MAKALAH
Dosen : Dr(c) Ade Onny Siagian, S.Pd., S.H., M.H., M.M., M.A.P., M.I.Kom.
i
KATA PENGANTAR
Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK DALAM APLIKASI
ONLINE SHOPPING ( Tokopedia ) TERHADAP MAHASISWA/I “ Makalah ini kami
susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran. Dalam menyajikan
Makalah ini kami sengaja menjelaskan secara praktis dan pokok-pokoknya saja, namun
demikian pembahasanya diusahakan cukup mendalam
Harapan Kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pihak-
pihak yang memerlukan. Terimakasih kami sampaikan kepada pihak pihak turut
serta dalam mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN
iii
BAB III : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP
4.1 KESIMPULAN............................................................38
4.2 SARAN.......................................................................41
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................43
LAMPIRAN.............................................................................................45
iv
ANALISIS PENGARUH EKUITAS MEREK DALAM APLIKASI ONLINE
SHOPPING TOKOPEDIA TERHADAP MAHASISWA/MAHASISWI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekuitas merek di online shopping
terhadap konsumen mahasiswa – mahasiswi semester 3 UNIVERSITAS BINA SARANA
INFROMATIKA. Penelitian ini menggunakan riset penulisan deskriptif kualitatif dimana
kita meneliti menggunakan survey terhadap konsumen pengguna online shopping.
Penelitian ini termotivasi karena tingginya tingkat penggunaan aplikasi online shopping
dikalangan mahasiswa/mahasiswi semester 3 UNIVERSITAS BINA SARANA
INFORMATIKA. Karena tingginya penggunaan online shopping. Jadi, setiap owner atau
reseller meningkatkan strategi dalam pemasarannya. Sampel dalam penelitian ini
sejumlah 100 mahasiswa – mahasiswi semester 3 UNIVERSITAS BINA SARANA
INFORMATIKA. Hasil penelitian ini menemukan bahwa setiap owner atau reseller
mempu menawarkan keuntungan melalui peningkatan merek produk dengan
menyediakan nilai tambahan pada bisnis dan konsumennya, pada akhirnya akan
mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian pada produk dalam
aplikasi online shopping, karena merek mampu menunjukan nilai produk yang
ditawarkan atau dipasarkan ke aplikasi online shopping akan memberikan nilai baik pada
konsumen maupun owner atau reseller.
Abstract
This study aims to determine the effect of brand equity in online shopping on the
consumer of the 3rd semester students of BINA SARANA INFROMATIKA UNIVERSITY.
This study uses a qualitative descriptive writing research where we examine using a
survey of consumers who use online shopping. This research is motivated because of the
high level of online shopping application usage among 3rd semester students of BINA
SARANA INFORMATIKA UNIVERSITY. Due to the high use of online shopping. So,
each owner or reseller improves his marketing strategy. The sample in this study was 100
students in the 3rd semester of BINA SARANA INFORMATIKA UNIVERSITY. The results
of this study found that each owner or reseller is able to offer benefits through increasing
the product brand by providing additional value to the business and consumers, in the
end it will influence consumer behavior in purchasing decisions on products in online
shopping applications, because the brand is able to show the value of the product offered
or marketed to online shopping applications will provide value to both consumers and
owners or resellers.
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
vi
kategori tertentu (Aaker, 1991:61). Jika konsumen diuji untuk menerka suatu merek
dengan memperlihatkan bentuk produknya saja dan konsumen menjawab dengan benar,
maka konsumen tersebut memiliki Brand Awareness yang tinggi tentang produk tersebut.
Sehingga, perusahaan yang menghasilkan produk tersebut dianggap berhasil dalam
menanamkan mereknya ke dalam benak konsumen.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas adalah :
D. METODE PENELITIAN
E. RUANG LINGKUP
Dijaman yang modern ini, teknologi sudah semakin canggih. Kita tentu
tidak asing lagi dengan internet. Semua yang kita inginkan bisa dicari lewat
internet. Pelajaran, hiburan, lagu, dll. Dan yang sedang menjadi trend saat ini
yaitu online shop. Bisnis perdagangan melalui internet yang banyak diminati
masyarakat.
Mengenai topik ruang lingkup bisnis ini, saya akan membahas tentang
salah satu contoh dari topik tersebut yaitu online shop. Apa sih online shop itu?
Mengapa online shop banyak diminati masyarakat?
F. SISTEMATIKA PENULISAN
a. Latar belakang : Pada era digital sekarang ini sudah banyak aplikasi online
shopping yang mempermudah mahasiswa – mahasiswi untuk berbelanja tanpa
keluar rumah, tidak hanya itu tetapi mahasiswa – mahasiswi juga bisa
membuka bisnis hanya mengupload foto produk dan memasarkannya ke
dalam aplikasi online shopping.
b. Rumusan masalah :
Apa pengaruh ekuitas merek terhadap aplikasi online shopping?
vii
i
Apa faktor pendorong yang membuat mahasiswa – mahasiswi berbelanja
dionline shopping?
Bagaimana persiapan owner atau reseller dengan brand equity dalam
produknya?
c. Tujuan dan manfaat : Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa
besar pengaruh online shopping marketing program terhadap ekuitas merek
berdasarkan teori ekologi media.
ix
BAB II
LANDASAN TEORI
Merek (bahasa Inggris: brand) atau jenama adalah tanda yang dikenakan
oleh pengusaha (pabrik, produsen, dan sebagainya) pada barang yang dihasilkan
sebagai tanda pengenal. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan
merek sebagai “sebuah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi
hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari
satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari para
pesaing.” (Kottler, 2000: 404). Hal ini senada dengan yang dikatakan Aaker
bahwa merek adalah nama dan / atau simbol yang sifatnya membedakan (berupa
logo atau simbol, cap atau kemasan) untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang penjual atau kelompok penjual (Aaker, 1996). Merek merupakan
frontliner sebuah produk, suatu tampilan awal yang memudahkan konsumen
mengenali produk tersebut. Pada prinsipnya merek merupakan janji penjual atau
produsen yang secara kontinu membawa serangkaian kesatuan tampilan
(performance), manfaat (benefit) dan layanan (service) kepada pembeli. Dalam
perspektif komunikasi merek, Wijaya (2011; 2012; 2013) mendefinisikan merek
sebagai tanda jejak yang tertinggal pada pikiran dan hati konsumen, yang
menciptakan makna dan perasaan tertentu (brand is a mark left on the minds and
hearts of consumers, which creates a specific sense of meaning and feeling).
Dengan demikian, merek lebih dari sekadar logo, nama, simbol, merek dagang,
atau sebutan yang melekat pada sebuah produk. Merek adalah sebuah janji
(Morel, 2003). Merek merupakan sebuah hubungan (McNally & Speak, 2004)
yakni hubungan yang melibatkan sejenis kepercayaan. Sebuah merek adalah
jumlah dari suatu entitas, sebuah koneksi psikis yang menciptakan sebuah ikatan
kesetiaan dengan seorang pembeli/ calon pembeli, dan hal tersebut meliputi nilai
tambah yang dipersepsikan (Post, 2005). Nilson (1998) menyebutkan sejumlah
kriteria untuk menyebut merek bukan sekadar sebuah nama, di antaranya: merek
tersebut harus memiliki nilai-nilai yang jelas, dapat diidentifikasi perbedaannya
dengan merek lain, menarik, serta memiliki identitas yang menonjol.
x
Dalam perspektif komunikasi merek, proses pemerekan (branding)
memiliki tingkatan-tingkatan tertentu yang sekaligus mengindikasikan sejauh
mana perkembangan merek dalam hubungannya dengan kedekatan terhadap
konsumen. Tingkatan ini disebut Hierarchy of Branding (Wijaya, 2011; 2012;
2013), mulai dari brand awareness (kesadaran terhadap merek), brand knowledge
(pengetahuan tentang merek), brand image (citra merek), brand experience
(pengalaman terkait merek), brand loyalty (kesetiaan terhadap merek) hingga
brand spirituality (dimensi spiritualitas terkait merek).
1. Memorable. Elemen merek harus gampang dikenali dan diingat. Hal ini
mendukung tingkat ekuitas merek yang bertujuan mencapai tingkat
tertinggi dan brand awareness pasar.
2. Meaningful. Elemen merek harus mempunyai kredibilitas dan daya
sugestif. Misalnya, membuncahkan kesenangan, menarik, serta kaya
dalam image visual dan verbal.
3. Transferabillity. Elemen merek ini bersifat mobile, baik dari sisi kategori
produk maupun batasan geografis maupun budaya
4. Adaptability. Elemen merek ini harus bersifat fleksibel agar dengan
gampang lebih mudah diperbarui dan disesuaikan dengan konteks
5. Protectability. Elemen merek ini harus aman, baik secara hukum maupun
persaingan.
xi
2.1.2 MANFAAT MEREK
Merek sangat dibutuhkan oleh suatu produk karena selain merek merek memiliki
nilai yang kuat merek juga memilki manfaat bagi produsen, konsumen dan publik
seperti yang dikemukakan Bilson Simamora (2001;153), yaitu:
xii
2.1.3 BAURAN PRODUK
Bauran produk istilah lainnya product mix, ada juga yang menyebutnya
Product Assortment. Sebenarnya apa yang dimaksud produk mix? jawaban
mudahnya adalah total keseluruhan dari daftar produk atau Lini produk sebuah
perusahaan yang ditawarkan kepada Konsumen. Dengan demikian anda dapat
membeyangkan, berati berkaitan dengan semua produk yang anda produksi jika
perusahaan anda memproduksi barang, gabungan semua kategori barang yang
anda jual jika usaha anda toko / warung, gabungan semua kategori jasa jika anda
menjual jasa.
Pada ilmu pemasaran bauran produk (produk mix) merupakan salah satu
upaya dalam menetapkan strategi pemasaran produk itu sendiri. Disini anggap
saja anda berusaha meraih semua market share atas produk-produk yang mampu
diproduksi atau anda jual. Jika anda mengerti benar dengan strategi pemasaran
produk (STP), maka pastinya anda memahami benar adanya keterkaitan dengan
bauran produk. Mengenai segala sesuatu tentang produk termasuk semua
kebijakan didalamnya adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix).
Secara umum merek atau brand adalah nama atau identitas dari sebuah
produk baik yang berupa barang nyata maupun jasa, yang digunakan untuk
membedakan satu produk dengan produk yang lain dalam kategori yang sama.
Secara umum ada lima pilihan untuk menentukan strategi merek (brand
strategy) perusahaan, yaitu :
Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy)
Strategi Perluasan Merek (Brand Extension Strategy)
Strategi Banyak Merek (Multi Brand Strategy)
Strategi Merek Baru (New Brand Strategy)
Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)
xi
v
A. Strategi Perluasan Lini Produk (Product Line Extension Strategy)
Strategi perluasan lini produk artinya perusahaan membuat produk baru
atau produk tambahan dalam lini produk yang sama dan juga menggunakan merek
yang sama, tetapi dengan tambahan atau feature tertentu, seperti bentuk, rasa,
kandungan, ukuran kemasan, dan lain sebagainya.
Dalam menggunakan strategi perluasan lini produk baru ini, ada yang
harus diperhatikan, yaitu jangan semata-mata karena kelebihan kapasitas produk,
tetapi harus juga benar-benar dipikirkan aspek pasarnya.
Kanibalisme bisa saja terjadi, jika dalam jumlah yang wajar tidak menjadi
masalah, karena akan lebih baik konsumen yang tidak tertarik dengan produk
utama diambil oleh produk kedua ini, dari pada dimakan kompetitor.
Contoh dari strategi perluasan lini produk adalah Tokopedia dengan Shopee
xv
Dengan menggunakan merek yang sudah ada, perusahaan berharap proses
pengenalan produk ke pasar akan lebih mudah, karena brand atau merek tersebut
sudah dikenal oleh konsumen.
Menggunakan merek yang sudah ada dan sudah dikenal luas oleh
konsumen, memiliki banyak keuntungan, termasuk di dalamnya biaya untuk
mengenalkan merek menjadi lebih kecil, biaya untuk promosi juga menjadi
berkurang, karena reputasi merek yang sudah dikenal oleh konsumen (kesadaran
merek tersebut / brand awareness sudah tinggi), sehingga tingkat kepercayaan
konsumen terhadap produk baru tersebut sudah kuat.
xv
i
Bisa juga perusahaan dengan sengaja menciptakan second brand dengan
maksud untuk melindungi merek pertama, jadi merek kedua ini sifatnya atau
fungsinya adalah untuk berperang jika ada produk pesaing yang mengganggu,
istilahnya sebagai fighting brand atau flanking brand. Tetapi terjadinya multi
brand bisa juga diakibatkan oleh proses akuisisi perusahaan dimana perusahaan
yang diakuisisi juga memiliki merek untuk kategori produk yang sama.
Atau perusahaan menganggap merek yang sudah dimiliki tidak ada yang
cocok dengan produk baru tersebut (menurut penulis alasan ini masih kurang pas,
karena banyak merek yang sebelumnya tidak cocok, ketika produk tersebut
booming, mereknya terdengar enak juga diucapkan untuk produk tersebut)
Dengan menggunakan merek yang sama sekali baru, maka jika terjadi
kegagalan produk, merek-merek yang sudah ada tidak akan terpengaruh, benar
memang demikian, bahkan dalam prakteknya jika resiko kegagalan produk cukup
tinggi, proses pemasaran dan distribusi merek tersebut di sendirikan, kalau nanti
sudah eksis di pasar, baru diakuisisi kembali.
Akan tetapi penggunaan merek produk yang sama sekali baru ini juga
memiliki konsekuensi, yaitu biaya pemasaran yang cukup tinggi.
Produk baru dengan merek baru membutuhkan biaya untuk edukasi pasar,
biaya komunikasi, biaya penjualan dan distribusi yang lebih besar dibandingkan
dengan yang sudah existing (perhatikan product life cycle dan strategi untuk
setiap tahapannya).
xv
ii
E. Strategi Merek Bersama (Co-Branding Strategy)
Merek bersama atau co-branding adalah penggunaan dua merek untuk satu
produk, atau biasa disebut juga kerjasama branding, dan strategi ini ditempuh
perusahaan untuk mendapatkan kekuatan dari masing-masing merek tersebut.
Biasanya strategi ini ditempuh oleh perusahaan besar yang sudah memiliki
merek yang terkenal dan sudah sangat kuat, sehingga penggunaan dua merek
tersebut akan semakin menguatkan posisi produk di pasar. Penguatan merek
tersebut akan memiliki dampak meningkatnya jumlah konsumen dari produk
tersebut, karena adanya penambahan jumlah konsumen dari masing-masing merek
yang sudah eksis di pasar tersebut.
Hal yang perlu diwaspadai dari penggunaan merek bersama atau co-
branding adalah dalam memilih merek yang akan di ajak kerjasama, karena jika
nanti salah satu merek mengalami kejatuhan di pasar, maka merek yang lain akan
terpengaruh juga.
Contoh produk yang menggunakan strategi co-branding adalah air minum dalam
kemasan – AMDK merek Aqua dengan merek dunia Danone, menjadi Aqua
Danone.
xv
iii
Kotler dan Keller (2007), mendefinisikan ekuitas merek sebagai nilai
tambah yang diberikan kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam
bentuk cara seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap
merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan.
xi
x
2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN
xx
i
BAB III
PEMBAHASAN
Tokopedia turut mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) dan perorangan untuk mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan
produk secara daring dengan Pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Salah satu program
kolaborasi yang diinisasi oleh Tokopedia adalah acara tahunan MAKERFEST yang
diadakan sejak bulan Maret 2018.
xx
ii
Pada tahun 2018, Tokopedia menghadirkan aplikasi Mitra Tokopedia. ditujukan
untuk memungkinkan semua orang khususnya pemilik warung dan usaha kecil untuk bisa
berjualan produk digital Tokopedia seperti paket data, token listrik, BPJS, voucher game,
dan lain sebagainya.
Pada bulan Agustus 2017, Tokopedia menerima investasi sebesar USD 1,1 miliar
dari Alibaba yang merupakan raksasa e-commerce asal Tiongkok CEO Tokopedia
William Tanuwijaya mengatakan kucuran dana dari Alibaba ini
merupakan investasi murni dan bukan mengakuisisi Tokopedia.[19] Bagi Alibaba
keputusannya ini merupakan strategi agar semakin memperluas jaringannya
di Indonesia dan Asia Tenggara setelah sebelumnya membeli saham Lazada. Pada
Desember 2018, Tokopedia kembali mengumumkan telah berhasil mendapat pendanaan
senilai US$1,1 miliar (sekitar Rp16 triliun) dari sejumlah investor. Seri pendanaan
tersebut dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Valuasi Tokopedia setelah
mendapatkan seri pendanaan ini diperkirakan mencapai US$7 miliar (sekitar Rp102
triliun).
xx
iii
https://id.wikipedia.org/wiki/tokopedia
xx
iv
- Accepting Challenges, Embracing Mistakes (menerma tantangan dan belajar dari
kesalahan).
C. Menjadi yang Terbaik
D. Generasi Indonesia yang Lebih Baik
- Integrity (memelihara sikap jujur dan menjaga integritas yang baik).
- Character (membangun dan menjaga nilai-nilai karakter diri yang positif)
E. Fokus pada pelanggan
- Build Awesome Product (membangun produk yang bermanfaat).
- Give Best Service (selalu memberikan pelayanan yang terbaik).
F. Nilai - Selalu berpijak di tanah (humble) seperti pohon
- Pantang menyerah (determination) seperti aliran air
- Semangat (passion) yang membara seperti api
- Kecepatan (speed) seperti angin
- Keberanian (courage) untuk bermimpi menggapai langit.
Tokopedia Menjadi teknologi indonesia dengan sesuai misinya mencapai
pemerataan ekonomi secara Digital dengan Status 98% Kecamatan terjangkau, 100+ jt
Pengguna aktif setiap bulan, 9,7+ jt Penjual, 86,5% Penjual adalah pebisnis baru.
https://www.tokopedia.com/about/
xx
v
mengaktualisasikan diri di dunia maya hal ini akan berdampak secara langsung
maupun tidak langsung terhadap prilaku konsumen dalam membeli dan
mengkonsumsi produk yang didapatkan secara online. Dengan banyaknya orang
yang menggunakan internet bahkan untuk membeli barang secara online maka hal
ini menjadi peluang bisnis untuk membuka online shop bagian dari e-commerce.
E-commerce adalah proses pembelian dan penjualan produk menggunakan
elektronik data melalui internet (Grandon and Pearson, 2004)
menggunakan teknik Simple Random Sampling karena anggota sampel yang diambil dari
populasi dilakukan secara acak serta tidak memperhatikan rata yang terdapat pada
populasi dan penelitian menggunakan rumus Slovin untuk menentukan berapa banyak
n = N / (1 + (N x e²))
n = 81 / 1 + 81 x (0,05) ²
= 81 / 1 + 7 81 x 0,0025
xx
vii
Berikut Hasil Penelitian Responden terhadap tokopedia adalah Mahasiswa
Universitas Bina Sarana Informatika fakultas ekonomi dan bisnis manajemen berjumlah
100 orang dengan berbeda-bedaan karakter dan kesukaan. Yang di ketahui pepulasi
pengguna aplikasi online shope Tokopedia berjumlah 81 Orang, karena sebelum
penelitian melakukan sensus populasi awal penelitian terlebih dahulu dengan
menyebarkan kuesioner terhadap responden untuk diketahui berapa jumlah pengguna
aplikasi online shope Tokopedia. Adapun identitas responden yang diteliti memiliki
beberapa karakteristik seperti tabel berikut :
1. Jenis kelamin
Tabel III.1
Presentase responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui sebagian besar pelanggan Tokopedia adalah
perempuan dengan jumlah 57 orang (70.4%) dan pelanggan laki-laki sebanyak 24 orang
(29.6%).
2. Usia
Tabel III.2
Presentase responden berdasarkan usia
Tabel III.4
Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 3 1 3
Tidak Setuju 1 2 2
Setuju 63 3 189
Sangat Setuju 14 4 56
Total 81 250
250 / 81 = 3.08
Tabel III.5
Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
xx
x
Tidak Setuju 18 2 36
Setuju 53 3 159
Sangat Setuju 8 4 32
Total 81 229
229 / 81 = 2,8
Tabel III.6
Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
Tidak Setuju 1 2 2
Setuju 69 3 207
Sangat Setuju 9 4 36
Total 81 247
247 / 81 = 3.04
Tabel III.7
Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
Tidak Setuju 11 2 22
xx
xi
Setuju 58 3 174
Sangat Setuju 10 4 40
Total 81 238
238 / 81 = 7,6
Tabel III.8
Jawaban F X F.X
Sangat Tidak Setuju 2 1 2
Tidak Setuju 8 2 16
Setuju 52 3 156
Sangat Setuju 19 4 76
Total 81 250
250 / 81 = 3,08
xx
xii
Berdasarkan hasil uji validitas untuk variabel kualitas produk (X1) diperoleh hasil
bahwa dari tiga butir item pertanyaan dinyatakan valid, hal ini disebabkan nilai r
hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r tabel. Dengan demikian butir-butir
pertanyaan dalam variabel kualitas produk (X1) layak dipergunakan sebagai
instrumen penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Uji reabilitas item adalah uji statistik yang digunakan guna
menentukan reabilitas serangkaian item pertanyaan dalam kehandalannya
mengukur suatu variabel. Peneliti menggunakan indikator besarnya cronbach alpha
dalam penelitian ini. 41 Jika cronbach alpha > 0,06 (Ghozali, 2011), maka
kuesioner dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.
xx
xii
Hasil dari uji reliabilitas di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki
koefisien Cronbach Alpha > 0,6, maka seluruh item dapat dikatakan reliabel.
Dengan demikian maka seluruh uji instrument yang terdiri dari validitas dan
reliabilitas memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai alat ukur dalam
penelitian.
>Uji Korelasi
Analisis korelasi adalah asalah satu jenis pengukuran dalam statistik yang sering
digunakan dalam pengolahan data. Korelasi merupakan metode statistik yang bisa
digunakan bila anda memiliki minimal 2 variabel.
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli, terdapat beberapa pengertian dari korelasi
-Croxton dan Cowden : ketika seuatu hubungan bisa dibuktikan secara kuantitatif,
maka metode statistik yang baik untuk mengukur hubungan tersebut dinamakan
korelasi
-A.M Tuttle : korelasi adalah analisis kovarian antara dua atau lebih variabel
-L.R Conner : bila dua atau lebih variabel yang bergerak dan diikuti oleh variabel
lain, maka hal ini bisa dikatakan terdapat hubungan korelasi
xx
xi
40 – 0.59 = korelasi antar variabel cukup kuat
60 – 0.79 = korelasi antar variabel kuat
80 – 1.00 = korelasi antar variabel sangat kuat
>Uji Determinasi
Determinasi sering diartikan sebagai seberapa besar kemampuan semua variabel
bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara sederhana
koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan Koefisien Korelasi (R).
Sebagai contoh, jika nilai R adalah sebesar 0,80 maka koefisien determinasi (R
Square) adalah sebesar 0,80 x 0,80 = 0,64. Berarti kemampuan variabel bebas
dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 64,0%. Berarti
terdapat 36% (100%- 64%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor
lain. Berdasarkan interpretasi tersebut, maka tampak bahwa nilai R Square adalah
antara 0 sampai dengan 1.
Penggunakan R Square (R Kuadrat) sering menimbulkan permasalahan, yaitu
bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel bebas
dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin memperoleh
model dengan R tinggi, seorang penelitian dapat dengan sembarangan
menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak tergantung apakah
variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan variabel terikat atau tidak.
xx
xv
Oleh karena itu, banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan Adjusted R
Square.
Interpretasinya sama dengan R Square,akan tetapi nilai Adjusted R Square dapat naik
atau turun dengan adanya penambahan variabel baru, tergantung dari korelasi antara
variabel bebas tambahan tersebut dengan variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square
dapat bernilai negatif, sehingga jika nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap 0, atau
variabel bebas sama sekali tidak mampu menjelaskan varians dari variabel terikatnya.
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini,
maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier. Analisis
regresi pada dasarnya adalah teknik statistika yang berguna untuk memeriksa dan
memodelkan hubungan di antara variable. Untuk regresi yang variabel
independennya terdiri atas dua atau lebih variabel maka disebut dengan regresi
berganda. Karena penelitian ini terdiri dari dua variabel independen maka
analisanya menggunakan analisa regresi linier berganda. Persamaan regresi
xx
xv
penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen atau bebas yaitu pengetahuan produk gadai emas (X1) dan
pengetahuan prinsip operasional syariah (X2) terhadap keputusan nasabah
memilih gadai emas (Y). Rumus matematis dari regresi berganda yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: Y =
a + b1X1 + b2X2
Dengan keterangan: Y = Keputusan nasabah memilih gadai emas a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi antara pengetahuan produk gadai emas terhadap keputusan
nasabah memilih produk gadai emas b2 = Koefisien regresi antara pengetahuan
prinsip operasional syariah terhadap keputusan nasabah memilih produk gadai
emas X1 = Variabel pengetahuan produk gadai emas X2 = Variabel pengetahuan
prinsip operasional syariah
xx
xv
>Uji Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam
sebuah penelitian kuantitatif. Kebenaran hipotesa harus diuji melalui data yang sudah
terkumpul dalam sebuah kuisioner penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji hipotesis dengan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier
berganda adalah hubungan secara linier antara beberapa variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependent apaka h positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan
xx
xv
BAB IV
KESIMPULAN
4.1.Penutup
4.2.Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yang diharapkan berguna dimasa yang akan
a) Agar selalu di percaya oleh pelanggan ataupun calon pembeli maka hendaknya
pihak/pemilik toko online ini selalu cepat dan tepat dalam memberikan
informasi dan layanan yang diberikan.
b) Selain itu, sebaiknya produk yang di dapat oleh para konsumen sama dengan apa
yang mereka lihat di website.
c) Selalu memperbanyak event dan promo sehingga para pelanggan tertarik untuk
selalu membeli.
xx
xi
DAFTAR PUSTAKA
https://distribusipemasaran.com/strategi-merek-brand-strategy-pengertiannya-secara-
umum/
https://thidiweb.com/lini-dan-bauran-produk/
https://id.wikipedia.org/wiki/Merek
https://adoc.pub/landasan-teori-ekuitas-merek-brand-equity-adalah-seperangkat.html
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.umm.ac.id/
40402/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwj0yKOd45rtAhWQqksFHSyaBIgQFjACegQIBxAB&usg=
AOvVaw1fyvoA1tgBXtxY5nrcqohV
https://www.google.com/amp/s/www.hestanto.web.id/pengertian-merek-brand/amp/
https://marketeers.com/lima-kriteria-membangun-elemen-merek/
https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/artikel/merek/manfaat-merek/
https://www.tokopedia.com/about/
https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/en/)
https://docs.google.com/forms/d/1ZL2azsubqbFlbklYHtfDN4OW4j4Py3WhWW6uF5sI7C4/edit?
userstoinvite=renokurniawan583%40gmail.com&ts=5fd65299&actionButton=1&gxids=7628
xl