Anda di halaman 1dari 70

PENGARUH KUALITAS PRODUK, EFEKTFITAS IKLAN

DAN CELEBRITY/ENDORSE TERHADAP


MINAT BELI HANDPHONE OPPO
(STUDI KASUS STIE SAKTI ALAM KERINCI)

PROPOSAL TESIS

Diajukan oleh:

Jotha Scorda
P2C220023

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan

rahmad dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini

dengan judul “PENGARUH KUALITAS PRODUK, EFEKTIFITAS IKLAN,

DAN CELEBRITY ENDORSE TERHADAP MINAT BELI HANDPHONE

OPPO (STUDI KASUS STIE-SAKTI ALAM KERINCI)”

Penulis menyadari bahwa segala yang tertuang dalam karya ini tidaklah

semata-mata hasil kerja sendiri. Berbagai pihak baik secara langsung ataupun

tidak langsung telah memberikan bantuan berupa bimbingan, dukungan, arahan

dan sumbangan wawasan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini. Pada

kesempatan ini dengan penuh kebanggaan dan rasa hormat penulis mengucapkan

terima kasih.

PENULIS

Jotha Scorda

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 15
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 16
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 16
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN
HIPOTESIS..................................................................................... 18

2.1 Kajian Teoritis .................................................................................. 18


2.1.1 Pngertian Manajemen............................................................ 18
2.1.2. Pengertian Pemasaran............................................................ 19

2.1.3. Pengertian Manajemen Pemasaran....................................... 20


2.1.4. Pengertian Bauran Pemasaran............................................... 21
2.1.5 Minat Beli ............................................................................. 26
2.1.5.1. Pengertian Minat Beli.............................................. 26

2.1.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli. 28

2.1.5.3. Indikator Minat Beli.................................................31

2.1.6 Kualitas Produk....................................................................... 32


2.1.6.1. Pengertian Produk.................................................... 32

2.1.6.2. Pengertian Kualitas Produk...................................... 33

v
2.1.6.3. Mempertahankan Kualitas Produk........................... 34

2.1.6.4. Klasifikasi Kualitas Produk...................................... 35

2.1.6.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli..... 36

2.1.6.6. Indikator Kualitas Produk........................................ 37

2.1.7 Efektifitas Iklan .................................................................... 38


2.1.7.1. Pengertian Iklan....................................................... 38

2.1.7.2. Efektivitas Iklan....................................................... 42

2.1.7.3. Jenis Iklan................................................................. 43

2.1.7.4. Fungsi Iklan.............................................................. 44

2.1.7.5. Tujuan Iklan............................................................. 46

2.1.7.6. Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Minat Beli... 46

2.1.7.7. Indikator Efektivitas Iklan........................................ 48

2.1.8 Celebrity Endorse.................................................................. 50


2.1.8.1. Pengertian Celebrity Endorse.................................. 50

2.1.8.2. Fungsi Celebrity Endorse......................................... 53

2.1.8.3. Pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli. . 54

2.1.8.4. Indikator Celebrity Endorse..................................... 55

2.2. Penelitian Terdahulu......................................................................... 57


2.3. Kerangka Konseptual........................................................................ 63
2.4. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 64

DAFTAR TABEL

vi
Tabel 1.1 Lima Vendor Teratas, Market share di Seluruh Dunia, 2016-
2017……………………….…....…………..……………….. 2
Tabel 1.2 Kualitas Produk HP OPPO …………………………………… 8
Tabel 2.1 Mapping Penelitian Terdahulu ………………………………. 59

GAMBAR

vii
Gambar 1.1 Kualitas Produk …….…………….......................……............. 7

Gambar 1.2. Efektifitas Iklan …….…………….......................……............. 9

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ……..…….……………………............. 61

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai

pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan

pengembangan sumber daya manusia. Persaingan untuk memberikan yang terbaik

kepada konsumen telah menempatkan konsumen sebagai pengambil keputusan.

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

pemasarannya untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Semakin

banyaknya perusahaan sejenis yang beroperasi dengan berbagai produk/jasa yang

ditawarkan, membuat masyarakat dapat menentukan pilihan sesuai dengan

kebutuhannya. Berbagai cara ditempuh oleh perusahaan agar produknya tetap

diminati oleh konsumen. Perusahaan dapat menciptakan permintaan konsumen

dengan memotivasi konsumen untuk membeli produknya, dalam hal ini

perusahaan perlu menarik minat konsumen melalui penciptaan kualitas produk,

iklan yang menarik dan disertai dengan selebritis sebagai bintang iklan.

Perkembangan dunia usaha saat ini dan masa yang akan datang mulai

menemukan ritme yang dinamis, yakni mengalami perubahan yang pesat.

Kemunculan perusahaan baik besar maupun kecil yang semakin banyak

merupakan fenomena yang membuktikan adanya perubahan tersebut. Fenomena

ini mengakibatkan tingkat persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat

1
2

untuk memperebutkan konsumen. Kemampuan berbagai strategi dan pendekatan

perusahaan menjadi senjata untuk mendapatkan simpati konsumen untuk

memenangkan persaingan tersebut. Persaingan seperti ini akan menyasar minat

beli konsumen dalam konteks konsumen sebagai pengambil keputusan.

Persaingan ini tidak hanya memberikan pengaruh positif bagi perusahaan tetapi

juga memberikan dampak negatif. Pengaruh positif yang diperoleh perusahaan

yaitu perusahaan memperoleh dorongan untuk selalu mempunyai taktik dan

strategi pemasaran yang tepat untuk memenangkan persaingan. Dampak yang

negatif yang diterima perusahaan yaitu produk mereka akan tergusur dalam

persaingan apabila mereka tidak tepat dalam menerapkan taktik dan strategi

pemasaran.

Menurut IDC, OPPO menempati peringkat lima besar pada lima vendor

dengan market share terbesar didunia periode 2016-2017. Hal tersebut cukup

mengejutkan mengingat OPPO merupakan vendor yang masih tergolong baru di

dunia smartphone. Berikut tabel lengkap tentang lima besar vendor didunia

dengan

market share terbesar pada tahun 2016 dan kuartal awal tahun 2017:

Tabel 1.1
Lima Vendor Teratas, Market share di Seluruh Dunia, 2016-2017
Perusahaan Lima Terbesar Tahun 2017  Perusahaan Lima Terbesar Tahun 2016 
 1  Samsung  31,8%  1  Samsung  28,8%
 2  OPPO  22,9%  2  OPPO  16,6%
 3  Advan  7,7%  3 ASUS   10,5%
 4  ASUS  6,5%  4 Advan  6,8%
 5  Vivo  6,0%  5 Lenovo   5,6%
 6  Lainnya  25,1%  6 Lainnya   31,6%
Sumber : IDC Tahun (2018)

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa posisi jawara masih dipegang oleh

Samsung, begitu juga sang runner up yang diduduki oleh Oppo. Keduanya
3

masing-masing mempunyai market share sebesar 31,8% dan 22,9%. Di 2016,

Samsung punya market share 28,8% dan Oppo 16,6% yang berarti terjadi

kenaikan. Sedangkan, tempat ketiga yang sebelumnya diduduki oleh Asus, kini

tergeser oleh Advan dengan penguasaan pasar 7,7%. Kemudian di urutan keempat

dan kelima disinggahi oleh Asus dengan 6,5% dan Vivo 6%, serta selanjutnya

gabungan seluruh vendor sebesar 25,1%.

Perusahaan apabila ingin memenangkan persaingan pasar maka

perusahaan harus mempunyai kualitas produk yang baik, serta kemampuan

mengkomunikasikan produk tersebut secara tepat kepada konsumen. Dengan

adanya kualitas produk yang unggul, kemudian keunggulan produk tersebut dapat

dikomunikasikan dengan baik kepada konsumen, maka perusahaan dapat

mempengaruhi minat beli masyarakat untuk membeli suatu produk yang

ditawarkan. Minat atau intensi (intention) yaitu keinginan untuk melakukan

perilaku. Minat merupakan awal timbulnya keinginan konsumen untuk membeli

produk yang ditawarkan perusahaan. Minat beli merupakan sesuatu yang

berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta

berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat

dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini

sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen

terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan

variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen di masa yang akan datang

Minat beli merupakan rangsangan awal bagi perusahaan untuk mengambil simpati

masyarakat terhadap produk yang ditawarkan.


4

Ferdinand (2006:154) menyatakan Minat beli adalah perilaku konsumen

yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan

pelanggan untuk melakukan pembelian. Meningkatkan minat beli konsumen dapat

memberikan kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan dalam persaingan. Dalam

meningkatkan minat beli, perusahaan dapat melakukan berbagai langkah strategis

maupun taktis dalam upayanya, seperti meningkatkan kualitas produk serta

kemampuan mengiklankan produk. Dari data di bawah ini bisa dilihat hasil data

dari prasurvey terhadap 30 mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci mengenai minat

beli mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci terhadap HP OPPO :

Tabel 1.2
Hasil Pra Survey mengenai Minat beli pada Konsep AIDA
No Pertanyaan Ya % Tidak %
Saya selalu memperhatikan keluaran produk dari
1 merek HP OPPO terbaru 12 40,0 18 60,0
2 Saya sangat tertarik membeli merek HP Oppo 17 56,7 13 43,3
Saya berkeinginan untuk membeli merek HP
3 Oppo 16 53,3 14 46,7
4 Saya yakin sekali untuk membeli merek HP Oppo 12 40,0 18 60,0
Sumber : Hasil Prasurvey

Dari tabel 1.2 di atas bisa dilihat bahwa dari hasil prasurvey mengenai

minat beli dengan konsep AIDA terhadap 30 mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci

mengenai indikator “attention” pada minat beli HP OPPO didapatkan bahwa dari

30 orang didapatkan bahwa ada 12 orang yang memperhatikan keluaran produk

dari merek HP OPPO terbaru dan 18 orang yang tidak memperhatikan keluaran

produk dari merek HP OPPO terbaru. Pada indikator “interest” pada minat beli

HP OPPO didapatkan bahwa dari 30 orang didapatkan bahwa ada 17 orang yang

tertarik membeli merek HP Oppo dan 13 orang yang tidak tertarik membeli merek

HP Oppo. Pada indikator “desire” pada minat beli HP OPPO didapatkan bahwa
5

dari 30 orang didapatkan bahwa ada 16 orang yang berkeinginan untuk membeli

merek HP Oppo dan 14 orang yang tidak berkeinginan untuk membeli merek HP

Oppo. Pada indikator “action” pada minat beli HP OPPO didapatkan bahwa dari

30 orang didapatkan bahwa ada 12 orang yang yakin sekali untuk membeli merek

HP Oppo dan 18 orang yang tidak yakin sekali untuk membeli merek HP Oppo.

Kualitas produk menjadi elemen penting dalam meningkatkan minat beli

konsumen. Kualitas produk merupakan hal utama yang dirasakan langsung oleh

konsumen dalam membeli sebuah produk. Kualitas produk merupakan tampilan

dan karakteristik sebuah produk atau pelayanan yang berhubungan dengan

kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang dicari.

Kualitas (quality) yaitu totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa

yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau tersirat, kualitas merupakan jaminan terbaik atas loyalitas

pelanggan, pertahanan terkuat kami menghadapi persaingan luar negeri, dan satu-

satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan. Menurut

Tjiptono (2008:75) arti dari kualitas produk kemampuan sebuah produk dalam

memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,

ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk

lainnya. Menurut Tjiptono (2000:54) kualitas produk mempunyai hubungan yang

sangat erat dengan sikap konsumen, dimana kualitas produk memberikan suatu

dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan

perusahaan. Kesimpulannya kualitas produk adalah tampilan dan karakteristik

produk yang menjadi nilai utama dalam memenuhi keinginan konsumen, selain

itu kualitas produk yang baik menciptakan dorongan konsumen untuk menjalin
6

hubungan dengan produsen. Dengan kualitas yang sesuai dengan keinginan

konsumen, maka perusahaan dapat menghadapi persaingan pasar.

Kualitas produk menjadi elemen yang sangat diperhatikan oleh

perusahaan. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan

suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk

yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen

tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar

yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung

tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung

menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan

periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang

untuk melakukan pembelian terhadap produk. Dari gambar di bawah ini bisa

dilihat hasil data dari prasurvey terhadap 30 mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci

mengenai kualitas produk HP Opoo dengan pertanyaan Kualitas produk HP

OPPO lebih baik dibandingkan dengan merek lainnya :

Gambar 1.1
Kualitas Produk
Dari gambar 1.1 di atas bisa dilihat bahwa dari hasil prasurvey mengenai

kualitas produk HP OPPO lebih baik dibandingkan dengan merek lainnya


7

didapatkan bahwa dari 30 orang didapatkan bahwa ada 16 orang yang menyatakan

bahwa kualitas produk HP OPPO lebih baik dibandingkan dengan merek lainnya

dan 14 orang yang menyatakan kualitas produk HP OPPO tidak lebih baik

dibandingkan dengan merek lainnya.

Faktor kedua yang mempengaruhi minat beli konsumen adalah efektivitas

iklan. Efektivitas iklan perlu diukur oleh perusahaan, fungsinya adalah untuk

mengetahui tercapai atau tidaknya perusahaan dalam mengiklankan sebuah

produk. Menurut Belch (2004:204) efektivitas bergantung pada sebaik apa

medium tersebut sesuai dengan sebuah strategi pemasaran yaitu, pada tujuan

promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk pengiklanan,

serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan frekuensi

seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar. Kemudahan

pemahaman merupakan indikator yang penting dalam efektivitas pesan.

Efektivitas suatu iklan bergantung pada apakah konsumen mengingat pesan yang

disampaikan, memahami pesan tersebut, terpengaruh oleh pesan dan tentu saja

pada akhirnya membeli produk yang diiklankan. Efektivitas iklan juga dapat

diukur dengan menggunakan Epic model. Epic Model mencakup empat dimensi

kritis yaitu empati (empathy), persuasi (persuasion), dampak (impact) dan

komunikasi (communications).

Oppo dipromosikan melalui media cetak dan elektronik. Media cetaknya

adalah di majalah, koran, brosur, bahkan billboard di jalan-jalan raya. Sedangkan

dari media elektroniknya Oppo dipromosikan melalui iklan-iklan di TV, masuk

dalam salah satu acara tv (OVJ), internet bahkan radio.


8

Dari gambar di bawah ini bisa dilihat hasil data dari prasurvey terhadap 30

mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci mengenai iklan dari HP Opoo dengan

pertanyaan apakah mengetahui iklan dari HP Oppo, dengan hasil :

Gambar 1.2
Efektifitas Iklan

Dari gambar 1.2 di atas bisa dilihat bahwa dari hasil prasurvey mengenai

efektifitas iklan HP OPPO lebih baik dibandingkan dengan merek lainnya

didapatkan bahwa dari 30 orang didapatkan bahwa ada 10 orang yang menyatakan

bahwa mengetahui Iklan dari HP OPPO dan 20 orang yang menyatakan tidak

mengetahui Iklan dari HP OPPO.

Iklan Oppo seri Selfie Expert dipilih karena saat ini Oppo berfokus

mempromosikan seri Selfie Expert tersebut. Alasan dipilihnya iklan televisi Oppo

versi „Raisa dan Isyana‟, bukan hanya karena iklan tersebut merupakan iklan

terbaru dari Oppo seri Selfie Expert (pada periode saat ini). Namun, Raisa dan

Isyana merupakan brand ambassador Oppo yang dapat berperan penting dalam

perkembangan smartphone Oppo di Indonesia. Terbukti dengan diluncurkannya

produk smartphone seri Selfie Expert limited edition yang diberi nama Oppo
9

Raisa Phone, smartphone tersebut berhasil terjual ribuan unit dalam tiga hari.

Begitu pula pada Isyana, dimana Isyana pernah memperkenalkan salah satu

produk Oppo, yang berhasil meningkatkan penjualan dalam waktu singkat.

Terlebih lagi, Raisa dan Isyana merupakan selebriti terkenal dan saat ini,

bersatunya mereka dalam sebuah project lagu dan iklan Oppo tersebut menjadi

sebuah gebrakan baru di Indonesia. Apalagi kolaborasi Raisa dan Isyana di-

support secara penuh oleh Oppo, seperti menjadi sponsorship dalam konser atau

event yang diadakan Raisa dan Isyana. Sehingga, dapat dikatakan bahwa Raisa

dan Isyana menjadi aspek penting dalam promosi yang dilakukan Oppo.

Selain faktor kualitas produk dan efektivitas iklan, ternyata celebrity

endose juga merupakan faktor yang mempengaruhi minat beli. Menurut Shimp

(2013:132) celebrity endorse adalah menggunakan artis sebagai bintang iklan di

media-media, mulai dari media cetak, media sosial, maupun media televisi. Selain

itu, selebriti digunakan karena atribut kesohorannya termasuk ketampanan,

keberanian, talenta, keanggunan, kekuatan, dan daya tarik seksualnya yang sering

mewakili daya tarik yang diinginkan oleh merek yang mereka iklankan.

Salah satu cara kreatif dalam beriklan adalah dengan menggunakan

endorsement. Pada endorsement kepribadian nyata digunakan untuk

memproyeksikan kepribadian merek. Endorsement yang digunakan perusahaan

dalam mendukung periklanan produk adalah penggunaan selebriti dan dukungan

orang khusus atau non selebriti. Para selebriti digunakan dalam periklanan karena

atribut populer yang dimilikinya seperti kecantikan, keberanian, bakat, jiwa olah

raga (athleticisme), keanggunan, kekuasaan dan daya tarik seksual. Sementara

tampilan orang-orang biasa yaitu non selebriti juga digunakan perusahaan untuk
10

mendukung produknya dalam periklanan, misalnya keluarga muda, kelompok

remaja.

Penggunaan selebriti diharapkan mampu mengkomunikasikan suatu merek

dan akhirnya dapat membentuk brand image positif pada produk yang diiklankan.

Jika selebriti sebagai ikon dipersepsikan positif, diharapkan akan terbentuk brand

image yang positif di benak konsumen.

Peran konsumen bagi suatu perusahaan sangatlah penting, sehingga

perusahaan harus memelihara hubungan yang baik dengan konsumen yang sudah

ada, disamping itu juga berusaha untuk mendapatkan konsumen baru bagi

usahanya. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk selalu

mengikuti perkembangan dari perilaku konsumen itu sendiri, karena dengan

mengetahui hal tersebut perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran

secara tepat, yang artinya sesuai dengan apa yang digunakan oleh konsumen

sehingga konsumen merasa puas.

Smartphone Oppo saat ini telah banyak menjadi pilihan bagi masyarakat

indonesia dikarenakan banyak hal yang menjadi pertimbangan antara lain

karna harganya yang relatif lebih murah, Oppo juga banyak menawarkan fitur-

fitur pendukung dan desain yang terkesan mewah untuk menunjang gaya hidup

masyarakat dan mendorong masyarakat luas untuk memilih Oppo. Oppo juga

menggunakan celebrity endorser dalam iklannya yang membuat masyarakat

lebih mudah mengenal smartphone oppo.

Kajian empiris mengenai Pengaruh Kualitas Produk, Efektifitas Iklan dan

Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli telah dilakukan. Diantaranya penelitian

oleh Bayu Mukti Wibowo Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Kualitas
11

Produk, Efektivitas Iklan, Dan Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli Sandal

(Studi Pada Sandal Homyped Versi Iklan Raffi Ahmad Dan Soimah Di Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta). Dengan hasil penelitian adalah minat

beli dipengaruhi oleh variabel kualitas produk, efektivitas iklan, dan celebrity

endose sebesar 43,4%, sisanya sebesar 56,6% dipengaruhi oleh faktor lain.

Penelitian oleh Frans Sudirjo Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Kualitas

Produk Dan Iklan Terhadap Minat Beli Konsumen AMDK Amidis Di Semarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kualitas produk terbukti berpengaruh

terhadap minat beli konsumen. Iklan terbukti berpengaruh terhadap minat beli.

Fenomena yang ada pad apenelitin ini adalah :

1. Dari minat beli didapatkan bahwa masih sedikitnya minat beli dari

Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci untuk membeli HP Oppo

2. Masih adanya pendapat dari hasil prasurvey yang menyatakan bahwa kualitas

produk HP Oppo tidak berkualitas.

3. Masih adanya pendapat dari hasil prasurvey yang menyatakan bahwa tidak

mengetahui iklan dari HP Oppo

4. Celebrity Endorse dari HP Oppo yang masih kurang terkenal dibandingkan

dengan selebritis lainnya

Melihat hal tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Kualitas Produk, Efektifitas Iklan dan Celebrity Endorse

Terhadap Minat Beli HP OPPO (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam

Kerinci)”.

1.2 Rumusan Masalah


12

Berdasarkan latar belakang yang ada telah dikemukan di atas maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Kualitas Produk berpengaruh Terhadap Minat Beli HP OPPO dan

berapa besarnya (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)?

2. Apakah Efektifitas Iklan berpengaruh Terhadap Minat Beli HP OPPO dan

berapa besarnya (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)?

3. Apakah Celebrity Endorse berpengaruh Terhadap Minat Beli HP OPPO dan

berapa besarnya (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)?

4. Apakah Kualitas Produk, Efektifitas Iklan dan Celebrity Endorse

berpengaruh Terhadap Minat Beli HP OPPO dan berapa besarnya (Studi

Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ingin diteliti oleh peneliti maka

tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat

Beli HP OPPO dan berapa besarnya (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti

Alam Kerinci).

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Minat

Beli HP OPPO dan berapa besarnya (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti

Alam Kerinci).

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Minat

Beli HP OPPO dan berapa besarnya (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti

Alam Kerinci).
13

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Kualitas Produk, Efektifitas Iklan

dan Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli HP OPPO dan berapa besarnya

(Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci).

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Akademik

1) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis

dalam mengembangkan wawasan berfikir dan menambah pembendaharaan

pengetahuan di bidang manajemen, khususnya mengenai manajemen

pemasaran.

2) Diharapkan dapat menjadi masukan dan digunakan sebagai bahan referensi

bagi perpustakaan akademis.

2. Manfaat Praktis

1) Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

sumbangan pemikiran dalam teori mengenai Kualitas Produk, Efektifitas

Iklan dan Celebrity Endorse serta Minat Beli.

2) Memberikan sumbangan pemikiran mengenai pelaksanaan Kualitas

Produk, Efektifitas Iklan dan Celebrity Endorse yang mempengaruh Minat

Beli yang berguna sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan

dalam melakukan penelitian untuk masa yang akan datang.


BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen banyak dikemukakan oleh para ahli dengan

berbagai macam definisi yang mempunyai ragam penekanan yang berbeda.

Walaupun demikian, apabila kita telah menelaah definisi manajemen yan telah

dikemukakan oleh para ahli tersebut, ternyata saling berkaitan. Anoraga (2012:9)

menyebutkan bahwa : ”Manajemen adalah proses yang khas terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, promosi, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian

yang masing-masing bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan meupun

keahlian dan yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan” Sedangkan Hasibuan (2012:1) menyebutkan

bahwa : ”Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

aspek-aspek pemasaran dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai

tujuan tertentu” Menurut Siagian (2014:2) Manajamen adalah ilmu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Sehingga dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpuan bahwa

manajemen adalah proses perencanaan, promosi, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan pengendalian kegiatan-kegiatan dari suatu organisasi/perusahaan untuk

dicapai dari organisasi/perusahaan tersebut.

15
16

2.1.2 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi, dan proses menciptakan,

mengomunikasikan, menyampaikan, dan mempertukarkan tawaran yang bernilai

bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum. Pemasaran dimulai dengan

pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan

manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang

menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan

harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang

(promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar.

Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip

pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Kotler dan Armstrong (2012:29) yang menyatakan bahwa manajemen

pemasaran adalah serangkaian proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk

menciptakan suatu nilai bagi para pelanggan dan membangun hubungan yang kuat

dengan mereka agar tercipta suatu nilai dari para pelanggan tersebut. Menurut

Buchari (2011:3), memberikan pengertian pemasaran sebagai berikut :

“Pemasaran adalah aktivitas yang memfasilitasi dan memperlancar suatu

hubungan pertukaran yang saling memuaskan melalui penciptaan, pendistribusian,

promosi dan penentuan harga dari barang, jasa, dan ide”.

Kotler dan Keller (2012:27), mendefinisikan manajemen pemasaran

sebagai seni dan ilmu dalam memilih target pasar dan mendapatkan,

mempertahankan, dan meningkatkan konsumen dengan membuat, memberikan,


17

dan mengkomunikasikan nilai konsumen yang superior. terdapat tiga fungsi

pemasaran, yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi Pertukaran, dimana terdiri dari fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

2. Fungsi Fisis, yaitu meliputi : fungsi Pengangkutan, fungsi penyimpanan dan

fungsi pemrosesan

3. Fungsi Penyediaan Sarana, meliputi informasi pasar, penanggunan risiko,

pengumpulan, komunikasi, standardisasi, penyortiran dan pembiayaan.

Menurut Molan (2007:6) adalah sebagai berikut Pemasaran adalah satu

fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan

dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan

dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.”

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran

yaitu suatu proses menciptakan, mengkomunikasikan yang akhirnya dapat

memuaskan individu dan sesuai tujuan organisasi. Pemasaran diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan suatu individu dan juga menguntungkan bagi organisasi

atau perusahaan.

2.1.3 Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perusahaan untuk

mencapai tujuannya. Sekarang sudah banyak pesaing yang memiliki produk yang

sejenis, perusahaan harus bisa menentukan strategi yang tepat agar

perusahaan bisa terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Perusahaan harus melakukan inovasi produk agar produk yang dijual sesuai
18

dengan kebutuhan para konsumen dan dapat memuaskan mereka. Menurut Kotler

dan Keller (2012:5) pengertian manajemen pemasaran adalah: “Mengidentifikasi

dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial” Sedangkan menurut Maynard dan

Beckman yang dikutip oleh Alma (2013:1) Manajemen Pemasaran adalah:

“Pemasaran mencakup semua kegiatan usaha yang terlibat dalam aliran barang

dan jasa dari produksi fisik untuk konsumsi” Sedangkan menurut Tjiptono

(2008:2) pemasaran dapat dikemukakan sebagai berikut: “Pemasaran merupakan

sistem sosial efektifitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang

mampu memuaskan keinginan pasar dalam rangka mencapai tujuan

organisasional”. Sedangkan pengertian Manajemen Pemasaran menurut Molan

(2007:10) “Merencanakan, pengarahan dan pengawasan seluruh kegiatan

pemasaran perusahaan ataupun bagian dari perusahaan.”

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran

adalah suatu aktifitas dalam menyampaikan barang atau jasa kepada para

konsumen, dimana kegiatan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan

konsumen.

2.1.4 Pengertian Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2009:18) bauran pemasaran adalah perangkat alat yang

digunakan oleh pemasar untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar

sasaran. Griffin dan Ebert (2007:280) berpendapat bahwa bauran pemasaran

(marketing mix) adalah gabungan strategi produk, penetapan harga, promosi, dan
19

distribusi yang digunakan untuk memasarkan produk. Bauran pemasaran

didefinisikan juga sebagai perangkat/alat bagi pemasar yang terdiri dari atas

berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar

implementasi strategi pemasaran dan penentuan posisi yang ditetapkan dapat

berjalan sukses (Lupiyoadi, 2013:92). Sedangkan menurut Alma (2013:201)

marketing mix adalah kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan marketing

agar dicapai kombinasi maksimal dan pemasaran ini dikenal dengan elemen 4P.

Buchari menjelaskan bahwa 4 P pertama merupakan 4 P tradisional dan 3 P

terakhir adalah unsur marketing mix untuk produk pemasaran jasa. Berikut ini

adalah ke tujuh elemen bauran pemasaran:

1. Produk (Product) :

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa,

pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide..

Semua kegiatan lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu

hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi,

distribusi, dan harga yang baik jika tidak diikuti oleh produk yang bermutu

dan disenangi oleh konsumen maka kegiatan marketing mix ini tidak akan

berhasil. Oleh sebab itu, perlu diteliti produk apa yang sebaiknya dipasarkan,

bagaimana selera konsumen masa kini perlu mendapat perhatian yang serius.

2. Harga (Price) :

Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan

pendapatan, harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran


20

untuk disesuaikan dengan fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi,

harga juga mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari

produk atau merek perusahaan ke pasar. Produk yang dirancang dan

dipasarkan dengan baik dapat dijual dengan harga tinggi dan menghasilkan

laba yang besar.

3. Saluran Distribusi (Place) :

Proses pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa

dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan

yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat yang dibutuhkan).

Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerap kali harus

bekerja sama dengan berbagai perantara dan saluran distribusi untuk

menawarkan produknya ke pasar.

4. Promosi (Promotion) :

Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran di mana

yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran

yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau

mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan

5. People :

Unsur orang atau manusia yang melayani terutama dalam perusahaan yang

menjual jasa. Termasuk dalam unsur people ini adalah unsur pimpinan yang
21

mengambil keputusan dan unsur karyawan yang melayani konsumen.

Karyawan ini perlu diberi pengarahan dan pelatihan agar dapat melayani

konsumen sebaik-baiknya.

6. Physical Evidence :

Artinya bukti fisik yang dimiliki oleh perusahaan jasa. Misalnya untuk

penjualan jasa transportasi, konsumen akan memperhatikan kondisi mobil

yang digunakan, untuk jasa hotel konsumen akan melihat tampilan hotel,

kamar, dan berbagai fasilitas yang terdapat di dalamnya.

7. Process :

yaitu bagaimana proses dilakukan sampai jasa yang diminta oleh konsumen

diterima secara memuaskan. Apakah cukup puas menerima jasa, cepat

layanannya, bersih, rapih, akurat, tepat waktu dan sebagainya. Dari definisi

yang ada, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah alat pemasaran

yang terdiri dari produk, harga promosi, dan tempat yang digunakan oleh

perusahaan untuk mencapai pasar sasaran yang dituju.

2.1.5 Minat Beli

2.1.5.1 Pengertian Minat Beli

Kenyataan menunjukkan bahwa mengetahui kebutuhan dan keinginan

konsumen tidak mudah. Konsumen bisa mengubah pemikirannya pada detik-detik

terakhir. Tentu saja pemasar mengharapkan konsumen bersikap positif yaitu

bersedia membeli barang yang ditawarkan. Untuk menarik atau menumbuhkan


22

minat beli konsumen terlebih dahulu pemasar harus memahami bagaimana

konsumen berkeputusan.

Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang

membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul dalam melakukan pembelian

menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi

suatu kegiatan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen

harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam

benaknya itu. Dengan demikian, minat beli akan timbul saat dalam proses

pengambilan keputusan.

Ferdinand (2006:154) menyatakan Minat beli adalah perilaku konsumen yang

muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan

untuk melakukan pembelian. Minat beli atau keputusan pembelian merupakan

tindakan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan juga oleh respon

kognitif dan afektif dalam pemecahan masalah tentang tujuan konsumen,

pengetahuan pilihan alternatif dan kriteria pilihan, serta tingkatan keterlibatan

mereka yang digerakkan selama proses pembuatan keputusan.

Minat beli konsumen dapat didefinisikan “Schiffman dan Kanuk (2010:227)”

dalam mengatakan minat beli adalah suatu keputusan sebagai pilihan suatu

tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak

melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Minat beli

(willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap

mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk

pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan,
23

kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif yang

paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang

atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan.

Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku

dalam sikap mengkonsumsi. Bernard (2004:77) menyatakan bahwa minat beli

(willingness to buy) didefinisikan sebagai kemungkinan bila pembeli bermaksud

untuk membeli produk. Minat beli merupakan perilaku konsumen yang

menunjukkan sejauh mana komitmennya untuk melakukan pembelian. Menurut

Kinnear dan Taylor (2005:54), minat beli adalah tahap kecenderungan responden

untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar- benar dilaksanakan.

Efek hierarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses

munculnya keyakinan (beliefs). Sikap (attitudes) dan perilaku pengetahuan

kognitif yang dimiliki konsumen dengan mengaitkan atribut, manfaat, dan obyek

(dengan mengevaluasi informasi), sementara itu sikap mengacu pada perasaan

atau respon efektifnya.

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah

seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek dan jasa atau

seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek

lainnya. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan

untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi.

Perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya

rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun

rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam


24

diri sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan

pembelian.

2.1.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli

Menurut Menurut Swastha dan Irawan (2010:251) Minat untuk membeli

yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari keinginan

untuk membeli yang dipengaruhi oleh :

5. Jenis produk

Konsumen dapat membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk

tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada

orang orang yang berminat membeli produk serta alternatif lain yang mereka

pertimbangkan.

6. Kualitas produk

Konsumen dapat membeli produk tertentu yang berdasarkan terahadap

kualiats produk. Dalam hal ini perusahanan harus melakukan riset pemasan

untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar

dapat memaksimumkan daya tarik merknya.

7. Merk

Konsumen mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Selain

merk mempunyai perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

8. Promosi

Konsumen dapat membeli sebuah produk ketika produk tersebut dipasarkan

dan pesan dari pemasaran tersebut diketahui oleh konsumen harus dibeli. Di
25

sini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen,

dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya

usaha marketing. Termasuk dalam kombinasi promosi ini adalah kegiatan-

kegiatan iklan, personal selling, promosi penjualan, publicity, penggunaan

artis dan selebriti sebagai pengiklan dan yang mempromosikan produk

tersebut, yang kesemuanya oleh perusahaan dipergunakan untuk

meningkatkan penjualan.

9. Jumlah produk

Konsumen dapat membeli sebuah produk dengan pertimbangan tentang

seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini

perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan

yang berbeda-beda dari pada pembeli.

Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah

keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen

akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang yang

lainnya untuk mereka konsumsi. Beberapa faktor yang membentuk minat beli

konsumen (Kotler dan Keller 2009, 2012:66) yaitu :

1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif

orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen

untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah

pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari


26

pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan

membeli suatu barang atau tidak.

Menurut Durianto (2004:32), dalam melaksanakan niat pembelian,

konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut:

1. Keputusan merk

2. Keputusan pemasok

3. Keputusan kuantitas

4. Keputusan waktu

5. Keputusan metode pembayaran

Minat konsumen tumbuh karena suatu motif berdasarkan atribut-atribut

sesuai dengan dan kebutuhannya dalam menggunakan suatu produk, berdasarkan

hal tersebut maka analisa mengenai bagaimana proses minat dari dalam diri

konsumen sangat penting dilakukan, maka cara terbaik untuk mempengaruhi

adalah mempelajari apa yang difikirkannya, dengan demikian akan didapatkan

tidak hanya sekedar informasi tentu lebih bagaimanan proses informasi itu dapat

berjalan dan bagaimana memanfaatkannya.

2.1.5.3. Indikator Minat Beli

Indikator dari minat beli aadalah dari model AIDA yang dikembangkan oleh

Kotler (2009:568) , yaitu:

1. Attention

Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai

dengan kebutuhan calon pelanggan, selain itu calon pelanggan juga

mempelajari produk atau jasa yang ditawarkan.


27

2. Interest

Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk membeli produk atau

jasa yang ditawarkan, setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.

3. Desire

Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi mengenai produk atau

jasa yang ditawarkan, karena hasrat dan keinginan untuk membeli mulai

timbul. Dalam tahapan ini calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap

produk atau jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya

minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk

atau jasa yang ditawarkan.

4. Action

Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai kemantapan yang tinggi

untuk membeli atau menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

Sehingga penelitian ini menggunakan indikator minat beli menurut Kotler

(2009:568) , yaitu: Attention, Interest, Desire dan Action

2.1.6. Kualitas Produk

2.1.6.1 Pengertian Produk

Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang

diinginkan, sebuah perusahaan harus memulai dengan produk atau jasa yang

dirancang untuk memuaskan keinginan konsumen. Maka dari itu perusahaan

harus berusaha mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya


28

produksi. Konsumen biasanya menginginkan produknya dapat membuat hati para

konsumen terpuaskan dan mempunyai kualitas produk.

Menurut Kotler & Armstrong (2012:248), produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan

atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk

mencakup barang-barang yang berwujud (tangible). Produk adalah elemen kunci

dalam keseluruhan penawaran pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan

sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil

produksinya (Tjiptono:2008:98). Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:274),

“Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan

perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan

atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa

jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).

Produk menurut Alma (2013:139) adalah: “Produk adalah seperangkat

atribut baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk didalamnya masalah

warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan

pelayanan pabrik, serta pelayanan pengecer yang diterima oleh pembeli guna

memuaskan keinginan”.

2.1.6.2 Pengertian Kualitas Produk

Pengertian kualitas produk memiliki inti pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan yang bertujuan untuk mengimbangi harapan

pelanggan. Menurut Tjiptono (2008:75), kualitas produk adalah kemampuan

sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan


29

durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi

produk, juga atribut produk lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2012:164),

kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau

kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.

Sedangkan menurut Mowen (2012:61), kualitas produk merupakan proses

evaluasi secara keseluruhan kepada pelanggan atas perbaikan kinerja suatu

produk. Kualitas produk memiliki suatu ketertarikan bagi konsumen dalam

mengelola hubungan yang baik dengan perusahaan penyedia produk. Adanya

hubungan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen akan memberikan

peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan

harapan yang ada pada persepsi konsumen. Maka, perusahaan penyedia produk

dapat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai kepuasan konsumen melalui

cara memaksimalkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisir

pengalaman yang kurang menyenangkan konsumen dalam mengkonsumsi produk.

Apabila kinerja dari suatu produk yang diterima atau dirasakan sesuai dengan

harapan konsumen, maka kualitas produk yang diterima atau dirasakan sesuai

dengan harapan konsumen.

2.1.6.3. Mempertahankan Kualitas Produk

Ada beberapa pendapat mengenai kualitas produk, antara lain menurut

Kotler (2009:203) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan

kompetitifnya dalam pasar maka perusahaan harus mengerti aspek apa saja yang

digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan


30

tersebut dengan produk pesaing. Oleh karena itu kualitas produk harus

dipertahankan, yaitu :

3) Bentuk Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan

bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.

4) Ciri-ciri produk Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk

menambah fungsi dasar yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan

pengembangannya.

5) Kinerja Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan

karakterisitik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang

tersebut.

6) Ketepatan atau kesesuaian Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan

spesifikasi yang ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

Kesesuaian merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain

produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.

7) Kemudahan Perbaikan Berkaitan dengan kemudahan perbaikan atas produk

jika rusak. Idealnya produk akan mudah diperbaiki sendiri oleh pengguna jika

rusak.

8) Gaya Penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk.

9) Desain Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi

penampilan dan fungsi produk terhadap keinginan konsumen.

2.1.6.4. Klasifikasi Kualitas Produk

Menurut Kotler (2009:66), kualitas produk dapat diklasifikasikan kedalam

dua kelompok utama yaitu,


31

1. Barang merupakan hasil atau keluaran (output) berwujud fisik (tangible) dari

proses transformasi sumber daya, sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa,

dipegang, disimpan, dipindahkan, dan mendapat perlakuan fisik lainnya.

Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu,

1) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods) adalah barang berwujud

yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian,

2) Barang Tahan Lama (Durable Goods) merupakan barang berwujud yang

biasanya bertahan lama dengan banyak pemakaian,

2. Jasa (Service) merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan

untuk dijual. Sebenarnya pembedaan secara ketat antara barang dan jasa sukar

dilakukan, karena pembelian barang tertentu seringkali disertai dengan jasajasa

khusus, dan pembelian suatu jasa seringkali pula meliputi barang-barang yang

melengkapinya.

Menurut Kotler (2009:75), “Produk yang berkualitas memang akan lebih

atraktif bagi konsumen, produk berkualitas mempunyai aspek penting lain yaitu:

1. Konsumen yang membeli produk berdasarkan kualitas, umumnya dia

mempunyai loyalitas produk yang besar dibandingkan dengan

konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. Normalnya, konsumen

yang berbasis kualitas akan selalu menggunakan produk tersebut sampai saat

produk tersebut membuat konsumen merasa tidak puas karena adanya produk

lain yang lebih berkualitas.

2. Memproduksi barang berkualitas tidak secara otomatis lebih mahal dengan

memproduksi produk berkualitas rendah. Banyak perusahaan menemukan


32

(discovery) bahwa memproduksi produk yang berkualitas tidak harus

berharga lebih mahal.

3. Menjual barang tidak berkualitas, kemungkinan akan banyak menerima

keluhan dan pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk

memperbaikinya (after sales services) menjadi sangat besar, selain

memperoleh citra tidak baik”.

2.1.6.5. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen melalui produk yang ditawarkan, sedangkan konsumen mencari

manfaat – manfaat tertentu yang ada pada suatu produk. Konsumen melihat setiap

produk sebagai kumpulan dari sifat – sifat atau ciri – ciri tertentu yang tercermin

dari kualitas yang melekat pada suatu produk. Sebagai dikemukakan oleh Kotler

dan Amstrong (2012:158), faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen yaitu

berupa stimuli yang berpengaruh menyangkut masalah kualitas produk.

2.1.6.6. Indikator Kualitas Produk

Indikator kualitas produk menurut Tjiptono (2008:77), kualitas

mencerminkan semua penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits)

bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan

melalui indikator-indikator.

1. Keandalan (Reliability)

Probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam

periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan

maka produk tersebut dapat diandalkan.


33

2. Daya tahan (Durability) Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat

terus digunakan.

3. Estetika (Asthethic) Yaitu daya tarik produk Misalnya bentuk fisik, model

atau desain, warna, dan sebagainya

Adapun indikator kualitas produk yang dikemukakan Garvin dalam

Nasution (2004:55) yaitu sebagai berikut:

1. Performance (Kinerja), karakteristik operasi pokok dari produk inti (core

product).

2. Features (Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan), yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

3. Reliability (Kehandalan), kemampuan perusahaan dalam memberikan kualitas

produk yang sesuai dengan harapan konsumen.

4. Conformance to specification (Kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Durability (Daya tahan), berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat

terus digunakan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

direparasi, serta penangan keluhan yang memuaskan.

7. Aesthetics (Estetika), daya tarik produk terhadap panca indera, seperti bentuk

fisik, warna, dan sebagainya.

8. Perceived quality (Kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggungjawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena


34

kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut / ciri-ciri produk yang akan

dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama

merek, iklan, dan reputasi perusahaan.

Sehingga penelitian ini menggunakan indikator kualitas produk dari

pendapat Tjiptono (2008:77) yaitu: Keandalan (Reliability), Daya tahan

(Durability) dan Estetika (Asthethic).

2.1.7 Efektifitas Iklan

2.1.7.1 Pengertian Iklan

Periklanan dipandang sebagai media yang paling lazim digunakan suatu

perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang persuasif kepada konsumen.

Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan,

sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Kata

iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah ‘menggiring

orang pada gagasan’. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah

“semua bentuk aktifitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang,

atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu” (Durianto,

2004:144). Sedangkan menurut Koler (2009:287), mendefinisikan iklan sebagai

berikut : “Advertising is paid nonpersonal communication from an identified

sponsor using mass media to persuade or influence an audience”.

Yang dimaksud dengan iklan ialah kegiatan yang digunakan seseorang

atau sekelompok orang untuk mempengaruhi atau mengarahkan pikiran orang lain

pada suatu tujuan tertentu dengan menggunakan media tertentu. Periklanan


35

merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi yang biasanya digunakan oleh

perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasi pada konsumen sasaran dan

masyarakat. Periklanan juga salah satu usaha yang dilakukan untuk

menyampaikan pesan dari produk yang dihasilkan perusahaan kepada pihak

konsumen, sehingga konsumen mengenal dengan baik produk yang ditawarkan

perusahaan.

Periklanan menurut Khasali (2007:18) “ meliputi suatu sistem yang terdiri

dari berbagai organisasi atau lembaga yang saling berinteraksi dan menjalankan

peranan yang saling berbeda dalam proses periklanan.” Molen (2007:105)

menyatakan sebagai berikut : “effective ads work on two levels. First, they should

satisfy consumer’s objectives by engaging them and delivering a relevant

message. Further, ads may reinforce her product decisions and remind her of

how her needs have been satisfied”. Atau dalam terjemahan bebasnya dikatakan

bahwa iklan yang efektif bekerja di dua level. Pertama, mereka harus memuaskan

pemikiran konsumen dengan mengikat mereka dan mengirimkan pesan yang

relevan. Selanjutnya, iklan harus dapat mempengaruhi pemilihan produk

konsumen dan mengingatkan mereka mengenai kebutuhan mereka untuk dapat

merasa puas. Menurut Kotler dan Keller (2012:202) : “periklanan (advertising)

adalah semua bentuk terbayar atas presentasi non pribadi dan promosi ide, barang

atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi

biaya untuk mendistribusikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi

merek atau mendidik orang.” Iklan dapat diklasifikasikan menurut tujuannya,

yaitu untuk menginformasikan, meyakinkan, mengingatkan atau memperkuat.


36

1. Iklan informatif Bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan

pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang ada.

2. Iklan persuasive Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi,

keyakinan dan konsumenan produk atau jasa.

3. Iklan pengingat Bertujuan untuk menstimulasikan konsumen berulang produk

dan jasa.

4. Iklan Penguat Bertujuan meyakinkan konsumen saat ini bahwa mereka

melakukan pilihan tepat. Iklan mobil sering menggambarkan konsumen yang

puas sedang menikmati fitur khusus dalam mobil baru mereka.

Iklan yang berhasil tidak terlepas dari pemilihan media yang tepat. Media

utama yang dapat digunakan oleh perusahaan, antara lain :

1. Surat kabar Keunggulannya adalah ketepatan waktu, cakupan pasar lokal

yang baik, penerimaan luas, tingkat kepercayaan yang tinggi.

Keterbatasannya adalah kualitas reproduksi buruk, pemirsa yang

meneruskannya sedikit.

2. Televisi Keunggulannya adalah menggabungkan pandangan suara dan

gerakan, menarik panca indra, perhatian tinggi dan jangkauan tinggi.

Keterbatasannya adalah biaya absolut tinggi, kerumunan tinggi, paparan

singkat, selektivitas pemirsa kurang.

3. Pos langsung Keunggulaannya adalah selektivitas pemirsa, fleksibilitas, tidak

ada persaingan iklan dalam media yang sama, personalisasi. Keterbatasannya

adalah biaya relatif tinggi, citra “surat sampah”.


37

4. Radio Keunggulannya adalah penggunaan massal, selektivitas geografis dan

demografis tinggi, biaya rendah. Keterbatasannya adalah hanya presentasi

audio, perhatian lebih rendah daripada televisi, struktur peringkat tidak

terstandarisasi, paparan singkat.

5. Majalah Keunggulannya adalah selektivitas geografis dan demografis tinggi,

kredibilitas dan gengsi, kualitas reproduksi tinggi, umur panjang, tingkat

pembaca meneruskan (pass along readership) yang baik. Keterbatasannya

adalah waktu tunggu, jeda iklan yang lama, ada sirkulasi buangan, tidak ada

jaminan posisi.

6. Luar ruang Keunggulannya adalah fleksibilitas, paparan ulang tinggi,

persaingan rendah. Keterbatasannya adalah selektivitas pemirsa terbatas,

keterbatasan kreatif.

7. Yellow Pages Keunggulannya adalah cakupan lokal yang sangat baik, tingkat

kepercayaan tinggi, jangkauan luas dan biaya rendah. Keterbatasannya adalah

persaingan tinggi, waktu tunggu/jeda iklan yang panjang, keterbatasan kreatif.

8. Buletin Keunggulannya adalah selektivitas yang tinggi, kendali penuh,

peluang interaktif, biaya relatif rendah. Keterbatasannya adalah biaya bisa

melambung tinggi.

9. Brosur Keunggulannya adalah fleksibilitas, kendali penuh, dapat

mendramatisir pesan. Keterbatasannya adalah kelebihan produksi dapat

menyebabkan biaya melambung tinggi.


38

10. Telepon Keunggulannya adalah banyak pengguna, peluang untuk

memberikan sentuhan pribadi. Keterbatasannya adalah biaya relatif tinggi,

kecuali menggunakan sukarelawan.

11. Internet Keunggulannya adalah selektivitas tinggi, kemungkinan interaktif,

dan biaya relatif rendah. Keterbatasannya adalah media relatif baru dengan

jumlah pengguna yang rendah di beberapa negara.

2.1.7.2 Efektivitas Iklan

Setelah melakukan periklanan, langkah selanjutnya adalah mengukur

efektivitas iklan secara berkala. Efektivitas iklan dapat diketahui dengan

melakukan riset. Menurut Menurut Belch (2004:204) efektivitas bergantung pada

sebaik apa medium tersebut sesuai dengan sebuah strategi pemasaran yaitu, pada

tujuan promosi, pasar target yang ingin dijangkau, dana yang tersedia untuk

pengiklanan, serta sifat dari media, termasuk siapa yang akan dijangkau, dengan

frekuensi seberapa sering, dengan dampak apa, dan pada biaya berapa besar.

Kebanyakan para pemasang iklan mengukur efektivitas komunikasi dari suatu

iklan adalah berdasarkan potensi dampaknya pada kesadaran, pengetahuan dan

preferensi. Selain itu, para pemasang iklan juga banyak mengukur dampak iklan

terhadap penjualan. Riset dampak komunikasi mencoba untuk menentukan apakah

suatu iklan berkomunikasi secara efektif. Ada tiga metode utama dalam pengujian

iklan, yaitu:

1. Metode Umpan Balik

Yaitu meminta konsumen untuk mengisi kuesioner dan menyusun peringkat

dari beberapa iklan yang disampaikan.


39

2. Pengujian Portofolio

Yaitu meminta konsumen untuk melihat dan mendengarkan suatu kumpulan

dari berbagai iklan, lama waktunya tergantung pada yang mereka inginkan.

3. Pengujian Laboratorium

Yaitu menggunakan peralatan untuk mengukur reaksi fisiologis konsumen

terhadap suatu iklan.

Para tenaga pemasaran harus mengetahui siapakah konsumen mereka, dan

bagaimana cara mendapatkan perhatian mereka. Tenaga pemasaran kemudian

menggunakan berbagai media periklanan, yaitu alat komunikasi khusus untuk

menyampaikan pesan penjual kepada calon konsumennya.

2.1.7.3 Jenis Iklan

Hasan (2008:67) membedakan iklan menjadi empat jenis yaitu :

4. Iklan Produk Iklan ini berisi informasi produk suatu perusahaan yang

dibedakan menjadi :

1) Iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan

segera dari khalayak atau pemirsa

2) Iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka

panjang.

5. Iklan Institusi Iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha

bisnis pemilik iklan dan membangun citra yang positif bagi organisasi. Iklan

institusi ini terdiri atas:

1) Iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan


40

2) Iklan layanan masyarakat non komersial, tidak bersifat keagamaan,

nonpolitik, berwawasan nasional, dapat diterima seluruh lapisan

masyarakat, dan mempunyai dampak serta kepentingan yang tinggi.

6. Iklan Konsumen Periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar

permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen

menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual

terdekat.

7. Iklan Perdagangan Periklanan yang ditujukan kepada penyalur, maksudnya

agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan

dengan menjual sebanyak banyaknya kepada para pembeli atau pengecer.

Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industrial.

2.1.7.4 Fungsi Iklan

Perusahaan selalu mengharapkan penjualan produknya akan mengalami

kemajuan setelah dilaksanakan pemasangan iklan, ada beberapa fungsi iklan

menurut Hasan (2008:68) bagi perusahaan yaitu :

1. Memberikan informasi kepada konsumen Sebuah barang akan lebih berharga

bagi seseorang apabila ia dapat memperolehnya setiap waktu, pada setiap

tempat dan memilikinya dengan mudah. Sedangkan periklanan dapat

menambah nilai pada suatu barang dan nilai yang diciptakan oleh periklanan

tersebut dinamakan faedah informasi. Dalam hal ini iklan tidak hanya

memberikan informasi saja akan tetapi kadang – kadang pembeli memasang

iklan untuk mencari barang yang dibutuhkan dan penjual memasang iklan
41

untuk berusaha menjual barangnya sehingga kebutuhan dan keinginan

tersebut dapat dipenuhi dengan mengadakan pertukaran yang memuaskan.

2. Membujuk atau mempengaruhi konsumen Periklanan dapat bersifat

membujuk atau mempengaruhi terutama kepada pembeli-pembeli potensial,

dengan menyatakan bahwa produk yang dihasilkan adalah lebih baik daripada

produk yang lain. Iklan yang sifatnya membujuk tersebut lebih baik dipasang

pada media – media seperti televisi atau majalah. Iklan seperti ini biasanya

dapat menimbulkan pandangan positif pada masyarakat.

3. Menciptakan kesan (Image) Iklan dapat menciptakan kesan pada masyarakat

untuk melakukan pembelian secara rasional dan ekonomis. Adanya sebuah

iklan, akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan.

Dalam hal ini, pemegang iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang

sebaik – baiknya atau dapat menaikkan gengsi, misalnya dengan

menggunakan warna, ilustrasi, bentuk dan layout yang menarik.

4. Merupakan alat komunikasi Sebelum memilih dan membeli produk, kadang –

kadang orang ingin diberitahu terlebih dahulu tentang fungsi dan kegunaan

produk tersebut. Ada pula sebagian orang yang ingin dibujuk terlebih dahulu

untuk melakukan sesuatu yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat.

Periklanan merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat efisien bagi

para penjual.

2.1.7.5 Tujuan Periklanan

Langkah pertama dalam pembuatan iklan adalah menentukan tujuan

periklanan. Tujuan ini harus berasal dari keputusan sebelum mengenai pasar
42

sasaran, penentuan pasar sasaran dan bauran pemasaran. Tujuan-tujuan periklanan

adalah tujuan-tujuan yang diupayakan untuk dicapai oleh periklanan. Penyusunan

tujuan periklanan yang baik merupakan tugas sulit dari manajemen periklanan,

namun tujuan-tujuan tersebut menjadi pondasi bagi seluruh keputusan periklanan

yang ditetapkan. Menurut Kotler dan Keller (2012:203) : “tujuan iklan dapat

diklasifikasikan menurut tujuannya, baik untuk menginformasikan, meyakinkan,

meningatkan atau memperkuat.”

1. Iklan informatif bertujuan menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan

tentang produk atau fitur baru yang ada.

2. Iklan persuasif bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan

pembelian produk atau jasa.

3. Iklan pengingat bertujuan menstimulasikan pembelian berulang pada produk

dan jasa.

4. Iklan penguat bertujuan meyakinkan pembeli saat ini bahwa mereka

melakukan pilihan yang tepat.

2.1.7.6 Pengaruh Efektifitas Iklan Terhadap Minat Beli

Sikap terhadap iklan merupakan suatu kecenderungan untuk merespon

dengan cara yang baik atau tidak baik suatu stimuli iklan tertentu dalam suatu

situasi eksposur tertentu. Durianto (2004:113) mengungkapkan bahwa ada

keterkaitan antara kredibilitas dan pengetahuan dengan sikap terhadap iklan.

Pesan iklan yang disampaikan oleh endorser yang kredibel dapat menumbuhkan

perasaan suka dan percaya terhadap iklan tersebut dan meningkatkan persepsi

positif konsumen terhadap produk yang diiklankan. Terdapat hubungan langsung


43

antara sikap terhadap iklan dengan efektifitas iklan yang diukur dengan minat

beli. Sikap terhadap iklan berpengaruh terhadap minat beli, pengaruh sikap

terhadap iklan pada minat beli signifikan untuk iklan yang informasional dan yang

transformasional. Proses pentahapan ini mengandung maksud bahwa komunikasi

hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Apabila perhatian

komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan

minat, yang merupakan tahap selanjutnya dari perhatian. Setelah perhatian maka

akan ada minat. Minat merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk

melakukan suatu kegiatan yang diharapkan. Dalam hal ini, minat akan

menimbulkan hasrat dalam diri penonton televisi untuk menonton iklan yang

mereka sukai. Hasrat yaitu suatu keinginan yang amat sangat yang menjadi alasan.

Kemudian dilanjutkan adanya keputusan. Keputusan yaitu segala keputusan yang

telah ditetapkan setelah dipertimbangkan. Setelah memilih iklan, responden

membuatkeputusan untuk menonton iklan sesuai hasratnya. Akhirnya keputusan

tersebut dilanjutkan dengan mengambil sebuah tindakan. Tindakan yaitu

perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/ memenuhi sesuatu.

2.1.7.7 Indikator Efektivitas Iklan

Dalam mengukur efektivitas iklan, digunakan beberapa indikator dengan

pertimbangan konsumen hidup didalam lingkungan yang kompleks, sehingga

perilaku konsumen sangat kompleks. Efektivitas iklan menurut Belch (2004:206),

mencakup empat indikator yaitu empati, persuasi, dampak dan komunikasi

(Empathy, Persuasion, Impact and Communications), berikut dipaparkan

indicator efektifitas iklan:.


44

1. Empati (empathy)

Pembangkit respon emosional (empathy) merupakan hal yang

menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu iklan dan

menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan

dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberikan informasi yang berharga

tentang daya tarik suatu merek. Empati adalah kemampuan menghayati

perasaan orang lain atau merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati

dalam periklanan adalah respon afektif yang berakar dari pengertian

mengenai status atau kondisi emosi orang lain.

2. Persuasi (persuasion)

Persuasi (persuasion) merupakan menginformasikan apa yang dapat

diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu

merek, sehingga pemasang iklan memperoleh keuntungan dari iklan tersebut,

yaitu keinginan konsumen untuk membeli produk perusahaan. Persuasi

(persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku

yang disebabkan satu komunikasi promosi. Proses persuasi ditentukan

melalui tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan promosi sebuah produk.

Untuk menetapkan tujuan, harus mengetahui status terbaru dari audiens

sasaran, terutama mengenai variabel hierarki responsnya seperti kesadaran,

pengetahuan, citra, sikap, dan minat untuk kemudian menentukan pada

tingkat mana konsumen harus dirubah dengan kampanye periklanan.

Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan

proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan.
45

Berbagai anteseden dapat mempengaruhi tingkat keterlibatan konsumen

dalam beberapa cara, termasuk cara konsumen merespons iklan, produk yang

diiklankan, dan keputusan pembelian

3. Dampak (Impact)

Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol

dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan

mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak

(impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk

(product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan

(involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan.

4. Komunikasi (Communications)

Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam

mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta

kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan

kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil

yang merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber

komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan,

kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang

paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan).

Menurut Durianto, dkk (2004:115) indikator dari efektifitas iklan, yaitu :

1. Penjualan

Efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui

melalui riset tentang dampak penjualan


46

2. Persuasi

Persuasi lebih menekankan pada pengukuran dampak pemahaman konsumen

terhadap suatu iklan, perubahan kepercayaan konsumen terhadap merk.

3. Pengingatan

Hal apa sajakah yang mereka tangkap dari iklan yang ditayangkan. Konsep

ini menjadi penting untuk iklan yang ditujukan untuk memperkuat kesadaran

akan merk.

Sehingga penelitian ini menggunakan indikator Efektivitas iklan menurut

Belch (2004:206), mencakup empat indikator, yaitu empati, persuasi, dampak dan

komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact and Communications).

2.1.8 Celebrity Endorse

2.1.8.1 Pengertian Celebrity Endorse

Endorse yaitu orang atau karakter yang muncul dalam iklan untuk

mengkomunikasikan produk perusahaan baik itu selebritis, tokoh masyarakat,

publik figure atau bahkan orang biasa yang dapat mempengaruhi pikiran

konsumen sebagai preferensi dalam melakukan keputusan pembelian (Kotler,

2009:214).

Celebrity endorse merupakan pendukung dari suatu produk yang berperan

sebagai penyampai pesan untuk memperkuat citra sebuah merek. Menurut Shimp

(2013:132) celebrity endorse adalah menggunakan artis sebagai bintang iklan di

media-media, mulai dari media cetak, media sosial, maupun media televisi.

Menurut Kotler dan Keller (2012:211) celebrity endorse merupakan penggunaan


47

narasumber (source) sebagai figur yang menarik atau populer dalam iklan,

sehingga dapat memperkuat citra dari suatu merek dalam pikiran pelanggan.

Saat ini kebanyakan perusahaan menggunakan selebriti dibanding orang biasa

untuk mengiklankan produknya karena selebriti memilki atribut kesohoran,

kecantikan, keberanian, prestasi, jiwa olahraga (athleticisme), keanggunan,

kekuasaan/kekuatan, dan daya tarik seksualnya sehingga sering mewakili daya

tarik yang diinginkan perusahaan untuk mengiklankan produknya dan dijadikan

pemikat yang ampuh bagi calon konsumen, sedangkan pendapat Shimp

(2013:135) mengatakan bahwa untuk membuat selebriti efektif sebagai

pendukung produk tertentu dalam suatu iklan maka harus memiliki hubungan

yang berarti (meaningful relationship) atau kecocokan (match-up) antara selebriti

dengan produk yang di iklankan.

Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan dilakukan melalui berbagai macam

pertimbangan. Antara lain, pertama, pilihan dijatuhkan pada selebriti yang sedang

ngetop. Yang kedua, berhubungan dengan keuangan perusahaan. Kedua

pertimbangan tersebut dapat membantu perusahaan untuk mengambil keputusan

menggunakan seorang selebriti yang berperan dalam iklan produk perusahaan.

Selebriti secara tidak langsung dapat membangun proses citra diri pada

konsumen. Ketika konsumen membeli produk biasanya akan mengaitkan

pencitraan dirinya. Misalnya ketika membeli sabun atau produk kecantikan,

konsumen akan berharap dirinya terlihat cantik seperti sosok selebriti yang

menjadi bintang iklan dari produk tersebut. Perusahaan yang menggunakan

selebriti akan menjaga reputasi selebriti supaya stabil dan memiliki citra yang
48

selalu positif. Jika reputasi selebriti jatuh maka merek yang diiklankan juga akan

jatuh. Cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk menjaga reputasi selebriti agar

tetap stabil yaitu dengan memberikan beberapa larangan tertentu. Seperti pada

produk

shampoo, selebriti tidak boleh melakukan tindakan yang dapat melemahkan

produk yang diiklankan. Misalnya memotong rambut sebelum kontrak kerja

dengan perusahaan berakhir. Berpindahnya selebriti membintangi produk lain,

terutama produk pesaing juga dapat melemahkan produk yang diiklankan.

Penggunaan selebriti endorse adalah hal yang kritikal bagi para pemasar.

Bila diputuskan secara tepat maka dapat memberikan pengaruh yang sangat besar

terhadap tingkat penjualan produk. Pemilihan selebriti sebagai endorse haruslah

mempertimbangkan kesesuaian antara citra selebriti dan citra produk yang

diiklankan. Dalam kaitannya dengan pemasaran, seorang konsumen harus

mempunyai keinginan terhadap suatu kategori produk terlebih dahulu sebelum

memutuskan untuk membeli produk tersebut. Hal inilah yang dimaksudkan para

pemasar dengan membangkitkan minat (intention) akan suatu kategori, yang juga

disebut usaha permintaan primer (primary demand). Setiap pengenalan suatu

produk baru akan membawa konsekuensi akan tanggung jawab dari sang inovator

untuk membangkitkan keinginan konsumen secara agresif dan para pemasar

dalam kategori yang telah mapan perlu melakukan berbagai usaha untuk

mempertahankan atau membangun kategori produk mereka. Penggunaan

komunikator celebrity endorse yang memiliki karakteristik akan dapat

mempengaruhi sikap (attitudes) atau tanggapan konsumen yang positif terhadap


49

produk tersebut, sehingga konsumen akan mempertimbangkannya dalam proses

pembelian dan diharapkan secara langsung mempengaruhi perilaku melalui alam

tak sadar mereka. Dengan demikian konsumen dipengaruhi untuk membeli tanpa

ada paksaan. Setelah terpengaruh secara suka rela, merasa ingin dan senang

kepada produk, maka apabila konsumen mempunyai kemampuan untuk membeli

pada akhirnya akan melakukan pembelian terhadap produk yang diinginkan di

masa yang akan datang (Shimp, 2013:133)

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan pengertian dari celebrity

endorse adalah suatu promosi yang dilakukan perusahaan yang menjadikan

selebriti sebagai pendukung dalam media periklanan untuk mengiklankan suatu

produk.

2.1.8.2 Fungsi Celebrity Endorse

Fungsi dari Celebrity endorse menurut Ankasanicara (2012:213) adalah

sebagai berikut:

3) Explicit (menyokong produk ini)

Endorse bukan hanya memerankan iklan untuk produk ini, tetapi sekaligus

mendukungnya agar dapat lebih dekat dengan konsumen. Penggunaan

endorser terhadap suatu produk diharapkan dapat melekatkan identitas produk

pada benak konsumen ketika akan melakukan pembelian.

4) Implicit (menggunakan produk ini)

Endorse menggunakan produk ini untuk diperkenalkan pada konsumen.

Langkah tersebut diharapkan dapat menanamkan citra yang baik dan kuat

dalam pikiran konsumen ketika akan membeli suatu produk.


50

5) Imperative (menyarankan menggunakan produk ini)

Endorse tampil optimal pada iklan yang menawarkan produk ini. Hal tersebut

diharapkan agar pesan untuk menggunakan produk ini dapat diterima dengan

baik oleh konsumen. Sehingga menimbulkan citra positif terhadap produk

tersebut.

6) Co-presentattional (menggunakan produk dalam kesehariannya)

Endorse bukan hanya mengiklankan produk ini, tetapi juga menggunakannya

dalam keseharian. Hal tersebut diharapkan agar konsumen terpengaruh untuk

menggunakan produk ini dalam kesehariannya.

2.1.8.3 Pengaruh Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli

Endose merupakan hal yang penting bagi sebuah periklanan. Endose

bertugas mengarahkan benak konsumen untuk melakukan pembelian. Pemilihan

endose biasanya adalah seorang tokoh atau selebriti yang sudah dikenal oleh

masyarakat. Hal ini memudahkan untuk mengambil hati konsumen karena endose

tersebut adalah seorang idola. Ada banyak selebriti namun, kemampuan memilih

celebrity endose yang tepat sangat diperlukan oleh perusahaan. celebrity

endose yang tepat akan mengakibatkan minat beli konsumen meningkat.

Penggunaan bintang iklan dalam sebuah media televisi merupakan alternatif

strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk kepada konsumen. Selebriti

yaitu pribadi (bintang film, penghibur, atau atlet) yang dikenal oleh masyarakat

karena kemampuannya dalam bidang tertentu yang dapat mendukung produk

yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan untuk menghentikan (stopping

power) mereka dapat menarik perhatian atas pesan iklan di tengah banyaknya
51

iklan lain (Belch, 2004:12). Selebriti dapat digunakan sebagai alat yang cepat

untuk mewakili segmen pasar yang dibidik. Endorse sering juga disebut direct

source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah

pesan atau memperagakan sebuah produk atau jasa (Belch, 2004:18). Endorse

juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili image sebuah produk (product

image). Biasanya orang yang terpilih sebagai endorse tersebut berasal dari

kalangan tokoh masyarakat yang memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang

kuat.

2.1.8.4. Indikator Celebrity Endorse

Menurut Shimp (2013:132) indikator Celebrity Endorse adalah sebagai

berikut:

1. Trustworthiness (dapat dipercaya)

Trustworthiness mengacu pada kejujuran, integritas, dan kepercayaan diri dari

seorang sumber pesan. Artinya kemampuan celebrity endorse dalam

menyampaikan pesan dari suatu produk bergantung pada kepercayaan diri,

integritas, dan persepsi penerima pesan atas motivasi atau dorongan dari dalam

diri celebrity endorse tersebut untuk tampil secara obyektif.

2. Expertise (keahlian)

Expertise mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki

endorse yang dihubungkan dengan merek yang didukung. Seorang endorse

dapat lebih diterima jika menguasai atau ahli mengenai produk yang akan

didukungnya. Sehingga endorse tersebut akan lebih persuasif menyampaikan

pesan.
52

3. Attractiveness (daya tarik fisik)

Attractiveness mengacu pada diri yang dianggap sebagai hal yang menarik

untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya

tarik fisik. Daya tarik fisik merupakan hal pertama yang ditangkap oleh

audience ketika endorse melakukan tugasnya. Kemudian audience akan

mengidentifikasi untuk menentukan perilaku atau keputusan pemilihan produk.

4. Respect (kualitas dihargai)

Respect adalah kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas

pencapaian personal. Endorse dipilih karena mampu mewakili dari suatu

produk yang didukungnya. Sehingga akan cenderung mempengaruhi minat

konsumen terhadap suatu produk.

5. Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju)

Similarity mengacu pada kesamaan antar endorse dan audience dalam hal

umur, jenis kelamin, etnis, status sosial, dan sebagainya.

Menurut pendapat di atas, penelitian ini menggunakan indikator dari

pendapat Shimp (2013:132) yaitu Trustworthiness (dapat dipercaya), Expertise

(keahlian), Attractiveness (daya tarik fisik), Respect (kualitas dihargai) dan

Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju).

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Bayu Mukti Wibowo


53

Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Kualitas Produk, Efektivitas

Iklan, Dan Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli Sandal (Studi Pada Sandal

Homyped Versi Iklan Raffi Ahmad Dan Soimah Di Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas

produk, efektivitas iklan, dan celebrity endose terhadap minat beli sandal

Homyped. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah survei. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta yang masih aktif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan

reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan regresi berganda. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif kualitas produk

terhadap minat beli, (2) terdapat pengaruh positif efektivitas iklan terhadap minat

beli, (3) terdapat pengaruh positif celebrity endose terhadap minat beli, dan (4)

terdapat pengaruh kualitas produk, efektivitas iklan, dan celebrity endose terhadap

minat beli. Hasil uji Adjusted R2 pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,434.

Hal ini menunjukkan bahwa minat beli dipengaruhi oleh variabel kualitas produk,

efektivitas iklan, dan celebrity endose sebesar 43,4%, sisanya sebesar 56,6%

dipengaruhi oleh faktor lain.

2. Frans Sudirjo

Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Kualitas Produk Dan Iklan

Terhadap Minat Beli Konsumen AMDK Amidis Di Semarang. Saat ini banyak

ditawarkan AMDK dari berbagai merek seperti AQUA, Club, VIT dan Ades di
54

mana produk tersebut sudah dikenal pada lingkup nasional. Sedangkan di lingkup

daerah, terdapat beberapa AMDK merek baru yaitu MOSES, CLEO maupun

AMIDIS. Namun dari ketiga merek baru tersebut, merek yang keluar terakhir

adalah AMIDIS. Berdasarkan data, target vs penjualan AMDK merek Amidis

tahun 2012-2016 hanya tercapai sebesar 90,55%. Dari data tersebut menunjukkan

bahwa terjadi penurunan pencapaian penjualan pada setiap tahunnya. Hal ini

diduga bahwa penurunan pencapaian penjualan disebabkan karena berbagai hal

seperti kualitas produk yang kurang bisa bersaing dengan merek lain yang sejenis

seperti MOSES maupun CLEO. Di samping itu, minimnya iklan di berbagai

media yang kurang gencar, sehingga berdampak pada ketertarikan dan minat

konsumen untuk membeli menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dan iklan terhadap minat beli.

Populasi yang digunakan adalah konsumen yang membeli AMDK Amidis di

Kecamatan Semarang Pedurungan yang jumlahnya tidak dapat diketahui dengan

pasti. Sampel yang diambil 100 responden. Metode pengumpulan datanya

kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda, dengan

sebelumnya diuji dengan uji instrumen dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa : Kualitas produk terbukti berpengaruh terhadap minat beli

konsumen. Iklan terbukti berpengaruh terhadap minat beli konsumen. asil uji-t

kualitas produk terhadap minat beli sebesar 7,621 dengan sig 0,000. Nilai sig.

yang didapat lebih kecil dari 0,05 sehingga menerima hipotesis yang menyatakan

kualitas produk berpengaruh terhadap minat beli. - Hasil uji-t iklan terhadap minat

beli sebesar 4,310 dengan sig. 0,000. Nilai dig. Yang didapat lebih kecil dari 0,05
55

sehingga menerima hipotesis yang menyatakan iklan berpengaruh terhadap

minat beli.

3. Arief Adi Satria

Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Harga, Promosi, Dan Kualitas

Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Perusahaan A-36. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, promosi, dan kualitas Produk

terhadap Minat Beli Konsumen pada Usaha A-36. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah para konsumen dari Usaha A-36 dengan jumlah 80

responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

linier berganda. Data penelitian diolah dengan menggunakan Microsoft Excel dan

Software SPSS 20. Variabel bebas pada penelitian ini adalah harga (X1), promosi

(X2), dan kualitas produk (X3). Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat

beli(Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga, promosi dan

kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap minat beli. Variabel harga,

promosi dan kualitas produk juga memiliki pengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian. Kontribusi variabel bebas (harga, promosi dan kualitas

produk) terhadap variabel terikat (minat beli) adalah sebesar 68.9%. Variabel

bebas yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap variabel terikat adalah

faktor kualitas produk.

4. Luis Nanda Sukmana

Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Citra Merek, Harga Dan Kualitas

Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus

Mahasiswa Universitas Sriwijaya Indralaya). Efektivitas Periklanan dari


56

Penelitian ini terdiri dari kreativitas periklanan, kualitas pesan, dan

frekuensi pengiriman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak

efektifitas yang dilibatkan di dalamnya seperti variabel Periklanan Kreativitas,

kualitas pesan, dan pandangan frekuensi konsumen membeli Niat juga

mengetahui variabel dominan mana yang mempengaruhi Buy Consumer

Intentions. Program Penelitian ini menggunakan alat analisis Regresi Linier

Berganda SPSS versi 22.0. Populasi penelitian adalah Mahasiswa Politeknik

Negeri Samarinda pernah menonton iklan televisi Mie Sedap minimal 3 kali. Pada

saat yang sama, sampel yang digunakan untuk Penelitian ini adalah sebanyak 170

responden dengan teknik pengambilan sampel non probability dan metode

accidental sampling, yaitu kuesioner untuk pengumpulan data secara spesifik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas periklanan, kualitas pesan, dan

Frequency Advertising signifikan berpengaruh positif terhadap minat

membeli konsumen, hal lain yang menjadi kreativitas iklan menjadi variabel

dominan yang mempengaruhi minat beli konsumen. R menunjukkan adanya

tingkat hubungan yang sangat kuat antara variabel independen (kreatifitas iklan,

kualitas pesan, dan frekuensi penayangan) terhadap Niat beli konsumen pada

mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda

5. Dedhy Pradana

Dengan judul penelitian adalah Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap

Minat Beli Konsumen (Studi pada Konsumen Mahasiswa Kelas Reguler Sore

STIE INABA Bandung). Kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menawarkan

produk atau jasa, terkadang menggunakan seorang selebriti atau tokoh terkenal
57

sebagai endorser. Celebrity endose digunakan untuk menarik perhatian khalayak

serta diharapkan mampu meningkatkan awareness produk. Pemasar

mengharapkan persepsi konsumen terhadap produk tersebut akan berubah dengan

adanya penggunaan endorser, karena dapat memberikan asosiasi positif terhadap

produk. Implikasi dalam pemasaran adalah peluang (calon) konsumen berminat

untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak

dilandasi oleh stimuli yang diberikan dengan menggunakan dukungan selebriti

(celebrity endorsr). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh celebrity

endorsement yang terdiri dari daya tarik, kepercayaan dan keahlian dalam

mempengaruhi minat beli konsumen terhadap suatu produk. Desain penelitian

menggunakan penelitian explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa peserta mata kuliah manajemen pemasaran kelas reguler sore di STIE

INABA Bandung yang pernah membeli barang–barang konsumsi baik yang

termasuk kategori convenience goods, shopping goods dan specially goods.

Metode pengambilan sampel dengan cara accidental sampling dan diperoleh

sebanyak 30 responden. Metode analisis data menggunakan regresi linear

berganda dengan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

variabel daya tarik, kepercayaan serta keahlian mampu mempengaruhi minat beli

konsumen pada produk. Minat beli konsumen terhadap sebuah produk

digambarkan dengan tahapan memberi perhatian (50%), cenderung tertarik (65%)

dan muncul keinginan untuk mengonsumsi produk (47%). nilai Adjusted R-square

sebesar 0.490 memperlihatkan bahwa proporsi pengaruh daya tarik, kepercayaan


58

dan keahlian terhadap minat beli konsumen sebesar 49% sedangkan sisanya 51%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada dalam model regresi
59

Tabel 2.1.

Mapping Penelitian Terdahulu

N Nama Variabel Variabel Yang Sama


No Peneliti Publikasi Judul Penelitian X Y M Hasil Penelitian Dengan Penelitian
1 Bayu Mukti Jurnal Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Minat Beli - Hasil uji Adjusted R2 pada penelitian 1. Kualitas Produk,
Wibowo Manajemen Efektivitas Iklan, Dan Produk, ini diperoleh nilai sebesar 0,434. Hal Efektivitas Iklan, Dan
Bisnis Indonesia Celebrity Endorse Efektivitas ini menunjukkan bahwa minat beli Celebrity Endorse (X)
Vol 6, No 1 Terhadap Minat Beli Iklan, Dan dipengaruhi oleh variabel kualitas 2. Minat Beli (Y)
(2017) Sandal (Studi Pada Sandal Celebrity produk, efektivitas iklan, dan
Homyped Versi Iklan Endorse celebrity endose sebesar 43,4%,
Raffi Ahmad Dan Soimah sisanya sebesar 56,6% dipengaruhi
Di Fakultas Ekonomi oleh faktor lain.
Universitas Negeri
Yogyakarta)
2 Frans Serat Acitya – Pengaruh Kualitas Produk Kualitas Minat Beli - Hasil uji-t kualitas produk 1. Kualitas Produk, Iklan
Sudirjo Jurnal Ilmiah Dan Iklan Terhadap Minat Produk Dan terhadap minat beli sebesar (X)
UNTAG Beli Konsumen AMDK Iklan 7,621 dengan sig 0,000. Hasil uji-t 2. Minat Beli (Y)
Semarang Amidis Di Semarang iklan terhadap minat beli sebesar
ISSN : 2302- 4,310 dengan sig. 0,000. Nilai dig.
2752, Vol. 7 No. Yang didapat lebih kecil dari 0,05
1, 2018
3 Arief Adi PERFORMA: Pengaruh Harga, Promosi, Harga, Minat Beli - Kontribusi variabel bebas (harga, 1. Kualita Produk(X)
Satria Jurnal Manajemen Dan Kualitas Produk Promosi, promosi dan kualitas produk) 2. Minat Beli (Y)
dan Start-Up Terhadap Minat Beli Dan Kualitas terhadap variabel
Bisnis Konsumen Pada Produk terikat (minat beli) adalah sebesar
Volume 2, Nomor Perusahaan A-36 68.9%. Variabel bebas yang memiliki
1, April 2017 pengaruh paling
dominan terhadap variabel terikat

8
960

adalah faktor kualitas produk.


4 Luis Nanda http://journal.fe Pengaruh efektifitas iklan efektifitas Minat Beli - Nilai R menunjukkan adanya tingkat 1. Efektifitas Iklan(X)
Sukmana b.unmul.ac.id/in televisi Mie Sedapterhadap iklan hubungan yang sangat kuat antara 2. Minat Beli (Y)
dex.php Jurnal minat beli konsumen variabel independen (kreatifitas iklan,
Manajemen kualitas pesan, dan frekuensi
Volume 9 (2) penayangan) terhadap Niat beli
2017, 76-84. konsumen pada mahasiswa
Print ISSN: Politeknik Negeri Samarinda
0285-6911 -
Online ISSN:
2528-1518
5 Dadan Jurnal Indonesia Pengaruh Celebrity Celebrity Minat Beli - nilai Adjusted R-square sebesar 0.490 1. Celebrity Endorse (X)
Abdul Aziz Membangun Endorsement terhadap Endorsemen memperlihatkan bahwa proporsi 2. Minat Beli (Y)
Mubarok ISSN : 1412- Minat Beli Konsumen t pengaruh daya tarik, kepercayaan dan
6907 (Studi pada Konsumen keahlian terhadap minat beli
http://jurnal- Mahasiswa Kelas Reguler konsumen sebesar 49% sedangkan
inaba.hol.es Sore STIE INABA sisanya 51% dipengaruhi oleh faktor
Vol. 3, No. 1. Bandung) lain yang tidak ada dalam model
September- regresi
Desember 201
61

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan pada rumusan masalah dan kajian teori yang telah diuraikan

di atas mengenai variabel Kualitas Produk, Efektifitas Iklan dan Celebrity

Endorse serta Minat, maka kerangka konseptual yang diajukan dalam penelitian

ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

Kualitas Produk (X1)

Efektifitas Iklan (X2) Minat Beli (Y)

Celebrity Endorse (X3)

Keterangan :

Pengaruh Secara Parsial

Pengaruh Secara Simultan


62

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan teori yang mendasari dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ho : r = 0, Diduga bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kualitas Produk Terhadap Minat Beli HP

OPPO (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


H1 : r ≠ 0, Diduga bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan

antara Kualitas Produk Terhadap Minat Beli HP OPPO (Studi

Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


2. Ho : r = 0, Diduga bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Efektifitas Iklan Terhadap Minat Beli HP

OPPO (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


H2 : r ≠ 0, Diduga bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan

antara Efektifitas Iklan Terhadap Minat Beli HP OPPO (Studi

Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


3. Ho : r = 0, Diduga bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli HP

OPPO (Studi Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


H3 : r ≠ 0, Diduga bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
61
antara Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli HP OPPO (Studi
63

Kasus Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


4. Ho : r = 0, Diduga bahwa secara simultan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kualitas Produk, Efektifitas Iklan dan

Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli HP OPPO (Studi Kasus

Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)


H4 : r ≠ 0, Diduga bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kualitas Produk, Efektifitas Iklan dan

Celebrity Endorse Terhadap Minat Beli HP OPPO (Studi Kasus


Mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci)
64

Anda mungkin juga menyukai