Anda di halaman 1dari 13

RMK

D2M (BM.II.3)

PERENCANAAN PRODUKSI (OPERASI) BARANG JASA

KELOMPOK 6
Ni Putu Risna Yanti (1707522071)
Ni Putu Vera Andriyanti (1707522073)
Anak Agung Mirah Pradnyaswari (1707522106)

FEB UNUD
REGULER DENPASAR
SEMESTER GENAP 2019-2020
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................................................II
Bab I Pembahasan
1.1 Karakteristik Produk dan Bahan...........................................................1

1.2 Perkiraan Jumlah Produksi dan Persediaan (Produk/Bahan) .............3

1.3 Menentukan pilihan mutu dam kemasan..............................................4


1.4 Pemilihan peralatan mesin dan kapasitas produksi.............................6

Bab II Penutup
2.1 Kesimpulan..............................................................................................9

Daftar
Pustaka...........................................................................................................11
Lampiran (Jurnal)

II
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 KARAKTERISTIK PRODUK DAN BAHAN
 Karakteristik Produk
Menurut Kottler & Keller (2006), karakteristik produk adalah
kondisi yang berbeda dari suatu produk dibandingkan para
pesaingnya yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhan. Banyaknya variasi produk yang ditawarkan
oleh suatu perusahaan merupakan langkah untuk menghadapi
persaingan dalam merebut pangsa pasar.

Contohnya, dalam industri otomotif yang semakin berkembang ini, mobil


sudah menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari.

Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu:

1. Core benefit (manfaat inti) yaitu layanan atau manfaat yang


benar-benar dibeli pelanggan.

2. Basic product (produk dasar) yaitu bentuk dasar dari suatu


produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.

3. Expected product (produk yang diharapkan) yaitu serangkaian


atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh
pembeli pada saat membeli suatu produk.

4. Augmented product (produk tambahn) yaitu sesuatu yang


membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha
dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

5. Potential product (produk potensial) yaitu semua argumentasi


dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa
datang.

1
Klasifikasi Produk

Menurut Kotler, produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


kelompok, yaitu :

1. Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)

a. Barang-barang tidak tahan lama, seperti makana

b. Barang tahan lama, seperti sepatu, hp dll.

c. Jasa. Jasa adalah produk yang tak berwujud, Contohnya :


JNE.

2. Klasifikasi Barang Konsumen. Klasifikasi ini berdasarkan


kebiasaan belanja konsumen, yaitu

a. Barang sehari-hari adalah barang-barang yang sering dibeli


konsumen dengan segera dengan usaha yang minimum.

b. Barang Belanja Barang Belanja adalah barang yang


karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kecocokan,
kualitas, harga, dan gaya.

c. Barang khusus mempunyai karakteristik atau identifikasi


merek khusus. Contoh : Mobil-mobil mewah*

d. Barang yang tak dicari adalah barang yang tidak dikenal atau
tidak terpikirkan untuk dibeli. Contoh : Pemakaman dan Batu
nisan

3. Klasifikasi barang industry, barang industry diklasifikasikan


berdasarkan biaya relative mereka dan bagaimana mereka
memasuki proses produksi.
a. Bahan dan Suku Cadang : barang yang seluruhnya
menjadi bagian dari produk produsen. Contoh : kain.
b. Barang Modal : bahan tahan lama yang memfasilitasi
pengembangan atau pengolahan produk jadi

c. Layanan 2 Bisnis dan Pasokan adalah


barang dan jasa jangka pendek yang
memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produkk
jadi.

 Karakteristik Bahan

1. Bahan Baku: bahan mentah yang digunakan sebagai dasar untuk


pembuatan suatu produk, dimana bahan tersebut diolah kembali
melalui proses tertentu untuk dibuat menjadi bentuk yang lain.

2. Bahan Penolong: barang yang dimanfaatkan dalam proses


produksi, namun bukan merupakan bagian dari bahan baku utama
untuk produk yang dihasilkan

Misalnya: Pada toko roti. Terigu, telur, gula, dan bahan lainnya
merupakan bahan baku langsung, yang tanpa keberadaan mereka
produk tidak dapat dihasilkan. Bahan penolong dapat berupa tisu,
kardus, atau etalase.

1.2 PERKIRAAN JUMLAH PRODUKSI DAN PERSEDIAAN


(PRODUK/BAHAN)

Perakiraan jumlah produksi dan persediaan produk/bahan bisa dilakukan


dengan cara forecasting. Forecasting adalah peramalan (perkiraan)
mengenai sesuatu yang belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Peramalan
adalah memperkirakan sesuatu pada waktu-waktu yang akan datang
berdasarkan data masa lampau yang dianalisa secara ilmiah, khususnya
menggunakan metode statistika (Supranto, 1984:80).

Ramalan yang dilakukan umumnya berdasarkan data yang terdapat pada


masa lampau yang dianalisis dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Didalam peramalan kita selalu bertujuan agar hasil peramalan yang kita buat
bisa meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan.

Metode Peramalan dalam Perencanaan Produksi


dan Persediaan

Peramalan dapat dibagi berdasarkan jangka waktu sejalan dengan


kegunaannya. Karena derajat detil dan akurasi berkaitan dengan jangka
waktu, maka tipe peramalan dibagi berdasarkan kegunaan, detail, dan
jangka waktu. Peramalan bertujuan mendapatkan hasil yang bisa
meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur
dengan mean square error, mean absolute error dan sebagainya (Pangestu
S, 1986:3).

Selain itu peramalan dapat dikatagorikan dengan cara lain:

1. Berdasarkan pendapat subjektif orang-orang di lapangan penjualan dan


pemasaran

2. Berdasarkan indeks aktivitas usaha

3. Berdasarkan rata-rata data penjualan yang lalu

4. Berdasarkan analisis statistik data penjualan yang lalu

5. Berdasarkan kombinasi

1.3 MENENTUKAN PILIHAN MUTU DAM KEMASAN

Kemasan produk merupakan salah satu hal yang paling awal terlihat
oleh konsumen, dan selanjutnya akan menentukan ketertarikan konsumen
untuk membeli produk tersebut. Dengan sendirinya, produk yang kurang
dikemas dengan baik tentu menjadi kurang dilirik konsumen

Kemasan yang cantik dan mendukung produk juga berfungsi sebagai icon
yang bisa membuat pelanggan selalu ingat dengan produk yang dijual.
Ketika memilih kemasan produk, ada lima jenis pemilihan mutu dan
kemasan,antara lain

1. Target market. 4

Ketika memutuskan untuk menjual produk, pasti Anda


sudah memiliki pangsa pasar atau target market sendiri. "Penentuan
target market bisa menentukan jenis dan model kemasan yang sesuai
untuk produk yang akan dijual," ungkap Lia Susetio, Senior
Manager, Integrated Marketing Content & Connection Coca Cola
kepada Kompas Female, dalam acara yang sama. Kemasan produk
yang ditujukan untuk anak-anak, anak muda, dan orang tua, pasti
sangat jauh berbeda. Dengan mengenali target market yang akan
disasar, Anda akan mengetahui desain kemasan yang sesuai untuk
masing-masing kalangan usia. Model dan jenis kemasan yang tidak
sesuai dengan target market yang dituju akan membuat penjualan
produk menjadi kurang maksimal.
2. Ergonomis
Selain produk yang menarik, kemasan pun harus dibuat semenarik
mungkin atau eye catching. Produk yang menarik mata, dengan
warna dan desain yang unik, akan menarik buat konsumen. Kemasan
juga harus punya nilai ergonomis, yang menonjolkan kenyamanan
untuk konsumen maupun penjualnya. Kenyamanan kemasan produk
merupakan hal yang dicari konsumen, karena memudahkan
konsumen untuk menikmati produknya. Selain itu, produk yang
ergonomis juga praktis, mudah dibawa, nyaman dipegang, dan lain
sebagainya.
3. Ciri khas
Sampai saat ini, sudah banyak jenis dan model kemasan yang
menarik. Untuk lebih menarik konsumen, sebaiknya pilih kemasan
yang berbeda dan unik. Jika perlu, jadikan kemasan produk menjadi
salah satu ciri khas dari produk yang dijual. "Bentuk kemasan yang
unik dan berbeda bisa membuat pelanggan jadi selalu ingat, bahkan
menjadikan produk tersebut ikon dari produk sejenisnya.

5
4. Ukuran.
Sesuaikan ukuran kemasan dengan ukuran produk yang dijual.
Hindari kemasan yang terlalu besar atau terlalu kecil agar produk tak
rusak, dan sesuaikan juga dengan kebutuhan konsumen. "Ketika
bicara minuman, maka untuk mengemas minuman dalam ukuran dua
sampai tiga kali minum sudah habis berarti botolnya tidak perlu
terlalu besar, karena tidak efektif," tambahnya.
5. Special pack.
Tak lengkap rasanya menjual produk dengan kemasan yang menarik
tanpa memberikan promosi apapun. Cobalah untuk jeli melihat
keadaan dan momen acara besar yang sedang terjadi. Misalnya saat
momen hari raya, tak ada salahnya untuk memberikan special pack
dengan warna, desain, sampai penawaran promo yang menarik.

1.4 PEMILIHAN PERALATAN MESIN DAN KAPASITAS


PRODUKSI
Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah
mesin dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau
peralatan, harus dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan
dengan jumlah produksi barang atau jasa yang dihasilkan. Faktor-
faktor yang mempenngaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah:
1. Kapasitas mesin
2. Kecocokan (compatibility)
3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan
4. Keterandalan dan purna jual
5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan
pemeliharaan
6. Keamanan
7. Penyerahan
8. Keadaan pengembangan
9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.

Faktor-faktor tersebut menjadi hahan


6
pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi 
pembelian mesin yang  kelebihan  atau  kekurangan beban dan
terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan.  
Selain faktor pemilihan mesin, juga dipertimbangkan penentuan
jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia
yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan lain
didasarkan pada ternis dan ekonomis.
Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.    Mesin yang bersifat  umum atau serbaguna
Mesin-mesin ini  dapat  digunakan untuk mengerjakan pelbagai
macam pekerjaan. Misalnya mesin gergaji pada
perusahaan pemotong kayu.
2.    Mesin yang bersifat khusus
Mesin bersifat khusus yaitu mesin-mesin yang penggunaannya
hanya satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula
pasir.
Keputusan kapasitas produksi ditentukan juga oleh kemampuan
mesin/fasilitas produksi yang terpasang. Kapasitas produksi diukur
dalam bentuk unit-unit phisik berdasarkan output maksimum yang
dihasilkan oleh proses produksi atau berdasarkan jumlah masukan
yang tersedia pada setiap periode operasi.

Langkah-langkah Penetapan Kapasitas Produksi


1. Penetapan Kapasitas Produksi yang Diperlukan
• Informasi data berdasarkan hasila peramalan kebutuhan
• Existing process bottlenecks
2. Formulasi Alternatif-alternatif untuk Memenuhi Kapasitas yang
dibutuhkan mendatang
• Pemilihan dan penetapan tipe teknologi yang diaplikasikan
• Penetapan kebijakan sentralisasi atau desentralisasi pabrik
• Kemungkinan melakukan sub-kontrak

3. Analisis dan Evaluasi Alternatif


• Keputusan diambil berdasarkan pada faktor-faktor ekonomi seperti
biaya, revenues, dan resiko-resiko
• Dampak yang bersifat strategis seperti : kompetisi, fleksibilitas,
kualitas dan penyesuaian organisasi/manajemen
8
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN

Menurut Kottler & Keller (2006), karakteristik produk adalah


kondisi yang berbeda dari suatu produk dibandingkan para
pesaingnya yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhan. Banyaknya variasi produk yang ditawarkan
oleh suatu perusahaan merupakan langkah untuk menghadapi
persaingan dalam merebut pangsa pasar.

Perakiraan jumlah produksi dan persediaan produk/bahan


bisa dilakukan dengan cara forecasting. Forecasting adalah
peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi
(Pangestu S, 1986:1). Peramalan adalah memperkirakan sesuatu
pada waktu-waktu yang akan datang berdasarkan data masa lampau
yang dianalisa secara ilmiah, khususnya menggunakan metode
statistika (Supranto, 1984:80). Ramalan yang dilakukan umumnya
berdasarkan data yang terdapat pada masa lampau yang dianalisis
dengan menggunakan cara-cara tertentu. Didalam peramalan kita
selalu bertujuan agar hasil peramalan yang kita buat bisa
meminimumkan pengaruh ketidakpastian terhadap perusahaan.
Kemasan produk merupakan salah satu hal yang paling awal
terlihat oleh konsumen, dan selanjutnya akan menentukan
ketertarikan konsumen untuk membeli produk tersebut. Dengan
sendirinya, produk yang kurang dikemas dengan baik tentu menjadi
kurang dilirik konsumen.

Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah


mesin dan peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau
peralatan, harus dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan
dengan jumlah produksi barang atau jasa yang dihasilkan.

Faktor-faktor 9 tersebut menjadi hahan


pertimbangan manajer operasi sehingga tidak terjadi 
pembelian mesin yang  kelebihan  atau  kekurangan beban dan
terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan.  
Selain faktor pemilihan mesin, juga dipertimbangkan penentuan
jumlah mesin karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia
yang dimiliki, khususnya operasi mesin, pertimbangan lain
didasarkan pada ternis dan ekonomis.
10
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai