Anda di halaman 1dari 30

Desain Design Product Fundamentals

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perancangan Produk


Kimia

Dosen Pengampu:
Dr. Said Zul Amraini, ST. MT.

Disusun Oleh:
Habib Arrofi 2007113915

JURUSAN TEKNIK KIMIA PRODI S1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU TAHUN 2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2 Tujuan ............................................................................................................... 3
BAB II ISI .......................................................................................................................... 3
2.1 Memahami Konsep Dasar Produk dan Proses Desain ...................................... 3
2.1.1 Konsep Dasar Produk dan Proses Desain.................................................. 3
2.1.2 Karakteristik Produk yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Desain ...... 5
2.1.3 Identifikasi Teknik Kreatif dan Analisis yang Dapat Digunakan Dalam
Perancangan Produk Kimia............................................................................... 7
2.1.4 Standar Industri yang Relevan Dalam Perancangan Produk Kimia .......... 9
2.2 Menggunakan Metodologi yang Sesuai Untuk Menentukan Kebutuhan Pasar
dan Pelanggan ......................................................................................................... 10
2.2.1 Metodologi yang Digunakan Untuk Menentukan Kebutuhan Pasar dan
Pelanggan ........................................................................................................ 10
2.2.2 Identifikasi Teknik Penelitian Pasar yang Relevan Untuk Mendapatkan
Informasi Tentang Kebutuhan Pelanggan ....................................................... 12
2.2.3 Pentingnya Memahami Kebutuhan Pasar Dan Pelanggan Dalam
Perancangan Produk Kimia............................................................................. 13
2.3 Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Konsep Desain Untuk Menentukan Solusi
Terbaik Untuk Produk yang Dibutuhkan Pelanggan .............................................. 14
2.3.1 Proses Identifikasi Konsep Desain Dalam Perancangan Produk Kimia . 15
2.3.2 Kriteria Evaluasi Desain Produk yang Digunakan Untuk Menentukan
Solusi Terbaik ................................................................................................. 17
2.3.3 Terapkan Metodologi yang Sesuai Untuk Mengidentifikasi Dan
Mengevaluasi Konsep Desain yang Berbeda Untuk Produk Kimia Yang
Dibutuhkan oleh Pelanggan dan Solusi Terbaik yang Dipilih ........................ 18

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desain produk adalah informasi dan pemahaman tentang konteks, tujuan,
dan kebutuhan pengguna yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
suatu produk. Ini melibatkan penelitian dan analisis yang mendalam tentang pasar,
pesaing, tren industri, serta pemahaman yang mendalam tentang pengguna yang
dituju.
Desain produk ini melibatkan analisis pasar yang komprehensif untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi konsumen, tren industri, dan permintaan
pasar yang ada. Informasi ini membantu tim desain dalam mengarahkan upaya
mereka dan menghasilkan produk yang relevan dan menarik bagi target pasar.
Penting untuk memahami produk atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing di
pasar. Ini membantu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari persaingan,
dan memungkinkan tim desain untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan
unik.
Analisis pengguna desain produk melibatkan memahami pengguna
potensial produk dengan menganalisis kebutuhan, preferensi, dan perilaku mereka.
Melalui penelitian pengguna, seperti wawancara, observasi, atau survei, tim desain
dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana produk dapat dirancang
agar sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Desain produk yang
engikuti tren dan perkembangan terkini dalam industri terkait sangat penting dalam
merancang produk yang kompetitif. Tim desain perlu memahami tren desain,
bahan, teknologi, dan inovasi terbaru yang dapat mempengaruhi keberhasilan
produk.
Memahami konteks sosial dan budaya di mana produk akan digunakan juga
penting. Faktor seperti nilai-nilai budaya, preferensi lokal, aturan perundangan, dan
masalah lingkungan harus dipertimbangkan dalam proses desain. Latar belakang
desain produk memberikan kerangka kerja yang kuat bagi tim desain untuk
memulai proses kreatif. Dengan pemahaman yang baik tentang pasar, pengguna,
pesaing, dan tren industri, tim desain dapat membuat keputusan yang terinformasi

2
dan menghasilkan produk yang relevan, fungsional, dan memenuhi kebutuhan
pengguna.

1.2 Tujuan
1. Memahami konsep dasar produk dan proses desain
2. Menggunakan metodologi yang sesuai untuk menentukan kebutuhan pasar
dan pelanggan
3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi konsep desain untuk menentukan solusi
terbaik untuk produk yang dibutuhkan pelanggan

3
BAB II
ISI

2.1 Memahami Konsep Dasar Produk dan Proses Desain


2.1.1 Konsep Dasar Produk dan Proses Desain
Biasanya desain produk memiliki mekanisme berpikir kreatif yang sama
pada saat mendesain produk, membuat produk sesuai dengan nilai fungsional yang
benar, dan melalui teknologi dan regulasi menjadi solusi atas permasalahan yang
dihadapi manusia tanpa meninggalkan aspek kenyamanan pengguna. Dan akhirnya
melewati siklus hidup produk yang ditentukan oleh pola desain awal, apakah itu
inovasi, modifikasi atau reproduksi. Konsep dasar produk dan proses desain
merupakan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam pengembangan
produk baru. Berikut adalah penjelasan mengenai konsep dasar tersebut.
1. Fungsi: Menentukan tujuan utama atau manfaat yang ingin dicapai oleh
produk tersebut. Fungsi produk merupakan dasar dari perancangan karena
menentukan kriteria dan spesifikasi yang harus dipenuhi.
2. Bentuk: Merupakan tampilan fisik atau penampilan luar produk. Bentuk
harus mempertimbangkan estetika, kenyamanan pengguna, dan keselarasan
dengan fungsi produk.
3. Kinerja: Menyangkut kemampuan produk dalam menjalankan tugas atau
fungsi yang diinginkan. Kinerja meliputi aspek kehandalan, daya tahan,
efisiensi, kecepatan, dan lain-lain.
4. Keandalan: Merupakan kemampuan produk untuk bekerja secara konsisten
dan memenuhi ekspektasi pengguna dalam jangka waktu yang lama.
Keandalan dapat diukur melalui tingkat kegagalan atau waktu rata-rata
antara kegagalan.
5. Keamanan: Menyangkut aspek keselamatan pengguna saat menggunakan
produk. Produk harus dirancang dengan memperhatikan faktor-faktor
keamanan agar tidak menimbulkan risiko atau bahaya yang dapat
membahayakan pengguna.
Desain produk adalah proses panjang sebelum mendapatkan produk akhir.
Jadi, konsep dasar dari proses tersebut adalah menetapkan visi produk, melakukan

3
riset produk, brainstorming dan menghasilkan ide, pembuatan prototipe, pengujian
dan validasi pasar, kegiatan peluncuran dan pasca peluncuran.
Berikut ini beberapa tahapan dalam desain produk:
1. Menetapkan Visi Produk
Tahapan awal dari proses desain produk adalah dengan menetapkan visi dari
produk itu sendiri. Apa yang kamu inginkan dari produk tersebut? Apa yang
ingin diberikan dari produk tersebut? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Kemudian tetapkan visi yang menjawab semua pertanyaan dari produk
tersebut. Pikirkan strategi dan visi produk yang akan bisa meningkatkan
penjualan produk tersebut melalui sebuah design produk. TapTalk
menyampaikan bahwa desain produk yang baik adalah desain produk yang
bisa mengatasi segala masalah dan membantu konsumen mengatasi setiap
permasalahan yang dihadapi.
2. Melakukan Riset Produk
Proses desain produk selanjutnya adalah melakukan riset, hal ini akan
memperkuat visi produk yang telah kamu tentukan. Kamu bisa bertanya
kepada konsumen atau masyarakat luas tentang produk yang kamu miliki.
Riset produk akan menentukan proses selanjutnya, terutama dalam proses
pembuatan ide dan konsep desain produk. Beberapa riset yang bisa kamu
lakukan seperti interview atau survei. Kamu juga bisa memanfaatkan media
sosial seperti Instagram dan Facebook untuk melakukan riset ini, terutama
jika produkmu memang telah lumayan dikenal oleh masyarakat. Proses riset
menjadi akan lebih mudah dilakukan.
3. Membuat Ide dan Konsep
Berdasarkan visi yang telah ditentukan dan hasil dari riset produk, kamu
bisa membuat ide dan konsep awal dari desain produk. Proses desain produk
ini yang akan menjadikan ide yang abstrak menjadi sebuah desain yang
berbentuk riil. Pembuatan ide yang bisa kamu lakukan seperti sketchin,
wireframing atau storyboard. Jangan ragu untuk menghasilkan ide dan
konsep sebanyak mungkin. Karena selanjutnya kamu hanya tinggal memilih
dan menentukan yang cocok.

4
4. Buat Prototipe Desain
Proses desain produk dalam tahap membuat ide, diejawantahkan dalam
tahapan ini, yaitu membuat prototipe. Prototipe sendiri adalah contoh dari
desain yang kamu buat. Dalam proses ini kamu harus mulai menciptakan
desain produk yang merupakan sebuah solusi untuk produkmu. Ide dan
konsep yang telah matang, bisa langsung digarap menjadi sebuah prototipe.
Dengan membuat prototipe, kamu bisa melihat apa saja kekuarangan dan
kelebihan dari ide dan konsep desainmu. Sebelum melakukan tes desain dan
validasi, kekurangan yang kamu lihat bisa langsung diperbaiki.
5. Tes Desain
Tahapan penting dalam rangkaian proses desain produk, yaitu melakukan
tes. Prototipe desain yang telah kamu buat harus mendapatkan respon dari
konsumen dan publik secara luas. Hal ini tentu saja sebagai sebuah uji coba,
untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang telah ada dalam desain
produk itu sendiri. Jika desain yang kamu rancang memang dipikirkan
secara matang dengan ketelitian yang tinggi dan rancangan yang kompleks,
kamu mungkin akan mendapatkan respon dari konsumen dan bisa minta
pendapat tentang desain tersebut.
6. Peluncuran Desain
Tahapan dalam proses desain produk terakhir adalah peluncuran desain.
Setelah kamu melakukan tes desain dan melakukan validasi, kamu bisa
melakukan peluncuran desain. Jangan lupa untuk melakukannya sesering
mungkin, hal ini bertujuan agar konsumen dapat mengingat produkmu.
Perubahan desain produk menjadi sangat penting. Oleh karena itu, kamu
juga wajib memberi penjelasan kepada desain mengalami perubahan. Dalam
proses penjelasan tersebut, kamu tengah melakukan edukasi produk
sekaligus melakukan marketing secara bersamaan. Ini merupakan sebuah
solusi untuk meningkatkan penjualan terhadap produk yang kamu miliki.

2.1.2 Karakteristik Produk yang Perlu Diperhatikan Dalam Proses Desain


Saat menjalankan sebuah usaha, ada banyak hal yang perlu diperhatikan
agar produk yang kamu jual terlihat menarik dan meningkatkan penjualan. Salah
satu hal yang perlu diperhatikan adalah desain kemasan produk. Meski tampak tidak

5
terlalu krusial, desain kemasan produk tentu bisa jadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen. Berikut karetiristik yang perlu diperhatikan dalam proses desain.
1. Pilih desain sederhana
Cara pertama agar kemasan produk menarik adalah dengan membuat desain
yang sederhana. Tak hanya tampak minimalis, desain yang sederhana juga
membuat proses produksi menjadi tidak sulit sehingga biaya yang
dikeluarkan tidak mahal. Dari segi visual, desain yang sederhana justru
terlihat elegan dan berkelas, serta lebih unik dan menarik perhatian. Dengan
pilihan warna, ilustrasi, dan jenis huruf yang menarik dilihat mata, kamu
bisa menghadirkan desain yang tetap terkesan “wah” daripada membuat
desain yang terlalu ramai.
2. Sesuaikan desain dengan target pasar
Saat membuat desain, tentunya ada banyak pertimbangan yang perlu
dipikirkan salah satunya adalah target pasar. Hal ini juga akan menentukan
konsep apa yang cocok untuk desain kemasan produk mulai dari pemilihan
warna, jenis huruf, logo atau gambar, hingga nanti material yang akan
digunakan untuk membuat kemasan tersebut. Misalnya, target pasar usaha
kamu adalah perempuan, kamu bisa menghadirkan desain kemasan yang
terasa lebih feminin, dengan memilih warna-warna yang lebih lembut
seperti warna-warna pastel. Sementara untuk target pasar laki-laki, kamu
bisa memakai warna-warna netral atau warna solid.
3. Buat tulisan yang singkat dan jelas
Hal lain yang perlu diperhatikan agar kemasan produk terlihat menarik
adalah dengan memperhatikan tulisan yang akan ditaruh di kemasan. Seperti
kemasan lain pada umumnya, pasti akan memuat beberapa informasi produk
pada kemasan. Dalam menulis informasi produk, usahakan menyusun
kalimatnya secara efektif sehingga meski tulisannya singkat, informasinya
jelas. Misalnya informasi pada kemasan makanan jadi siap konsumsi. Alih-
alih menjabarkan seluruh komposisi makanan di kemasan, kamu justru bisa
menuliskan kalimat yang singkat seperti nama merek beserta nama
menunya. Jika ingin menambahkan keterangan lain, tambahkan informasi
yang penting saja seperti informasi “halal” atau tanggal kadaluarsa produk.

6
4. Buat kemasannya mudah dibuka dan dibawa
Selain menarik secara tampilan, kamu juga bisa mulai memikirkan
bagaimana caranya mendesain kemasan produk yang fungsional. Dengan
kata lain, selain bisa menjaga produk, kemasan tersebut juga aman serta
mudah dibawa dan dibuka oleh konsumen. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan. Pertama, karakteristik produk yang akan dikemas, apakah
mudah rusak atau pecah misalnya, serta ukurannya juga harus
dipertimbangkan. Kedua, minat konsumen itu sendiri. Dua informasi ini
akan membantu kamu dalam memilih desain kemasan yang paling sesuai.
5. Pilih bahan yang tepat
Tidak semua bahan cocok digunakan untuk mengemas suatu produk.
Contoh bahan styrofoam biasa tidak bisa dipakai membungkus cairan atau
makanan berkuah karena berpotensi rembes atau bocor. Salah satu jenis
bahan kemasan yang sangat disarankan sekarang adalah packaging makanan
yang ramah lingkungan. Tujuannya jelas untuk mengurangi dampak
kerusakan lingkungan, termasuk mengurangi limbah kemasan itu sendiri.
Kemasan ramah lingkungan juga menjadi daya tarik bagi sebagian besar
konsumen sekarang karena menunjukkan citra baik dari produk dan usaha
kamu.

2.1.3 Identifikasi Teknik Kreatif dan Analisis yang Dapat Digunakan Dalam
Perancangan Produk Kimia
Dalam perancangan produk kimia, terdapat berbagai teknik kreatif dan
analisis yang dapat digunakan. Berikut ini adalah beberapa contoh teknik kreatif
dan analisis yang umum digunakan dalam perancangan produk kimia:
1. Brainstorming: Teknik ini melibatkan pertemuan tim yang berfokus pada
pembuatan daftar ide-ide baru secara bebas tanpa menghakimi atau
mengevaluasi. Brainstorming dapat mendorong pemikiran kreatif dan
menghasilkan berbagai konsep baru untuk produk kimia.
2. Analisis SWOT: Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats) digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang terkait dengan perancangan produk kimia. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor ini, tim perancang dapat mengidentifikasi

7
area di mana inovasi dan pembaruan produk dapat dilakukan.
3. Analisis Kebutuhan Pengguna: Untuk merancang produk kimia yang
sukses, penting untuk memahami kebutuhan dan keinginan pengguna
potensial. Melakukan penelitian pasar, wawancara, atau survei pengguna
dapat membantu mengidentifikasi masalah yang dapat diselesaikan oleh
produk kimia baru serta fitur dan fungsi yang diinginkan oleh pengguna.
4. Analisis Siklus Hidup Produk (Life Cycle Assessment): Analisis ini
melibatkan evaluasi dampak lingkungan produk kimia dari tahap
pembuatan, penggunaan, hingga pembuangan. Dengan mempertimbangkan
aspek lingkungan ini, perancang dapat mengidentifikasi cara untuk
mengoptimalkan produk kimia dalam hal efisiensi energi, penggunaan
bahan baku, dan dampak lingkungan secara keseluruhan.
5. Metode TRIZ: Teori Resolusi Masalah Inventif (TRIZ) adalah metode yang
dikembangkan untuk memfasilitasi inovasi dan pemecahan masalah kreatif.
TRIZ menggabungkan prinsip-prinsip dasar dan pola-pola solusi yang
terbukti dalam berbagai domain untuk mengatasi tantangan perancangan
produk kimia.
6. Analisis Risiko: Dalam perancangan produk kimia, penting untuk
mempertimbangkan aspek keamanan dan risiko yang terkait dengan produk
tersebut. Analisis risiko membantu mengidentifikasi dan mengevaluasi
kemungkinan risiko dan dampaknya, sehingga langkah-langkah
pengendalian risiko dapat diimplementasikan dalam desain produk.
7. Pendekatan Berbasis Biomimikri: Pendekatan ini terinspirasi oleh alam dan
mencoba untuk menerapkan prinsip-prinsip dan pola-pola yang ditemukan
dalam sistem biologis ke perancangan produk kimia. Dengan mempelajari
bagaimana organisme hidup mengatasi masalah yang serupa, perancang
dapat menemukan solusi kreatif untuk perancangan produk kimia.
Teknik-teknik ini dapat digunakan secara individual atau dikombinasikan
bersama-sama dalam perancangan produk kimia untuk merangsang pemikiran
kreatif, mengidentifikasi masalah dan peluang, serta menciptakan solusi inovatif.

8
2.1.4 Standar Industri yang Relevan Dalam Perancangan Produk Kimia
Dalam perancangan produk kimia, terdapat beberapa standar industri yang
relevan yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk memastikan keamanan,
kualitas, dan kepatuhan produk. Berikut adalah beberapa standar industri yang
sering digunakan dalam perancangan produk kimia:
1. ISO 9001: Standar ini merupakan standar internasional untuk sistem
manajemen mutu. ISO 9001 menetapkan persyaratan untuk
mengimplementasikan sistem manajemen mutu yang efektif dalam suatu
organisasi. Standar ini relevan dalam perancangan produk kimia untuk
memastikan proses desain, pengembangan, dan produksi dilakukan dengan
standar kualitas yang tinggi.
2. ISO 14001: Standar ini merupakan standar internasional untuk sistem
manajemen lingkungan. ISO 14001 memberikan kerangka kerja untuk
mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi dampak lingkungan yang
dihasilkan oleh suatu organisasi. Dalam perancangan produk kimia, standar
ini penting untuk memastikan aspek lingkungan diintegrasikan dalam
seluruh siklus hidup produk.
3. ISO 45001: Standar ini adalah standar internasional untuk manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja. ISO 45001 memberikan panduan dan
persyaratan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko
kesehatan dan keselamatan kerja dalam suatu organisasi. Dalam
perancangan produk kimia, standar ini relevan untuk memastikan bahwa
produk dirancang dengan mempertimbangkan aspek keamanan pengguna
dan lingkungan kerja.
4. REACH: REACH (Registration, Evaluation, Authorization, and Restriction
of Chemicals) adalah regulasi Uni Eropa yang mengatur produksi, impor,
dan penggunaan bahan kimia. REACH bertujuan untuk melindungi
kesehatan manusia dan lingkungan dari risiko yang dapat ditimbulkan oleh
bahan kimia. Dalam perancangan produk kimia, kepatuhan terhadap
regulasi REACH sangat penting untuk memastikan penggunaan bahan
kimia yang aman dan sesuai peraturan.
5. GHS: GHS (Globally Harmonized System of Classification and Labelling

9
of Chemicals) adalah sistem yang dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa untuk klasifikasi dan pelabelan bahan kimia yang konsisten secara
global. GHS mengharmonisasi klasifikasi bahaya, label produk, dan lembar
data keselamatan bahan kimia. Dalam perancangan produk kimia, standar
GHS relevan untuk memastikan informasi bahaya yang jelas dan akurat
disampaikan kepada pengguna.
6. ANSI/AIHA Z10: Standar ini merupakan standar Amerika untuk sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. ANSI/AIHA Z10
memberikan kerangka kerja untuk pengelolaan kesehatan dan keselamatan
kerja yang efektif dalam suatu organisasi. Standar ini relevan dalam
perancangan produk kimia untuk memastikan aspek kesehatan dan
keselamatan kerja dipertimbangkan secara holistik.
Selain standar-industri yang disebutkan di atas, ada juga standar khusus
untuk bidang tertentu seperti farmasi (GMP - Good Manufacturing Practice),
makanan (HACCP - Hazard Analysis and Critical Control Points), dan lain-lain.
Perlu diperhatikan bahwa standar-standar ini dapat bervariasi berdasarkan negara
atau wilayah, dan penting untuk memahami dan mematuhi standar yang berlaku di
lingkungan perancangan produk kimia yang spesifik.

2.2 Menggunakan Metodologi yang Sesuai Untuk Menentukan Kebutuhan


Pasar dan Pelanggan
2.2.1 Metodologi yang Digunakan Untuk Menentukan Kebutuhan Pasar dan
Pelanggan
Menentukan kebutuhan pasar dan pelanggan adalah langkah kritis dalam
perancangan produk yang sukses. Berikut ini beberapa metodologi yang sering
digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar dan pelanggan:
1. Penelitian Pasar: Penelitian pasar melibatkan pengumpulan dan analisis data
tentang preferensi, kebutuhan, dan perilaku konsumen dalam pasar yang
relevan. Metode yang umum digunakan dalam penelitian pasar termasuk
survei, wawancara, observasi, dan analisis data sekunder. Penelitian pasar
ini membantu memahami tren pasar, preferensi pelanggan, dan kebutuhan
yang belum terpenuhi.
2. Wawancara Pelanggan: Wawancara langsung dengan pelanggan atau calon

10
pelanggan dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kebutuhan,
harapan, dan masalah yang mereka hadapi. Melalui wawancara ini, Anda
dapat mengajukan pertanyaan terkait penggunaan produk saat ini, masalah
yang mereka hadapi, dan fitur atau perbaikan yang diinginkan.
3. Observasi Pengguna: Observasi langsung terhadap pengguna saat
menggunakan produk atau dalam konteks yang relevan dapat memberikan
pemahaman mendalam tentang kebutuhan mereka. Dengan melihat
langsung interaksi pengguna dengan produk atau melalui pengamatan
lingkungan, Anda dapat mengidentifikasi tantangan atau kesulitan yang
dihadapi oleh pengguna serta peluang untuk meningkatkan pengalaman
pengguna.
4. Analisis Data Pelanggan: Data yang dihasilkan oleh pelanggan, seperti
umpan balik melalui layanan pelanggan, ulasan produk, atau data
penggunaan produk, dapat memberikan wawasan berharga tentang
kebutuhan dan preferensi mereka. Melakukan analisis data ini dapat
membantu mengidentifikasi tren dan pola yang dapat membimbing
perancangan produk.
5. Analisis Persaingan: Mengamati pesaing di pasar dan menganalisis produk-
produk mereka dapat memberikan pemahaman tentang keunggulan
kompetitif dan peluang untuk membedakan diri. Dengan mempelajari
produk-produk pesaing, Anda dapat mengidentifikasi kekurangan atau
celah dalam pasar yang dapat Anda manfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.
6. Kelompok Fokus: Kelompok fokus adalah pertemuan dengan sekelompok
pelanggan potensial untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang
kebutuhan dan preferensi mereka. Dalam sesi ini, peserta dapat berdiskusi,
berbagi pengalaman, dan memberikan umpan balik langsung tentang
produk atau konsep yang sedang dikembangkan.
Pendekatan yang efektif seringkali melibatkan kombinasi beberapa metode
di atas untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang kebutuhan
pasar dan pelanggan. Selain itu, penting juga untuk melakukan validasi dan
verifikasi terhadap informasi yang diperoleh dengan melibatkan pemangku

11
kepentingan dan melakukan iterasi dalam proses perancangan produk

2.2.2 Identifikasi Teknik Penelitian Pasar yang Relevan Untuk


Mendapatkan Informasi Tentang Kebutuhan Pelanggan
Berikut adalah beberapa teknik penelitian pasar yang relevan untuk
mendapatkan informasi tentang kebutuhan pelanggan:
1. Survei:
- Survei online: Mengirimkan kuesioner kepada responden melalui
platform online, seperti email, situs web, atau media sosial.
- Survei telepon: Melakukan wawancara dengan responden secara
langsung melalui telepon untuk mengumpulkan data tentang kebutuhan
dan preferensi mereka.
- Survei tatap muka: Mengadakan wawancara langsung dengan
responden untuk mengumpulkan data secara rinci.

2. Wawancara:
- Wawancara mendalam: Melakukan wawancara satu-satu dengan
pelanggan atau calon pelanggan untuk mendapatkan wawasan yang
mendalam tentang kebutuhan, preferensi, dan masalah yang mereka
hadapi.
- Wawancara kelompok: Mengadakan sesi wawancara dengan
sekelompok pelanggan potensial untuk mendapatkan perspektif
berbeda dan diskusi yang lebih luas tentang kebutuhan mereka.
3. Observasi:
- Observasi langsung: Mengamati pengguna saat mereka menggunakan
produk atau berinteraksi dengan lingkungan terkait untuk
mengidentifikasi kesulitan, hambatan, atau kebutuhan yang belum
terpenuhi.
- Observasi tersembunyi: Melakukan pengamatan tanpa diketahui oleh
pengguna untuk mendapatkan gambaran objektif tentang perilaku dan
kebutuhan mereka.
4. Analisis data pelanggan:
- Analisis ulasan produk: Menganalisis ulasan dan umpan balik

12
pelanggan yang diberikan melalui platform online, seperti situs web e-
commerce atau media sosial, untuk mendapatkan wawasan tentang
kelemahan produk atau fitur yang diinginkan.
- Analisis data penggunaan: Menganalisis data penggunaan produk,
seperti penggunaan fitur, waktu penggunaan, atau pola penggunaan,
untuk memahami bagaimana pelanggan menggunakan produk dan
mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi.
5. Analisis pesaing:
- Analisis produk pesaing: Mengamati dan menganalisis produk-produk
yang ditawarkan oleh pesaing untuk mengidentifikasi fitur-fitur yang
berhasil atau kelemahan yang dapat diperbaiki dalam produk Anda
sendiri.
- Analisis strategi pemasaran pesaing: Melihat strategi pemasaran yang
digunakan oleh pesaing untuk mendapatkan wawasan tentang
preferensi pelanggan yang mereka targetkan.
Penggunaan kombinasi teknik-teknik ini akan membantu Anda
mendapatkan informasi yang kaya dan terperinci tentang kebutuhan pelanggan.
Penting untuk merencanakan dan melaksanakan penelitian pasar dengan cermat,
mengidentifikasi sampel yang representatif, dan menggabungkan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

2.2.3 Pentingnya Memahami Kebutuhan Pasar Dan Pelanggan Dalam


Perancangan Produk Kimia
Memahami kebutuhan pasar dan pelanggan sangat penting dalam
perancangan produk kimia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal tersebut
penting:
1. Memenuhi Permintaan Pasar: Dengan memahami kebutuhan pasar, Anda
dapat mengembangkan produk kimia yang sesuai dengan preferensi dan
permintaan pelanggan. Ini memungkinkan Anda untuk menciptakan produk
yang diinginkan dan diminati oleh pasar, sehingga meningkatkan peluang
keberhasilan produk dan daya saing perusahaan.
2. Identifikasi Peluang dan Celah Pasar: Memahami kebutuhan pasar
membantu Anda mengidentifikasi peluang dan celah pasar yang dapat

13
dieksplorasi. Anda dapat melihat kekurangan atau kekurangan dalam
produk kimia yang ada di pasar dan mengembangkan solusi yang inovatif
untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan memanfaatkan
peluang ini, Anda dapat menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan
mengambil keuntungan dari pasar yang belum tersentuh.
3. Pengembangan Produk yang Relevan: Memahami kebutuhan pelanggan
memungkinkan Anda untuk mengembangkan produk kimia yang relevan
dengan konteks penggunaannya. Anda dapat mengetahui fitur, kinerja, dan
karakteristik yang diinginkan oleh pelanggan dalam produk kimia mereka.
Dengan memahami pemakaian dan kebutuhan pelanggan, Anda dapat
merancang produk yang sesuai dengan kondisi lingkungan, keamanan,
kinerja, dan kebutuhan pengguna.
4. Keunggulan Kompetitif: Dalam industri kimia yang kompetitif, pemahaman
yang mendalam tentang kebutuhan pasar dan pelanggan dapat memberikan
keunggulan kompetitif. Anda dapat mengidentifikasi kebutuhan yang belum
terpenuhi dan mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan tersebut
dengan lebih baik daripada pesaing. Hal ini dapat membantu Anda
membedakan produk Anda di pasar dan membangun hubungan yang kuat
dengan pelanggan.
5. Pengurangan Risiko: Memahami kebutuhan pasar dan pelanggan juga
membantu mengurangi risiko dalam pengembangan produk kimia. Dengan
memahami permintaan pasar dan preferensi pelanggan, Anda dapat
menghindari pengembangan produk yang tidak relevan atau tidak diminati
oleh pasar. Hal ini mengurangi risiko kegagalan produk dan potensi
kerugian finansial yang terkait.
Secara keseluruhan, memahami kebutuhan pasar dan pelanggan dalam
perancangan produk kimia adalah langkah penting untuk menciptakan produk yang
sukses dan relevan dengan kebutuhan pasar. Hal ini memungkinkan Anda untuk
mengidentifikasi peluang, mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan
pelanggan, dan memperoleh keunggulan kompetitif di pasar yang kompetitif.

2.3 Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Konsep Desain Untuk Menentukan


Solusi Terbaik Untuk Produk yang Dibutuhkan Pelanggan

14
2.3.1 Proses Identifikasi Konsep Desain Dalam Perancangan Produk Kimia
Proses identifikasi konsep desain dalam perancangan produk kimia
melibatkan serangkaian langkah untuk menghasilkan dan memilih konsep-konsep
desain yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Berikut adalah langkah-
langkah umum dalam proses identifikasi konsep desain dalam perancangan produk
kimia:
1. Pemahaman Kebutuhan: Langkah pertama adalah memahami kebutuhan
pelanggan dan tujuan perancangan. Identifikasi masalah yang harus
diselesaikan oleh produk kimia yang akan dirancang. Pelajari kebutuhan
pengguna, konteks penggunaan, tantangan yang dihadapi, dan harapan
mereka terhadap produk. Misalnya, dalam perancangan produk kimia untuk
pengolahan air minum, langkah pertama adalah memahami kebutuhan
pelanggan, seperti memastikan air minum aman dan berkualitas tinggi.
Selain itu, dapat diketahui bahwa pengguna juga menginginkan proses
pengolahan yang efisien dan ramah lingkungan.
2. Generasi Ide: Lakukan sesi brainstorming dengan tim desain dan anggota
tim lintas disiplin untuk menghasilkan berbagai ide desain. Tanamkan
suasana yang terbuka dan kreatif, dan biarkan ide-ide mengalir tanpa
hambatan. Gunakan metode seperti mind mapping, analisis morfologi, atau
analisis TRIZ untuk memperluas spektrum ide. Misalnya, ide-ide dapat
mencakup penggunaan teknologi filtrasi canggih, penggunaan bahan kimia
ramah lingkungan, atau pengembangan sistem pemantauan kualitas air
otomatis.
3. Seleksi Konsep Awal: Evaluasi ide-ide yang dihasilkan dalam sesi
brainstorming dan pilih beberapa konsep desain awal yang menjanjikan.
Pertimbangkan kriteria seperti kegunaan, fungsionalitas, kinerja, keamanan,
dan keberlanjutan. Konsep-konsep ini akan menjadi titik awal untuk
dikembangkan lebih lanjut. Misalnya, salah satu konsep desain awal dapat
melibatkan penggunaan teknologi membran mikrofiltrasi untuk
menghilangkan kontaminan dari air minum.
4. Pengembangan Konsep: Ambil konsep desain yang dipilih dan kembangkan

15
lebih lanjut. Gunakan teknik seperti sketsa, gambar 2D atau 3D, pemodelan
fisik, atau perangkat lunak CAD untuk mengembangkan visualisasi yang
lebih jelas tentang konsep tersebut. Pertimbangkan juga aspek material,
proses produksi, dan kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang relevan.
Misalnya, desain membran mikrofiltrasi dapat diperinci dengan
menunjukkan bagaimana membran akan ditempatkan dalam sistem
pengolahan air.
5. Analisis dan Evaluasi Konsep: Lakukan analisis dan evaluasi terhadap
konsep-konsep desain yang dikembangkan. Gunakan metode seperti
analisis SWOT, analisis risiko, atau analisis keberlanjutan untuk
mengevaluasi kelebihan dan kekurangan masing-masing konsep.
Pertimbangkan juga faktor-faktor seperti biaya produksi, ketersediaan
bahan baku, dan kemudahan manufaktur. Misalnya, konsep filtrasi mikro
dapat dievaluasi dari segi kinerja, efisiensi, biaya produksi, dan dampak
lingkungan.
6. Seleksi Konsep Terbaik: Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi, pilih satu
atau beberapa konsep desain terbaik yang paling memenuhi kebutuhan
pelanggan dan sasaran perancangan. Gunakan pertimbangan seperti tingkat
inovasi, keunggulan kompetitif, dan kelayakan bisnis untuk membuat
keputusan yang tepat. Misalnya, konsep desain filtrasi mikro dapat dipilih
sebagai solusi yang paling memenuhi kebutuhan pelanggan dan mempunyai
keunggulan kompetitif.
7. Pengujian dan Perbaikan: Setelah memilih konsep desain terbaik, lakukan
pengujian lebih lanjut untuk memvalidasi kinerja, keamanan, dan kegunaan
konsep tersebut. Gunakan pemodelan matematika, simulasi, atau prototipe
untuk menguji desain secara praktis. Dapatkan umpan balik dari pengguna
atau pihak terkait dan gunakan informasi tersebut untuk melakukan
perbaikan pada konsep desain. Misalnya, prototipe sistem filtrasi mikro
dapat dibangun dan diuji untuk menguji kemampuannya dalam
menghilangkan kontaminan dari air minum.
8. Validasi Akhir: Setelah melakukan pengujian dan perbaikan. Setelah
pengujian dan perbaikan dilakukan, konsep desain yang telah diperbaiki

16
dapat divalidasi secara akhir. Misalnya, prototipe sistem filtrasi mikro dapat
dites di lapangan dengan melibatkan pengguna sebenarnya untuk
memastikan bahwa konsep tersebut memenuhi kebutuhan dan ekspektasi
mereka.
Proses identifikasi konsep desain ini memberikan kerangka kerja yang
sistematis untuk mengembangkan solusi terbaik dalam perancangan produk kimia
yang memenuhi kebutuhan pelanggan

2.3.2 Kriteria Evaluasi Desain Produk yang Digunakan Untuk Menentukan


Solusi Terbaik
Dalam menentukan solusi terbaik dalam perancangan produk, kriteria
evaluasi desain produk sangat penting. Kriteria evaluasi ini membantu dalam
membandingkan dan mengukur kualitas berbagai konsep desain untuk menemukan
solusi yang paling memenuhi kebutuhan pelanggan dan tujuan perancangan.
Berikut adalah beberapa kriteria evaluasi desain produk yang umum digunakan:
1. Kepuasan Pelanggan: Seberapa baik solusi desain memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan? Evaluasi ini melibatkan pemahaman mendalam tentang
preferensi, keinginan, dan kebutuhan pelanggan yang ditetapkan selama
fase pemahaman kebutuhan.
2. Kinerja: Seberapa baik solusi desain dalam melakukan tugas-tugas yang
diharapkan? Evaluasi ini melibatkan aspek-aspek seperti efisiensi,
kehandalan, kecepatan, kapasitas, dan kualitas hasil yang dihasilkan oleh
produk kimia.
3. Keamanan: Sejauh mana solusi desain menjaga keselamatan pengguna dan
lingkungan? Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap potensi bahaya atau
risiko yang dapat timbul dari penggunaan produk kimia serta langkah-
langkah yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan risiko
tersebut.
4. Keberlanjutan: Seberapa ramah lingkungan solusi desain? Evaluasi ini
melibatkan pertimbangan terhadap dampak produk terhadap lingkungan,
termasuk penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, efisiensi energi, dan
kemampuan untuk didaur ulang atau dibongkar pasang.
5. Ketersediaan Sumber Daya: Sejauh mana solusi desain dapat

17
diimplementasikan dengan sumber daya yang tersedia? Evaluasi ini
melibatkan pertimbangan terhadap faktor-faktor seperti biaya produksi,
ketersediaan bahan baku, keahlian teknis yang diperlukan, dan kemampuan
produksi yang ada.
6. Inovasi: Sejauh mana solusi desain memperkenalkan inovasi yang baru dan
memberikan nilai tambah dibandingkan dengan produk yang sudah ada di
pasar? Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap tingkat kebaruan,
keunikan, dan keunggulan kompetitif dari solusi desain yang diusulkan.
7. Keberlanjutan Bisnis: Sejauh mana solusi desain mendukung sasaran bisnis
perusahaan? Evaluasi ini melibatkan pertimbangan terhadap faktor-faktor
seperti potensi pasar, keuntungan yang diharapkan, pengembalian investasi,
dan kecocokan dengan strategi bisnis perusahaan.
Setiap kriteria evaluasi ini harus diberi bobot yang sesuai dengan kebutuhan
dan prioritas perusahaan. Tim desain dan pemangku kepentingan terkait harus
bekerja sama untuk mengidentifikasi dan menetapkan kriteria evaluasi yang paling
relevan untuk menentukan solusi terbaik dalam perancangan produk kimia.

2.3.3 Terapkan Metodologi yang Sesuai Untuk Mengidentifikasi Dan


Mengevaluasi Konsep Desain yang Berbeda Untuk Produk Kimia Yang
Dibutuhkan oleh Pelanggan dan Solusi Terbaik yang Dipilih
Berikut ini metodologi yang dilakukan dalam desain produk sabun dengan
bahan utama soft oil.
1. Pemahaman Kebutuhan Pelanggan
Pemahaman kebutuhan pelanggan dilakukan melalui survei, survey
dilakukan untuk memahami kebutuhan pelanggan terkait produk kimia yang akan
dirancang dan mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi, preferensi mereka,
dan kriteria penting yang harus dipenuhi oleh produk.
Sebanyak 31 responden diperoleh berdasarkan hasil pelaksanaan pendataan
yang dipublikasikan melalui media Google Form. Total data yang diperoleh
merupakan hasil kuesioner yang diperiksa kelengkapan jawabannya. Data dengan
jawaban yang tidak lengkap atau tidak valid dibuang agar tidak mempengaruhi hasil
analisis data penelitian. Berikut adalah hasil penyebaran angket minat masyarakat
dalam menggunakan produk sabun dengan bahan utama soft oil.

18
A. Profil Responden
Berikut adalah diagram yang menunjukkan jenis kelamin dari responden:

Berikut adalah tabel yang menunjukkan jenis kelamin dari responden:


No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki-laki 20 64,5
2. Perempuan 11 34,5
Jumlah 31 100

Ditinjau dari jenis kelamin, perempuan paling banyak berjumlah 20 siswa,


disusul laki-laki sebanyak 11 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan 9
antara laki-laki dan perempuan.

B. Pola Kebiasaan Responden dalam Memilih Produk Sabun


1. Penggunaan sabun dalam masyarakat indonesia
Grafik di bawah ini menunjukkan jenis sabun apa yang pernah digunakan
reponden:

Berdasarkan diagram, Dapat dilihat bahwa responden yang pernah


menggunakan sabun batang saja sebanyak 3 orang, responden yang pernah
menggunakan sabun cair saja sebanyak 7 orang, dan responden yang pernah
menggunakan sabun cair dan sabun batang sebanyak 21 orang.

19
Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan jumlah responden yang
sering menggunakan sabun batang.

Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa responden yang sering


menggunakan sabun batang sebanyak 11 orang, dan orang yang tidak sering
menggunakan sabun batang sebanyak 20 orang. Yang berarti banyak responden
yang jarang menggunakan sabun batang.

Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan jumlah responden yang


sering menggunakan sabun cair.

Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa responden yang sering


menggunakan sabun batang sebanyak 10 orang, dan orang yang tidak sering
menggunakan sabun batang sebanyak 21 orang. Yang berarti banyak responden
yang sering menggunakan sabun cair.

2. Biaya yang dikeluarkan responden untuk membeli sabun


Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan seberapa besar biaya yang
mau dikeluarkan responden untuk membeli sabun.

20
Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa biaya yang mau dikeluarkan respon
pada rentang < Rp. 10.000 sebanyak 29%, pada rentang Rp. 10.000 - Rp. 25.000
sebanyak 38,7%, pada rentang Rp. 25.000 - Rp. 50.000 sebanyak 25,8%, dan pada
pada rentang > Rp. 50.000 sebanyak 6,5%. Dari grafik ini ada diketahu bahwa harga
sabun yang diminati masyarakat < Rp. 50.000.

3. Bahan dasar pada sabun yang diminati digunakan responden


Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan bahan dasar pada sabun
yang diminati digunakan responden.

Berdasaran grafik dapat diketahui bahan dasar yang diminati responden


pada sabun adalah soft oil .

4. Jumlah responden yang pernah menggunakan sabun yang berbahan dasar


soft oil
Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan bahan dasar pada sabun
yang diminati digunakan responden.

21
Berdasar grafik sebesar 61,3% responden pernah menggunakan sabun yang
berbahan dasar soft oil, sedangkan sebanyak 28,7% responden tidak pernah
menggunakan sabun yang berbahan dasar soft oil.

5. Kertertarikan responden terhadap sabun dari bahan dasar soft oil


Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan kertertarikan responden
terhadap sabun dari bahan dasar soft oil.

Berdasarkan grafik dapat diketahui seluruh responden tertarik untuk


mengguanakan sabun yang berbahan dasar soft oil.

6. Kriteria-kriteria yang diperhatikan responden dalam memilih produk sabun


Berikut ini merupakan grafik yang menunjukkan kriteria-kriteria yang
diperhatikan responden dalam memilih produk sabun.

Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa responden yang memperhatikan

22
kandungan yang terdapat di dalam sabun ketika membeli sabun sebanyak 19 orang,
responden yang memperhatikan kemasan sabun ketika membeli sabun sebanyak 7
orang, responden yang memperhatikan aroma sabun ketika membeli sabun
sebanyak 29 orang, responden yang memperhatikan merk sabun ketika membeli
sabun sebanyak 8 orang, dan responden yang memperhatikan harga sabun ketika
membeli sabun sebanyak 8 orang. Yang berarti dapat disimpulkan responden lebih
memperhatikan kandungan dan aroma sabun ketika membeli suatu produk sabun.
Dari hasil distribusi survey terlihat bahwa sebagian besar responden telah
menggunakan sabun dalam aktivitas sehari-hari. Banyak orang yang sudah
mengetahui sabun mana yang mereka suka, dan masih banyak lagi yang masih mau
mengeksplorasi untuk membeli varian sabun lainnya. Salah satu hal terpenting bagi
responden saat memilih sabun adalah kandungan dan aroma sabun. Selain itu, dari
hasil survey banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan sabun yang
berbahan dasar soft oil.

2. Analisis Pasar
a) Segmentasi Pasar
Segmentasi ini dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan
variabel demografi seperti: usia, jenis kelamin, pendapatan, ras, pendidikan,
dan pekerjaan.
• Umur
Produk sabun natural dapat digunakan oleh kalangan anak-anak
hingga lansia
• Jenis Kelamin
Produk sabun natural dapat digunakan pada semua gender. Untuk
ibu-ibu hamil disarankan melilih sabun natural yang tidak
mengandung essential oil.
• Pendapatan
Produk sabun natural dapat dibeli oleh kalangan menengah ke atas,
karena produk sabun natural memiliki harga yang terjangkau pada
kalangan menengah ke atas.

23
b) Target Pasar
Targeting ditujukan pada kelompok konsumen sasaran. Produk
sabun natural memiliki target pasar, mulai dari anak-anak hingga manula.
c) Rencana Penjualan
Produk sabun dijual melalui distributor (yaitu toko kelontong,
minimarket) serta pemasaran online melalui berbagai platform penjualan
online di Indonesia. Produk sabun juga terus meningkatkan penjualan
dengan mencari kerjasama dengan perusahaan atau distributor yang lebih
besar.

3. Ideation dan Konsep Generasi


Melalui sesi brainstorming dan kreativitas, dihasilkan berbagai konsep
desain yang berbeda untuk produk kimia. Teknik yang digunakan yaitu sketsa
desain produk.
a. Desain Logo Produk
Berikut ini logo yang akan digunakan pada produk sabun.

24
b. Desain Produk Sabun Batang

Produk sabun yang di produksi memiliki bentuk segi empat dengan warna yang
beragam tergantung dari aoma sabun dan pada sabun juga akan dipress logo produk. Sabun
yang diproduksi juga ada variasi yang terdapat penambahan bahan-bahan natural seperti
susu, strawberry, madu, kopi dan jenis buah lainnya yang dapat memberikan manfaat yang
baik pada kulit. Untuk konsumen yang memiliki kulit sensitif kami juga menghadirkan
sabun yang tidak mengandung perwarna dan essential oil. Hal ini dikarenakan pewarna
yang terlalu banyak dan essential oil yang dikandung sabun apat bereaksi dengan kulit
sensitif.

Sabun termasuk produk yang cukup rentan terhadap pengaruh kelembaban


udara. Oleh karena itu butuh bahan yang tepat untuk packaging sabun. Untuk
kemasan sabun kami menggunakan kemasan luar dan kemasan dalam. Untuk
kemasan luar digunakan art paper atau ivory paper karena ukurannya lebih tebal
dan tahan lama, selain itu kertas art paper mampu mempertahankan ketajaman
warna ketika dicetak. Dan untuk kemasan dalam digunakan wrapping paper yang

25
diberi logo. Hal ini bertujuan supaya produk sabun tidak mudah terpapar
kelembapan udara dari luar yang mampu menurunkan kualitasnya nanti. Pada
kemasan sabun juga disajikan komposisi-komposisi yang terkandung di dalam
sabun dan penjelasan mengenai cara penyimpanan sabun agar natural soap menjadi
lebih tahan lama.

c. Desain Produk Sabun Cair

Pada produk sabun cair kemasan yang akan digunakan adalah bottle pump
dan standing pouch. Produksi sabun cair dengan kemasan standing pouch bertujuan
agar konsumen yang membeli sabun cair dengan kemasan bottle pump bisa
melakukan refill dengan membeli sabun cair dengan kemasan standing pouch.

4. Evaluasi Konsep Desain


Dilakukan evaluasi terhadap kinerja produk, kemanana produk dan
keasannya dan efektifitas biaya produk. Untuk evaluasi kepuasan pelanggan
dilakukan survey kelapangan.
Berikut ini data biaya produksi dan keuntungan dari produk sabun.

Kapasitas
No Produk Harga/ unit Jumlah
Produk/Bulan

Sabun
1 4.500.883 Rp 8.000 Rp 36.007.064.000
Batang

26
Sabun Cair
2 Pump 600.000 Rp. 35.000 Rp. 21.000.000.000
bottle
Sabun Cair
3 Standing 1.851.025 Rp. 20.000 Rp. 37.020.500.000
Pouch

Total Rp. 94.027.564.000

Profit = Pendapatan Perbulan - (Modal Bahan Baku Perbulan + Modal Kemasan


+ Biaya Utilitas + Biaya Distribusi)
= Rp. 94.027.564.000 – (Rp.7.561.092.000– Rp. 8.976.245.750 + Rp.
34.326.129 + Rp. 443.640.000 + Rp. 150.000.000)
= Rp. 76.862.260.121
Dalam perhitungan profit ini biaya tenaga kerja diabaikan sehingga nilai
profit yang didapat merupakan nilai yang bukan sebenarnya.

5. Seleksi Solusi Terbaik


Setelah melakukan evaluasi konsep desain. Dilakukan seleksi untuk solusi
terbaik dengan memerhatikan biaya, dampak lingkungan dan kepuasan pelanggan
terhadap produk.

27
DAFTAR PUSTAKA

Reza, P. 2022. Proses Desain Produk: Pengertian, Cara, dan Tips Sukses
Melakukannya. https://store.sirclo.com/blog/proses-desain-produk/.
Luke, A. 2022. 5 Hal Ini Perlu Diperhatikan dalam Membuat Desain Produk
Kemasan..https://hypeabis.id/read/10784/5-hal-ini-perlu-diperhatikan-
dalam-membuat-desain-produk-kemasan.
Masruroh, N. A., & Bastian, I. 2018. Akuntansi Manajemen Berbasis Desain. UGM
PRESS.
Arendra, A. 2021. Dasar Perancangan dan Desain Engineering. Media Nusa
Creative (MNC Publishing).

28

Anda mungkin juga menyukai