Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

PERANCANGAN PRODUK

(Chapter 6)

Disusun Oleh :

 Devy listiawati (1761 2011 262)

 Daryono (1761 2011 234)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dari salah satu tugas yang diberikan

dalam mata kuliah Kwirausahaan dengan judul Perancangan Produk

Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu,

kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan

makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dosen yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II....................................................................................................................................... 3

2.1 Perancangan Produk...................................................................................................... 3

2.2 Produk Konsumen ......................................................................................................... 3

2.3 Klasifikasi Produk Konsumen ...................................................................................... 4

2.4 Klasifikasi Barang Industri ........................................................................................... 5

2.5 Tahap – tahap dalam Perancangan Produk................................................................. 6

2.6 Inovasi Produk................................................................................................................ 9

2.7 Penetapan Merek Produk.............................................................................................. 11

BAB III..................................................................................................................................... 10

PENUTUP............................................................................................................................... 10

KESIMPULAN........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang

manufaktur. Desain produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah

dan harga jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan

secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan

produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak

hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya.

Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang

sering disebut segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya

rendah, dan jadwal yang tepat. Selanjutnya segitiga aspek produk di atas

dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu desain

harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas

korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain

suatu produk, harus memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi

dari produk yang didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi

produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode pendekatan mikro (MC,

MR, Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen

Keuangan (BEP).

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apakah Perencanaan Produk itu ?

2. Apakah Produk Konsumen itu ?

3. Apasaja Klasifikasi Produk Konsumen?

4. Apasaja Klasifikasi Barang Industri ?

5. Apakah Inovasi Produk itu ?

6. Bagaimana Penetapan Merek Produk ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk Mengetahui Perencanaan Produk

2. Untuk Mengetahui Produk Konsumen

3. Untuk Mengetahui Apasaja Klasifikasi Produk Konsumen

4. Untuk Mengetahui Apasaja Klasifikasi Barang Industri

5. Untuk Mengetahui Inovasi Produk

6. Untuk Mengetahui Bagaimana Penetapan Merek Produk

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perancangan Produk

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena

produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan

ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan

untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu produk harus

memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain baik dari segi

kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan, garansi, dan rasa

agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan membeli

produk tersebut.

Perancangan produk adalah penyusunan konsep yang lebih jelas,

defaul dan sistematis dari pada gagasan produk baru ataupun modifikasi

produk lama dalam bentuk gambar teknis (engineering drawing) untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan (market pull) ataupun memanfaatkan

inovasi teknologi (market technology push). perancangan biasanya dibuat

dalam bentuk perancangan rekayasa (engineering design), dan

perancangan industri (indutri design).

2.2 Produk Konsumen

Produk Konsumen adalah produk barang atau jasa yang konsumennya

adalah konsumen rumah tangga sebagai pemakai akhir di mana produk

dari produsen yang terjual dan dibeli konsumen akan dipakai dan

dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kembali.

Produk konsumen dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, Barang konsumsi

dan Barang Produksi (barang Industri)

Barang konsumsi ialah yaitu barang yang dipakai secara langsung atau

tidak langsung oleh konsumen untuk keperluan pribadi atau rumah

tangga yang bersifat sekali habis atau barang yang dibeli untuk konsumsi

akhir Sedangkan barang-barang industri adalah barang yang

3
dipergunakan untuk memproduksi atau dalam hal menjalankan

perusahaan atau lembaga pemerintah atau lembaga swasta

2.3 Klasifikasi Produk Konsumen

Produk konsumen dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :

1. Convenience Goods

Barang convenience adalah barang yang sering dibeli, harganya tidak

mahal dan keputusan membeli tidak memerlukan banyak pertimbangan

atau berdasarkan kebiasaan saja. Barang convenience dibagi menjadi

beberapa jenis, yakni :

a. Barang Bahan Pokok / staples goods

Adalah barang yang sering dibeli rutin tanpa banyak pertimbangan yang

umumnya merupakan barang kebutuhan sehari-hari seperti obat, bahan

makanan, dan lain sebagainya.

b. Barang Dorongan Hati Sesaat / Impulse Goods

Adalah barang-barang yang dibeli tanpa adanya perencanaan dan

pertimbangan yang matang seperti makanan ringan di rak antrian kasir.

c. Barang Darurat dan Mendesar / Emergency Goods

Adalah barang yang dibeli ketika masa-masa kritis atau darurat seperti

jasa tambal ban, ambulan, mobil derek, pemadam kebakaran, dll.

2. Shopping Goods

Barang Shopping adalah barang yang untuk memutuskan membelinya

butuh pertimbangan seperti dengan melakukan perbandingan dan

pencarian informasi produk dari berbagai sumber. Jenis barang ini dibagi

menjadi dua macam, yaitu :

a. Homogenous Shooping Goods

adalah barang yang pada dasarnya sama namun harga tiap toko beda

sehingga konsumen mencari harga termurah. Contoh : Mobil, motor,

televisi, kaset tape, dsb.

b. Heterogenous Shopping Goods

4
adalah barang yang dianggap berbeda dan ingin melihat mutu dan

kecocokan barang terlebih dahulu di mana ciri dan keunikan lebih

berpengaruh dibandingkan dengan harga. Contohnya seperti perabot

rumah tangga, parts komputer, dan lain-lain.

3. Unsought Good / Barang Yang Tidak Dicari

Unsought goods adalah barang yang belum diinginkan dan tidak

diketahui oleh konsumen potensial. Jenis barang ini dapat kita bagi

menjadi dua macam, yaitu :

a. New Onsought Goods / Barang Unsought Baru

adalah barang yang benar-benar baru sehingga tidak dikatahui konsumen

seperti laptop dan ponsel yang akan dirilis.

b. Regularly Unsought Goods / Barang Unsought Rutin

adalah barang yang selalu tidak dicari tetapi belum tentu tidak butuh

seperti produk peti mati, batu nisan, dan lain sebagainya.

4. Specialty Goods

Specialty goods adalah barang eksklusif, unik dan mahal yang hanyak

bisa dimiliki segelintir orang saja namun dicari orang seberapa pun

harganya dan tempat belinya seperti produk jam merek terkenal, jaguar,

dsb.

5. Produk Industri / Industrial Goods

Produk industri adalah produk yang dipakai perusahaan untuk

operasional menghasilkan barang dan atau jasa. Produk industri dapat

dibagi menjadi beberapa kategori seperti produk instalasi, peralatan

tambahan, persediaan, pelayanan, bahan mentah, komponen dan lain-lain

2.4 Klasifikasi Barang Industri

Barang industri dapat diklasifikasikan berdasrkan bagaimana cara barang

tersebut memasuki proses produksi dan kemahalan relatifnya, barang

industry dapat dibedakan menjadi :

1. Bahan Baku dan Suku Cadang (materials and parts) adalah barang yang

seluruhnya masuk ke produk produsen tersebut. Barang ini terbagi

5
lagi dalam dua kelompok, yaitu bahan mentah serta bahan baku dan

suku cadang yang diproduksi. Bahan mentah terdiri dari dua

kelompok : produk pertanian dan produk alam.

Bahan baku dan suku cadang yang diproduksi dibagi menjadi dua

kategori : bahan baku komponen (besi, benang, semen) dan suku

cadang komponen (mesin kecil, ban, cetakan). Bahan baku komponen

(component materials) biasanya diolah lebih lanjut.

2. Barang Modal (Capital item) adalah barang tahan lama yang

memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang

modal meliputi dua kelompok, instalasi (pabrik, kantor) dan peralatan

(generator, bor, elevator).

3. Perlengkapan dan layanan bisnis (supplies and business service) adalah

barang dan jasa berumur pendek yang memudahkan pengembangan

dan pengelolaan produk jadi. Perlengkapan ada dua jenis : barang

pemeliharaan dan perbaikan (cat, paku, sapu) dan perlengkapan

operasional (pelumas, batu bara, buku, pensil).

2.5 Tahap – tahap dalam Perancangan Produk

Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada

kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian

secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan

tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat sebuah produk

biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research

dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market

research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen

butuhkan atau inginkan.

2. Brainstorming

Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai

curah pendapat, adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari

solusi/jalan keluar dari masalah yang didiskusikan. Dari proses

6
berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan dibuat,

cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya

kita ingin membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk

membuatnya dibutuhkan motor, chasing/wadah, filter/saringan,

hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.

3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam

merancang produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke

konsumen. Konsumen tentu saja menginginkan nilai tambah yang

ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya yang

dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research

diperlukan untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan

batasan ini kita memperoleh spesifikasi komponen-komponen dan

material apa saja yang akan dipakai.

4. Menggambar Produk

Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi

komponen-komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas,

kita akan mendapatkan ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar

dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3 dimensi lebih

mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam

3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks,

Inventor, Catia dll.

5. Review Produk

Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada

kekurangan pada rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap

gambar ini. Diskusi dengan melihat gambar produk biasanya lebih

mudah berkembang daripada hanya membayangkannya saja. Pada

tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil

yang optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika

7
produksi masal nanti. Pada tahap ini pula biasanya produk yang sedang

dirancang perlu dibenahi disana-sini.

6. Membuat Prototype/Sample

Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan

berbagai cara. Untuk produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan

mesin rapid prototyping, desain body mobil yang stylish bisa

dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk bisa

dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak

perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi),

namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak boleh ada

kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.

7. Uji Coba

Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita

buat ini benar-benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya

berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan lain-lain. Produsen telepon

seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji ponsel-

ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan

hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu

didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu

saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan produsen.

Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus

produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga

8. Poduksi Masal

Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar

konsumen tidak sampai menerima barang yang rusak.

9. Garansi

Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan

yang membuat produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-

waktu ada kerusakan pada barang tersebut. Banyak konsumen yang

8
lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk mendapatkan garansi

dan ketenangan dalam pemakaian produk

2.6 Inovasi Produk

Inovasi produk merupakan suatu proses yang berusaha memberikan

solusi terhadap permasalahan yang ada. Permasalahan yang sering terjadi

di dalam bisnis adalah produk yang bagus tetapi mahal atau produk yang

murah tetapi tidak berkualitas.

Sebagai pelaku usaha, kita harus peka terhadap keinginan client kita

yang kadang sulit kita terima. Keinginan yang paling umum adalah client

menginginkan produk yang bagus dengan harga yang murah.

Untuk menciptakan produk yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau kita harus jeli melihat berbagai peluang untuk

mewujudkannya. Peluang-peluang yang mungkin terjadi adalah

1. Mencoba mengurangi biaya produksi

Ini bisa dilakukan misalnya menambah kuantitas pembelian

bahan baku untuk mendapatkan potongan harga. Hal lain adalah

melakukan outsourcing ke perusahaan lain untuk mencegah biaya

sdm yang lebih tinggi. Atau kita juga bisa mencari celah-celah yang

bisa mengoptimalkan proses produksi

2. Memberikan layanan lain yang bisa memberikan subsidi harga.

Contoh yang terkenal adalah produsen kamera. Harga kamera

akan terus turun tetapi harga lensa tetap mahal.Pada lini ini mungkin

untung penjualan kamera sedikit, tetapi untung dari penjualan lensa

cukup tinggi sehingga bisa menopang penjualan kamera.

Berikut ini adalah 5 (lima) konsep dasar dalam melakukan inovasi di

produksi :

1. Simplify (Menyerderhanakan)

Artinya adalah penyerdehanaan suatu proses

Contoh:

Harus Menyolder ulang saat kaki komponen dipotong

9
Pasang Komponen→Masuk solder mesin → Potong kaki komponen →

solder ulang (4 langkah)

(Menyolder ulang setelah pemotongan kaki komponen untuk

menghindari solder crack)

Hal ini bisa dihindari dengan :

Potong kaki komponen → Pasang Komponen → Masuk solder mesih (3

langkah)

2. Combine (Menggabungkan)

Artinya adalah menggabungkan 2 (dua) proses atau lebih menjadi satu

proses

Contoh :

Di proses operator A dan proses operator B terdapat proses menyolder

dengan spesifikasi suhu yang sama, jika waktu soldernya

memungkinkan, maka proses menyolder di operator B dapat

dipindahkan ke proses A untuk mengurangi waktu handling yang ganda.

3. Integrate (mengintegrasikan / menyatupadukan)

Artinya menyatupadukan beberapa proses ke proses lainnya untuk

mengurangi transportasi dan handling yang berlebihan.

Contoh :

Memasukkan proses Preparation/sub proses  (misalnya pengguntingan

dan pembengkokkan kaki komponen) ke dalam Main line (jalur produksi

utama) untuk mengurangi transportasi dan handling.

4. Re-arrange (Mengatur ulang)

Artinya adalah mengatur ulang proses ataupun tata letak suatu proses

agar lebih efisien.

Contoh :

Mengatur ulang tata letak komponen di meja kerja sehingga operator

mudah mencapainya, hal ini dapat mempercepat operator dalam

melakukan prosesnya.

10
5. Eliminate (Menghilangkan / menyingkirkan / Meng-eliminasikan)

Artinya adalah menghilangkan atau menyingkirkan proses yang double

atau ganda maupun proses yang seharusnya tidak perlu dikerjakan.

2.7 Penetapan Merek Produk

American Marketing Association (Kotler & Keller, 2009:258)

mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain,

atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan

barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan

mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.

Strategi penetapan merek perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis,

baik elemen merek umum maupun unik yang diterapkan perusahaan

pada produk yang dijualnya. Keputusan strategi penetapan merek yang

pertama adalah apakah pemasar akan mengembangkan nama merek

untuk sebuah produk. Apabila memutuskan untuk memberi merek pada

produk atau jasanya, maka perusahaan itu harus memilih nama merek

mana yang akan digunakan. Terdapat empat strategi penamaan merek

menurut Kotler & Keller (2009:281) sebagai berikut:

1. Nama individual. Kelebihan utama strategi ini adalah perusahaan

tidak menghubungkan reputasinya dengan produk. Jika produk

gagal atau memiliki kualitas rendah, citra perusahaan tidak akan

terganggu.

2. Nama keluarga selimut. Banyak perusahaan menggunakan merek

korporat perusahaan mereka untuk seluruh produknya. Kelebihan

strategi ini adalah biaya pengembangan dengan jenis nama merek ini

lebih rendah. Strategi ini dapat memberikan nilai tidak berwujud

yang lebih besar bagi perusahaan.

3. Nama keluarga terpisah untuk semua produk

4. Nama korporat digabungkan dengan nama individual

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk

merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

di konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan

dari perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-

produk yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan,

pelayanan, garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk

mencoba dan membeli produk tersebut.

Perancangan produk adalah penyusunan konsep yang lebih jelas, defaul

dan sistematis dari pada gagasan produk baru ataupun modifikasi produk lama

dalam bentuk gambar teknis (engineering drawing) untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan (market pull) ataupun memanfaatkan inovasi teknologi (market

technology push). perancangan biasanya dibuat dalam bentuk perancangan

rekayasa (engineering design), dan perancangan industri (indutri design).

12
DAFTAR PUSTAKA

http://indonugraha.blogspot.com/2014/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-

x.html : 2014

https://www.academia.edu/7018332/Artikel_perancangan_produk : 2009
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html :
2013

13

Anda mungkin juga menyukai