubungan korelasi

Besaran nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 hingga 1.


 00 – 0.19 = korelasi antar variabel sangat lemah
 20 – 0.39 = korelasi antar variabel lemah

xx
xi
 40 – 0.59 = korelasi antar variabel cukup kuat
 60 – 0.79 = korelasi antar variabel kuat
 80 – 1.00 = korelasi antar variabel sangat kuat

>Uji Determinasi
Determinasi sering diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel
bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara sederhana
koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R).
Sebagai contoh, jika nilai R adalah sebesar 0,80 maka koefisien determinasi (R
Square) adalah sebesar 0,80 x 0,80 = 0,64. Berarti kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%. Berarti
terdapat 36% (100%- 64%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor
lain. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka tampak bahwa nilai R Square adalah
antara 0 sampai dengan 1.
Penggunakan R Square (R Kuadrat) sering menimbulkan permasalahan, yaitu
bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel bebas
dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh
model dengan R tinggi, seorang penelitian dapat dengan sembarangan
menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah
variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan variabel terikat atau tidak.

xx
xv
Oleh karena itu, banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan Adjusted R
Square.

Interpretasinya sama dengan R Square,akan tetapi nilai Adjusted R Square dapat naik
atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara
variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square
dapat bernilai negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap 0, atau
variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians dari variabel terikatnya.

> Uji Regresi Linier Berganda

Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini,
maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier. Analisis
regresi pada dasarnya adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan
memodelkan hubungan di antara variable. Untuk regresi yang variabel
independennya terdiri atas dua atau lebih variabel maka disebut dengan regresi
berganda. Karena penelitian ini terdiri dari dua variabel independen maka
analisanya menggunakan analisa regresi linier berganda. Persamaan regresi

xx
xv
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen atau bebas yaitu pengetahuan produk gadai emas (X1) dan
pengetahuan prinsip operasional syariah (X2) terhadap keputusan nasabah
memilih gadai emas (Y). Rumus matematis dari regresi berganda yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: Y =

a + b1X1 + b2X2
Dengan keterangan: Y = Keputusan nasabah memilih gadai emas a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi antara pengetahuan produk gadai emas terhadap keputusan
nasabah memilih produk gadai emas b2 = Koefisien regresi antara pengetahuan
prinsip operasional syariah terhadap keputusan nasabah memilih produk gadai
emas X1 = Variabel pengetahuan produk gadai emas X2 = Variabel pengetahuan
prinsip operasional syariah

xx
xv
>Uji Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam
sebuah penelitian kuantitatif. Kebenaran hipotesa harus diuji melalui data yang sudah
terkumpul dalam sebuah kuisioner penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji hipotesis dengan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
berganda adalah hubungan secara linier antara beberapa variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependent apaka h positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan

xx
xv
BAB IV

KESIMPULAN
4.1.Penutup

Perceived quality yang dijadikan pertimbangan masyarakat untuk memilih


menggunakan aplikasi Tokopedia adalah kemudahan dalam menggunakan aplikasi
Tokopedia, kenyamanan serta manfaat yang didapatkan. Semua aspek tersebut dianggap
penting bagi masyarakat sebelum mengambil keputusan pembelian dan aspek ini telah
memberikan kepuasan bagi konsumennya

4.2.Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan yang diharapkan berguna dimasa yang akan

datang adalah sebagai berikut :

a) Agar selalu di percaya oleh pelanggan ataupun calon pembeli maka hendaknya
pihak/pemilik toko online ini selalu cepat dan tepat dalam memberikan
informasi dan layanan yang diberikan.
b) Selain itu, sebaiknya produk yang di dapat oleh para konsumen sama dengan apa
yang mereka lihat di website.
c) Selalu memperbanyak event dan promo sehingga para pelanggan tertarik untuk
selalu membeli.

xx
xi
DAFTAR PUSTAKA

https://distribusipemasaran.com/strategi-merek-brand-strategy-pengertiannya-secara-
umum/

https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/

https://id.wikipedia.org/wiki/Merek

https://adoc.pub/landasan-teori-ekuitas-merek-brand-equity-adalah-seperangkat.html

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umm.ac.id/
40402/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwj0yKOd45rtAhWQqksFHSyaBIgQFjACegQIBxAB&usg=
AOvVaw1fyvoA1tgBXtxY5nrcqohV

https://www.google.com/amp/s/www.hestanto.web.id/pengertian-merek-brand/amp/

https://marketeers.com/lima-kriteria-membangun-elemen-merek/

https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/artikel/merek/manfaat-merek/

https://www.tokopedia.com/about/

https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/)

https://docs.google.com/forms/d/1ZL2azsubqbFlbklYHtfDN4OW4j4Py3WhWW6uF5sI7C4/edit?
userstoinvite=renokurniawan583%40gmail.com&ts=5fd65299&actionButton=1&gxids=7628

xl

Anda mungkin juga menyukai